Anda di halaman 1dari 8

GEOGRAFI

(ANALISIS 5W+1H)
MAGDALENA VANIA N
10 IPS 1

PERINTAH
Carilah artikel, berita atau tulisan tentang bencana alam di internet atau surat kabar
yang pernah terjadi di Indonesia. Dengan menggunakan sudut pandang geografi,
jawablah enam pertanyaan pokok, yaitu what, where, when, why, who, dan how.

JAWABAN

Artikel yang saya pilih dan akan saya gunakan dalam mengerjakan tugas
hari ini adalah Erupsi Gunung Merapi, Tahun 2010.
Agar memudahkan pengerjaan (juga supaya lebih jelas), saya akan
menuliskan secara singkat terlebih dahulu runtutan peristiwa, kronologis
bagaimana peristiwa 2010 ini telah terjadi. Baru setelah itu, akan dijawab
pertanyaan
5W1H.

Akhir Cerita Antara Mbah Maridjan dan Merapi


26 Oktober 2010

Sepuluh tahun silam, Jumat 5 November 2010, Gunung Merapi mengalami erupsi.
Suara gemuruh terdengar, hujan kerikil, dan hujan abu vulkanik pekat pun
melanda.
Berdasarkan data Pusdalops BNPB per tanggal 27 November 2010, bencana
erupsi Gunung Merapi ini telah mengakibatkan 277 orang meninggal di
wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan 109 orang meninggal di wilayah
Jawa Tengah.

Puluhan ribu orang mengungsi dan ribuan ternak mati. Bencana tersebut
mengakibatkan kerusakan dan kerugian besar di wilayah Magelang, Boyolali,
Klaten dan Sleman.

Dari catatan sejarah hari ini yang dihimpun, erupsi Gunung Merapi yang terletak di
perbatasan Jawa Tengah dan DIY ini terjadi mulai 26 Oktober 2010. Gunung itu
mengalami beberapa kali erupsi yang dimulai pada pukul 17.02 WIB.

Sejak saat itu, gunung dengan tinggi 2.930 meter tersebut mengalami serangkaian
erupsi dengan diiringi awan panas dan banjir lahar dingin hingga mencapai
puncaknya pada 5 November 2010. Erupsi masih berlanjut hingga beberapa waktu
kemudian.

Saya akan sertakan tabel Kronologi Erupsi merapi (deretan hari dan tanggal).

WAKTU PERISTIWA
PERISTIWA
20 September Status Gunung Merapi dinaikkan dari Normal menjadi
Waspada oleh BPPTK Yogyakarta.
21 Oktober Status berubah menjadi Siaga pada pukul 18.00 WIB.
25 Oktober BPPTK Yogyakarta meningkatkan status Gunung
Merapi menjadi Awas pada pukul 06.00 WIB.
26 Oktober Gunung Merapi memasuki tahap erupsi. Menurut
laporan BPPTKA, letusan terjadi sekitar pukul 17.02
WIB. Sedikitnya terjadi hingga tiga kali letusan.
Letusan diiringi keluarnya awan panas setinggi 1,5
meter yang mengarah ke Kaliadem, Kepuharjo. Letusan
ini menyemburkan material vulkanik setinggi kurang
lebih 1,5 km.
27 Oktober Gunung Merapi pun meletus. Dari sekian lama
penelitian gunung teraktif di dunia ini pun meletus.
28 Oktober Gunung Merapi memuntahkan Lava pijar yang muncul
hampir bersamaan dengan keluarnya awan panas pada
pukul 19.54 WIB.

Pada tanggal 26 Oktober 2010 itu, erupsi Merapi mencapai puncaknya. Mbah
Maridjan tetap teguh pendirian, berdiam diri di dalam rumahnya, hingga akhirnya
ditemukan tak bernyawa dalam posisi bersujud. Sang juru kunci rupanya sudah
sangat siap dengan apapun yang bakal terjadi.

Kemudian, saya akan sertakan tabel kedua untuk Kronologi Erupsi Merapi
(jam).

JAM PERISTIWA MENIT


PERISTIWA
Pukul 17.02 Mulai terjadi awan panas 9 menit
Pukul 17.18 Terjadi awan panas 4 menit
Pukul 17.23 Terjadi awan panas 5 menit
Pukul 17.30 Terjadi awan panas 2 menit
Pukul 17.37 Terjadi awan panas 2 menit
Pukul 17.42 Terjadi awan panas besar 33 menit
Pukul 18.00 - Terdengar suara gemuruh dari Pos -
18.45 Pengamatan Merapi di Jrakah dan Selo
Pukul 18.10, pukul Terdengan suara dentuman -
18.15, pukul 18.25
Pukul 18.16 Terjadi awan panas 5 menit
Pukul 18.21 kembali terjadi awan panas besar 33 menit
Dari pos Pengamatan Gunung Merapi Selo -
terlihat nyala api bersama kolom asap
membumbung ke atas setinggi 1,5 km dari
puncak Gunung Merapi
Pukul 18.54 Aktivitas awan panas mulai mereda -
Luncuran awan panas mengarah ke sektor -
Barat-Barat Daya dan sektor Selatan-
Tenggara

Erupsi Merapi 2010 tercatat salah satu yang paling dahsyat. Data Badan Nasional
Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan 341 orang tewas, 368 orang harus
mendapatkan perawatan di rumah sakit, dan 61.154 orang dievakuasi. Adapun
kerugian materi mencapai Rp 4,23 triliun, termasuk 3.307 bangunan yang
mengalami kerusakan.

Jika gajah mati meninggalkan gading atau harimau mati meninggalkan belang,
maka Mbah Maridjan mati meninggalkan Merapi, gunung paling berapi yang
masih lekat dengan pengabdiannya sampai nanti.

Wafatnya Juru Kunci Merapi Mbah Maridjan

Rangkaian letusan Gunung Merapi turut


merenggut nyawa sang juru kunci, Ki
Surakso Hargo atau Mbah Maridjan.

Dia meninggal dunia akibat semburan


awan panas letusan Gunung Merapi, di
Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta, Selasa 26 Oktober 2019.
Jenazah Mbah Maridjan ditemukan meninggal dunia dalam kondisi sujud oleh Tim
SAR gabungan di kediamannya, di Desa Cangkringan, Sleman, Yogyakarta yang
berjarak 5 Kilometer dari Gunung Merapi.

Mbah Maridjan meninggal diterjang awan panas di kediamannya. Dia memegang


teguh tanggung jawabnya sebagai penjaga Merapi sehingga menolak dievakuasi.

Sementara itu, desa yang menjadi tempat tinggal Mbah Marijan itu luluh lantak,
tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan.

Seluruh bangunan rumah penduduk hancur, hewan-hewan mati, tanaman-tanaman


hangus. Udara terasa panas. Debu di jalanan setebal 10 cm yang terinjak kakipun
masih terasa hangat.

Pria bernama asli Mas Penewu Suraksohargo mulai menjabat sebagai juru kunci
pada 1970 atas amanah Sultan HB IX. Setiap Gunung Merapi akan meletus, warga
setempat selalu menunggu komando dari beliau untuk mengungsi.
Pada saat Merapi menjadi Awas, Mbah Mardijan kembali menolak untuk
mengungsi. Dia tetap bertahan di rumahnya di Dusun Kinahrejo Umbulharjo,
Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Namun pada tanggal 26 Oktober 2010, terjadi
letusan Gunung Merapi yang disertai awan panas setinggi 1,5 kilometer. Gulungan
awan panas tersebut meluncur melewati kawasan tempat Mbah Maridjan
bermukim.

Pada Rabu 27 Oktober 2019, sesosok jenazah ditemukan bersujud di kamar mandi.
Jenazah itu ditemukan bersama 16 korban lainnya yang juga tewas di sekitar
rumah Mbah Maridjan.

Dengan menggunakan sudut pandang geografi, jawablah enam pertanyaan


pokok, yaitu what, where, when, why, who, dan how.

1. WHAT (APA)
Apa yang digunakan oleh masyarakat Jawa Tengah untuk mengungsi,
menjauhi bencana?
 Kebanyakan masyarakat mengungsi dengan menggunakan motor atau
berjalan kaki dibanding dengan mobil walaupun barangnya tertinggal.

Tambahan: Pernyataan ini berkaitan dengan konsep keterjangkauan


dalam Geografi.

Apa dampak dari Letusan Gunung Berapi ditahun 2010?


 Letusan gunung Merapi menyebabkan 291 rumah rusak dan 1 tanggul jebol
di Desa Ngepos akibat luapan lahar dingin.

Tambahan: Pernyataan ini berkaitan dengan konsep pola dalam


Geografi.

Apa isi himbauan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)


Syamsul Maarif?
 Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Syamsul Maarif
mengimbau agar masyarakat tetap mengikuti instruksi pemerintah untuk
berada di radius aman, yaitu 20 kilometer (km) dari puncak Gunung Merapi.
masyarakat juga diminta tidak beraktivitas di jarak 500 meter dari tiap sisi
sungai, khususnya sungai yang berhulu di Gunung Merapi, untuk
menghindari bahaya lahar dingin.
Tambahan: Pernyataan ini berkaitan dengan konsep jarak dalam
Geografi.
Apa pekerjaan dari sebagian besar masyarakat di daerah Gunung Merapi?
 Kebanyakan Masyarakat di Daerah gunung Merapi adalah peternak dan
petani.

Tambahan: Pernyataan ini berkaitan dengan konsep aglomerasi dalam


Geografi.

2. WHERE (DIMANA)
Dimana Lokasi terjadinya peristiwa Erupsi Gunung Merapi ini?
 Daerah Istimewa Yogyakarta, Kecamatan Srumbung dan Kecamatan Dukun,
Jawa Tengah.

Tambahan: Pernyataan ini berkaitan dengan konsep lokasi dalam


Geografi.

Dimana posisi Mbah Maridjan ketika awan panas telah bermunculan dan
gunung merapi telah erupsi?
 Mbah Maridjan ditemukan meninggal dunia dalam kondisi sujud di
kediamannya, Desa Cangkringan, Sleman, Yogyakarta yang berjarak 5
Kilometer dari Gunung Merapi.

3. WHEN (KAPAN)
Kapan terjadinya Letusan Gunung Merapi di Jawa Tengah?
 Pada Selasa tanggal 26 Oktober 2010, pukul 17.02 WIB.

4. WHY (KENAPA)
Kenapa Gunung Merapi di DIY, Jawa Tengah ini akhirnya ber-erupsi?
 Karena adanya aktivitas di dalam ruang magma. Bauran magma bercampur
dengan batuan sekitarnya. Saat magma bergerak, zat ini berinteraksi dengan
batuan di sekeliling ruang magma dan menyebabkan erupsi.

Kenapa Mbah Maridjan menolak untuk evakuasi, meninggalkan Gunung


Merapi?
 Karena dia memegang teguh tanggung jawabnya sebagai penjaga Merapi
sehingga menolak dievakuasi. Mbah Maridjan tetap menyerahkan hidup dan
matinya kepada Yang Maha Kuasa jika memang harus berkorban demi
tanggungjawabnya sebagai juru kunci.
Kenapa peristiwa Meletusnya Gunung Berapi ini diklaim sebagai Letusan
Terbesar sepanjang sejarah di Indonesia?
 Peristiwa meletusnya gunung Merapi 2010 dan 1872 berkali-kali lipat lebih
parah karna lebih mengakibatkan banyaknya jumlah korban daripada
gunung nusantara yg pernah meletus. Pada letusan 1872, jumlah material
vulkanik yang dilontarkan oleh Gunung Merapi selama proses erupsi
mencapai 100 juta meter kubik. Sementara itu, hingga kini jumlah material
vulkanik yang telah dimuntahkan Gunung Merapi sejak erupsi pada 26
Oktober hingga sekarang diperkirakan telah mencapai sekitar 140 juta meter
kubik dan aktivitas seismik gunung tersebut belum berhenti.

Tambahan: Pernyataan ini berkaitan dengan konsep differensiasi area


dalam Geografi.

5. WHO (SIAPA)
Siapa nama Juru Kunci Gunung Merapi DIY, jawa Tengah?
 Mas Penewu Surakso Hargo (Mbah Maridjan).

Siapa nama dari seseorang yang meminta Mbah Maridjan meninggalkan


Gunung Merapi ketika diketahui Gunung tersebut akan meletus?
 Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Siapa yang mengevakuasi atau memindahkan jenazah Mbah Maridjan?
 Tim SAR (kurang lebih 10 orang).
Siapakah nama dari orang yang pada akhirnya menggantikan Mbah
Maridjan sebagai Juru Kunci?
 Namanya Asih (50 tahun) anak Mbah Maridjan yang saat ini telah resmi
menggantikan ayahnya sebagai Juru Kunci Gunung Merapi.

6. HOW (BAGAIMANA)
Bagaimana cara Mbah Maridjan seakan dapat “memprediksi” atau
mengetahui bahwa Gunung Berapi akan meletus?
 Salah satu caranya adalah Mbah Maridjan memperhatikan aktivitas
segerombolan burung di wilayahnya.

Anda mungkin juga menyukai