Anda di halaman 1dari 35

PENGGUNAAN MAJAS

PADA KUMPULAN PUISI DALAM NOVEL


MILEA, SUARA DARI DILAN KARYA PIDI BAIQ

KARYA TULIS ILMIAH

Ditujukan untuk Memenuhi


Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

OLEH:
AMANDA KHAYRAANI FIRNUANSYAH (04)
FIRDA SAFINA (21)

KELAS XI IPS 1
SMA NEGERI 1 KOTA BEKASI
2018/2019

i
HALAMAN PERSETUJUAN

Program Ilmu Pengetahuan Sosial

Judul Karya Tulis Ilmiah : PENGGUNAAN MAJAS


PADA PUISI DI NOVEL MILEA, SUARA DARI
DILAN KARYA PIDI BAIQ

Nama : Amanda Khayraani Firnuansyah (04)


Firda Safina (21)

Setelah diperbaiki sesuai dengan saran guru pembimbing, maka dengan ini
menyatakan setuju terhadap karya tulis ilmiah ini.

Bekasi, Februari 2018


Guru Pembimbing

Fikriyadi, S.Pd.

ii
ABSTRAK

Amanda Khayraani Firnuansyah dan Firda Safina. Penggunaan majas pada


puisi di novel Milea, Suara dari Dilan karya Pidi Baiq Karya Tulis Imiah. Bekasi:
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kota Bekasi. 2018.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis apa saja majas yang digunakan
pada puisi yang berada di novel Dilan 1990. Apakah kumpulan puisi di dalam
novel tersebut seluruhnya menggunakan majas atau tidak?
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.
Dalam metode ini, peneliti mengumpulkan informasi mengenai subjek penelitian
menggunakan suatu metode tertentu. Subjek yang diteliti dan dikumpulkan adalah
majas yang terdapat pada puisi di novel Dilan 1990 karya Pidi Baiq. Peneliti
mengumpulkan puisi yang terdapat pada novel tersebut. Selanjutnya, peneliti
menyajikan tabel yang berisi kata jenis majas, kutipannya dalam kumpulan puisi
dalam novel tersebut, dan penjelasannya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat sejumlah penggunaan
majas, yaitu sekitar 17 penggunaan majas pada kumpulan puisi dalam novel
Milea, Suara dari Dilan karya Pidi Baiq.Jumlah itu cukup sedikit jika
dibandingkan dengan seluruh kata yang ada pada majalahnya. Dari hasil itu,
peneliti dapat menyimpulkan bahwa begitu banyaknya pengetahuan penulis
mengenai penggunaan majas dalam penulisan puisi yang bertujuan untuk dapat
membankitkan karakter puisi tersebut dan karakter novel tersebut.

Kata Kunci: Novel Milea, Suara dari Dilan , pengunaan majas.

iii
ABSTRACT
Amanda Khayraani Firnuansyah and Firda Safina. The use of majas in the
poem in Milea novel, the voice of Dilan by Pidi Baiq Imiah Writing. Bekasi: Negeri
1 High School in Bekasi City. 2018.

This study aims to analyze what forms are used in poetry in the Dilan 1990
novel. Does the collection of poems in the novel all use the form or not?
The method used in this study is qualitative descriptive. In this method, the
researcher collects information about the subject of research using a particular
method. The subjects studied and collected were the ones contained in the poem in
the 1990 novel Dilan by Pidi Baiq. The researcher collected the poems contained in
the novel. Next, the researcher presents a table that contains the type of word, the
quotation in the collection of poems in the novel, and the explanation.
The results of this study indicate that there are a number of uses of the majas,
which are about 17 uses of majas in a collection of poems in the novel Milea, Suara
from Dilan by Pidi Baiq. The amount is quite small compared to all the words in the
magazine. From the results, the researcher can conclude that so much of the
author's knowledge regarding the use of majas in poetry writing aims to be able to
balance the character of the poem and the character of the novel.

Keywords: Novel Milea, Suara from Dilan, use of majas.

iv
HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya tulis ilmiah ini kami persembahkan untuk

guru Bahasa Indonesia kami, sekaligus guru pembimbing karya tulis ilmiah ini,
Bapak Fikriyadi yang dengan kesabaran ,keikhlasan, dan kasih sayang dalam
membimbing kami untuk menyelesaikan karya tulis ilmiah ini,

untuk kedua orang tua kami yang senantiasa memberi kami semangat, motivasi,
dan bantuan kepada kami sehingga karya tulis ilmiah ini dapat selesai pada
waktu yang ditentukan,

lalu kepada teman-teman kelas XI IPS 1 yang memberi kami inspirasi dan
pengetahuan tentang kata baku hingga karya tulis ilmiah ini selesai.

v
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah subhaanahu wa
ta’ala, karena atas berkah dan limpahan rahmat-Nya maka peneliti dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan tepat waktu yang berjudul “Penggunaan
majas pada kumpulan puisi dalam novel Milea, Suara dari Dilan karya Pidi Baiq”.
Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan kita nabi
Muhammad shallallahu’alaihi wa sallam, yang telah mengantarkan umat dari
zaman jahiliyah menuju zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.
Suatu kebanggaan tersendiri saat penulis dapat menyelesaikan penelitian
ini, membuat sebuah Karya Tulis Ilmiah tidaklah mudah, banyak tantangan yang
harus dihadapi untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Selesainya karya tulis
ini tidak dapat lepas dari bantuan beberapa pihak, oleh karena itu kami
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Fikriyadi selaku guru bahasa Indonesia dan guru pembimbing
karya tulis ilmiah
2. Orang tua penulis yang selalu memberikan bantuan dan doa selama
pembuatan karya tulis ini
3. Teman-teman kelas XI IPS 1 yang selalu memberikan inspirasi,
pengetahuan yang lebih, serta bantuan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini
dapat selesai.

Penulis sangat menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dalam materi mupun teknik penyajianya. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
Karya Tulis Ilmiah ini.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Bekasi, 20 Februari 2019

Penulis

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................... i


ABSTRAK .................................................................................................................. ii
ABSTRACT ................................................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................... iv
KATA PENGANTAR ................................................................................................ v
DAFTAR ISI .............................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL .................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
Latar Belakang Masalah ................................................................................... 1
Perumusan Masalah ......................................................................................... 2
Tujuan Penelitian ............................................................................................. 3
Manfaat Penelitian ........................................................................................... 3

BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................... 4


Hakikat Majas .................................................................................................. 4
Hakikat Puisi .................................................................................................. 11
Hakikat Novel ................................................................................................ 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 18


Waktu dan Tempat Penelitian ........................................................................ 18
Metode Penelitian........................................................................................... 18
Prosedur Penelitian .......................................................................................... 19

BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................................... 21


BAB V PENUTUP .................................................................................................... 25
Simpulan ........................................................................................................ 25
Saran ............................................................................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMAN
LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 : Majas pada kumpulan puisi dalam novel Milea, Suara dari Dilan
karya Pidi Baiq.

viii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita
kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak
dan sifat setiap pelaku. Novel biasa di gunakan untuk menghibur para pembaca dan
untuk mengisi waktu luang para pembaca, karena di dalam novel terdiri dari cerita
cerita yang memiliki alur untuk dapat menghibur. Novel seringkali diminati dari
yang berumur kecil hingga dewasa. Maka dari itu di dalam novel memiliki macam
ragam jenis bahasa yang mudah diterima oleh pembaca.
Ragam bahasa yang biasa digunakan pada novel dibuat seakan-akan penulis
akrab dengan pembacanya dan dapat mebawa para pembaca hanyut dalam alur
cerita tersebut. Hal itu dimaksudkan untuk menghilangkan rasa jenuh dan
menumbuhkan rasa tertarik dalam membacanya. Selain itu, bahasa yang digunakan
pun tidak terlalu formal dan kaku, melainkan bahasa yang santai supaya mudah
dimengerti oleh para pembaca. Lebih khusus lagi, pada novel yang memuat puisi
puisi cinta akan terkandung sastra majas. Majas digunakan untuk dapat meletakkan
kalimat kalimat yang dapat membuat para pembaca terhanyut dalam cerita tersebut.
Majas atau gaya bahasa yaitu pemanfaatan kekayaan bahasa, pemakaian
ragam tertentu untuk memperoleh efek-efek tertentu yang membuat sebuah karya
sastra semakin hidup,keseluruhan ciri bahasa sekelompok penulis sastra dan cara
khas dalam menyampaikan pikiran dan perasaan, baik secara lisan maupun tertulis.
Majas digunakan dalam penulisan karya sastra , termasuk di dalamnya puisi dan
prosa. Umumnya puisi dapat mempergunakan lebih banyak majas dibandingkan
prosa.
Sesuai dengan penjelasan di atas, bahwa begitu banyak digunakannya majas
dalam puisi dan sangat berperan untuk menghidupkan sebuah kalimat dalam cerita
atau puisi. Untuk mengetahui lebih jelas mengenai penggunaan majas dalam puisi
dengan mengetahui jenis majas apa sajakah yang digunakan di dalam kumpulan
puisi buku novel Milea, Suara dari Dilan karya Pidi Baiq, harus melakukan analisis
1
2

mengenai jenis majas apa saja yang berada di kumpulan puisi dalam novel Milea,
Suara dari Dilan karya Pidi Baiq yang sedang di gemari oleh banyak remaja saat
ini. Dengan ini, para peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Penggunaan Majas Pada Kumpulan Puisi Dalam Buku Milea, Suara dari Dilan
karya Pidi Baiq”. Mengenai penelitian tersebut akan dipaparkan secara jelas dalam
proposal penelitian ini.

B. Perumusan Masalah
Penelitian terhadap puisi yang berada di novel Milea, Suara dari Dilan karya
Pidi Baiq dimaksudkan unuk memperoleh gambaran mengenai jumlah majas yang
berada dikumpulan puisi dalam novel Milea, Suara dari Dilan karya Pidi Baiq dan
juga mengenai majas apa yang sering digunakan . Penelitian ini difokuskan pada
jumlah dan jenis majas yang ada,. Majas ini diteliti dengan maksud majas apa saja
yang sering digunakan dalam kumpulan puisi pada novel Milea, Suara dari Dilan
karya Pidi Baiq .
Berdasarkan penjelasan yang telah disebutkan, masalah yang akan dijadikan
fokus penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Apakah kumpulan puisi pada novel Milea, Suara dari Dilan karya Pidi Baiq
menggunakan majas ?
2. Berapa majas yang terdapat dalam kumpulan puisi pada novel Milea, Suara
dari Dilan karya Pidi Baiq ?
3. Majas apa saja yang digunakan dalam kumpulan puisi pada novel Milea, Suara
dari Dilan karya Pidi Baiq ?
4. Apa fungsi dari majas yang digunakan dalam kumpulan puisi pada novel
Milea, Suara dari Dilan karya Pidi Baiq ?
3

C. Tujuan Penelitian
Untuk memperjelas arah penelitian ini, dirumuskan tujuan penelitian sebagai
berikut.
1. Untuk mengetahui penggunaan majas pada kumpulan puisi dalam novel Milea,
Suara dari Dilan karya Pidi Baiq.
2. Untuk mengetahui jumlah majas yang ada pada puisi yang berada di novel
Milea, Suara dari Dilan karya Pidi Baiq.
3. Untuk mengetahui majas apa saja yang digunakan pada puisi yang berada di
novel Milea, Suara dari Dilan karya Pidi Baiq.
4. fungsi dari majas yang digunakan dalam kumpulan puisi pada novel Milea,
Suara dari Dilan karya Pidi Baiq

D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat, antara lain sebagai berikut.
1. Bagi pelanggan dan pembaca novel adalah mengetahui makna dari majas di
setiap puisi nya.
2. Bagi penulis novel adalah sebagai inspirasi atau dapat memahami penggunaan
majas untuk dapat digunakan pada penulisan novel selanjutnya dan puisi
selanjutnya.
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Hakikat Majas
1. Pengertian Majas
Pengertian majas adalah gaya bahasa yang digunakan dalam suatu karya
sastra dengan tujuan untuk memberikan efek-efek tertentu sehingga membuat
karya sastra tersebut menjadi lebih hidup.
Menurut Badudu dan Zain,(1996:845), Majas adalah cara melukiskan
sesuatu dengan mengambil perbandingan; lebih umum disebut orang gaya
bahasa.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000:699), Majas adalah “cara
melukiskan sesuatu dengan jalan menyamakannya dengan sesuatu yang lain;
kiasan.”
Menurut para ahli majas sebagai berikut :
a. Prof. Dr. H. G. Tarigan
Menurut Prof. Dr. H. G. Tarigan, pengertian majas adalah cara
mengungkapkan pikiran melalui gaya bahasa secara khas yang
memperlihatkan jiwa dan kepribadian seorang penulis.

b. Goris Keraf

Menurut Goris Keraf, pengertian majas adalah suatu gaya bahasa


dalam karya sastra yang disampaikan secara jujur, sopan-santun, dan
menarik.

c. Aminuddin

Menurut Aminuddin, pengertian majas adalah gaya bahasa yang


digunakan oleh seorang penulis dalam memaparkan gagasannya
sesuai dengan tujuan dan efek tertentu yang ingin dicapai.

4
5

d. Luxemburg dkk
Menurut Luxemburg dkk, pengertian majas adalah suatu gaya bahasa
yang memberikan ciri khas pada sebuah teks. Artinya, pada saat
tertentu suatu teks dapat diibaratkan seperti individu yang berbeda
dengan individu yang lain.

Menurut pandangan penulis, majas adalah gaya bahasa yang digunakan


penulis untuk menyampaikan sebuah pesan secara imajinatif dan kias.
Penggunaan majas bisa dalam bentuk tulisan atau lisan dan dipergunakan
dalam suatu karya sastra dengan tujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran
penulis.

2. Fungsi dan Penggunaan Majas


Majas menjadi instrumen penting dalam karya tulis seperti puisi atau prosa.
Penggunaan majas akan memperkaya pemilihan kata dan bahasa dalam karya.
Majas dapat digunakan secara tulis atau lisan dan dapat diartikan tergantung
pada konteks penggunaannya.

Ada banyak macam-macam majas yang ada. Secara umum pembagian


jenis-jenis majas dibagi menjadi empat kategori yakni majas perbandingan,
majas pertentangan, majas sindiran dan majas penegasan. Tiap jenis macam
memiliki banyak contoh majas yang lain yang bisa ditemukan di berbagai
karya sastra.
6

3. Jenis Majas

a. Majas Perbandingan

Sesuai dengan namanya, pengertian majas perbandingan adalah jenis majas


yang dipakai untuk membandingkan atau menyandingkan suatu objek
dengan objek lainnya dengan cara penyamaan, pelebihan, atau penggantian.

Beberapa yang termasuk dalam jenis majas perbandingan diantaranya adalah:

1) Personifikasi, yaitu gaya bahasa yang digunakan untuk menggantikan


fungsi benda mati yang dapat bersikap seperti manusia.
Contoh; “daun pepaya itu melambai-lambai seolah
mengajak ku bermain bersama.”
2) Metafora, yaitu gaya bahasa yang digunakan sebagai kiasan yang
secara eksplisit mewakili suatu maksud lain berdasarkan
persamaan atau perbandingan.
Contoh: “Pria yang sukses itu dulunya dianggap sampah
masyarakat.
3) Asosiasi, yaitu gaya bahasa yang membandingkan dua objek berbeda,
namun disamakan dengan menambahkan kata
sambung bagaikan, bak, atau seperti.
Contoh: Wajah ayah dan anak itu bagaikan pinang dibelah
dua.
4) Hiperbola, yaitu gaya bahasa yang mengungkapkan sesuatu secara
berlebihan, bahkan terkesan tidak masuk akal. Contoh:
“Pria itu memiliki semangat yang keras seperti baja, tentu
ia akan menjadi orang sukses.”
5) Eufemisme, yaitu gaya bahasa dimana kata-kata yang dianggap kurang
baik diganti dengan padanan kata yang lebih halus.
Contoh: kata kencing diganti dengan buang air kecil.
7

6) Metonimia, yaitu gaya bahasa yang menyandingkan istilah sesuatu


untuk merujuk pada benda yang umum.
Contoh: “Bila haus, minumlah Aqua“, aqua berarti air dan
merupakan merek air mineral.
7) Simile, yaitu gaya bahasa yang menyandingkan suatu aktivitas
dengan suatu ungkapan.
Contoh: “Anak kecil itu menangis bagaikan anak ayam
kehilangan induknya.”
8) Alegori, yaitu gaya bahasa yang menyandingkakan suatu objek
dengan kata kiasan.
Contoh: “Mencari wanita yang sempurna seperti
mencari jarum dalam tumpukan jerami.”
9) Sinekdok, majas ini terbagi dua, yaitu sinekdok pars pro toto dan
sinekdok totem pro parte.
> Sinekdok pars pro toto adalah gaya bahasa yang
menyebutkan sebagian unsur benda untuk menjelaskan
keseluruhan benda tersebut. Contoh: “batang hidungnya
tidak muncul juga hingga hari ini.” Dalam hal ini kata
‘batang hidung’ merujuk pada individu secara
keseluruhan.
> Sinekdok totem proparte adalah gaya bahasa yang
menyebutkan keseluruhan untuk menjelaskan sebagian
situasi atau benda. Contoh: “Indonesia mewakili asia
tenggara dalam turnamen sepak bola internasional.”
Dalam hal ini kata ‘Indonesia’ merujuk pada tim sepak
bolanya saja.
10) Simbolik, yaitu gaya bahasa dengan ungkapan yang membandingkan
antara manusia dengan sikap mahluk hidup lainnya.
Contoh: “Gadis itu selalu mencari kambing hitam untuk
setiap masalahnya.”
8

b. Majas Pertentangan

Pengertian majas pertentangan adalah gaya bahasa dalam karya


sastra yang menggunakan kata-kata kiasan dimana maksudnya
berlawanan dengan arti sebenarnya. Beberapa yang termasuk dalam
macam macam majas pertentangan adalah:
1. Litotes, yaitu suatu ungkapan seperti merendahkan diri, meskipun
pada kenyataan sebenarnya justru sebaliknya.
Contoh: “Silahkan mampir ke gubuk kami yang sederhana
ini.” Rumah disebut sebagai gubuk.
2. Paradoks, yaitu suatu gaya bahasa yang membandingkan situasi
sebenarnya dengan situasi kebalikannya.
Contoh: “Di tengah keramaian itu aku merasa kesepian.”
3. Antitesis, yaitu gaya bahasa yang memadukan pasangan kata dimana
artinya saling bertentangan.
Contoh: “Semua orang sama di mata hukum, tak
perduli tua-muda atau kaya-miskin.”
4. Kontradiksi interminus, yaitu gaya bahasa yang menyangkal
pernyataan yang disebutkan sebelumnya. Umumnya majas
ini disertai dengan konjungsi, misalnya hanya
saja atau kecuali.
Contoh: “Semua murid boleh bermain, kecuali murid yang
tidak mengerjakan tugas.

c. Majas Sindiran

Majas sindiran adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata


kiasan dengan tujuan untuk memberikan sindiran kepada seseorang,
perilaku, dan suatu kondisi. Beberapa yang termasuk dalam jenis
Pengertian majas sindiran adalah;
9

1. Ironi, yaitu gaya bahasa yang memakai kata kiasan dimana artinya
berlawanan dengan fakta sebenarnya. Contoh: “Wah ruang belajar
mu sangat rapih, sampai-sampai sulit untuk duduk di sini.”
2. Sinisme, yaitu gaya bahasa dimana seseorang memberikan sindiran
secara langsung kepada orang lain. Contoh: “Badan mu bau sekali,
tapi kalau disuruh mandi tidak mau.”
3. Sarkasme, yaitu gaya bahasa yang digunakan untuk menyindir
orang lain dengan konotasi yang kasar. Biasanya gaya bahasa ini
diucapkan seseorang ketika ia sangat marah. Contoh: “Dasar tidak
becus! Kalau tidak bisa kerja, kau hanya akan jadi sampah
masyarakat!”

d. Majas Penegasan

Pengertian majas penegasan adalah gaya bahasa yang dipakai untuk


menyatakan sesuatu secara tegas guna meningkatkan pemahaman dan
kesan kepada pembaca/ pendengar. Beberapa yang termasuk dalam jenis
majas penegasan adalah:

1. Pleonasme, yaitu gaya bahasa yang menggunakan kata-kata dengan


makna sama, terkesan tidak efektif tapi disengaja untuk
menegaskan sesuatu. Contoh: “Ayo cepat naik ke atas,
sebelum makanan mu menjadi dingin.”
2. Repetisi, yaitu gaya bahasa yang mengulang kata-kata dalam suatu
kalimat. Contoh: “Pria itu pencopetnya, dia pelakunya,
dia yang mengambil dompet saya'”
3. Retorik, yaitu gaya bahasa dalam bentuk kalimat tanya tetapi
sebenarnya tidak perlu dijawab. Majas ini biasanya
dipakai untuk penegasan sekaligus sindirian. Contoh:
“Kalau kamu Sholat Jumat setiap hari apa mas?”
10

4. Klimaks, yaitu gaya bahasa yang menjelaskan lebih dari dua hal
secara berurutan dimana tingkatannya semakin lama
semakin tinggi. Contoh: “Pada saat itu semua orang,
mulai dari bayi, anak-anak, remaja, orang dewasa,
hingga lansia, pergi mengungsi akibat gempa.”
5. Antiklimaks, yaitu gaya bahasa yang menjelaskan lebih dari dua hal
secara berurutan untuk menegaskan sesuatu dengan
mengurutkan dari tingkatan tertinggi ke tingkatan
terendah. Contoh: “Setiap haris senin, mulai dari kepala
sekolah, guru, staf, dan para murid di SMP Sipoholon,
rutin melaksanakan upacara bendera.”
6. Pararelisme, yaitu gaya bahasa yang mengulang-ulang sebuah kata
untuk menegaskan makna kata tersebut dalam
bebeberapa definisi yang berbeda. Biasanya digunakan
pada sebuah puisi. Contoh: “Kasih pasti murah hati,
kasih pasti lemah lembut, kasih pasti memaafkan…”
7. Tautologi, yaitu gaya bahasa yang mengulang kata yang bersinonim
untuk menegaskan suatu kondisi atau maksud tertentu.
Contoh: “Sejarah masa lalu pria itu sangat kelam.”

B. Hakikat Puisi
1. Pengertian Puisi
Menurut Badudu dan Zain (1996:1097) puisi adalah karangan yang
berbentuk khas, berbait-bait, berirama ( yang ditentukan oleh jumlah
suku kata), bersajak, penggarapan isinya pun khas.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), puisi adalah
gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat
sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman hidup dan
membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan
makna khusus
11

Dapat diartikan bahwa puisi merupakan karangan atau karya sastra


yang berbentuk khas yang diwarnai oleh irama,sajak yang dibangkitkan
oleh penataan bunyi, irama, dan makna khusus
2. Sejarah Puisi
Indonesia memiliki sastrawan dan penyair yang terkenal dari
generasi ke generasi. Setiap generasi memiliki perbedaan ciri khas
berdasarkan tema yang diangkat dalam seriap karya sastra. Perbedaan ini
dipengaruhi oleh keadaan sosial politik bangsa indonesia saat itu. Dengan
terjadinya pergeseran kekuasaan politik dari tangan Soeharto ke BJ
Habibie lalu KH Abdurahman Wahid (Gus Dur) dan Megawati
Sukarnoputri, muncul wacana tentang Sastrawan Angkatan Reformasi.
Munculnya angkatan ini ditandai dengan maraknya karya-karya sastra,
puisi, cerpen, maupun novel, yang bertema sosial-politik, khususnya
seputar Reformasi.
Sastrawan Angkatan Reformasi merefleksikan keadaan sosial dan
politik yang terjadi pada akhir tahun 1990-an, seiring dengan jatuhnya
Orde Baru. Proses reformasi politik yang dimulai pada tahun 1998
banyak melatar belakangi kelahiran karya-karya sastra puisi, cerpen, dan
novel pada saat itu. Bahkan, penyair-penyair yang semula jauh dari
tema-tema sosial politik, seperti Sutardji Calzoum Bachri, Ahmadun Yosi
Herfanda dan Acep Zamzam Noer, juga ikut meramaikan suasana dengan
sajaksajak sosial-politik mereka. Banyak karya sastra Indonesia yang
tidak diublikasi berupa buku baik yang dikelola resmi oleh pemerintah,
organisasi non-profit maupun situs pribadi.
Seiring dengan budaya kebebasan berekspresi dan kemajuan
teknologi informatika, karya sastra kini dapat diakses melalui internet.
Kini urusan menulis dan mengakpresiasi karya sastra tidak lagi
didominasi oleh generasi pendahulu yang telah mapan dalam dunia
satsra. Hampir setiap individu dapat mempublikasikan karyanya kepada
khalayak melalui media blog. Kehadiran komunitas2 sastra dalam dunia
12

Cyber baik yang dikelola pemerintah, organisasi ataupun individu juga


maraknya sayembara menulis karya sastra, mendorong lahirnya
penyair-penyair muda Indonesia.

3. Jenis Puisi
a. Puisi Baru
Pengertian Puisi Baru adalah jenis puisi yang tidak lagi terikat
oleh aturan yang memiliki bentuk lebih bebas dari puisi lama dalam
segala hal seperti rima, baris, bait, diksi dan sebagainya.
Berikut adalah contoh contoh dari puisi baru :
1) Balada
Puisi yang berisi tentang sebuah cerita atau kisah.
2) Himne
Puisi pujian atau pujuaan yang ditujukan kepada Tuhan, Negara,
atau sesuatu yang dianggap begitu penting dan sakral.
3) Romansa
Puisi yang mengungkapkan perasaan yang umunya
menimbulkan efek romantisme.
4) Ode
Puisi yang bersifat memberikan sanjungan kepada orang yang
sangat berjasa. Umumnya ode diberikan kepada orang tua,
pahlawan, dan orang orang besar.
5) Epigram
Puisi yang berisi tuntunan atau ajaran hidup. Epigram berarti
unsur pengajaran; didaktik; nasihat membawa ke arah
kebenaran untuk dijadikan pedoman, ikhtibar; ada teladan.
6) Elegi
Puisi yang mengungkapkan kesedihan atau tangisan berupa
ratapan diri sendiri, atau meratapi suatu peristiwa.
7) Satire
13

Puisi yang didalamnya mengandung unsur sindiran atau kritikan


terhadap seseorang atau sesuatu.
8) Distikon
Puisi dimana hanya terdapat dua baris saja pada setiap baitnya
atau sering disebut puisi dua seuntai.
9) Terzina
Puisi yang memiliki tiga baris dalam setiap baitnya atau disebut
puisi tiga seuntai.
10) Kuatrain
Puisi dimana terdapat empat baris kalimat disetiap baitnya atau
disebut dengan puisi empat seuntai.
11) Kuint
Puisi yang memiliki lima baris kalimat dalam setiap baitnya
atau di sebut puisi lima seuntai.
12) Sektet
Puisi yang memiliki enam baris kalimat di setiap baitnya atau
disebut puisi enam seuntai.
13) Septime
Puisi yang memiliki tujuh baris kalimat di setiap baitnya atau
disebut dengan puisi tujuh seuntai.
14) Oktaf
Puisi yang memiliki delapan baris kalimat di setiap baitnya atau
disebut dengan puisi delapan seuntai.
15) Soneta
Soneta merupakan puisi paling terkenal di kalangan penyair
karena terkesan susah untuk diciptakan dan merupakan sebuah
tantangan bagi seorang penyair. Soneta sendiri erupakan jenis
buisi baru yang memiliki empat belas baris. kalimat yang
terbagi menjadi empat bait dimana dua bait pertama
14

mengandung empat baris dan dua baris terakhir mengandung


tiga baris.

b. Puisi Lama
Pengertian puisi lama adalah jenis puisi yang masih terikat erat dengan
kaidah dan aturan-aturan penulisan yang berlaku seperti:
1) Mantra
Ucapan yang dianggap sakral dan memiliki kekuatan gaib, umumnya
antra digunakan dalam upacara tertentu seperti mantra yang digunakan
untuk menolak datangnya hujan dan sebaliknya.
2) Pantun
Jenis puisi lama yang masih bertahan sampai sekarang ini. puisi ini
memiliki sajak a-a-a-a atau a-b-a-b yang setiap baitnya terdiri dari empat
atau delapan baris. Pantun dapat bedakan berdasarkan temanya yakni:
pantun jenaka, Pantun anak, Pantun kehidupan dan sebagainya.
3) Talibun
Pantun yang memiliki jumlah baris yang selalu genap dalam setiap
baitnya. biasanya terdiri dari enam, delapan, sepuluh baris maupun
kelipatan dua lainnya.
4) Syair
Puisi atau karya sastra dari arab yang memiliki sajak a-a-a-a. Biasanya
syair menceritakan sebuah kisah dan didalamnya akan terkadung amanat.
5) Karmina
Pantun yang sangat pendek atau biasa disebut dengan pantun kilat.
6) Gurindam
Puisi yang hanya terdapat dua baris kalimat saja dalam setiap baitnya,
memiliki sajak a-a-a-a dan memiliki nasehat atau amanat.

C. Hakikat Novel
1. Pengertian Novel
15

Novel atau sering disebut sebagai roman adalah suatu cerita prosa yang
fiktif dalam panjang yang tertentu, yang melukiskan para tokoh, gerak serta
adegan nyata yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak
kacau atau kusut. Novel memunyai ciri bergantung pada tokoh, menyajikan
lebih dari satu impresi, menyajikan lebih dari satu efek, menyajikan lebih dari
satu emosi (Tarigan, 1991: 164-165).
Nurgiyantoro (2010: 10) mengemukakan bahwa novel merupakan karya
fiksi yang dibangun oleh unsur-unsur pembangun, yakni unsur intrinsik dan
unsur ekstrinsik. Novel juga diartikan sebagai suatu karangan berbentuk prosa
yang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang lain di
sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat pelaku.
Novel merupakan jenis karya sastra yang ditulis dalam bentuk naratif yang
mengandung konflik tertentu dalam kisah kehidupan tokoh-tokoh dalam
ceritanya.
Biasanya novel kerap disebut sebagai suatu karya yang hanya
menceritakan bagian kehidupan seseorang. Hal ini didukung oleh pendapat
Sumardjo (1984: 65) yaitu sedang novel sering diartikan sebagai hanya
bercerita tentang bagian 12 kehidupan seseorang saja, seperti masa menjelang
perkawinan setelah mengalami masa percintaan; atau bagian kehidupan waktu
seseorang tokoh mengalami krisis dalam jiwanya, dan sebagainya.
Novel ialah suatu karangan prosa yang bersifat cerita yang menceritakan
suatu kejadian yang luar biasa dari kehidupan orang-orang (tokoh cerita; pen.),
luar biasa karena dari kejadian ini terlahir konflik, suatu pertikaian, yang
mengalihkan jurusan nasib mereka.
Berdasarkan beberapa pendapat pakar mengenai pengertian novel di atas,
peneliti mengacu pada pendapat Nurgiyantoro (2010 : 10) karena pengertian
novel tersebut berkaitan dengan unsur intrinsik karya fiksi. Hal ini sesuai
dengan tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi salah satu unsur intrinsik,
yakni perilaku tokoh. Selain itu, pengertian novel yang dikemukakan oleh
Nurgiyantoro lebih jelas dan mudah dipahami.
16

2. Struktur Novel
a. Abstrak
Merupakan bagian ringkasan isi cerita yang biasanya dapat ditemukan pada
bagian awal cerita dalam novel.
b. Orientasi
Merupakan bagian penjelasan mengenai latar waktu dan suasana. Seperti
terjadinya cerita, terkadang juga berupa pembahasan penokohan atau
perwatakan.
c. Komplikasi
Merupakan urutan kejadian yang dihubungkan oleh sebab akibat, dimana
setiap peristiwa terjadi karena adanya sebab dan mengakibatkan munculnya
peristiwa yang lainnya.
d. Evaluasi
Merupakan bagian dimana konflik yang terjadi pada tahap komplikasi terarah
menuju suatu titik tertentu.
e. Resolusi
Merupakan bagian dalam novel yang memunculkan solusi atas konflik yang
sedang terjadi.
f. Koda
Merupakan bagian akhir atau penutup cerita dalam novel.
17

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat
Penelitian mengenai penggunaan majas pada kumpulan puisi dalam
Novel Milea, Suara Dari Dilan Karya Pidi Baiq dilakukan di kediaman
penulis di Perum. Mutiara Gading Riviera blok D6/63, Tambun Utara,
Kabupaten Bekasi dan di SMAN 1 Kota Bekasi, Jl. Agus Salim no. 181,
Bekasi.
2. Waktu
Penelitian ini dilakukan selama 2 Bulan pada bulan Januari hingga
bulan Februari.
Tabel 3.1
Waktu Penelitian
No. Januari Februari
Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pengajuan Judul
2. Penerimaan Judul
3. Revisi Bab I
4. Penerimaan Bab I
5. Revisi Bab II
6. Penerimaan Bab II
7. Revisi Bab III
8. Penerimaan Bab III
9. Revisi Bab IV
10. Penerimaan Bab IV
18

11. Penerimaan Bab V

B. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Metode penelitian deskriptif menurut Mukhtar (2013:10-11) adalah suatu metode
yang digunakan untuk menemukan pengetahuan terhadap objek penelitian pada
saat tertentu. Kata deskriptif berasal dari bahasa latin deskcriptivus yang berarti
uraian. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
mengumpulkan informasi mengenai subjek penelitian dan perilaku subjek
penelitian pada suatu metode tertentu. Menurut Moleong (2013: 6), Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memeahami fenomenatentang
apa yang dialami oleh subjek penelitiannya mislanya perilaku, persepsi, motivasi,
tindakan, dan lain-lain secara holistik, dengan cara deskripsi dalam bentuk
kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah. Penelitian deskriptif kualitatif berusaha
untuk mendeskripsikan seluruh fenomena atau gejala yang ada, sesuai dengan
keadaan pada saat penelitian dilakukan.

C. Prosedur Penelitian
Prosedur pada penelitian ini terbagi menjadi dua, teknik pengumpulan data dan
teknik pengolahan data.
1. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini sangat penting. Data merupakan
pokok dalam suatu penelitian. Objek yang akan penulis teliti adalah obyek
yang berbentuk tulisan, yaitu sebuah novel. Oleh karena itu, dalam
pengumpulan data, kami akan memakai teknik membaca dan teknik
mencatat. Teknik ini kami lakukan dengan cara membaca terlebih dahulu
novel tersebut, lalu kami analisis penggunaan majas yang terdapat
didalamnya. Terakhir, kami akan mencatat majas yang terdapat di dalam
novel ini.
19

2. Teknik Pengolahan Data


Data yang penulis dapatkan akan diolah dengan mencari majas
berdasarkan jenisnya dan penggunaanya. Selain itu, Terakhir, penulis akan
menyimpulkan penggunaan majas dalam kumpulan novel Milea, Suara Dari
Dilan Karya Pidi Baiq.
20

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Setelah membaca dan menganalisis novel milea,suara dari dilan karya pidi
baiq. Kami menemukan pengunaan majas dalam kumpulan puisi pada novel
Milea,suara dari dilan karya pidi baiq. Berikut tabel penggunaan majas.

Tabel 4.1
Penggunaan majas dalam kumpulan puisi pada novel Milea, suara dari Dilan
karya Pidi Baiq.

No Kutipan Majas Penjelasan


1. “ Seorang gadis di hujan Alegori Hujan september di sini
September “ memberikan arti sebagai kata
kiasan
2. “ Kamu sudah masuk Hiperbola Kamu yang dimaksud disini
kemata ku “ yaitu adalah milea seorang
wanita manusia yang tidak
mungkin bisa masuk ke dalam
mata dilan.
3. “ Itu membuat darah ku Personifikasi Darah merupakan zat cair
menjadi berani kepada yang ada di tubuh yang
mu “ jelas-jelas tidak memiliki sifat
berani, dimajas ini darah
seolah olah di gambarkan
hidup dan memiliki sifat
berani
21

4. “ Rindu sudah sampai di Personifikasi Rindu adalah sebuah perasaan


kepala, menyerang yang tentunya tak hidup,
jantung dan sampai usus dimajas ini rindu digambarksn
“ seolah olah akan menyerang,
menyerang sendiri merupakan
kata kerja
5. “ Jangan khawatir Alegori Dalam kutipan kalimat
jaketnya adalah diriku tersebut mengandung kata
sendiri “ kiasan yang dimana diriku
sendiri akan menjadi sebuah
jaket yang memiliki arti
bahwa diriku sendiir akan
menggantikan peran sebuah
jaket yaitu untuk
menghangatkan tubuh.
6. “ Gerak lurus berubah Antitesis Dalam kutipan tersebut
menjadi tidak beraturan “ mengandung kata yang
membandingkan dua hal yang
berlawanan , yaitu gerak lurus
menjadi tidak beraturan.
7. “ waktu terasa berjalan Personifikasi Pada majas ini waktu
dengan lambat untukku “ diibaratkan seolah olah
berjalan dengan lambat
8. “ disaat mana jantung ku Hiperbola Pada majas ini detak jantung
berdetak lebih cepat diibaratkan bergerak sangat
melebihi kecepatan cepat hingga melebihi
cahaya “ kecepatan cahaya. Kecepatan
cahaya adalah kecepatan
tertinggi yang ada di alam
semesta.
22

9. “ Kecepatan rindu Alegori Pada majas ini perasaan


menjadi semakin tinggi “ teramat sangat rindu
diibaratkan dengan sebuah
kecepatan yang semakin
tinggi
10. “ memasukkan sebagian Hiperbola Dirimu dalam kutipan tersebut
besar dirimu ke dalam adalah seorang perempuan
kepalaku “ yang bernama milea , yang
tidak mungkin dapat di
masukkan kedalam sebuah
kepala.
11. “ seperti aku yang Hiperbola Kutipan tersebut memiliki arti
mencari kecepatan “ yang tidak masuk akal dan
berlebihan, sampai kapan pun
kecepatan tidak dapat dicari.
12. “ kalau saya adalah ini, Alegori Dalam kutipan tersebut
yang membuat mengandung kata kiasan yaitu
senyummu “ adalah membuat senyummu,
yang dimana berarti orang itu
telah membuat orang tersebut
tersenyum dalam artian
mmebuat bahagia.
13. “ maka dia adalah orang Alegori Air mata dalam kutipan
lain yang membuat air tersebut memliki arti
mata mu “ kesedihan, yang dimana
artinya orang itu telah
membuat sedih orang tersebut
yang mengakibatkan
terjadinya tangisan.
14. “ godaan sunyi yang Hiperbola Yang dimana dipastikan
23

terkutuk “ godaan sunyi tidak akan


mungkin dapat di kutuk yang
dimana pernyataan ini tidak
masuk akal dan berlebihan.
15. “ bajingan tetap bajingan Sarkasme Bajingan merupakan bahasa
“ kasar. Majas sarkasme itu
sendiri adalah majas sindiran
yang menggunakan bahasa
kasar
16. “ jangan lupa rem dan Repetisi Kutipan puisi ini termasuk
jangan lupa salah belok “ majas repetisi. Majas repetisi
adalah majas pengulangan,
pada majas ini kata ‘jangan
lupa’ diulang
17. “ otak mu sebesar kepala Simbolik Pada majas ini ‘otak’
simpanse “ diibaratkan sebesar kepala
simpanse. Majas Simbolik
sendiri adalah majas yang
menyimbolkan sesuatu
dengan makhluk hidup

BAB V
24

PENUTUP

A. Simpulan
Pada novel Milea, Suara dari Dilan karya Pidi Baiq terdapat berbagai
macam jenis majas pada setiap puisi yang dimuat pada novel tersebut.
Penggunaan majas dalam kumpulan puisi tersebut mungkin digunakan untuk
menunjukkan ekspresi yang tepat untuk ungkapan yang terdapat di dalamnya.
Simpulan penulis terhadap penggunaan majas dalam kumpulan puisi pada novel
Milea, Suara dari Dilan karya Pidi Baiq adalah jumlah majas yang digunakan
dalam kumpulan puisi tersebut sebanyak 17 buah. Begitu banyak penggunaan
majas yang digunakan dalam kumpulan puisi tersebut yang dimana dapat
membuat para pembaca terbawa oleh alur kata yang dibuat dalam puisi tersebut.
Untuk para pembaca di kalangan remaja, dalam penggunaan majas sangat
menambahkan nilai tambah untuk puisi tersebut, melainkan untuk pembaca
dikalangan anak anak dapat menjadi nilai yang kurang karena daat
memungkinkan pengguaan majas tersebut tidak dimengerti oleh pembacanya.
Selain itu penggunaan majas dalam kumpulan puisi pada novel tersebut dapat
memberikan gambaran mengenai karakter seorang Dilan yang puitis dan pintar
dalam merangkai kata kata.

B. Saran
Saran dari hasil penelitian ini berdasarkan simpulan di atas, kami tujukan
untuk para penulis novel untuk bisa menunjukan ciri khas atau gaya penulisan
dari masing-masing penulis itu sendiri.. Layaknya Pidi Baiq pada novel ini, dia
menggunakan gaya bahasa yang khas pada setiap puisinya yang berupa
penggunaan majas yang unik dan dapat menarik para pembaca untuk membaca.
25

Daftar Pustaka

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan Republik Indonesia. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Kelima. Jakarta: Gramedia Pustaka.
Departemen Pendidikan Nasional. 2016. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat
Bahasa Edisi Kelima Jakarta: Gramedia Pustaka.
Moeloeng, Lexy J. 2013. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja
Rosdakarya Offset.
Muhtar. 2013. Metodologi Penelitian Deskriptif Kualitatif. Bandung: Rosdakarya
26
27

Daftar Laman

https://www.zonareferensi.com/pengertian-majas/

https://gopengertian.blogspot.com/2015/09/pengertian-puisi-jenis-jenis-puisi-ciri
-ciri-puisi-struktur-puisi.html?m=1

https://belajarpuisigratis.blogspot.com/p/sejarah-puisi.html?m=1

pustakauntuksemua.blogspot.com/2017/04/pengertian-novel-ciri-ciri-dan-strukt
ur.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai