Anda di halaman 1dari 3

DIMAS AGUNG HIDAYAT / 07 / XII MIPA 6

GEMPA BUMI DAN BENCANA YANG MENGIKUTINYA

Oleh ; Dimas Agung Hidayat

Gempa bumi merupakan peristiwa bergesernya lempengan bumi di daratan


maupun dasar laut yang merambat ke permukaan bumi. Gempa bumi juga bisa
diartikan sebagai suatu peristiwa bergetarnya bumi akibat pelepasan energi di
dalam bumi secara tiba-tiba yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan
pada kerak bumi. Frekuensi gempa bumi di suatu wilayah mengacu pada jenis
dan ukuran gempa bumi yang di alami selama periode waktu. 

Gempa bumi seringkali terjadi bersamaan atau mengakibatkan tsunami.


Tsunami dapat terjadi karena gempa disebabkan oleh gempa bumi bawah laut.
Apabila gempa berada dekat dengan permukaan air laut, berada pada jarak 0
hingga 30 kilometer di bawah permukaan laut, tsunami mungkin akan terjadi.
Meski demikian tidak semua gempa yang terjadi di dasar laut dapat
menyebabkan tsunami. Misalnya, gempa bumi di dasar laut yang pusat
gempanya lebih dari 30 kilometer di bawah permukaan air tidak berpotensi
tsunami. Namun gempa bumi di darat juga merupakan penyebab tsunami. Jika
patahan gempa bumi yang terjadi di darat memanjang hingga masuk
kelempengan yang berada di laut, maka hal tersebut dapat menyebabkan
tsunami.

Selain tsunami gempa bumi juga menyebabkan bencana lain. Hentakan gempa
yang besar dapat mengakibatkan tanah longsor. Tanah longsor merupakan
perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan,
tanah, atau material campuran, yang kemudian bergerak ke bawah atau keluar
lereng sehingga menimbun bangunan atau apa pun yang berada di bawahnya.
Selain gempa bumi, getaran yang dihasilkan lalu lintas di jalan sekitar lereng
juga dapat menyebabkan terjadinya tanah longsor. Meski terjadinya perlahan,
namun akumulasi dari keretakan-keretakan tanah oleh getaran-getaran kecil
akan menyebabkan tanah jatuh ke bawah atau longsor.

Gempa bumi juga menyebabkan kerusana pada infrastruktur masyarakat,


seperti waduk atau tanggul. Sehingga dapat menyebabkan meluapnya air dan
membuat banjir besar di lingkungan tersebut. Dilansir dari Liputan6.com,
dikatakan bahwa 18 tahun lalu, tepat pada 21 September 1999, Taiwan
diguncang gempa yang membunuh 2.415 orang, menyebabkan kerusakan pada
Waduk Shi Kang dan membuat kerusakan bernilai miliaran dolar, dan
membuat sekitar 100 ribu orang kehilangan tempat tinggal. Lindu pada hari itu
merupakan gempa terburuk yang melanda Taiwan sejak bencana serupa terjadi
pada tahun 1935, menewaskan 3.200 orang.

Seperti dikutip dari Today History, pukul 01.47 pada 21 September, di mana


kebanyakan warga bersemangat menanti Festival Musim Gugur tahunan,
Taiwan, terjaga oleh gempa berkekuatan 7,6 skala Richter -- ada yang
menyebut 7,3 skala Richter. Guncangan tersebut berpusat di Taiwan tengah, di
sepanjang pantai barat dekat Nantou dan Taichung, namun kerusakan akibat
gempa dialami seluruh negeri. Jalan-jalan retak, jembatan ambruk dan longsor
menghambat aliran sungai, menyebabkan terbentuknya danau secara
mendadak. Keadaan kala itu semakin mencekam kala lima gempa susulan
berkekuatan setidaknya 6,0 skala Richter terjadi dalam skala 30 menit setelah
gempa utama.Gempa menunjukkan bahwa bangunan di seantero pulau
ternyata rentan. Sebuah hotel bertingkat 12 di Taipei dilaporkan hancur total.
Demikian pula dengan sebuah gedung berlantai 14 di Dongshi. Peristiwa ini
menguak fakta bahwa kualitas konstruksi yang dibangun pada era 1990-an
sangat buruk.

Banyak korban jiwa yang melayang akibat bencana ini. Ada yang karena
tertimpa reruntuhan atau tersapu oleh gelombang tsunami. Korban juga
terkadang sulit untuk dievakuasi, karena kondisi lingkungan yang kurang
memungkinkan dan juga kondisi tubuh korban yang kurang lengkap. Korban
korban yang selamat dalam bencana ini langsung dievakuasi ke rumah sakit
terdekat untuk diberikan penolongan baik secara fisik maupun secara mental.
Karena banyak orang yang terkena depresi ketika melihat orang yang di
sayanginya meninggal dalam keadaan mengenaskan.

Tidak bisa dipungkiri, bencana alam ini juga dapat membuat orang merasa
tersentuh oleh rasa kemanusiaan mereka. Karena kekhawatiran, orang akan
membantu mereka yang terkena dampak bencana dengan menyumbangkan
makanan dan pakaian yang memadai. Selain itu, ada juga yang memberikan
bantuan dalam bentuk uang.Tentunya ada sesuatu yang lebih mulia dan
dapatkan hadiah simpanan untuk melakukan hal-hal baik untuk membantu
sukarelawan di daerah bencana.Meskipun pekerjaan mereka agak berisiko,
setidaknya para relawan ini mampu meringankan beban para korban bencana.
Karena itu, bencana alam seperti ini dapat meningkatkan empati bagi korban
bencana.

Bencana yang terjadi ini bukan semata mata hanya kerusakan, melainkan ini
juga menjadi pengingat kepada kita bahwa kita hanyalah seorang manusia
yang tidak berdaya tanpa kuasa tuhan. Untuk itu kita harus selalu berdoa
kepada tuhan agar selalu diberi keselamatan dan keberkahan dalam hidup,
selain berdoa kita juga harus berusaha memperkecil kerusakan akibat gempa
bumi atau bencana lainnya dengan mendirikan bangunan anti gempa, merawat
alam, dan hal lain yang tidak merusak lingkungan.

Anda mungkin juga menyukai