Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

MANAJEMEN SPESIES ASLI


KONDISI EKOLOGI DAN VARIASI GENETIK IKAN
HAMPALA (Hampala macrolepidota) DI PERAIRAN TAWAR
INDONESIA

Disusun Oleh :
Kelompok 5
Yusup Reza Maulana L1A016003
Desfita Susanti L1A016004
Hery Wijaya L1A016007
Elsa Melisa L1A016009
Bayu Angie Nugraha L1A016038
Ilma Al Adyani L1A016055
Hanifah Hana Zekiy L1A016076
Nur Anisa L1A017023

PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO

2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI......................................................................................................................i

KATA PENGANTAR....................................................................................................ii

I. PENDAHULUAN...................................................................................................1

1.1. Latar Belakang..................................................................................................1

II. PEMBAHASAN.......................................................................................................3

2.1. Kebiasaan Makan Ikan Hampala (Hampala Macrolepidota) dan posisinya


dalam ekosistem danau Ranau, Indonesia..............................................................3

2.2. Variasi Genetik Ikan Hampala (Hampala macrolepidota) Populasi


dalam Waduk PB. Soedirman dan Sungai Serayu.................................................4

III. PENUTUP.............................................................................................................6

3.1. Kesimpulan.......................................................................................................6

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................7

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.


Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Evaluasi Ekologi Dan Variasi Genetik
Ikan Hampala (Hampala Macrolepidota) Di Perairan Tawar Indonesia” ini tepat
pada waktunya.
Kami menyadari dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Allah SWT dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu
dalam kesempatan ini kami menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan
makalah ini.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian,
kami telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang
dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karenanya, penulis
mengharapkan masukan, saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh
pembaca.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Purwokerto, 23 September 2019

Penulis

ii
I. PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari


17 500 buah pulau. Menurut data Departemen Kelautan dan Perikanan luasnya
mencapai 7.7 juta km2 terdiri dari daratan (2.9 juta km2 atau 24.7%) dan
perairan laut (5.8 juta km2 atau 75.3%). Wilayah daratan dikelilingi oleh
perairan laut dengan garis pantai sepanjang 81 000 km. Di wilayah daratan
dijumpai ekosistem perairan umum (perairan tawar) berupa sungai, danau,
waduk dan rawa dengan luas mencapai 54 juta ha (Ismu, 2005).
Indonesia memiliki keanekaragaman ikan air tawar tertinggi kedua
setelah Brazil yaitu 1300 jenis dengan kepadatan populasi 0,72 jenis/1 000 km2
(The World Bank 1998). Keanekaragaman ikan Indonesia sekarang menghadapi
ancaman dari berbagai aktivitas manusia yang dapat menyebabkan
menurunnya keanekaragaman ikan. Dari 87 jenis ikan Indonesia yang telah
tercatat sebagai jenis ikan yang terancam punah dalam "The IUCN 2003 Red list
of Threatened Species" ( IUCN 2003 ), 57 spesies diantaranya adalah ikan air
tawar (Sunnarya, 2005). Hampala macrolepidota telah dimasukkan dalam daftar
merah IUCN (Allen, 2013), sedangkan spesies ini adalah plasma nutfah yang
memiliki nilai ekonomi dan belum dibudidayakan. Berbagai faktor penyebab
menurunnya keanekaragaman ikan air tawar dapat diklasifikasikan menjadi
enam katagori utama yaitu : perubahan/lenyapnya habitat, ekploitasi yang
berlebihan, introduksi ikan asing, pencemaran, persaingan penggunaan air, dan
pemanasan global.
Ikan hampala (Hampala macrolepidota ) adalah ikan air tawar dari
keluarga Cyprinidae. Ikan Hampala memiliki habitat alami seperti sungai,
danau dan waduk. Ikan Hampala dapat ditemukan di beberapa sungai di Jawa,
untuk contoh di Sungai Logawa, Sungai Serayu bagian tengah (Kabupaten
Banjarnegara dan Purbalingga) dan bagian hlir (Cilacap), bagian hilir Sungai
Opak (Yogyakarta). Di Sumatera, ditemukan di atas Sungai Asahan, Danau
Kerinci Jambi, dan Sungai Toru. Di Kalimantan ditemukan di Sarawak. Di
daerah lain, ditemukan di Cina, di Sungai Nanla (Kabupaten Mengla, Yunnan),
1
Di Utara Thailand di hulu Sungai Wang.
Kekhawatiran akan keberadaan ikan asli selain oleh perusakan habitat,
juga kalah bersaing dengan spesies yang diintroduksi secara kurang hati-hati
karena tidak disertai pertimbangan IPTEK yang cukup. Banyak perairan
umum yang telah mencapai eksploitasi berlebihan dan lingkungannya rusak,
sehingga menurunnya keanekaragaman; beberapa spesies ikan tawar yang
langka menjadi bertambah langka, bahkan cenderung ke kepunahan (Ismu,
2005).

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana kebiasaan makan ikan Hampala (Hampala macrolepidota) dan
posisinya dalam ekosistem Danau Ranau, Indonesia?
2. Bagaimana variasi genetik ikan Hampala (Hampala macrolepidota)
populasi dalam Waduk PB. Soedirman dan Sungai Serayu?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui kebiasaan makan ikan Hampala (Hampala macrolepidota) dan
posisinya dalam ekosistem Danau Ranau, Indonesia.
2. Mengetahui variasi genetik ikan Hampala (Hampala macrolepidota)
populasi dalam Waduk PB. Soedirman dan Sungai Serayu.

2
II. PEMBAHASAN

II.1. Kebiasaan Makan Ikan Hampala (Hampala Macrolepidota) dan


posisinya dalam ekosistem danau Ranau, Indonesia.

Danau Ranau terletak di Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan (OKU


selatan), Provinsi Sumatera Selatan dan Kabupaten Lampung Barat, Provinsi
Lampung, Indonesia. Berbagai spesies ikan hidup di danau ini, di mana ikan
pengantar adalah yang paling dominan. Salah satu ikan asli yang populasinya
masih cukup tinggi dan sangat ekonomis adalah Hampala. Hampala adalah
ikan karnivora dan bahkan pemangsa ikan. Dalam rantai makanan, posisi
hampal di Danau Ranau sangat penting untuk keseimbangan populasi.
Berdasarkan analisis isi lambung, kelompok makanan yang ada dalam
perut ikan hampal berupa ikan, udang, kepiting, serangga, moluska, tanaman
air, dan bagian yang tercerna. Jenis makanan yang mendominasi berupa ikan di
mana hampir setiap bulan ditemukan kelompok ikan sekitar 23,81% - 90,31%
atau rata-rata 56,85%. Sedangkan kelompok makanan kedua yang
mendominasi berupa udang.
Jaring makanan ikan dan piramida makanan di Danau Ranau terdiri dari
kelompok herbivora sebagai konsumen primer, Kelompok omnivora sebagai
konsumen sekunder, dan kelompok karnivora atau predator sebagai konsumen
tersier. Konsumen primer berupa Oreochromis mossambicus, Osteochilus
vittatus, Puntius sp1, Puntius sp2 dan Tor sp. Konsumen sekunder berupa
Hemibagrus nemurus, Notopterus notopterus, Cyclocheilichtyes apogon dan
Pristolepis grooti. Sedangkan Konsumen tersier berupa Hampala
macrolepidota. Posisi terendah dari jaring makanan dan piramida makanan
diwakili oleh kelompok makanan lain, seperti udang, serangga, moluska,
detritus, nematoda, plankton dan tanaman air.
Struktur komunitas ikan di perairan Danau Ranau didominasi oleh ikan
predator berukuran besar dan ikan non-predator berukuran kecil. Rasio ikan
predator dan pemangsa adalah 1,56; rasio ikan pemangsa berukuran kecil dan
besar adalah 0,90. Persen total berat ikan berukuran besar terhadap berat
sampel total adalah 40,39; persen berat ikan non-predator sedang terhadap

3
berat total sampel ikan non-predator adalah 40,09; persen berat ikan non-
predator kecil untuk berat total ikan non-predator masing-masing adalah 84,23.
Semua nilai masih dalam kisaran standar dan hanya persen berat ikan non-
predator besar terhadap total berat ikan yang berada di luar standar.
II.2. Variasi Genetik Ikan Hampala (Hampala macrolepidota) Populasi
dalam Waduk PB. Soedirman dan Sungai Serayu

Variasi genetik ditentukan oleh frekuensi dari alel, polimorfisme, dan


rata-rata heterozigositas. Semakin tinggi nilai rata-rata heterozigositas, semakin
tinggi variasi genetiknya. Variasi genetik adalah cerminan dari sifat-sifat
tersebut dari keturunan yang akan diturunkan dari orang tua untuk keturunan.
Sifat hereditas tercermin dalam pertumbuhan, kelangsungan hidup, resistensi
penyakit dan konversi pakan nilai (Leary dalam Arnawati, 2003). Berdasarkan
pada interpretasi pola pita pada pati kanji, dari 9 lokus yang diekspresikan dari
4 isozim (EST, ACP, PER, dan AAT).
Ikan hampala dari waduk PB. Soedirman dapat mengekspresikan 3
lokus dari 4 isozim EST, ACP, PER dan AAT, yang semuanya bersifat
polimorfik. PER isozim tidak bisa lokus ekspres. Demikian derajat
polimorfisme yang dicapai adalah 1,00 atau 100%. Nilai dari polimorfisme
lokus menggambarkan tingkat variasi genetik dari populasi ikan hampala dari
waduk PB. Soedirman. Di area sungai sebelum waduk PB. Soedirman, juga
mengekspresikan 3 lokus dari 4 isozim, yaitu, EST, ACP, PER dan AAT, tetapi
hanya 2 lokus yang polimorfik. Isozim PER di area pengambilan sampel ini
juga tidak bisa mengekspresikan lokus. Dengan demikian tingkat polimorfisme
tercapai di daerah ini adalah 0,66 atau 66%.
Yang terakhir, di area sampling setelah waduk PB. Soedirman,
ekspreskan 3 lokus dari 4 isozim, mis., EST, ACP, PER dan AAT, semuanya
yang bersifat polimorfik. PER isozim juga tetap tidak dapat mengekspresikan
lokus. Demikian derajatnya polimorfisme yang dicapai dalam pengambilan
sampel ini area adalah 1,00 atau 100%. Nilai dari polimorfisme lokus
menggambarkan tingkat variasi genetik dari populasi ikan hampala dari
waduk PB. Soedirman.

4
Pengamatan telah dilakukan berdasarkan derajat polimorfisme, yang
menunjukkan bahwa variasi genetik terbaik adalah populasi ikan hampala dari
daerah sungai setelah waduk PB. Soedirman dan perairan Waduk PB.
Soedirman, dalam nilai yang sama, diikuti oleh wilayah sungai sebelum waduk
PB. Soedirman. Berdasarkan tingkat polimorfisme, dapat dikatakan bahwa
variasi genetik ikan hampala di Sungai Serayu Kabupaten Banjarnegara masih
bagus karena tingkat polimorfisme mendekati 90%.
Dari penelitian yang sudah dilakukan pada kedua jurnal maka dapat
diketahui keberadaan ikan endemik Hampala (Hampala Macrolepidota) di danau
Ranau, Sumatera Selatan masih sangat melimpah terlihat dari segi isi lambung
dan posisinya dalam rantai makanan yang menjadi konsumen primer.
Sedangkan ikan Hampala (Hampala Macrolepidota) di Waduk PB. Soedirman dan
Sungai Serayu menyatakan keberadannya juga masih bagus. Hal itu dibuktikan
dengan pengamatan melalui variasi genetiknya. Ikan hampala dari area studi,
dapat mengekspresikan isozyme EST, ACP, dan AAT baik, kecuali PER isozim.
Sehingga dari penelitian tersebut diketahui pada waduk PB. Soedirman dan
Sungai Serayu masih murni dari ikan asli tanpa tercampur dengan genetik dari
ikan introduksi.

5
III. PENUTUP

III.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari analisis jurnal diatas adalah


kondisi spesies ikan Hampala (Hampala Macrolepidota) Di Perairan Tawar
Indonesia melalui kondisi ekologi dan variasi genetiknya masih sangat bagus
keberadaannya. Hal ini dikarenakan ikan Hampala (Hampala Macrolepidota)
masih berada di tingkat konsumen primer di Danau Ranau dan variasi
genetiknya masih memenuhi pada penelitian di Waduk PB. Soedirman dan
Sungai Serayu.

6
DAFTAR PUSTAKA

Makmur, S., Arfiati, D., Bintoro,G., & Ekawati, A.W. 2014. Food Habit of
Hampala (Hampala macrolepidota Kuhl & Van Hasselt 1823) and its
Position in Food Web, Food Pyramid and Population Equilibrium of
Ranau Lake, Indonesia. Journal of Biodiversity and Environment Sciences
(JBES). 4(6): 167-177.

Suryaningsih, S., Simanjutak, S.B.I., & Sukmaningrum, S. 2018. Genetic


Variation of Hampala Fish (Hampala macrolepidota) Population in PB.
Soedirman Reservoir and Serayu River. Biosaintifika. 10(1): 145-152.

Anda mungkin juga menyukai