Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

REPRODUKSI IKAN

KAKAP MERAH (Lutjanus marabaricus)

Makalah Ini Disusun Sebagai

Tugas Terstruktur Mata Kuliah Fisiologi Reproduksi Ikan

Semester Genap

Disusun Oleh :

Nama : M.Fadilah Akbar


NPM : 22744020

PROGAM STUDI TEKNOLOGI PEMBENIHAN

IKAN JURUSAN PETERNAKAN

POLITEKNIK NEGERI

LAMPUNG 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya


sehingga makalah yang berjudul “Fisologi Reproduksi Ikan Kakap Merah
(Lutjanus marabaricus) dapat tersusun sampai selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi saya sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan


dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
saya. Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Lampung, 9 April 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2. Tujuan..........................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................3
2.1. Klasifikasi Kakap Merah (Lutjanus marabaricus)..................................3
2.2. Reproduksi...................................................................................................4
2.3 Macam-Macam Seksualitas Ikan................................................................4
2.3.1 Hermaprodit...........................................................................................4
2.3.2 Gonokhorisme........................................................................................5
2.4. Sifat Seksualitas Ikan..................................................................................6
2.4.1 Sifat Seksual Primer..............................................................................6
2.5.2 Sifat Seksual Sekunder..........................................................................6
2.5 Tingkat Kematangan Gonad (TKG)..........................................................7
2.6. Parental Care...............................................................................................8
BAB III..................................................................................................................10
PEMBAHASAN...................................................................................................10
3.1 Pembahasan................................................................................................10
BAB IV..................................................................................................................12
PENUTUP.............................................................................................................12
5.1 Kesimpulan.................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikan merupakan sumber daya alam yang sering dijadikan tujuan atau
sasaran dalam proses yang memanfaatkan sumber daya hayati perairan. Selain itu,
ikan memiliki nilai ekonomi yang tinggi dibandingkan dengan organisme air
lainnya. Hasil laut Indonesia merupakan salah satu negara penyuplai devisa.
Selain bernilai ekspor, stok ikan laut seperti ikan, udang dan rumput laut juga
melayani kebutuhan konsumsi dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan protein
hewani (Jabarsyah et al., 2011).

Sumber daya perikanan merupakan salah satu sumber daya alam yang
harus dimanfaatkan secara optimal untuk kesejahteraan masyarakat dan bersifat
khas sebagai sumber daya bersama/publik. milik bersama ). Properti ini
memungkinkan penggunaannya (akses terbuka) artinya setiap orang dapat
menangkap ikan tanpa batasan di dalam perairan teritorial. Karena sifat-sifat
tersebut maka eksploitasinya dapat mengalami overeksploitasi. Hal ini dapat
menyebabkan peningkatan hasil tangkapan, populasi ikan yang tidak seimbang,
dan tidak tereksploitasinya stok ikan tersebut.” (Rahman 1992).

Kecenderungan global dalam pengelolaan perikanan semakin mengarah


pada pemahaman bahwa stok ikan harus bermanfaat bagi generasi sekarang dan
mendatang. Saat ini, karena perubahan arah nelayan, nilai ekonomi ikan kakap
merah semakin menjanjikan, dan popularitas konsumen meningkat, permintaan
pasar meningkat dari waktu ke waktu, sehingga harga jual ikan merah bream laut
lebih tinggi. . Hal ini berkaitan erat dengan karakteristik stok ikan yang dapat
musnah karena kemampuannya yang terbatas untuk memulihkan
(memperbaharui) dibandingkan dengan tingkat eksploitasi yang tinggi (Phasuk,
1987).

Ikan kakap adalah ikan dasar yang hidup dari perairan dangkal hingga laut
dalam. Ikan kakap merah melimpah di perairan pesisir seluruh Indonesia dan
memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Kakap bisa dijual hidup atau diolah dalam

1
bentuk fillet. Distribusi ikan kakap merah meluas di sekitar pantai Indonesia,
sepanjang pantai Teluk Benggala, Teluk Siam,Laut Cina Selatan di utara, dan ke
perairan tropis Australia di selatan (Gunarso, 1995).

Menurut Newman et al. (2000) Ikan kakap merah L. malabaricus memiliki


umur yang cukup panjang bisa mencapai 20 tahun dan pertumbuhannya relatif
Perlahan setelah menjadi dewasa (bereproduksi). Musim pemijahan ikan kakap
merah terjadi pada bulan Oktober hingga Januari (McPaerson et al., 1992). Di
Indonesia masih belum banyak dilakukan penelitian tentang musim pemijahan
ikan kakap merah ini,sehingga untuk menjaga sumberdaya ikan perlu diketahui
salah satunya aspek fisiologi reproduksi dari ikan kakap merah.

1.2. Tujuan
Makalah ini dibuat dengan tujuan mengetahui sifat reproduksi ikan kakap
merah (Lutjanus marabaricus) baik dari ciri reproduksi, tingkat kematangan
gonad dan sifat parental care

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Klasifikasi Kakap Merah (Lutjanus marabaricus)

Gambar 1. Ikan Kakap Merah (Lutjanus marabaricus)

Sumber : https://rimbakita.com/ikan-kakap/

Nama ikan kakap diberikan kepada sekelompok ikan yang termasuk dalam
tiga marga: Lutjanus, Latidae, dan Labotidae. Spesies yang termasuk dalam famili
Luchanidae biasa disebut Kakap Merah, sedangkan spesies lain yaitu calcarifers
akhir yang termasuk dalam filum Latedae biasa disebut kakap putih dan Lobotos
thrinamensis. yang termasuk suku Lobotidae disebut kakap batu (Hutomo et al.
1986).Ikan kakap merah keluarga Lutjanidae mempunyai klasifikasi sebagai
berikut (Saanin, 1984) :

Filum :cChordata

Sub filum : Vertebrata

Kelas : Pisces

Sub kelas : Teleostei

Ordo : PercomorphiSub

ordo : Perciodea

Famili : Lutjanidae

3
Sub famili : Lutjanidae

Genus : Lutjanus

Spesies : Lutjanus malabaricus

2.2. Reproduksi
Reproduksi pada setiap jenis hewan air berbeda-beda tergantung kondisi
lingkungan, ada yang berlangsung setiap musim dan ada juga yang tergantung
pada kondisi tertentu setiap tahunnya. Dalam keadaan normal, ikan
melangsungkan pemijahan minimum satu kali dalam satu daur hidupnya. Hampir
semua jenis ikan pemijahannya berdasarkan reproduksi seksual yaitu terjadinya
penyatuan sel reproduksi organ berupa telur dari ikan betina dan spermatozoa dari
ikan jantan (Effendie, 2002).

Ikan melakukan reproduksi secara eksternal. Dalam melakukannya ikan


jantan dan ikan betina akan saling mendekat, lalu ikan betina akan mengeluarkan
telur. Kemudian, ikan jantan akan mengeluarkan spermanya, sperma dan telur
akan bercampur di dalam air (yang disebut dengan oviparus). Apabila dalam suatu
populasi terdiri dari ikan-ikan yang memiliki perbedaan seksualitasnya, maka
disebut dengan populasi.

2.3 Macam-Macam Seksualitas Ikan


2.3.1 Hermaprodit
Ikan kermaprodit mempunyai jaringan ovarium maupun jaringan testis
yang sering dijumpai dalam beberapa famili ikan. Kedua jaringan tersebut terdapat
dalam satu organ dan letaknya seperti letak pada gonad yang terdapat pada
[individu] normal. Pada umumnya, ikan hermaprodit hanya satu sex saja yang
berfungsi pada suatu saat, meskipun ada beberapa spesies yang bersifat
hermaprodit sinkroni. Berdasarkan perkembangan ovarium dan atau testis yang
terdapat dalam satu individu dapat menentukan jenis hermaproditismenya.
Terdapat 3 macam hermaprodit pada ikan:

4
1. Hermaprodit Sinkron
Hermaprodit sinkroni adalah sijfat pematangan sel kelamin jantan
dan betina pada waktu yang bersamaan. Contohnya pada ikan berfamili
Serranidae.Ikan yang tidak mengadakan pembuahan sendiri, dalam satu
kali pemijahan ikan tersebut dapat berlaku sebagai ikan jantan dan dapat
pula sebagai ikan betina.
2. Hermaprodit Protandri
Hermaprodit protandi adalah perubahan kelamin dari jantan ke
betina. Contohnya pada ikan kakap putih (Lates calcariver). Dimana kakap
jantan akan mengalami perbuhan kelamin menjadi betina, pada berat 2–4
kg. hasil penelitan menunjukkan populasi ikan kakap jantan menurun
seiring bertambahnya berat badan.
3. Hermaprodit Protagini
Hermaprodit protagini adalah sifat perubahan kelamin dari betina
menjadi jantan. Ikan ini memulai siklus reproduksinya sebagai ikan betina
yang berfungsi, kemudian ikan betina berubah menjadi ikan jantan yang
berfungsi. Urutan daur hidupnya yaitu masa juvenile yang hermaprodit,
masa betina yang berfungsi, masa interseks, dan masa terakhir yaitu masa
jantan berfungsi.

2.3.2 Gonokhorisme
Ikan gonokhorisme mempunyai kondisi seksual yang berganda.
Gonokhorisme tak berdiferensiasi pada ikan tahap juvenile gonad ikan tidak
memiliki jaringan yang jelas mengenai statusnya apakah jantan atau betina.
Kemudian gonad tersebut berkembang seperti ovarium. Setengah dari individu-
individu ikan gonadnya menjadi ovarium (ikan betina), setengah individu lain
gonadnya menjadi testis (ikan jantan) sehingga terjadi interseks. Sedangkan
gonokhorisme berdiferensiasi yaitu sejak muda ikan tersebut sudah memiliki
perbedaan antara jantan dan betina,sehingga tidak terjadi spesies interseks.

5
2.4. Sifat Seksualitas Ikan
2.4.1 Sifat Seksual Primer
Sifat seksual primer pada ikan ditandai dengan adanya organ yang secara
langsung berhubungan dengan proses reproduksi, yaitu ovarium dan pembuluhnya
pada ikan betina, dan testis dengan pembuluhnya pada ikan jantan. Ovarium
memanjang dan kompak.

Ovarium terdiri dari oogania dan jaringan penunjang atau stroma. Mereka
tergantung pada bagian atas rongga tubuh dengan perantara mesovaria, dibawah
atau di samping gelembung renang ( jika ada ). Ukuran dan perkembangannya
pada rongga tubuh bervariasi dengan tingkat kematangannya. Pada keadaan
matang, ovarium bisa mencapai 70% dari berat tubuhnya. Sebagian besar pada 98
waktu masih muda warna keputih-putihan dan menjadi kekuningkunngan pada
saat matang.

Testis (gonad jantan) bersifat internal dan bentuknya longitudinal, pada


umumnya berpasangan. Lamprey dan hagfishes mempunyai testis tunggal. Testis
ini bergantung pada bagian atas rongga tubuh dengan perantara mesorchium,
dibawah atau disamping gelebung gas (jika ada). Mereka tersusun dari folikel-
folikel tempat spermatozoa berkembang. Ukuran dan warna gonad bervariasi
tergantung pada tingkat kematangannya dengan berat bias mencapai 12% atau
lebih dari bobot tubuhnya. Kebanyakan testis berwarna putih kekuningan dan
halus.

2.5.2 Sifat Seksual Sekunder


Sifat seksual sekunder ialah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk
membedakan ikan jantan dan ikan betina. Satu spesies ikan yang mempunyai sifat
morfologi yang dapat dipakai untuk membedakan jantan dan betina dengan jelas,
maka spesies itu bersifat seksual dimorfisme. Namun, apabila satu spesies ikan
dibedakan jantan dan betinanya berdasrkan perbedaan warna, maka ikan itu
bersifat seksual dikromotisme. 10 Pada umumnya ikan jantan mempunyai warna
yang lebih cerah dan menarik dari pada ikan betina.

6
2.5 Tingkat Kematangan Gonad (TKG)
Menurut Effendi (1979), tingkat kematangan gonad (TKG) adalah tahapan
spesifik perkembangan gonad sebelum dan sesudah pemijahan pada ikan.
Penentuan kematangan gonad antara lain dengan mengamati perkembangan
gonad. Dalam proses reproduksi, perkembangan gonad yang semakin matang
merupakan bagian dari proses produksi ikan sebelum terjadi pemijahan. Selama
waktu ini, sebagian besar hasil metabolisme terfokus pada perkembangan gonad.
Pencatatan perubahan atau tahapan pematangan gonad diperlukan untuk
menentukan rasio ikan bereproduksi dan tidak. Mengetahui tahap pematangan
gonad juga memberikan informasi kapan ikan memijah, baru memijah, atau sudah
selesai memijah.

Menurut Nikolsky ada beberapa tahapan perkembangan gonad ikan, yaitu :

a) Tingkat 1 ” Tidak Masak”


yaitu tahap muda atau disebut juga immature. Pada tahap itu, individu-
individu muda belummempunyai keinginan untuk berreproduksi,
godan berukuran sangat kecil.

b) Tingkat 2 “ Masa Istirahat”


yaitu tahap istirahat atau disebut pula resting stage. Pada tahap ini
produk seksual belummulai berkembang, gonad berukuran masih
belum berubah, telur belum dapat dilihat ataudibedakan dengan mata
telanjang.

c) Tingkat 3 “ Hampir Masak”


yaitu tahap proses pemasakan atau maturation. Pada tahap ini, telur-
telur sudah dapatdibedakan dengan kasat mata. Selain itu masa
pertumbuhan dan pertambahan berat gonadberjalan cepat. Testis
berubah dari warna transparan menjadi pucat.

d) Tingkat 4 ”Masak”
yaitu tahap masak atau maturity. Pada tahap ini produk seksual sudah
masak dan gonadmencapai berat maksimum. Meskipun begitu produk
seksual tidak bisa keluar bila tidakditekan atau diurut.
7
e) Tingkat 5 ”Reproduksi”
yaitu tahap reproduksi atau reproduction. Pada tahap ini produk
seksual yang memang sudahmatang akan keluar dengan ditekan secara
perlahan. Berat gonad turun dengan cepat dariawal pemijahan sampai
selesai.

f) Tingkat 6 ”Keadaan Salin”


yaitu kondisi salin atau spent condition. Pada tahap ini produk seksual
telah keluar. Lubangseksual berubah menjadi kemerahan dan gonad
telah mengempis. Selain itu ovum dalamgonad tinggal telur sisa dan
testis berisi sperma sisa.

2.6. Parental Care


Perilaku memelihara anak tidak dapat dilepaskan dari perilaku
berkembang biak (sexual behavior ) dan mencari makanan ( foraging behaviour ).
Makhluk hidup dalam memelihara anak akan melakukan beberapa tingkah laku
yang unik dalam merawat anak-anaknya. Beberapa penelitian menunjukkan
bahwa pemeliharaan anak oleh induknya berhubungan erat dengan sistem
perkawinan kedua induknya.Pemeliharaan anak (parental care) didefinisikan
sebagai segala bentuk tingkah laku orang tua yang bertujuan untuk meningkatkan
kelangsunganhidup keturunannya. Perilaku memeliharaan anak meliputi persiapan
liangatau sarang sebagai tempat anak tumbuh berkembang setelah lahir, penjagaan
telur atau anak yang baru dilahirkan, menyiapkan proseskelahiran dan
memberikan makanan yang cukup untuk keberlangsungananak hingga siap
dilepas ke alam bebas, serta perlindungan anak dari predator.
1. Parental Care Aktif
Ikan yang tergolong parental care aktif umumnya tidak hanya
melindungi dari gangguan musuh tetapi juga sambil menyediaan
lingkungan yang sebaik mungkin untuk anak yang sedang dilindungi.
Misalnya mengibas-ngibaskan sirip ekor sehingga dapat
meningkatkan oksigen terlarut, meletakkan telur dalam sarang.
Biasanya jumlah telur yang induknya melakukan parental care aktif
dicirikan dengan jumlah

8
telur relatif sedikit, sehingga untuk mempertahankan jumlah larva,
anak ikan yang hidup, si induk melakukan parental care
2. Parental Care Pasif
Pemeliharaan diserahkan pada lingkungan. Biasanya induk yang
cenderung parental care pasif sangat selektif terhadap musim dan
tempat. Biasanya tidak memijah pada musim kemarau tetapi pada
musim hujan, karena pada musim hujan, areal terendam lebih
luas,banyak tersedia pakan alami sehingga anakan ikan atau larva
mendapat jaminan hidup yang baik dari lingkungannya.Golongan ikan
yang parental care pasif dicirikan dengan jumlah telur yang relatif
banyak

9
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan
Ikan kakap tergolong diecious yaitu ikan ini terpisah antara jantan dan
betinanya. hampir tidak dijumpai seksual dimorfisme atau beda nyata antara jenis
jantan dan betina baik dalam hal struktur tubuh maupun dalam hal warna. Pola
reproduksinya gonokorisme, yaitu setelah terjadi diferensiasi jenis kelamin, maka
jenis seksnya akan berlangsung selama hidupnya, jantan sebagai jantan dan
betinasebagai betina. Jenis ikan ini rata-rata mencapai tingkat pendewasaan
pertama saat panjang tubuhnya telah mencapai 41 – 51% dari panjang tubuh total
atau panjangtubuh maksimum. Jantan mengalami matang kelamin pada ukuran
yang lebih kecil dari betinanya.
Kelamin atau gonad ikan jantan umumnya berwarna putih dan kenyal,
sedangkan untuk gonad betina berwarna kuning hingga agak kemerahan dan akan
tampak butiran telur jika telah mencapai kematangan kelamin.
Kelompok ikan ini akan mencapai kematangan kelamin pada ukuran 40-
50% dari panjang maksimumnya (Grimes, 1987). Pada umumnya, penentuan jenis
kelamin dan tingkat kematangan gonad (TKG) ikan kakap dilakukan secara
visual, yaitu dengan cara memperhatikan perubahan morfologi pada gonad jantan
dan betina.
Ikan merah tergolong ikan yang memiliki parental care pasif.Kelompok
ikan yang siap memijah, biasanya terdiri dari sepuluh ekor atau lebih, akan
muncul ke permukaan pada waktu senja atau malam hari di bulanAgustus dengan
suhu air berkisar antara 22,2 – 25,2ºC. Ikan kakap jantan yang mengambil inisiatif
berlangsungnya pemijahan yang diawali dengan menyentuhdan menggesek-
gesekkan tubuh mereka pada salah seekor betinanya. Setelah itu baru ikan-ikan
lain ikut bergabung, mereka berputar-putar membentuk spiral sambil melepas
gamet sedikit di bawah permukaan air. Secara umum ikan kakap merah yang
berukuran besar akan bertambah pula umur maksimumnyadibandingkan yang
berukuran kecil. Ikan kakap yang berukuran besar akanmampu mencapai umur
maksimum

1
berkisar antara 15 – 20 tahun, umumnyamenghuni perairan mulai dangkal hingga
kedalaman 60 – 100 meter.

1
BAB IV

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kakap merah utara adalah spesies ikan kakap dari barat Samudera Atlantik
termasuk Teluk Meksiko, di mana ia mendiami lingkungan yang terkait dengan
terumbu. Ikan kakap tergolong diecious yaitu ikan ini terpisah antara jantan dan
betinanya. hampir tidak dijumpai seksual dimorfisme atau beda nyata antara jenis
jantan dan betina baik dalam hal struktur tubuh maupun dalam hal warna. Pola
reproduksinya gonokorisme.
Kelamin atau gonad ikan jantan umumnya berwarna putih dan kenyal,
sedangkan untuk gonad betina berwarna kuning hingga agak kemerahan dan akan
tampak butiran telur jika telah mencapai kematangan kelamin. Kelompok ikan ini
akan mencapai kematangan kelamin pada ukuran 40-50% dari panjang
maksimumnya (Grimes, 1987).
Ikan kakap merah tergolong ikan yang memiliki parental care pasif,itu
dapat dilihat dari tingkah laku ikan sebelum dan sesudah melakukan pemijahan
dan jumlah telur.

1
DAFTAR PUSTAKA

Sularto, Febrianti, R. & Suharyanto. 2016. Perbandingan jenis kelamin dan


Dimorfisme Seksual Pada Pertumbuhan Ikan Gurami (Osphronemus
goramy) Serta Implikasinya Terhadap Stategi Seleksinya. Jurnal Riset
Akuakultur. 11(4): 307-312
Devlin, R.H. & Nagahama, Y. 2002. Sex determination and sex differentiation in
fish: an overview of genetic, physiological, and environmental
influences. Aquaculture. 208: 191 – 364
Langer, K.F., Bardach, J.E., Miller, R.R. & Passino, D.R.M. 1977. Ichtyology
Second Edition. John Wiley & Sons, New York
Mayunar. 1994. Beberapa Tipe dan Teori Hermaprodit Pada Ikan Laut.
Oseana. 21(1): 21-31
Allen, G.R. 1985. FAO Species Catalogue. Vol. 6. Snappers of the world. An
annotated and illustrated catalogue of lutjanid species known to date. FAO
Fish. Synop. 125(6):208 p
Allen, G.R and M. Adrim. 2003.. Coral reef fishes of Indonesia. Zoological
Studies, 42 (1): 1-72.
Andamari, R., D. Milton, T. Van der Velde and B. Sumiono. 2004. Pengamatan
aspek biologi reproduksi ikan kakap merah 38 (Lutjanus malabaricus) dari
Perairan Sape dan Kupang. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia, 10 (4):
65-75.
Oktaviyani, S. dan W. Kurniawan. 2017. Aspek reproduksi ikan kakap Lutjanus
vitta (Quoy & Gainmard, 1824) di Teluk Jakarta dan sekitarnya. Jurnal
Iktiologi Indonesia, 17(2): 215- 225.
Wahyuningsih, Prihatiningsih dan T. Ernawati. 2013. Parameter populasi ikan
kakap merah (Lutjanus malabaricus) di perairan Laut Jawa bagian timur.
Bawal, 5 (3): 175-179.

Anda mungkin juga menyukai