IKHTIOLOGI
SISTEM REPRODUKSI
DISUSUN OLEH:
1. RIFQAH ATHIYYAH (L 231 15 307)
2. DIAN PURNAMASARI ANWAR (L 231 15 309)
3. NURUL WAHYU MUSTAFA (L 231 15 311)
4. NURAZISAH TAUFIQ (L 231 15 313)
5. MONISA TEJAYA (L 231 15 315)
6. MUHAMMAD DZULFAQARRAHMAN PUTRA (L 231 15 309)
7. YUNISA PUTRI ANDARI (L 231 15 513)
8. A. RAHMI RAJA PUTRI (L 231 15 519)
9. ISNAINUL AMALIAH (L 241 15 001)
10. INDRAWATI (L 241 15 005)
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusun tugas ini dapat di selesaikan. Tugas
“SISTEM REPRODUKSI ”.
Terima kasih disampaikan kepada Dosen mata Kuliah Ikhtilogi yang telah
membimbing dan memberikan kuliah demi kelancaran tugas ini dan teman-teman
yang turut berpatisipasi dalam proses penulisan makalah ini. Penulis sadar masih
terdapat sangat banyak kekurangan pada makalah ini, untuk itu diharapkan kritik
dan sarannya.
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Nasional yang di selaraskan dengan kondisi wilayah dengan tidak lepas dari
tahan ke daerahan atas dasar kekuatan sendiri. Perairan tawar Indonesia sebagai
perairan tropis, memiliki plasma nuftah perikanan yang sangat banyak. Spesies ikan
air tawar sangat beragam, ada yang berukuran besar dan ada yang berukuran kecil.
Sebagian diantaranya dapat dijadikan ikan hias dan sebagian lagi dijadikan ikan
dibidang perikanan sehingga dengan potensi yang dimiliki ini dapat meningkatkan
tersebut dengan semaksimal mungkin, baik itu untuk perikanan budidaya maupun
produksi unggulan yang merupakan ruang untuk sektor – sektor strategis yang
semakin meningkat. Hal ini memang sudah sejalan dengan kemajuan jaman dan
teknologi.
antara lain fisiologi. Fisiologi sebagai salah satu cabang biologi yang berkaitan
dengan fungsi dan kegiatan kehidupan dapat lebih mudah dipahami bila organisme
dan fungsi sel diketahui, dimana salah satu bentuk fisiologi tersebut adalah
reproduksi.
1.2 Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan
Anonim (2016), ikan adalah hewan berdarah dingin, ciri khasnya adalah
mempunyai tulang belakang, insang dan sirip, dan terutama ikan sangat bergantung
atas air sebagai medium dimana tempat mereka tinggal. Yushinta Fujaya (2004),
ikan sebagai hewan air memiliki beberapa mekanisme fisiologis yang tidak dimiliki
ikan disesuaikan dengan kondisi lingkungan. Misalnya, sebagai hewan yang hidup
di air, baik itu perairan tawar maupun di perairan laut menyebabkan ikan harus
melakukan reproduksi maka harus ada gamet jantan dan betina. Penyatuan gamet
jantan dan betina akan membentuk zigot yang selanjutnya berkembang menjadi
besar individu yang hidup di permukaan bumi ini. Tingkah laku reproduksi pada
ikan merupakan suatu siklus yang dapat dikatakan berkala dan teratur. Kebanyakan
ikan mempunyai siklus reproduksi tahunan. Sekali mereka memulainya maka hal
itu akan berulang terus menerus sampai mati. Beberapa ikan malahan bisa
Menurut Anne Ahira (2011), cara reproduksi ikan ada antara lain :
1. Ovipar, yaitu sel telur dan sel sperma bertemu di luar tubuh dan embrio ikan
ditentukan oleh hubungannya dengan placenta, dan anak ikan menyerupai induk
dewasa.
berkembang di dalam tubuh ikan induk betina, dan anak ikan menyerupai induk
dewasa.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Seksualitas
Secara umum ikan dapat dibedakan atas dua jenis yaitu jantan dan betina
sama. Istilah lain untuk keadaan ini disebut gonokhoristik yang terdiri atas dua
kelompok yaitu :
1. Kelompok yang tidak berdiferensiasi, artinya pada waktu juvenil, jaringan
tubuh individu ditemukan dua jenis gonad (jantan dan betina). Bila kedua jenis
gonad ini berkembang secara serentak dan mampu berfungsi, keduanya dapat
matang bersamaan atau bergantian maka jenis hermafrodit ini disebut hermafrodit
sinkroni. Contoh ikan yang bersifat seperti ini adalah Serranus cabrilla, Serranus
subligerius dan Hepatus hepatus. Ikan yang termasuk golongan ini adalah Sparrus
auratus dan Pagellus centrodontus. Bila pada awalnya berkelamin jantan namun
semakin tua akan berubah kelamin menjadi betina maka disebut sebagai
menjadi kelamin jantan seperti dijumpai pada ikan belut, Fluta alba.
Perbedaan seksualitas pada ikan dapat dilihat dari ciri-ciri seksualnya. Ciri
seksual pada ikan terbagi atas ciri seksual primer dan ciri seksual sekunder. Ciri
secara langsung. Ciri tersebut meliputi testes dan salurannya pada ikan jantan serta
ovarium dan salurannya pada ikan betina. Ciri seksual primer sering memerlukan
pembedahan untuk melihat perbedaannya. Hal ini membuat ciri seksual sekunder
lebih berguna dalam membedakan jantan dan betina meskipun kadangkala juga
Ciri seksual sekunder terdiri atas dua jenis yaitu yang tidak mempunyai
tambahan pada pemijahan. Bentuk tubuh ikan merupakan ciri seksual sekunder
yang penting. Biasanya ikan betina lebih buncit dibandingkan ikan jantan, terutama
ketika ikan tersebut telah matang atau mendekati saat pemijahan (spawning). Hal
tersebut disebabkan karena produk seksual yang dikandungnya relatif besar. Pada
saat puncak pemijahan, tampak pada banyak ikan jantan suatu benjolan yang timbul
tepat sebelum musim pemijahan dan menghilang sesaat setelah pemijahan. Contoh
kejadian seperti ini dapat dilihat pada ikan minnow (Osmerus). Ada juga ikan yang
memiliki sirip ekor bagian bawah yang memanjang pada ikan jantan Xiphophorus
helleri, sirip ekor yang membesar dijumpai pada ikan Catostomus commersoni.
Contoh yang sangat ekstrim dijumpai pada ikan anglerfish (Ceratias) dimana ikan
jantan jauh lebih kecil daripada ikan betinanya. Sebegitu kecilnya sehingga
Ciri seksual sekunder tambahan yang mencirikan ikan jantan pada beberapa
spesies, dalam hal ini sirip anal berkembang menjadi alat kopulasi (intromittent).
Gonopodium terdapat pada ikan Gambusia affinis, Lobistes reticulatus dan ikan-
ikan famili Poeciliidae. Pada ikan Xenodexia, modifikasi sirip dada digunakan
suatu organ clasper di bagian atas kepalanya yang dinamakan ovipositor yang
berfungsi sebagai alat penyalur telur. Bentuk seperti ini dijumpai pada ikan
Umumnya ikan jantan mempunyai warna yang lebih cemerlang daripada ikan
betina. Pada ikan sunfish, Lepomis humilis, jantannya mempunyai bintik jingga
dalam lobule yang dikelilingi sel-sel sertoli yang mempunyai fungsi nutritif.
Saluran sperma terdiri dari dua bagian. Bagian pertama berbatasan dengan
testis, berguna untuk membuka lobule (juxta-testicular part) dan bagian lainnya
papilla. Pada beberapa ikan, misalnya ikan salmon, tidak memiliki kantung
seminal, tetapi pada bagian luar saluran sperma terdapat sel-sel yang berfungsi
spermatosit sekunder diploid membelah diri menjadi dua spermatid haploid (n).
lobulus masuk ke dalam saluran sperma. Pelepasan ini mungkin disebabkan oleh
sperma.
Perangsangan perkembangan sperma tidak terlepas dari peran serta hormon
terjadi pembelahan meiosis I, membentuk oosit sekunder dan polar body I melalui
proses meiosis II oosit sekunder membelah menjadi oosit dan polar body II.
pengumpulan kuning telur. Secara substansial, kuning telur terdiri atas tiga bentuk
yaitu : kantung kuning telur (yolk vesicle), butiran kuning telur (yolk globule) dan
tetesan minyak (oil droplet). Kantung kuning telur berisi glikoprotein dan pada
atas lipoprotein, karbohidrat dan karoten. Oil droplet secara umum terdiri atas
Perkembangan telur ikan secara umum meliputi empat tahap, yaitu awal
bekal bagi embrio untuk menghasilkan protein dari dirinya sebagai cadangan.
atau vesikel. Pada perkembangan telur selanjutnya, kantung kuning telur ini akan
membentuk kortikal alveoli yang berisi butir-butir korteks. Tahap ini juga dicirikan
berasal dari luar sel, yaitu kuning telur atau disebut juga vitelogenin. Vitelogenin
hasil mobilisasi lipid dari lemak visceral. Selanjutnya kuning telur dibawa oleh
radiata, sel-sel granulosa dan theca. Sel-sel theca bertanggung jawab dalam sintesis
tahap pergerakan germinal vesicle ke tepi dan akhirnya melebur (germinal vesicle
folikel.
antara masing-masing spesies pada umur dan ukuran yang berbeda. Secara umum
ikan-ikan mempunyai ukuran maksimum kecil dan jangka hidup pendek, akan
mencapai kedewasaannya pada umur yang lebih muda daripada ikan yang
mempunyai ukuran maksimum lebih besar. Ikan Lebistes dan Gambusia affinis
mencapai kematangan seksual pada umur kurang dari satu tahun pada panjang
kurang dari 2,5 cm. Banyak ikan yang mencapai kedewasaan pada umur satu tahun.
Tetapi banyak pula spesies ikan yang mencapai kematangan seksual pertama kali
pada umur dua sampai lima tahun, dengan panjang 3 sampai 12 inci bahkan lebih.
Yang termasuk kelompok ikan ini adalah ikan trout (Salmo), blackbass
kematangan seksual pada umur 10-13 tahun dengan panjang lebih dari 60-100 cm.
Ikan sturgeons baru mencapai kematangan pada umur 15 tahun atau lebih dengan
Bilamana ikan sudah dewasa secara seksual, produk seksual akan matang
yaitu yang timbul dalam diri ikan itu sendiri (faktor internal) dan yang berasal dari
lingkungannya (faktor eksternal). yang termasuk faktor internal antara lain jenis
3.4 Pemijahan
Pada pemijahan ikan-ikan yang biseksual, persatuan sel telur dengan sperma
bisa terjadi dengan dua cara. Cara pertama yaitu sel telur bersatu dengan sperma di
luar tubuh induk (fertilisasi eksternal). fertilisasi eksternal ini dilakukan misalnya
oleh ikan-ikan yang termasuk famili Cyprinidae, Anabantidae, dan Siluridae. Cara
yang kedua yaitu sel telur bersatu dengan sperma di dalam tubuh induk (Fertilisasi
internal). Cara ini dijumpai pada ikan-ikan subklas Elasmobranchii dan juga
fertilisasi internal, beberapa alat digunakan oleh ikan pada waktu melakukan
Jumlah telur yang dihasilkan oleh induk betina (fekunditas) umumnya jauh
dengan ikan-ikan yang melakukan fertilisasi internal. Hal ini merupakan adaptasi
terhadap kecilnya peluang bertemunya sel telur dan sperma di luar tubuh.
ovipar, vivipar dan ovovivipar. Golongan ovipar adalah golongan ikan yang
kebutuhan anak ikan dan induk ikan bisa dikatakan hanya menyediakan tempat
awal untuk mencukupi kebutuhan makanannya. Anak ikan yang dilahirkan oleh
zigot. Pada proses pembuahan ini terjadi percampuran inti sel telur dan inti sperma.
Hanya satu sperma yang dibutuhkan untuk membuahi satu sel telur
dan menempel pada sel telur tetapi hanya satu yang dapat melewati mikrofil, satu-
satunya lubang masuk spermatozoa pada sel telur. Kepala spermatozoa menerobos
mikrofil dan bersatu dengan inti sel telur, sedangkan ekornya tertinggal pada
Cara lain yang digunakan sel telur mencegah sperma lain masuk adalah
terjadinya reaksi kortikal mikrofil menjadi lebih sempit dan spermatozoa yang
bertumpuk pada saluran mikrofil terdorong keluar. Reaksi korteks juga berfungsi
membersihkan korion dari spermatozoa yang melekat karena akan mengganggu
spermatozoa yang tadinya tidak bergerak dalam cairan plasmanya, akan bergerak
setelah bersentuhan dengan air dan dengan bantuan ekornya, bergerak ke arah telur.
spermatozoa ke arahnya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
dapat menjaga kondisi lingkungan dengan baik. Terutama menjaga kualitas air