Anda di halaman 1dari 2

I.

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Indonesia sebagai Negara kepulauan dengan jumlah 17.504 pulau

dan panjang garis pantai mencapai 81.000 km memiliki potensi yang

sangat besar bagi pengembangan komoditi rumput laut, di mana kegiatan

pengembangannya telah dilakukan di seluruh perairan Indonesia mulai,

dari Nangroe Aceh Darusalam sampai dengan Papua. Luas indikatif lahan

yang dapat dimanfaatkan untuk budidaya komoditas rumput laut Indonesia

mencapai 769.452 ha. Dari jumlah itu, baru sekitar 50% atau seluas

384.733 ha yang secara efektif dimanfaatkan, dan akan terus

dimanfaatkan sehingga target produksi tahun 2014 sebesar 10 juta ton

dapat dicapai. Perairan Indonesia merupakan perairan tropika yang kaya

akan sumber daya plasma nutfah rumput laut (menurut ekspedisi oleh Van

Bosse 1899-1900 mencapai 555 jenis), membuat komoditas rumput laut

menjadi salah satu hasil laut yang diunggulkan dan dikembangkan secara

luas(Wahyuningsi,2009).

Sulawesi Selatan merupakan daerah penghasil rumput laut terbesar

di Indonesia dengan kontribusi sekitar 30% persen lebih terhadap produksi

nasional. Rumput Laut juga merupakan hasil produksi terbesar perikanan

budidaya sulsel yaitu sekitar 70% kontribusi dari produk perikanan

lainnya.Perairan Sulawesi Selatan yang cukup luas dengan panjang pantai

kurang lebih 2500 km dapat dimanfaatkan bagi kepentingan budidaya


rumput laut. Untuk lebih meningkatkan potensi ter sebut pemerintah

daerah Sulawesi Selatan menetapkan kawasan pengembangan rumput

laut pada tujuh kabupaten berdasarkan SK Gubernur No. 904 X1 1996

tentang pusat pengembangan produk rumput laut di Sulawesi Selatan.

Kawasan yang dimaksud adalah Kabupaten Pangkep, Maros, Takalar,

Jeneponto, Bulukumba, Sinjai, dan Selayar (Made, 2001).

Kabupaten Maros sebagai daerah pesisir pantai dan laut memiliki

potensi pengembangan perikanan darat dan laut yang cukup besar.

Dimana untuk saat ini jenis budidaya perikanan yang diusahakan adalah

laut, sungai, tambak dan kolam. Jenis produksi yang dihasilkan terbanyak

saat ini bersumber dari laut dengan produksi Tahun 2008 mencapai

20.197.93 ton (maroskab.go.id)

Rumput laut bukanlah suatu hal yang asing bagi masyarakat yang

bermukim di daerah pesisir, masyarakat telah mengenal dan

memanfaatkan dalam kehdupan sehari-hari.Petani di Kabupaten Maros,

Sulsel mengembangkan sekitar 150 hektar lahan budidaya rumput laut

jenis Gracilaria.(Soenardjo,2011).

Alasan diadakannya praktek lapang Ekonomi Mikro adalah untuk

mengetahui dan mengidentifikasi dampak eksternalitas budidaya rumput

laut.

Anda mungkin juga menyukai