Abstrak
Latar belakang: Kanker payudara adalah jenis kanker dengan prevalensi tertinggi di
dunia . Golongan senyawa yang banyak terdapat di alam dan telah banyak diteliti
aktivitasnya sebagai antikanker yakni golongan senyawa flavonoid. Kandungan
flavonoid tertinggi pada kelor (Moringa oleifera) adalah quercetin dan kaempferol .
quercetin pada tanaman Moringa oleifera memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai
pengobatan kanker payudara.
Metode penelitian: Analisis in silico melalui pendekatan molecular docking terhadap
senyawa terdapat dalam tanaman Moringa oleifera dan memodelkan interaksi senyawa
aktif pada reseptor yang berperan sebagai antikanker .
Tujuan: Menguji aktivitas senyawa quercetin pada tanaman Moringa oleifera sebagai
antikanker payudara dengan mengetahui afinitas dan mekanisme molekuler dari
quercetin terhadap protein target NF kB
Hasil: Senyawa alami quercetin berpotensi sebagai obat antikanker dengan nilai afinitas
sebesar -6,7 kcal/mol terhadap NF kB .
Kata kunci: In silico, Anticancer , Breast Cancer , Moringa oleifera , Quercetin, NF kB
PENDAHULUAN
Berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) , pada tahun 2020
terdapat 2,3 juta wanita yang terdiagnosis kanker payudara dan 685,000 kematian
secara global. Hingga akhir tahun 2020, ada 7,8 juta wanita yang didiagnosis
menderita kanker payudara dalam 5 tahun terakhir, sehingga kanker payudara adalah
jenis kanker dengan prevalensi tertinggi di dunia. Kanker payudara terjadi di seluruh
dunia pada wanita usia berapa pun setelah pubertas tetapi dengan tingkat yang
meningkat di kemudian hari. Kematian akibat kanker payudara tidak banyak berubah
dari tahun 1930-an hingga 1970-an. Peningkatan kelangsungan hidup dimulai pada
1980-an di negara-negara dengan program deteksi dini yang dikombinasikan dengan
berbagai cara pengobatan untuk memberantas penyakit invasif (WHO, 2021).
Negara berpenghasilan rendah dan menengah menghadapi kendala sumber
daya dan infrastruktur yang menjadi tantangan dalam meningkatkan perawatan pada
kanker payudara melalui deteksi dini, diagnosis dan pengobatan . Di negara-negara
berpenghasilan tinggi seperti Amerika Serikat, sekitar 232.340 wanita didiagnosis dan
39620 meninggal akibat kanker payudara pada tahun 2013. Penurunan yang
signifikan terkait mortalitas kanker payudara di Amerika Serikat dari tahun 1975
hingga 2000 dikaitkan dengan perbaikan berkelanjutan dalam skrining mamografi
dan pengobatan (Shah et al., 2014).
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas senyawa quercetin pada
tanaman Moringa oleifera sebagai antikanker payudara dengan mengetahui afinitas
dan mekanisme molekuler dari quercetin terhadap protein target NF kB menggunakan
pendekatan docking molekuler secara in silico. Teknik kimia komputasi ini dapat
digunakan untuk mempercepat pemilihan senyawa yang akan diisolasi dan disintesis
dengan mengidentifikasi dan optimasi senyawa penuntun dalam proses penemuan
obat. Oleh karena itu, potensi kuersetin dalam menghambat ekspresi berlebih dari
protein NF kB dapat diketahui.
Molecular Docking
Proses docking dilakukan menggunakan AutoDock Vina dengan program aplikasi
PyRx yang dilakukan dengan mneyesuaikan parameter koordinat pada pusat kotak
grid. Ligan senyawa tumbuhan direaksikan dengan protein reseptor. Interaksi antara
senyawa tumbuhan (Quercetin) terhadap protein target NF kB(Nuclear Factor-kappa
B) dan senyawa kontrol (Doxorubicin) terhadap protein target NF kB(Nuclear
Factor-kappa B) divisualisasikan dan dianalisis menggunakan software PyMOL.
Hasil binding afinitas dipilih dari nilai yang paling negative. Nilai negative
mengindikasikan konformasi ligan dengan receptor yang paling stabil (Fadhil
Pratama & Pratomo, 2018). Penarikan kesimpulan diperoleh dari nilai binding
afinitas yang lebih negatif daripada counter dan lebih banyak asam amino yang
terikat oleh ikatan hydrogen yang sama dengan kontrol (Setzer et al., 2016). Efisiensi
kompleks ligan dengan reseptor protein dapat dilihat dari energi ikatan antara ligan
dengan protein minimum, dan interaksi ligan dengan sisi aktif protein
reseptor(Pratama & Suhartono, 2018).
Uji ADMET
ADMET adalah bentuk akronim yang digunakan untuk menganalisa parameter awal
sifat farmakokinetika yang meliputi absorpsi, distribusi, metabolisme, ekskresi, dan
toksisitas (ADMET). Uji ini dilakukan dalam dalam server admet prediction (
http://admet.scbdd.com/calcpre/index/ ) Senyawa Quercetin dipersiapkan dengan web
ADMET Prediction untuk memprediksi sifat fisikokimianya.
Gambar. 1 Hasil visualisasi interaksi protein target dan ligan. (a) interaksi Quercetin
dengan NF kB, (b) interaksi Doxorubicin (senyawa kontrol) dengan NF kB
Tabel 2. Sifat Farmakokinetik dan Bioaktivitas Senyawa Aktif terpilih dari Moringa
oleifera
Probabilitas Hasil
ADMET Karakteristik Senyawa
Quercetin
Blood-Brain Barrier 0.264
Human Intestinal Absorption 0,438
Absorption Caco-2 Permeability -6,168
Aqueous Solubilit -3,534
Bioavailability F 20% 0,557
Distribution Subcellular Localization Plasma
CYP450 2C9 Substrate (Yes/No) No
Metabolism CYP450 2D6 Substrate (Yes/No) No
CYP450 3A4 Substrate (Yes/No) No
AMES Mutagenesis (Yes/No) Yes 1
Human Hepatotoxicity (Yes/No) Yes 1
Toxicity Carcinogenity (Yes/No) No
Skin Sensitization (Yes/No) No
Biodegradation (Yes/No) -
Uji selanjutnya adalah uji drug-likeness yang digunakan untuk menguji sifat
kemiripan obat pada senyawa. Aturan yang digunakan adalah uji Lipinski. Aturan
Lipinski ini menyatakan bahwa secara umum, obat yang aktif dimakan tidak boleh
memiliki lebih dari satu pelanggaran terhadap kriteria berikut: (1)Tidak lebih dari 5
donor ikatan hidrogen ≤5, (2) Tidak lebih dari 10 akseptor ikatan hidrogen ≤10. (3)
Massa molekul kurang dari 500 dalton, (4) Koefisien partisi oktanol-air (log-P) yang
tidak melebihi 5.
Berdasarkan aturan Lipinski, senyawa quercetin memenuhi syarat dimana
tidak ditemukan penyimpangan sifat drug likeness pada senyawa quercetin.
Sementara senyawa kontrol (doxorubicine) tidak memenuhi syarat aturan Lipinski
yaitu berat molekul nya 543,52 g/mol , donor proton ikatan hydrogen 6 dan aseptor
proton ikatan hydrogen 12.
KESIMPULAN
REFERENSI
Berawi, K. N., Wahyudo, R., & Pratama, A. A. (2019). Potensi Terapi Moringa
oleifera ( Kelor ) pada Penyakit Degeneratif Therapeutic Potentials of Moringa
oleifera ( Kelor ) in Degenerative Disease. Jurnal Kedokteran Universitas
Lampung, 3, 210–214. http://repository.lppm.unila.ac.id/20716/1/2229-2949-1-
PB.pdf
Edwinanto Ludovicus et al. (2018). Studi Pustaka Fitur Fitokimia Daun Kelor
(Moringa oleifera) yang Memiliki Efek Antikanker. Journal of Medicine and
Health, 2(9), 680–688.
Mumtaz, M. Z., Kausar, F., Hassan, M., Javaid, S., & Malik, A. (2021). Anticancer
activities of phenolic compounds from Moringa oleifera leaves: in vitro and in
silico mechanistic study. Beni-Suef University Journal of Basic and Applied
Sciences, 10(1). https://doi.org/10.1186/s43088-021-00101-2
Setzer, M. S., Sharifi-Rad, J., & Setzer, W. N. (2016). The search for herbal
antibiotics: An in-silico investigation of antibacterial phytochemicals.
Antibiotics, 5(3). https://doi.org/10.3390/antibiotics5030030
Shah, R., Rosso, K., & David Nathanson, S. (2014). Pathogenesis, prevention,
diagnosis and treatment of breast cancer. In World Journal of Clinical Oncology
(Vol. 5, Issue 3, pp. 283–298). Baishideng Publishing Group Co., Limited.
https://doi.org/10.5306/wjco.v5.i3.283
Zhang, X. A., Zhang, S., Yin, Q., & Zhang, J. (2015). Quercetin induces human colon
cancer cells apoptosis by inhibiting the nuclear factor-kappa B Pathway.
Pharmacognosy Magazine, 11(42), 404–409. https://doi.org/10.4103/0973-
1296.153096