Anda di halaman 1dari 10

Artikel Penelitian

Uji Aktivitas In-silico Senyawa Baru 1-Benzil-3-benzoilurea


Induk dan Tersubstitusi sebagai Agen Antiproliferatif

Farida Suhud

ABSTRACT: This study deals with designing and molecular docking of a


novel lead compound 1-benzoyl-3-benzylurea and the substituted com-
pounds as antiproliferative agents. The objective of this study was predict-
ing a more potent antiproliferative agent. In order to achieve the goal,
the in-silico activity againts 1-UWH receptor was calculated by Molegro
Virtual Docker 5 and compared with hydroxyurea as reference compound.
The result showed that all lead and substituted compounds of 1-benzyl-
3-benzoylurea were more potent than hydroxyurea. Therefore, it is re-
commended that all lead and substituted compounds of 1-benzyl-3-ben-
zoylurea be synthesized and analyzed further as antiproliferative agents.

Keywords: 1-benzoyl-3-benzylurea, molecular docking, antiproliferative


agents

ABSTRAK: Studi ini dilakukan terkait dengan rancangan dan penambatan


molekul senyawa baru 1-benzil-3-benzoilurea induk dan tersubstitusi se-
bagai antiproliferatif, dengan tujuan untuk memperoleh agen antiprolifera-
tif yang lebih poten. Untuk mencapai tujuan tersebut, uji aktivitas in-silico
terhadap reseptor 1-UWH dihitung dengan Molegro Virtual Docker 5 dan
hidroksiurea digunakan sebagai pembanding. Dari hasil pengujian didapat-
kan bahwa semua senyawa 1-benzil-3-benzoilurea induk dan tersubstitusi
lebih poten dibandingkan hidroksiurea. Oleh sebab itu direkomendasikan
agar dilakukan sintesis dan pengujian lebih lanjut dari semua senyawa
1-benzil-3-benzoilurea induk dan tersubstitusi sebagai agen-agen antipro-
liferatif.

Departemen Kimia Farmasi, Kata kunci: 1-benzil-3-benzoilurea, penambatan molekul, agen-agen anti-
Fakultas Farmasi Universitas Surabaya proliferatif

Korespondensi:
Farida Suhud
Email: faridasuhud@yahoo.com

242 Jurnal Farmasi Indonesia ■ Vol. 7 No. 4 ■ Juli 2015


Farida Suhud

PENDAHULUAN belum diketahui. Jadi di sini dasarnya kesesuaian


senyawa calon obat dengan ligand tertentu yang
Penemuan suatu obat baru merupakan proses sudah diketahui bekerja pada reseptor tertentu.
yang panjang dan mahal. Diperkirakan penemuan Model ligand-reseptor tertentu ini yang dipakai
senyawa obat baru sampai uji klinik membutuh- sebagai acuan untuk mengamati interaksi calon
kan waktu lebih dari 14 tahun. Rentang waktu obat-reseptor secara komputasi (1).
ini lebih singkat dibanding penemuan obat baru Pada dekade terakhir ini, teknik yang tersedia
di masa lalu yang menghabiskan waktu sampai untuk rancangan obat yang rasional semakin ber-
puluhan bahkan ratusan tahun. Rentang wak- variasi dan terpercaya. Teknik komputasi yang
tu tersebut dipercepat karena teknologi yang dapat menganalisis hubungan struktur kimia,
berkembang saat ini. Teknologi yang dikembang- sifat-sifat kimia fisika dan aktivitas biologis se-
kan adalah CADD (Computer Aided Drug Design) makin berkembang, tersedia bermacam jenis
yang mendorong pengembangan obat berdasar- perangkat lunak yang dapat digunakan sebagai
kan informasi obat dan penyakit yang sudah ada alat untuk memperpendek jalur penemuan obat
(Structure Base Drug Design dan Ligand Base baru. Salah satu metode yang digunakan dalam
Drug Design), dikombinasikan dengan masu- proses penapisan adalah menggunakan penca-
kan dari berbagai disiplin ilmu yang menunjang. rian berbasis struktur yaitu dengan penambatan
Teknologi ini menggunakan model matematika molekuler atau molecular docking (2).
dan alat simulasi berdasarkan evaluasi resiko Molecular docking atau penambatan molekul
potensial keamanan obat dan rancangan eksperi- adalah prosedur komputasional yang digunakan
mental dari percobaan-percobaan baru (1). untuk memahami dan memprediksi rekognisi
Obat adalah molekul kecil organik yang meng- molekuler yang menggambarkan interaksi an-
aktivasi atau menghambat fungsi dari resep- tara molekul obat sebagai ligan dengan resep-
tor sehingga menimbulkan efek terapetik pada tor. Proses komputasi akan mencari ligan yang
pasien. Secara mendasar rancangan obat baru menunjukkan kecocokan geometris dan kecoco-
melibatkan rancangan molekul kecil yang kom- kan energi (memprediksi afinitas ikatan). Metode
plementer dalam bentuk dan muatan terhadap yang menggunakan proses penambatan moleku-
target reseptor tempat obat tersebut berinteraksi ler yang akurat dapat memberikan keuntungan
dan terikat. CADD, alat komputasi dan software dalam memangkas waktu, energi, serta biaya
digunakan untuk simulasi interaksi obat dan re- yang dibutuhkan dibandingkan metode konven-
septor. Kemajuan pesat di bidang ini memper- sional. Dengan molecular docking dapat diketa-
mudah pencarian data struktur protein target. hui gambaran aktivitas senyawa tanpa perlu
CADD digunakan untuk identifikasi calon obat melakukan sintesis senyawa terlebih dahulu (3).
aktif, memilih senyawa induk, optimasi senyawa Keberadaan database adalah syarat utama
induk (misalnya modifikasi struktur senyawa ak- dalam perancangan obat berbasis komputer. Da-
tif biologis dengan meningkatkan sifat-sifat kimia tabase merupakan kumpulan data yang diatur
fisika, farmasetika, farmakokinetika). sedemikian rupa untuk memudahkan penggu-
Ada 2 pendekatan dalam CADD, yaitu Struc- nanya. Database dalam bioinformatika meliputi
ture Base Drug Design dan Ligand Base Drug De- data sekuen DNA atau protein yang diperoleh
sign. Rancangan dan skrining obat berdasarkan melalui percobaan laboratorium yang kemudian
struktur (Structure Base Drug Design) diperun- disimpan dalam berkas komputer. Setiap ber-
tukkan bagi reseptor yang sudah diketahui se- kas sekuen berisi informasi mengenai asal orga-
bagai tempat interaksi Obat-Reseptor. Rancangan nisme, sekuens, dan nomor akses yang digunakan
dan skrining obat berdasarkan Ligand (Ligand untuk mengidentifikasi sekuens tersebut. Selain
Base Drug Design) diperuntukkan reseptor yang struktur sekuens, makromolekul seperti DNA,

Jurnal Farmasi Indonesia ■ Vol. 7 No. 4 ■ Juli 2015 243


Uji Aktivitas In-silico Senyawa Baru 1-Benzil-3-benzoilurea Induk

RNA, dan protein juga dapat dipresentasikan A549, kultur sel kanker payudara MDA-MB-231,
dalam berbagai format yang umum dalam bentuk kultur sel kanker HEPG2 dan HCT-116, kultur
struktur tiga dimensinya yaitu format PDB (pro- sel melanoma A357P, kultur sel melanoma NCI8,
tein data bank) (3). kultur sel kanker manusia T-sel leukemia (Jurkat
Kanker merupakan salah satu penyakit tidak J6), dan mielogenus leukemia (K562). Jenis re-
menular yang telah menjadi masalah kesehatan septor yang berperan terkait aktivitas antara lain
di dunia, termasuk di Indonesia. Pengobatan reseptor tirosin kinase VEGFR-2 dan PDGFR-β,
kanker dapat dilakukan dengan pembedahan, ra- reseptor IGF-IR, reseptor tirosin kinase KDR, dan
dioterapi dan kemoterapi sistemik. Pengobatan reseptor PTKs (Protein Kinases) yaitu RAF (Ra-
kanker dengan kemoterapi, menggunakan obat pidly Accelerated Fibrosarcoma) (7,15).
anti kanker yang dapat membunuh atau meng- Dari berbagai penelitian turunan urea di atas
hambat pertumbuhan sel kanker dengan peng- diperoleh informasi bahwa gugus yang berpe-
hambatan pada bermacam mekanisme saat sel ran (farmakofor) terhadap aktivitas antikanker
kanker melakukan pembelahan. Obat-obatan adalah gugus urea. Lokwani dkk. (12) dan Lu
dalam kemoterapi berdasar mekanisme aksi dkk. (16) menegaskan benzilurea adalah farma-
dapat dikelompokkan menjadi obat-obat plati- kofor kunci untuk aktivitas hambatan sel tumor.
num, senyawa pengalkilasi, anti metabolit, anti Demikian juga El Shawy dkk. (10) menyatakan
mikrotubula, anti tumor antibiotik dan kelompok benzyl moeity berperan dalam aktivitas antipro-
lain-lain. Kelompok lain-lain seperti pengham- liferatif terhadap kultur sel kanker MCF7.
bat-penghambat kinase: 4-aminokuinazolin, ok- Berdasar data penelitian Li dkk. (15) diketa-
sindol, urea-urea, 2-fenilaminopirimidin, produk- hui bahwa aktivitas antiproliferatif dari 24 tu-
produk alam dan analognya seperti flavonoid, runan urea 1,3-disubstitusi terhadap kultur sel
staurosporin, structural analogues of ATP like tumor manusia KB dan K562 dengan teknik ko-
roscovitine (selisiklib); penghambat-penghambat lorimetrik MTT (Microculture Tetrazolium Salt)
transduksi sinyal dan hormon (4,5). menunjukkan aktivitas antiproliferatif mening-
Hidroksiurea telah digunakan selama bebera- kat bila disubstitusi dengan cincin aromatik
pa dekade dan masih bernilai untuk pengobatan pada N-3, sedang substituen OH pada cincin fenil
beberapa macam kanker. Senyawa ini larut dalam akan menurunkan aktivitas. Lokwani dkk. (12)
air yang tersebar merata melalui cairan tubuh melakukan studi prediksi ADMET dan HKSA se-
(6). Penghambat RNR (Ribonucleotide reductase) bagai metoda penyaringan untuk rancangan tu-
yang terbaik adalah hidroksiurea, yang akan di- runan benzilurea sebagai antikanker. Senyawa
absorbsi setelah pemberian oral dan ditranspor- 1-(2,4-dimetilfenil)-3,3-dimetil-1-(2-nitrobenzil)
tasi ke dalam sel-sel serta menginaktivasi enzim urea menunjukkan aktivitas anti proliferatif pada
RNR dengan cara mengikat radikal tirosil pada 100 μg/mL terhadap kultur sel kanker manusia
sisi aktif RNR. Penelitian turunan urea sebagai T-sel leukemia (Jurkat J6), mielogenus leukemia
antikanker telah banyak dilakukan, baik yang ter- (K562), dan kanker payudara (MCF-7) dibanding-
kait mekanisme kerja, jenis kultur sel, jenis resep- kan dengan senyawa standar 5-flurourasil. Har-
tor yang berperan serta jenis uji yang dilakukan. djono (17) telah mensubstitusikan gugus benzoil
Aktivitas terkait mekanisme kerja, antara lain se- dengan substituen bervariasi pada hidroksiurea,
bagai penghambat polimerisasi mikrotubula, fos- dengan maksud meningkatkan sifat lipofilik dan
forilasi bcl-2 dan menginduksi apoptosis pada sel elektroniknya, menghasilkan 1-(benzoiloksi)
tumor, antiangiogenik, antitumor, senyawa peng- urea senyawa sitotoksik yang lebih aktif diban-
alkilasi, dan antiproliferatif. Jenis kultur sel yang ding senyawa induk hidroksiurea. Struktur be-
digunakan juga bervariasi, antara lain kultur sel berapa senyawa yang sudah diteliti dan terbukti
kanker payudara MCF-7, kultur sel kanker paru menunjukkan aktivitas antikanker, serta senyawa

244 Jurnal Farmasi Indonesia ■ Vol. 7 No. 4 ■ Juli 2015


Farida Suhud

1-benzil-3-benzoilurea tersubstitusi yang akan molekul dan aktivitas biologisnya, atas dasar pe-
diteliti dapat dilihat pada Gambar 1. nalaran sistematik dan rasional, didukung oleh
Atas dasar penelitian yang sudah dilaku- pendekatan teoritis terkait. Diawali dari senyawa
kan, selanjutnya akan dilakukan pengembang- hidroksiurea yang sudah digunakan beberapa
an turunan urea yang lain , yaitu senyawa baru dekade, namun mempunyai sifat hidrofilik, de-
1-benzil-3-benzoilurea, sebagai senyawa induk. ngan nilai Clog P -1,8 , dan larut dalam air. Pada
Senyawa mengandung gugus benzilurea sebagai pH cairan tubuh 7,4 maka bentuk ion persen-
farmakofor untuk dikembangkan lebih lanjut tasenya sangat tinggi, yang menjadi alasan un-
menjadi senyawa antikanker yang lebih poten. tuk dikembangkan lebih lanjut, sehingga perlu
Gugus benzilurea dan berperan dalam aktivitas dilakukan usaha untuk mengurangi sifat hidro-
antiproliferatif sehingga modifikasi selanjutnya filiknya. Lokwani dkk. (12) membuktikan pening-
tidak pada gugus ini melainkan pada gugus ben- katan lipofilik pada senyawa turunan benzilurea
zoil melalui pendekatan sifat kimia fisika dengan memberikan aktivitas antiproliferatif pada 100
substituen yang bervariasi. Substituen yang dipi- μg/ml.
lih R= 2-Cl, 3-Cl, 4-Cl, 2,4-diCl, 3,4-diCl, 4-Br, 4-F, Dalam penelitian ini modifikasi struktur yang
4-CF3, 4-NO2, 4-OCH3, 4-CH3, 4-t-butil. dilakukan sebagai usaha meningkatkan aktivi-
Modifikasi yang dilakukan pada 1-benzil- tas antikanker senyawa 1-benzil-3-benzoilurea
3-benzoilurea sejalan dengan penelitian terda- adalah meningkatkan sifat lipofilik dengan me-
hulu. Pengembangan obat berbasis rancangan masukkan gugus non polar, seperti gugus alkil
obat adalah usaha untuk mengembangkan obat dan aril. Untuk meningkatkan sifat elektronik
yang telah ada, yang sudah diketahui struktur dapat dilakukan dengan memasukkan substituen

1-­‐(Benzoiloksi)urea  
Benzilurea Hardjono,  2012  
F
 
Turunan  urea   O

1,3-­‐disubstitusi  
HN N
Li  dkk  ,  2009  
CF3
H

  1-­‐(4-­‐(3-­‐amino-­‐1H-­‐indazol-­‐4-­‐il)fenil)-­‐  
3-­‐(2-­‐fluoro-­‐
H2N 5(trifluorometil)fenil)urea  
Wu  dkk,  2012  
N

N
H

1-(2,4-Dimetilfenil)-3,3-
dimetil-1(2-nitrobenzil)urea
Lokwani dkk, 2011
 
 
1-­‐Benzil-­‐3-­‐benzoilurea  tersubstitusi  
R=  2-­‐Cl,  3-­‐Cl,  4-­‐Cl,  2,4-­‐diCl,  3,4-­‐diCl,  4-­‐Br,  4-­‐F,  4-­‐CF3,  4-­‐NO2,  4-­‐OCH3  4-­‐CH3,  4-­‐t-­‐butil  
 

Gambar 1. Struktur
  benzilurea, turunan urea 1,3-disubstitusi, 1-(benzoiloksi)urea, 1-(2,4-dimetilfenil)-3,3-
dimetil-1-(2-nitro-benzil)urea, 1-(4-(3-amino-1H-indazol-4-il)fenil)-3-(2-fluoro-5(trifluoro-
 
metil)fenil)urea,dan 1-benzil-3-benzoilurea tersubstitusi
 
Jurnal Farmasi Indonesia ■ Vol. 7 No. 4 ■ Juli 2015 245
Uji Aktivitas In-silico Senyawa Baru 1-Benzil-3-benzoilurea Induk

yang mengandung atom yang bersifat elektro- (Protein Kinases) yaitu RAF (Rapidly Accelerated
negatif, seperti gugus nitro atau halogen pada Fibrosarcoma) kinases dengan kode 1 UWH dan
berbagai posisi. Pemasukan substituen dalam berperan sebagai inhibitor. PTKs saat ini sangat
usaha meningkatkan sifat lipofilik dan elektronik intensif diinvestigasi, karena perannya dalam
di atas dapat pula mempengaruhi sifat sterik se- jalur transduksi sinyal proliferatif pada sel-sel
nyawa. Perubahan sifat kimia fisika akibat pema- mamalia. Banyak reseptor-reseptor faktor per-
sukan substituen tersebut akan mempengaruhi tumbuhan trans membran melalui aktivitas ini-
aktivitas biologis senyawa. siasi PTKs intraselular, selanjutnya ikatan ekster-
Prediksi interaksi gugus farmakofor dengan nal dari faktor pertumbuhan akan menjadi tahap
reseptor diamati dengan uji in silico, sehingga pertama jalur transduksi sinyal seluler yang
dapat diprediksi aktivitas senyawa hasil ranca- mengatur mitogenesis dan proliferasi sel.
ngan. Aktivitas ditunjukkan dengan harga energi Hasil uji aktivitas in silico senyawa induk
ikatan senyawa dengan reseptor, yang dinyatakan 1-benzil-3-benzoilurea dan senyawa-2 tersubsti-
dalam nilai Rerank Score. Makin kecil harga ener- tusi diharapkan lebih tinggi dibanding hidroksi-
gi ikatan menunjukkan ikatan yang dihasilkan urea sebagai pembanding.
makin stabil, sehingga diprediksi aktivitasnya se-
makin besar (18).
Uji in silico adalah istilah untuk percobaan METODE PENELITIAN
atau uji melalui simulasi yang dilakukan deng-
an media komputer. Uji in silico dilakukan deng- Penelitian ini menggunakan teknologi kom-
an melakukan penambatan molekul (molecular putasi dikenal dengan terminologi in silico meru-
docking) calon obat dengan reseptor terpilih. pakan analog in vivo dan in vitro dan dikenal
Molecular docking dilakukan untuk menyelaras- sebagai penapisan virtual. Penambatan mole-
kan molekul calon obat (ligan = molekul kecil) ke kul terhadap struktur senyawa 1-benzil-3-ben-
dalam reseptor (biomakromolekul) yang meru- zoilurea induk dan tersubstitusi dengan meng-
pakan molekul besar protein, dengan memper- gunakan komputer Fujitsu, Core i5, RAM 4 MB
hatikan sifat keduanya (19). Reseptor yang di- dengan Program Molegro 5.5, ChemBioDraw 11.
pilih untuk molecular docking senyawa turunan Hasil modifikasi berupa nilai parameter docking
1-benzil-3-benzoilurea adalah Protein Kinases berupa rerank score, Hbond, dan nilai RMSD/root
atas dasar penelitian Li dkk. (15). mean square deviation. Namun pada penelitian
Dari penelusuran pustaka Protein Data Bank ini parameter utama docking yaitu nilai rerank
berdasarkan kemiripan struktur dengan senyawa score karena rerank score merupakan skor ener-
yang sudah diidentifikasi, 1-benzil-3-benzoilurea gi setelah dilakukan ranking kembali, dengan
sesuai untuk berinteraksi dengan reseptor PTKs memperhitungkan faktor RMSD dan ikatan kimia

1-benzil-3-benzoilurea
induk dan tersubstitusi ,
hidroksiurea sebagai ligan Aktivitas sitotoksik
Penambatan secara teoritis sebagai
molekul antiproliferatif

1UWH
sebagai reseptor

Gambar 2. Disain penelitian uji in silico 1-benzil-3-benzoilurea induk dan tersubstitusi

246 Jurnal Farmasi Indonesia ■ Vol. 7 No. 4 ■ Juli 2015


Farida Suhud

Tabel 1. Asam amino yang terlibat pada interaksi dengan ikatan hydrogen antara hidroksiurea, 1-benzil
3-benzoilurea induk dan tersubstitusi dengan 1-UWH

No. Nama Senyawa Glu 500 Asp 593


1 Hidroksiurea + +
2 1-benzil-3-benzoilurea (+Thr528) + +
3 1-Benzil-3-(2-Cl- benzoil)urea + +
4 1-Benzil-3-(3-Cl- benzoil) urea + +
5 1-Benzil-3-(4-Cl-benzoil)urea + +
6 1-Benzil-3-(2,4-di-Cl-benzoil)urea + +
7 1-Benzil-3-(3,4-di-Cl-benzoil)urea + +
8 1-Benzil-3-(4-Br-benzoil)urea + +
9 1-Benzil-3-(4-F-benzoil)urea + +
10 1-Benzil-3-(4-CF3-benzoil)urea + +
11 1-Benzil-3-(4-NO2-benzoil)urea + +
12 1-Benzil-3-(4-OCH3-benzoil)urea + +
13 1-Benzil-3-(4-CH3-benzoil)urea + +
14 1-Benzil-3-(4-t-butil-benzoil)urea + +

(sterik, van der Waals, ikatan hidrogen, elek- tan sifat lipofilik dan elektronik, dilakukan sub-
trostatik) antara ligan dan protein; dan E-intra stitusi pada 2-Cl, 3-Cl dan 4-Cl. Selanjutnya masih
(torsi, sp2-sp2, ikatan hidrogen, van der Waals, meningkatkan kedua sifat tersebut, yaitu dengan
elektrostatik) dari ligan. Sebagai pembanding un- rancangan 3,4 dikloro dan 2,4-dikloro.
tuk uji aktivitas adalah hidroksiurea yang sudah Pilihan berikutnya pada substituen 4-Br, 4-F,
terbukti sebagai antikanker. 4-CF3 yang mempunyai nilai (+) π besar dan ni-
Uji in silico terhadap 1-benzil-3-benzoil- lai (+) σ sedang . Substituen 4-NO2 mempunyai (-)
urea induk dan tersubstitusi ditentukan deng- π sedang nilai (+) σ besar. Substituen 4-OCH3
an cara melakukan penambatan molekul/mo- mempunyai nilai (-) π kecil dan nilai (-) σ cukup
lecular docking senyawa tersebut pada reseptor besar. Substituen 4-CH3, 4-t-butil, mempunyai ni-
PTKs yang digambarkan dengan molekul 1-UWH lai (+) π besar dan (-) σ sedang. Substituen yang
(Gambar 2). bervariasi ini akan diamati pengaruh masing-
masing terhadap aktivitas .
Modifikasi struktur akan mengubah sifat
HASIL DAN PEMBAHASAN kimia fisika yang berdampak pada aktvitas bio-
logis senyawa tersebut. Hubungan struktur kimia
Pada rancangan senyawa induk baru 1-benzil- dengan aktivitas biologis (log 1/C) suatu turunan
3-benzoilurea, substituen dipilih atas pertimbang- senyawa dapat dinyatakan secara kuantitatif me-
an sifat lipofilik, elektronik dan sterik yang ber- lalui parameter-parameter sifat kimia fisika dari
pengaruh pada hubungan kuantitatif struktur dan subtituen yaitu parameter lipofilik (π), elektro-
aktivitas. Selanjutnya juga dilihat pengaruh posisi nik (σ) dan sterik (Es). Suatu senyawa obat un-
dan jumlah substituen. Atom Cl mempunyai nilai π tuk dapat memberikan aktivitas harus mampu
dan σ positif, interpretasi yang sederhana adalah menembus membran biologis dan mencapai
peningkatan aktivitas disebabkan oleh peningka- jaringan target dalam jumlah yang cukup un-

Jurnal Farmasi Indonesia ■ Vol. 7 No. 4 ■ Juli 2015 247


Uji Aktivitas In-silico Senyawa Baru 1-Benzil-3-benzoilurea Induk

Tabel 2. Asam amino yang terlibat pada interaksi sterik antara Hidroksiurea, 1-benzil-3-benzoilurea induk
dan tersubstitusi dengan 1-UWH
Senyawa Glu Asp Ile Leu Phe Thr Gly His Ile Lys Leu Ile Leu
No. 500 593 591 504 594 528 592 573 526 482 513 512 566
1 +2 - - + - - - - - - - - -
2 +4 +2 - + +4 + - - - - - - -
3 +2 +2 +2 +2 +2 +2 +3 - +3 - - - -
4 - - - + - + - - +3 +4 + - -
5 +2 +2 + + - + +3 - +3 +4 - + -
6 +2 +2 +3 +2 - + +4 - +3 +2 - - -
7 +2 +3 +3 + - +2 +4 - +3 +3 + +2 -
8 + +2 + + - + +3 - +3 +5 - + -
9 + +3 +2 + - + +3 - +3 +5 - - -
10 +2 +3 +4 + - + +3 - +3 +3 - +3 +
11 +9 + - +2 - +5 - - - - +3 - -
12 +2 + - + - + +3 - +3 +4 - +2 -
13 + +2 - + - + +3 - +3 +5 - - -
14 +2 + +4 + - + +2 - +3 +2 +2 + +

Tabel 3. Nilai rerank score pada interaksi hidroksiurea,1-benzil-3-benzoilurea induk dan tersubstitusi de-
ngan 1-UWH
No. Nama senyawa Rerank score (RS)
1 Hidroksiurea - 25,5530
2 1-Benzil-3-benzoilurea - 90,5615
3 1-Benzil-3-(2-Cl- benzoil)urea - 93,7751
4 1-Benzil-3-(3-Cl- benzoil) urea - 103,311
5 1-Benzil-3-(4-Cl-benzoil)urea - 97,7315
6 1-Benzil-3-(2,4-di-Cl-benzoil)urea - 84,1568
7 1-Benzil-3-(3,4-di-Cl-benzoil)urea - 97,3751
8 1-Benzil-3-(4-Br-benzoil)urea - 94,5985
9 1-Benzil-3-(4-F-benzoil)urea - 98,9417
10 1-Benzil-3-(4-CF3-benzoil)urea - 104,995
11 1-Benzil-3-(4-NO2-benzoil)urea - 108,019
12 1-Benzil-3-(4-OCH3-benzoil)urea - 82,8686
13 1-Benzil-3-(4-CH3-benzoil)urea - 97,8016
14 1-Benzil-3-(4-t-butil-benzoil)urea - 77,7803

tuk menimbulkan aktivitas. Parameter lipofilik berkaitan dengan sifat meruah gugus-gugus dan
merupakan parameter sifat kimia fisika yang pa- efek gugus pada kontak obat dengan sisi reseptor
ling berperan dalam proses distribusi. Sifat elek- yang berikatan.
tronik terkait dengan proses interaksi obat resep- Hasil uji in silico untuk melihat jenis dan
tor dan juga mempengaruhi proses penembusan jumlah asam amino yang membentuk interaksi
membran biologis. Parameter lainnya yaitu sterik ikatan hidrogen dan interaksi sterik antara hi-

248 Jurnal Farmasi Indonesia ■ Vol. 7 No. 4 ■ Juli 2015


Farida Suhud

(a) (b)
 
Gambar 3. Asam amino yang terlibat pada interaksi dengan ikatan hidrogen antara hidroksiurea (a) , 1-ben-
zil-3-benzoilurea induk (b) dengan 1-UWH  

(a) (b)

Gambar 4. Asam amino yang terlibat pada interaksi sterik antara hidroksiurea (a), 1-benzil-3-benzoilurea
induk (b) dengan 1-UWH

droksiurea, 1-benzil-3-benzoilurea induk dan Dari Tabel 2 terlihat bahwa senyawa in-
tersubstitusi dengan 1-UWH disajikan pada Ta- duk dan tersubstitusi mengikat asam ami-
bel 1 dan Tabel 2. Gambaran interaksi ikatan hi- no yang relatif sama. Hal ini menunjukkan
drogen dan interaksi sterik antara hidroksiurea, kesamaan pola interaksi dan gugus farma-
1-benzil-3-benzoilurea induk dan tersubstitusi kofor, yang berarti perbedaan substituen di
dengan 1-UWH disajikan pada Gambar 3 dan 4,
atas tidak menyebabkan perbedaan pola in-
sedangkan besarnya energi ikatan yang ditunjuk-
teraksinya dengan reseptor 1-UWH, namun
kan oleh nilai rerank score (RS) disajikan pada
ada perbedaan pada jumlah interaksi yang
Tabel 3.
terjadi. Dibandingkan dengan hidroksiurea
Pada Tabel 1, baik senyawa pembanding, se-
nyawa induk dan senyawa tersubstitusi berinter- yang hanya berinteraksi dengan 2 macam
aksi melalui ikatan hidrogen dengan pola yang asam amino, maka senyawa hasil rancangan
sama dari gugus farmakofor yang sama dengan obat berinteraksi dengan 5- 10 macam asam
asam amino Glu 500 dan Asp 593. Senyawa induk amino, dapat diprediksi aktivitasnya juga
juga berikatan dengan Thr 528. lebih tinggi.

Jurnal Farmasi Indonesia ■ Vol. 7 No. 4 ■ Juli 2015 249


Uji Aktivitas In-silico Senyawa Baru 1-Benzil-3-benzoilurea Induk

Rerank Score dari senyawa induk 1-benzil- KESIMPULAN


3-benzoilurea dan tersubstitusi pada reseptor
1-UWH, semuanya menunjukkan nilai yang lebih Semua senyawa hasil rancangan baik senyawa
kecil dibanding hidroksiurea sebagai pemban- induk 1-benzil-3-benzoilurea maupun senyawa
ding. Aktivitas ditunjukkan dengan harga energi tersubstitusi hasil uji in-silico mempunyai akti-
ikatan senyawa dengan reseptor, yang dinyatakan vitas antiproliferatif lebih tinggi dibanding hi-
dalam nilai Rerank Score. Makin kecil harga ener- droksiurea.
gi ikatan menunjukkan ikatan yang dihasilkan
makin stabil, sehingga diprediksi senyawa hasil
UCAPAN TERIMAKASIH
rancangan aktivitasnya lebih tinggi dibanding hi-
droksiurea (Hincliffe, 2008).
Ucapan terimakasih saya sampaikan kepada
Berdasarkan Rerank Score yang diperoleh dan
yang terhormat Prof. Dr. Siswandono, Apt., MS
jenis serta jumlah interaksi obat reseptor yang dan Prof. Dr. Tutuk Budiati, Apt., MS, Fakultas
terjadi maka senyawa hasil rancangan sangat di- Farmasi Universitas Airlangga dan Universitas
rekomendasikan untuk disintesis lebih lanjut se- Surabaya, atas semua bimbingan dan dukungan
bagai agen-agen antiproliferatif. selama studi.

DAFTAR PUSTAKA anti neoplastic agents. Part 2: Role of ω-hydroxyl


group in the covalent binding to β-tubulin. Bioorg &
1. Aparoy P, Reddt KK, Reddana P. Structure and Med Chem 2007; 15: 1430-1438.
Ligand Based Drug Design Strategies in the 8. Gable .L, Maddux BA, Penaranda C, Zavodovskaya
Development of Novel 5-LOX Inhibitors. Curr Med M, Campbell MJ, Lobo M, Robinson L., Schow S,
Chem 2012; 19(22): 3763-3778. Kerner JA, Goldfine ID, and Youngren JF. 2006.
2. Meng XY, Zhang HX, Mezei M, Cui M. Molecular Diarylureas are small molecule inhibitors of
Docking: A powerful approach for structure-based insulin-like growth factor receptor signaling and
drug discovery. Curr Compt Aided Drug Des 2011; breast cancer cell growth. Mol Cancer Ther 2006;
7(2): 146-157. 5(4): 1079-1086.
3. Yanuar A. Penambatan Molekuler Praktek dan 9. Choi WK, El-Gamal MI, Choi HS, Baek,D, Oh
Aplikasi pada Virtual Screening. Fakultas Farmasi CH. 2011. New diarylureas and diarylamides
Universitas Indonesia. Depok. 2012. containing 1,3,4-triarylpyrazole scaffold:
4. Flemming A. Anticancer drugs. Finding the perfect Synthesis, antiproliferative evaluation against
combination. Nature Reviews Drug Discovery melanoma cell lines, ERK kinase inhibition, and
2015; 14: doi:10.1038/nrd4524. molecular docking studies. Eur J Med Chem 2011;
5. Nusbaumer S, Bonnabry P, Veuthey J, Fleury- 46: 5754-5762.
Souverain S. Analysis of anticancer drugs: A 10. El-Sawy E, Mandour A, Mahmoud K, Islam IE,
review. Talanta 2011; 85: 2265-2289. Salem HMA. 2012. Synthesis antimicrobial
6. Saban N, Bujak M. Hydroxyurea and hydroxamic and anticancer activities of some new N-ethyl,
acid derivatives as antitumor drugs. Cancer N-benzyl and N-benzoyl-3-indolyl heterocycles.
Chemother Pharmacol 2009; 64: 213-221. Acta Pharm 2012; 62: 157-179.
7. Fortin S, Moreau E, Patenaude A, Desjardins M, 11. Song DQ, Du NN, Wang YE, He WY, Jiang EZ,
Lacroix J, Rousseau JLC and Gaudreault R-C. 2007. Cheng SX, Wang YX, Li YH, Wang YP, Li X, Jiang JD.
N-Phenyl-N’-(2-chloroethyl)ureas (CEU) as potential Synthesis and activity evaluation of phenylurea

250 Jurnal Farmasi Indonesia ■ Vol. 7 No. 4 ■ Juli 2015


Farida Suhud

as potent antitumor agents. Bioorg & Med. Chem 15. Li HQ, Zhu TT, Yan T, Luo Y, Zhu HL. Design,
2009; 17: 3873-3878. synthesis, and structure-activity relationships of
12. Lokwani D, Bhandari S, Pujar R, Shastri P, Shelke antiproliferative 1,3-disubstituted urea deriva-
G, Pawar V. Use of Quantitative Structure-Activity tives. Eur J Med Chem 2009, 44: 453-459.
Relationship (QSAR) and ADMET prediction 16. Lu CS, Tang K, Li Y, Jin B, Yen DL, Ma C, Che XG, Huang
studies as screening methods for design of HH, 2013. Synthesis and in vitro antitumor activities
benzylurea derivatives for anti-cancer activity. J of novel benzylurea analogues of sorafenib. Acta
Enzyme Inhib Med Chem 2011; 26(3): 319-331. Pharmaceutica Sinica 2013; 48(5): 709-717.
13. Wu X, Wu S, Chen WH. 2012. Molecular docking 17. Hardjono S. Modifikasi struktur 1-(benzoiloksi)
and 3D-QSAR study on 4-(1H-indazol-4-yl) urea dan Hubungan Kuantitatif Struktur-Aktivitas
phenylamino and aminopyrazolopyridine urea Sitotoksiknya. Disertasi Program Doktor Fakultas
derivativesas kinase insert domain receptor (KDR) Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga,
inhibitors. J Mo. Model 2012; 18:1207-1218. Surabaya. 2012.
14. Garafalo A, Goossens L, Six P, Lemoine A, Ravez 18. Hinchliffe A. Molecular Modelling for Beginners.
S, Farce A, Depreux P. Impact of aryloxy-linked 2nd ed. Oxford: John Willey & Sons Ltd, pp 81-93.
quinazolines: A novel series of selective VEGFR-2 2008.
receptor tyrosine kinase inhibitors. Bioorg & Med 19. Jensen F. Introduction to Computational Chemistry.
Chem Lett 2011; 21: 2106-2112. 2nd ed. John Willey & Sons Ltd, pp 415-416. 2007.

Jurnal Farmasi Indonesia ■ Vol. 7 No. 4 ■ Juli 2015 251

Anda mungkin juga menyukai