NIM : F202101200
Kelas : F4 Farmasi
jawab
Beberapa pendekatan dalam mencari dan menemukan senyawa penuntun (lead compound, parent
compound) antara lain:
Penemuan senyawa produk alam pada umumnya dilakukan karena penapisan secara masal dari bahan
alam, diisolasi dan dimurnikan senyawa yang terkandung, ditentukan struktur kimianya, diuji dengan
sistem uji biologis dengan metode yang sesuai ( in vitro, in situ dan in vivo) sehingga didapatkan
senyawa penuntun.
2. Senyawa Kimia Aktif dari Kejadian secara Tidak Sengaja atau Kebetulan. Beberapa obat kadang-
kadang diketemukan kebetulan dalam laboratorium atau klink oleh ahli farmasi,ahli kimia, dokter atau
peneliti lain.
Contoh :
Chan dan Hepp (1886), memberikan resep yang salah, seharusnya memberikan naftalen untuk
pengobatan parasit saluran usus tetapi keliru memberikan asetanilid, yang ternyata mempunyai efek
antipiretik.
Kadang-kadang ada obat yang menimbulkan aktivitas setelah mengalami proses metabolisme (pra-
obat/pro-drug). Hasil metabolit aktif tersebut dapat digunakan langsung sebagai obat atau dijadikan
senyawa penuntun.
Contoh :
Proses biokimia, termasuk biologi molekul dan endokrinologi pada manusia dan mamalia, merupakan
lapangan yang luas untuk mencari secara sistematik senyawa bioaktif yang mungkin dapat dijadikan
senyawa penuntun.
Berkembangnya Pengetahuan tentang peran Replikasi kromosom dan multiplikasi biopolimer
membuka lapangan baru untuk menemukan senyawa penuntun pada rancangan obat. Replikasi ADN,
transkripsi informasi genetik dari ADN ke mesengger ARN, dan translasi protein pada ribosom
memerlukan perhatin yang khusus karena banyak senyawa aktif yang dapat mempengaruhi tahap-tahap
penting proses biosintesis protein tersebut.
Contoh :
a. Antibiotik mitomisin C bekerja sebgai antikanker dengan menghambat proses replikasi ADN
melalui reaksi alkilasi
b. Doksorubisin bekerja sebagai antikanker dengan menghambat proses replikasi dan trans-kripsi
ADN, melalui interaksi interkalasi dengan pasangan basa pada dobel heliks ADN.
Proses biokimi bersifat universal, sehingga senyawa antimetabolit dan antivitamin umum menunjukkn
aktivitas yang juga universal, yaitu bekerja pada spesies yang luas mulai dari mikroorganisme, mamalia
dan manusia. Dalam hal inistudi perbandingan proses biokimia sangat penting karena dapat membantu
untuk melihat adanya perbedaan proses biokimia antara spesies.
Contoh ;
Antihistamin yang menimbulkan efek samping sedatif kuat, seperti prometazin, dapat dikembangkan
lebih lanjut melalui rancangan obat, menjadi senyawa tranquilizer yang paten, seperti klorpromazin.
8. Uji Hasil Antara Proses Sintesis Obat Senyawa antar (intermediate) adalah senyawa lain disamping
produk yang terjadi pada reaksi sintesis.
Ciri-ciri senyawa antara adalah mengandung gugus tertentu yang sama dengan produk akhir, dan
mempunyai aktivitas biologis yang mirip. Senyawa antara di atas dapat dikembangkan sebagai senyawa
penuntun.
jawab
Rational drug design (Rancangan obat rasional)adalah suatu rancangan untuk menemukan obat
baru secara logis dan dapat dijabarkan secara teoritis.
Dimulai daritarget biologis yang sudah valid, dan berakhir dengan obatyang secara optimal
berinteraksi dengan target dan memicu aktivitas biologisyang diinginkan.
Masalah: histamin memicu sekresi asam lambung. Diinginkan suatu antagonishistamin untuk
mencegah sekresi asam lambung.
Analog Histamin disintesis dengan variasi struktur (modifikasi kimiawi) dan diuji.N-guanyl-
2.Struktur molekul kecil yang sudah terbukti aktif (pharmacophore-based drug design)
Pendekatan sistem biologik untuk penemuan dan pengembangan obat dilakukan pada
komposisi metabolit dalam cairan biologik dengan kromatografi cair yang dilengkapi
dengan detektor yang berbeda seperti spektroskopi massa, detektor fluoresensi atau
elektrokimia yang meliputi karakteristik sifat fisiko-kimia yang luas, seperti yang terlihat
pada gambar 3 (Heyden et al, 2002).
Penggunaan obat dikatakan rasional menurut WHO apabila pasien menerima obat yang
tepat untuk kebutuhan klinis, dalam dosis yang memenuhi kebutuhan untuk jangka
waktu yang cukup, dan dengan biaya yang terjangkau baik untuk individu maupun
masyarakat.Konsep tersebut berlaku sejak pertama pasien datang kepada tenaga
kesehatan, yang meliputi ketepatan penilaian kondisi pasien, tepat diagnosis, tepat
indikasi, tepat jenis obat, tepat dosis, tepat cara dan lama pemberian, tepat informasi,
dengan memperhatikan keterjangkauan harga, kepatuhan pasien, dan waspada efek
samping. Pasien berhak mempertanyakan hal-hal itu kepada tenaga kesehatan.
Oleh karena itu, penggunaan obat rasional meliputi dua aspek pelayanan yaitu
pelayanan medik oleh dokter dan pelayanan farmasi klinik oleh apoteker. Untuk itu
perlu sekali adanya kolaborasi yang sinergis antara dokter dan apoteker untuk
menjamin keselamatan pasien melalui penggunaan obat rasional.
Penggunaan obat rasional menurut kriteria WHO, yaitu:
1) Sesuai dengan indikasi penyakit
2) Tersedia setiap saat dengan harga terjangkau
3) Diberikan dengan dosis yang tepat
4) Cara pemberiannya dengan interval waktu yang tepat
5) Lama pemberian waktu yang tepat
6) Obat harus efektif, mutu yang terjamindqn aman.
Pemantauan Terapi Obat (PTO) adalah suatu proses yang mencakup kegiatan untuk
memastikan terapi obat yang aman, efektif dah rasional bagi pasien.Kegiatan tersebut
mencakup pengkajian pilihan obat, dosis, cara pemberian obat, respons terapi, reaksi
obatyang tidak dikehendaki (ROTD), dan rekomendasi perubahan atau alternatif terapi.
PTO harus dilakukan secara berkesinambungan dan dievaluasi secara teratur pada
periode tertentu agar keberhasilan ataupun kegagalan terapi dapat diketahui. Seleksi
pasien yang mendapatkan terapi obat adalah yang memiliki resep polifarmasi,
kompleksitas penyakit dan penggunaan obat serta respons pasien yang sangat individual
meningkatkan munculnya masalah terkait obat. Evaluasipelaksanaan kegiatan perlu
dilakukan untuk menjamin mutu dan pengendalian mutu pelayanan kefarmasian di
rumah sakit. Kegiatan tersebut harus didukung oleh sumber daya manusia, sarana dan
peralatan serta mempertimbangkan faktor risiko yang akan terjadi.