PENUNTUN”
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK IV
PELITA MAS
PALU
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kimia medisinal adalah ilmu pengetahuan yang merupakan cabang dari ilmu
kimia dan biologi, yang digunakan untuk memahami dan menjelaskan mekanisme
kerja obat sebagai dasar adalah mencoba menetapkan hubungan struktur kimia
dan aktivitas biologis obat, serta menghubungkan perilaku biodinamik melalui
sifat-sifat fisik dan karakteristik kimia senyawa obat. Kimia medisinal melibatkan
isolasi, karakterisasi dan sintesis senyawa-senyawa yang digunakan dalam bidang
kedokteran, untuk mencegah dan mengobati penyakit serta memelihara kesehatan
(Burger, 1970).
Tuntutan penemuan obat baru semakin meningkat karena makin
bervariasinya jenis penyakit. Banyaknya kuman yang sudah kebal terhadap obat-
obat tertentu dan ditemukannya berbagai efek samping akibat pemakaian obat
yang sudah dikenal, mendorong penelitian lebih lanjut untuk mengembangkan
struktur obat yang telah ada atau mencari dan menemukan obat baru (Block,
1991).
Metode pengembangan obat dapat melalui modifikasi molekul dengan
optimasi senyawa penuntun (lead compound) dan rancangan obat yang rasional
(siswandono dan Soekardjo, 2009). Variasi struktur mengakibatkan perubahan
sifat fisika dan reaktifitas yang dapat menimbulkan perubahan distribusi,
metabolism, dan ekskresi senyawa tersebut (Reksohadiprodjo, 1988). Sintesis
merupakan bagian yang terpenting dalam pencarian senyawa obat baru yang
mempunyai khasiat lebih baik dan harga yang lebih ekonomis. Sintesis dilakukan
dengan penggabungan molekul, pengubahan gugus fungsi atau penutupan gugus
yang bersifat toksigenik senyawa penuntun yang telah diketahui khasiat atau
aktivitas biologinya.
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah mengetahui metode modifikasi
struktur dan optimasi senyawa penuntun.
BAB II
PEMBAHASAN
1. Isolasi dan identifikasi senyaawa aktif dalam tanaman yang secara empirik
telah digunakan untuk pengobatan.
2. Sintesis struktur analog dari bentuk dasar senyawa yang mempunyai
aktivitas pengobatan potensial.
3. Mencari struktur induk baru dengan cara sintesis senyawa organik, dengan
atau tanpa berhubungan dengan zat aktif alamiah.
4. Menghubungkan struktur kimia dengan kerja obat.
5. Mengembankan rancangan obat.
6. Mengembangan hubungan struktur kimia dan aktivitas biologis melalui
sifat kimia fisika dengan bantuan statistik.
D. ANALISIS KLASTER
Hansch, Unger dan Forsythe (1973) mengelompokan substituen-substituen
pada sistem aromatik berdasarkan persamaan nilaa-nilai parameter kimia fisika
yang telah diketahui.
Analisis klaster digunakan untuk pengembanagan suatu senyawa penuntun
dengan melalui langkah berikut:
1) Memilih senyawa yang akan diteliti dengan memperhitungkan agar
korelasi sifat kimia fisika dari masing-masing substtituen yang terpilih
minimum sehingga ada perbedaan substansial dari variabel sifat-sifat
kimia fisika masing-masing substituen.
2) Untuk mengetahui korelasi sifat-sifat kimia fisika masing-masing variabel
substituen dilakukan perhitungan matriks dengan bantuan komputer. bila
dari hasil perhitungan matriks masih ada hubungan yang bermakna antar
variabel substituen maka dilakukan pergantian substituen dengan
memperhatikan sifat fisika kimia dari substituen. dilakukan analisis
matriks lagi sehingga didapat korelasi sifat-sifat kimia fisika dari masing-
masing substituent yang minimum.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
sebab itu, saran serta kritik yang membangun sangat kami hargai demi
kelengkapan makalah ini ke depannya.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/payments/billing