Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM FORMULASI TABLET

PENGARUH WAKTU TERHADAP HOMOGENITAS CAMPURAN

Dosen Pengampu : Dra. Lilih Riniwasih K., M. Farm, Apt

Disusun Oleh

NINDI ARNANDA 1843050082

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tablet adalah sediaan padat yang mengandung bahan obat dengan atau tanpa bahan
pengisi. Berdasarkan metode pembuatan, dapat digolongkan sebagai tablet cetak dan tablet
kempa. Tablet kempa dibuat dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul
menggunakan cetakan baja. Tablet dapat dibuat dengan cara menekan massa serbuk lembab
dengan tekanan rendah ke dalam lubang cetakan.
Sediaan tablet merupakan sediaan yang paling banyak diproduksi dan juga banyak
mengalami perkembangan dalam formulasinya. Beberapa keuntungan sediaan tablet adalah
sediaan lebih kompak, dosisnya tepat, mudah pengemasannya dan penggunaannya lebih
praktis dibanding sediaan yang lain.
Selain mengandung bahan aktif, tablet biasanya mengandung bahan tambahan yang
mempunyai fungsi tertentu. Bahan tambahan yang umum digunakan adalah bahan pengisi,
bahan pengikat, bahan pengembang, bahan pelicin atau zat lain yang cocok. Bahan
tambahan yang digunakan pada pembuatan tablet harus inert, tidak toksik dan mampu
melepaskan obat dalam keadaan relatif konstan pada jangka waktu tertentu.
Proses pencampuran termasuk juga kedalam proses yang diperlukan dalam
pembuatan sediaan obat. Pencampuran diperlukan untuk menghasilkan distribusi dari dua
atau lebih bahan sehomogen mungkin. Peristiwa elementer pada pencampuran adalah
penyisipan antara partikel jenis yang satu diantara partikel jenis yang lain (atau beberapa
jenis bahan yang lain). Distribusi yang dihasikan benar-benar merupakan kebetulan,
sehingga kemungkinan keberadaan untuk setiap partikel tunggal pada satu lokasi tertentu
dari pencampur adalah sama. Jika tidak ada perbedaan homogenitas disetiap lokasi dalam
pencampur, maka diperoleh apa yang disebut homogenitas stokhastis (pencampuran random
homogenitas campuran secara kebetulan).
Tingkat pencampuran umumnya tergantung dari lamanya waktu pencampuran.
Meskipun demikian pencampuran yang lama tidak menjamin dicapainya homogenitas ideal,
oleh karena proses pencampuran dan pemisahan akan saling bersaing mendominasi. Untung
memperoleh efek pencampuran yang optimal, pertukaran tempat dari partikel per satuan
waktu serta gerakan tiga dimensional merupakan faktor yang sangat menentukan. Pada
prinsipnya bahwa yang dicampurkan harus mengalami tiga jenis gerakan (gerakan,
konveksi, difusi dan geseran). Dimana pada jenis-jenis pencampur tertentu hal tersebut tidak
selamanya hal itu terjadi. Ukuran, bentuk, dan distribusi ukuran partikel serta konsentasi
dan sifat alirannya sangat mempengaruhi efek pencampuran. Bobot jenis, baru berperan
sebagai besaran yang berpengaruh, jika terdapat perbedaan bobot jenis yang besar. Gaya ang
menyebabkan terbentuknya agglomerat (gaya tarik –menark, lembab) dapat mengurangi
efek distribus.
Kualitas pencampuran yang dihasilkan dinyatakan sebagai campuran dan dapat
dinyatakan melalui varians atau penyimpanan setandar kandungan yang diperoleh dari
analisis beberapa contoh. Hal itu merupakan syarat untuk keseragaman kandungan.
Pengujian daya guna jenis pencampuran untuk bahan padat dilakukan melalui analisis
distribusi partikel bahan pewarna. (Rudolf Voight, 1973)

II. Tujuan Praktiku


Dapat mengetahui pengaruh ukuran praktikum dalam homogenitas campuran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

I. Dasar Teori
Tablet adalah suatu sediaan padat baik yang mengandung maupun tidak
mengandung bahan-bahan tambahan seperti lubricant, disintegrant, diluents atau zat
pengisi, dan zat-zat tambahan yang lainnya. Ada beberapa macam tablet berdasarkan
proses pengerjaannya, yaitu : Tablet dengan Proses Granulasi Basah (* Wet
Granulation ), Tablet dengan proses Granulasi Kering ( Dry Granulation, dan juga
dengan Direct Compress ( Kempa Langsung )). Seluruh macam tablet tersebut
memiliki karakteristik trsendiri. Dan juga memiliki syarat-syarat tersendiri dalam
pembuatannya. (Siregar,2008)
Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kempa cetak, dalam
bentuktabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung,
mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan (Farmakope
Indonesia edisi III).
Tablet adalah sediaan pada kompak, dibuat secara kempacetak, dalam bentuk
tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannya rata atau cembung, mengandung satu
jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat tambahan. Zat tambahan yang digunakan
dapat berfungsi sebagai zat pengisi, zat pengembang, zat pengikat, zat pelican, zat
pembasah atau zat lain yang cocok (Ditjen POM, 1979).
Tingkat pencampuran umumnya tergantung dari lamanya waktu pencampuran.
Meskipun demikian pencampuran yang lama tidak menjamin dicapainya homogenitas
ideal, oleh karena prosen pencampuran dan pemisahan saling bersaing mendominasi.
Untuk memperoleh efek pencampuran yang optimal, pertukaran tempat dari partikel
per satuan waktu serta gerakan tiga dimensionalnya merupakan faktor yang sangat
menentukan.
Pada prinsipnya bahan yang dicampurkan harus mengalami 3 jenis gerakan
(gerakan konveksi, difusi dan geseran) dimana pada jenis-jenis pencampur tertentu
hal tersebut tidak selamanya hal itu terjadi. Ukuran, bentuk dan distribusi ukuran
partikel serta konsentrasi dan sifat alirnya sangat mempengaruhi efek pencampuran.
Bobot jenis partikel baru berperan sebagai besaran yang berpengaruh, jika terdapat
perbedaan bobot jenis yang besar. Gaya yang menyebabkan terbentuknya agglomerat
dapat mengurangi efek distribusi.
Kualitas pencampuran yang dihasilkan dinyatakan sebagai campuran dan dapat
dinyatakan melalui varians atau penyimpangan standar kandungan yang diperoleh
dari analisis beberapa contoh, hal ini merupakan syarat untuk keseragaman kndungan.
Pengujian daya guna jenis pencampuran untuk bahan padat dilakukan melalui analisis
didtribusi partikel bahan pewarna dalm kelompok serbuk yang konsentrasinya diukur
secara optik segera setelah proses pencampuran berakhir.
Tujuan dari pencampuran adalah untuk memperoleh campuran yang homogen
antar partikel penyusunnya. Tingkat homogenitas campuran akan sangat menentukan
kualitas tablet. Pencampuran adalah suatu usaha terhadap dua komponen atau lebih
untuk diproses sedemikian rupa sehingga masing-masing partikel dari komponen
yang satu berdekatan dengan partikel lainnya atau partikel dari bahan yang satu
terdispersi secara merata diantara partikel lain. Tingkat homogenitas campuran akan
sangat menentukan kualitas tablet, yakni berkenaan dengan keseragaman kadar zat
aktifnya.
Kualitas hasil pencampuran dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
1. Bentuk partikel, berpengaruh terhadap gerakan partikel pada waktu pencampuran.
Partikel-partikel yang ideal berbentuk bola, karena gerakannya paling mudah,
sedangkan partikel-partikel berbentuk jarum dan tidak teratur lebih sukar bergerak
dengan kemungkinan satu sama lain saling berkaitan membentuk agregat
2. Ukuran dan distribusi partikel,berpengaruh pada proses pencampuran dimana
partikel-partikel besar cenderung memisah dari partikel-partikel kecil dan
bergerak kebawah, sedangkan partikel kecil akan naik ke atas.
3. Kerapatan jenis komponen campuran, berpengaruh pada proses pencampuran.
Jika perbedaan kerapatan lebih besar cenderung turun ke bawah dan komponen
dengan kerapatan lebih kecil akan tetap diatas, akibatnya proses pencampuran jadi
lebih lama.
4. Kelengketan atau kelicinan, Bahan yang bersifat lengket pada proses
pencampuran partikelnya akan bergerombol satu sama lain dan melekat pada
dinding mixer, sehingga proses pencampuran akan lebih sukar Untuk mengatasi
hal ini sering ditambahkan bahan yang inert dan kering. Pada bahan yang licin
akan mudah bergerak sehingga dapat membantu proses pencampuran.
5. Muatan elektrostatik pada permukaan partikel, yang terjadi akibat adanya
benturan-benturan partikel selama proses pencampuran. Akibat lebih lanjut dari
munculnya muatan elektrostatik ini adalah kecenderungan terjadinya segregasi
dalam pencampuran.
6. Kelembaban, berpengaruh terhadap pembentukan agregat partikel dan
penempelan pada mixer. Pada kelembaban tinggi, gaya antar partikel yang
dominan adalah gaya kapiler. Kondisi ini menyebabkan kecenderungan partikel
menggumpal dan menempel pada mikser. Sebaliknya pada kelembaban rendah
gaya elektrostatik paling dominan terjadi dan mengakibatkan terbentuknya
agregat partikel.
7. Perimbangan jumlah partikel, mempengruhi homogenitas pencampuran. Jumlah
partikel yang sama antar komponen merupakan perimbangan yang ideal, karena
perimbangan seperti ini akan menyebabkan partikel lebih mudah homogen.
8. Lama pencampuran, berpengaruh pada hasil pencampuran. Campuran yang sudah
homogen bila lama pencampurannya diperpanjang, maka justru akan
menyebabkan dehomogenisasi.
BAB III
METODE KERJA

I. Alat dan Bahan


A. Alat
 Mixer berupa wadah bentuk kotak segi empat
 Motor, alat yang biasa digunakan untuk uji kerapuhan, untuk melekatkan
mixer.
 Alat untuk pengambilan sampel berupa sendok.
 Ayakan dengan ukuran 18 dan 20
 Timbangan
B. Bahan
 Granul simplek warna putih (18/20) 100 gram
 Granul simplek berwarna 100 gram

II. Cara Kerja


1. Ambil granul simpleks putih dan yang berwarna
2. Ayak dengan ayakan no 18/20, ambil masing-masing warna sebanyak 100
gram.
3. Masukkan ke dalam mixer dengan perlahan-lahan
4. Siapkan stopwatch (timer) dan putar mixer selama 3 menit
5. Hentikan kemudian ambil sampel sebanyak 5 sampel dengan posisi
pengambilan berbeda.
6. Pisahkan butiran granul berwarna pada masing-masing sampel, timbang dan
catat hasil penimbangannya.
7. Ulangi pengerjaan point 4-6 pada menit ke 5, 7, 10, 15, 20, 25, dan 30.
8. Bandingkan masing-masing data dan simpulkan pada menit ke berapa
campuran sudah homogen
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
BAB V

PEMBAHASAN
BAB VI
KESIMPULAN
LAMPIRAN
PENGARUH UKURAN PARTIKEL TERHADAP HOMOGENITAS CAMPURAN

Gambar Keterangan
Pengayakan granul dengan ayakan 12

Fines 5 gram

Granul warna putih dan biru 100 gr

Memasukkan granul kedalam alat


mixing bersama vines

Memasukkan granul kedalam alat


mixing bersama vines
mixing

Pemisahan granul setelah dimixing dan


dipisahkan menjadi 5 bagian, dan
pisahkan antara vines dengan granul

Berat granul pojok kanan bawah

Vines pojok kiri atas

Granul pojok kiri bawah


Vines pojok kanan bawah

Vines tengah

Vines pojok kanan atas

Granul pojok kanan atas

Granul tengah
Granul pojok kiri atas

Pengayakan kembali

Berat granul setelah pengayakan


kembali pada diameter pengayakan 850

Berat pencampuran granul dan vines


setelah dipengayakn bertingkat dengan
diameter pengayakan 425

Berat pencampuran granul dan vines


setelah dipengayakn bertingkat dengan
diameter pengayakan 250
Berat pencampuran granul dan vines
setelah dipengayakn bertingkat dengan
diameter pengayakan 150

Berat pencampuran granul dan vines


setelah dipengayakn bertingkat dengan
diameter pengayakan 125

Bobot sisa

Anda mungkin juga menyukai