Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI (GRUP SORE)

-JUDUL-

DISUSUN OLEH:
Lulu Ilmakhnun (1843050036)
Elsa Dera Sentika (1843050046)
Nindi Arnanda (1843050082)

UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA


FAKULTAS ILMU FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
2019/2020
-Judul-
I. TUJUAN
a. Dapat mengetahui dan melakukan penanaman bakteri kedalam medium.
b. Mengetahui bentuk-bentuk koloni bakteri dalam berbagai medium
c. Mengetahui identifikasi bakteri dengan metode pewarnaan sederhana dan
pewarnaan gram.

II. TEORI
Mikroorganisme terdapat dimana-mana didalam lingkungan kita mereka ada pada
tubuh kita, di dalam tubuh kita, dan di sekeliling kita. Mereka merupakan komponen
penting dalam ekosistem. Dihabitat alamiahnya, mereka hidup dalam suatu komunitas
yang terdiri dari berbagai jenis mikroorganisme, bersama spesies-spesies biologi lainnya.
Didalam komunitas ini, satu spesies mikroba dapat mempengaruhi spesies lain dengan
berbagai cara-cara beberapa bersifat menguntungkan beberapa merugikan (Pelezar,
1988).
Salah satu contoh mikroorganisme adalah bakteri. Bakteri adalah domain yang
terdiri dari makhluk hidup yang tidak memiliki membrane inti (prokariota). Bakteri
memiliki ciri-ciri antara lain tidak memiliki membrane inti, tidak memiliki organel
bermembran, memiliki dinding sel peptidoglikan, dan materi asam nukleatnya berupa
plasmid (Postlethwait dan Hopson,2006)
Menurut bentuk dasar , bakteri digolongkan menjadi lima jenis yaitu coccus, bacilli,
vibrio, spiral, dan bentuk lain. Sementara dilihat dari karakteristik koloninya, bakteri
digolongkan dari permukaan, elevasi, tepi, warna, dan ukuran koloni. Untuk mengamati
koloni bakteri, dilakukan dengan teknik inokulasi. Selain mengamati koloni bakteri,
inokulasi juga dapat menunjukkan karakteristik biokimia bakteri separti kebutuhan
oksigen, komponen penyusun dinding sel bakteri, dan lain-lain.
Inokulasi Bakteri Menurut (Dwijoseputro,1998) Penanaman bakteri atau biasa
disebut juga inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium yang lama ke
medium yang baru dengan tingkat ketelitian yang sangat tinggi. Untuk melakukan
penanaman bakteri (inokulasi) terlebih dahulu diusahakan agar semua alat yang ada
dalam hubungannya dengan medium agar tetap steril. Hal ini agar menghindari terjadinya
kontaminasi. Dalam buku (Pelczar,1986) Ada beberapa tahap yang harus dilakukan
sebelum melakukan teknik penanaman bakteri (inokulasi) yaitu: Menyiapkan ruangan
Ruang. Tempat penanaman bakteri harus bersih dan keadaannya harus steril agar tidak
terjadi kesalahan dalam pengamatan atau percobaan dalam laboratorium pembuatan
serum vaksin dan sebagainya/ inokulasi dapat dilakukan dalam sebuah kotak kaca
(encast) udara yang lewat dalam kotak tersebut dilewatkan saringan melalui suatu jalan
agar terkena sinar ultraviolet. Pemindahan dengan pipet. Cara ini dilakukan dalam
penyelidikan air minum atau pada penyelidikan untuk diambil 1 ml contoh yang akan
diencerkan oleh air sebanyak 99 ml murni. Pemindahan dengan kawat inokulasi. Ujung
kawat inokulasi sebaliknya dari platina taua nikel, ujungnya boleh lurus juga boleh
berupa kolongan yang diameternya 1-3 mm. Dalam melakukan penanaman bakteri kawat
ini terlebih dahulu dipijarkan sedangkan sisanya tungkai cukup dilewatkan nyala api saja
setelah dingin kembali kawat itu disentuhkan lagi dalam nyala api
Ada beberapa metode yang digunakan untuk mengisolasi biakan murni
mikroorganisme, Metode Gores (Winarni, 1997) Teknik ini lebih menguntungkan jika
ditinjau dari sudut ekonomi dan waktu, tetapi memerlukan keterampilan-keterampilan
yang diperoleh dengan latihan. Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni
yang terpisah. Inokulum digoreskan ke permukaan media agar nutrien dalam cawan petri
dengan jarum pindah (lup inokulum). Di antara garis-garis goresan akan terdapat sel-sel
yang cukup terpisah sehingga dapat tumbuh menjadi koloni. Cara penggarisan dilakukan
pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila dilakukan dengan baik teknik
inilah yang paling praktis. Dalam pengerjaannya terkadang berbeda pada masing-masing
laboratorium tapi tujuannya sama yaitu membuat goresan sebanyak mungkin pada
lempeng medium pembiakan. Ada beberapa teknik dalam metode goresan, Goresan T,
Goresan kuadranc, Goresan radiand, Goresan sinambung.
Metode Tebar (Winarni, 1997) Setetes inokulum diletakkan dalam sebuah medium
agar nutrien dalam cawan petri dan dengan menggunakan batang kaca yang bengkok dan
steril. Inokulasi itu disebar dalam medium betang yang sama dapat digunakan
menginokulasikan pinggan kedua untuk dapat menjamin penyebaran bakteri yang merata
dengan baik. Pada beberapa pinggan akan muncul koloni yang terpisah-pisah.
Metode Tuang Isolasi menggunakan media cair dengan cara pengenceran. Dasar
melakukan pengenceran adalah penurunan jumlah mikroorganisme sehingga pada suatu
saat hanya ditemukan satu sel di dalam tabung. Metode Tusuk Metode tusuk yaitu
dengan cara meneteskan atau menusukkan ujung jarum ose yang didalamnya terdapat
inokulum, kemudian dimasukkan ke dalam media.
Pengenalan bentuk mikroba, kecuali mikroalgae harus dilakukan pewarnaan terlebih
dahulu agar dapat diamati dengan jelas. Tujuan dari pewarnaan adalah untuk
mempermudah pengamatan bentuk sel bakteri, memperluas ukuran jasad, mengamati
struktur dalam dan luar sel bakteri, dan melihat reaksi jasad terhadap pewarna yang
diberikan sehingga sifat fisik atau kimia jasad dapat diketahui (Hadioetomo, 1991).
Pada umumnya bakteri bersifat tembus cahaya, hal ini disebabkan karena banyak
bakteri yang tidak mempunyai zat warna (Hastowo, 2002). Metode pengecatan pertama
kali ditemukan oleh Christian Gram pada tahun 1884. Dengan metode ini. Bakteri dapat
dikelompokkan menjadi dua yatu, bakteri gram positif dan bakteri gram negatif, yang
didasarkan dari reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri
tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya sehingga pengecatan gram tidak bisa
dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma
sp (Hadioetomo, 1991).
Pewarnaan pada bakteri dibagi menjadi tiga, Pewarnaan sederhana merupakan
teknik pewarnaan yang paling banyak digunakan. Disebut sederhana karena hanya
menggunakan satu jenis zat warna untuk mewarnai organisme tersebut. Kebanyakan
bakteri mudah bereaksi dengan pewarnaan-pewarnaan sederhana karena sitoplasmanya
bersifat basofilik (suka dengan basa). Zat-zat warna yang digunakan untuk pewarnaan
sederhana umumnya bersifat alkolin. Dengan pewarnaan sederhana dapat mengetahui
bentuk dan rangkaian sel-sel bakteri. Pewarna basa yang biasa digunakan untuk
pewarnaan sederhana ialah metilen biru, kristal violet, dan karbol fuchsin yang mana
pewarnaan sederhana ini dibagi lagi menjadi dua jenis pewarnaan (Dwidjoseputro, 1994).
Pewarnaan Asam merupakan pewarnaan yang menggunakan satu macam zat warna
dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk sel. Adapun zat warna yang dipakai dalam
pewarnaan positif adalah metilen biru dan air fuchsin (Dwidjoseputro, 1994). Pewarnaan
basa atau negatif merupakan metode pewarnaan untuk mewarnai bakteri tetapi mewarnai
latar belakangnya menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan
transparan (tembus pandang). Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan
ukuran sel. Metode ini menggunakan tinta cina (Dwidjoseputro, 1994).
Pewarnaan gram atau diferensial, metode gram adalah suatu metode empiris untuk
membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram positif dan gram
negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama
berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang
mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan
bakteri Klebsiella pneumoniae. Bakteri gram-negatif adalah bakteri yang tidak
mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan gram. Bakteri gram
positif akan mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol,
sementara bakteri gram negatif tidak. Pada uji pewarnaan gram, suatu pewarna penimbal
(counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang membuat semua bakteri gram
negatif menjadi berwarna merah atau merah muda. Pengujian ini berguna untuk
mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel
mereka (Hastowo, 2002).
Pewarnaan Ziehl Neelsen. Larutan karbol fuchsin 0,3% dituang pada seluruh
permukaan sediaan, kemudian dipanaskan diatas nyala api sampai keluar asap tetapi tidak
sampai mendidih atau kering selama 5 menit. Sediaan kemudian dibiarkan dingin selama
5-7 menit lalu kelebihan zat warna dibuang dan dicuci dengan air yang mengalir perlahan.
Setelah itu larutan asam alkohol 3% (hydrochloric acid-ethanol) dituang pada sediaan dan
dibiarkan 2-4 menit kemudian dicuci dengan air mengalir selama 1-3 menit, kelebihan
larutan dibuang. Larutan methylene blue 0,1% dituang sampai menutup seluruh
permukaan, dibiarkan 1 menit lalu larutan dibuang dan dicuci dengan air mengalir
(Zaraswati, 2004).
Pewarnaan khusus merupakan metode pewarnaan untuk mewarnai struktur khusus
atau tertentu dari bakteri seperti bagian spora, kapsul, flagel dsb. Contoh pewarnaan
khusus: Pewarnaan Endospora anggota dari genus Clostridium, Desulfomaculatum, dan
Bacillus adalah bakteri yang memproduksi endospora dalam siklus hidupnya. Endospora
merupakan bentuk dorman dari sel vegetatif, sehingga metabolismenya bersifat inaktif
dan mampu bertahan dalam tekanan fisik dan kimia seperti panas, kering, dingin, radiasi,
dan bahan kimia. Tujuan dilakukannya pewarnaan endospora adalah membedakan
endospora dengan sel vegetatif, sehingga pembedaannya tampak jelas. Endospora tetap
dapat dilihat di bawah mikroskop meskipun tanpa pewarnaan dan tampak sebagai bulatan
transparan. Namun jika dengan pewarnaan sederhana, endospora sulit dibedakan dengan
badan inklusi (Hastowo, 2002).

III. ALAT DAN BAHAN


3.1 ALAT
- Tabung reaksi kecil
- Erlenmeyer
- Ose
- Kaca Preparat
- Bunsen
- Cawan petri
- Rak tabung
- Kapas
- Korek api
- Autoklaf
- Inkubator

3.2 BAHAN
- Alkohol
- Media TSA
- Bakteri Sallmonela thypi
- Bakteri Staphylococcus aureus
- Pewarna Kristal Violet
- Pewarna Carbol fuchsin
- Lugol
- Aqua dest
- Oil Imersen
- Kertas Koran
- Karet gelang

IV. PROSEDUR KERJA


A. Hari I
- Inokulasi bakteri Staphylococcus aureus dan Salmonella thypi kedalam media
TSA yang telah di siapkan dalam cawan petri.
- Penginkubasian hasil inokulasi Bakteri Staphylococcus aureus dan Salmonella
thypi.
B. Hari II
- Pemeriksaan pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Salmonella thypi
hasil inokulasi di hari 1.
- Identifikasi koloni pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus dan Salmonella
thypi hasil inokulasi di hari 1.
- Melakukan pewarnaan bakteri dengan metode:
 Pewarnaan Sederhana
1. Sterilisasi kawat ose dengan membakar ujung kawat yang
berbentuk lingkaran hingga kawat membara. Lalu bersighkan
dengan alkohol.
2. Sterilisasi kaca preparat, teteskan dengan aquadest.
3. Mengoleskan mikroba ke kaca preparat menggunakan kawat ose.
Lalu fiksasi kaca preparat.
4. Menambahkan kristal violet keatas mikroba. Diamkan selama 1
menit.
5. Bilas dengan aquadest. Seka dengan kertas saring hingga kering.
Teteskan dengan oil imersi. Amati di bawah Mikroskop dengan
perbesaran 100x.
 Pewarnaan Gram
1. Sterilisasi kawat ose dengan membakar ujung kawat yang
berbentuk lingkaran hingga kawat membara. Lalu bersighkan
dengan alkohol.
2. Sterilisasi kaca preparat, teteskan dengan aquadest.
3. Mengoleskan mikroba ke kaca preparat menggunakan kawat ose.
Lalu fiksasi kaca preparat.
4. Menambahkan kristal violet keatas mikroba. Diamkan selama 1
menit.
5. Meneteskan lugol, kemudian diamkan selama 1 menit. Kemudian
cuci dengan alkohol. Kemudian teteskan zat pewarna ke 2 (Carbol
fuchsin) diamkan selama 2 menit.
6. Bilas dengan aquadest. Seka dengan kertas saring hingga kering.
Teteskan dengan oil imersi. Amati di bawah Mikroskop dengan
perbesaran 100x.
- Buatlah tabel diatas dan tulis kesimpulan bakteri yang diperiksa
V. HASIL PENGAMATAN
 Bakteri Stapylococcus aureus
NO PEMERIKSAAN HASIL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

 Bakteri Salmonella thypi


NO MEDIA HASIL
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

VI. PEMBAHASAN

VII. KESIMPULAN

VIII. DAFTAR PUSTAKA


 Dwidjoseputro. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan; Jakarta Fardiaz,S.
1992. Mikrobiologi Pangan I. Gramedia. Jakarta
 Pelczar, M.J dan E.C.S Chan. 2005.Dasar-Dasar Mikrobiologi. UI Press. Jakarta
 Waluyo,Iud, 2010, Buku Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Umum, UMM, Malang
IX. LAMPIRAN
Bakteri Stapylococcus aureus
GAMBAR KETERANGAN

Bakteri Salmonella thypi


GAMBAR KETERANGAN

Anda mungkin juga menyukai