By Herdini
• Perkembangan obat adlh usaha penemuan obat
baru bersifat coba-coba (trial and error) sehingga
biaya pengembangan satu jenis obat baru sampai
dapat dipasarkan dibutuhkan biaya lebh kurang Rp.
1 trilyun.
• Perlu dipahami mengingat dari 800 sampai 10.000
senyawa baru yang disintesis atau yang didapat
dari sumber alam, setelah melalui berbagai uji
kimia, fisika, aktivitas, toksisitas, farmakokinetik,
farmakodinamika dan uji klinik, kemungkinan
hanya satu senyawa yang secara klinik dapat
digunakan sebagai obat.
• Waktu yang dibutuhkan lebih kurang 10 tahun.
Penyebabnya adlh ketatnya peraturan-peraturan
Tentang obat baru untuk diijinkan dapat dipasarkan
• “Istilah ”obat” tidak hanya meliputi senyawa yang
digunakan untuk pengobatan penyakit dan bahan
diagnostik saja, tetapi meliputi semua senyawa kimia
yang dapat mempengaruhi atau menimbulkan
efek pada sistem biologis, termasuk insektisida,
fungisida, herbisida, flaran, odoran, penarik dan
pengusir serangga, serta senyawa-senyawa yang
digunakan untuk uji farmakologi dan fisiologis
• Dahulu pengembangan obat baru lebih banyak
dilakukan di universitas (50%)
• Sekarang pengembangan obat baru lebih banyak
dilakukan oleh industri (90%, universitas hanya 9 %
sedang lembaga riset pemerintah 1 %).
• Langkah pertama dalam pengembangan obat adalah
melakukan pengenalan masalah.
• Pada pengenalan masalah dilakukan studi riset
dasar yaitu tentang proses :
1. Percobaan kimia pertama
2. Penapisan farmakologi
3. Uji toksisitas akut
4. Studi percobaan farmakologis yang lebih luas
5. Uji toksisitas kronik dan uji klinik
• Langkah selanjutnya mencari senyawa aktif baru,
dengan cara isolasi atau ekstraksi dari bahan alam
yang secara empiris digunakan sebagai obat
tradisional, atau dari penapisan produk sintesis
senyawa organik cara ini pada umumnya bersifat coba-
coba (trial and error) dan membutuhkan biaya yang
besar. Cara yang lebih rasional adalah melakukan
pendekatan dengan melalui rancangan obat.
• Rancangan obat adalah usaha untuk mengembangkan
obat yang telah ada, yang sudah diketahui struktur
molekul dan aktifitas biologisnya, atas dasar penalaran
yang sistematik dan rasional, dengan mengurangi
faktor coba-coba seminimal mungkin.
• Tujuan dari rancangan obat pada awalnya adalah
mendapatkan obat baru dengan aktivitas yang
lebih baik dengan biaya yang layak secara ekonomi,
kemudian berkembang untuk mendapatkan obat
dengan efek samping yang minimal (aman digunakan),
bekerja lebih selektif, masa kerja yang lebih lama, dan
meningkatkan kenyamanan pemakaian obat.
• Rancangan obat sering digambarkan sebagai proses
elaborasi sistematik untuk mengembangkan lebih
lanjut obat yang sudah ada, dengan tujuan
mendapatkan obat baru dengan efek biologis yang
diinginkan dan mengurangi atau menghilangkan efek
samping yang ada, melalui manipulasi molekul.
Langkah-langkah rancangan obat :