Anda di halaman 1dari 45

STUDI BIOFARMASETIKA PEMBERIAN OBAT

MELALUI RUTE ORAL


Kelompok 1 Biofarmasetika Kelas A
Dosen Pengampu : Dr. rer. Nat Deni Rahmat, S.Si, M.Si, Apt
Penyusun Makalah dan Presentasi
Ketua : Wahyu Prigel Buditomo (2016210247)
Wakil Ketua : Donny Rizki Pribadi (20162100073)
Anggota :
1. Cut Amiya Safitri (2016210050)
2. Cynthia Gloria Selestina Wabia (2016210051)
3. Farah Ilyasadhiba (2016210089)
4. Katerine Natashia (2016210126)
5. Mutia Putri Nurmahmuda (2016210160)
6. Nurul Alma Febriyanti (2016210178)
7. Ricky Mika Candra (2016210196)
8. Shafa Althaf Taqiyya (2016210218)
9. Yolanti (2016210252)
Anatomi
Fisiologi
Saluran
Cerna

Extended
Release Oral
Pokok
Bahasan

Bukal Sublingual
Anatomi Fisiologi Saluran Pencernaan
Anatomi Fisiologi Saluran Pencernaan
1. Mulut
• Pada rute oral, obat segera ditelan dengan waktu transit singkat. Pada tablet hisap, air liur berfungsi untuk
mempermudah liberasi zat aktif sedangkan ablet sub lingual, air liur yang berlebihan dapat mengurangi
absorbsi (obat dapat tertelan)
2. Esofagus
• Merupakan saluran sempit dengan diameter + 3 cm dan panjang 25 cm. Obat dapat tertelan karena adanya
gerakan peristaltik dan obat sampai lambung dalam 2 – 10 detik tanpa absorbsi
3. Lambung
• Berbentuk kantung dengan panjang + 25 cm dan 10 cm saat kosong. Volume lambung orang dewasa berisi
1-5 L. Bagian atas disebut Fundus dan membentuk kantong udara jika tidak ada makanan yang diakhiri
dengan Pylorus, pintu pembuka lewatnya isi lambung ke duodenum. Tebal dinding lambung + 3 mm,
berbentuk seperti sarang lebah, dilapisi kelenjar mukosa. Lambung berfungsi sebagai organ penggetahan dan
absorbsi. Lambung dapat mempengaruhi bioavailabilitas obat akibat keasaman (pH) lambung, volume cairan
lambung, konsistensi isi lambung, tegangan permukaan dan waktu transit obat dalam lambung.
Anatomi Fisiologi Saluran Pencernaan
4. Usus halus
• Terdiri dari 3 bagian yaitu :
a. Duodenum, untuk pencernaan karena peranan enzim
b. Jejunum, bagian atas untuk pencernaan dan bagian bawah untuk absorbsi
c. Ileum, untuk absorbsi
• Usus halus berfungsi untuk pencernaan (karena sekresi enzim) dan absorbsi zat aktif. Panjang usus halus
orang dewasa antara 5-9 m dengan diameter 2-3 cm. Adapun, jejunum dan ileum panjang 6 m terbentuk dari
lipatan vili usus (tinggi 0,75-1 mm) yang selalu bergerak memberikan luas permukaan absorbsi 40-50 m².
• Sel penyusun mukosa absorbsi terdiri dari 2 jenis sel :
 Sel enterocyt untuk absorbsi
 Sel penghasil getah pencernaan
- Sel goblet : mensekresi mukus untuk melindungi mukosa terhadap getah lambung dan kerja enzim proteolitik
- Sel enterochromafin, menghasilkan serotonin untuk motilitas usus
Anatomi Fisiologi Saluran Pencernaan

- Cairan getah di dalam usus halus terdiri dari : Getah pankreas, getah empedu dan cairan usus halus
a. Getah Pankreas memiliki pH 8-9 dikeluarkan jika ada makanan masuk, mengandung enzim :
1) Amilase : Amilum menjadi maltosa
2) Lipase : Hidrolisa lemak menjadi asam lemak + trigliserida
3) Kolesterolesterase : Esterifikasi kolesterol sehingga mudah diabsorbsi usus halus
4) Enzim proteolitik inaktif, yang akan aktif dalam cairan usus, misalnya enzim Tripsinogen menjadi Tripsin
dan Kemotripsinogen menjadi Tripsinogen
5) Ribonuklease dan deoksiribonuklease : Bereaksi dengan asam nukleat membentuk nukleotida
b. Getah Empedu mengandung musin dan garam empedu, yang di dalam duodenum diabsorbsi kembali,
masuk ke dalam hati (siklus enterohepatik garam empedu)
c. Cairan Usus Halus bersifat alkalis dan banyak mengandung musin
Anatomi Fisiologi Saluran Pencernaan

5. Usus besar memiliki panjang 1,4 - 1,8 m yang terdiri dari lima bagian yaitu :
a. Colon Asendens (usus besar menaik) mulai caecum + 15 cm Ø 6 cm
b. Colon Transversum (usus besar melintang), mengambang panjang + 50 cm Ø 4-5 cm
c. Colon Descendens (usus besar menurun), melekat, panjang + 12 cm Ø 3 cm
d. Colon Ileocaecal
e. Colon Pelvinal/sigmoid
• Usus besar merupakan organ penyerapan air, penampungan dan pengeluaran feses ke anus. Sekresi getah
usus besar sangat sedikit dan tidak ada proses pencernaan di usus besar. Flora yang hidup di usus besar dapat
merusak lapisan selulosa sisa makanan untuk memperoleh amilum, sebagai flora pembusuk menghasilkan
amoniak dan basa amina. Antibiotika dapat mengganggu keseimbangan mikroba di usus besar.
• Absorbsi air dalam jumlah besar di usus besar dapat menyebabkan isi kolon menjadi kental (feses). Ada
beberapa obat yang mempengaruhi usus besar diantaranya yaitu pilokarpin dan prostigmin dapat
meningkatkan peristaltik usus besar
Rute Pemberian Obat (Enteral -> Oral)

• Merupakan rute pemberian obat yang paling umum dan banyak dilakukan. Obat akan melalui jalur
paling kompleks dan lama sampai pada organ target. Pada umumnya, obat akan diserap di saluran
cerna dan sebagian obat mengalami metabolisme lintas pertama (first pass metabolism) di hati.
• Ada berbagai jenis obat yang diberikan secara oral yang sering dijumpai pada kegiatan sehari-hari
yang menurut bentuk sediaan, dibagi meliputi:
1. Pil : Dextromethorpan, miniphace, cardioaspirin, captropil, dan pil KB (Andalan)
2. Tablet: PCT, Ibuprofen, amoksisilin
3. Kapsul : Mastin, diapet , kapsul tetrasiklin, kloramfenikol, hemaviton, dan sangobion.
4. Sirup : Durocort, OBH, dumin
Dan bentuk sediaan oral lainnya
Mekanisme Umum Absorpsi Obat Rute Oral

1. Difusi pasif
2. Transfer konvektif
3. Transpor aktif
4. Transpor fasilitatif
5. Ion-Pair transpor (Transfer Pasangan Ion)
6. Pinositosis
Faktor Patologik yang Berperan pada Absorbsi Obat Rute Oral
1. Gangguan Fungsi Penggetahan
2. Gangguan Transit
3. Gangguan Penyerapan
a. Pengurangan luas permukaan penyerap
b. Perubahan media usus
c. Hambatan pada pembuluh balik darah atau pembuluh getah bening (tumor).
Mekanisme Distribusi Obat Rute Oral

• Distribusi obat : Perpindahan obat dari sirkulasi darah ke suatu tempat di dalam tubuh (cairan dan
jaringan)
• Setelah obat masuk ke dalam sirkulasi darah (sesudah absorpsi), obat tersebut akan dibawa ke seluruh
tubuh oleh aliran darah dan kontak dengan jaringan-jaringan tubuh di mana distribusi terjadi.
Faktor Fisiologik yang Berperan pada Absorpsi Obat Rute Oral
1. Permukaan Penyerap/absorben
2. Umur
3. Sifat Membran Biologik
4. Laju Transit dan Waktu Tinggal Dalam Lambung
5. pH dan Perubahan pH karena Formulasi
6. Tegangan Permukaan
7. Kekentalan
8. Isi Saluran Cerna yg Dapat Mengubah Aksi Zat Aktif
Mekanisme Biotransformasi Obat Rute Oral

Drug → Metabolit
 Biotransformasi atau metabolisme obat ialah proses perubahan struktur kimia obat yang terjadi di
dalam tubuh dan dikatalisis oleh enzim. menjadi senyawa lain (metabolit)
 Kadar obat mengalami biotransformasi -> kadar obat menurun.
 Umumnya terjadi dalam hati
 Biotransformasi yang terjadi selama proses absorpsi → efek lintas pertama (First Pass Effect)
 FPE mengurangi BA (BA: ketersediaan biologi yaitu persentase obat yang secara utuh mencapai
sirkulasi umum untuk melakukan kerjanya).
 Obat yang mengalami FPE→ diberikan secara sublingual atau bukal langsung menuju jantung → ke
seluruh tubuh → hati → biotransformasi.
Reaksi-reaksi Biotransformasi Obat Rute Oral

• Reaksi Fase I ( Reaksi Non Sintetik )


– Oksidasi
– Reduksi
– Hidrolisis
• Reaksi Fase II ( Reaksi Sintetik/Reaksi Konjugasi )
 Molekul obat bergabung dengan suatu molekul yang terdapat di dalam tubuh sambil mengeluarkan air.
(asetilasi, sulfatasi, glukuronidasi, metilasi)
 Sifat metabolit pada umumnya lebih polar daripada senyawa induknya atau senyawa asalnya, lebih
mudah diekskresi atau lebih mudah dikeluarkan bersama urin.
 Pada umumnya aktifitas farmakologinya lebih lemah dari pada senyawa asalnya.
Mekanisme Ekskresi Obat Rute Oral

Ekskresi → pengeluaran obat dari tubuh


 Dikeluarkan melalui system organ → organ yg terpenting dalam system ekskresi (ginjal)
 Obat dapat dikeluarkan melalui: urine, cairan empedu (ekskresi melalui hati), air ludah, paru-paru
(berupa gas→ udara ekspirasi)

Ada 3 kejadian utama dalam proses ekskresi


 Filtrat Glomeruler
 Sekresi Aktif Tubuler
 Reabsorpsi Tubuler
Keuntungan Rute Oral

• Mudah dibawa
• Ekonomis , murah
• Tidak perlu steril
• Menyenangkan dapat digunakan sendiri
• Absorbsi panjang (sepanjang saluran GI)
Kerugian Rute Oral

• Rasa yang tidak enak dapat mengurangi kepatuhan


• Kemungkinan dapat menimbulkan iritasi usus dan lambung
• Menginduksi mual dan pasien harus dalam keadaan sadar
• Obat dapat mengalami metabolisme lintas pertama (first pass effect)
• Absorbsi dapat terganggu dengan adanya makanan
• Efek terlalu lama , tidak bisa untuk keadaan darurat
First Past Effect
• Efek first-pass atau juga dikenal sebagai metabolisme lintas pertama atau metabolisme presistemik
adalah ketika obat yang diberikan masuk ke hati dan mengalami biotransformasi luas dan dengan
demikian menurunkan konsentrasi dengan cepat sebelum mencapai targetnya.
• Ini terjadi paling umum ketika obat diberikan secara oral. Obat tersebut kemudian diserap dalam GIT
dan memasuki sirkulasi portal sebelum memasuki sirkulasi sistemik. Melalui sirkulasi portal, ia
memasuki hati di mana beberapa obat menjalani biotransformasi luas dan konsentrasi obat berkurang.
• Obat yang diminum diserap melalui mukosa usus dan diangkut ke hati sebelum memasuki aliran darah
dan mengalir ke otak dan organ lain.
• Sebagian besar enzim di hati yang memecah obat. Menghindari metabolisme first-pass memungkinkan
proporsi dosis yang jauh lebih besar untuk mencapai otak atau organ lain.
• Konsumsi oral jauh lebih efisien daripada rute rektal, vaginal, bukal, sublingual atau insufflation
(mendengus melalui hidung). Ini karena ketika suatu obat diberikan melalui rute-rute ini, obat tersebut
diserap melalui membran mukus (masing-masing; di anus, vagina, pipi, di bawah lidah, atau di atas
hidung) dan melewati langsung ke aliran darah sistemik, berjalan langsung ke otak dan organ-organ
lain tanpa "lulus pertama" metabolisme hati yang terjadi.
Rute Sublingual

• Rute sublingual adalah rute pemberian obat yang dilakukan dengan cara meletakkan obat di bawah
lidah sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut.
• Obat yang diserap dari selaput lendir mulut masuk ke aliran darah, selanjutnya masuk ke aliran darah
umum. Obat diserap melalui saluran cerna masuk ke sirkulasi darah usus, yang langsung berhubungan
dengan hati melalui vena porta. Jadi penyerapan obat melalui rongga mulut menyebabkan obat
terhindar dari first pass effect.
• Pemberian obat sistemik melalui rute sublingual telah muncul dari keinginan untuk memberikan efek
farmakologis segera. Pemberian obat sublingual berarti penempatan obat di bawah lidah dan obat
mencapai langsung ke aliran darah melalui permukaan ventral lidah dan dasar mulut. Obat terlarut
dengan cepat diserap ke dalam vena retikulasi yang terletak di bawah mukosa mulut, dan diangkut
melalui vena wajah, vena jugularis interna, dan vena Braciocephalic dan kemudian dialirkan ke
sirkulasi sistemik.
Anatomi dan Fisiologi Rute Sublingual

• #1 adalah Kelenjar Parotis, #2 adalah Kelenjar


Submandibula, #3 adalah Kelenjar Sublingual
• Kelenjar parotid adalah kelenjar saliva paling
besar dan terletak di bagian atas mulut depan
telinga.
• Kelenjar submandibular terletak di belakang
kelenjar sublingual dan lebih dalam.
• Kelenjar Sublingua adalah sepasang kelenjar
yang terletak di bawah lidah di dekat kelenjar
submandibula. . Kelenjar sublingual adalah
kelenjar saliva yang paling kecil, terletak di
bawah lidah bagian depan
Contoh Obat Sublingual
• Gliseril trinitrat
Gliseril trinitrat diberikan untuk mengatasi serangan angina pektoris. Obat tersebut di absorpsi langsung dari
rongga mulut masuk ke sirkulasi umum tanpa melalui portal hati sehingga menghindari first pass effect. Namun,
obat dengan berat molekul tinggi tidak dapat di absorpsi dengan cara sublingual
• Nitrogliserin
Sediaan nitrogliserin sublingual dan bukal dapat mengurangi serangan angina pada penderita iskemia jantung.
Pemberian 0,3 – 0,4 mg melepaskan rasa sakit sekitar 75% dalam 3 menit, 15% lainnya lepas dari sakit dalam
waktu 5 – 15 menit
• Hormon-hormon steroid
Esterogen : Esterogen yang diberikan oral menstimulasi sintesis protein hepatik dan meningkatkan konsentrasi
sirkulasi glogulin terkait hormon seks, yang dapat menjamin bioavailabilitasandogen dan astrogen. Contoh obat
yang beredar dipasaran adalah angelic, climmen, cyclo progynova.
Progestogen : Progestogen umunya diberikan pada wanita yang belum pernah menjalani histerektomi.
Progestogen oral yang paling umum digunakan adalah medroksiprogesteron asetat misalnya dilena, noretisteron
asetat misalnya anore, cliane, norelut dan regumen.
Mekanisme ADME Obat Rute Sublingual

• Mekanisme utama untuk penyerapan obat ke dalam mukosa oral adalah melalui difusi pasif ke dalam membran
lipoid. Dalam hal permeabilitas, area sublingual rongga mulut lebih permeabel daripada area bukal (pipi), dan
lebih permeabel daripada area palatal (atap mulut)
• Agar suatu obat dapat diserap secara efektif secara sublingual, obat tersebut harus dapat berjalan melintasi
membran mukosa bukal; oleh proses difusi yang dikenal sebagai osmosis yang berlaku untuk semua bentuk
penyerapan oleh tubuh; mengatur penyerapan sublingual.
• Distribusi air melintasi dinding sel tergantung pada perbedaan osmotik dalam darah antara cairan intraseluler
dan ekstraseluler. Partikel-partikel kecil yang mudah larut dalam air, jarang menimbulkan masalah dalam
permeasi dan difusi, sehingga mampu bergerak bebas di antara jaringan-jaringan tubuh.
• Pengangkutan aktif ke dalam sel mengarah pada metabolisasi zat yang cepat. Molekul seperti glukosa
(fruktosa) dan asam amino sangat penting untuk metabolisme sel dan mekanisme khusus telah berkembang
untuk memfasilitasi difusi dan permeasi yang cepat melintasi membran sel.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi ADME Obat Rute Sublingual

1. Lipofilisitas obat
2. Kelarutan dalam sekresi saliva
3. pH dan pKa saliva
4. Pengikat mukosa mulut
5. Ketebalan epitel oral
6. Koefisien partisi minyak-air
Keuntungan Rute Sublingual

1. Onset aksi yang relatif cepat dapat dicapai


2. Tidak melewati mekanisme metabolisme dihati
3. Peningkatan kepatuhan pasien
4. Dosis rendah memberi kemanjuran tinggi
5. Permukaan kontak besar rongga mulut berkontribusi cepat dan penyerapan obat yang luas.
6. Karena tindakan yang cepat, bentuk sediaan sublingual ini banyak digunakan dalam kondisi darurat
misal asma.
7. Penyerapan yang cepat dan kadar darah yang lebih tinggi
8. Memberikan pelepasan cepat atau disintegrasi dalam rongga mulut, tanpa perlu air atau mengunyah.
Kerugian Rute Sublingual

1. Pemberian obat secara sublingual mengganggu makan, minum, dan berbicara, rute ini umumnya
dianggap tidak cocok untuk pemberian yang lama.
2. Obat sublingual tidak dapat digunakan ketika pasien tidak sadar.
3. Pasien tidak boleh merokok saat minum obat sublingual
Rute Bukal
• Rute bukal adalah rute pemberian obat yang dilakukan dengan cara meletakkan obat di antara pipi dan
gusi sehingga zat aktif diserap secara langsung melalui mukosa mulut. (Syamsuni, 2006)
• Tujuan pemberian rute bukal agar menjaga obat tetap berkhasiat (untuk beberapa obat yang dapat rusak
oleh asam lambung), mempercepat efek kerja obat, atau untuk pasien yang kesulitan menelan.
• Salah satu sediaan farmasi yang diformulasi dengan sistem penghantaran bukal adalah tablet. Tablet
dirancang secara khusus dan akan melarut perlahan dan diserap melalui pembuluh darah yang banyak
terdapat di area tersebut dan memiliki cara pemberian yang berbeda dengan sediaan oral lainnya yaitu :
1. Minum atau berkumurlah dengan sedikit air jika mulut kering, lalu cuci tangan sampai bersih sebelum
memegang tablet.
2. Letakkan tablet di antara pipi dan gusi, tutuplah mulut dan jangan menelan sampai tablet larut
seluruhnya.
3. Jangan makan, minum atau merokok selama proses pelarutan tablet.
4. Jangan berkumur atau mencuci mulut selama beberapa menit setelah tablet larut dengan sempurna.
5. Gunakan obat pada jarak waktu yang sama dalam sehari.
Contoh Tablet Bukal Progesteron dan Cara Pemberiannya
ADME Rute Bukal
 Absorpsi
• Obat rute bukal merupakan suatu rute obat yang mengalami difusi secara cepat pada membran mukosa
rongga mulut dengan cara meletakkan obat diantara pipi dan gusi sehingga obat melarut perlahan dan
diadsorpsi secara langsung oleh mukosa mulut masuk ke dalam sirkulasi sistemik.
• Mekanisme penyerapan utama adalah difusi pasif dari bentuk obat yang tidak terikat (larut dalam
lemak). Pada rute bukal setelah obat dilepaskan dan diabsorpsi, obat segera memasuki pembuluh darah
tanpa melewati saluran gastrointestinal dan hati, sehingga rute ini menguntungkan untuk obat yang
dapat rusak pada saluran gastrointestinal dan hati. Rute ini menguntungkan untuk obat yang dapat
hancur di lambung. Pemberiannya terbatas pada hormon steroid dan beberapa obat lain.
• Selaput lendir rongga bukal memiliki sifat yang sangat vaskular, dan obat-obatan yang menyebar
melintasi membran memiliki akses yang mudah ke sirkulasi sistemik melalui vena jugularis interna.
• Obat yang diabsorpsi melalui mukosa mulut tidak akan melewati hati sebelum mengalami distribusi
umum. Oleh karena itu, untuk suatu obat dengan first-pass effect yang bermakna, absorpsi bukal dapat
memberikan bioavailabilitas yang lebih baik dibandingkan pemberian oral.
ADME Rute Bukal
 Distribusi
• Setelah diabsorpsi, obat dengan rute bukal akan didistribusi ke seluruh tubuh melalui sirkulasi darah. Selain
tergantung dari aliran darah, distribusi obat juga ditentukan oleh sifat fisikokimianya. Distribusi obat
dibedakan atas 2 fase berdasarkan penyebarannya didalam tubuh. Distribusi fase pertama terjadi ke organ
yang perfusinya sangat baik misalnya jantung, hati, ginjal, dan otak. Selanjutnya, distribusi fase kedua
mencakup jaringan yang perfusinya tidak sebaik organ di atas misalnya otot, visera, kulit, dan jaringan lemak.
 Metabolisme
• Metabolisme obat dipengaruhi oleh enzim CYT 45. Pada proses metabolisme atau biotransformasi, molekul
obat akan diubah menjadi lebih polar, artinya lebih mudah larut dalam air dan lebih sukar larut dalam lemak.
Hal ini bertujuan untuk memudahkan proses ekskresi terutama yang melalui ginjal. Selain itu, pada umumnya
obat menjadi inaktif sehingga biotransformasi sangat berperan dalam mengakhiri kerja obat.
 Ekskresi
• Obat dikeluarkan dari tubuh melalui berbagai organ ekskresi dalam bentuk metabolit hasil biotransformasi atau
dalam bentuk asalnya. Sebagian besar obat diekskresikan melalui ginjal, namun ekskresi obat juga terjadi
melalui keringat, liur, air mata, air susu, dan rambut, tetapi dalam jumlah yang relatif sangat kecil sehingga
tidak berarti dalam pengakhiran efek obat.
Masalah terkait ADME Rute Bukal dan Solusi Mengatasi

• Obat sukar larut sehingga mempengaruhi kecepatan absorpsi.


Solusi: Menyesuaikan ukuran partikel obat dan keadaan fisik zat aktif (amorf dan metastabil)
• Ekskresi obat melalui ginjal menurun pada gangguan fungsi ginjal.
Solusi: Menurunkan dosis atau memperpanjang interval pemberian obat
• Obat mengalami kesulitan menembus membran dan terdistribusi ke otak.
Solusi: Meningkatkan lipofilitas obat (kelarutan dalam lemak)
Keuntungan Rute Bukal

• Peningkatan kepatuhan pasien karena eliminasi nyeri terkait dengan injeksi; pemberian obat pada
pasien yang tidak sadar atau tidak mampu; kenyamanan administrasi dibandingkan dengan suntikan
atau obat oral.
• Tidak melalui metabolisme lintas pertama di hati dan terlindungi dari degradasi karena pH dan enzim
pencernaan pada saluran pencernaan tengah.
• Pemberian obat berkelanjutan (sustained).
• Onset aksi yang relatif cepat dapat dicapai dibandingkan rute oral, dan formulasi dapat dihilangkan
jika terapi diperlukan untuk dihentikan.
• Peningkatan kemudahan pemberian obat.
• Meskipun kurang permeabel daripada daerah sublingual, mukosa bukal memiliki pembuluh darah
yang baik, dan obat-obatan dapat dengan cepat diserap ke dalam sistem vena di bawah mukosa mulut.
• Permukaan kontak besar rongga mulut berkontribusi terhadap penyerapan obat yang cepat dan luas.
Kerugian Rute Bukal

• Tindakan pembilasan air liur atau konsumsi makanan dapat mengeliminasi obat secara cepat sehingga
menyebabkan kebutuhan untuk dosis yang sering.
• Distribusi obat-obatan yang tidak seragam dalam air liur setelah rilis dari sistem pengiriman padat atau
semi padat dapat berarti bahwa beberapa daerah rongga mulut mungkin tidak menerima tingkat yang
efektif.
• Penerimaan pasien dalam hal rasa, iritasi dan rasa mulut adalah masalah.
• Setelah ditempatkan di lokasi penyerapan, obat mudah terganggu oleh makan dan minum sehingga
perlu dibatasi sampai penyerapan penuh terjadi.
• Hanya sebagian obat yang dapat dibuat menjadi sediaan bukal karena obat yang dapat diabsorpsi
melalui mukosa mulut jumlahnya sangat sedikit.
Pemberian Obat Modified Release Rute Oral
• Modified Release adalah sediaan yang didesain untuk tidak segera melepaskan obatnya setelah dikonsumsi,
berupa tablet yang bersalut atau tidak bersalut yang pelepasannya terkendali untuk memperpanjang kerja obat
secara teratur dan mengefisienkan efek obat.
• Modified release drug dapat diberikan melalui jalur pemberian mana pun, baik melalui oral, maupun
paranteral seperti implant, sediaan transdermal, dll. Sediaan modified release dibagi 4 yaitu:
a) Extended-released yaitu waktu pelepasan obatnya diperpanjang/satuan dosis dimana pemberiannya paling
sedikit berkurang dua kalinya dari frekuensi pemberian dosis dibandingkan dengan obat yang pelepasannya
immediate-released. Contoh pelepasan obat :
A. Controlled-release : dimana pelepasan obatnya terkontrol hingga mendapatkan efek farmakologis yang
diinginkan.
B. Sustained-release : sediaan obat yang didesain untuk melepaskan sejumlah kecil dari dosis total yang telah
ditentukan kedalam sistem pencernaan
C. Prolonged-release : membuat ketersediaan obat didalam tubuh dalam jumlah yang cukup untuk dapat
menghasilkan respon farmakologis yang diinginkan dan juga memungkinkan untuk dapat mengisi kembali
pasokan obat di dalam tubuh dan memperpanjang waktu respon farmakologis
Kurva Hubungan Konsentrasi Obat Extended Release dalam
Darah terhadap Waktu
Pemberian Obat Modified Release Rute Oral

b) Delayed-released yaitu pelepasan obat yang ditunda/satuan dosis yang dimana pelepasannya memiliki
porsi tersendiri dalam pelepasan obat (ada satu waktu atau pada waktu lain) selain pelepasan obat
segera setelah administrasi. Contoh : enteric coated dosage, seperti Provoltar Tab (Diclofenac) untuk
nyeri & inflamasi; Enervon C;
c) Targeted-released yaitu suatu satuan dosis dimana melepaskan obatnya tepat pada atau di sekitar active
site/tempat aksi obat tersebut. Pelepasan ini bisa berupa immediate released atau extended-released
tergantung lokasi tempat kerja/aktifnya obat.
d) Orally Disintegrating Tablet (ODT) merupakan bentuk sediaan obat yang tersedia untuk rangkaian
terbatas obat bebas (OTC) dan resep yang dirancang untuk dilarutkan di lidah atau pipi daripada
ditelan utuh. Bentuk sediaan alternatif untuk pasien yang mengalami disfagia. Contoh: tablet bukal
atau sublingual, yang terlebih dulu dilarutkan dibawah lidah atau di dekat pipi dalam mulut.
Faktor Biologis yang Berpengaruh dalam ADME Pemberian
Obat Modified Release Rute Oral

• Waktu paruh biologis


Obat-obat dengan waktu paruh panjang yang lebih dari 8 jam tidak dipakai dalam bentuk sediaan yang
diperpanjang karena efeknya sendiri sudah berkelanjutan,
• Absorpsi
Absorpsi bertujuan untuk memperoleh keadaan dimana rata-rata pelepasan jauh lebih rendah
dibanding rata-rata absorpsi
• Metabolisme
Obat-obat yang dimetabolisme sebelum absorpsi baik pada lumen atau jaringan usus dapat
menunjukkan ketersediaan hayati yang menurun
Faktor Fisikokimia yang Berpengaruh dalam ADME Pemberian
Obat Modified Release Rute Oral
• Kelarutan
Senyawa dengan kelarutan yang sangat rendah (< 0,01) sudah bersifat lepas lambat, pelepasan obat
dari bentuk sediaan dalam cairan gastroinsterstinal dibatasi oleh kecepatan disolusinya.
• Koefisien partisi
Senyawa dengan koefisien partisi yang rendah akan mengalami kesulitan menembus membrane
sehingga bioavaibilitasnya rendah
• Stabilitas
Obat yang tidak stabil dalam usus halus akan menunjukkan penurunan bioavaibilitas jika diberikan
dalam bentuk sediaan lepas lambat
Mekanisme Pelepasan Zat Aktif dari Obat Modified Release Rute Oral
• Mekanisme pelepasan melalui difusi terkendali
Pada sistem ini, pelepasan obat ditentukan oleh difusi obat melintasi membrane polimer yang tidak larut.
• Mekanisme pelepasan melalui disolusi terkendali
Prinsip dasar pelepasan terkendali adalah proses disolusi yang dapat dikendalikan oleh lapisan difusi
• Mekanisme pelepasan melalui disolusi dan difusi terkendali
pada system ini, inti obat disalut dengan bahan polimer yang larut sebagian. Disolusi sebagian polimer
menyebabkan difusi obat melalui pori-pori polimer.
• Mekanisme pelepasan melalui resin pertukaran ion
Sistem ini didesain untuk memberikan pelepasan terkendali dari obat-obat yang dapat terion dalam
medium pelepasan melalui pembentukan kompleks resin-ion.

.
Mekanisme Pelepasan Zat Aktif dari Obat Modified Release Rute Oral

• Mekanisme pelepasan secara osmotik


Pada sistem pelepasan ini, tekanan osmotik sebagai forsa yang menghasilkan pelepasan obat yang
konstan dari system matriks.
Kelebihan Pemberian Obat Modified Release Rute Oral

• Mengurangi frekuensi pemakaian obat


• Menambah kenyamanan pasien dalam menggunakan obat
• Menghindari/tidak perlu adanya pemakaian obat pada malam hari
• Mengurangi fluktuasi kadar obat dalam darah
• Efek obat yang lebih uniform
• Mengurangi iritasi saluran cerna
• Mengurangi efek samping obat
Kekurangan Pemberian Obat Modified Release Rute Oral

• Biaya
• Korelasi in vitro-in vivo
• Dose dumping
• Mengurangi fleksibilitas pemberian
• Menaikkan kemungkinan “first-pass effect”
• Secara umum, bioavailabilitas kurang baik. Efektivitas pelepasan obat dipengaruhi dan dibatasi oleh
GI residence time.

Anda mungkin juga menyukai