FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
TUGAS MAKALAH
“LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN OBAT”
OLEH :
STAMBUK : 15020170242
KELAS : C2
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2020
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Obat tidak hanya meliputi senyawa yang digunakan untuk pengobatan
penyakit dan bahan diagnostik saja, tetapi meliputi semua senyawa kimia
yang dapat mempengaruhi atau menimbulkan efek pada sistem biologis,
termasuk insektisida, fungisida, herbisida, flavoran, odoran, penarik dan
pengusir serangga, serta senyawa- senyawa yang digunakan untuk uji
farmakologi, dan fisiologi.
Selama beberapa ribu tahun, manusia telah menggunakan tumbuh-tumbuhan
atau ramuannya untuk pengobatan berbagai macam penyakit, tetapi baru
pada pertengahan abad kesembilan belas dilakukan upaya serius untuk
mengisolasi dan memurnikan senyawa aktif yang terkandung dalam tumbuh-
tumbuhan tersebut. Sejak itu, berbagai macam senyawa biologis aktif telah
diperoleh dan strukturnya telah diketahui, misal: morfin dari opium, kokain dari
daun koka, dan kina dari kulit pohon kina.
Produk- produk alam tersebut dicoba untuk dibuat secara sintetik, atau
dijadikan senyawa penuntun untuk dikembangkan lebih lanjut menjadi
turunan yang lebih baik, dalam upaya untuk memperbaiki apa yang telah
disediakan oleh alam. Sebagian besar pengembangan ini dilakukan secara
coba-coba (trial and error) tanpa desain atau alasan yang jelas sehingga
hasilnya kurang maksimal dan memerlukan biaya yang sangat besar, oleh
karena itu perlu diketahui dan dikembangkan pola dan teknik yang dapat
digunakan untuk mengembangkan obat baru. Hal ini dapat dipahami
mengingat bahwa dari 5.000–10.000 senyawa baru yang disintesis atau yang
didapat dari sumber alam (riset dasar), setelah melalui penapisan dengan
berbagai uji kimia, fisika, aktivitas, toksisitas, farmakokinetik, farmakodinamik,
dan uji klinis, kemungkinan hanya satu senyawa yang secara klinik dapat
digunakan sebagai obat.
Waktu yang dibutuhkan untuk riset penemuan senyawa penuntun, mulai dari
proses sintesis atau ekstraksi, penapisan farmakologi, uji pre-klinis sampai
evaluasi klinis, persetujuan pendaftaran dan izin edar, memakan waktu lebih
kurang 10-14 tahun.
Penemuan obat baru dan kebutuhan sediaan obat baru terus meningkat
sejalan dengan adanya tuntutan akan perbaikan standar kesehatan manusia
dapat diperoleh melalui penggunaan obat yang lebih efektif dan efisien.
Sehingga pengembangan dan penemuan obat baru diperlukan untuk
menjawab tantangan pelayanan kesehatan, baik untuk tujuan promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif.
B. Rumusan Masalah
Apa saja langkah-langkah penemuan obat?
C. Tujuan
Untuk memenuhi tugas kimia medisinal serta memberikan informasi
mengenai tahapan dan langkah-langkah dalam penemuan obat.
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Uji Praklinik
Uji praklinik, atau disebut juga studi/pengembangan/penelitian
praklinik/non-klinik, adalah tahap penelitian yang terjadi sebelum uji klinik
atau pengujian pada manusia. Uji praklinik memiliki satu tujuan utama
yaitu mengevaluasi keselamatan produk baru. Ada banyak produk yang
menjalani uji praklinik. Beberapa produk yang paling umum menjalani uji
praklinik adalah obat-obatan, peralatan medis, kosmetik, dan solusi terapi
gen. Penting untuk dicatat bahwa obat juga melalui banyak serangkaian
pengujian lainnya ketika menjalani uji praklinik.
a. Sintesis dan skrining molekul
Sintesis dan screening molekul, merupakan tahap awal dari rangkaian
penemuan suatu obat. Pada tahap ini berbagai molekul atau senyawa
yang berpotensi sebagai obat disintesis, dimodifikasi atau bahkan
direkayasa untuk mendapatkan senyawa atau molekul obat yang
diinginkan. Oleh karena penelitian obat biasanya ditargetkan untuk suatu
daerah terapeutik yang khas, potensi relatif pada produk saingan dan
bentuk sediaan untuk manusia bisa diketahui. Serupa dengan hal
tersebut, ahli kimia medisinal mungkin mendalami kelemahan molekul
tersebut sebagai hasil usaha untuk mensintesis senyawa tersebut.
Setelah disintesis, suatu senyawa melalui proses screening, yang
melibatkan pengujian awal obat pada sejumlah kecil hewan dari jenis yang
berbeda (biasanya 3 jenis hewan) ditambah uji mikrobiologi untuk
menemukan adanya efek senyawa kimia yang menguntungkan. Meskipun
ada faktor lucky (kebetulan) dalam upaya ini, umumnya pendekatannya
cukup terkontrol berdasarkan struktur senyawa yang telah diketahui. Pada
tahap ini sering kali dilakukan pengujian yang melibatkan teratogenitas,
mutagenesis dan karsinogenitas, di samping pemeriksaan LD50, toksisitas
akut dan kronik. Uji praklinik merupakan persyaratan uji untuk calon obat.
Dari uji ini diperoleh informasi tentang efikasi (efek farmakologi), profil
farmakokinetik dan toksisitas calon obat.
b. Studi pada hewan percobaan
Suatu senyawa yang baru ditemukan (hasil isolasi maupun sintesis)
terlebih dahulu diuji dengan serangkaian uji farmakologi pada hewan.
Sebelum calon obat baru ini dapat dicobakan pada manusia, dibutuhkan
waktu beberapa tahun untuk meneliti sifat farmakodinamik,
farmakokinetik, farmasetika, dan efek toksiknya pada hewan uji.
a. Uji Farmakodinamika
Penelitian mengenai aktivitas obat terhadap berbagai fungsi organ
tubuh. Dg penelitian ini dapat diperkirakan efek terapeutiknya, dan bila
mungkin dapat diketahui dan dimengerti mekanisme kerjanya.
b. Uji Farmakokinetik
Penelitian mengenai absorpsi, distribusi, metabolisme, biotransformasi
dan ekskresi obat dalam darah dan dalam berbagai jaringan atau
cairan tubuh dan urin.
c. Uji Toksikologi
d. Penelitian toksistas merupakan cara potesial untuk mengevaluasi:
1) Toksisitas yang berhubungan dengan pemberian obat akut atau
kronis
2) Kerusakan genetik (genotoksisitas atau mutagensis)
3) Pertumbuhan tumor (onkogenesis atau karsinogenesis)
4) Kejadian cacat waktu lahir (teratogenik)
d. Uji Farmasetika
Memperoleh data farmasetikanya, tentang formulasi, standarisasi,
stabilitas, bentuk sediaan yang paling sesuai dan cara
penggunaannya.
B. Uji Klinik
Setelah melewati uji pra klinis, maka senyawa atau molekul kandidat calon
obat tersebut menjadi IND (Investigasional New Drug) atau obat baru
dalam penelitian. Setelah calon obat dinaytakan mempunyai kemanfaatan
danaman pada hewan percobaan maka selanjutnya diji pada manusia (uji
klinik). Uji pada manusia Uji klinis pada manusia harus diteliti dulu
kelayakannya oleh komite etik mengikuti Deklarasi Helsinki.
Uji klinik adalah tes untuk mengevaluasi efektivitas dan keamanan obat
atau alat medis dengan memantau efek mereka pada sekelompok besar
orang. Uji klinik adalah salah satu tahapan akhir dari proses penelitan
yang panjang dan hati-hati.
Ganiswara, S.G., dkk (Editor). 1995. Farmakologi dan Terapi Edisi 4. Bagian
Farmakologi FK UI. Jakarta
Hoan Tan Tjay,drs & Kirana Rahardja. 2003. Obat-obat penting, Khasiat,
penggunaan dan efek sampingnya : Elexmedia Computindo