Anda di halaman 1dari 12

REVIEW JURNAL KIMIA

BAHAN ALAM BAHARI

JEF NICO SIHOMBING


JOSUA JULKIPLY HUTAJULU
JUDUL JURNAL

JEF NICO JOSUA

PERTUMBUHAN DAN ASPEK UJI EFEKTIVITAS SALEP


EKOLOGI TERIPANG PASIR EKSTRAK TERIPANG PASIR
HOLOTHURIA SCABRA PADA (HOLOTHURIA SCABRA)
KARAMBA JARINGAN TANCAP SEBAGAI ANTI INFLAMASI
DI PERAIRAN LAIR NGANGAS, DENGAN METODE UDEM PADA
MALUKU TENGGARA KAKI TIKUS YANG DI INDUKSI
KARAGENAN
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Teripang pasir (Holothuria scabra)


pertumbuhan teripang pasir H. Scabra di merupakan biota laut yang banyak
karamba jaring tancap serta aspek ditemukan di perarian Indonesia,
ekologisnya di perairan lairngangas Kab. Holothuria scabra belum di manfaatkan
secara optimal baik sebagai bahan
Maluku Tenggara. Sebanyak 108 teripang pangan berkhasiat medis maupun
dengan berat rata-rata 36,07±0,95g ditebar sebagai komoditas yang bernilai
dalam tiga karamba tancap ukuran 3x3m². ekonomis. metode yang digunakan
Teripang di biarakan tumbuh secara alami dalam penelitian ini adalah metode
didalam karamba selama 3 bulan udem telapak kaki tikus yang di induksi
pengamatan. Panjang dan bobot teripang karagenan. hasil penelitian uji
diukur setiap 2 minggu sekali dan efektivitas anti inflamasi menunjukan
parameter kualitas air, sedimen dan bahwa salep ekstrak teripang pasir (
fitoplankton diamati setiap bulan selama Holothuria Scabra) memiliki efek anti
inflamasi yang ditunjukan dalam uji
uji coba. Hasil penelitian ini menunjukkan anava 1 jalur dengan niali signifikan
0,000<0,005. daya anti inflamasi salep
ekstrak
Pertumbuhan harian rata-rata Teripang pasir kosentrasi 60%
teripang selama penelitian adalah memiliki nilia yang hampir sama
0,14±0,10g/hari dengan tingkat dengan kontrol positif yakni 13,15%
dimana kontrol positif memiliki daya
kelangsungan hidup 81±4,81%.
anti inflamsi 11,83%. Hal ini
Puncak pertumbuhan di capai pada
dikarenakan salep dengan kosentrasi
minggu ke-10 setelah itu terlihat 60% memiliki molekul yang lebih
penurunan selain keberada teripang besar dibandingkn salep dengan
di dalam keramba menunjukan kosentrasi 15% dan 30% sehingga
terjadi perubahan komposisi fraksi lebih sulit menembus dinding
atau ukuran pratikel sedimen yang di permeabel sel dan menghambat
duga sebagai dampak dari penurunan Udem.
pemanfaatan bahan organik partikel
kecil oleh biotak uji.
PENDAHULUAN

Teripang pasir H. Scabra adalah jenis Teripang atau timun laut merupakan salah
teripang yang hidup di perairan dangkal fauna laut yang hidup di daerah lautan
atau intertidal, namun dapat juga di jumpai dangkal terutama banyak terdapat
di perairan lebih dalam yang di tumbuhi diperairan laut Jawa. Teripang masuk
lamun dengan karakter substrak berpasir dalam anggotan hewan berkulit duri (
dengan campuran lumpur potensi Echinodermata). Namun tidak semua jenis
perikanan teripang sangat besar, tampak teripang mempunyai duri pada kulitnya.
dari permintaan pasar saat ini bahwa Teripang merupakan komoditas perikanan
nelayang tidak cukup kesulitan dalam yang bernilai ekonomis tinggi umumnya
penjualan teripang dengan harga yang di perdagangkan dalam bentuk kering.
cukup relatif stabil dengan produk Teripang umumnya dikomsumsi dalam
perikanan lain. Oleh karena itu dalam bentuk olahan, seperti Gonad kering (
rangka inisiasi budidaya teripang pasir Konoko), usus kering (Konowata) atau
diperlukan kajian tentang bagaimana kerupuk. Teripang mengandung zat-zat
performan pertumbuahn dan kondisi katif yang bermanfaat dalam bidang
lingkungan yang dapat menpengaruhinya. farmasi dan kesehatan. Pada beberapa
penelitian teripang mengandung flavonoid.
METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dizona intertidal Sampel yang berupa teripang pasir
perairan pantai desa lairngangas, Kab. diperoleh di pasar eretan Kab. Indramayu
Maluku Tenggra pada bulan April-Juni Prov. Jawa Barat. Sampel yang di peroleh
2015 lokasi memiliki substrak berpasir dibersihkan dari kotoran kemudian di gosok
halus, sedikit lumpur dan terkadang dengan enzim papain, setelah itu dipisahkan
ditemukan pecahan karang pada dari jeroannya dengan cara membelah
kedalam substrak ±30cm, perairan secara melintang kemudian mengeluarakn
ditumbuhi lamun dan daerah pantai jeroannya, atau dengan menusuk salah satu
kearah darat di kelilingin oleh tumbuhan ujung anusnya dengan kayu kemudian
mangrove. diputar supaya usunya lepas. Teripang yang
sudah dipisahkan dari jeroannya dagingnya
di potong-potong kecil kemudian di
keringkan di oven denagn suhu 50°C selama
beberapa hari sampai kering kemudian di
blender hingga menghasilkan serbuk.
Slanjutnya siap untuk di ekstraksi secara
maserasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL HASIL
PEMBAHASAN PEMBAHASAN

Minggu ke 2 terjadi kenaikan bobot yang Berdasarkan perhitungan avana satu jalur
cukup signifikan (Gambar 3) sedangkan menggunakan spss 18 di dapatkan nilai F
minggu ke 10 mulai terlihat pertumbuhan hitung sebesar 11,331 dengan nilai
bobot yang melambat hal ini diduga signifikasi 0,000 karena nilai sig
disebabkan bahwa pada minggu ke sepuluh 0,000<0,005, maka Ho ditolak H1 diterima.
perairan telah mencapai carrying capacity dan Dapat di simpulkan bahwa terdapat
overcrowding yang dapat mengurangi ruang, efektivitas perbedaan yang signifikasi
dengan biomasa 151,22-174,27 g/m2, antara kontrol positif dengan salep ekstrak
ketersediaan makanan, menyebabkan teripang pasir 15%, 30% dan 60%. Uji T
malnutrisi dan pertumbuhan yang melambat, test salep ekstrak teripang pasir 15%
selain itu penurunan kualitas sedimen juga dengan kontrol positif diperoleh data T
berpengaruh pada carrying capacity, misalnya
hitung sebesar 3,516 sedangkan T tabel
dalam penyediaan bahan organik (Juinio-
untuk Df =34 adalah 1,697. 30% T hitung
Menez et al., 2012; Seeruttun et al., 2008),
sebesar 2,115 maka T tabel untuk Df =34
hal ini menunjukkan bahwa setiap lokasi
perairan memiliki karakteristik masing- adalah 1,697
masing yang dapat mempengaruhi
kemampuan tumbuh biota di dalamnya.
LANJUTAN LANJUTAN

Penelitian (Serang et al., Maka karena t hitung lebih besar dari t


2016) yang dilakukan di tabel dapat disimpulkan bahwa terdapat
perairan Desa Ngilngof perbedaan signifikan dari rata – rata
Maluku Tenggara, yaitu 92- jumlah volume udem telapak kaki tikus
yang diberi perlakuan dengan salep
100% (Tabel 2). Namun ekstrak teripang konsentrasi 15% dan 30%
penelitian Serang et al. (2016) dengan kelompok kontrol positif, dalam
terukur hanya sampai bulan hal ini salep ekstrak teripang konsentrasi
pertama, jika dilihat lebih 15% dan 30% memiliki daya antiinflamasi
jauh data tersebut juga lebih baik dikarenakan adanya kandungan
menunjukkan bahwa terjadi saponin glikosida serta cell growth factor
penurunan pada pengamatan yang mampu meregenerasi sel sehingga
yang terakhir yang cukup penurunan udem lebih cepat sedangkan
signifikan. Diduga predator pada kontrol positif zat aktif yang
digunakan adalah heparin yang lebih
menjadi alasan berkurangnya terkonsentrasi pada pencegahan
jumlah teripang yang hidup pembekuan darah. Pada yang 60% T
selama pemeliharaan (Lavitra hitung sebesar 0,109 dan T tabel untuk Df
et al., 2009; Namukose et al., 34= adalah 1,697 dengan kontrol positif
hampir memiliki nilai yang sama.
KESIMPULAN

Pertumbuhan teripang pasir


di perairan pantai 1. Salep ektrak teripang pasir (
Lairngangas Kab. Maluku Holothuria scabra ) memiliki
efektifitas antiinflamasi dengan
Tenggara relatif rendah metode udem pada kaki tikus yang
karena kualitas sedimen diinduksi karagenan.
yang menurun sehingga 2. Salep ekstrak teripang pasir (
berdampak pada carrying Holothuria scabra ) mempunyai
capacity lokasi. Faktor efek antiinflmasi dengan metode
ekologi termasuk kualitas air udem pada kaki tikus yang
di lokasi penelitian sangat diinduksi karagenan dengan
konsentrasi 15%, 30% dan 60%
mempengaruhi pertumbuhan namun secara signifikan salep
teripang di karamba, ekstrak teripang pasir konsentrasi
sehingga perlu menjadi 15% dan 30% lebih efektif
perhatian dalam kegiatan dibandingkan salep ekstrak teripang
budidaya selanjutnya. pasir dengan konsentrasi 60%.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai