Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH CIRI SEKUNDER DAN

PRIMER PADA IKAN

Disusun Oleh :
Hafizan Haqiqi (19744015)

PROGRAM STUDI
TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN
JURUSAN PETERNAKAN
POLITEKNIK NEGERI LAMPUNG
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunianya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Biologi Perikanan. Terima
kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini.

Makalah berjudul “Seksualitas Ikan” ini membahas tentang istilah-istilah


umum seksualitas ikan, ciri-ciri seksualitas ikan, serta peranan positif memhami seksualitas
ikan dalam bidang perikanan.
Saya menyadari dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kekurangan baik dalam
materi ataupun teknik penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan pengalaman penulis
yang masih dalam tahap pembelajaran. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun
sangat penulis harapkan agar kedepannya dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.

Bandar Lampung, 20 Maret 2020

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………………...i
DAFTAR ISI …………………………………………………………………………ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………… 1
1.3 Tujuan ……………………………………………………………………….. 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Seksualitas ……………………………………………………….. 2
2.2 Sifat seksualitas………………………………………………………………. 2
2.3 Macam Seksualitas …………………………………………………………… 3
BAB III PEMBAHASAN
3.1 Istilah-istilah Umum dan Ciri-ciri Seksualitas Ikan ......................................... 4
3.2 Peranan Positif Memahami Seksualitas Ikan Dalam bidang
Perikanan........................................................................................................ 7
3.3 Ciri kelamin ikan …………………………………………………………… 8
BAB III PENUTUP
4.1 Kesimpulan..................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 9

 
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikan merupakan hewan berdarah dingin dengan ciri khas mempunyai tulang belakang,
insang dan sirip, dan terutama ikan sangat bergantung pada air sebagai habitat utamanya
(Anonim, 2006). Ikan sebagai hewan air memiliki beberapa mekanisme fisiologis yang tidak
dimiliki oleh hewan darat (Yushinta Fujaya, 2004).
Reproduksi adalah kemampuan individu untuk menghasilkan keturunan sebagai
upaya untuk melestarikan jenisnya atau kelompoknya (Yushinta Fujaya, 2004). Untuk dapat
melakukan reproduksi maka harus ada gamet jantan dan betina. Penyatuan gamet jantan dan
betina akan membentuk zigot yang selanjutnya berkembang menjadi generasi baru.
Meskipun tidak semua individu mampu menghasilkan keturunan, namun setidaknya
reproduksi berlangsung pada sebagian besar individu yang hidup di permukaan bumi ini
(Anonim, 2006). Tingkah laku reproduksi pada ikan merupakan suatu siklus yang dapat
dikatakan berkala dan teratur. Kebanyakan ikan mempunyai siklus reproduksi tahunan..
Beberapa ikan bahkan bisa bereproduksi lebih dari satu kali dalam satu tahun.
Pada sistem reproduksi ikan, faktor-faktor yang mempengaruhi kematangan
seksualitas ikan antara lain spesies, ukuran, dan umur. Siklus reproduksi ikan berhubungan
erat dengan perkembangan gonad. Oleh karena hal-hal di atas maka seksualitas ikan penting
untuk dipahami agar dapat mengerti pula tentang reproduksi ikan yang nantinya dapat
bermanfaat misalnya dalam bidang budidaya dan genetika ikan.

1.2 Tujuan
1. Mengetahui istilah-istilah umum seksualitas ikan
2. Memahami ciri-ciri seksualitas ikan
3. Mengetahui peranan positif memahami seksualitas ikan di bidang perikanan.
 

 
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Seksualitas
Pada prinsipnya, seksualitas hewan terdiri dari dua jenis kelamin yaitu jantan dan betina.
Begitu pula seksualitas pada ikan, yang dikatakan ikan jantan adalah ikan yang mempunyai
organ penghasil sperma, sedangkan ikan betina adalah ikan yang mempunyai organ penghasil
telur. Suatu populasi terdiri dari ikan-ikan yang berbeda seksualitasnya, maka populasi
tersebut disebut populasi heteroseksual, bila populai tersebut terdiri dari ikan-ikan betina saja
maka disebut monoseksual. Namun, penentuan seksualitas ikan di suatu perairan harus
berhati-hati karena secara keseluruhan terdapat bermacam-macam seksualitas ikan mulai dari
hermaprodit sinkroni, protandri, protogini, hingga gonokorisme yang berdiferensiasi maupun
yang tidak (wahyuningsih dan ternala 2006).

Pada mayoritas ikan, jantan dan betina merupakan individu yang terpisah, untuk kemudian
mereka harus bertemu atau bersama-sama pada masa kawin (reproduksi). Reproduksi seksual
pada ikan dibedakan menjadi dua macam, yaitu reproduksi secara internal dan reproduksi
secara eksternal. Pada reproduksi seksual secara internal, sperma individu jantan membuahi
sel telur di dalam tubuh individu betina. Sedangkan pada reproduksi secara ekstetrnal sperma
dilepaskan ke perairan bersamaan atau setelah betina melepaskan atau menempatkan telur-
telurnya (Fahmi, 2001).

Teleostei dan beberapa elasmobranch melakukan komunikasi dengan sinyal kimia untuk
mengontrol fertilitas, koordinasi seksual, dan koordinasi tingkah laku seksual. Pada beberapa
spesies, ikan jantan tertarik untuk berintegrasi dengan betina melalui bau. Steroid seks
merupakan salah satu bahan kimia yang secara spontan membangkitkan afinitas elektrik
organolfaktori. Pada ikan mas misalnya, jantan dewasa dapat membedakan ikan betina
matang gonad melalui feromon yang terkandung dalam cairan ovary yang dilepaskan sesaat
setelah ovulasi. Substansi daya tarik dari gonad umumnya bersumber dari feromon seks yang
terlarut dalam air. Selain itu, ikan-ikan betina yang siap memijah biasanya akan
mengeluarkan pheromone atau bau-bauan tertentu sehingga menarik kehadiran ikan jantan.

2.2 Sifat Seksualitas


Sifat seksulitas pada ikan terbagi dua yaitu :
1) Sifat Seksualitas Primer
Sifat seksual primer pada ikan tandai dengan adanya organ yang secara langsung
berhubungan dengan proses reproduksi, yaitu ovarium dan pembuluhnya pada ikan betina,
dan testis dengan pembuluhnya pada ikan jantan. (E-Learning Ikhtiologi)
2) Sifat Seksualitas Sekunder
Sifat seksualitas sekunder pada ikan ialah tanda – tanda luar pada ikan yang dipakai untuk
membedakan antara ikan jantan dan betina. Seperti halnya pada ikan beseng beseng
(Thelmatherina ladigesi) yang tergolong sexual dimorfisme, artinya ikan tersebut memiliki
sifat yang dapat dipakai untuk membedakan jantan dan betina, dimana ikan jantan memiliki
warna yang lebih menarik. (Nasution, Et Al, 2006)

Pada dasarnya sifat seksual sekunder dapat dibagi menjadi dua yaitu :
a) Sifat seksual sekunder yang bersifat sementara, hanya muncul pada waktu musim
pemijahan saja. Misalnya “ovipositor”, yaitu alat yang dipakai untuk menyalurkan telur ke
bivalvia, adanya  semacam jerawat di atas kepalanya pada waktu musim pemijahan.
Banyaknya jerawat dengan susunan yang khas pada spesies tertentu bisa dipakai untuk tanda
menentukan spesies, contohnya ikan Nocomis biguttatus dan Semotilus atromaculatus jantan.

b) Sifat seksual sekunder yang bersifat permanent atau tetap, yaitu tanda ini tetap ada
sebelum, selama dan sesudah musim pemijahan. Misalnya tanda bulatan hitam pada ekor ikan
Amia calva jantan, gonopodium pada Gambusia affinis, clasper pada golongan ikan
Elasmobranchia, warna yang lebih menyala pada ikan Lebistes, Beta dan ikan-ikan karang,
ikan Photocornycus yang berparasit pada ikan betinanya dan sebagainya
(Wahyuningsih,2006).

2.3 Macam Seksualitas


Berdasarkan hasil analisis histologi, dalam  pemberian hormon estradiol-17b selama 6 jam
juga ditemukanadanya individu yang hermaprodit, yaitu  dijumpainya sel telur dan sperma
dalam satu individu. Gonad hermaprodit ini ditemukan pada ikan betta berjenis kelamin
jantan. Dari pengamatan secara morfologi, individu yang hermaprodit ini mempunyai gonad
jantan atau testis yang lebih kecil bila dibandingkan dengan ikan jantan lain pada umur dan
ukuran yang sama (Purwati et.al., 2004).

Menurut Wahyuningsih dan Ternala (2006), berdasarkan perkembangan ovarium dan atau
testis yang terdapat dalam satu individu dapat menentukan jenis hermaproditismenya.
a. Hermaprodit sinkron/simultaneous. Dalam gonad individu terdapat sel kelamin betina dan
sel kelamin jantan yang dapat masak bersama-sama dan siap untuk dikeluarkan. Contoh ikan
hermaprodit sinkroni yaitu ikan-ikan dari Famili Serranidae.
b. Hermaprodit protandrous. Ikan ini mempunyai gonad yang mengadakan proses diferensiasi
dari fase jantan ke fase betina. Contoh ikan-ikan yang termasuk dalam golongan ini antara
lain Sparus auratus, Sargus annularis, Lates calcarifer (ikan kakap).
c. Hermaprodit protoginynous. Keadaan yang sebaliknya dengan hermaprodit protandri.
Proses diferensiasi gonadnya berjalan dari fase betina ke fase jantan.
Hermaprodit protandri dan hermaprodit protogini sering disebut hermaprodit beriring. Selain
hermaproditisme, pada ikan terdapat juga Gonokhorisme, yaitu kondisi seksual berganda
yaitu pada ikan bertahap juvenil gonadnya tidak mempunyai jaringan yang jelas status jantan
atau betinanya (Hesti Wahyuningsih,2006)

BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Istilah-istilah Umum dan Ciri-ciri Seksualitas Ikan


Ikan jantan adalah ikan yang mempunyai organ penghasil sperma dan ikan betina
adalah ikan yang mempunyai organ penghasil telur. Dalam populasi ikan ada populasi
heteroseksual yaittu suatu populasi yang terdiri dari ikan-ikan yang berbeda seksualitasnya,
ada pula populasi monoseksual (uniseksual) yaitu suatu populasi ikan yang terdiri dari ikan
betina saja.
Pada ikan secara keseluruhan terdapat macam-macam seksualitas mulai dari
hermaprodit sinkroni, hermaprodit protandri, hermaprodit protogoni serta
gonokhorisme yang berdiferensiasi maupun yang tidak berdiferensiasi,  sehingga harus
berhati-hati dalam menentukan seks ikan spesies tertentu dari suatu perairan.
A. Istilah-istilah Umum Seksualitas Ikan
Hermaproditisme
Apabila dalam suatu individu ikan di dalam tubuhnya terdapat jaringan
ovarium yang dikenal sebagai penentu individu betina dan juga terdapat jaringan testes
sebagai penentu individu jantan maka itu dikatakan hermaprodit. Jaringan ovarium dan
jaringan testes tersebut terdapat dalam satu organ dan letaknya seperti letak gonad yang ada
pada individu normal. Macam hermaproditisme pada ikan dapat ditentukan berdasarkan
perkembangan ovarium dan atau testes yang terdapat dalam satu individu. Ada tiga macam
hermaprodit pada ikan, yaitu:
1. Hermaprodit Sinkroni
Hermaprodit sinkroni terjadi apabila di dalam gonad individu ikan terdapat sel seks
betina dan sel seks jantan yang dapat masak bersama-sama. Gonadnya
mempunyai daerah ovarium yang mengandung telur dan daerah testes yang
mengandung sperma, dimana telur dan spermanya dapat masak bersama-sama dan masing-
masing siap untuk dikeluarkan. Ikan hermaprodit sinkroni ini dapat mengadakan pembuahan
sendiri dengan mengeluarkan telur terlebih dahulu kemudian dibuahi oleh sperma dari
individu yang sama. Namun jika tidak mengadakan pembuahan sendiri maka dalam
satu kali pemijahan ia dapat berlaku sebagai ikan jantan dan dapat pula berlaku sebagai ikan
betina. Apabila ikan telah berlaku sebagai ikan jantan dengan mengeluarkan sperma untuk
membuahi telur dari ikan yang lain, maka ia sendiri tetap dapat berlaku sebagai ikan betina
dengan mengeluarkan telur yang akan dibuahi sperma dari individu yang lain.
2. Hermaprodit Protandri
Hermaprodit protandri terjadi apabila di dalam tubuh individu ikan
mempunyai gonad yang mengadakan proses diferensiasi dari fase jantan ke fase betina.
Ketika ikan masih muda gonadnya mempunyai daerah ovarium dan daerah testes, tetapi
jaringan testes tersebut mengisi sebagian besar gonad pada bagian lateroventral. Setelah
jaringan testesnya berfungsi dan dapat mengeluarkan sperma, kemudian akan terjadi masa
transisi dimana selama itu jaringan ovariumnya membesar dan testesnya mengkerut.
Pada ikan yang sudah tua umumnya testes tadi sudah tereduksi sekali sehingga sebagian
besar dari gonad tadi diisi oleh jaringan ovarium yang berfungsi.
3. Hermaprodit Protogini
Hermaprodit protogini terjadi apabila di dalam tubuh individu ikan
mempunyai gonad yang mengadakan proses diferensiasi dari fase betina ke fase jantan. Pada
beberapa ikan yang termasuk golongan ini sering terjadi sesudah satu kali pemijahan,
jaringan ovariumnya mengkerut kemudian jaringan testesnya berkembang.
Gonokhorisme.
Gonokhorisme adalah suatu kondisi seksual berganda dimana pada ikan
bertahap juvenil gonadnya tidak mempunyai jaringan yang jelas status jantan atau betinanya.
Gonad tersebut kemudian berkembang menjadi semacam ovarium. Setelah keadaan ini yaitu
ikan yang mempunyai gonad semacam ovarium, setengah dari individu ikan-ikan itu
gonadnya menjadi ovarium dan setengahnya lagi menjadi testes. Dengan kata lain
setengahnya menjadi betina dan setengahnya lagi menjadi jantan.
Gonokhoris yang seperti itulah yang dinamakan gonokhoris ‘tidak
berdiferensiasi’, dimana keadaannya tidak stabil dan dapat terjadi interseks secara spontan.
Ikan gonokhoris yang ‘berdiferensiasi’ sejak dari mudanya sudah ada perbedaan
antara jantan dan betina dan perbedaan itu tetap sejak dari kecil sampai dewasa. Karena
stabilnya pada ikan-ikan yang gonokhoris berdiferensiasi tidak terdapat spesies yang
intereks.
B. Ciri-ciri Seksualitas Ikan
1. Seksualitas Primer
Ciri atau sifat seksualitas primer pada ikan ditandai dengan adanya organ yang secara
langsung berhubungan dengan proses reproduksi, yaitu ovarium dan
pembulunya pada ikan dan betina, dan pada ikan jantan testis dengan pembuluhnya. Tanpa
melihat tanda-tanda lain pada ikan, kiranya akan sukar untuk mengetahui organ seksual
primernya. Dengan demikian kita tidak dapat membedakan ikan jantan dengan ikan betina.
2. Seksualitas Sekunder
Ciri atau sifat seksualitas sekunder adalah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk
membedakan ikan jantan dan ikan betina. Ciri atau sifat seksual sekunder dapat dibagi
menjadi dua, yaitu:
a.         Sifat seksual sekunder yang bersifat sementara, hanya mucul pada waktu musim
pemijahan saja. Misalnya ‘ovipositor’ pada ikan Bitterling (Rhodeus amarus), yaitu alat yang
dipakai untuk menyalurkan telur ke bivalvia.

Pada ikan Nocomis biguttatus dan Semotilus acromaculatus jantan terdapat semacam
jerawat di atas kepalanya pada waktu musim pemijahan. Selain dari itu banyaknya jerawat
dengan susunannya yang khas pada spesies tertentu dapat digunakan sebagai tanda untuk
menentukan spesies. Jadi penentuan spesies ikan ini hanya dapat dilakukan pada waktu
musim pemijahan saja. Di luar musim pemijahan tanda-tanda tadi tidak ada.
b.        Sifat seksual sekunder yang bersifat permanen atau tetap, yaitu tanda ini tetap ada sebelum,
selama, dan sesudah musim pemijahan. Misalnya tanda bulatan hitam pada ekor ikan Amia
calva jantan, gonopodium pada Gambusia afffinis, clasper pada golongan ikan
Elasmobranchia, warna yang lebih menyala pada ikan Lebistes, Beta dan ikan-ikan karang,
ikan Photocornycus spiniceps yang berparasit pada ikan betinanya dan sebagainya.

Biasanya tanda seksual sekunder itu terdapat positif pada ikan jantan saja.
Apabila ikan jantan tadi dikastrasi (testisnya dihilangkan), bagian yang menjadi tanda seksual
sekunder menghilang, tetapi pada ikan betina tidak menunjukkan sesuatu. Sebaliknya tanda
bulatan hitam pada ikan Amia betina akan muncul pada bagian ekornya seperti ikan Amia
jantan, bila ovariumnya dihilangkan. Keterangan mengenai hal tersebut di atas ialah bahwa
hormone yang dikeluarkan oleh testes mempunyai peranan pada tanda seksual sekunder.
Tetapi tanda hitam pada ikan Amia menunjukkan bahwa hormon yang dikeluarkan oleh ikan
betina menjadi penghalang timbulnya tanda bulatan hitam. Sedangkan tanda bulatan hitam
tadi terdapat pada kedua seks ikan Amia muda.

3.2 Ciri kelamin berbagai jenis ikan


No Ciri Kelamin
Ikan Gambar
. Jantan Betina
1. Rasbora -Warnanya -Warnanya pekat
argyrotaenia pucat -Tubuhnya besar
-Tubuhnya -Perutnya lebih
ramping besar
-Linea -linea leteralis
laeteralis lebih cerah
tidak terlalu
cerah
2. Ikan cupang -sirip caudal -Perut betina
(Betta sp.) lebih melebar lebih ramping
-Warna lebih -Sirip caudal
menarik tidak melebar
seperti jantan
-warna tidak
menarik
3. Ikan molly -memiliki - Sirip caudal
(Poecilia Gonopodium lebih panjang
sphenops) - Sirip caudal -Bentuk tubuh
lebih pendek lebih besar
-Bentuk tubuh -warna lebih
lebih ramping cerah
-warna lebih
pekat
4. Ikan Lemon -Sirip dorsal - warnanya lebih
(Neolamprol ada garis pekat
ogus leleupi) hitam -Tubuhnya lebih
-Tubuhnya besar
lebih kecil -Sirip dorsal
dan ramping tidak ada garis
-Warna hitam
tubunya pucat
-Kepala
jenong
5. Ikan komet - Perut jantan -Bentuk tubuh
(Carassius ramping lebih besar
auratus) - Warna tubuh -warna tubuh
cerah lebih pekat
-Sirip Caudal -Sirip caudal
jantan lebih lebih pendek
panjang
6. ikan platy - sirip dorsal -Perutnya lebih
(Xiphophoru lebih panjang besar
s maculatus) -warna lebih -warna lebih
pekat cerah
-Tubuh lebih -Sirip dorsal
Ramping lebih pendek
7. ikan guppy -Tubuh lebih -Tubuhnya lebih
(Poecilia ramping besar
reticulate) -Warna lebih -Warnanya lebih
pucat pekat
-Sirip lebih -Sirip lebih
panjang pendek
seperti kipas
-memiliki
gonopodium
8. ikan mas - Jantan lebih -Perut betina
koki pekat lebih besar
(Carassius warnanya -Sirip caudal
auratus) -Tubuhnya lebih pendek
lebih ramping -Warna tubuh
-Sirip caudal lebih cerah
lebih panjang

3.3 Peranan Positif Memahami Seksualitas Ikan Dalam Bidang Perikanan


a. Dengan memahami seksualitas ikan maka akan lebih mudah untuk memahami reproduksi
ikan yang dapat dimanfaatkan untuk proses budidaya ikan
b. Dengan memahami seksualitas ikan akan membantu pula dalam pemahaman mengenai
genetika ikan yang erat pula kaitannya dengan reproduksi ikan. Jika genetika ikan sudah
dipahami maka akan lebih mudah untuk menghasilkan bibit unggul untuk mendapatkan
keturunan yang lebih baik

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
· Apabila dalam suatu individu ikan di dalam tubuhnya terdapat jaringan ovarium yang
dikenal sebagai penentu individu betina dan juga terdapat jaringan testes sebagai penentu
individu jantan maka itu dikatakan hermaprodit.
· Hermaprodit sinkroni terjadi apabila di dalam gonad individu ikan terdapat sel seks betina
dan sel seks jantan yang dapat masak bersama-sama.
· Hermaprodit protandri terjadi apabila di dalam tubuh individu ikan mempunyai gonad yang
mengadakan proses diferensiasi dari fase jantan ke fase betina.
· Hermaprodit protogini terjadi apabila di dalam tubuh individu ikan mempunyai gonad yang
mengadakan proses diferensiasi dari fase betina ke fase jantan.
· Gonokhorisme adalah suatu kondisi seksual berganda dimana pada ikan bertahap juvenil
gonadnya tidak mempunyai jaringan yang jelas status jantan atau betinanya.
· Sifat seksual sekunder yang bersifat sementara, hanya mucul pada waktu musim pemijahan
saja.
· Sifat seksual sekunder yang bersifat permanen atau tetap, yaitu tanda ini tetap ada sebelum,
selama, dan sesudah musim pemijahan.
· Seksualitas ikan penting untuk dipahami agar dapat mengerti pula tentang reproduksi ikan
yang nantinya dapat bermanfaat misalnya dalam bidang budidaya dan genetika ikan.

DAFTAR PUSTAKA
Effendie, Moch. Ichsan. 1997. Biologi Perikanan. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama.
Anonim. 2006. Bahan Ajar Mata Kuliah Ichtiologi. Makasar: Universitas Hasanuddin.
Makasar.
Fujaya, Yushinta. 2004. Fisiologi Ikan (Dasar Pengembangan Teknik Perikanan). Jakarta:
PT. Rineka Cipta.
Effendi, Irzal. 2009. Pengantar Akuakultur. Jakarta: Penebar Swadaya.

Anda mungkin juga menyukai