Malang
2020
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan dan hewan air pada alam bebas dituntut untuk bertahan hidup demi
kelangsungan hidupnya. Ikan dan hewan air akan melakukan segala cara
untuk tetap hidup dan melesatarikan keturunannya. Salah satu cara untuk
mempertahankan keturunannya dengan cara bereproduksi.
Pentingnya reproduksi bagi ikan dan hewan air tak lepas dari
pengetahuan mengenai seksualitas pada ikan. Seksualitas pada ikan terdiri
atas ikan jantan dan ikan betina. Ikan jantan adalah ikan yang mempunyai
organ penghasil sperma, sedangkan ikan betina adalah ikan yang
mempunyai organ penghasil telur. Namun pada kenyataan di alam, ada ikan
yang bersifat hermaprodit atau berkelamin ganda dan juga ada ikan yang
tidak jelas jenis kelaminnya atau gonokhorisme. Oleh sebab itu, perlu
pengetahuan yang lebih jelas mengenai seksualitas ikan ini.
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan pengertian seksualitas
PEMBAHASAN
2.1 Seksualitas
Pengetahuan terhadap seksualitas sangat penting terhadap sistem
reproduksi pada ikan. Seksualitas berfungsi sebagai pembeda antara yang
jantan dan betina. Ikan jantan yaitu ikan yang dapat menghasilkan
spermatozoa atau sel sperma, sedangkan Ikan betina adalah ikan yang dapat
menghasilkan ovum atau sel telur. ikan jantan dan betina dapat dibedakan
melalui ciri seksual primer dan sekundernya. Ciri Primer ikan dapat dilihat
dari organ yang berhubungan dengan proses reproduksi. Ciri Primer ikan
jantan yaitu ikan memiliki testis, sedangkan betina memiliki ovari sebagai ciri
primer. Ciri seksual sekunder ikan dapat diamati melalui warna tubuh (sexual
dichromastism), morfologi dan bentuk tubuh (sexual dimorphism) yang
membedakan jenis kelamin pada ikan. Pada umumnya ciri sekunder pada
ikan jantan yang berwarna lebih cerah.
Sifat seksual sekunder dapat dilihat tanda-tanda luar yang dapat dipakai
untuk membedakan ikan jantan dan ikan betina. Setiap spesies ikan yang
mempunyai sifat morfologi yang dapat dipakai untuk membedakan jantan
dan betina dengan jelas, maka spesies itu bersifat seksual dimorfisme.
Namun, apabila suatu spesies ikan dibedakan jantan dan betinanya
berdasarkan perbedaan warna, maka ikan itu bersifat seksual dikromatisme.
1. Dimorfisme seksual
Dimorfisme seksual yaitu sifat seksual sekunder pada ikan yang dapat
dibedakan melalui sifat morfologinya. contoh ikan yang memiliki sifat
dimorfisme seksual yaitu ikan cupang (Betta sp) dan ikan arwana. Ikan
cupang (Betta sp) jenis kelaminnya dapat dibedakan melalui morfologinya.
Menurut Awaludin, et al. 2020, jenis kelamin ikan cupang (Betta sp) dapat
dilihat melalui ciri seksual sekunder/ morfologinya. ikan cupang (betta sp)
jantan memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil, sirip anal lebih panjang dan
bentuk ekor yang lebih besar serta warna yang lebih cerah, sedangkan
morfologi betina memiliki ukuran tubuh yang lebih besar, sirip anal yang
pendek dan bentuk ekor yang relative kecil dari ikan jantannya serta warna
yang kurang menarik dari ikan cupang jantan.
2. Dikromatisme seksual
Dikromatisme seksual pada ikan merupakan sifat sekunder pada ikan
yang dapat dilihat dari warnanya. contoh ikan mujair. ikan mujair memiliki ciri
seksual sekunder pada ukuran, bentuk dan warna tubuh ikan. Secara umum
boleh dikatakan bahwa ikan jantan mempunyai warna yang lebih cemerlang
daripada ikan betina. Bagi ikan jantan warna berfungsi untuk menarik
perhatian ikan betina.
Gambar 3. ciri sekunder ikan mujair jantan (atas) dan betina (bawah)
(sumber : http://www.banyudadi.com/wp-content/uploads/2015/02/Ikan-mujair-
jantan dan-betina.jpg).
Pada umumnya ikan jantan mempunyai warna yang lebih cerah dan lebih
menarik dari pada ikan betina. Pada dasarnya sifat seksual sekunder dapat
dibagi menjadi dua yaitu :
a. Sifat seksual sekunder yang bersifat sementara, hanya muncul pada waktu
musim pemijahan saja. Misalnya “ovipositor”, ikan Rhodeus amarus yaitu alat
yang dipakai untuk menyalurkan telur ke bivalvia, adanya semacam jerawat
di atas kepalanya pada waktu musim pemijahan. Banyaknya jerawat dengan
susunan yang khas pada spesies tertentu bisa dipakai untuk tanda
menentukan spesies, contohnya ikan Nocomis biguttatus dan Semotilus
atromaculatus jantan.
b. Sifat seksual sekunder yang bersifat permanent atau tetap, yaitu tanda ini
tetap ada sebelum, selama dan sesudah musim pemijahan. Misalnya tanda
bulatan hitam pada ekor ikan Amia calva jantan, gonopodium pada
Gambusia affinis, clasper pada golongan ikan Elasmobranchia, warna yang
lebih menyala pada ikan Lebistes, Beta dan ikan-ikan karang, ikan
Photocornycus yang berparasit pada ikan betinanya dan sebagainya.
KESIMPULAN
seksualitas pada ikan terdiri dari dua jenis kelamin yaitu jantan dan
betina. Ikan jantan adalah ikan yang mempunyai organ penghasil sperma dan
ikan betina ialah ikan mempunyai organ penghasil telur. Sifat seksual primer
pada ikan dilihat pada organ yang berhubungan dengan proses reproduksi, yakni
ovarium pada ikan betina dan testes pada ikan jantan. Sifat seksual sekunder
pada ikan ialah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk membedakan ikan
jantan dan ikan betina. Suatu ikan dikatakan hermaprodit didalam tubuhnya
terdapat jaringan ovarium (penentu individu betina) dan jaringan testes (penentu
individu jantan). Hermaprodit Sinkroni adalah apabila didalam gonad individu
terdapat sel sex betina dan sel sex jantan yang masak secara bersamaan.
Hermaprodit Protandri adalah ikan yang didalam tubuhnya mempunyai gonad
yang mengadakan proses diferensiasi dari fase jantan ke fase betina.
Hermaprodit Protogini adalah ikan yang didalam tubuhnya mempunyai gonad
yang mengadakan proses diferensiasi dai fase betina ke fase jantan.
Gonokhoristik adalah satu individu hanya memiliki satu jenis gonad saja
sepanjang hidupnya, baik berupa testis atau ovari saja.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.banyudadi.com/wp-content/uploads/2015/02/Ikan-mujair-jantan dan-
betina diakses pada 24 februari 2021