Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

SEKSUALITAS IKAN DAN HEWAN AIR

Mata kuliah Fisiologi Reproduksi Ikan

Dosen Pengampu : Dr.Ir. Agoes Soeprijanto, MS

Nama : Rakhmad Ndaru Pratama


NIM : 195080500111055
Kelas : B03

Progam Studi Budidaya Perairan

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Malang

2020
BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan dan hewan air pada alam bebas dituntut untuk bertahan hidup demi
kelangsungan hidupnya. Ikan dan hewan air akan melakukan segala cara
untuk tetap hidup dan melesatarikan keturunannya. Salah satu cara untuk
mempertahankan keturunannya dengan cara bereproduksi.

Reproduksi adalah kemampuan individu untuk menghasilkan keturunan


sebagai upaya untuk melestarikan jenisnya atau kelompoknya. Tidak setiap
individu menghasilkan keturunan, tetapi setidaknya reproduksi akan
berlangsung pada sebagian besar individu yang hidup dipermukaan bumi ini.
Kegiatan reproduksi pada setiap jenis hewan air berbeda-beda, tergantung
kondisi lingkungan. Ada yang berlangsung setiap musim atau kondisi tertentu
setiap tahun.

Pentingnya reproduksi bagi ikan dan hewan air tak lepas dari
pengetahuan mengenai seksualitas pada ikan. Seksualitas pada ikan terdiri
atas ikan jantan dan ikan betina. Ikan jantan adalah ikan yang mempunyai
organ penghasil sperma, sedangkan ikan betina adalah ikan yang
mempunyai organ penghasil telur. Namun pada kenyataan di alam, ada ikan
yang bersifat hermaprodit atau berkelamin ganda dan juga ada ikan yang
tidak jelas jenis kelaminnya atau gonokhorisme. Oleh sebab itu, perlu
pengetahuan yang lebih jelas mengenai seksualitas ikan ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. apa yang dinamakan seksualitas pada ikan ?

2. Bagaimana macam – macam seksualitas pada ikan?

1.3 Tujuan
1. Menjelaskan pengertian seksualitas

2. Menjelaskan macam-macam seksualitas


BAB 2

PEMBAHASAN
2.1 Seksualitas
Pengetahuan terhadap seksualitas sangat penting terhadap sistem
reproduksi pada ikan. Seksualitas berfungsi sebagai pembeda antara yang
jantan dan betina. Ikan jantan yaitu ikan yang dapat menghasilkan
spermatozoa atau sel sperma, sedangkan Ikan betina adalah ikan yang dapat
menghasilkan ovum atau sel telur. ikan jantan dan betina dapat dibedakan
melalui ciri seksual primer dan sekundernya. Ciri Primer ikan dapat dilihat
dari organ yang berhubungan dengan proses reproduksi. Ciri Primer ikan
jantan yaitu ikan memiliki testis, sedangkan betina memiliki ovari sebagai ciri
primer. Ciri seksual sekunder ikan dapat diamati melalui warna tubuh (sexual
dichromastism), morfologi dan bentuk tubuh (sexual dimorphism) yang
membedakan jenis kelamin pada ikan. Pada umumnya ciri sekunder pada
ikan jantan yang berwarna lebih cerah.

2.1.1 Seksualitas ikan jantan


Ikan jantan memiliki testis yang berfungsi sebagai organ yang
menghasilkan sel sperma. Testis merupakan organ reproduksi jantan yang
terdapat berpasangan dan terletak di bawah tulang belakang. Testis ikan
berbentuk seperti kantong dengan lipatan-lipatan, serta dilapisi dengan suatu
lapisan sel spermatogenik (spermatosit). Sepasang testis pada jantan
tersebut akan mulai membesar pada saat terjadi perkawinan, dan sperma
jantan bergerak melalui vas deferens menuju celah/ lubang urogenital. Testis
berjumlah sepasang, digantungkan pada dinding tengah rongga abdomen
oleh mesorsium. Bentuknya oval dengan permukaan yang kasar.
Kebanyakan testisnya panjang dan seringkali berlobus. Saluran reproduksi,
pada Elasmoranchi beberapa tubulus mesonefrus bagian anterior akan
menjadi duktus aferen dan menghubungkan testis dengan mesonefrus, yang
disebut dutus deferen. Bahian posterior duktus aferen berdilatasi membentuk
vesikula seminalis, lalu dari sini akan terbentuk kantung sperma. Dutus
deferen akan bermuara di kloaka. Ikan Teleostei, saluran dari sistem
ekskresi dan sistem reproduksi menuju kloaka secara terpisah.

2.1.2 Seksualitas ikan betina


Ovarium merupakan alat reproduksi pada ikan yang berfungsi sebagai
penghasil ovum (sel telur). Ovarium pada Elasmoranchi padat, tapi kurang
kompak, terletak pada anterior rongga abdomen. Pada saat dewasa yang
berkembang hanya ovarium kanan. Menurut Burhanuddin (2015), Kelompok
Teleostei terdapat sepasang ovarium yang memanjang dan kompak.
Ovarium terdiri dari oogonium dan jaringan penunjang atau stroma. Mereka
tergantung pada bagian atas rongga tubuh dengan perantaraan mesovaria,
di bawah atau di santping gelembung renang. Saluran reproduksi
Elasmoranchi berjumlah sepasang, bagian anteriornya berfusi yang memiliki
satu ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Oviduk sempit pada bagian
anterior dan posteriornya. Pelebaran selanjutnya pada uterus yang bermuara
di kloaka. Pada Teleostei punya oviduk pendek dan berhubungan langsung
dengan ovarium. Pada bagian posterior bersatu dan bermuara pada satu
lubang. Ikan Teleostei tidak memiliki kloaka. Kelompok Chondrichthyes
terdapat oviduk (mullerian duct) dengan corong masuk (ostium tubes
abdominalis) di ujung terletak di bagian depan rongga tubuh.
2.2 Sifat sekualitas pada ikan
2.2.1 Sifat Seksual Primer
Sifat seksual primer pada ikan dapat diamati terhadap organ yang
berhubungan dengan proses reproduksinya. Organ reproduksi pada ikan
betina yaitu ovarium dan pembuluhnya, sedangkan testis dengan
pembuluhnya pada ikan jantan.

2.2.2 Sifat Seksualitas Sekunder

Sifat seksual sekunder dapat dilihat tanda-tanda luar yang dapat dipakai
untuk membedakan ikan jantan dan ikan betina. Setiap spesies ikan yang
mempunyai sifat morfologi yang dapat dipakai untuk membedakan jantan
dan betina dengan jelas, maka spesies itu bersifat seksual dimorfisme.
Namun, apabila suatu spesies ikan dibedakan jantan dan betinanya
berdasarkan perbedaan warna, maka ikan itu bersifat seksual dikromatisme.

1. Dimorfisme seksual
Dimorfisme seksual yaitu sifat seksual sekunder pada ikan yang dapat
dibedakan melalui sifat morfologinya. contoh ikan yang memiliki sifat
dimorfisme seksual yaitu ikan cupang (Betta sp) dan ikan arwana. Ikan
cupang (Betta sp) jenis kelaminnya dapat dibedakan melalui morfologinya.
Menurut Awaludin, et al. 2020, jenis kelamin ikan cupang (Betta sp) dapat
dilihat melalui ciri seksual sekunder/ morfologinya. ikan cupang (betta sp)
jantan memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil, sirip anal lebih panjang dan
bentuk ekor yang lebih besar serta warna yang lebih cerah, sedangkan
morfologi betina memiliki ukuran tubuh yang lebih besar, sirip anal yang
pendek dan bentuk ekor yang relative kecil dari ikan jantannya serta warna
yang kurang menarik dari ikan cupang jantan.

Gambar 1. Ciri Sekunder Ikan Cupang A = Jantan dan B = Betina


(Awaludin, et al., 2020)

Menurut Chumaidi, et al. 2012, arwana silver (Sclerophages


macrocephalus) memiliki ciri seksual sekunder pada dagu yang berbeda
antar jenis kelamin. Perbedaan tersebut berada pada permukaan dagu
bawah di mana tepi dagu jantan arwana pinoh terasa bergerigi, sedangkan
yang betina terasa halus.

Gambar 2. Ciri sekunder ikan arwana silver (Chumaidi, et al., 2012)

2. Dikromatisme seksual
Dikromatisme seksual pada ikan merupakan sifat sekunder pada ikan
yang dapat dilihat dari warnanya. contoh ikan mujair. ikan mujair memiliki ciri
seksual sekunder pada ukuran, bentuk dan warna tubuh ikan. Secara umum
boleh dikatakan bahwa ikan jantan mempunyai warna yang lebih cemerlang
daripada ikan betina. Bagi ikan jantan warna berfungsi untuk menarik
perhatian ikan betina.

Gambar 3. ciri sekunder ikan mujair jantan (atas) dan betina (bawah)
(sumber : http://www.banyudadi.com/wp-content/uploads/2015/02/Ikan-mujair-
jantan dan-betina.jpg).
Pada umumnya ikan jantan mempunyai warna yang lebih cerah dan lebih
menarik dari pada ikan betina. Pada dasarnya sifat seksual sekunder dapat
dibagi menjadi dua yaitu :
a. Sifat seksual sekunder yang bersifat sementara, hanya muncul pada waktu
musim pemijahan saja. Misalnya “ovipositor”, ikan Rhodeus amarus yaitu alat
yang dipakai untuk menyalurkan telur ke bivalvia, adanya semacam jerawat
di atas kepalanya pada waktu musim pemijahan. Banyaknya jerawat dengan
susunan yang khas pada spesies tertentu bisa dipakai untuk tanda
menentukan spesies, contohnya ikan Nocomis biguttatus dan Semotilus
atromaculatus jantan.
b. Sifat seksual sekunder yang bersifat permanent atau tetap, yaitu tanda ini
tetap ada sebelum, selama dan sesudah musim pemijahan. Misalnya tanda
bulatan hitam pada ekor ikan Amia calva jantan, gonopodium pada
Gambusia affinis, clasper pada golongan ikan Elasmobranchia, warna yang
lebih menyala pada ikan Lebistes, Beta dan ikan-ikan karang, ikan
Photocornycus yang berparasit pada ikan betinanya dan sebagainya.

3.1. Macam-macam Seksualitas.


Seksualitas terdiri dari 2 macam yaitu Hermaprodit/hermaprodisme dan
Gonokhoristik/ gonokhorisme.
3.1.1. Hermaproditisme
Hermafrodit secara biologis adalah individu yang memiliki 2 alat/organ
kelamin yaitu jantan dan betina, dan juga berfungsi penuh. Ikan hermaprodit
mempunyai jaringan ovarium maupun jaringan testis yang sering dijumpai
dalam beberapa familinya. Kedua jaringan tersebut terdapat dalam satu organ
dan letaknya seperti letak gonad yang terdapat pada individu normal.
umumnya ikan hermaprodit hanya mempunyai satu alat kelamin saja yang
berfungsi pada suatu saat, meskipun ada beberapa spesies yang bersifat
hemaprodit sinkroni. Berdasarkan perkembangan ovarium dan atau testis
yang terdapat dalam satu individu dapat menentukan jenis
hermaproditismenya. Menurut Muchilisin 2017, hermaprodit dibagi menjadi 3,
yaitu hermaprodit sinkroni, hermaprodit protogini, dan hermaprodit protandri.
1. Hemaprodit sinkroni
Hermaprodit sinkroni, adalah golongan ikan yang gonadnya memiliki sel
kelamin betina (oosit) dan sel kelamin jantan (sperma) yang matang secara
bersamaan, misalnya pada ikan Serranus cabrilla.
2. Hermaprodit protandri
Hermaprodit protandri, adalah golongan ikan yang (gonadnya) mengalami
perubahan kelamin dari jantan (menghasilkan sperma) menjadi betina
(menghasilkan oosit). Pada tahap awal perkembangannya ikan dalam
kelompok ini memiliki kedua jenis gonad (ovary dan testis), namun mejelang
dewasa perkembangan testis lebih cepat berbanding ovary sehingga testis
matang terlebih dulu, misalnya pada ikan ikan kerapu batik (Epinephelus
polyphekadion).
3. Hermaprodit protogini
Hermaprodit protogini, adalah golongan ikan yang dalam hidupnya
mengalami perubahan kelamin dari betina menjadi jantan. Pada awal
perkembangannya mereka memiliki kedua gonad, namun menjelang dewasa
perkembangan ovary lebih cepat dari testis, schingga ovary matang lebih dulu
misalnya ikan belut sawah (Monopterus albus).
1.1 Gonokhorisme pada Ikan
Menurut Muchilisin 2017, Gonokhoristik adalah satu individu hanya
memiliki satu jenis gonad saja sepanjang hidupnya, baik berupa testis atau
ovari saja. Waktu yang diperlukan oleh satu individu atau spesies ikan untuk
menetapkan jenis kelaminnya berbeda-beda, dipengaruhi oleh aktifitas
hormon dan lingkungan. Gonokhoris dibagi 2 yaitu gonokhoris yang “tidak
berdiferensiasi dan berdiferensiasi. gonokhoris yang tidak berdiferensiasi
yaitu keadaannya tidak stabil dan dapat terjadi interseks yang spontan.
Menurut Sulmartiwi, et al. 2016, Gonad ikan puso merupakan tipe gonad
gonokhorisme terdiferensiasi. Hal ini dapat dilihat dari morfologi gonad. Ciri
morfologi gonad ikan puso yang ditemukan yaitu gonad berbentuk seperti
ovarium. Warna gonad putih keruh pada bagian anterior, kemerahan pada
bagian medial dan merah tua pada bagian posterior dikarenakan adanya
kapiler darah. Ikan gonokhorisme yang berdiferensiasi sejak dari mudanya
sudah ada perbedaan antara jantan dan betina yang sifatnya tetap sejak dari
kecil sampai dewasa, sehingga tidak terdapat spesies yang interseks.
.
BAB 3

KESIMPULAN
seksualitas pada ikan terdiri dari dua jenis kelamin yaitu jantan dan
betina. Ikan jantan adalah ikan yang mempunyai organ penghasil sperma dan
ikan betina ialah ikan mempunyai organ penghasil telur. Sifat seksual primer
pada ikan dilihat pada organ yang berhubungan dengan proses reproduksi, yakni
ovarium pada ikan betina dan testes pada ikan jantan. Sifat seksual sekunder
pada ikan ialah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk membedakan ikan
jantan dan ikan betina. Suatu ikan dikatakan hermaprodit didalam tubuhnya
terdapat jaringan ovarium (penentu individu betina) dan jaringan testes (penentu
individu jantan). Hermaprodit Sinkroni adalah apabila didalam gonad individu
terdapat sel sex betina dan sel sex jantan yang masak secara bersamaan.
Hermaprodit Protandri adalah ikan yang didalam tubuhnya mempunyai gonad
yang mengadakan proses diferensiasi dari fase jantan ke fase betina.
Hermaprodit Protogini adalah ikan yang didalam tubuhnya mempunyai gonad
yang mengadakan proses diferensiasi dai fase betina ke fase jantan.
Gonokhoristik adalah satu individu hanya memiliki satu jenis gonad saja
sepanjang hidupnya, baik berupa testis atau ovari saja.
DAFTAR PUSTAKA

Awaludin, A., D. Maulianawati, dan M. Adriansyah,2020. Potensi Ekstrak Etanol


Seledri (Apium graveolens) untuk Maskulinisasi Ikan Cupang (Betta sp).
Jurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik. 3(2): 101-114.

Burhanuddin, A. I. 2015. Ikhtiologi, Ikan dan Segala Aspek Kehidupannya.


Deepublish. Hlm

Chumaidi, A. Priyadi, R. Ginanjar dan L. Sugiarti. 2012. CIRI KELAMIN


SEKUNDER PADA ARWANA SILVER (Sclerophages macrocephalus)
VARIETAS PINOH. J. Ris. Akuakultur. 7(2): 221-229.

http://www.banyudadi.com/wp-content/uploads/2015/02/Ikan-mujair-jantan dan-
betina diakses pada 24 februari 2021

Muchilisin, Z. A. 2017. Pengantar Iktiologi. Syiah Kuala University Press. hlm 113

Sulmartiwi, L., R. J. Triastuti, dan M. A. Saputra. 2016. Analisis Secara


Makroanatomi dan Mikroanatomi pada Gonad Ikan Puso (Harpadon
nehereus) yang Ditangkap di Perairan Ujung Pangkah dan Perairan
Weru, Jawa Timur. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. 8(2): 57-66.

Anda mungkin juga menyukai