Anda di halaman 1dari 7

Nama : Basma Emeralda Hasibuan

NPM : 230110150106

Kelas : Perikanan B 2015

I. Istilah-istilah umum dan ciri seksualitas ikan

Pada prinsipnya secara umum, seksualitas hewan terdiri dari dua jenis kelamin yaitu jantan
dan betina begitu pula seksualitas pada ikan. Yang dikatakan ikan jantan adalah ikan yang
mempunyai organ penghasil sperma, sedangkan ikan betina adalah ikan yang mempunyai
organ penghasil telur suatu populasi terdiri dari ikan. Ikan berbeda seksualitasnya, maka
populasi tersebut disebut Monoseksual. Namun penentuan seksualitas ikan disuatu perairan
harus berhati-hati karena secara keseluruhan terdapat macam-macam seksualitas ikan mulai
dari hermaprodit, sinkroni, protandi hingga gonokorisme yang berdiferensiasi maupun yang
tidak berdiferensiasi (Arizom, 2006).
Sebagian besar spesies ikan adalah Gonokoristik, dimana sepanjang hidupnya
memiliki jenis kelamin yang sama selain gonokoristik juga dikenal dengan istilah
hemaprodit yaitu di dalam tubuh individu ditemukan dua jenis gonad (Fujaya, 2005).
Perbedaan seksualitas pada ikan dapat dilihat dari ciri-ciri seksualnya. Ciri seksual
pada ikan terbagi atas sifat seksual primer dan sifat seksual sekunder:
a. Sifat Seksual Primer
Sifat seksual primer pada ikan tandai dengan adanya organ yang secara langsung
berhubungan dengan proses reproduksi, yaitu ovarium dan pembuluhnya pada ikan
betina, dan testis dengan pembuluhnya pada ikan jantan. Ciri seksual primer diantaranya:
Alat atau organ yang berhubungan langsung dengan proses reproduksi
Testis dan salurannya pada ikan jantan
Ovarium dan salurannya pada ikan betina
Gambar 1. Ciri Sifat Seksual Primer Ikan
(Sumber: https://pobersonaibaho.wordpress.com/2011/03/25/sifat-seksual-primer-dan-
sekunder-hermaprodit-pada-ikan/)

b. Sifat Seksual Sekunder


Sifat seksual sekunder ialah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk
membedakan ikan jantan dan ikan betina. Satu spesies ikan yang mempunyai sifat
morfologi yang dapat dipakai untuk membedakan jantan dan betina dengan jelas, maka
spesies itu bersifat seksual dimorfisme.

Gambar 2. Ciri Sifat Sekunder Ikan


(Sumber: https://pobersonaibaho.wordpress.com/2011/03/25/sifat-seksual-primer-dan-
sekunder-hermaprodit-pada-ikan/)

Namun, apabila satu spesies ikan dibedakan jantan dan betinanya berdasarkan
perbedaan warna, maka ikan itu bersifat seksual dikromatisme. Pada umumnya ikan
jantan mempunyai warna yang lebih cerah dan lebih menarik dari pada ikan betina.
Pada dasarnya sifat seksual sekunder dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1. Sifat seksual sekunder yang bersifat sementara, hanya muncul pada waktu musim
pemijahan saja. Misalnya ovipositor, ikan Rhodeus amarus yaitu alat yang dipakai
untuk menyalurkan telur ke bivalvia, adanya semacam jerawat di atas kepalanya pada
waktu musim pemijahan. Banyaknya jerawat dengan susunan yang khas pada spesies
tertentu bisa dipakai untuk tanda menentukan spesies, contohnya ikan Nocomis
biguttatus dan Semotilus atromaculatus jantan.
2. Sifat seksual sekunder yang bersifat permanent atau tetap, yaitu tanda ini tetap ada
sebelum, selama dan sesudah musim pemijahan. Misalnya tanda bulatan hitam pada
ekor ikan Amia calva jantan, gonopodium pada Gambusia affinis, clasper pada
golongan ikan Elasmobranchia, warna yang lebih menyala pada ikan Lebistes, Beta
dan ikan-ikan karang, ikan Photocornycus yang berparasit pada ikan betinanya dan
sebagainya.
Ciri seksual sekunder terdiri dari 2 jenis:
1. Tidak berhubungan dengan kegiatan reproduksi
Contoh:
- Bentuk tubuh ( lebih besar)
- Buncak pemijahan pada ikan minnow (Osmerus)
- Sirip ekor lebih panjang pada cinggir putri (Xiphophorus helleri)
- Warna tubuh lebih cemerlang pada misal pada Lepomis Humilis Lepomis
Humilis Sirip ekor lebih panjang pada cinggir putri (Xiphophorus helleri).
2. Alat bantu pemijahan
Contoh:
- Gonopodium pada ikan seribu ( Lebistes reticulatus)
- Modifikasi sirip dada heteorchir pada Xenodexia untuk memegang
gonopodium pada kedudukannya sehingga memudahkan masuk ke oviduct
betina.
- Sirip perut yang termodifikasi menjadi myxopterygium (clasper) pada
Elasmobranchii menjamin fertilisasi internal.
- Tenaculum (semacam clasper yang terdapat pada bagian atas kepala) pada ikan
Chimera
- Ovipositor pada ikan Rhodes amarus dan Careproctus

II. Jenis seksualitas ikan

Hermaproditisme yaitu sifat ikan yang mempunyai jaringan ovarium dan jaringan
testis pada satu spesies (hermaprodit). Kedua jaringan tersebut terdapat dalam satu organ dan
letaknya seperti letak gonad yang terdapat pada individu normal. Pada umumnya, ikan
hermaprodit hanya mempunyai satu jenis seksualitas saja yang berfungsi pada suatu saat,
tetapi ada juga beberapa spesies yang mempunyai dua jenis seksualitas yang berfungsi pada
saat yang bersamaan (termasuk kedalam hemaprodit sinkroni).
Hermaproditisme terjadi secara luas diseluruh kerajaan binatang mungkin murni
fenotipik. Pada beberapa spesies individuals berisi fungsi indung telur dan testis secara
bersamaan, sedangkan pada spesies lain status fictional dari gonad dapat berubah. Sering
gonad dimulai dari testis untuk memproduksi spermatozoa dan kemudian dalam kehidupan
dan swittches individu untuk memproduksi telur, pula yang dikenal sebagai hermaproditisme
protandic. Contoh dari protoginic (pertama-female), hermaproditisme juga dikenal.
Berikut ini adalah beberapa jenis hemaproditisme berdasarkan perkembangan ovarium
dan atau testis yang terdapat dalam satu individu :
a. Hermaprodit Sinchroni
Ikan yang bersifat hermaprodit sinkroni yaitu ikan yang didalam gonadnya terdapat
sel kelamin betina dan sel kelamin jantan yang dapat masak bersama-sama dan siap
untuk dikeluarkan. Ikan hermaprodit sinkroni ada yang dapat melakukan pembuahan
sendiri, ada juga yang tidak.
Ikan hermaprodit sinkroni yang dapat melakukankan pembuahan sendiri
bereproduksi dengan cara mengeluarkan telur terlebih dahulu kemudian dibuahi oleh
sperma dari individu yang sama. Sedangkan ikan hermaprodit sinkroni yang tidak dapat
melakukan pembuahan sendiri bereproduksi dengan cara menjadi jantan (mengeluarkan
sperma untuk membuahi telur dari ikan yang lain) atau menjadi betina (mengeluarkan
telur yang akan dibuahi sperma dari individu lain) dalam satu kali pemijahan. Suatu
perairan yang berisi dua ekor atau lebih ikan ini, dapat menjadi pasangan untuk berpijah.
Ikan yang berfase betina mempunyai tanda warna yang bergaris vertikal, sesudah
berpijah hilang warnanya dan berubah menjadi ikan jantan.

Contoh ikan hermaprodit sinkroni yaitu ikan-ikan dari Famili Serranidae, Serranus
cabrilla, Hepatus hepatus, Serranus subligerius, dll.
Gambar 3. Hepatus hepatus
(Sumber: http://www.photomazza.com/?Paracanthurus-hepatus)

b. Hermaprodit Protandri
Ikan yang bersifat Hermaprodit Protandri yaitu Ikan yang mempunyai gonad yang
mengadakan proses diferensiasi dari fase jantan ke fase betina. Ketika ikan masih muda
gonadnya mempunyai daerah ovarium dan daerah testis, tetapi jaringan testis mengisi
sebagian besar gonad pada bagian lateroventral. Setelah jaringan testisnya berfungsi dan
mengeluarkan sperma, terjadi masa transisi yaitu ovariumnya membesar dan testis
mengkerut. Pada ikan yang sudah tua, testis tereduksi semua sehingga sebagian besar
dari gonad diisi oleh jaringan ovarium yang berfungsi, dan kemudian ikan berubah
menjadi fase betina.
Contoh ikan Hermaprodit Protandri yaitu Ikan Kakap (Lates calcarifer), Sparus
auratus, Sargus anularis, Pagellus centrodontus, dan Pagellus mormyrus.

Gambar 4. Ikan Kakap (Lates calcarifer)


(Sumber: http://ffish.asia/?p=none&o=ss&id=303)

c. Hermaprodit Protogini
Ikan yang bersifat hermaprodit protogini merupakan keadaan sebalik dari
hermaprodit protandri yaitu proses diferensiasinya berjalan dari fase betina ke fase jantan
(Effendie, 2002). Pada beberapa ikan perubahan fase sering terjadi sesudah satu kali
pemijahan. Perubahan fase ditandai dengan mengerutnya jaringan ovarium dan
berkembangnya jaringan testis.
Pada beberapa ikan yang termasuk ke dalam Famili Labridae, misalnya Halichieres
sp. terdapat dua macam jantan yang berbeda. Jantan yang pertama terlihat seperti betina
tetapi tetap jantan selama hidupnya, sedangkan jantan yang kedua ialah jantan yang
berasal dari perubahan ikan betina.
Pada beberapa ikan yang mempunyai dua fase dalam satu siklus hidupnya, sering
didapatkan adanya perbedaan baik perbedaan morfologi maupun perbedaan warna tiap
fasenya. Keadaan tersebut sering menyebabkan terjadinya kesalahan dalam
mendeterminasi ikan itu menjadi dua nama, padahal spesies ikan itu sama. Misalnya
pada ikan Larbus ossifagus ada yang berwarna merah dan ada yang berwarna biru. Ikan
yang berwarna merah adalah ikan betina, sedangkan yang berwarna biru adalah ikan
jantan.
Ikan yang tergolong hermaprodit protandri dan hermaprodit protogini sering
disebut hermaprodit beriring. Saat masih juvenile, ikan mempunyai gonad yang
berorganisasi dua macam seks, dimana terdapat jaringan testis dan ovarium yang belum
berkembang dengan baik. Proses suksesi kelamin dari satu populasi hermaprodit
protandri atau protogini terjadi pada individu yang berbeda baik menurut ukuran atau
umur, tetapi merupakan suatu proses yang beriring. Pada ikan Gobi didapatkan setelah
suksesi itu satu proses yang kembali kepada keadaan fase yang pertama.
Contoh ikan hermaprodit protogini lainnya yaitu Belut Sawah (Monopterus albus)
dan Ikan Kerapu Lumpur (Epinephelus tauvina).

Gambar 5. Belut Sawah (Monopterus albus)


(Sumber: http://www.columbia.edu/itc/cerc/danoff-
burg/invasion_bio/inv_spp_summ/Monopterus_albus.html)
d. Gonokharisma
Gonokharisme yaitu kondisi seksual berganda, pada saat ikan dalam tahap juvenil
gonadnya tidak mempunyai jaringan yang jelas status jantan atau betinanya. Gonad
tersebut kemudian berkembang menjadi semacam ovarium, setelah itu setengah dari
gonadnya menjadi ovarium (menjadi ikan betina) dan setengahnya lagi menjadi testis
(menjadi ikan jantan). Gonokhoris yang seperti itu dinamakan gonokhoris yang tidak
berdiferensiasi (keadaannya tidak stabil dan dapat terjadi interseks yang spontan).
Contoh dari gonokhoris yang tidak berdiferensiasi yaitu Anguilla anguilla dan Salmo
gairdneri irideus. Ikan gonokhorisme yang berdiferensiasi sejak dari mudanya sudah
ada perbedaan antara jantan dan betina yang sifatnya tetap sejak dari kecil sampai
dewasa, sehingga tidak terdapat spesies yang interseks.
Selain gonokhorisme yang tidak berdiferensiasi, ada juga gonokhorisme yang
berdiferensiasi. Ikan yang termasuk kedalam ikan gonokhorisme yang berdiferensiasi
sejak tahap juvenile mempunyai perbedaan antara jantan dan betina yang sifatnya tetap
sampai dewasa, sehingga tidak terdapat spesies yang interseks.

Gambar 5. Anguilla anguilla


(Sumber: http://www.fisheat.it/eel-anguilla-anguilla/)

III. Daftar Pustaka

https://www.academia.edu/11007439/Seksualitas_Ikan
Effendi, M, 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusantara. Yogyakarta.
Fujaya, 2005. Analisis hasil tangkapan sumberdaya ikan ekor kuning (Caesio cuning).
University Maritime Raja Ali Haji.
Poberson, 2011. Sifat Seksual Primer dan Sekunder Hermaprodit Pada Ikan. Dari:
https://pobersonaibaho.wordpress.com/2011/03/25/sifat-seksual-primer-dan-sekunder-
hermaprodit-pada-ikan/ (diakses pada tanggal 10 Februari 2015 pada pukul 16.00
WIB).

Anda mungkin juga menyukai