Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biologi Perikanan yang diampu
oleh:
Dra. Titin Herawati, S.Pi., M.Si.
Oleh:
Haidar Fathurrahman
230110150159
2017
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur penyusun panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas limpahan
nikmat dan karunia-Nya penyusun dapat dengan lancar menyusun paper ini sesuai
waktu yang telah ditentukan.
Paper mengenai seklualitas pada ikan ini disusun untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Biologi Perikanan yang diampu oleh Dra. Titin Herawati, S.Pi., M.Si.
dengan harapan pembaca pada umumnya dan penyusun secara khususnya dapat
memahami apa yang dibahas dalam paper ini.
Penyusun sadari betul bahwa masih terdapat banyak kekurangan yang didapati
dalam paper ini, untuk itu penyusun sampaikan permohonan maaf atas segala
kekurangan tersebut. Kritik dan saran yang membangun sangat penyusun harapkan
untuk pembuatan paper yang lebih baik di kemudian hari.
Ucapan terimakasih tak lupa penyusun sampaikan kepada semua pihak yang
telah ikut berpartisipasi dalam pembuatan paper ini. Akhir kata, semoga paper ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan penyusun secara khususnya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Gambar 2. Perbedaan Rahang pada Ikan salmon jantan dan betina sebagai salah satu
Dimorfisme Seksual
Dikromatisme seksual
Warna pada ikan sering merupakan ciri pengenalan seksual. Secara umum boleh
dikatakan bahwa ikan jantan mempunyai warna yang lebih cemerlang daripada ikan
betina. Bagi ikan jantan warna berfungsi untuk menarik perhatian ikan betina. Variasi
warna yang menakjubkan di temukan pada banyak spesies siklid jantan pada berbagai
danau di Afrika (Kodric-Brown, 1998).
Pada ikan orange spotted sunfish (Lepomis humilis) jantan terdapat bintik jingga
yang lebih terang dan lebih banyak di bandingkan dengan ikan betina. Pinggiran
belakang sirip ekor ikan mujair (Oreochromis mossambicus) jantan berwarna merah.
Pinggiran belakang sirip ekor ikan mujair (Oreochromis mossambicus) jantan
berwarna merah.
Gambar 3. Perbedaan warna tubuh dan sirip ekor pada ikan mujair (kiri) dan orange spot pada
Lepomis humilis sebagai contoh dikromatisme seksual
Pada umumnya ikan jantan mempunyai warna yang lebih cerah dan lebih menarik dari
pada ikan betina. Pada dasarnya sifat seksual sekunder dapat dibagi menjadi dua yaitu:
a. Sifat seksual sekunder yang bersifat sementara, hanya muncul pada waktu musim
pemijahan saja. Misalnya ovipositor, ikan Rhodeus amarus yaitu alat yang dipakai
untuk menyalurkan telur ke bivalvia, adanya semacam jerawat di atas kepalanya
pada waktu musim pemijahan. Banyaknya jerawat dengan susunan yang khas pada
spesies tertentu bisa dipakai untuk tanda menentukan spesies, contohnya ikan
Nocomis biguttatus dan Semotilus atromaculatus jantan.
b. Sifat seksual sekunder yang bersifat permanent atau tetap, yaitu tanda ini tetap ada
sebelum, selama dan sesudah musim pemijahan. Misalnya tanda bulatan hitam pada
ekor ikan Amia calva jantan, gonopodium pada Gambusia affinis, clasper pada
golongan ikan Elasmobranchia, warna yang lebih menyala pada ikan Lebistes, Beta
dan ikan-ikan karang, ikan Photocornycus yang berparasit pada ikan betinanya dan
sebagainya.
Gambar 4. Tanda Hitam pada ekor ikan Amia calva
Hermaprodit protogini
Hermaprodit protogini adalah sifat perubahan kelamin dari betina menjadi
jantan. Keadaan yang sebaliknya dengan hermaprodit protandri. Pada beberapa ikan
yang termasuk golongan ini sering terjadi sesudah satu kali pemijahan, jaringan
ovariumnya mengkerut kemudian jaringan testisnya berkembang.
Ikan-ikan dari famili Serranidae dan famili Labridae tergolong hermaprodit
protogini. Ikan Kerapu (Cromileptes, Epinephelus, Pletropomus) dan ikan napoleon
(Cheilinus undulatus) merupakan ikan yang bersifat hermaprodit protogini. Perubahan
kelamin (change sex) dari betina ke jantan dipengaruhi oleh ukuran, umur dan
spesiesnya. Pada kerapu lumpur (Epinephelus suillus/ Epinephelus tauvina) transisi dari
betina ke jantan terjadi setelah ikan mencapai ukuran panjang badan 660-720 mm.
Testes mulai matang pada ukuran 740 mm atau berat 11 kg. Transformasi dari betina ke
jantan ini memerlukan waktu yang cukup lama dan dalam kondisi alami.
Salah satu spesies ikan di Indonesia yang sudah dikenal termasuk ke dalam
golongan hermaprodit protogini ialah ikan belut sawah (Monopterus albus). Ikan ini
memulai siklus reproduksinya sebagai ikan betina yang berfungsi, kemudian berubah
menjadi ikan jantan yang berfungsi. Urutan daur hidupnya yaitu : masa juvenile yang
hermaprodit, masa betina yang berfungsi, masa intersek dan masa terakhir masa jantan
yang berfungsi.
Gambar 8. Ikan Monopterus albus sebagai contoh ikan Hermaprodit protogini
2.3.2 Gonokhorisme
Gonokhorisme adalah kondisi seksual ganda, dimana pada ikan tahap juvenil
gonadnya tidak mempunyai jaringan yang jelas status jantan atau betina (Effendi, 1979).
Sifat gonokhorisme pada ikan terbagi dua, yaitu ada yang berdiferensiasi dan ada
yang tidak berdiferensiasi. Pada spesies pertama, gonad yang berbeda langsung
berdiferensiasi menjadi testis dan ovarium. Pada spesies kedua, gonad yang tidak
berbeda mula-mula berkembang menjadi gonad yang menyerupai ovarium dan
kemudian lebih kurang setengahnya menjadi jantan dan setengahnya yang lain menjadi
betina (Effendi, 1979).
Gonad tersebut kemudian berkembang menjadi semacam ovarium, setelah itu
setengah dari individu ikan ikan itu gonadnya menjadi ovarium (menjadi ikan betina)
dan setengahnya lagi menjadi testis (menjadi ikan jantan). Gonokhoris yang demikian
dinamakan gonokhoris yang tidak berdiferensiasi:, yaitu keadaannya tidak stabil dan
dapat terjadi interseks yang spontan. Misalnya Anguilla anguilla dan Salmo gairdneri
irideus adalah gonokhoris yang tidak berdiferensiasi. Ikan gonokhorisme yang
berdiferensiasi sejak dari mudanya sudah ada perbedaan antara jantan dan betina yang
sifatnya tetap sejak dari kecil sampai dewasa, sehingga tidak terdapat spesies yang
interseks (Rahardjo dkk, 2011).
Secara garis besar, seksualitas pada ikan sama prinsipnya dengan seksualitas
pada hewan yang terdiri dari dua jenis, yaitu jenis jantan dan betina. Ikan dikatakan
jantan apabila ikan tersebut mempunyai organ penghasil sperma, sedangkan ikan betina
adalah ikan yang mempunyai organ penghasil telur.
Sifat seksual primer pada ikan di tandai dengan adanya organ yang
secaralangsung berhubungan dengan proses reproduksi, yaitu ovarium dan pembuluhnya
pada ikan betina, dan testis dengan pembuluhnya pada ikan jantan. Sifat seksual
sekunder ialah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk membedakan ikan jantan dan
ikan betina.
Hermaprodit (hermaphrodite) adalah sifat seksual ikan yang membawa jaringan
jantan dan betina dalam tubuhnya atau menghasilkan sprematozoa dan ovum secara
bersamaan. Berdasarkan sifat perubahannya, hermaprodit dibagi menjadi 3, yaitu
hermaprodit sinkroni, hermaprodit protogini, dan hermaprodit protandri.
Gonokhorisme adalah kondisi seksual ganda, dimana pada ikan tahap juvenil
gonadnya tidak mempunyai jaringan yang jelas status jantan atau betina.
DAFTAR PUSTAKA
Yudha, Sona. 2015. Seksualitas pada Ikan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Padjadjaran. Jatinangor.