BIOLOGI PERIKANAN
Oleh : Kelompok 3
Oleh : Kelompok 3
Praktikum
sebagai salah satu syarat untuk mengikuti Ujian Akhir Semester
pada Mata Kuliah Biologi Perikanan
i
HALAMAN PENGESAHAN
ii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Wassalamualaikum Wr. Wb
iii
iv
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................................. iii
DAFTAR ISI .............................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL........................................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR................................................................................................... v
I. PENDAHULUAN
I.1. Dasar Teori .................................................................................................. 1
I.2. Tujuan Dan Manfaat...................................................................................... 3
I.3. Alat Dan Bahan............................................................................................ 3
IV. PENUTUP
4.1. Kesimpulan................................................................................................... 16
4.2. Saran............................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................. 17
LAMPIRAN................................................................................................................ 19
v
DAFTAR TABEL
Halaman
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
vii
BAB 1. PENDAHULUAN
1
pada perkembangan gonad. Pencatatan perubahan atau tahap-tahap
kematangan gonad diperlukan untuk mengetahui perbandingan ikan-ikan yang
akan melakukan reproduksi dan yang tidak.
Dari pengetahuan tahap kematangan gonad ini, juga didapatkan
keterangan kapan ikan itu memijah, baru memijah, atau sudah selesai memijah.
Perubahan yang terjadi dalam gonad secara kuantitatif dapat dinyatakan dalam
suatu indeks yang disebut indeks kematangan gonad (IKG). Indeks ini
menunjukkan perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan termasuk
gonad yang dinyatakan dalam persen. Perubahan nilai IKG erat hubungannya
dengan tahap perkembangan telur. Umumnya gonad akan semakin bertambah
berat dengan semakin bertambahnya ukuran gonad dan diameter telur. Indeks
ini akan meningkat nilainya dan akan mencapai batas maksimum pada waktu
akan terjadi pemijahan (Effendie et al.1997).
Pada ikan betina nilai IKG lebih besar dibandingkan dengan ikan jantan.
Menurut Nikolsky (1963) beberapa aspek reproduksi berupa faktor kondisi,
ukuran ikan pertama kali matang gonad, indeks kematangan gonad, fekunditas,
diketahui untuk kepentingan pengelolaan perikanan dan kelestarian spesies.
2
digunakan untuk menaksir potensi telur yang akan dikeluarkan (Hossain et al.
2012). Komponen dari fekunditas ini adalah fekunditas umur spesifik. Bila
struktur umur dan jumlah masing-masing anggota diketahui, maka fekunditas
populasi dapat diketahui. Pengetahuan fekunditas dan indeks gonad somatik
(IGS) merupakan salah satu aspek yang memiliki peran penting dalam biologi
perikanan, dimana fekunditas berkaitan erat dengan studi dinamika populasi,
produksi serta stok.
Alat yang digunakan dalam praktikum terdiri dari baki, telenan, penggaris
stenlis 30 cm (tingkat ketelitian 1 mm), timbangan analitik digital (tingkat ketelitian
0,0 g), dissecting set, tisu, kaca pembesar dan alkohol 5% untuk mengawetkan
gonad.
3
BAB 2. PROSEDUR KERJA
1) Siapkan alat dan bahan yang diperlukan. Pastikan ikan bersih dari kotoran
yang menempel.
2) Timbanglah berat ikan.
3) Letakkan ikan di atas telenan yang telah dialasi dengan busa sterofoam.
Pastikan posisi kepala berada di sebelah kiri dan bagian abdomen (perut)
menghadap praktikan (Gambar 1). Kemudian ukur panjang ikan dengan
penggaris.
4
2.2 Tingkat Kematangan Gonad
5
2) Ukurlah panjang ikan (panjang total dan panjang standar)dan berat ikan
(Gambar 2). Catat hasil pengukuran pada form data TKG. Berilah kode atau
label pada ikan yang telah diukur dan letakkan di baki.
SL
TL
7) Amatilah morfologi gonad (lihat Tabel 1) dan catat hasil pengamatan pada
kolom deskripsi gonad (form data TKG).
8) Tentukan TKG ikan yang Anda amati pada kolom TKG
6
Gonad mengisi ½ bagian rongga bawah tubuh
Testes dan ovarium berbentuk bulat telur, kemerah-merahan
III Perkembangan I
dengan pembuluh darah kapiler.
Telur dapat terlihat oleh mata seperti serbuk putih.
Testes putih kemerah-merahan, tidak ada sperma kalau
bagian perut ditekan.
IV Perkembangan II Ovarium oranye kemerah-merahan, telur jelas dapat
dibedakan, berbentuk bulat telur.
Ovarium mengisi 2/3 bagian ronga bawah tubuh..
■ Gonad mengisi rongga bawah tubuh.
Testes berwarna putih, keluar tetesan sperma jika perut
V Bunting/Matur
ditekan.
Telur berbentuk bulat, beberapa sudah jernih dan masak
■ Telur dan sperma kelur dengan sedikit tekanan ke perut
VI Mijah/Spawning (stripping). Telur berwarna jernih dan beberapa berbentuk
bulat telur dalam ovarium
■ Gonad belum kososng sama sekali, tidak ada telur yang
VII Mijah/Salin
bentuknya bulat telur
Testes dan ovarium kosong dan berwarna merah.
VIII Salin/Spent
Beberapa telur dalam keadaan dihisap kembali
IX Pulih Salin ■ Testes dan ovarian jernih abu-abu merah
9) Awetkan gonad ikan betina yang telah matang (TKG III dan IV) dalam alcohol
5% dalam wadah berlabel. Simpan dalam freezer.
10) Lakukan analisis data untuk mendapatkan rasio jenis jenis kelamin ikan,
hubungan TKG dengan panjang tubuh ikan dan GSI.
7
8
BAB 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
Kerajaan: Animalia
Ordo: Perciformes
Famili: Serranidae
Genus: Plectropomus
Spesies: P. leopardus
9
Gambar 3. Ikan kerapu merah
Dari hasil pengamatan ini, telah diidentifikasi seksualitas dari ikan kerapu
merah. Ikan kerapu kerapu merah termasuk jenis ikan hermaphrodit protogini
yaitu berubah kelamin dari betina menjadi jantan pada ukuran tertentu. Effendi
(2002) menyatakan bahwa ikan kerapu merupakan jenis ikan bertipe hermaprodit
protogini, dimana proses diferensiasi gonadnya berjalan dari fase betima ke fase
jantan atau ikan kerapu ini memulai siklus hidupnya sebagai ikan betina
kemudian berubah menjadi ikan jantan. Fenomena perubahan jenis kelamin
pada ikan kerapu sangat erat hubungannya dengan aktivitas pemijahan, umur,
indeks kelamin dan ukuran (Turangan 2000).
Pada hasil pengamatan, Panjang ikan kerapu didapat SL 18 cm (180,0
mm) sedangkan TL 24 cm (240,0 mm). Berat ikan yaitu 172,91 gram, berat
gonad ikan 10,83 gram, dan berjenis kelamin Betina.
Menurut pendapat Setiawan et al. (2019) mengungkapkan bahwa
perubahan kelamin pada spesies kerapu sunu (P.leopardus) terjadi pada ukuran
≥ 42 cm, kecepatan pertumbuhan spesies ini lambat, yang merupakan salah satu
ciri utama ikan berumur panjang. Adapun usia ikan kerapu sunu dapat mencapai
26 tahun dengan panjang maksimum 1200 mm. Berdasarkan hasil penelitian
Alamsyah et al. (2013) bahwa ikan yang memiliki gonad betina berada pada
kisaran ukuran panjang 29-40 cm dengan bobot 300-1200 g sedangkan untuk
ikan jantan memiliki kisaran ukuran panjang 41-46 cm dengan bobot tubuh 1000-
1500 gram.
10
3.2 Tingkat kematangan Gonad
Hasil Pengamatan
Panjang Jenis
Berat Berat
No ikan (mm) Kelami Deskripsi gonad TKG
Ikan (g) gonad (g)
SL TL n
Tekstur lembek dan
20 23,1 26,2 479,1 J 13,111 II
berwarna pucat
Warna oranye
21 23,2 26,1 53,99 B 18,106 kemerahan dan telur IV
jelas
Kecil dan telur tidak
22 23,3 27,1 44,10 B 11,384 I
nampak
Warna oranye
23 22,1 26,1 64,43 B 20,681 kemerahan, padat dan IV
terlihat telur
Berlendir,warna putih
24 25,1 28,6 52,53 J 14,352 III
terang
Kemerahan,terdapat
25 22,5 25,4 59,01 B 13,456 III
telur namun tidak jelas
Warna putih pucat dan
26 23,4 27,3 44,24 J 13,536 II
lembek
27 23,9 27,7 49,58 J 11,576 Warna putih pucat II
Warna pucat, berlendir
28 21,9 25,4 57,13 J 13,246 II
dan lembek
Warna putih pucat dan
29 22,5 25,5 54,02 J 12,806 II
berlendir
Padat, warna oranye
30 22,9 25,9 45,63 B 17,661 IV
terang dan terlihat telur
31 22,1 25,5 53,00 J 12,376 Warna putih susu pucat II
Warna pucat dan
32 23,5 26,9 48,90 J 13,123 II
lembek
33 22,7 26,2 43,50 J 13,053 Lembek,berlendir,pucat II
34 21,5 26,9 62,12 J 12,608 Warna abu-abu pucat II
Warna oranye
35 23,5 27,4 56,21 B 19,733 kemerahan dan telur IV
terlihat jelas
36 23,3 26,9 67,20 B 16,983 Warna oranye IV
kemerahan dan telur
11
terlihat jelas
Warna merah pucat dan
37 22,5 26,1 48,18 J 12,946 II
berlendir
Warna oranye
38 24,9 28,7 48,22 B 18,957 kemerahan dan telur IV
terlihat jelas
Perbandingan 11 : 8
8 8
= = 0,7 : = 1
11 8
Wg
Gsi = X 100 %
Wb
12
11,57 g
ikan 8 (27) Gsi = x 100 % = 23,3
49,58 g
13,24 g
ikan 9 (28) Gsi = x 100 % = 23,1
57,13 g
12, 80 g
ikan 10 (29) Gsi = x 100 % = 23,6
54,02 g
17,66 g
ikan 11 (30) Gsi = x 100% = 38,7
53,00 g
12,37 g
ikan 12 (31) Gsi = x 100 % = 23,3
53,00 g
13 ,12 g
ikan 13 (32) Gsi = x 100 % =26,8
48,90 g
13,05 g
ikan 14 (33) Gsi = x 100 % = 30
43,50 g
12,60 g
ikan 15 (34) Gsi = x 100 % = 20,2
62,12 g
19,73 g
ikan 16 (35) Gsi = x 100 % = 35,0
56,22 g
16,98 g
ikan 17(36) Gsi = x 100 % =25,2
48,18 g
12,94 g
ikan 18 (37) Gsi = x 100 % = 26,8
48,18 g
18,95 g
ikan 19 (38) Gsi = x 100 % = 39,2
48,22 g
Hubungan panjang tubuh ikan dan GSI adalah berbanding lurus yaitu
semakin panjang tubuh ikan maka semakin besar pula nilai GSI yang diperoleh
sehingga ovarium yang lebih matang memiliki bobot dan ukuran dan ukuran lebih
besar, termasuk penambahan dari ukuran telur.
tabel 1.4 Indeks kematangan gonad
Pada hasil penelitian telah ditemukan bahwa jumlah ikan jantan lebih
banyak daripada ikan betina. Gonad ikan jantan rata-rata berada pada TKG II
13
yaitu pada fase menuju masak sedangkan pada ikan betina rata-rata berada
pada TKG IV yaitu fase matang gonad. Terlihat pada tabel 1.4 bahwa rata-rata
gonad ikan Julung-julung yang diteliti berada pada TKG II yang berarti ikan
menuju fase masak gonad.
14
15
Hasil praktikum, didapatkan jumlah dan berat telur ikan seperti berikut:
Tabel 1.5 Jumlah telur dan berat telur
No Jumlah telur(g) Berat telur(g) Berat gonad(g)
21 609 12,62 17,11
23 418 11,97 20,68
25 310 11,19 13,46
30 425 12,27 17,66
35 895 12,94 19,73
36 850 12,23 16,98
38 678 18,82 18,95
Wg x
F:
Q
Q : berat telur
Wg : berat gonad
X = jumlah telur
18,10 x 609
21. F = = 873,4
12,62
20,68 x 418
23. F = = 722,1
11,97
13,48 x 310
25. F = = 373,4
11,19
17,66 x 425
26. F = = 611,6
12,27
19,73 x 895
35. F = = 811,3
12,94
16,98 x 850
36. F = = 1,180
22,23
12,95 x 678
38. F = = 682,6
18,826
16
Jumlah telur paling banyak ditemukan pada ikan julung-julung dengan
kode nomor 35 yaitu sebanyak 895 telur, sedangkan jumlah telur paling sedikit
ditemukan pada kode ikan nomor 25 yaitu hanya sebanyak 310 telur.
Menurut Nikolsky (1963) bahwa faktor yang dapat mempengaruhi jumlah
telur pada ovari ikan yaitu umur/ukuran individu ikan, jenis dan jumlah makanan
yang dimakan, lingkungan tempat ikan itu hidup dan faktor fisiologi tubuh.
17
BAB 4. KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
4.2 Saran
18
DAFTAR PUSTAKA
Hossain,M. A., Ngo, H. Hao, W. S. Guo and Nguyen,T. V.. 2012. Removal of
Copper from Water by Adsorption onto Banana Peel as Bioadsorbent. Int.
J. of GEOMATE, Vol. 2, No. 2 (Sl. No. 4), pp. 227-234
Bagenal, T.B. dan E. Braun, 1968. Eggs and Early Life History, dalam W.E.
Ricker (ed), 1968. Methods for Assessment of Fish Production in Fresh
Waters. Blackwell Scientific Publications, Oxford and Edinburg.
Setiawan, H., A.Fahrudin, dan M.M. Kamal. 2019. Analisis Hubungan Panjang
Berat Pada Ikan Hermaphrodit: Kerapu Sunu (Plectropomus leopardus)
dan Kerapu Macan (Epinephelus fuscoguttatus). Jurnal Biologi Tropis. 19
(2) : 124 – 130
19
Alamsyah, A.S., L. Sara, dan A. Mustafa. 2013. Studi Biologi Reproduksi Ikan
Kerapu Sunu (Plectropomus areolatus) pada Musim Tangkap. Jurnal
Mina Laut Indonesia. 1(1):73-83.
20
LAMPIRAN
21
22