Anda di halaman 1dari 7

Laporan Praktikum Alat Penangkapan Ikan Nama : M.

Radiansyah Putra
NIM : 1811103010010

IDENTIFIKASI ALAT TANGKAP


BAGAN APUNG

1.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagian-bagian bagan apung;
2. Untuk mengetahui tiap jenis bahan yang digunakan untuk membuat bagan
apung;
3. Untuk mengetahui bagaimana cara pengoperasian bagan apung;
4. Untuk mengetahui alat bantu penangkapan alat tangkap bagan apung;
5. Untuk mengetahui daerah operasional bagan apung;
6. Untuk mengetahui jenis komoditi tangkapan bagan apung;
7. Untuk mengetahui hal-hal yang mempengaruhi keberhasilan penangkapan
dengan menggunakan bagan apung;

1.2 Tinjauan Pustaka


Bagan diklasifikasikan menjadi dua golongan yaitu : bagan tancap dan bagan
terapung. Berdasarkan alat pengapungnya bagan dibagi menjadi tiga golongan yaitu :
1) bagan apung satu perahu, 2) bagan apung dua perahu, 3) bagan apung memakai
rakit. Bagan tancap merupakan alat penangkapan yang menetap pada suatu tempat
dalam waktu tertentu sedangkan bagan apung merupakan alat penangkapan yang dapat
berpindahpindah dan menggunakan lampu sebagai alat untuk menarik perhatian ikan.
Alat ini hanya dioperasikan pada malam hari pada perairan yang arusnya tidak terlalu
kuat (Hanim, 1995).
Jaring angkat atau bagan dalam beberapa tipe yaitu, tipe bundar, segi empat,
empat persegi panjang dan Iainlain. Jaring pengangkat mempunyai bingkai yang dapat
menangkap ikan ketika jaring-jaring tersebut diangkat secara vertikal. Sebagian besar
jaring digantung, sehingga ikan akan menghampiri jaring dengan bantuan umpan atau
cahaya lampu, setelah itu jaring diangkat dengan cepat untuk menangkap ikan tersebut.

1
Spesies yang akan ditangkap adalah ikan yang mempunyai kebiasaan bergerombolan
dan suka pada cahaya lampu atau umpan (Kamal, 1991).
Penangkapan ikan dengan bantuan cahaya sangat dipengaruhi oleh fase bulan,
posisi bulan, keadaan cuaca, kedalaman renang ikan dan kekuatan sumber cahaya yang
digunakan. Satu siklus periode bulan terbagi dalam empat fase dan setiap fase
berlangsung selama 7-8 hari. Fase pertama (kwartir-1) dan fase ke tiga (kwartir-3)
yaitu bulan memancarkan cahaya dalam keadaan separuh bulat. Fase kedua (kwartir-
2) bulan memancarkan cahaya pumama (full moon). Kemudian fase keempat (kwartir-
4) bulan hanya sesaat dan cahayanya lemah. Wakru yang diperlukan dalam satu
periode bulan sekitar 28-29 hari (Nikonorov, 1975).
keberhasilan penangkapan ikan dengan alat bantu cahaya (light fishing) sangat
ditentukan oleh teknik penangkapan, kondisi perairan dan lingkungan serta kualitas
cahaya yang digunakan untuk memikat ikan. Adapun penetrasi cahaya yang masuk ke
dalam perairan sangat ditentukan oleh 8 sifat alamiah cahaya matahari atau bulan,
jumlah partikel yang terkandung dalam air dan banyaknya cahaya yang dipantulkan
oleh permukaan air (Effendi, 2005).

2
1.3 Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan yang didapat dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
Tabel 1. Komponen Bagan Apung
No. Nama Komponen Fungsi
1. Rumah bagan Tempat berteduh dan tempat mesin.
2. Pelataran Bagan Pijakan nelayan yang beraktivitas di atas bagan atau
tempat meletekkan hasil tangkapan.
3. Penggulung Jaring Menggulung jaring saat jaring telah selesai
digunakan.
4. Jaring Bagan Bagian utama dalam penangkapan menggunakan alat
tangkap bagan apung atau tempat tertampungnya
hasil tangkapan.
5. Perahu Penyeimbang bagan apung dan sebagai alat apung
bagan.
6. Bambu Bahan utama kerangka bagan

Tabel 2. Alat Bantu Penangkapan Bagan Apung


No. Nama Alat Fungsi
1. Lampu Alat bantu penarik ikan untuk mendekat dan
mengumbul dibawah bagan.

2. Serok Mengambil hasil tangkapan dari dalam jaring.


3. Jangkar Membuat bgan apung tetap berada didaerah
penangkapan sehingga bagan tidak hanyut terbawa
arus.
4. Labi-labi Perahu kecil yang digunakan untuk menarik bagan
menuju lokasi penangkapan, mencari lokasi
penangkapan yang baru, dan untuk mengangkut
hasil tangkapan ke darat.

1.4 Pembahasan
Bagan apung adalah alat penangkapan ikan yang merupakan suatu komponen
yang terdiri dari rumah bagan, pelataran bagan hingga jaring yang mana prinsip kerja
bagan apung tersebut adalah menurun dan menaikkan jaring ketika menemukan dan
mengangkat hasil tangkapan. Bagan apung adalah alat penangkapan ikan yang
termasuk dalam klasifikasi alat penangkapan ikan Jaring Angkat. Bagan apung juga

3
salah satu alat penangkapan ikan yanng ramah lingkungan karena lokasi penangkapan
hanya di kolom perairan saja dan menunggu ikan yang menjadi sasaran tangkapan
masuk kedalam jaring, cara kerja bagan apung yang menunggu ikan sasaran tangkap
ini membuat bagan apung termasuk kedalam alat tangkap yang bersifat pasif.
Komponen alat tangkap bagan apung terdiri dari kontruksi yang memiliki
fungsi yang berbeda-beda dalam pengoperasiannya. Kontruksi pertama bagan apung
adalah rumah bagan yanng memiliki fungsi sebagai tempat berteduhnya nelayan dan
juga sebagai tempat mesin, rumah bagan sendiri terbuat dari kayu yang menjadi
dinding dan atatp yang terbuat dari daun kelapa kering maupun pengunaan atap seng.
Pelantaran bagan adalah bagain bagan apung yang berfungsu sebagai tempat berlalu
lalang atau pijakan nelayan yang biasanya terbuat dari bambu. Kontruksi selanjutnya
ialah peggulung jaring yang berfungsi sebagai alat untuk menggulung jaring yang telah
siap digunakan. Kontruksi utama dari alat tangkap bagan apung adalah jaring bagan
yang mana bagian ini memiliki peran penting dimana ikan terkumpul dalam jaring ini,
jaring bagan terbuat dari jaring berbahan PP (Poly Prohylene). Kontruksi vital
selanjutnya adalah perahu yang berfungsi sebagai alat penyeimbang dan sebagai alat
apung bagan apung.
Alat bantu penangkapan yang digunakan dalam proses penagkapan ikan
menggunakan bagan apung diantaranya seperti penggunaan lampu yang digunakan
untuk memikat ikan sehingga ikan berkumpul di bawah jaring bagan dengan warna
yang umum dipakai adalah warna hijau, merah dan putih. Alat bantu penangkapan
selanjutnya adalah serok yang berfungsi untuk mengambil hasil tangkapan dari dalam
jaring bagan. Alat bantu yang digunakan untuk tetap membuat bagan apung tidak
terbawa oleh arus adalah jangkar. Daerah di Indonesia khususnya di aceh mempunya
sebutan yang berbeda untuk alat bantu penangkapan yang satu ini seperti labi-labi, bot
cewek, dan juga dewi-dewi yang berfungsi untuk menarik bagan menuju lokasi
penangkapan, mencari lokasi penangkapan yang baru, dan untuk mengangkut hasil
tangkapan ke darat.
Daerah pengoperasian bagan apung adalah < 3 mil dari bibir pantai. Kelebihan
bagan apung adalah ramah lingkungan karena sifatnya yang pasif yang hanya
beroperasi di kolom perairan, dan juga biaya operasional yang terjangkau. Namun
kekurangan yang dimiliki oleh bagan apung adalah hasil tangkapan yang didapat
hanya ikan pelagis kecil saja. Hasil tangkapan utama yang diperoleh dengan

4
penggunaan bagan apung adalah ikan teri dengan hasil tangkapan sampingan berupa
cumi-cumi, gurita, tembang, dan pepetek. Hasil tangkapan utama dan hasil tangkapan
sampingan yang didapat dengan alat tangkap bagan apung adalah jenis ikan yang
bersifat phototaksis positif yaitu jenis ikan yang menyukai atau tertarik terhadap
cahaya.

5
DAFTAR PUSTAKA

Effendy, A. 2005. Tingkah Laku Ikan Hubungannya dengan Metode Pengoperasian


Alat Tangkap Ikan. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan. Institut
Pertanian Bogor. Bogor.

Hanim.1995. Analisis Usaha Bagan Kapal Motor dan Bagan Perahu Studi Kasus di
Kelurahan Pasir Kecamatan Koto Tangah. Padang.

Kamal, 1991. Sebaran Alat Penangkap Ikan Di Wilayah Pengelolaan Perikanan


Indonesia. Semarang.

Nikoronov, 1975. Interaction of Fishing Gear with Fish Aggregations. Jerussalem

6
LAMPIRAN

Gambar 1. Rumah Bagan Gambar 2. Penggulung Gambar 3. Jaring Bagan

Gambar 4. Perahu Bagan

Anda mungkin juga menyukai