Anda di halaman 1dari 4

METODE PENGOPERASIAN ALAT TANGKAP BUBU

Haidar Fathurrahman

Program Studi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Padjadjaran
Korespondensi : fathurrahmanhaidar.hf@gmail.com

Abstrak
Tulisan ini berisikan mengenai metode pengoperasian alat tangkap bubu. Bubu merupakan salah satu alat
tangkap yang banyak digunakan oleh nelayan di perairan Indonesia. Alat tangkap ini tergolong ke dalam
jenis alat tangkap dengan prinsip menjebakan ikan dan bersifat pasif. Biasanya, alat tangkap ini digunakan
untuk menangkap ikan-ikan karang dan kepiting rajungan, sehingga banyak dioperasikan di dasar
perairan. Pengoperasian alat tangkap bubu ini nyatanya memiliki keterbatasan. Hasil tangkapan per satu
unit bubu yang didapatkan relatif terbatas, sehingga untuk mensiasati hal tersebut para nelayan
mengoperasikan alat tangkap ini dalam jumlah banyak. Tujuan dari disusunnya tulisan ini adalah untuk
mengetahui prinsip kerja dasar alat tangkap bubu dan bagaimana alat tangkap bubu dioperasikan. Prinsip
dasar pengoperasian alat tangkap bubu adalah menjebak target tangkapan. Alat tangkap bubu dibuat
sedemikian rupa agar ikan dibuat mudah untuk masuk ke dalam alat tangkap dan terperangkap di
dalamnya.Berdasarkan beberapa jurnal dari studi pustaka yang dilakukan, alat tangkap bubu dioperasikan
sesuai dengan jenisnya. Bubu dibagi menurut metode pengoperasiannya menjadi bubu dasar, bubu
hanyut, dan bubu apung. Selain itu, ada pula jenis bubu yang dioperasikan di daerah pantai. Jenis bubu ini
sifatnya menghadang ikan atau biota laut lainnya yang pada saat pasang akan mendekati pantai dan pada
saat surut akan menjauhi pantai. Secara garis besar, metode pengoperasian alat tangkap bubu dapat
dilakukan dengan metode manual maupun mekanis.

Kata kunci : bubu, metode, pengoperasian.

PENDAHULUAN
Bubu merupakan salah satu alat tangkap Saat ini bubu semakin popular
yang banyak digunakan oleh nelayan Indonesia . penggunaannya di tengah kalangan nelayan
Alat tangkap ini dikategorikan sebagai alat karena bahannya yang awet, dan
tangkap perangkap sehingga alat tangkap ini pengoperasiannya tidak memerlukan orang
bersifat pasif atau menetap di dasar perairan yang banyak. Menurut Alcalla dan Russ (2004) dalam
bertujuan menangkap ikan-ikan karang atau Assir et al. (2012), bubu merupakan alat tangkap
rajungan. (Hatapayo 2004 dalam Anna dan Aulia yang paling banyak menangkap ikan karang
2015). Alat tangkap ini mulai digunakan oleh dengan hasil yang memuaskan sehingga telah
nelayan untuk menangkap rajungan pada awal banyak di gunakan di Indonesia bahkan telah
tahun 2000 (Nurhakim 2000 dalam Lintang 2017). direkomendasikan sebagai alat tangkap yang
Monintja dan Martasuganda (1991) dalam ramah lingkungan. Akan tetapi, menurut Jennings
Anna dan Aulia (2015) menyatakan bahwa bubu et al. (2001) dalam Assir et al. (2012) alat tangkap
merupakan alat tangkap yang tergolong ini memiliki keterbatasan. Hasil tangkapan tiap
tradisional serta memiliki beberapa satu unit bubu yang relatif terbatas membuat
keistimewaan, diantaranya proses pembuatannya para nelayan harus mengoperasikannya dalam
yang mudah dan ekonomis, mudah dioperasikan, jumlah yang tidak sedikit yang biasanya
hasil tangkapan didapat dalam keadaan segar, dirangkaikan dalam seutas tali yang
ramah lingkungan, dan bersifat fleksibel. Bubu menghubungkan beberapa bubu sekaligus.
adalah perangkap yang mempunyai satu atau dua Bubu banyak digunakan oleh nelayan
pintu masuk dan dapat diangkat ke beberapa karena memiliki beberapa kelebihan khususnya
daerah penangkapan dengan mudah, dengan bagi nelayan tradisional, diantaranya
atau tanpa perahu (Rumajar 2002 dalam Anna pengoperasiannya yang mudah, fleksibel
dan Aulia 2015). sehingga dapat dibawa dalam jumlah yang
banyak dengan kapal kecil sekalipun dan harga hanya mampu digunakan untuk menangkap
relatif murah dibanding jenis alat tangkap lainnya. mangsa dalam satuan (single). Secara mekanis,
Keberhasilan penangkapan ikan menggunakan pengoperasian alat tangkap bubu terbagi menjadi
bubu ini ditentukan oleh beberapa factor, tiga metode, diantaranya:
diantaranta desain alat tangkap dan attraction  Spring Traps, yaitu mekanisme dari mulut
factor, yang meliputi umpan, bahan pembuat alat bubu yang dapat menutup karena batang
dan dimensi pintu masuk (Baskoro 2005 dalam elastis yang dibengkokkan
Nado 2011).

METODOLOGI
Paper ini ditulis dengan menggunakan
metode studi pustaka terhadap beberapa jurnal
hasil penelitian mengenai alat tangkap bubu
khususnya metode pengoperasiannya. Salah
satunya Strategi Pengaturan Penangkapan
Berbasis Populasi dengan Alat Tangkap Bubu
Rangkai pada Perikanan Rajungan: Studi Kasus di Gambar 1. Metode pengoperasian spring traps
Perairan Kabupaten Konawe Sulawesi Tenggara.
 Gravity Traps, yaitu mekanisme
menutupnya mulut bubu karena
HASIL DAN PEMBAHASAN gantungan beban yang dengan mudah
Prinsip dasar pengoperasian alat tangkap akan menimpa target tangkapan dan
bubu adalah menjebak target tangkapan. Alat dibantu dengan umpan.
tangkap bubu dibuat sedemikian rupa agar ikan
dibuat mudah untuk masuk ke dalam alat tangkap
dan terperangkap di dalamnya. Menurut Brandt
(1984) dalam Anna dan Aulia (2015) bubu dibagi
menurut metode pengoperasiannya menjadi
bubu dasar, bubu hanyut, dan bubu apung. Selain
itu, ada pula jenis bubu yang dioperasikan di
daerah pantai. Jenis bubu ini sifatnya
menghadang ikan atau biota laut lainnya yang
pada saat pasang akan mendekati pantai dan
pada saat surut akan menjauhi pantai. Gambar 2. Metode pengoperasian Gravity
Menurut Ika (2013) dalam Septiani dan Traps
Witantara (2017) menyatakan bahwa metode
pengoperasian bubu secara garis besar terbagi  Box Traps, yaitu metode menutupnya
menjadi dua, yaitu manual dan mekanis. Metode mulut bubu karena prinsip gravitasi.
manual yaitu mekanisme penangkapan yang Penutup bukaan mulut bubu diatur oleh
banyak melibatkan kerja nelayan dalam umpan.
pengoperasian alat tangkap bubu. Keterlibatan
nelayan cukup yang besar dan bilik masukan
(bukaan) bubu harus yang mudah dilihat oleh
nelayan menjadi kelemahan penangkapan
dengan metode manual ini. Namun, dengan
metode manual ini jumlah mangsa dapat
Gambar 3. Metode pengoperasian Box
disesuaikan dengan keinginan nelayan dan
Traps
kapasitas alat tangkap. Adapun metode
pengoperasian bubu secara mekanis yaitu
Von Brandt (1984) dalam Lintang (2017),
mekanisme dari mulut bubu yang dapat menutup
menyatakan bahwa metode pengoperasian bubu
ketika mangsa telah masuk ke dalam bubu.
tergantung dari jenis bubunya. Pengoperasian
Keterlibatan nelayan yang kecil menjadi
bubu ini dapat digunakan secara tunggal ataupun
keuntungan dari metode ini, namun metode ini
secara berganda. Cara pemasangan secara KESIMPULAN
tunggal biasanya digunakan untuk bubu dengan Bubu banyak digunakan oleh nelayan
ukuran besar. Cara pemasangan berganda karena memiliki beberapa kelebihan khususnya
digunakan untuk bubu ukuran kecil sampai bagi nelayan tradisional. Pengoperasian alat
sedang. Cara berganda ini lebih banyak dilakukan tangkap bubu berbeda-beda tergantung dari jenis
karena hasil tangkapan yang terbatas tiap unit bubu itu sendiri. Namun secara garis besar
jika dilakukan secara tunggal. Bubu-bubu pengoperasian alat tangkap bubu dapat dilakukan
berukuran kecil sampai sedang dihubungkan secara manual maupun mekanis.
menggunakan seutas tali (Jennings et al. 2001
dalam Assir et al. 2012). Bubu biasanya DAFTAR PUSTAKA
dioperasikan dengan kapal mesin yang dilengkapi Anna LY dan Aulia S. 2015. Jenis-Jenis Bubu
dengan katrol. Tempat pemasangan bubu dasar sebagai Alat Tangkap Ikan di Sungai.
biasanya dilakukan di perairan karang (Meidito Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian
2017). Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Menurut Meidito (2017), prinsip dasar Assir A, dkk. 2012. Studi Performa Desain dan
pengoperasian untuk semua jenis bubu biasannya Pengoperasian Fyke Net untuk
sama. Metode pengoperasiannya yaitu dipasang Penangkapan Ikan Karang. Jurnal Ilmu
di daerah penangkapan yang sudah diperkirakan Kelautan dan Perikanan. Torani vol 22.
adanya stok ikan. Jenis tangkapan yang biasa Makassar.
menjadi target alat tangkap bubu diantaranya .Lintang DD. 2017. Teknik Pengoperasian Alat
ikan dasar, udang, kepiting, keong, cumi-cumi Tangkap Bubu Rajungan oleh Nelayan di
dan biota lainnya. Menurut Direktorat Jendral Desa Teluk Awur Kabupaten Jepara.
Perikanan (1997), cara pengoperasian bubu Laporan Praktik Kerja Lapangan, Fakultas
dimulai dengan pemberian umpan pada tiap unit Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
bubu, selanjutnya pencarian daerah operasi Padjadjaran. Sumedang
sambil mengamati kondisi di sekitar perairan. Meidito A. 2017. Metode Pengoperasian Alat
Bubu dipasang di daerah yang menjadi habitat Tangkap Bubu. Program Studi Perikanan
bagi target tangkapan, seperti di perairan karang Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
yang merupakan habitat bagi ikan karang. Universitas Padjadjaran. Sumedang.
Menurut Lintang (2017), nelayan biasanya Mustafa A dan Abdullah. 2012. Strategi
mendiamkan dan meninggalkan alat tangkap Pengaturan Penangkapan Berbasis Populasi
bubu yang telah disimpan di daerah penangkapan dengan Alat Tangkap Bubu Rangkai pada
selama satu hari dan diangkat pada esok harinya. Perikanan Rajungan: Studi Kasus di
Seiring berkembangnya alat tangkap, proses Perairan Kabupaten Konawe Sulawesi
pengangkatan bubu pun dibantu dengan alat Tenggara. Jurnal Ilmu Perikanan dan
bantu berupa gardan. Pengangkatan bubu Sumberdaya Perairan. Aquasains.
dilakukan secara hati-hati dan perlahan agar ikan Nado, Ari Syahrur R. 2011. Uji Coba Tutupan Ijuk
dapat beradaptasi dengan berubahnya tekanan di dan Goni Pada Pengoperasian Bubu
dalam air. Setelah itu hasil tangkapan kemudian Tambun di Perairan Kepulauan Seribu.
dikeluarkan dari bubu. Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu
Waktu pemasangan dan pengangkatan alat Kelautan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
tangkap bubu bervariasi. Menurut Martasuganda Septiani A dan Witantara D. 2017. Metode
(2002) dalam Meidito (2017), waktu pemasangan Pengoperasian Alat Tangkap Bubu.
dan pengangkatan ada yang dilakukan pagi hari, Program Studi Perikanan Fakultas
siang hari, sore hari, sebelum matahari Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
tenggelam. Menurutnya, lama perendaman bubu Padjadjaran. Sumedang.
pun bervariasi, ada yang hanya direndam
beberapa jam, ada yang direndam satu malam,
ada juga yang direndam tiga sampai dengan
empat hari.

Anda mungkin juga menyukai