ABSTRAK
Bubu merupakan alat tangkap paling memungkinkan untuk penangkapan ikan hias karang,
selain itu alat tangkap ini mempunyyai kelebihan selektif untuk spesies dan ukuran, hasil tangkapan
berkualitas dan hidup, dampak terhadap lingkungan kecil, mudah dalam penyediaan bahan baku,
serta murah. Namun diisisi lain sering terjadi kegagalan saat pengoperasian, sebagai akibat
hempasan arus dasar laut yang menyebabkan posisi bubu terbalik. Melalui rekayasa bubu lipat
multifunnel, diharapkan menjadi solusi permasalahan-permasalahan yang ada saat ini. Tujuan
penelitian ini adalah merekayasa bubu lipat multifunnel, menghitung nilai hidrostatis serta uji coba
penangkapan. Metode yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dan ekperimental fishing. Bagian
bubu lipat terdiri dari rangka besi, badan jaring, mulut bubu, tempat umpan serta pintu hasil
tangkapan. Bubu didesain mempunyai enam mulut pada bagian sisi samping, bagian rangka hanya
terdapat pada sisi atas dan bawahnya saja. Proses terbukanya bubu ketika dalam air karena adanya
gaya apung pada rangka atas yang lebih besar dibandingkan gaya tenggelam pada rangka bawah,
dan perbandingan gaya total antara rangka atas dan bawah lebih besar gaya tenggelam. Besar
gaya pada rangka atas -0,2344 kgf, rangka bawah 2,2753 kgf dan gaya total bubu sebesar 2,0409
kgf. Uji coba penangkapan memperoleh ikan kerapu, ikan kakatua dan morai.
KEYWORDS
Bubu Lipat, Multifunnel, Ikan Karang, Hidrostatis, Rekayasa
Sumberdaya perikanan laut saat ini sudah terbesar bagi perikanan berkelanjutan, mata
menjadi isu dunia. Isu-isu terkait eksploitasi pencaharian mereka yang bergantung padanya
sumberdaya perikanan tangkap tidak ramah dan ekosistem laut.
lingkungan menjadi salah satu perhatian Sebagai negara maritim yang mempunyai
masyarakat dunia. PBB (United Nations) melalui potensi perikanan yang sangat besar sekaligus
program kerjanya yang tertuang dalam SDGs bagian dari anggota PBB, Indonesia juga sangat
(Sustainable Development Goal’s) nomor 14 concern terkait IUU Fishing dan ghost fishing
concern pada bidang konservasi dan (penangkapan tanpa kendali operator/nelayan),
pemanfaatan sumber daya pesisir dan laut yang tertuang dalam RJMP Perikanan
secara berkelanjutan untuk pembangunan (KKP,2019). Nelayan Indonesia masih banyak
perikanan berkelanjutan. Salah satu fokus dari melakukan kegiatan illegal fishing, baik
SDG’s no 14 ini adalah upaya pencegahan dan menggunakan alat tangkap yang illegal maupun
pemberantasan IUU Fishing atau penangkapan cara pengoperasian yang illegal, termasuk
ikan secara ilegal, tidak dilaporkan, dan tidak beberapa daerah di Jawa Timur. Kasus illegal
diatur, karena menjadi salah satu ancaman fishing di Jawa Timur banyak ditemui pada
1138
JIAT
Journal Of Innovation And Applied Technology
Volume 07, Number 01, 2021
e-ISSN:2477-7951 - p-ISSN:2502-4973
Nelayan ikan hias, dimana secara umum menjadi lebih besar apabila dibandingkan
menangkap dengan cara penyelaman dengan bubu dasar konvensional yang hanya
menggunakan kompresor serta sianida sebagai memiliki dua pintu [1; 8; 9].
alat pembius ikannya. Seperti Nelayan ikan hias Bubu adalah salah satu alternatif yang paling
di Malang Selatan dan Madura Kepulauan. memungkinkan untuk penangkapan ikan hias
Sianida sendiri mempunyai efek bius terhadap karang, selain itu bubu merupakan alat tangkap
ikan, sehingga ikan mudah ditangkap. Namun penggunaan energi rendah, selektif untuk
disisi lain sianida mempunyai efek permanen spesies dan ukuran, hasil tangkapan berkualitas
terhadap kematian terumbu karang/ bleaching bagus dan hidup, hasil tangkap berpotensi
coral [11]. Sianida hingga saat ini masih banyak kematian rendah, dampak terhadap lingkungan
digunakan untuk kegiatan penangkapan, hal ini kecil, mudah dalam penyediaan bahan baku,
dapat dipahami karena penangkapan dengan murah dalam membuat alat tangkap, namun
metode pembiusan dengan sianida merupakan disisi lain penggunaan bubu juga kadang
cara penangkapan yang paling efektif untuk menimbulkan problem lain, yaitu potensi
menangkap ikan hias setelah muroami. Muroami terjadinya ghost fishing dan akhirnya
sendiri merupakan jaring ikan karang yang berkontribusi menjadi sampah dilaut (10; 16].
sekarang dilarang dioperasikan di seluruh Selain itu, secara umum umur rangka bubu
perairan Indonesia, karena teknik pendek, karena menggunakan bahan yang
pengoperasiannya yang merusak habitat mudah korosif dan kemungkinan kegagalan saat
terumbu karang. Alternatif lain, alat setting (pengoperasian) masih tinggi, sebagai
penangkapan ikan di daerah terumbu karang akibat hempasan arus dasar laut yang
adalah bubu (traps). menyebabkan posisi bubu terbalik [6].
Bubu merupakan salah satu alat Selain itu, fenomena ghost fishing juga
penangkapan yang dikategorikan sebagai alat masih menjadi permasalahan dalam
tangkap perangkap. Bubu termasuk jenis alat pengelolaan perikanan di Indonesia, yang bisa
tangkap yang sifatnya pasif atau menetap di menyebabkan degradasi lingkungan. Ghost
dasar perairan yang bertujuan menangkap ikan- fishing sendiri merupakan fenomena dimana alat
ikan demersal. Perangkap jenis ini juga tangkap hilang dan masih bisa terus menangkap
merupakan salah satu perangkap yang ikan tanpa kendali nelayan. Berdasarkan
menghasilkan tangkapan yang ekonomis tinggi, permasalahan-permasalahan diatas maka
karena ikan yang tertangkap secara umum gagasan rekayasa Bubu Lipat Multi Funnel
dalam keadaan hidup. Seperti halnya Sebagai Alternatif Pengganti Potassium Sianida
pemanfaatan jenis ikan hias, ikan menjadi Pada Nelayan Kompresor Penangkap Ikan Hias
ekonomis tinggi apabila tertangkap dalam Untuk Mendukung SDG’s 14 (Sustainable
kondisi hidup. Development Goals). Tujuan penelitian ini
Upaya untuk meningkatkan hasil tangkapan adalah merekayasa bubu lipat multifunnel,
dan memaksimalkan pemanfaatan ikan karang, menghitung nilai-nilai parameter hidrostatis serta
dapat dilakukan dengan cara inovasi-inovasi uji coba penangkapan.
terbaru alat tangkap salah satunya adalah
dengan mendisain alat tangkap bubu dasar yang BAHAN DAN METODE
memiliki multi pintu (lebih dari dua pintu masuk Metode penelitian yang digunakan dalam
ikan), dengan bahan dasar yang bisa bertahan kegiatan penelitian ini adalah dengan
lama apabila sering direndam di dasar air laut menggunakan metode deskriptif analitik dan
yang memiliki kandungan kadar garam yang experimental fishing. Penelitian ini secara umum
tinggi. Keuntungan mendisain alat tangkap Bubu terbagi menjadi 2 tahapan, yaitu; 1) Tahap
dasar multi pintu ini adalah peluang ikan yang pembuatan bubu lipat multi funnel menggunakan
masuk dan terperangkap di badan bubu ini metode diskriptif, menjelaskan setiap proses
dapat disimpulkan bahwa pada rangka bagian disimpulkan bahwa bagian bawah bubu tersebut
atas dapat mengapung sehingga mulut bubu dapat tenggelam ke dasar laut. Bubu multifunnel
dapat terbuka. Bubu multifunnel memiliki total memiliki total nilai gaya apung sebesar -
nilai gaya apung sebesar -0,777138 dan total 0,777138 dan total nilai gaya tenggelam sebesar
nilai gaya tenggelam sebesar 2,792865 2,792865 sehingga alat tangkap bubu
sehingga alat tangkap bubu multifunnel akan multifunnel akan tenggelam pada dasar
tenggelam pada dasar perairan. perairan. Uji coba lapang masih terdapat
kelemahan yang pertama yaitu terdapat pada
Uji Coba Penangkapan ukuran bubu yang kurang besar. Kelemahan
Berdasarkan Tabel 10 diperoleh hasil yang kedua yaitu terdapat pada desain pintu
tangkapan yang didapatkan pada bubu bubu multifunnel, pintu bubu dinilai tidak cukup
multifunnel sebanyak 4 ekor ikan. Ikan yang untuk menahan ikan yang berontak untuk
paling besar yang tertangkap pada bubu meloloskan diri karena banyak umpan yang
multifunnel yaitu jenis belut Morai terdapat pada habis pada bubu multifunnel tersebut.
ulangan ke 7 dengan berat 5 kg, sedangkan
tangkapan terkecil yaitu jenis ikan luwu-luwu UCAPAN TERIMA KASIH
pada ulangan ke 3 dengan berat 65 gram.
Rendahnya hasil tangkapan pada alat Penelitian ini merupakan salah satu bagian
tangkap peneliti disebabkan oleh beberapa dari program Hibah Peneliti Pemula (HPP) tahun
faktor seperti konstruksi pintu bubu itu sendiri, 2020 di Universitas Brawijaya. Peneliti
keadaan daerah penangkapan, dan menyampaikan terima kasih yang sebesar-
pengetahuan tentang tingkah laku ikan karang besarnya kepada seluruh pihak yang membantu
yang khususnya berkaitan dengan umpan. kelancaran proses penelitian ini.
Umpan yang digunakan berupa ikan layang,
umpan yang digunakan harus memiliki sifat-sifat REFERENCES
yang mampu merangsang indra penciuman atau
[1] Anung, A. dan H.R. Barus. 2000. Pengaruh
penglihatan target yang ditangkap. Faktor yang
Jumlah Mulut, Jenis Umpan dan
mempengaruhi hasil tangkapan perangkap ialah
Lama Perendaman Bubu
soaking time, habitat, rancangan perangkap,
Terhadap Hasil Tangkapan
umpan, dan tahapan siklus hidup dari spesies
Ikan Demersal di Selat Sunda.
target. [4; 5; 12; 13; 14]
Prosiding Seminar Hasil
Penelitian Perikanan 1999/2000.
KESIMPULAN dan SARAN
Pusat Penelitian dan
Desain kontruksi bubu multifunnel yang Pengembangan Eksplorasi Laut
fleksibel dengan funnel berjumlah enam dengan dan Perikanan. Jakarta. Hal 133
dilengkapi komponen yang terdiri dari badan – 139.
jaring, rangka bubu, rangka funnel, pelampung,
pemberat, dan tali bubu. Alat tangkap bubu [2] Broadhurst MK, Millarc RB. 2018. Relative
multifunnel memiliki kelebihan mudah dibawa ghost fishing of portunid traps
dan mudah dioperasikan. Bubu multifunnel pada with and without escape gaps.
bagian atas memiliki gaya apung pada Fish Res 208: 202-209. DOI:
pelampung sebesar -0,744 dan gaya tenggelam 10.1016/j.fishres.2018.07. 018.
pada rangka atas sebesar 0,542745 sehingga
pada bagian atas dapat mengapung sehingga [3] Fridman, A. L., & Carrothers, P. J. G. 1986.
mulut bubu dapat terbuka. Bagian bawah bubu Calculations for fishing gear
multifunnel memiliki gaya tenggelam dengan designs. Farnham, Surrey:
total sebesar 2,27532 sehingga dapat Fishing news books.