BAB 1
PENDAHULUAN
Gillnet Permukaan
(Surface Gillnet)
Siang
Malam
Eksternal Internal
Angin. Posisi
Perikanan Tangkap
Arus. Migrasi Ikan
Nilai jual
Gambar 1. Skema Kerangka Pikir Penelitian.
5
1.7 Hipotesa
Adapun hipotesa penelitian yang di ajukan sebagai berikut:
H0: Diduga waktu setting yang berbeda pada alat tangkap gillnet permukaan (Surface
Gillnet) tidak berpengaruh terhadap hasil tangkapan ikan tongkol (Euthynnus
affinis).
H1: Diduga waktu setting yang berbeda pada alat tangkap gillnet permukaan (Surface
Gillnet) berpengaruh terhadap hasil tangkapan ikan tongkol (Euthynnus affinis).
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
vertikal atau ke arah mesh depth. Jaring insang salah satu jenis alat tangkap ikan dari
bahan jaring yang bentuknya empat persegi panjang dengan ukuran mata jaring yang
sama besar, jumlah mata jaring ke arah panjang jauh lebih banyak dari pada jumlah
mata jaring ke arah vertikal, pada bagian atas dilengkapi beberapa pelampung dan di
bagian bawah dilengkapi beberapa pemberat sehingga memungkinkan jarring dapat
dipasang di daerah penangkapan dalam keadaan tegak (Martasuganda, 2002).
diikatkan pemberat. Posisi jaring dapat diperkirakan pada float berbendera atau
bertanda yang dilekatkan pada kedua belah pihak ujung jaring. Karakteristik, gillnet
berbentuk empat persegi panjang yang dilengkapi dengan pelampung yang terbuat
dari plastik, pemberat pemberat yang terbuat dari timah, tali ris atas dan tali ris bawah
yang bahannya terbuat dari plastik. Besarnya mata jaring bervariasi tergantung
sasaran yang akan ditangkap baik udang maupun ikan (Bakpas, 2011).
Warna jaring pada gillnet harus disesuaikan dengan warna perairan ditempat
gillnet dioperasikan, kadang dipergunakan bahan yang transparan seperti
monofilament agar jaring tersebut tidak dapat dilihat oleh ikan bila dipasang
diperairan (Bakpas, 2011).
2.3.5 Pelampung
Pelampung yang melekat pada tali ris atas pada gillnet permukaan,
pertengahan, dan gillnet dasar berfungsi untuk mengangkat tali ris agar jaring dapat
berdiri tegak terhadap permukaan air, diperlukan pelampung tambahan yang
10
2.3.6 Pemberat
Ada dua macam pemberat yang digunakan untuk gillnet, yaitu pemberat dari
saran dan pemberat dari logam atau batu. Pemberat dari saran adalah berbentuk jaring
dengan ukuran mata yang sama dengan ukuran mata jaring yang dipergunakan dan
umumnya memang sudah dipasang langsung dari pabrik pembuatannya. Pemberat
dari logam bahannya terbuat dari timah atau logam lain yang tidak mudah berkarat
dan dibentuk serta murah harganya. Kadang-kadang pemberat juga dapat
mempergunakan bahan dari batu atau benda-benda lain yang berat jenisnya lebih
besar dari pada berat jenis air laut. Fungsi dari pemberat adalah memperbesar
kekuatan jaring dan memberikan gaya rentangan pada jaring bersama dengan
pelampung.
Perahu yang digunakan untuk menangkap ikan ialah Perahu yang masih
menggunakan layar yang dikombinasikan dengan motor tempel. Hubungan antara
besar perahu dengan banyaknya giilnet yang digunakan dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
Perahu kecil (panjang kurang dari 7 meter) jumlah dari gillnet antara 5-10 piece.
Perahu sedang (panjang 7-10 meter) jumlah dari gillnet antara 7-20 piece.
Perahu besar (panjang 10 meter keatas) jumlah dari gillnet antara 21-30 piece.
Kapal untuk usaha penangkapan gillnet permukaan disesuaikan dengan
kebutuhan alat pada waktu operasinya. Bagian kapal dan peralatan yang perlu
tersedia di kapal gillnet minimal sebagai berikut:
Bagian golak (bullwark) rendah dan di buat licin, dan jangan sampai ada sisa-sisa
paku. Hal ini untuk menjaga jangan sampai ada yang tersangkut pada paku waktu
jaring lewat di atasnya.
Disediakan roller dibagian haluan sebagai tempat tali selembar pada waktu
gillnet sedang setting (terendam di laut sampai menunggu penarikan).
Disediakan ruangan kerja untuk keperluan ini bisa disebelah kiri atau kanan
haluan atau dapat juga dibagian buritan kapal.
2.9.1 Setting
Pada saat melakukan setting, kapal diarahkan ke tengah kemudian dilakukan
pemasangan jaring insang tetap oleh anak buah kapal (ABK). Jaring insang tetap
dipasang tegak lurus terhadap arus sehingga nantinya akan dapat menghadang
gerombolan ikan, akhirnya ikan tertangkap karena terjerat pada bagian operculum
(penutup insang) atau dengan cara terpuntal. Pemasangan jaring insang tetap
15
sebaiknya bukan pada alur pelayaran. Pertama yang diturunkan pada saat
pengoperasian adalah pelampung tanda, kemudian jangkar (pemberat) (Sudirman dan
Mallawa, 2004 dalam Bakpas, 2011).
2.9.2 Hauling
Setelah jaring terentang dengan sempurna, maka dalam waktu tertentu,
umumnya 2-5 jam dilakukan penarikan jaring. Pada saat penarikan jaring, jaring
diatur dengan baik agar memudahkan pengoperasian selanjutnya.
Setelah dilakukan setting dan ikan yang telah terkumpul sudah cukup banyak,
maka dilakukan hauling dengan menarik jaring insang tetap dari perairan ke
permukaan (jaring ditarik keatas kapal). Setelah semua hasil tangkap dan jaring
ditarik kemudian baru dilakukan kegiatan penyortiran terhadap hasil tangkapan.
(Sudirman dan Mallawa, 2004 dalam Bakpas, 2011).
16
BAB 3
METODE PENELITIAN
Keterangan:
TPA : Perlakuan siang
TPB : Perlakuan malam
T 1 : Ulangan Pertama.
T 2 : Ulangan Kedua. s/d,
T 16 : Ulangan enam belas
TL : Total Seluruh Perlakuan 1,2.....16 Ulangan.
3.5.1 Observasi
Observasi dilakukan pengamatan secara langsung atau meninjau lokasi
penelitian, untuk mengetahui secara langsung kondisi yang terjadi atau untuk
membuktikan kebenaran dari desain penelitian yang ditentukan.
3.5.2 Persiapan
Persiapan yang dilakukan didarat adalah mempersiapkan perbekalan yang
akan dibawa pada saat melaut termasuk mengecek alat dan bahan penangkapan,
pengesian bahan bakar kapal. Tahap persiapan ini merupakan tahapan
mempersiapkan segala sesuatu yang dibutuhkan selama pengoperasian alat tangkap.
3.5.4 Setting
Tahap setting proses penurunan alat tangkap kedalam perairan, tahapan-
tahapan setting posisi kapal ditempatkan sedemikin rupa supaya arah angin datangnya
dari tempat penurunn alat tangkap, setelah kedudukan atau posisi kapal sesuai dengan
apa yang dikehendaki, jaring dapat di turunkan.Pada malam hari perlakuan B
diturunkan pada jam 18: 00 WIB Sedangkan siang hari perlakuan A aiat diturunkan
pada jam 05:00 WIB, dari tiga dimulai dengan menurunkan pelampung tanda
kemudian tali selambar depan, tubuh jaring dan tali selambar belakang diikat pada
kapal. Saat penurunan alat tangkap yang harus diperhatikan adalah arah arus laut.
19
3.5.5 Soaking
Dalam proses penangkapan terdapat pula tahapan Soaking tahapan
perendaman alat tangkap, tujuannya untuk ikan-ikan yang berenang menabrak jaring
yang sudah ada dalam perairan, Soaking masing masing ditetapkan 3 jam .
3.5.6 Hauling
Tahapan Hauling dilakukan pada pukul 08:00 WIBdiwaktu siang,Sedangakan
hauling diwaktu malam pada jam 21:00 WIB dengan menarik tali selembar belakang
dan tubuh jaring insang dari dalam perairan ke permukaan (jaring ditarik keatas
kapal), dan melakukan proses pengambilan hasil tangkapan.
3.5.8 Tabulasi
Penyusunan data kedalam bentuk tabel bertujuan agar data yang diperoleh
bisa mudah disusun, dijumlah, mempermudah penataan data untuk disajikan, dan
dinalisis.
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
sedemikian rupa, dalam penelitian ini menggunakan perbedaan waktu yaitu siang dan
malam pengoperasian pada malam hari dilakukan pada jam 18:00-22:30
WIB,Sedangakan penangkapan siang hari dilakukan pada jam 05:00-10:00 WIB.
jarak antara fishing bise dengan fishing gruond ± 5 mil, cara untuk menentukan
fishing gruond di tempat penelitian berdasarkan pengalaman dan kebiasaannya
nelayan setempat. Kapal yang di gunakan dalam penelitian ialah kapal bermotor
dalam ukuran kapal panjang 10 m, lebar 2,5 m dalam 1,5 m. menggunakan mesin
diesel 15 PK. Hal yang harus diperhatikan sebelum pemberangkatan ialah menata
alat tangkap, mengecek mesin kapal, bahan bakar dan alat bantu lainnya.
group). Contoh dari by-catch yang bukan dari jenis ikan antara lain paus, lumba-
lumba, dan penyu yang merupakan spesies dilindungi.
Berdasarkan pemanfaatan hasil tangkapan, Hall (1999) membagi lagi bycatch
dari jenis ikan menjadi dua kategori, yaitu:
1. Spesies yang tidak dikehendaki tertangkap (incidental catch); merupakan hasil
tangkapan sampingan yang sesekali tertangkap dan bukan spesies target.
2. Spesies yang dikembalikan ke laut (discarded catch); merupakan hasil tangkapan
sampingan yang dikembalikan ke laut karena berbagai pertimbangan antara lain
spesies yang tertangkap bernilai ekonomis rendah atau dilindungi hukum karena
terancam punah. Adapun kondisi dari discard yang ditemui di lapang terkadang
ada yang masih dalam keadaan hidup tetapi banyak pula yang telah mati sehingga
discard yang dihasilkan dalam setiap operasi penangkapan ikan diharapkan
seminimal mungkin.
8 40 16
9 30 15
10 25 14
11 20 16
12 25 15
13 22 12
14 24 14
15 20 15
16 23 12
jumlah 618 329
Rata-rata 38,625 20,5625
Sumber : Data Primer, 2020.
ini terdiri dari 61 orang dalam sebuah populasi, dan di tentukan minimal sampel yang
akan diteliti. Margin of error yang ditetapkan adalah 5% atau 0,05.
Perhitungan:
N
n = N / (1 + (N x e²)) n=
Sehingga: n = 16 / (1 + (16 x 0,05²)) 1 + N e2
n = 16/ (1 + ( 16 x 0,0025))
n = 16/ (1 + 0,14)
n = 16/ 2,14
n = 7,4766
Apabila dibulatkan maka besar sampel minimal dari 1000 populasi pada margin of
error 5% adalah sebesar 7,4766. Berdasarkan analisis statistik hasil tangkapan antara
siang dan malam pada nelayan ketapang daya yang menggunakan alat tangkap jaring
permukaan (Surface Gillnet) dapat dilihat pada tabel 5.
Tabel 5, .Hasil Analisis Statistik Uji Sample T-test Perbedaan Rata-rata hasil
tangkapan Nelayan Ketapang daya
Group Statistics
perbedaan N Mean Std. Std. Error
Deviation Mean
Ulangan Siang 16 38,6250 19,00833 4,75208
Trip Malam 16 20,5625 7,94119 1,98530
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 20.
Equal variances
7,743 ,009 3,507 30 ,001 18,06250 5,15012 7,54456 28,58044
assumed
Ulangan Trip
Equal variances not
3,507 20,081 ,002 18,06250 5,15012 7,32233 28,80267
assumed
Sumber: Hasil Pengolahan Data SPSS 20.
Berdasarkan output di atas diketahui nilai Sig. Levene's Test for Equality of
Variances adalah sebesar 0,009 < 0,05 maka dapat diartikan bahwa varians data
antara perbedaan waktu siang dam malam Berbeda signifikan (Berbeda nyata).
Berdasarkan tabel output "Independent Samples Test" pada bagian "Equal variances
assumed" antara kelompok nelayan dan non kelompok diketahui nilai Sig. (2-tailed)
sebesar 0,001> 0,05 maka dapat diartikan bahwa ada perbedaan nyata
signifikan,Varians data antara hasil tangkapan siang dan malam pada nelayan
ketapang daya. pengambilan keputusan dalam uji independent sample t test dapat
disimpulkan bahwa ada perbedaan yang signifikan (nyata) antara rata-rata hasil
tangkapan pada siang dan malam.
Selanjutnya dari tabel output di atas diketahui nilai "Mean Difference" adalah
sebesar 18,06250. Nilai ini menunjukkan selisih antara rata-rata pendapatan
kelompok nelayan dengan rata-rata hasil tangkapan perbedaan waktu siang dan
malam pada nelayan ketapang daya yaitu 38,6250 - 20,5625 = 18,06250 dan selisih
perbedaan tersebut adalah 28,58044 sampai 28,80267 (95% Confidence Interval of
the Difference Lower Upper). jika dilihat dari hasil tangkapan nampak berbeda rata –
29
rata hasil tangkapan terbanyak terjadi pada waktu pengoperasian siang hari. Ini
disebabkan peralihan antara waktu malam ke pagi hari memiliki rentang waktu yang
cukup dekat sehingga ikan ikan yang banyak tertangkap terjadi pada waktu pagi hari.
Jenis ikan yang aktif pada siang hari, umumnya tersusun dalam bentuk barisan atau
pun dalam bentuk empat persegi. Pada umumnya ikan-ikan yang seperti ini adalah
jenis ikan yang intensif sekali menggunakan indera penglihatnya, biasanya ikan-ikan
tersebut termasuk dalam jenis ikan yang aktif memburu mangsa. Untuk jenis-jenis
ikan yang aktif pada malam hari atau jenis ikan yang hidup pada lapisan dalam.
Gunarso, (1996). Dari penelitian yang dilakukan maka didapatkan hasil penangkapan
pada pagi hari lebih banyak dari pada penangkapan yang dilakukan pada waktu
malam hari, ini dikarenakan Proses pencarian makanan ikan yang dilakukan.
Taufiqurohman (2007), mengungkapkan kebiasaan makan ikan (food habits) adalah
kuantitas dan kualitas makanan yang dimakan oleh ikan sedangkan cara memakan
(feeding habits) adalah waktu,tempat dan cara makanan itu didapatkan oleh ikan.
Kebiasaan makanan dan memakan ikan secara alami bergantung pada lingkungan
tempat hidup ikan. Dari penelitian yang dilakukan ikan yang aktif pada pagi hari
adalah jenis ikan tongkol,ini sesuai dengan literature yang dikatakan oleh Laevastu
dan Hella, (2000) pada umumnya ikan pelagis akan muncul ke lapisan permukaan
sebelun matahari terbenam dan biasanya ikan-ikan tersebut akan membentuk
kelompok. Sesudah matahari terbenam ikan-ikan tersebut menyebar ke dalam kolom
air dan mencari lapisan yang lebih dalam. Banyaknya ikan yang nampak secara
bergerombolan pada waktu pagi hari juga mempengaruhi hasil tangkapan, karena
pada waktu tersebut nelayan lebih mudah untuk menangkap gerombolan ikan.
Ikan Pindang Rp.15.000 – Rp.20.000, Ikan teri besar Rp.7.000-15.000, ikan layur
Rp.5.000 – Rp.10.000 Hasil tangkapan sebelum dianalisis terlebih dahulu di
identifikasi untuk mengetahui nama umum dan nama latinnya. Pengidentifikasian
dilakukan dengan menggunakan buku identifikasi ikan.
BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian tentang pengaruh perbedaan antara siang dan malam
terhadap hasil tangkapan ikan. Dengan menggunakan alat tangkap gillnet permukaan
(Surface Gillnet) dapat di simpulkan sebagai berikut:
31
5.2 Saran
1. Diharapkan ada penyuluhan dan pelatihan dari dinas perikanan untuk
pengoperasian alat tangkap gillnet.
2. Diharapkan adanya penelitian lanjutan yang menggunakan metode perbedaan
antara siang dan malam.
LAMPIRAN
.
Proses Pengangkatan alat tangkap gillnet permukaan (Surface Gillnet) Haulin.
34
Hasil Tangkapan
Pengoperasian Alat tangkap gillnet permukaan (Surface Gillnet) pada malam hari
34