Anda di halaman 1dari 12

The Effect Of Shortening The Difference Catches Gill Net Fishing Gear

By
1)
Nofri Yanto, 2)Irwandy Syofyan, 3)Arthur Brown

ABSTRACT

This study conducted in May 2015 in the Village Teluk Air, District of
Karimun, Tanjung Balai Karimun Regency , Riau Island Provincial. The aim of
this study was to determine the effect of shortening of the catches of gill net
fishing gear. It is known from research that the shortening gill nets with 20% of
the catch as much as 95,5 kg, which comprised 246 fishs. By way of fish
caught most dominant snagged. On gill net fishing gear that uses 30%
shortening overall number of catches as much as 82 kg, comprising 186 fishs.
By way of the most dominant fish caught in etangled. Results of t-test at 95%
confidance level showed no effect of shortening of the catches in gill net
fishing gear.

Key word: Gill net fishing gear, Shortening.


1) Students Of The Fisheries and Marine Science Faculty University Of Riau
2) Lecturer Of The Fisheries and Marine Science Faculty University Of Riau

PENDAHULUAN banyak dan biasa digunakan nelayan


Kelurahan Teluk Air adalah alat
Latar Belakang tangkap jaring insang hanyut.
Kabupaten Karimun adalah Jaring insang hanyut
salah satu Kabupaten di Provinsi merupakan alat penangkapan ikan
Kepulauan Riau, Indonesia. Ibu kota yang terbuat dari jaring, berbentuk
Kabupaten Karimun terletak di persegi empat dengan ukuran mata
Tanjung Balai Karimun. Kabupaten jaring yang sama dan dioperasikan
ini memiliki luas wilayah 7.954 Km2 dengan cara dihanyutkan. Jaring
dengan luas daratan 1.524 Km2 dan insang hanyut termasuk dalam
luas lautan 6.460 Km2. Kabupaten klasifikasi alat tangkap jaring insang
Karimun terdiri dari 198 pulau (gill net). (Diniah. 2008).
dengan 67 diantaranya berpenghuni. Jaring insang pada umumnya
Kabupaten Karimun memiliki jumlah berbentuk empat persegi panjang.
penduduk sebanyak 174.784 jiwa Ukuran mata jaring (mesh size)
(dkp Karimun,2010). seluruh bagian jaring adalah sama.
Di Kabupaten Karimun Ukuran mata jaring yang digunakan
tepatnya di kelurahan Teluk Air disesuaikan dengan jenis dan ukuran
terdapat potensi perikanan yang telah ikan menjadi target tangkapan.
dimanfaatkan tetapi belum secara Konstruksi jaring insang terdiri dari:
optimal, seperti penangkapan ikan 1. Badan jaring (webbing)
dengan menggunakan alat tangkap 2. Tali ris
jaring. Adapun spesies targetnya 3. Tali ris bawah
adalah ikan senangin (Polynemus 4. Pelampung
tetradactilus). Alat tangkap yang 5. Pemberat
6. Tali slambar (tali yang berukuran relatif besar. Dalam
penghubung antarpis). perakitan alat tangkap jaring ini
Jaring insang termasuk nelayan menggunakan pemendekan
kelompok alat penangkap yang (shortening) 30% dan 20%.Karena
selektif, ukuran minimum ikan yang beragamnya nilai pemendekan
menjadi target tangkapan dapat (shortening) yang digunakan oleh
diatur dengan cara mengatur ukuran nelayan, maka penulis tertarik untuk
mata jaring yang digunakan. mengetahui nilai pemendekan
(Penyuluhan kelautan,2013) (shortening) terhadap hasil
Shortening dapat tangkapan.
diterjemahkan dengan kata
“pengerutan” yaitu beda panjang Perumusan Masalah
tubuh jaring dalam keadaan tegang Alat tangkap jaring ingsang
sempurna (stretch) dengan panjang merupakan salah satu alat tangkap
jaring setelah diletakkan pada float yang dioperasikan diperairan
line ataupun sinker line, disebut Kelurahan Teluk Air Kecamatan
dalam persen (%) (Sudirman, 2004). Karimun Kabupaten Tanjung Balai
Tujuan dari shortening Karimun. Jaring insang digunakan
supaya ikan-ikan mudah terjerat untuk menangkap ikan senangin
(gilled) pada mata jaring dan juga (Polynemus tetradactilus). Jaring
supaya ikan-ikan tersebut setelah insang dirakit dengan nilai
sekali terjerat pada jaring tidak akan pemendekan yang berbeda-
mudah terlepas, maka pada jaring beda.Setiap nilai pemendekan
perlulah diberikan shortening yang memiliki pengaruh terhadap hasil
cukup. tangkapan. Dengan adanya pengaruh
Tingkat pengerutan pemendekan (shortening) terhadap
(shortening) yaitu beda panjang hasil tangkapan, peneliti tertarik
tubuh jaring dalam keadaan tegang untuk menelitinya.
sempurna (stretch) dengan pada
jaring setelah diikatkan pada floatline Tujuan dan Manfaat
dan sinker line. Shortening disebut Tujuan dari penelitian ini
dalam persen (%). Contoh: panjang adalah untuk mengetahui pengaruh
jaring utama (webbing) = 100 m. shortening pada jaring terhadap hasil
setelah jadi jaring yang panjang float tangkapan jaring insang.
line dan sinkerlinenya = 70 m, maka Manfaat dari penelitian ini
shorteningnya adalah 30%. untuk memberi informasi dalam
Diperairan Kelurahan Teluk memperoleh shortening yang ideal
Air nelayan mengoperasikan pada jaring insang sebagai alat
beberapa alat tangkap ikan. Dari tangkap ikan yang selektif untuk
beberapa banyak alat penangkapan keberlanjutan sumberdaya ikan.
ikan tersebut terdapat alat tangkap
jaring insang. Jaring insang yang Hipotesis
dioperasikan diperairan Kelurahan Pada penelitian ini hipotesis
Teluk Air adalah jaring hanyut. yang digunakan adalah :
Jaring insang yang digunakan H0 = “Tidak ada pengaruh shortening
berukuran 3-6 inci dengan ikan terhadap hasil tangkapan”
target tangkapan adalah ikan H1= “ Ada pengaruh shortening
Senangin (Polynemus tetradactilus) terhadap hasil tangkapan”
ada dan mencari keterangan
keterangan secara faktual. Penelitian
METODE PENELITIAN dengan metode ini membedah dan
menguliti suatu permasalah untuk
Waktu dan Tempat mendapatkan pembenaran terhadap
Penelitian dilaksanakan pada keadaan dan praktek-praktek yang
bulan Mei 2015 yang bertempat di yang sedang berlangsung.
Kelurahan Teluk Air Kecamatan Data yang dikumpulkan
Karimun Kabupaten Tanjung Balai dalam penelitian ini meliputi jumlah
Karimun Provinsi Kepulauan Riau. ikan tertangkap dalam berat (gram),
dan individu (ekor) yang tertangkap
Bahan dan Alat secara snangged, gilled, wedged, dan
Adapun bahan dan alat yang etangled yang untuk selanjutnya
digunakan dalam penelitian ini disingkat SGWE. Kemudian hasil
adalah sebagai berikut : tangkapan dipisah menurut perlakuan
Bahan : pada masing-masing jaring. Selain
1. Alat tangkap jaring itu cara tertangkapnya ikan pada
insang jaring juga dicatat dan didefinisikan.
Jaring ingsang yang Kondisi tertangkapnya ikan
digunakan selama penelitian adalah (snagged, gilled, wedged dan
jaring insang yang digunakan oleh etangled) yang dikenal dengan istilah
nelayan Kelurah Teluk Air, yaitu SGWE, dicatat setelah hauling
jaring insang hanyut, dan bahan dilakukan, yaitu dengan cara
jaring yang gunakan adalah tangsi memerikasa secara teliti posisi
dengan ukuran mata jaring 3 inci. dimana terangkapnya ikan pada saat
Dengan panjang awal jaring 1000 m, melepas ikan pada jaring
setelah dilakukan shortening 20% (Purbayanto et al. 2001).
panjang jaring menjadi 800 m, dan
shortening panjang jaring menjadi Menurut Martasuganda(2002)
700 m. cara tertangkapnya ikan pada alat
Alat : tangkap jaring ingsang, paling tidak
1. Timbangan ada 4 (empat) gambaran yang
2. Alat tulis menarik, agar lebih rumit bila
3. Kamera untuk beberapa cara ikan tertangkap dalam
dokumentasi suatu jaring ingsang juga perlu
4. Jangka sorong dipertimbangkan. 4 cara ikan
5. Bakul atau ember tertangkap diilustrasikan dalam
gambar berikut:
Metode
Metode penelitan a. Snagged
Metode yang digunakan dimana mata jaring
dalam penelitian ini adalah metode mengelilingi ikan tepat
survei. Nazir (2003) menjelaskan dibelakang mata ikan.
bahwa metode deskritif adalah
metode penelitian untuk membuat
gambaran mengenai situasi atau
kejadian, serta untuk memperoleh
fakta-fakta dari gejala-gejala yang
Pengambilan data terhadap
alat tangkap jaring insang yang
dijadikan sampel yang diambil dari
lapangan berdasarkan jaring insang
dan juga shortening yang digunakan
oleh nelayan di Kelurahan Teluk Air.
Adapun nilai shortening yang
b. Gilled digunakan adalah 20% dan 30%.
Dimana mata jaring Dengan menggunakan prosedur
mengelilingi ikan tepat sebagai berikut:
dibelakang tutup insang o Shortening
Shortening (pemendekan)
biasanya dinyatakan dengan persen
(%) yaitu selisih diantara panjang
jaring pada saat terengang sempurna
dengan panjang jaring setelah
dilekatkan pada tali pelampung
ataupun tali pemberat.
c. Wedged
Dimana mata jaring −
mengelilingi badan sejauh = 100
sirip punggung ikan Dimana :
S = Shortening (%)
I = Panjang tali ris
L = Panjang jaring (m)
Untuk dapat membentuk
bukaan mata jaring yang baik dapat
dilakukan dengan cara mengurangi
panjang jaring yang sebenarnya yang
d. Etangled berarti panjang tali ris yang dipakai
Bila ikan terjerat di jaring untuk menggantungkan jaring
melalui gigi, tulang tersebut harus lebih pendek dari
rahang sirip atau bagian jaring sepenuhnya.
tubuh yang menonjol Dalam penelitian ini
pada lainnya tanpa masuk menggunakan 2 buah jaring yang
kedalam mata jaring. digunakan oleh nelayan kelurahan
teluk air dengan ukuran mata jaring 3
inci dan nilai shortening 20% dan
30% .
Operasi penangkpan jaring
insang dilakukan selama 10 hari
dengan waktu tangkapan pada pagi
hari. Yakni jaring yang
menggunakan shortening 20% dan
shortening 30%. Kegiatan
penangkapan dilakukan diperairan
Kelurahan Teluk Air, dengan kondisi
Prosedur Penelitian
dasar perairan berlumpur dan sedikit menggunakan nilai shortening 30%
berpasir. memperoleh sebanyak 82 kg dan 186
ekor.
Analisis Data Adapun jenis jenis ikan yang
Perbedaan hasil tangkapan tertangkap yaitu ikan lomek
jaring insang dengan menggunakan (Harpodon nehereus), tenggiri
perlakuan shortening 20% dan 30% (Cybium cummersoni), biang
selama penelitian dianalisa secara (Septina sp), duri (Plicofollis
statistik. hasil tangkapan yang tenuispinis), layur (Trichiurius
diperoleh dihitung dalam jumlah lepturus), parang-parang
berat. Analisa data dilakukan untuk (Chirocentrus dorap), senangin
mengetahui perbedaan hasil (Polynemus tetradactilus), puput
tangkapan jaring insang dengan (Ilisha eloganta), gumala
menggunakan shortening 20% dan (Pseudoscrena sp), hiu (Charcharias
30%. Dalam hal ini dilakukan uji t. sp), dan selar (selaroides leptolepis).
(Sudjana. 1984). Ikan yang paling dominan tertangkap
Hipotesis (dugaan) dalam uji pada shortening 20% yaitu ikan
t pertama adalah: biang dan lomek sedangkan pada
H0 = tidak ada pengaruh shortening jaring yang menggunakan nilai
terhadap hasil tangkapan. shortening 30% lebih dominan
H1 = ada berpengaruh shortening tertangkap ikan duri (Plicofollis
terhadap hasil tangkapan. tenuispinis).
Tingkat kepercayaan yang Jenis-jenis ikan yang
digunakan adalah 95%, maka nilai α tertangkap diatas, terdiri dari ikan
= 0,05. pelagis kecil dan ikan damersal.
Dasar pengambilan keputusan Kenyataan ini dapat terjadi karena
dalam uji t. tinggi jaring insang dioperasikan
H0 diterima dan H1 ditolak jika nilai pada perairan dengan keadaan
thitung< ttabel atau nilai sig > 0,05 kedalaman yang dapat dijangkau
H0 ditolak dan H1 diterima jika nilai oleh badan jaring (webbing) dari
thitung > ttabel atau nilai sig < 0,05. permukaan hingga hampir kedasar
perairan. Pada kondisi ini, tali
HASIL DAN PEMBAHASAN pemberat jaring ingsang yang
doperasikan benar-benar menyentuh
Hasil Tangkapan Jaring Insang dasar perairan sehingga tidak
Pada penelitian ini dilakukan memberi celah untuk ikan-ikan dapat
10 kali percobaan penangkapan meloloskan diri.
dengan menggunakan mata jaring Nilai rata-rata dari percobaan
yang sama dan 2 shortening yang yang tertinggi terdapat pada nilai
berbeda, yaitu dengan menggunakan shortening 20% dengan hasil
shortening 20% dan 30%, diperoleh tangkapan 38 ekor. Sedangkan hasil
sebanyak 432 ekor dengan total berat tangkapan yang paling rendah
178kg. Namun ada perbedaan terdapat nilai shortening 30% yaitu
komposisi hasil tangkapan pada 11 ekor. Untuk mengetahui cara
setiap nilai shorteningnya. Pada tertangkap yang paling dominan
shortening 20% memperoleh hasil dapat dilihat dari tabel berikut.
tangkapan sebanyak 95,5 kg dan 246
ekor, sedangkan pada jaring yang
Tabel 1. Total hasil tangkapan jaring insang oleh dua perlakuan shortening
dengan cara tertangkap snagged, gilled,wedged, dan etangled
.
Shortening Cara tertangkap Jumlah (ekor) persentase(%)
20% Snagged 85 34.55
Gilled 64 26.01
Wedged 42 17.07
Etangled 55 22.36
Total 246 100
30% Snagged 22 11.83
Gilled 39 20.97
Wedged 46 24.73
Etangled 79 42.47
Total 186 100
secara snagged lebih dominan ikan
Dari tabel diatas dapat dilihat tertangkap ikan biang (Septina sp)
cara tertangkap yang paling dominan dan lomek (Harpodon nehereus),
terjadi pada shortening 20% yaitu secara gilled ikan yang dominan
dengan cara tertangkap snagged tertangkap ikan parang-parang
(terjerat) dengan mendapatkan hasil (Chirocentrus dorap), layur
tangkapan sebanyak 85 ekor dengan (Lepturachantus savala), dan puput
persentase 34,55%, yang paling (Ilisha eloganta), tertangkap secara
terkecil tertangkap dengan cara wedged ikan yang dominan
wedged mendapatkan total hasil tertangkap ikan duri (Plicofollis
tangkapan sebanyak 42 ekor dengan tenuispinis), dan tenggiri (Cybium
persentase 17,07%. Pada penggunaan cummersoni), sedangkan secara
shortening 30% lebih dominan etangled dominan tertangkap ikan
tertangkap dengan cara etangled hiu (charcharias sp), tenggiri
(terpuntal) dengan mendapatkan (Cybum cummersoni), duri
hasil tangkapan sebanyak 79 ekor (Plicofollis tenusipinis), senangin
dengan jumlah persentase 42,47% (Polynemus tetradactilus) dan
dan yang paling sedikit dengan cara parang-parang (Chirocentrus dorap).
tertangkap snagged (terjerat) dengan
mendapatkan sebanyak 22 ekor
dengan jumlah persentase 11,83%
ikan yang paling dominan tertangkap
dengan cara snagged dan gilled pada
jaring insang dengan nilai shortening
20% yaitu ikan lomek (Harpodon
nehereus) dan biang (Septina sp).
Tertangkap secara wedged lebih
dominan tertangkap ikan selar
(Swlaroides leptotelis), tertangkap
secara etangled lebih dominan ikan
duri (Plicofollis tenuispinis) dan hiu
(charcharias sp). dan pada
shortening 30% ikan yang tertangkap
Tabel 2. Jenis-jenis ikan tertangkap dengan menggunakan shortening 20% dan
shortening 30%.

Shorte Nama Lokal Nama indonesia Nama Ilmiah


ning
20% Ikan lomek Ikan lomek Harpodon nehereus
Ikan biang Ikan biang-biang Septina sp
Ikan jeja Ikan hiu Charcharias sp
Ikan gelame Ikan gulama Pseudoscrena sp
Ikan duri Ikan duri Plicofollis tenuispinis
Ikan selar Ikan selar Selaroides leptolepis
30% Ikan lomek Ikan lomek Harpodon nehereus
Ikan parang Ikan parang-parang Chirocentrus dorap
Ikan biang Ikan biang-biang Septina sp
Ikan jeja Ikan hiu Charcharias sp
Ikan layur Ikan layur Lepturachantus savala
Ikan duri Ikan duri Plicofollis tenuispinis
Ikan puput Ikan puput Ilisha eloganta
Ikan selar Ikan selar Selaroides leptolepis
Ikan tenggiri Ikan tenggiri Cybium cummersoni
Ikan senangin Ikan senangin Polynemus tetradactilus

Untuk lebih jelasnya dapat dengan nilai shortening 20% dan


diliat pada gambar berikut. 30%.
300
100
Total Hasil Tangkapan (ekor)

250
Total Hasil Tangkapan (kg)

95
200

150 90

100 85
50
80
0
Shortening 20% Shortening 30% 75
Shortening 20% Shortening 30%

Gambar 1. Perbandingan total hasil Gambar 2. Perbandingan total hasil


(ekor) tangkapan (berat) tangkapan
dengan menggunakan dengan menggunakan
shortening 20% dan shortening 20% dan
30%. 30%.

Pada (Gambar 2) daat dilihat Dari gambar diatas dapat


perbandingan hasil (berat) tangkapan dilhat perbandingan hasil tangkapan
yang tidak begitu jauh antara
shortening 20% dan 30% shortening 20% dan
dikarenakan ukuran ikan dari hasil 30%.
tangkapan dengan menggunakan
shortening 30% relatif lebih besar Dari gambar diatas dapat
ukuran ikan yang didapat disimpulkan bahwa perbedaan
dibandingkan dengan hasil shortening berpengaruh terhadap
tangkapan shortening 20%. hasil tangkapan. Jumlah hasil
tangkapan pada shortening 20%
Pembahasan mendapatkan hasil tangkapan
tertinggi sebanyak 14,8 kg
Hubungan shortening terhadap sedangkan pada jaring insang yang
jumlah hasil tangkapan. menggunakan nilai shortening 30%
mendapatkan hasil tangkapan
Hasil tangkapan (kg)
sebanyak 10,3 kg. pada teorinya
Pada penelitian ini shortening semakin besar perlakuan shortening
mempunyai hubungan terhadap hasil pada jaring maka semakin sedikit
tangkapan, pada masing-masing, jumlah hasil tangkapan, begitu juga
perlakuan shortening mempunyai sebaliknya semakin kecil shortening
jumlah hasil tangkapan yang semakin banyak hasil tangkapan.
berbeda-beda. Pada shortening yang Berdasarkan analisa statistik,
lebih kecil jumlah hasil tangkapan ternyata penangkapan jaring insang
lebih tinggi dibandingkan dengan dengan menggunakan nilai
shortening yang lebih besar. shortening 20% tidak ada perbedaan
Shortening 20% mendapatkan hasil nyata jika dibandingkan dengan
tangkapan sebanyak 95,5 kg, dalam jumlah berat (kg) dengan
10 kali pengoperasian alat tangkap. menggunakan nilai shortening 30%.
Sedangkan shortening 30% jumlah Ini dibuktikan dengan uji t. dengan
hasil tangkapan lebih sedikit dengan thit (-0,028) lebih kecil dari ttab
mendapatkan hasil tangkapan (2,262) jadi H0 diterima dan H1
sebanyak 82 kg dalam 10 kali ditolak. Yang artinya tidak ada
pengoperasian alat tangkapan. Untuk pengaruh shortening terhadap hasil
lebih jelas dapat dilihat pada gambar tangkapan (kg).
berikut.
Hasil tangkapan (ekor)
Dilihat dari table 1 dapat
Hasil Tangkapan (kg) dilihat perbedaan hasil tangkapan
20 dengan menggunakan shortening
20% dan 30%. Jaring yang
15 menggunakan nilai shortening 20%
Shortening mendapatkan hasil tangkapan
10 20%
sebanyak 246 ekor sedangkan jaring
Shortening yang menggunakan shortening 30%
5 30% mendapatkan hasil tangkapan
0 sebanyak 186 ekor. Untuk lebih jelas
1 3 5 7 9 dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 3. Hasil tangkapan jaring
insang dengan
menggunakan perlakuan
jaring insang bervariasi dan beragam.
Hasil Tangkapan (ekor) Ikan yang tertangkap pada
40 shortening 20% dengan cara
tertangkap secara snagged (terjerat)
30 yaitu sebanyak 85 ekor atau 35% dari
Shortening
20 20% total hasil tangkapan, ikan yang
tertangkap secara gilled sebanyak 64
Shortening
10
30%
ekor atau 26% dari total tangkapan,
ikan yang tertangkap secara wedged
0
sebanyak 42 ekor atau 17% dari total
1 3 5 7 9
hasil tangkapan, dan ikan yang
Gambar 4. Hasil tangkapan (ekor) tertangkap secara etangled sebanyak
jaring insang dengan 55 ekor atau 22% dari total
menggunakan perlakuan tangkapan. Persentase ikan yang
shortening 20% dan tertangkap oleh jaring ingsang
30%. dengan perlakuan shortening 20%
dengan posisi dan cara tertangkap
Dari gambar diatas dapat snagged, dapat dilihat pada gambar
disimpulkan bahwa perbedaan berikut.
shortening berpengaruh terhadap
hasil tangkapan dalam jumlah ekor. Shortening 20%
Jumlah hasil tangkapan pada
shortening 20% mendapatkan hasil
tangkapan tertinggi 38 ekor
sedangkan pada jaring insang yang snagged
menggunakan nilai shortening 30% 22%
35% gilled
mendapatkan hasil tangkapan
sebanyak 26 ekor. 17% wedged
Berdasarkan analisa statistik, 26% etangled
penangkapan jaring insang dengan
menggunakan nilai shortening 20%
dan 30% tidak ada perbedaan nyata
jika dibandingkan dengan jumlah Proses tertangkap ikan pada
hasil tangkapan (ekor). Ini shortening 30%
dibuktikan dengan uji t ,dengan thit Pada shortening 30%
(1,803) lebih kecil dari ttab (2,262). komposisi tangkapan lebih sedikit
Jadi H0 diterima dan H1 ditolak.Yang dibandingkan dengan jaring insang
artinya tidak ada pengaruh yang diberi perlakuan shortening
shortening terhadap hasil tangkapan 20%. Yaitu pada shortening 30%
(ekor). ikan yang tertangkap berjumlah 186
ekor, yang terdiri dari cara
tertangkap secara snagged berjumlah
Proses tertangkap pada shortening 22 ekor atau 12%, ikan yang
20% tertangkap secara gilled 39 ekor atau
Pada shortening 20% jumlah 21%, ikan yang tertangkap secara
hasil tangkapan dengan cara wedged 46 ekor atau 25%, dan ikan
tertangkapnya ikan SGWE (snagged, yang tertangkap secara etangled
gilled, wedged, dan etangled) pada berjumlah 79 ekor atau 42%. Dari
cara ikan tertangkap juga terlihat masing shortening diperoleh
jelas bahwa ikan yang tertangkap padajaring yang menggunakan nilai
secara etangled lebih besar dari nilai shortening 20% dengan berat 95kg
shortening 20% dapat dilihat pada sedangkan pada jaring yang
gambar berikut. menggunakan nilai shortening 30%
memperoleh hasil tangkapan seberat
Shortening 30% 82 kg.
Dalam penelitian ini
12% pengoperasian jaring ingsang
dilakukan pada waktu yang berbeda
snagged dengan lokasi tidak jauh berbeda.
42%
21%
gilled Waktu yang dibutuhkan untuk
wedged melakukan sekali pengoperasian
yaitu 3-4 jam untuk melakukan
25% etangled
setting dan holling.
Berdasarkan data yang
didapat, kondisi ikan yang tertangkap
Shortening atau pengerutan dipengaruhi oleh ukuran panjang dan
memiliki peran penting dalam setiap usaha ikan tersebut untuk
penangkapan alat tangkap jaring melepaskan diri dari jaring. Menurut
insang dikarenakan setiap nilai purbayanto (2000), kondisi
shortening memiliki pengaruh dalam tertangkapnya ikan sangat
hasil tangkapan . Menurut Noija dipengaruhi oleh tigkah laku
(2003), efisiensi gill net ditentukan pemberontakan ikan (strunggling
oleh hanging ratio dan shortening behavior) saat berupaya meloloskan
(nilai pengerutan) pada tali diri. Meskipun ukuran tubuh lebih
pelampung dan tali pemberat, gaya kecil dan ukuran mata jaring, ikan
apung ( buoyancy ) dan gaya memiliki kemungkinan dapat
tenggelam ( sinking power ) yang tertangkap secara etangled, karena
bekerja pada jaring. Hal itu ikan tersebut memberontak saat
memegang peranan penting dalam terhadang jaring sebagai upaya
menentukan atau mempertahankan sebagai upaya meloloskan diri dilihat
keberadaan jaring di kolom air pada dari bentuk morfologinya
saat operasi penangkapan untuk jumlah individu ikan
berlangsung, karena mempengaruhi yang tertangkap jaring dengan
ketegangan pada setiap mata jaring, menggunakan nilai shortening 20%
yang dengan sendirinya berpengaruh mendapatkan hasil tangkapan lebih
pada kemampuan jerat jaring. Selain banyak dibandingkan dengan hasil
itu kedua gaya vertikal yang bekerja yang didapat dengan jaring yang
yaitu gaya apung dan khususnya menggunakan nilai shortening 30%
gaya tenggelam dapat menentukan hal ini dapat dilihat pada table 3.
laju tenggelamnya jaring hingga Untuk jenis ikan yang didapat
secara tidak langsung mempengaruhi selama penelitian ini adalah ikan
lamanya waktu operasi. palagis dan damersal yang berukuran
Dalam penelitian ini hasil kecil dan relatif besar. Dan jenis ikan
terbanyak berat total tangkapan yang yang paling dominan ditangkap
di dapatkan selama 10 hari dengan adalah ikan lomek, biang dan duri
10 kali penangkapan setiap masing-
yang mana memiliki nilai ekonomi shortening 20% ikan lebih dominan
yang cukup baik. tertangkap dengan cara snagged
Jenis ikan yang didapatkan sebanyak 85 ekor dengan persentase
pada shortening 20% lebih dominan 34,55%, sedangkan pada shortening
ikan lomek (Harpodon nehereus) dan 30% lebih dominan ikan tertangkap
ikan biang (Septina sp), dengan cara dengan cara etangled mendapatkan
tertangkap secara snagged (terjerat hasil tangkapan sebanyak 79 ekor
dibelakang mata ikan). Sedangkan dengan persentase 42,47%. Untuk
pada shortening 30% lebih dominan jenis ikan yang tertangkap pada
ikan yang didapatkan yaitu ikan jaring yang menggunakan shortening
senangin (Polynemus tetradactilus), 30% relatif lebih besar dibandingkan
ikan hiu (Charcharias sp), ikan dengan ikan hasil tangkapan dengan
tenggiri (Cybium commerseni), dan jaring menggunakan shortening 20%.
ikan parang-parang (Chirocentrus Dari hasil analisis menunjukan
dorap), dengan cara tertangkap bahwa perlakuan shortening pada
secara etangled (terpuntal). jaring insang tidak berpengaruh
terhadap hasil tangkapan.
Pada shortening 30% lebih
dominan ikan tertangkap secara Saran
etangled (terpuntal), dikarenakan Dari hasil penelitian ini,
ukuran ikan yang tertangkap dapat dilihat dari hasil tangkapan
memiliki ukuran relatif lebih besar dengan menggunakan shortening
sehingga ikan tidak terjerat pada 30% lebih efektif dibandingkan
mata jaring melainkan terpuntal pada dengan hasil tangkapan dengan
badan jaring. Sedangkan pada menggunakan shortening 20%
shortening 20% lebih dominan ikan sehingga dapat dipakai untuk usaha
tertangkap secara snagged (terjerat penangkapan selajutnya.
dibelakang mata ikan), dikarenakan
ukuran ikan yang tertangkap
memiliki ukuran relatif lebih kecil DAFTAR PUSTAKA
sehingga ikan terjerat pada mata
jaring. Ayodhyoa, A. U. 1981. Metode
Penangkapan Ikan, Yayasan
KESIMPULAN DAN SARAN
Dewi Sri, Bogor. 97 hal.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang Brandt A Von. 1984. Fish Cathcing
telah dilakukan maka dapat diambil Methods Of The Word. England.
kesimpulan bahwa ikan hasil
tangkapan tertinggi dihasilkan oleh Dirjen Perikanan. A.U. 1981. Metode
jaring insang dengan menggunakan Penangkapan Ikan. Yayasan
shortening 20% dengan jumlah hasil Dewi Sri, Bogor.
tangkapan sebanyak 246 ekor dengan
berat total hasil tangkapan selama Diniah. 2008. Pengenalan Perikanan
penelitian yaitu 95 kg, sedangkan Tangkap. Dapertemen
jaring yang menggunakan nilai Pemanfaatan Sumberdaya
shortening 30% memperoleh hasil Perikanan FPIK IPB : Bogor.
tangkapan sebanyak 186 ekor dengan
berat 82 kg. Jaring dengan
Fridman, A. 1986.Calculation For Studi Pemanfaatan Sumberdaya
Fishing Gear Desaigns. FOA an Perikanan, Fakultas perikanan
Agriculture Organisation of The dan Ilmu Kelautan.
United Nation. Fishing New
Book Ltd. Pages 15-16. Moch. Nazir. 2003. Metode
Penelitian. Salemba Empat.
Gray.et.al. 2005. Hipertensi Lecturer Jakarta.63.
Notes Kardiologi. Edisi ke -
4,Jakarta:Erlangga. Noija D. 2003.Efisiensi Teknis Pukat
Cincin Dalam Kaitannya
Hadian.2005. Analisis Hasil Dengan KeberhasilanOperasi
Tangkapan. Jaring Ingsang Penangkapan Ikan Di Sekitar
Hanyut Dengan Ukuran Mata Perairan Desa Hukurila
Jaring 2 Inci di Teluk Jakarta Kecamatan Baguala
(Skripsi). Departemen Ambon.[Tesis]. Manado:
Pemanfaatan Sumberdaya Universitas Sam Ratulangi.
Perikanan FPIK IPB : Bogor.
Purbayanto. A.&.M.F.A. Sondila.
Http://dkpkarimun.blogspot.com/201 2000. Perbaikan Selektivitas
0/01/kondisi-umum-kabupaten- Jaring Tramel dan Survival Ikan
karimun.Hmtl. Target Muda dan Hasil Tangkap
Sampingan Sebagai Upaya
Http://penyuluhankelautan.blogspot.i Konservasi Keanekaragaman
n/2013/06/konstruksi-jaring- Hayati Laut. Buletin PSP Vol
ingsang.hmtl. IX.No:2.

Martasuganda, S. 2002. Jaring Sadhori, N. 1985. Tenik


Ingsang (Gillnet). Serial Penangkapan Ikan. Angkasa,
Teknologi Penangkapan Ikan Bandung.
Berwawasan Lingkungan.
Jurusan Pemanfaatan Sudirman, Mallawa Achmar. 2004.
Sumberdaya Perikanan. Fakultas Teknik Penangkapan Ikan.
Perikanan dan Ilmu Kelautan. Rineka Cipta: Jakarta.
Institus Pertanian Bogor.68 hal.
Sudjana. 1984. Metode Statistik.
___________2005. Jaring Ingsang Tarsito, Bandung. 484 Halaman.
(Gillnet). Serial Teknologi
Penangkapan Ikan Berwawasan Sparre, P. Dan S. C. Venema. 1999.
Lingkungan. Jurusan Introduksi Pengkajian Stok ikan
Pemanfaatan Sumberdaya Tropis Manual I. Semarang
Perikanan. Fakultas Perikanan (diterjemakan TIM Balai
dan Ilmu Kelautan. Institut Pengembangan dan
Pertanian Bogor. Penangkapan ikan).
Miranti. 2007. Perikanan Gillnet di
Pelabuhan Ratu: Kajian Teknis
dan Tingkat Kesejahteraan
nelayan Pemilik. Skripsi [tidak
dipublikasi]. Bogor. Program

Anda mungkin juga menyukai