Anda di halaman 1dari 34

1.

PENDAHULUAN

I.1. LatarBelakang

Tiga perempat wilayah Indonesia merupakan lautan yang memiliki potensi


sumberdaya perikanan laut yang cukup besar sehingga Indonesia disebut sebagai
Negara Maritim (Hidayatiet al. 2016). Sebesar 75% luas laut Provinsi Maluku
Utara dan 25% daratan memberikan peluang kesejahteraan bagi masyarakat
dengan mengembangkan potensi sumberdaya perikanan yang dimiliki. Kelestarian
sumberdaya perikanan Maluku Utara sangat menjamin kesejahteraan nelayan
(Zulham et al. 2017).
Salah satu jenis sumberdaya ikan yang berpotensi terhadap kesejahteraan
nelayan adalah ikan tongkol sebagai salah satu sumberdaya hayati laut paling
ekonomis dan menjadiin caran nelayan (Fayetri dan Julfikar, 2013). Ikan tongkol
adalah jenis ikan pelagis kecil dan perenang cepat yang hidup berkelompok serta
memiliki daerah persebaran yang luas, umumnya mendiami perairan pesisir dan
samudera (Kurniawati, 2014)
Salah satu lokasi pendaratan utama ikan tongkol di Provinsi Maluku Utara
adalah Pelabuhan Perikanan Nusantara Ternate (PPN Ternate). Hasil tangkapan
perikanan tangkap yang didaratkan pada PPN Ternate dipasok oleh berbagai jenis
kapal yang memiliki berbagai jenis alat penangkapan yang berbeda. Beberapa
jenis alat tangkap yang digunakan yaitu pukat cincin, jaring insang, pancing ulur,
dan huhate (Tangke, 2020).
Jenis alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan tongkol memiliki
tingkat produktifitas yang berbeda setiap tahunnya. Berdasarkan data PPN Ternate
(2020) potensi sumberdaya ikan tongkol yang didaratkan di PPN Ternate terus
mengalami fluktuasi setiap tahun berdasarkan jenis alat tangkapnya. Produksi ikan
tongkol di PPN Ternate dapat ditingkatkan apabila operasi penangkapannya
dilakukandengancara yang efektif dan efisien (Simanjuntakiet al. 2018). Analisis
penangkapan sumberdaya ikan tongkol penting dilakukan untuk mendorong
terciptanya kegiatan operasi penangkapan ikan yang memberikan tingkat
produktifitas nelayan terhadap hasil tangkapannya.

1
Salah satu jenis analisis penangkapan sumberdaya ikan yaitu berdasarkan
kajian pola musim. Pola musim penangkapan ikan dapat memberikan informasi
terkait waktu atau musim penangkapan ikan tongkol sehingga dapat mengurangi
kerugian yang dialami oleh sejumlah nelayan ketika melakukan operasi
penangkapan ikan (Wardani, 2020). Potensi sumberdaya ikan tongkol dapat lebih
dioptimalkan jika tersedia sejumlah informasi terkait musim penangkapan yang
memiliki pendapatan produksi tertinggi (Mohammad, 2020).
Studi Baskoroet al. (2007) menemukan bahwa pola musim penangkapan
berbeda untuk setiap spesies pada saat puncak musim penangkapan, namun ada
juga yang sama setiap bulannya. Perbedaan dan persamaan puncak musim
penangkapan untuk masing-masing spesies terutama dipengaruhi oleh perubahan
pola musim. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian
mengenai “Pola Musim Penangkapan Ikan Tongkol yang didaratkan di Pelabuhan
Perikanan Nusantara Ternate)”.
1.2 Rumusan Masalah
Penyebaran ikan tongkol sering mengikuti sirkulasi dari populasi suatu
perairan. Jenis ikan tongkol pada umumnya mempunyai tingkat penyebaran yang
sangat luas di perairan Maluku Utara. Musim penangkapan ikan perlu diketahui
oleh sejumlah nelayan untuk meningkatkan pendapat hasil produksinya. Oleh
karenanya perlu dianalisis tingkat produktifitas nelayan dengan menganalisis data
CPUE serta menentukan pola musim dari ikan tongkol. Hal ini diharapkan dapat
meningkatkan kepastian hasil tangkapan sehingga mengurangi resiko kerugian
dan meningkatkan pendapatan nelayan. Oleh karenanya pertanyaan penelitian
yang menjadi rumusan masalah yaitu kapan terjadi musim puncak penangkapan
dan penangkapan terendah ikan tongkol.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu
1. Mendeskripsikan perkembangan unit alat tangkap ikan tongkol di
Pelabuhan Perikanan Nusantara Ternate
2. Menganalisis pola musim penangkapan ikan tongkol yang di daratkan di
Pelabuhan Perikanan Nusantara Ternate

2
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah 1) Mendorong terciptanya kegiatan
operasi penangkapan ikan tongkol yang lebih efektif. 2) Potensi sumberdaya ikan
tongkol dapat lebih dioptimalkan sehingga meningkatkan kesejahteraan nelayan.
3) Sebagai informasi dasar bagi peneliti dalam mengembangkan penelitian
lanjutan terutama yang berhubungan dengan aspek pendapatan berdasarkan hasil
tangkapan nelayan.

3
2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Tongkol


Tongkol adalah jenis ikan yang termasuk dalam familyscombridae (ikan
pelagis) yang ditemukan di perairan hangat Indo-Pasifik bagian barat, termasuk
laut nusantara (Piscandika et al. 2013).Ikan tongkol (E. affinis) merupakan salah
satu dari enam spesies yang termasuk dalam kelompok tongkol saraf. Selain
tongkol ekor panjang, kelompok tongkol ekor panjang yang termasuk dalam
spesies lain adalah tongkol abu-abu(Thunnus tonggol),tongkol lisong (Auxis
rochei), tenggiri (Scomberomorus commerson), tongkol krai (Auxis thazard), dan
(Ekawaty dan Jatmiko, 2018).
Ikan tongkol (E. affinis) adalah jenis ikan pelagis gerombolan dengan
sebaran yang meliputi seluruh wilayah pesisir dan lepas pantai perairan Indonesia
dan seluruh perairan Indo-Pasifik. Spesies ini memiliki kebiasaan hidup
berkelompok dan berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari daerah
kaya makanan yang cocok atau berpindah karena perubahan suhu yang
signifikan.Distribusi ikan tongkol (E. affanis) sangat dipengaruhi oleh faktor
internal maupun eksternal.Faktor internal meliputitingkah laku (behavior)umur
ukuran,dan jenis (genetis). Faktor eksternal meliputi parameter oseonografi seperti
salinitas dan suhu (Kurniawati, 2014).

2.2 Morfologi Ikan Tongkol


Ciri-ciri tubuh berukan sedang merupakan salah satu morfologi ikan tongkol
dengan dua sirip punggung yang memanjang dan dipisahkan oleh celah yang
sempit.Celah sempit terletak pada sirip punggung pertama, diikuti oleh sirip
punggung kedua sebanyak 8-10 sirip tambahan. Tongkol tidak memiliki kantong
mengambang. Warna tubuh bagian belakang ikan ini adalah biru tua dan putih
keperakan pada bagian samping dan perut (Kurniawati, 2014).
Ikan tongkol memiliki 10 sirip pada punggung pertama, 12 ruassamar pada
sirip punggung kedua, dan 6-9 sirip. Diantara kedua sirip di perut terdapat dua
tonjolan.Kedua sirip punggung pada sirip dada pendek berserta ujungnya tidak
mencapai celah antara kedua sirip dada.Sirip dada pendek dan ujungnya tidak

4
mencapai celah antara kedua sirip punggung. Sirip dubur memiliki 14 jari-
jarisamar dan 6-9 jari-jari sirip tambahan. Sirip kecil berjumlah 8-10 di belakang
sirip punggung kedua.Secara umum, ikan tongkol memiliki panjang tubuh 50-60
cm (Kurniawati, 2014).
2.3 Alat Penangkapan Ikan Tongkol
a. Pukat cincin (Purse seine)
Pukat Cincinmerupakan salah satu jenis alat tangkap yang dikenal juga
dengan nama drawstring nets, alat ini begitu efektif ketika melakukan
penangkapan ikan pelagis yang berperilaku dalam kelompok besar di perairan
pantai maupun lepas pantai. Prinsip penangkapan ikan pukat cincinadalah
mengelilingi gerombolan ikan dengan jaring, yang membentuk dinding vertikal
dan mencegah ikan bergerak secara horizontal kemudian pertajam bagian bawah
jaring agar ikan tidak naik ke dasar jaring. Ikan yang tertangkap dengan alat
tangkap pukat cincin adalah jenis ikan layang-layang (Decapteru sp), remuru
(Sardinel sp), kembung(Rastreliger sp), bonito(Katsuwonus pelamis)dan tongkol
(E. affinis) (Nuraisyah et al. 2019).
Produktivitas hasil tangkapan purse seine berkaitan dengan dampak dimensi
alat tangkap, kapasitas kapal, dan kesesuaian alat tangkap. Beberapa penelitian
yang menganalisis aspek teknis terkait desain dan konstruksi pukat cincin antara
lain studi tentang laju penurunan muka pukat cincin, desain dan konstruksi pukat
cincin, kriteria desain pukat cincin yang ideal dan perhitungan selisih waktu
antara laju penurunan pukat cincin. Studi tentang produktivitas pukat cincin yang
mempengaruhi total tangkapan menunjukkan bahwa kekuatan mesin kapal,
kekuatan lampu, dan volume Pukat Cincin(ukuran alat tangkap) merupakan faktor
penting.Kondisi ini terkait dengan hasil penelitian sebelumnya mengenai
produktivitas pukat cincindimana faktor teknis alat tangkap memberikan pengaruh
yang cukup signifikan (Rumpa et al. 2017).
Pukat Cincin dioperasikan dengan cara melilitkan jaring di sekitar
gerombolan ikan untuk mencegah ikan meloloskan diri secara horizontal. Setelah
menutup lingkaran, tarik tali bergelombang sampai tali pemberat menyatu dan
bagian bawah jaring menutup, menyebabkan jaring mengerut dan mencegah
gerombolan ikan melarikan diri secara vertikal atau horizontal.Gerombolan ikan

5
didorong ke bagian kantong di ujung jaring di satu sisi jaring dengan menarik
jaring ke perahu, dan ikan yang ditangkap terakhir diangkat ke perahu(PPKP,
2012).
Pukat Cincin dibagi menjadi dua bagian yaitu, pukat cincin dengan ikat
pinggang di bagian tengah dan saku di bagian tepinya.Bagian tas dompet ukuran
sedang, biasanya jaring ditarik dari kedua ujungnya, namun jaring serut ini
biasanya ditarik secara manual. Selain itu, mereka yang memiliki kantong tetap
biasanya ditarik oleh mesin traksi bertenaga hidrolik (blok daya). Pukat cincin
dapat dioperasikan pada satu kapal atau lebih, tergantung pada ukuran kapal,
ukuran jaring dan jenis ikan yang ditangkap (PPKP, 2012).
b. Pancing Ulur (Handline)
Pancing ulur (handline) adalah jenis alat pancing yang sering digunakan
oleh nelayan Aceh Utara untuk menangkap ikan di laut.Struktur utama alat
tangkap handline terdiri dari joran, putar, pancing, pemberat dan umpan.Industri
perikanan juga menggunakan suplemen seperti umpan dan rumpon.Berdasarkan
hasil penelitian Syari et al. (2014) menunjukkan bahwa rumpon dapat digunakan
untuk membangun daerah penangkapan ikan di badan air.
c. Jaring Insang (Gill net)
Jaring insang(gill net) adalah salah satu jenis alat tangkap yang mata jaring
utamanya terdiri dari jaring-jaring segi empat dengan ukuran yang sama
(Martasuganda, 2008). Alat tangkap jaring insang adalah alat tangkap yang
hampir berbentuk persegi panjang dengan bagian alat yang terdiri dari jaring
utama, tali pancing atas, tali pancing bawah, pelampung, dan tali jangkar (Syofyan
et al.2010).
Jaring Ingsang digunakan untuk menangkap benih komoditas besar seperti
salmon, wire, mackerel, sarden, kepiting, hiu, tongkol dan udang (Syofyan et al.
2010). Menurut Martasuganda (2002), jaring insang pada dasarnya sama dengan
jaring insang, kecuali cara kerja peralatan di daerah penangkapan.

d. Huhate (Pole and line)


Huhate (Pole and line) adalah salah satu alat penangkapan yang terdiri dari
tali utama dan tali cabang yang terbuat dari tembaga (kawat pemimpin) untuk

6
mencegah ikan putus saat mengambil makanan, dan beberapa bagian mata
kail.batang Bentuk huruf "J”(pengait) terbuat dari tembaga, dan pengait
dimodifikasi dengan menempelkan sayap ayam dan serat kulit pohon sebagai
umpan tiruan untuk ikan teri. Menurut Sudirman dan Achmar (2004), jenis dan
bahan yang digunakan pada alat tangkap joran dan pancing adalah:
1. Staff (Gala), bagian ini terbuat dari bambu yang cukup tua dan elastis. Bambu
kuning sering digunakan. Panjang batang berkisar antara 2,53 meter dengan
diameter 34 cm pada pangkal dan 11,5 cm pada ujungnya.
2. Tali utama dengan panjang sekitar 1,52 meter dengan diameter 0,5 cm dan
nomor 7 yang terbuat dari bahan polyethylene sintetik dan disesuaikan
penggunaan pada panjang joran, cara memancing, tinggi haluan, dan jarak
semprotan.
3. Tali cabang atau tali sekunder yang terbuat dari bahan monofilament berbentuk
tashi berwarna putih sebagai pengganti kawat baja (wire leader) dengan
panjang 20 cm atau lebih. Hal ini untuk mencegah tali utama putus saat jack
skip menggigit kail.
4. Kait yang digunakan sebanyak 2,5-2,8 yang belum di kait kembali. Kait pada
ujung joran berbentuk silinder terhadap sebuah kaleng yang memiliki Panjang
2 cm dan berdiameter 8 mm yang dilapisi nikel untuk memberikan warna
mengkilap yang menarik perhatian ikan.Terdapat cincin yang berfungsi
mengikat tali sekunder pada bagian luar.Tali rafia merah merupakan
kelengkapan dari jenis pancing yang membungkus rumbai tali merah yang
dipergunakan sebagai umpan buatan.Pemilihan warna merah cocok dengan
warna ikan umpan.
2.4 Alat Bantu Penangkapan Ikan
Rumpon adalah teknologi yang dirancang untuk menarik dan
mengkonsentrasikan ikan agar dapat berkumpul di perairan untuk memudahkan
penangkapan dengan alat tangkap yang tepat, karena lokasi tempat pemancingan
sudah diketahui sebelumnya.Rancangan rumpon permanen yang dimodifikasi
memiliki dua jenis pemberat, empat badan rumpon, dansatu pelampung
rumpon.Saat ini, dua jenis FAD, Free Drift FAD (dFAD) dan Anchor FAD

7
(aFAD), muncul di seluruh dunia (Fréon & Dagorn, 2000).Jenis rumpon yang
terdapat di Indonesia adalah rumpon permanen dengan jangkar.
Perikanan tongkol yang dikembangkan di Indonesia tidak banyak
mengalami perubahan baik desain maupun konstruksi rumpon.Secara garis besar
struktur rumpon yang ditambatkan adalah (1) rakit bambu, pelampung berupa
ponton gabus atau baja/fiberglass, (2) penarik yang terbuat dari daun kalepa atau
nipa, (3) khusus tersusun dari tali-temali yang terbuat dari bahan alam.serat rosel,
(4) baja putar, dan (5) pemberat/angkur beton semen yang dipadukan dengan
jangkar baja.
Komposisi jenis dan panjang ikan yang ditangkap di dekat rumpon dapat
dipengaruhi oleh perbedaan lokasi rumpon, musim penangkapan, jenis rumpon,
dan jenis alat tangkap yang digunakan. Ada dua jenis struktur rumpon laut
dangkal yang beroperasi di perairan kecil: rakit bambu dan rumpon drum plastik.
Gear yang digunakan di sekitar FAD juga berbeda. Dengan kata lainpukat cincin,
jaring insang, tali penarik, dan selektivitasnya berbeda untuk setiap gigi. Oleh
karena itu, jenis dan panjang ikan yang ditangkap di sekitar rumpon diperkirakan
akan bervariasi.
2.5 Pola Musim Ikan
Hasil tangkapan di perairan bervariasi dari musim ke musim.Faktor yang
mempengaruhi hasil tangkapan antara lain daerah penangkapan, jenis alat
tangkap, ukuran kapal, dan mekanik alat tangkap. Pemilihan alat tangkap
berkaitan dengan perilaku spesies ikan dan habitat tempat ikan tersebut
ditemukan.Perubahan hasil tangkapan pada bulan tertentu karena adanya ikan dan
dampak dari tingkat keberhasilan kegiatan penangkapan. Hal ini juga mengubah
nilai CPUE (catch per unit effort) dan pola musim penangkapan.
Metode persentase rata-rata digunakan untuk menentukan jalannya musim
penangkapan ikan. Selanjutnya, dijumlahkan kuota tangkapan rata-rata bulanan
yang telah diperoleh untuk mendapatkan indeks musim penangkapan. Indeks
musim penangkapan ikan (IMP) biasanya dihitung untuk mendapatkan pola
musim penangkapan ikan.Pola musiman yang baik ditunjukkan dengan IMP yang
tinggi (>100).Ini menunjukkan bahwa bulan ini adalah waktu yang tepat untuk

8
berlatih memancing.Rata-rata IMP adalah 100%.Nilai IMP di atas rata-rata dapat
dianggap sebagai waktu yang tepat untuk menangkap ikan tongkol.

9
3. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan selama 2 bulan, dimulai pada bulan September-


Oktober 2021. Penelitian dilakukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Ternate.

Peta Lokasi Penelitian


Pelabuhan Perikanan Nusantara Ternate

Gambar 1. Lokasi tempat penelitian

3.2 Alat dan Bahan


Penelitian ini menggunakan alat bantu dan bahan-bahan yang digunakan
untuk menunjang proses pengambilan data di lapangan. Berikut jenis kebutuhan
alat dan bahan dapat dilihat pada (Tabel 1).
Tabel 1. Alat dan bahan penelitian
N
o Alat dan Bahan Kegunaan
1 Alat tulis menulis Mencatat data penelitian
2 Kuesioner Panduan wawancara
3 Kamera Dokumentasi

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder.Data Primer
meliputi data wawancara dengan pegawai di Pelabuhan Perikanan Nusantara
Ternate Data Sekunder diperoleh secara langsung dari PPN Ternate.Data

10
Sekunder meliputi data kunjungan kapal di PPN Ternate, jenis alat tangkap di
PPN Ternate serta produksi ikan tongkol pada tahun 2016-2020.Data produksi
bulanan dan alat tangkap diperoleh melalui buku statistik perikanan tangkap yang
dikeluarkan oleh PPN Ternate. Selain itu data cuaca bulanan selama tahun 2016-
2020 diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Babullah
Ternate.

1.4 Analisis Data


1.4.1 Analisis Kuantitatif
Kegiatan analisis data pada penelitian ini menggunakan analisis kuantitaif
yaitu pengumpulan dan penyajian data yang dideskripsikan berdasarkan data
statistik yang telah dijumlahkan dan dirata-ratakan. Data yang dianalisis terdiri
dari data kunjungan kapal di PPN Ternate, jenis alat tangkap di PPN Ternate serta
produksi ikan tongkol pada tahun 2016-2020.
3.4.2 Analisis Pola Musim Penangkapan
a. Menghitung nilai catch per unit effort (CPUE) setiap bulan yang dimulai dari
bulan Januari 2016 - Desember 2020 (Wahju et al. 2011)
Ci
CPUE =
fi
Keteragan:
CPUEi = Total penangkapan ikan tongkol per unit upaya(ton/trip)
Ci = Totalpenangkapan ikan tongkol(ton) bulan ke-i
Fi = Upaya penangkapan ikan tongkol (trip) bulan ke-i
b. Menyusun nilai deret CPUE yang telah didapat pada bulan Januari 2016-
Desember 2020 (Wahju et al. 2011)
ni = CPUEi
Keterangan :
i = Bulan yang di urutkan (1, 2, 3 ...., 12)
ni = CPUE pada bulan ke-i
c. Menghitung pergerakan nilai CPUE yang dirata-ratakan selama 12 bulan pada
tahun 2016-2020 untuk urutan kei (RGi) (Wahju et al. 2011)
i+5
1
RGi = ( ∑ CPUE
12 i = 1 − 6

11
Keterangan :
Rgi = Pergerakan rata-rata selama 12 bulan urutan ke-i
CPUI = CPUE urutan ke-i i = 6,7,8 - ,n-5
e. Menghitung pergerakan nilai CPUE yang terpusat pada bulan ke-i (RGPi)
(Wahju et al. 2011)
i=1
1
RGPi = ( ∑ RGi
2 i=i
Keterangan :
RGPi = Pergerakan rata-rata nilai CPUE terpusat bulan ke-i
Rgi = Pergerakan rata-rata selama 12 bulan urutan ke-i
f. Menghitung nilai rasio yang dirata-ratakan pada bulan ke-i (RBi) (Wahju et al.
2011)
CPUEi
RBi =
RGPi

Keterangan :
Rbi = Nilai rata-rata rasio pada bulan ke-i
CPUEi = CPUE bulan ke-i i = bulan ke 6,7,8....,n-5
f. Membuat dan menghitung matriks i x j setiap bulan yang dimulai dari bulan
juni, juli dan seterusnya (Wahju et al. 2011)
- Nilai rasio yang dirata - ratakanpada bulan ke-i (RBBi)
Keterangan :
n
1
RBBi = ∑ RBij
n j=1
RBBi = Nilai rata-rata rasio Rbij pada bulan ke-i
RBij = Nilai rata-rata rasio bulanan untuk matriks ukuran i x j i = 1,2,....,12 j
= 1,2,3...n
- Nilai rasio rata - rata yang dijumlahkan berdasarkan bulanan (JRBB)
Keterangan
12
JRBB = ∑ RBBi
i=i

JRBB = Nilaipenjumlahan rasio berdasarkan rata-rata bulan

12
RBBi = Nilai rata-rata Rbij pada bulan ke-i i = 1,2,3...,12
- Faktor koreksi (FK)
1200
FK=
JRRB
Keterangan :
FK = Nilai Faktor Koreksi
JRBB = Nilai rata-rata rasio bulanan

- Indeks Musim Penangkapan bulan ke-i (IMP)


IMPi = RBBi × FK
Keterangan :
IMPi = Nilai indeks penangkapan musim pada bulan ke-i
RBBi = Nilai rata-rata rasio untuk bulan ke-i i = 1,2,3,....,12
g. Penentuan musim penangkapan memiliki beberapa kriteria yaitu jika musim
penangkapan ikan terjadi jika IMP >100% dan sebaliknya jika nilai IMP
<100% maka dikategorikan kedalam non musim penangkapaan. Selain itu
musim dikatakan berimbang atau normal jika IMP=100% dan <50% disebut
musim paceklik (Wahju et al. 2011).

13
4.HASIL DAN PEMBAHASAAN

4.1. Keadaan Umum Lokasi Penelitian

Pelabuhan Perikanan NusantaraTernate (PPN) didirikan antara tahun 1984


hingga 1985 karena situasi para nelayan yang kesulitan menjual hasil
tangkapannya di wilayah administrasi Pulau Ternate. PPN Ternate termasuk
dalam klasifikasi pelabuhan laut yang dilindungi oleh pulau sekitarnya yaitu
Tidore dan Maitara dengan fasilitas penangkapan ikan.
Pelabuhan Perikanan Nusantara Ternate (PPN) Pusat bertanggung jawab
mendukung pengembangan potensi stok ikan di wilayah Maluku Utara, khususnya
di wilayah WPP NRI715 dan WPP NRI716. Berbagai fasilitas komersial telah
dibangun investor di kawasan PPN Ternate seluas 10 hektar. Salah satu
departemen pelaksana teknis Direktorat Jenderal Kelautan dan Perikanan, PPN
Ternate bertanggung jawab untuk mencapai tujuan strategis pengelolaan
tangkapan berkelanjutan yang partisipatif dan bertanggung jawab untuk tangkapan
2016-2020 yang berkontribusi pada pencapaian pembangunan. Perikanan diwakili
oleh pencapaian indikator kinerja utama dan dukungan untuk pelaksanaan
kegiatan.
PPN Ternate berfungsi sebagai pemerintahan dan bisnis untuk mendukung
kegiatan pemanfaatan dan pengelolaan beserta lingkungannya yangdimulai dari
praproduksi, produksi, pengolahan hingga penjualan. Sebagaimana tercantum
dalam Pasal 45, Pasal 1 (23) Undang-Undang Tahun 2009, pelabuhan perikanan
merupakam kegiatan pemerintahan dengan basis pengelolaan ikan terdiri dari
daratan dan laut dengan batas tertentu sebagai tempat berlabuhnya kapal
penangkap ikan.Jangkar dan memancing off-road dapat digunakan dengan
peralatan. Keselamatan laut dan kegiatan pendukung penangkapan ikan. Sistem
pemasaran PPN Ternate masih tradisional, artinya pembeli dan dealer melakukan
negosiasi. Setelah dihapuskan sistem lelang pada tahun 1987-1988 sehingga
pelaksanaan proses lelang tidak lagi berlaku. Kegiatan lelang dilakukan pada saat
itu karena situasi di masyarakat pada saat itu tidak memungkinkan dan tidak ada
dukungan dari pemerintah setempat.

14
4.2. Kapal Penangkapaan Ikan
Aktifitas kapal yang bersandar di PPN Ternate sangat bervariatif dan
cenderung fluktuatif setiap tahunnya. Berbagai jenis kapal yang memanfaatkan
PPN Ternate berasal dari berbagai pulau yang berada di Provinsi Maluku Utara
seperti kapal dari Tidore, Sidangoli, Bacan, dan Ternate (lokal).Seluruh kapal dari
berbagai pulau tersebut pada waktu tertentu tidak mendaratkan hasil tangkapannya
di PPN Ternate namun didaratkan pada pulau terdekat dari lokasi penangkapan.
Hal tersebut kerap kali terjadi jika hasil tangkapan kapal nelayan sangat sedikit,
kondisi tersebut menyebabkan nelayan memutuskan mendaratkan hasil
tangkapannya ke daerah atau pelabuhan terdekat. Oleh karenanya frekwensi
kunjungan kapal cenderung fluktuatif setiap tahun.
Kunjungan kapal tertinggi terdapat pada tahun 2017, mengalami kenaikan
dari tahun 2016. Pada tahun 2018 kunjungan kapal mengalami penurunan sampai
pada tahun 2020. Frekwensi kunjungan kapal dari tahun ke tahun sangat dinamis
dan cenderung berfluktuatif. Berdasarkan nilai rata-rata pada tahun 2016-2020
terlihat nilai tertinggi frekwensi kunjungan kapal pada bulan Januari sebesar
323,0 sementara frekwensi kunjungan kapan terendah pada bulan Juli sebesar
204,8. Frekwensi kunjungan kapal di PPN Ternate dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Frekuensi kunjungan kapal di PPN Ternate tahun 2016-2020

15
Bulan Tahun

2016 2017 2018 2019 2020 rata-rata

Januari 420 405 296 244 252 323


Februari 379 295 245 227 200 269,2
Maret 250 501 262 241 190 288,8
April 282 414 322 195 146 271,8
Mei 295 414 251 178 101 247,8
Juni 281 298 303 131 164 235,4
Juli 205 205 272 166 176 204,8
Agustus 229 397 221 112 101 212,0
September 289 347 279 172 169 251,2
Oktober 352 369 315 163 280 295,8
Nopember 368 373 282 178 258 291,8
Desember 325 317 247 136 246 254,2

Jumlah 3675 4335 3295 2143 2283 3146,2

4.3. Alat Penangkapan Ikan


Perikanan tangkap di Kota Ternate terus mengalami perkembangan sangat
baik yang didukung dengan berdirinya Pelabuhan Perikanan Nusantara Ternate.
PPN Ternate merupakan satu-satunya jenis Pelabuhan perikanan bertipe B di
perairan Maluku Utara (Muhammad, 2017). PPN Ternate merupakan pusat
pendaratan perikanan dari berbagai kapal dengan masing-masing jenis alat
tangkap yang berbeda. Masing-masing alat tangkap mempunyai fungsi yang
berbeda sehingga hasil jenis produk ikan perikanan tangkap berbeda-beda.
Produksi hasil perikanan tangkap merupakan hasil tangkapan kapal nelayan
dengan berbagai variasi jenis alat tangkap yang didaratkan di Pelabuhan
Perikanan Nusantara Ternate merupakan (Tabel 3). Ukuran dan jenis hasil
tangkapan yang didaratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Ternate berbeda-
beda yang didasarkan pada jenis alat tangkap yang digunakan (Muhammad,
2017).
Tabel 3 Jenis alat tangkap ikan di PPN Ternate tahun 2016-2020

16
Tahun
No Jenis alat tangkap
2016 2017 2018 2019 2020

1 Pukat Cincin 29 32 39 22 20
2 Jaring Ingsang 3 1 4 2 3
3 Pancing Ulur 70 70 26 21 40
4 Huhate 59 67 58 54 41

Jumlah 161 170 127 99 104

4.4. Musim Penangkapan Ikan


4.4.1 Produksi
Perkembangan produksi rata-rata bulanan ikan tongkol di PPN Ternate
begitu dinamis dan cenderung fluktuatif dari tahun 2016-2020. Nilai rata-rata
produksi perikanan yang di daratkan di PPN ternate sebesar 29.809 ton per tahun
dari total produksi selama 5 (lima) tahun yaitu357.708 Ton. Produksi terbesar
yaitu459.739 tonpada tahun 2016 sedangkan pada tahun 2019produksi mengalami
penurunan sehingga hasil produksinya sebesar 212.983 ton. Tabel 4 merupakan
total perkembangan produksi bulanan ikan tongkol .
Tabel 4 Perkembangan produksi bulanan ikan tongkol di PPN Ternate 2016-2020
Bulan Tahun Rata-rata

2016 2017 2018 2019 2020

Januari 21.895 18.732 14.711 13.614 9.243 15.639


Februari 14.719 11.556 43.141 30.677 13.263 22.671
Maret 26.143 22.980 23.553 14.505 21.795
April 18.123 14.960 15.531 1.593 17.135 13.468
Mei 20.825 17.662 9.101 9.528 4.030 12.229
Juni 18.138 14.975 1.494 4.176 36.534 15.063
Juli 20.043 16.880 108.816 1.723 27.229 34.938
Agustus 38.603 35.440 40.881 3.680 21.761 28.073
Septembe 58.951 55.788 17.951 50.157 11.363 38.842
r
Oktober 62.643 59.480 21.802 39.317 82.580 53.164

17
Nopember 85.862 82.699 29.908 33.615 82.793 62.975
Desember 73.794 70.631 13.594 10.398 25.827 38.849

Jumlah 459.739 421.783 340.483 212.983 331.758 357.708


Rata-rata 38.312 35.149 28.374 17.749 30.160 29.809

4.4.2 Standarisasi CPUE

Nilai standarisai CPUE dihitung agar dapat mengetahui tingkat pemanfaatan


unit penangkapan ikan tongkol berdasarkan pembagian hasil tangkapan (catch)
dan upaya penangkapan (effort). Nilai CPUE diperoleh dari produksi ikan tongkol
dan upaya penangkapan berdasarkan alat tangkap yang terdiri dari pukat cincin,
jarring ingsang, pancing ulur, dan huhate.
Proses standardisasi upaya penangkapan atau standardisasi nilai CPUE
diperlukan untuk setiap alat tangkap yang didaratkan di PPN Ternate karena
setiap alat tangkap memiliki perbedaan kemampuan. Nilai CPUE (catch per unit
effort) yang berfluktuasi disebabkan karena pengaruh tingkat keberhasilan operasi
penangkapan dan keberadaan ikan pada bulan-bulan tertentu sehingga
menyebabkan perubahan hasil tangkapan. Tabel 5 merupakan total standarisasi
CPUE ikan tongkol.Tabel 5 Total Standarisasi CPUE alat tangkap ikan tongkol
tahun 2016-2020
Bulan Tahun Jumlah Rata-rata

2016 2017 2018 2019 2020

Januari 8.737 19.865 4.874 8.326 4.000 37.065 9.266


Februari 5.874 12.255 14.295 18.762 5.739 51.050 12.763
Maret 10.432 24.369 7.804 8.871 - 41.045 13.682
April 7.232 15.864 5.146 974 7.415 29.400 7.350
Mei 8.310 18.730 3.016 5.827 1.744 29.317 7.329
Juni 7.238 15.880 495 2.554 15.809 34.739 8.685
Juli 7.998 17.901 36.056 1.054 11.783 66.793 16.698
Agustus 15.405 37.583 13.546 2.251 9.416 62.796 15.699
Septembe 23.524 59.161 5.948 30.676 4.917 100.702 25.175
r

18
Oktober 24.998 63.076 7.224 24.046 35.734 130.080 32.520
Nopember 34.263 87.699 9.910 20.559 35.826 153.994 38.499
Desember 29.448 74.901 4.504 6.359 11.176 96.941 24.235

Jumlah 183.459 447.284 112.81 130.259 143.560 833.920 211.900


7

4.4.3 Musim Penangkapaan Ikan Tongkol

Metode persentase rata-rata digunakan untuk menentukan musim


penangkapan ikan. Selanjutnya melakukan penjumlahan kuota tangkapan rata-rata
bulanan yang telah diperoleh sehingga didapatkan indeks musim penangkapan.
Indeks musim penangkapan ikan (IMP) umumnya dihitung untuk mendapatkan
pola musim penangkapan ikan. Pola musiman yang baik ditunjukkan dengan IMP
yang tinggi (100+). Hal ini menunjukkan bahwa bulan ini merupakan waktu yang
tepat untuk memancing (Simanjuntak et al.2018).
Puncak musim penangkapan ikan tongkol dengan IMP tertinggi terjadi pada
bulan November dengan IMP sebesar 183,75% dan terjadi masa transisi timur-
barat (Tabel 5). Tangkapan terendah terjadi pada bulan Mei (musim timur) dengan
IMP 34,89%. Berdasarkan hasil perhitungan yang didapat, kita dapat melihat
bahwa rata-rata IMP bulanan adalah 100%.
Kecenderungan pola musim hasil tangkapan tongkol dapat dilihat
berdasarkan nilai rata-rata IMP tersebut. Berdasarkan perhitungan nilai IMP pada
bulan Maret-Juni diketahui berada dibawah nilai rata-rata IMP perbulan. Pada
bulan September-Desember berada di atas nilai IMP rata-rata per bulan. Selain
dari itu nilai IMP cenderung fluktuatif. Rata-rata nilai IMP dapat dilihat pada
Tabel 5.
Tabel 5 Indeks musim penangkapan ikan tongkol dengan metode rata-rata
bergerak
Bulan Jul-16 Jul-17 Jul-18 Jul-19 Total RRBi IMPi

Jun-17 Jun-18 Jun-19 Jun-20 Rbi

Juli 0,50 0,48 3,77 0,10 4,87 1,22 112, 38

Agustus 0,93 1,04 1,37 0,24 3,59 0,90 82,715

September 1,35 1,66 0,58 3,72 7, 34 1,84 169,26

19
Oktober 1,36 1,83 0,72 3,01 6,94 1,73 160,01

Nopember 1,79 2,63 0,99 2,53 7,97 1,99 183,75

Desember 1,48 2,34 0,44 0,79 5,07 1,27 116,81

Januari 0,96 0,15 0,95 1,30 3, 37 0,84 77,80

Februari 0,55 0,44 2,75 1,01 4,77 1,19 110,05

Maret 1,00 0,27 1,20 - 2,47 0,62 57,05

April 0,57 0,21 0,10 1,13 2,03 0,51 46,79

Mei 0,59 0,16 0,56 0,18 1,51 0, 38 34,89

Juni 0,44 0,04 0,23 1,37 2,10 0,53 48,44

JRRBi 13,01

FK 161,40

Musim ikan tongkol berlangsung saat bulan September hingga Desember


yang selalu fluktuatif di musim timur hingga musim peralihan II. Bulan
November merupakan puncak musim penangkapan ikan tongkol dan musim
paceklik ikan tongkol terjadi dari bulan Maret hingga Juni. Pada dasarnya nelayan
masih mendapatkan hasil penangkapan ikan di musim paceklik tetapi dalam
jumlah yang sedikit. Menurut Ilhamdi et al. (2014) menangkap ikan di bulan yang
tidak musim dapat menyebabkan kerugian karena mengeluarkan biaya
operasional. Pola musim penangkapan ikan dapat dilihat pada Gambar2.
pola musim
penangkapan
I M P (%)

200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan
Gambar 2 Pola musim penangkapan ikan tongkol di PPN Ternate tahun 2016-2020

20
4.4.4 Hubungan pola musim penangkapaan ikan dengan kondisi perairan

Upaya penangkapan yang digunakan adalah jumlah hari pendaratan atau trip
yang dicatat oleh hasil tangkapan ikan tongkol di PPN Ternate selama lima tahun
dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2020. Indeks Musim Penangkapan Ikan
(IMP) dihitung untuk mendapatkan pola musim penangkapan. Musim tongkol dari
tahun 2016 hingga 2020 terus menunjukkan fluktuasi yang fluktuatif setiap
bulannya. Penyebab fluktuasi ikan bulanan adalah adanya ikan dengan jumlah
upaya penangkapan dan jumlah aktivitas penangkapan.
Kehadiran ikan di permukaan air juga dipicu oleh peristiwa naiknya massa
air laut dari kedalaman permukaan. Pergerakan ini membawa air laut dingin,
garam tinggi dan nutrisi ke permukaan, meningkatkan kemungkinan ikan akan
menghabiskan sumber daya air. Hal ini juga dipengaruhi oleh musim,nelayan
tidak melaut karena kuatnya arus pada musim barat yang diikuti dengan
gelombang tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan kecepatan angina yang berkisar
antara 5,6-6.0 dengan curah hujan hingga mencapai 260,74 mm. Karena itu, saat
cuaca buruk ikan melimpah diperairan, tetapi hasil tangkapan justru berkurang.
Tabel 6 menunjukkan hubungan antara pola musim penangkapan ikan dengan
kondisi perairan.
Tabel 6 Hubungan pola musim penangkapan ikan dengan kondisi perairan

Bulan IMP Curah Kecepata Musim


hujan n angin
(mm) (m/s)

Desember 116,81 260,74 5,8 Musim Barat


Januari 77,80 197,26 5,6 Musim Barat
Februari 110,03 98,2 6,0 Musim Barat
Maret 57,05 152,78 6,2 Musim Peraliha Barat-Timur
April 46,79 267,48 4,6 Musim Peraliha Barat-Timur
Mei 34,88 212,76 3,6 Musim Peraliha Barat-Timur
Juni 48,44 271,58 3,8 Musim Timur
Juli 112,35 250,98 4,2 Musim Timur
Agustus 82,71 88,66 6,8 Musim Timur
Septembe 169,26 130,94 4,6 Musim Peraliha Timur-Barat

21
r

Oktober 160,01 172,3 4,4 Musim Peraliha Timur-Barat


November 183,75 168,98 5,2 Musim Peraliha Timur-Barat

Berdasarkan hasil analisis data curah hujan tertinggi terjadi pada bulanApril
dengan nilai intensitas hujan sebesar 267,48 mm. Sedangkan pada bulan Agustus
menunjukkan intensitas curah hujan terendah dengan nilai sebesar 88,66 mm.
Hubungan antara nilai IMP dan curah hujan pada bulan Januari-Juni berbanding
terbalik yaitu semakin besar intensitas curah hujan maka hasil penangkapan ikan
semakin menurun dan sebaliknya yaitu semakin kecil intensitas curah hujan maka
nilai IMP semakin besar. Sedangkan pada bulan Juli-Desember besarnya
intensitas curah hujan tidak berpengaruh terhadap nilai IMP atau hasil tangkapan
ikan.
Kecepatan angin juga berpengaruh besar terhadap hasil tangkapan. Menurut
Nugraheni (2015), semakin tinggi kecepatan angin maka ombak semakin besar.
Besarnya gelombang dapat mempengaruhi besarnya hasil penangkapan perikanan
ikan tongkol. Berdasarkan data pada Tabel 6, kecepatan angin berfluktuasi secara
signifikan setiap bulannya, dengan kecepatan angin maksimum 6,8 m/s pada
bulan Agustus dan 3,6 m/s pada bulan Mei. Pada bulan tersebut nilai hasil
penangkapan ikan (IMP) cenderung menurun.

22
5. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

1. Ikan tongkol yang di daratkan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Ternate


merupakan produksi dari alat tangkap pukat cincin, jaring insang, pancing ulur,
huhate. Rata-rata produksi tongkol tertinggi terjadi pada bulan Oktober-
November, rata-rata frekwensi kunjungan kapal tertinggi berlangsung pada
bulan Oktober-November.
2. Musim penangkapan ikan tongkol terdiri dari 3 pola musim yaitu musim
puncak berlangsung pada bulan September, Oktober, November, Desember.
Musim sedang berlangsung pada bulan Februari dan Juli sedangkan musim
paceklik berlangsung pada bulan Maret, April, Mei, Juni dan Agustus.
5.2. Saran
Saran yang diberikan yaitu perlu adanya penelitian selanjutnya mengenai
ikan pelagis pada umumnya, tidak hanya berfokus pada ikan tongkol, sehingga
bisa didapatkan nilai IMP ikan pelagis secara umum sebagai basis data Provinsi
Maluku Utara.

23
LAMPIRAN

Lampiran 1
Tabel 1 Jumlah alat tangkap pukat cincin (purse seine)
Bulan Tahun Jumlah Rata-
rata
2016 2017 2018 2019 2020

Januari 29 32 39 22 20 142 28
Februari 29 32 39 22 20 142 28
Maret 29 32 39 22 20 142 28
April 29 32 39 22 20 142 28
Mei 29 32 39 22 20 142 28
Juni 29 32 39 22 20 142 28
Juli 29 32 39 22 20 142 28
Agustus 29 32 39 22 20 142 28
Septembe 29 32 39 22 20 142 28
r
Oktober 29 32 39 22 20 142 28
Nopembe 29 32 39 22 20 142 28
r
Desember 29 32 39 22 20 142 28

Jumlah 348 384 468 264 240 1704 341


Rata-rata 29 32 39 22 20 142 28

Tabel 2 Jumlah alat tangkap jarring insang (gill net)


Bulan Tahun Jumlah Rata-
rata
2016 2017 2018 2019 2020

Januari 3 1 4 2 3 13 3
Februari 3 1 4 2 3 13 3
Maret 3 1 4 2 3 13 3
April 3 1 4 2 3 13 3
Mei 3 1 4 2 3 13 3
Juni 3 1 4 2 3 13 3

24
Juli 3 1 4 2 3 13 3
Agustus 3 1 4 2 3 13 3
Septembe 3 1 4 2 3 13 3
r
Oktober 3 1 4 2 3 13 3
Nopembe 3 1 4 2 3 13 3
r
Desember 3 1 4 2 3 13 3

Jumlah 36 12 48 24 36 156 31
Rata-rata 3 1 4 2 3 13 3

Tabel 3 Jumlah alat tangkap pancing ulur (hand line)


Bulan Tahun Jumlah Rata-
rata
2016 2017 2018 2019 2020

Januari 70 70 26 21 40 227 45
Februari 70 70 26 21 40 227 45
Maret 70 70 26 21 40 227 45
April 70 70 26 21 40 227 45
Mei 70 70 26 21 40 227 45
Juni 70 70 26 21 40 227 45
Juli 70 70 26 21 40 227 45
Agustus 70 70 26 21 40 227 45
Septembe 70 70 26 21 40 227 45
r
Oktober 70 70 26 21 40 227 45
Nopembe 70 70 26 21 40 227 45
r
Desember 70 70 26 21 40 227 45

Jumlah 840 840 312 252 480 2724 545


Rata-rata 70 70 26 21 40 227 45

25
Tabel 4 Jumlah alat tangkap huhate (pole and line)
Bulan Tahun Jumlah Rata-
rata
2016 2017 2018 2019 2020

Januari 59 67 58 54 41 279 56
Februari 59 67 58 54 41 279 56
Maret 59 67 58 54 41 279 56
April 59 67 58 54 41 279 56
Mei 59 67 58 54 41 279 56
Juni 59 67 58 54 41 279 56
Juli 59 67 58 54 41 279 56
Agustus 59 67 58 54 41 279 56
Septembe 59 67 58 54 41 279 56
r
Oktober 59 67 58 54 41 279 56
Nopembe 59 67 58 54 41 279 56
r
Desember 59 67 58 54 41 279 56

Jumlah 708 804 696 648 492 3348 670


Rata-rata 59 67 58 54 41 279 56

26
Lampiran 2
Tabel 5 Nilai CPUE bulanan ikan tongkol dengan alat tangkap purse seine tahun 2016-
2020
Bulan Tahun Jumlah Rata-
rata
2016 2017 2018 2019 2020

Januari 755 585 377 619 462 2799 560


Februari 508 361 1106 1394 663 4032 806
Maret 901 718 604 659 0 2883 577
April 625 468 398 72 857 2420 484
Mei 718 552 233 433 202 2138 428
Juni 625 468 38 190 1827 3148 630
Juli 691 528 2790 78 1361 5449 1090
Agustus 1331 1108 1048 167 1088 4742 948
Septembe 2033 1743 460 2280 568 7084 1417
r
Oktober 2160 1859 559 1787 4129 10494 2099
Nopembe 2961 2584 767 1528 4140 11980 2396
r
Desember 2545 2207 349 473 1291 6864 1373

Jumlah 1321 13181 8730 9681 16588 64033 12807


Rata-rata 1321 1098 728 807 1382 5336 1067

Tabel 6 Nilai CPUE bulanan ikan tongkol dengan alat tangkap gill net tahun 2016-2020
Bulan Tahun Jumlah Rata-
rata
2016 2017 2018 2019 2020

Januari 7298 18732 3678 6807 3081 39596 7919

27
Februari 4906 11556 1078 15339 4421 47007 9401
5
Maret 8714 22980 5888 7253 0 44835 8967
April 6041 14960 3883 797 5712 31392 6278
Mei 6942 17662 2275 4764 1343 32986 6597
Juni 6046 14975 374 2088 12178 35661 7132
Juli 6681 16880 2720 862 9076 60703 12141
4
Agustus 1286 35440 1022 1840 7254 67622 13524
8 0
Septembe 1965 55788 4488 25079 3788 108792 21758
r 0
Oktober 2088 59480 5451 19659 27527 132997 26599
1
Nopembe 2862 82699 7477 16808 27598 163202 32640
r 1
Desember 2459 70631 3399 5199 8609 112436 22487
8

Jumlah 1277 421783 8512 106492 110586 877228 17544


1 1 6
Rata-rata 1277 35149 7093 8874 9216 73102 14620
1

Tabel 7 Nilai CPUE bulanan ikan tongkol dengan alat tangkap hand line tahun 2016-2020
Bulan Tahun Jumlah Rata-
rata
2016 2017 2018 2019 2020

Januari 313 268 566 648 231 2026 405


Februari 210 165 1659 1461 332 3827 765
Maret 373 328 906 691 0 2298 460
April 259 214 597 76 428 1574 315
Mei 298 252 350 454 101 1454 291
Juni 259 214 57 199 913 1643 329
Juli 286 241 4185 82 681 5475 1095

28
Agustus 551 506 1572 175 544 3349 670
Septembe 842 797 690 2388 284 5002 1000
r
Oktober 895 850 839 1872 2065 6520 1304
Nopembe 1227 1181 1150 1601 2070 7229 1446
r
Desember 1054 1009 523 495 646 3727 745

Jumlah 547 502 1091 845 691 44125 8825


Rata-rata 547 502 1091 845 754 3677 735

Tabel 8 Nilai CPUE bulanan ikan tongkol dengan alat tangkap pole and line tahun 2016-
2020
Bulan Tahun Jumlah Rata-
rata
2016 2017 2018 2019 2020

Januari 371 280 254 252 225 1382 276


Februari 249 172 744 568 323 2057 411
Maret 443 343 406 269 0 1461 292
April 307 223 268 30 418 1246 249
Mei 353 264 157 176 98 1048 210
Juni 307 224 26 77 891 1525 305
Juli 340 252 1876 32 664 3164 633
Agustus 654 529 705 68 531 2487 497
September 999 833 310 929 277 3347 669
Oktober 1062 888 376 728 2014 5068 1014
Nopember 1455 1234 516 623 2019 5847 1169
Desember 1251 1054 234 193 630 3362 672

Jumlah 649 525 489 329 674 31994 6399


Rata-rata 649 525 489 329 736 2666 533

29
Lampiran 3
Tabel 9 Nilai standarisasi CPUE alat tangkap ikan tongkol dengan alat tangkap purseine
tahun 2016-2020
Bulan Tahun Jumlah Rata-
rata
2016 2017 2018 2019 2020

Januari 755,0 585,4 377,2 618,8 462,2 2044 2044


Februari 507,6 361,1 1106, 1394, 663,2 3525 3525
2 4
Maret 901,5 718,1 603,9 659,3 - 1981 1981
April 624,9 467,5 398,2 72,4 856,8 1795 1795
Mei 718,1 551,9 233,4 433,1 201,5 1420 1420
Juni 625,4 468,0 38,3 189,8 1826,7 2523 2523
Juli 691,1 527,5 2790, 78,3 1361,5 4757 4757
2
Agustus 1331,1 1107,5 1048, 167,3 1088,1 3411 3411
2
Septembe 2032,8 1743,4 460,3 2279, 568,2 5052 5052
r 9

30
Oktober 2160,1 1858,8 559,0 1787, 4129,0 8334 8334
1
Nopembe 2960,8 2584,3 766,9 1528, 4139,7 9019 9019
r 0
Desember 2544,6 2207,2 348,6 472,6 1291,4 4320 4320

Jumlah 15853, 13180, 8730, 9681, 16587, 48180 48180


1 7 3 0 9
Rata-rata 1321,1 1098,4 727,5 806,8 1508,0 4015 4015

Tabel 10 Nilai standarisasi CPUE alat tangkap ikan tongkol dengan alat tangkap gill net
tahun 2016-2020
Bulan Tahun Jumlah Rata-
rata
2016 2017 2018 2019 2020

Januari 7.298 18.732 3.678 6.807 3.081 32298 8074


Februari 4.906 11.556 10.78 15.339 4.421 42101 10525
5
Maret 8.714 22.980 5.888 7.253 - 36121 12040
April 6.041 14.960 3.883 797 5.712 25351 6338
Mei 6.942 17.662 2.275 4.764 1.343 26045 6511
Juni 6.046 14.975 374 2.088 12.178 29615 7404
Juli 6.681 16.880 27.20 862 9.076 54022 13505
4
Agustus 12.868 35.440 10.22 1.840 7.254 54754 13688
0
Septembe 19.650 55.788 4.488 25.079 3.788 89142 22285
r
Oktober 20.881 9.480 5.451 19.659 27.527 112116 28029
Nopember 28.621 2.699 7.477 16.808 7.598 134581 33645
Desember 24.598 70.631 3.399 5.199 8.609 87838 21959

Jumlah 153246 421783 85121 106492 110586 723981 184005


Rata-rata 12771 35149 7093 8874 10053 60332 15334

Tabel 11 Nilai standarisasi CPUE alat tangkap ikan tongkol dengan alat tangkap
handline tahun 2016-2020

31
Bulan Tahun Jumlah Rata-
rata
2016 2017 2018 2019 2020

Januari 313 268 566 648 231 1713 428


Februari 210 165 1.659 1.461 332 3617 904
Maret 373 328 906 691 - 1925 642
April 259 214 597 76 428 1315 329
Mei 298 252 350 454 101 1157 289
Juni 259 214 57 199 913 1384 346
Juli 286 241 4.185 82 681 5189 1297
Agustus 551 506 1.572 175 544 2798 699
Septembe 842 797 690 2.388 284 4160 1040
r
Oktober 895 850 839 1.872 2.065 5625 1406
Nopember 1.227 1.181 1.150 1.601 2.070 6002 1501
Desember 1.054 1.009 523 495 646 2673 668

Jumlah 6568 6025 13096 10142 8294 37557 9550


Rata-rata 547 502 1091 845 754 3130 796

Tabel 12 Nilai standarisasi CPUE alat tangkap ikan tongkol dengan alat tangkap pole and
line tahun 2016-2020
Bulan Tahun Rata-
Jumlah rata
2016 2017 2018 2019 2020

Januari 371 280 254 252 225 1011 253


Februari 249 172 744 568 323 1808 452
Maret 443 343 406 269 - 1018 339
April 307 223 268 30 418 938 235
Mei 353 264 157 176 98 695 174
Juni 307 224 26 77 891 1218 304
Juli 340 252 876 32 664 2824 706
Agustus 654 529 705 68 531 1833 458
Septembe 999 833 310 929 277 2348 587
r

32
Oktober 1.062 888 376 728 2.01 4006 1001
4
Nopembe 1.455 1.234 516 623 2.01 4392 1098
r 9
Desember 1.251 1.054 234 193 630 2111 528

Jumlah 7.792 6295 5870 3944 8092 24201 6135


Rata-rata 649 525 489 329 736 2017 511

Lampiran 4
Dokumentasi pengambilan data penelitian

33
34

Anda mungkin juga menyukai