PENDAHULUAN
I.1. LatarBelakang
1
Salah satu jenis analisis penangkapan sumberdaya ikan yaitu berdasarkan
kajian pola musim. Pola musim penangkapan ikan dapat memberikan informasi
terkait waktu atau musim penangkapan ikan tongkol sehingga dapat mengurangi
kerugian yang dialami oleh sejumlah nelayan ketika melakukan operasi
penangkapan ikan (Wardani, 2020). Potensi sumberdaya ikan tongkol dapat lebih
dioptimalkan jika tersedia sejumlah informasi terkait musim penangkapan yang
memiliki pendapatan produksi tertinggi (Mohammad, 2020).
Studi Baskoroet al. (2007) menemukan bahwa pola musim penangkapan
berbeda untuk setiap spesies pada saat puncak musim penangkapan, namun ada
juga yang sama setiap bulannya. Perbedaan dan persamaan puncak musim
penangkapan untuk masing-masing spesies terutama dipengaruhi oleh perubahan
pola musim. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu dilakukan penelitian
mengenai “Pola Musim Penangkapan Ikan Tongkol yang didaratkan di Pelabuhan
Perikanan Nusantara Ternate)”.
1.2 Rumusan Masalah
Penyebaran ikan tongkol sering mengikuti sirkulasi dari populasi suatu
perairan. Jenis ikan tongkol pada umumnya mempunyai tingkat penyebaran yang
sangat luas di perairan Maluku Utara. Musim penangkapan ikan perlu diketahui
oleh sejumlah nelayan untuk meningkatkan pendapat hasil produksinya. Oleh
karenanya perlu dianalisis tingkat produktifitas nelayan dengan menganalisis data
CPUE serta menentukan pola musim dari ikan tongkol. Hal ini diharapkan dapat
meningkatkan kepastian hasil tangkapan sehingga mengurangi resiko kerugian
dan meningkatkan pendapatan nelayan. Oleh karenanya pertanyaan penelitian
yang menjadi rumusan masalah yaitu kapan terjadi musim puncak penangkapan
dan penangkapan terendah ikan tongkol.
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu
1. Mendeskripsikan perkembangan unit alat tangkap ikan tongkol di
Pelabuhan Perikanan Nusantara Ternate
2. Menganalisis pola musim penangkapan ikan tongkol yang di daratkan di
Pelabuhan Perikanan Nusantara Ternate
2
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah 1) Mendorong terciptanya kegiatan
operasi penangkapan ikan tongkol yang lebih efektif. 2) Potensi sumberdaya ikan
tongkol dapat lebih dioptimalkan sehingga meningkatkan kesejahteraan nelayan.
3) Sebagai informasi dasar bagi peneliti dalam mengembangkan penelitian
lanjutan terutama yang berhubungan dengan aspek pendapatan berdasarkan hasil
tangkapan nelayan.
3
2. TINJAUAN PUSTAKA
4
mencapai celah antara kedua sirip punggung. Sirip dubur memiliki 14 jari-
jarisamar dan 6-9 jari-jari sirip tambahan. Sirip kecil berjumlah 8-10 di belakang
sirip punggung kedua.Secara umum, ikan tongkol memiliki panjang tubuh 50-60
cm (Kurniawati, 2014).
2.3 Alat Penangkapan Ikan Tongkol
a. Pukat cincin (Purse seine)
Pukat Cincinmerupakan salah satu jenis alat tangkap yang dikenal juga
dengan nama drawstring nets, alat ini begitu efektif ketika melakukan
penangkapan ikan pelagis yang berperilaku dalam kelompok besar di perairan
pantai maupun lepas pantai. Prinsip penangkapan ikan pukat cincinadalah
mengelilingi gerombolan ikan dengan jaring, yang membentuk dinding vertikal
dan mencegah ikan bergerak secara horizontal kemudian pertajam bagian bawah
jaring agar ikan tidak naik ke dasar jaring. Ikan yang tertangkap dengan alat
tangkap pukat cincin adalah jenis ikan layang-layang (Decapteru sp), remuru
(Sardinel sp), kembung(Rastreliger sp), bonito(Katsuwonus pelamis)dan tongkol
(E. affinis) (Nuraisyah et al. 2019).
Produktivitas hasil tangkapan purse seine berkaitan dengan dampak dimensi
alat tangkap, kapasitas kapal, dan kesesuaian alat tangkap. Beberapa penelitian
yang menganalisis aspek teknis terkait desain dan konstruksi pukat cincin antara
lain studi tentang laju penurunan muka pukat cincin, desain dan konstruksi pukat
cincin, kriteria desain pukat cincin yang ideal dan perhitungan selisih waktu
antara laju penurunan pukat cincin. Studi tentang produktivitas pukat cincin yang
mempengaruhi total tangkapan menunjukkan bahwa kekuatan mesin kapal,
kekuatan lampu, dan volume Pukat Cincin(ukuran alat tangkap) merupakan faktor
penting.Kondisi ini terkait dengan hasil penelitian sebelumnya mengenai
produktivitas pukat cincindimana faktor teknis alat tangkap memberikan pengaruh
yang cukup signifikan (Rumpa et al. 2017).
Pukat Cincin dioperasikan dengan cara melilitkan jaring di sekitar
gerombolan ikan untuk mencegah ikan meloloskan diri secara horizontal. Setelah
menutup lingkaran, tarik tali bergelombang sampai tali pemberat menyatu dan
bagian bawah jaring menutup, menyebabkan jaring mengerut dan mencegah
gerombolan ikan melarikan diri secara vertikal atau horizontal.Gerombolan ikan
5
didorong ke bagian kantong di ujung jaring di satu sisi jaring dengan menarik
jaring ke perahu, dan ikan yang ditangkap terakhir diangkat ke perahu(PPKP,
2012).
Pukat Cincin dibagi menjadi dua bagian yaitu, pukat cincin dengan ikat
pinggang di bagian tengah dan saku di bagian tepinya.Bagian tas dompet ukuran
sedang, biasanya jaring ditarik dari kedua ujungnya, namun jaring serut ini
biasanya ditarik secara manual. Selain itu, mereka yang memiliki kantong tetap
biasanya ditarik oleh mesin traksi bertenaga hidrolik (blok daya). Pukat cincin
dapat dioperasikan pada satu kapal atau lebih, tergantung pada ukuran kapal,
ukuran jaring dan jenis ikan yang ditangkap (PPKP, 2012).
b. Pancing Ulur (Handline)
Pancing ulur (handline) adalah jenis alat pancing yang sering digunakan
oleh nelayan Aceh Utara untuk menangkap ikan di laut.Struktur utama alat
tangkap handline terdiri dari joran, putar, pancing, pemberat dan umpan.Industri
perikanan juga menggunakan suplemen seperti umpan dan rumpon.Berdasarkan
hasil penelitian Syari et al. (2014) menunjukkan bahwa rumpon dapat digunakan
untuk membangun daerah penangkapan ikan di badan air.
c. Jaring Insang (Gill net)
Jaring insang(gill net) adalah salah satu jenis alat tangkap yang mata jaring
utamanya terdiri dari jaring-jaring segi empat dengan ukuran yang sama
(Martasuganda, 2008). Alat tangkap jaring insang adalah alat tangkap yang
hampir berbentuk persegi panjang dengan bagian alat yang terdiri dari jaring
utama, tali pancing atas, tali pancing bawah, pelampung, dan tali jangkar (Syofyan
et al.2010).
Jaring Ingsang digunakan untuk menangkap benih komoditas besar seperti
salmon, wire, mackerel, sarden, kepiting, hiu, tongkol dan udang (Syofyan et al.
2010). Menurut Martasuganda (2002), jaring insang pada dasarnya sama dengan
jaring insang, kecuali cara kerja peralatan di daerah penangkapan.
6
mencegah ikan putus saat mengambil makanan, dan beberapa bagian mata
kail.batang Bentuk huruf "J”(pengait) terbuat dari tembaga, dan pengait
dimodifikasi dengan menempelkan sayap ayam dan serat kulit pohon sebagai
umpan tiruan untuk ikan teri. Menurut Sudirman dan Achmar (2004), jenis dan
bahan yang digunakan pada alat tangkap joran dan pancing adalah:
1. Staff (Gala), bagian ini terbuat dari bambu yang cukup tua dan elastis. Bambu
kuning sering digunakan. Panjang batang berkisar antara 2,53 meter dengan
diameter 34 cm pada pangkal dan 11,5 cm pada ujungnya.
2. Tali utama dengan panjang sekitar 1,52 meter dengan diameter 0,5 cm dan
nomor 7 yang terbuat dari bahan polyethylene sintetik dan disesuaikan
penggunaan pada panjang joran, cara memancing, tinggi haluan, dan jarak
semprotan.
3. Tali cabang atau tali sekunder yang terbuat dari bahan monofilament berbentuk
tashi berwarna putih sebagai pengganti kawat baja (wire leader) dengan
panjang 20 cm atau lebih. Hal ini untuk mencegah tali utama putus saat jack
skip menggigit kail.
4. Kait yang digunakan sebanyak 2,5-2,8 yang belum di kait kembali. Kait pada
ujung joran berbentuk silinder terhadap sebuah kaleng yang memiliki Panjang
2 cm dan berdiameter 8 mm yang dilapisi nikel untuk memberikan warna
mengkilap yang menarik perhatian ikan.Terdapat cincin yang berfungsi
mengikat tali sekunder pada bagian luar.Tali rafia merah merupakan
kelengkapan dari jenis pancing yang membungkus rumbai tali merah yang
dipergunakan sebagai umpan buatan.Pemilihan warna merah cocok dengan
warna ikan umpan.
2.4 Alat Bantu Penangkapan Ikan
Rumpon adalah teknologi yang dirancang untuk menarik dan
mengkonsentrasikan ikan agar dapat berkumpul di perairan untuk memudahkan
penangkapan dengan alat tangkap yang tepat, karena lokasi tempat pemancingan
sudah diketahui sebelumnya.Rancangan rumpon permanen yang dimodifikasi
memiliki dua jenis pemberat, empat badan rumpon, dansatu pelampung
rumpon.Saat ini, dua jenis FAD, Free Drift FAD (dFAD) dan Anchor FAD
7
(aFAD), muncul di seluruh dunia (Fréon & Dagorn, 2000).Jenis rumpon yang
terdapat di Indonesia adalah rumpon permanen dengan jangkar.
Perikanan tongkol yang dikembangkan di Indonesia tidak banyak
mengalami perubahan baik desain maupun konstruksi rumpon.Secara garis besar
struktur rumpon yang ditambatkan adalah (1) rakit bambu, pelampung berupa
ponton gabus atau baja/fiberglass, (2) penarik yang terbuat dari daun kalepa atau
nipa, (3) khusus tersusun dari tali-temali yang terbuat dari bahan alam.serat rosel,
(4) baja putar, dan (5) pemberat/angkur beton semen yang dipadukan dengan
jangkar baja.
Komposisi jenis dan panjang ikan yang ditangkap di dekat rumpon dapat
dipengaruhi oleh perbedaan lokasi rumpon, musim penangkapan, jenis rumpon,
dan jenis alat tangkap yang digunakan. Ada dua jenis struktur rumpon laut
dangkal yang beroperasi di perairan kecil: rakit bambu dan rumpon drum plastik.
Gear yang digunakan di sekitar FAD juga berbeda. Dengan kata lainpukat cincin,
jaring insang, tali penarik, dan selektivitasnya berbeda untuk setiap gigi. Oleh
karena itu, jenis dan panjang ikan yang ditangkap di sekitar rumpon diperkirakan
akan bervariasi.
2.5 Pola Musim Ikan
Hasil tangkapan di perairan bervariasi dari musim ke musim.Faktor yang
mempengaruhi hasil tangkapan antara lain daerah penangkapan, jenis alat
tangkap, ukuran kapal, dan mekanik alat tangkap. Pemilihan alat tangkap
berkaitan dengan perilaku spesies ikan dan habitat tempat ikan tersebut
ditemukan.Perubahan hasil tangkapan pada bulan tertentu karena adanya ikan dan
dampak dari tingkat keberhasilan kegiatan penangkapan. Hal ini juga mengubah
nilai CPUE (catch per unit effort) dan pola musim penangkapan.
Metode persentase rata-rata digunakan untuk menentukan jalannya musim
penangkapan ikan. Selanjutnya, dijumlahkan kuota tangkapan rata-rata bulanan
yang telah diperoleh untuk mendapatkan indeks musim penangkapan. Indeks
musim penangkapan ikan (IMP) biasanya dihitung untuk mendapatkan pola
musim penangkapan ikan.Pola musiman yang baik ditunjukkan dengan IMP yang
tinggi (>100).Ini menunjukkan bahwa bulan ini adalah waktu yang tepat untuk
8
berlatih memancing.Rata-rata IMP adalah 100%.Nilai IMP di atas rata-rata dapat
dianggap sebagai waktu yang tepat untuk menangkap ikan tongkol.
9
3. METODOLOGI PENELITIAN
Data penelitian terdiri dari data primer dan data sekunder.Data Primer
meliputi data wawancara dengan pegawai di Pelabuhan Perikanan Nusantara
Ternate Data Sekunder diperoleh secara langsung dari PPN Ternate.Data
10
Sekunder meliputi data kunjungan kapal di PPN Ternate, jenis alat tangkap di
PPN Ternate serta produksi ikan tongkol pada tahun 2016-2020.Data produksi
bulanan dan alat tangkap diperoleh melalui buku statistik perikanan tangkap yang
dikeluarkan oleh PPN Ternate. Selain itu data cuaca bulanan selama tahun 2016-
2020 diperoleh dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Babullah
Ternate.
11
Keterangan :
Rgi = Pergerakan rata-rata selama 12 bulan urutan ke-i
CPUI = CPUE urutan ke-i i = 6,7,8 - ,n-5
e. Menghitung pergerakan nilai CPUE yang terpusat pada bulan ke-i (RGPi)
(Wahju et al. 2011)
i=1
1
RGPi = ( ∑ RGi
2 i=i
Keterangan :
RGPi = Pergerakan rata-rata nilai CPUE terpusat bulan ke-i
Rgi = Pergerakan rata-rata selama 12 bulan urutan ke-i
f. Menghitung nilai rasio yang dirata-ratakan pada bulan ke-i (RBi) (Wahju et al.
2011)
CPUEi
RBi =
RGPi
Keterangan :
Rbi = Nilai rata-rata rasio pada bulan ke-i
CPUEi = CPUE bulan ke-i i = bulan ke 6,7,8....,n-5
f. Membuat dan menghitung matriks i x j setiap bulan yang dimulai dari bulan
juni, juli dan seterusnya (Wahju et al. 2011)
- Nilai rasio yang dirata - ratakanpada bulan ke-i (RBBi)
Keterangan :
n
1
RBBi = ∑ RBij
n j=1
RBBi = Nilai rata-rata rasio Rbij pada bulan ke-i
RBij = Nilai rata-rata rasio bulanan untuk matriks ukuran i x j i = 1,2,....,12 j
= 1,2,3...n
- Nilai rasio rata - rata yang dijumlahkan berdasarkan bulanan (JRBB)
Keterangan
12
JRBB = ∑ RBBi
i=i
12
RBBi = Nilai rata-rata Rbij pada bulan ke-i i = 1,2,3...,12
- Faktor koreksi (FK)
1200
FK=
JRRB
Keterangan :
FK = Nilai Faktor Koreksi
JRBB = Nilai rata-rata rasio bulanan
13
4.HASIL DAN PEMBAHASAAN
14
4.2. Kapal Penangkapaan Ikan
Aktifitas kapal yang bersandar di PPN Ternate sangat bervariatif dan
cenderung fluktuatif setiap tahunnya. Berbagai jenis kapal yang memanfaatkan
PPN Ternate berasal dari berbagai pulau yang berada di Provinsi Maluku Utara
seperti kapal dari Tidore, Sidangoli, Bacan, dan Ternate (lokal).Seluruh kapal dari
berbagai pulau tersebut pada waktu tertentu tidak mendaratkan hasil tangkapannya
di PPN Ternate namun didaratkan pada pulau terdekat dari lokasi penangkapan.
Hal tersebut kerap kali terjadi jika hasil tangkapan kapal nelayan sangat sedikit,
kondisi tersebut menyebabkan nelayan memutuskan mendaratkan hasil
tangkapannya ke daerah atau pelabuhan terdekat. Oleh karenanya frekwensi
kunjungan kapal cenderung fluktuatif setiap tahun.
Kunjungan kapal tertinggi terdapat pada tahun 2017, mengalami kenaikan
dari tahun 2016. Pada tahun 2018 kunjungan kapal mengalami penurunan sampai
pada tahun 2020. Frekwensi kunjungan kapal dari tahun ke tahun sangat dinamis
dan cenderung berfluktuatif. Berdasarkan nilai rata-rata pada tahun 2016-2020
terlihat nilai tertinggi frekwensi kunjungan kapal pada bulan Januari sebesar
323,0 sementara frekwensi kunjungan kapan terendah pada bulan Juli sebesar
204,8. Frekwensi kunjungan kapal di PPN Ternate dapat dilihat pada Tabel 2.
Tabel 2 Frekuensi kunjungan kapal di PPN Ternate tahun 2016-2020
15
Bulan Tahun
16
Tahun
No Jenis alat tangkap
2016 2017 2018 2019 2020
1 Pukat Cincin 29 32 39 22 20
2 Jaring Ingsang 3 1 4 2 3
3 Pancing Ulur 70 70 26 21 40
4 Huhate 59 67 58 54 41
17
Nopember 85.862 82.699 29.908 33.615 82.793 62.975
Desember 73.794 70.631 13.594 10.398 25.827 38.849
18
Oktober 24.998 63.076 7.224 24.046 35.734 130.080 32.520
Nopember 34.263 87.699 9.910 20.559 35.826 153.994 38.499
Desember 29.448 74.901 4.504 6.359 11.176 96.941 24.235
19
Oktober 1,36 1,83 0,72 3,01 6,94 1,73 160,01
JRRBi 13,01
FK 161,40
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Bulan
Gambar 2 Pola musim penangkapan ikan tongkol di PPN Ternate tahun 2016-2020
20
4.4.4 Hubungan pola musim penangkapaan ikan dengan kondisi perairan
Upaya penangkapan yang digunakan adalah jumlah hari pendaratan atau trip
yang dicatat oleh hasil tangkapan ikan tongkol di PPN Ternate selama lima tahun
dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2020. Indeks Musim Penangkapan Ikan
(IMP) dihitung untuk mendapatkan pola musim penangkapan. Musim tongkol dari
tahun 2016 hingga 2020 terus menunjukkan fluktuasi yang fluktuatif setiap
bulannya. Penyebab fluktuasi ikan bulanan adalah adanya ikan dengan jumlah
upaya penangkapan dan jumlah aktivitas penangkapan.
Kehadiran ikan di permukaan air juga dipicu oleh peristiwa naiknya massa
air laut dari kedalaman permukaan. Pergerakan ini membawa air laut dingin,
garam tinggi dan nutrisi ke permukaan, meningkatkan kemungkinan ikan akan
menghabiskan sumber daya air. Hal ini juga dipengaruhi oleh musim,nelayan
tidak melaut karena kuatnya arus pada musim barat yang diikuti dengan
gelombang tinggi. Hal ini ditunjukkan dengan kecepatan angina yang berkisar
antara 5,6-6.0 dengan curah hujan hingga mencapai 260,74 mm. Karena itu, saat
cuaca buruk ikan melimpah diperairan, tetapi hasil tangkapan justru berkurang.
Tabel 6 menunjukkan hubungan antara pola musim penangkapan ikan dengan
kondisi perairan.
Tabel 6 Hubungan pola musim penangkapan ikan dengan kondisi perairan
21
r
Berdasarkan hasil analisis data curah hujan tertinggi terjadi pada bulanApril
dengan nilai intensitas hujan sebesar 267,48 mm. Sedangkan pada bulan Agustus
menunjukkan intensitas curah hujan terendah dengan nilai sebesar 88,66 mm.
Hubungan antara nilai IMP dan curah hujan pada bulan Januari-Juni berbanding
terbalik yaitu semakin besar intensitas curah hujan maka hasil penangkapan ikan
semakin menurun dan sebaliknya yaitu semakin kecil intensitas curah hujan maka
nilai IMP semakin besar. Sedangkan pada bulan Juli-Desember besarnya
intensitas curah hujan tidak berpengaruh terhadap nilai IMP atau hasil tangkapan
ikan.
Kecepatan angin juga berpengaruh besar terhadap hasil tangkapan. Menurut
Nugraheni (2015), semakin tinggi kecepatan angin maka ombak semakin besar.
Besarnya gelombang dapat mempengaruhi besarnya hasil penangkapan perikanan
ikan tongkol. Berdasarkan data pada Tabel 6, kecepatan angin berfluktuasi secara
signifikan setiap bulannya, dengan kecepatan angin maksimum 6,8 m/s pada
bulan Agustus dan 3,6 m/s pada bulan Mei. Pada bulan tersebut nilai hasil
penangkapan ikan (IMP) cenderung menurun.
22
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
23
LAMPIRAN
Lampiran 1
Tabel 1 Jumlah alat tangkap pukat cincin (purse seine)
Bulan Tahun Jumlah Rata-
rata
2016 2017 2018 2019 2020
Januari 29 32 39 22 20 142 28
Februari 29 32 39 22 20 142 28
Maret 29 32 39 22 20 142 28
April 29 32 39 22 20 142 28
Mei 29 32 39 22 20 142 28
Juni 29 32 39 22 20 142 28
Juli 29 32 39 22 20 142 28
Agustus 29 32 39 22 20 142 28
Septembe 29 32 39 22 20 142 28
r
Oktober 29 32 39 22 20 142 28
Nopembe 29 32 39 22 20 142 28
r
Desember 29 32 39 22 20 142 28
Januari 3 1 4 2 3 13 3
Februari 3 1 4 2 3 13 3
Maret 3 1 4 2 3 13 3
April 3 1 4 2 3 13 3
Mei 3 1 4 2 3 13 3
Juni 3 1 4 2 3 13 3
24
Juli 3 1 4 2 3 13 3
Agustus 3 1 4 2 3 13 3
Septembe 3 1 4 2 3 13 3
r
Oktober 3 1 4 2 3 13 3
Nopembe 3 1 4 2 3 13 3
r
Desember 3 1 4 2 3 13 3
Jumlah 36 12 48 24 36 156 31
Rata-rata 3 1 4 2 3 13 3
Januari 70 70 26 21 40 227 45
Februari 70 70 26 21 40 227 45
Maret 70 70 26 21 40 227 45
April 70 70 26 21 40 227 45
Mei 70 70 26 21 40 227 45
Juni 70 70 26 21 40 227 45
Juli 70 70 26 21 40 227 45
Agustus 70 70 26 21 40 227 45
Septembe 70 70 26 21 40 227 45
r
Oktober 70 70 26 21 40 227 45
Nopembe 70 70 26 21 40 227 45
r
Desember 70 70 26 21 40 227 45
25
Tabel 4 Jumlah alat tangkap huhate (pole and line)
Bulan Tahun Jumlah Rata-
rata
2016 2017 2018 2019 2020
Januari 59 67 58 54 41 279 56
Februari 59 67 58 54 41 279 56
Maret 59 67 58 54 41 279 56
April 59 67 58 54 41 279 56
Mei 59 67 58 54 41 279 56
Juni 59 67 58 54 41 279 56
Juli 59 67 58 54 41 279 56
Agustus 59 67 58 54 41 279 56
Septembe 59 67 58 54 41 279 56
r
Oktober 59 67 58 54 41 279 56
Nopembe 59 67 58 54 41 279 56
r
Desember 59 67 58 54 41 279 56
26
Lampiran 2
Tabel 5 Nilai CPUE bulanan ikan tongkol dengan alat tangkap purse seine tahun 2016-
2020
Bulan Tahun Jumlah Rata-
rata
2016 2017 2018 2019 2020
Tabel 6 Nilai CPUE bulanan ikan tongkol dengan alat tangkap gill net tahun 2016-2020
Bulan Tahun Jumlah Rata-
rata
2016 2017 2018 2019 2020
27
Februari 4906 11556 1078 15339 4421 47007 9401
5
Maret 8714 22980 5888 7253 0 44835 8967
April 6041 14960 3883 797 5712 31392 6278
Mei 6942 17662 2275 4764 1343 32986 6597
Juni 6046 14975 374 2088 12178 35661 7132
Juli 6681 16880 2720 862 9076 60703 12141
4
Agustus 1286 35440 1022 1840 7254 67622 13524
8 0
Septembe 1965 55788 4488 25079 3788 108792 21758
r 0
Oktober 2088 59480 5451 19659 27527 132997 26599
1
Nopembe 2862 82699 7477 16808 27598 163202 32640
r 1
Desember 2459 70631 3399 5199 8609 112436 22487
8
Tabel 7 Nilai CPUE bulanan ikan tongkol dengan alat tangkap hand line tahun 2016-2020
Bulan Tahun Jumlah Rata-
rata
2016 2017 2018 2019 2020
28
Agustus 551 506 1572 175 544 3349 670
Septembe 842 797 690 2388 284 5002 1000
r
Oktober 895 850 839 1872 2065 6520 1304
Nopembe 1227 1181 1150 1601 2070 7229 1446
r
Desember 1054 1009 523 495 646 3727 745
Tabel 8 Nilai CPUE bulanan ikan tongkol dengan alat tangkap pole and line tahun 2016-
2020
Bulan Tahun Jumlah Rata-
rata
2016 2017 2018 2019 2020
29
Lampiran 3
Tabel 9 Nilai standarisasi CPUE alat tangkap ikan tongkol dengan alat tangkap purseine
tahun 2016-2020
Bulan Tahun Jumlah Rata-
rata
2016 2017 2018 2019 2020
30
Oktober 2160,1 1858,8 559,0 1787, 4129,0 8334 8334
1
Nopembe 2960,8 2584,3 766,9 1528, 4139,7 9019 9019
r 0
Desember 2544,6 2207,2 348,6 472,6 1291,4 4320 4320
Tabel 10 Nilai standarisasi CPUE alat tangkap ikan tongkol dengan alat tangkap gill net
tahun 2016-2020
Bulan Tahun Jumlah Rata-
rata
2016 2017 2018 2019 2020
Tabel 11 Nilai standarisasi CPUE alat tangkap ikan tongkol dengan alat tangkap
handline tahun 2016-2020
31
Bulan Tahun Jumlah Rata-
rata
2016 2017 2018 2019 2020
Tabel 12 Nilai standarisasi CPUE alat tangkap ikan tongkol dengan alat tangkap pole and
line tahun 2016-2020
Bulan Tahun Rata-
Jumlah rata
2016 2017 2018 2019 2020
32
Oktober 1.062 888 376 728 2.01 4006 1001
4
Nopembe 1.455 1.234 516 623 2.01 4392 1098
r 9
Desember 1.251 1.054 234 193 630 2111 528
Lampiran 4
Dokumentasi pengambilan data penelitian
33
34