Anda di halaman 1dari 6

MENGENAL RUMPON SEBAGAI ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN LAUT DI

KABUPATEN PROBOLINGGO

1. PENDAHULUAN
1. 1 LATAR BELAKANG
Kegiatan penangkapan ikan merupakan aktivitas yang dilakukan untuk mendapatkan sejumlah
hasil tangkapan, yaitu berbagai jenis ikan untuk memenuhi permintaan sebagai sumber makanan dengan
menggunakan berbagai jenis alat tangkap. Aktifitas perikanan tangkap sangat beragam dan berbeda antara
satu lokasi dengan lokasi lainnya.
Kabupaten Probolinggo merupakan daerah yang memiliki potensi perikanan tangkap laut yang
sangat prospektif untuk dikembangkan. Hal ini didukung dengan luasan kawasan pesisir sebesar
13.593,83 Ha dengan panjang pantai di Kabupaten Probolinggo sebesar 72 Km. Pada tahun 2017 jumlah
nelayan di Kabupaten Probolinggo sebanyak 11.399 orang, armada penangkapan laut sebanyak 2.218 unit.
Untuk produksi perikanan tangkap laut sebesar 21.950,1 ton. Jenis tangkapan laut didomonasi oleh ikan
pelagis kecil yaitu ikan kembung, ikan peperek, ikan selar kuning dan Ikan teri (Dinas Perikanan Kab.
Probolinggo, 2017).
Dalam penangkapan ikan dilaut, nelayan membutuhkan peralatan dan teknologi yang mendukung
untuk memaksimalkan potensi yang ada. Seiring waktu akan kebutuhan sumber protein hewani khususnya
ikan meningkat, upaya untuk meningkatkan kemampuan tangkap alat penangkapan ikan terus diupayakan,
baik dari sisi teknologi bahan alat penangkapan ikan, metode penangkapan ikan, maupun teknologi alat
bantu penangkapan ikannya. Kompetisi yang makin tinggi antar nelayan penangkap ikan mendorong
nelayan untuk mengoperasikan alat tangkap yang lebih efektif dan efisien.
Teknologi alat bantu penangkapan ikan adalah semua teknologi dan instrumen yang digunakan
dalam penangkapan ikan, baik untuk mengumpulkan ikan, mencari keberadaan ikan, menentukan daerah
penangkapan, maupun untuk mempermudah pengoperasian alat tangkap. Salah satu teknologi alat bantu
penangkapan ikan adalah rumpon, fishfinder. sonar, echosounder, under water camera
Pada saat ini rumpon telah menjadi salah satu alternatif untuk menciptakan daerah penangkapan
buatan dan manfaat keberadaannya cukup besar. Sebelum mengenal rumpon, nelayan menangkap ikan
dengan cara mengejar ikan atau menangkap kelompok ikan di laut, kini dengan makin berkembangnya
rumpon maka pada saat musim penangkapan, lokasi penangkapan menjadi pasti di suatu tempat. Dengan
telah ditentukan daerah penangkapan maka tujuan penangkapan oleh nelayan dapat menghemat bahan
bakar, karena mereka tidak lagi mencari dan menangkap kelompok renang ikan dengan menyisir laut yang
luas. Nelayan di beberapa daerah telah banyak yang menerapkan rumpon ini.
Jika ditinjau dari teknik penangkapan ikan laut di Kabupaten Probolinggo terlihat telah banyak
pemamfaatan tingkah laku ikan untuk tujuan penangkapan ikan. Selain itu nelayan juga mengetahui ada
nya sifat-sifat ikan yang berukuran besar memangsa ikan kecil ditempat penangkapan ikan maka ikan
besar akan mendatangi tempat tersebut. Hal tersebut membuktikan perkembangan kemampuan alat
penangkapan ikan dan alat bantu penangkapan ikan yang lebih efektif dan efisien. Pada artikel ini akan
dijelaskan alat bantu penangkapan ikan berupa rumpon, pengoperasian serta jenis ikan yang ditangkap di
perairan Kabupaten Probolinggo.

1
1. 2. TUJUAN
Adapun tujuan penulis dalam penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui aspek fisik dan
pengoperasian serta jenis ikan alat bantu penangkapan ikan laut berupa rumpon yang ada di Kabupaten
Probolinggo.

1. 3. MANFAAT
Manfaat yang diambil dari penulisan artikel ini adalah untuk menambah referensi tentang aspek
fisik dan pengoperasian serta jenis ikan alat bantu penangkapan ikan laut berupa rumpon yang ada di
Kabupaten Probolinggo.

II. JENIS-JENIS ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN

Dalam penangkapan ikan dilaut, nelayan membutuhkan peralatan dan teknologi yang mendukung
untuk memaksimalkan potensi yang ada. Selain itu juga diperlukan ilmu pengetahuan dan teknologi alat
bantu penangkapan ikan dalam menunjang kegiatan operasi penangkapan ikan.
Alat bantu penangkapan ikan adalah sarana, perlengkapan atau benda lain yang dipergunakan
untuk membantu dalam rangka efisiensi dan efektifitas penangkapan ikan. Pembagian alat bantu
penangkapan ikan berdasarkan jenisnya :
- Alat bantu pengumpul ikan adalah sarana perlengkapan atau benda lain yang dipergunakan untuk
membantu efisiensi dan efektifitas mengumpulkan ikan untuk ditangkap misalanya cahaya dan
rumpon
- Alat bantu penginderaan ikan adalah sarana perlengkapan atau benda lain yang dipergunakan untuk
penginderaan keberadaan gerombolan ikan seperti fishfinder. sonar, echosounder, under water
camera.
- Alat bantu pengoperasian alat tangkap adalah sarana perlengkapan atau benda lain yang dipergunakan
untuk membantu pengoperasian–alat penangkap ikan seperti line hauler, winch, power block.

III. RUMPON

Rumpon merupakan salah satu alat bantu untuk meningkatkan hasil tangkapan dimana
kontruksinya menyerupai pepohonan yang di pasang (ditanam) di suatau tempat di perairan laut yang
berfungsi sebagai tempat berlindung, mencarai makan, memijah, dan berkumpulnya ikan. Sehingga
rumpon ini dapat diartikan tempat berkumpulnya ikan di laut, untuk mengefisienkan operasi penangkapan
bagi para nelayan.
Fungsi utama rumpon adalah sebagai pembantu untuk menarik perhatian ikan agar berkumpul
disuatu tempat yang selanjutnya diadakan penangkapan. Menurut Direktorat Jenderal Perikanan tangkap
(1995) fungsi rumpon sebagai alat bantu dalam penangkapan ikan adalah sebagai berikut :
1. Sebagai tempat mengkonsentrasi ikan agar lebih mudah ditemukan gerombolan ikan dan
menangkapanya.
2. Sebagai tempat berlindung bagi ikan dari pemangsanya
3. Sebagai tempat berkumpulnya ikan

2
4. Sebagai tempat daerah penangkap ikan
5. Sebagai tempat mencari makan bagi ikan.berlindung jenis ikan tertentu dari serangan ikan predator
Sebagai tempat untuk memijah bagi ikan

Nelayan di Kabupaten Probolinggo pada umumnya merupakan nelayan tradisonal. Aktivitas


perikanan tangkap di sana banyak menggunakan alat tangkap yang digunakan pada umumnya masih
sederhana.
Di Kabupaten Probolinggo, alat bantu dalam penangkapan ikan berupa rumpon banyak digunakan
nelayan yang mengunakan alat tangkap pukat cincin atau jaring sleret, payang dan jaring insang. Rumpon
dapat ditemukan di semua kecamatan berpantai yaitu Kecamatan Tongas, Kecamatan Sumberasih,
Kecamatan Dringu, Kecamatan Pajarakan, Kecamatan Kraksaan dan Kecamatan Paiton dengan lokasi 2-5
mil dari pantai. Ikan hasil tangkapan sebagian besar ikan pelagis kecil seperti kembung, layang, tongkol,
selar, tembang. Di Kabupaten Probolinggo
Ikan yang hidup di permukaan perairan yang sering terlihat berada disekitar rumpon. Ciri-cirinya
antara lain hidup bergerombolan atau berkelompok, berenang cepat, warnanya cerah, pada umunya hidup
di daerah neritik dengan kedalaman perairan 0 - 200 meter. Jenis ikan permukaaan tersebut antara lain :
ikan tuna, ikan cakalang, ikan tongkol, ikan lemuru, ikan kembung dan lain- lainya. Alat tangkap yang
dapat dioperasikan di sekitar rumpon adakah rawai tuna, pole and line, pancing ulur, pukat cincin, jaring
insang dan lain –lainya.
Dalam memilih dan menentukan daerah lokasi pemasangan rumpon, harus memenuhi syarat-syarat
antara lain :
1. Merupakan daerah lintasan migrasi ikan yang menjadi penangkapan.
2. Tidak menggangu alur pelayaran atau di daerah yang dilarang memasang rumpon
3. Mudah untuk mencari dan mencapainya
4. Relatif dekat dengan pangkalan kapal
5. Dasar perairan relatif datar

Berdasarkan pada posisi / letak pengumpul ikan rupon dapat dibedakan menjadi:
1. Rumpon permukaan yaitu rumpon laut yangdi pasang pada kedalaman 20-100 meter untuk
mengumpulkan jenis-jenis ikan pelagis kecl seperti : kembung, selar, tembang, japuh, layang dan lain
sebagainya .

Gambar 1. Rumpon Permukaan

3
2. Rumpon Dasar yaitu rumpon yang dipasang pada kedalaman 1200 – 3000 meter untuk
mengumpulkan jenis-jenis ikan pelagis besar seperti tuna, cakalang dan lain sebagainya yang berada
di permukaan sampai pada kedalaman 60 meter dibawah permukaan laut. Pada posisi tertentu ikan
tuna besar merupakan ikan yang dominan pada kedalaman lebih 100 meter, dibawah permukaan. Pada
waktu tertentu (pagi hari dan sore hari) muncul ke permukaan perairan untuk mencari makanan. Pada
kondisi ini di permukaan terdapat ikan kecil, misanya ikan layang, ikan tongkol dan lain-lainnya.

Gambar 2. Rumpon Dasar

Berdasarkan Kemenetapan Pemasangan Rumpon dibedakan menjadi:


1. Rumpon Menetap(memliki jangkar / pemberat berukuran besar) sehingga tidak dapat dipindahkan dan
dipasang di perairan dalam dengan kondisi gelombang besar dan arus kuat, guna memikat /
mengumpulkanjenis ikan pelagis besar.
Rumpon umumnya dipasang (ditanam) pada kedalaman 30-75 m, Setelah dipasang posisi rumpon ada
yang diangkat-angkat, tetapi ada juga yang bersfat tetap tergantung pemberat yang digunakan. Dalam
prakteknya penggunaan rumpon yang mudah diangkat-angkat atau diatur sedemikian rupa, maka
waktu menjelang akhir penangkapan, rumpon secara keseluruhan diangkat dari permukaan air dengan
bantuan perahu penggerak (skoci,jukung atau kanu).
2. Rumpon yang dapat dipindahkan (terbuat dari bahan yang relatif ringan) sehingga memungkinkan
untuk diangkat / dipindahkan guna memikat / megumpulkan jenis-jenis ikan pelagis kecil.

Berdasarkan Pemasangan dan Pemanfaatan rumpon dibagi atas 3 jenis :


1. Rumpon perairan dasar
2. Rumpon perairan dangkal dan
3. Rumpon perairan dalam.

Menurut Barus et al. (1992) menjelaskan bahwa metode pemasangan dari rumpon laut dangkal dan
dalam hampir sama, perbedaannya hanya pada desain rumpon, lokasi daerah pemasangan serta bahan
yang digunakan . Rumpon laut dangkal menggunakan bahan dari alam seperti bambu, rotan, daun kelapa
dan batu kali. Sebaliknya pada rumpon laut dalam sebagian besa bahan yang digunakan bukan dari alam
melainkan berasal dari buatan seperti bahan sintetis, plat besi, ban bekas, tali baja, tali rafia serta semen.
Tim pengkajian rumpon Institut Pertanian Bogor (1987) memberikan persyaratan umum
komponen-komponen dari konstruksi rumpon adalah sebagai berikut :

4
1. Pelampung (float).
Pelampung harus mempunyai kemanpuan mengapung yang cukup baik (bagian yang mengapung
diatas air 1/3 bagian). Memiliki konstruksi cukup kuat. Tahan terhadap gelombang dan air. Mudah
dikenali dari jarak jauh. Bahan pembuatnya mudah didapat.
2. Tali (rope)
Tali merupakan penghubung antara pemberat dan pelampung pada jarak tertentu. Tali disisipkan pada
daun nyiur yang masih melekat pada pelepahnya setelah dibelah menjadi dua. Panjang tali bervariasi ,
tetapi pada umumnya adalah 1,5 kali kedalaman laut tempat rumpon tersebut ditanam (Subani, 1986).
3. Pemikat (atractor)
Pemikat adalah suatu bahan sebagai tempat berkumpulnya ikan. Pemikat harus mempunyai daya pikat
yang baik terhadap ikan, mempunyai bentuk seperti posisi potongan vertical dengan arah ke bawah,
melindungi ikan-ikan kecil, Terbuat dari bahan yang kuat, tahan lama dan murah.
4. Pemberat (sinker).
Pemberat berfungsi memberi daya dan penyemimbang untuk rumpon. Pemberat harus memiliki
massa jenisnya besar, permukaannya tidak licin dan dapat mencengkeram.
.

Gambar 3. Kontruksi Rumpok

IV. PENUTUP
Pembahasan artikel tentang alat tangkap ikan laut yang ada di Kabupaten Probolinggo diatas dapat
disimpulkan bahwa rumpon merupakan suatu alat bantu penangkapan ikan yang telah banyak digunakan
oleh nelayan Kabupaten Probolinggo ,karena dapat meningkatkan hasil tangkapan, dimana mempunyai
kontruksinya menyerupai pepohonan yang di pasang (ditanam) di suatau tempat di perairan laut. Rumpon
dapat ditemukan di semua kecamatan berpantai dengan ikan hasil tangkapan sebagian besar ikan pelagis
kecil seperti kembung, layang, tongkol, selar, tembang.
Semoga dengan selesainya penulisan artikel ini dapat menambah referensi berbagai pihak tentang
rumpon sebagai alat bantu penangkapan ikan laut yang ada di Kabupaten Probolinggo.

5
V. DAFTAR PUSTAKA

Balai Riset Penangkapan Laut-BRKP, 1996.Musim Penangkpan Ikan Pelagis Besar (ikan Tuna).
http://www.fishyforum.com/fishysalt/fishyronment/96- musim-penangkapan-ikan-pelagis-besar.html

Dinas Perikanan Kabupaten Probolinggo. 2017. Laporan Tahunan Dinas Perikanan Kabupaten
Probolinggo tahun 2017. Probolinggo

Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, 1995. Penggunaan Payaos/rumpon di Indonesia. Jakarta 11 hal.

Subani, W. 1986. Telaah Penggunaan Rumpon dan Payaos dalam Perikanan

Tim Pengkajian Rumpon Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor. 1987. Laporan Akhir Survey
Lokasi dan Desain Rumpon di Perairan Ternate,

Anda mungkin juga menyukai