PENDAHULUAN
1
masyarakat desa Namar untuk melakukan pekerjaan sebagai nelayan dan dapat
mengambil hasil laut yang ada dengan mengusahkan usaha penagkapan memakai alat
tangkap bagan apung untuk meningkatkan usaha perikanan yang lebih berkembang.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan Pada penelitian ini adalah :
1. Mengetahui konstruksi bagan apung.
2. Mengamati proses pengoprasian penangkapan ikan dengan menggunakan bagan
apung.
3. Mengetahui investasi bagan apung di Desa Namar.
1.3 Manfaat
Manfaat yang diperoleh adalah Memahami cara pengoperasian alat tangkap
bagan apung untuk proses penangkapan ikan dan Mendapat pengalaman kerja dalam
industri perikanan tangkap khususnya pada alat tangkap bagan apung.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Bagan
Bagan adalah salah satu jenis alat tangkap yang di gunakan nelayan di tanah air
untuk menangkap jenis-jenis ikan pelagis kecil. Pertama kali di perkenalakan oleh
nelayan bugis-makasar sekitar tahun 1950-an. Selanjutnya dalam waktu yang relatif
singkat alat tangkap tersebut sudah di kenal di seluruh Indonesia. Bagan dalam
perkembangannya telah banyak mengalami perubahan baik bentuk maupun ukuran
yang di modifikasi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan peraiarannya. Berdasarkan
cara pengoperasiannya, bagan di kelompokan dalam jaring angkat (lift net)), namun
karena menggunakan cahaya lampu untuk mengumpulkan ikan maka di sebut juga
light fishing .
3
Ada dua jenis tipe bagan di Indonesia, yang pertama adalah bagan tancap yaitu
bagan yang di tancapakan segara menetap di perairan dengan kedalam 4 – 10 meter.
Jenis yang ke dua adalah bagan apung yaitu bagan yang dapat berpindah dari suatu
daerah penangkapan ke daerah penangkapan yang lainnya (Baskoro, 1999).
Sealnjutnya dapat di klasifikasikan menjadi bagan dengan satu perahu, bagan dua
perahu, bagan rakit, dan bagan dengan menggunakan mesin.
Bagan termasuk ke dalam light fishing yang menggunakan lampu sebagai alat
bantu untuk merangsang atau menarik perhatian ikan untuk berkumpul di bawah
cahaya lampu, kemudian di lakukan penangkapan dengan jaring yang telah tersedia
(Ayodhya, 1981). Selanjutnya di katakana bahwa ikan tersebut memberikan respon
melalui rangsangan cahaya dan di manfaatkan dalam penangkapan atau pemanfaatan
salah satu tingkah laku ikan untuk menangkpa ikan itu.
Ada jenis ikan yang bersifat phototaxis, yaitu Ikan akan bergerak kearah
sumber cahaya karena rasa tertariknya, sebaliknya beberapa jenis ikan mungkin sekali
akan bersifat phototaxis negative, yang memberikan respond dan tindakan yang
sebaliknya dengan yang bersifat phototaxispositif tadi. Karena adanya sifat phototaxis
ini, maka beberapa jenis ikan yang ekonemis penting dapat dipikat dengan cahaya
buatan pada malam hari. Sifat tertarik tersebut, selain bahwa ikan tersebut memang
mempunyai sifat phototaxis positif, dapat pula dikarenakan berbagai motif lain. Bagi
ikan ternyata bahwa cahaya juga merupakan indikasi adanya makanan hasil-hasil
pengamatanya juga menunjukan bahwa ikan yang dalam keadaan lapar akan lebih
mudah terpikat cahaya dari ikan yang dalam keadaan tidak lapar.bahkan adakalanya
ikan-ikan tersebut akan muncul ke permukaan, kearah cahaya, dengan tiba-tiba walau
mungkin setelah selang beberapa menit ikan tersebut akan menyebar dan
meninggalkan tempat tersebut.juga dikemukakan bahwa ternyata setiap jenis ikan
mempunyai intensitas cahaya optimum untuk aktivitasnya ( ZUSSER. 1958)
4
Walau demikian, pada kenyataanya tertariknya ikan terhadap cahaya tersebut
hanya dapat dikatakan efektif untuk beberapa jenis ikan tertentu saja. Diantara
berbagai jenis ikan yang benar-benar phototaxis positif antara lain : ( Sprateloides sp.),
( Cololabis saira ) dan jenis ikan Hering muda. Dalam rangka pengadaan ikan umpan
bagi perikanan pole and line di Sulawesi Tenggara, Warjono dan Gunarso ( 1972).
Reaksi ikan terhadap sumber cahaya ada dua mcm yaitu ada yg mendekati dan
ada yang Menjauhinya. reaksi ikan untuk mendekati atau menjauhi sumber cahaya
disebut bersifat phototaksis. Apabila ikan senang mendekati sumber cahaya disebut
phototaksis positip dan apabila bergerak menjauhi sumber cahaya disebut phototaksis
negatif. menurut Brandt(1964) sifat phototaksis ini dapat berubah~ubah bergantung
kepada tingkat hidup dan keadaan ikannya sendiri. Anak~anak ikan pada umumnya
lebih tertarik oleh cahaya lampu dari pada ikan dewasa. Anak~anak ikan lebih tertarik
oleh cahaya yang berkekuatan tinggi sedang ikan dewasa lebih tertarik oleh sumber
cahaya denga kekuatan yang lebih rendah. Ikan tuna (yellowfin dan little tunny)
biasanya tertarik oleh cahaya lampu yang berkekuatan sedang sekitar 40~450 lilin dan
tidak tertatrik oleh cahaya yang lebih kuat. Sebaliknya ikan putih lebih senang
berkumpul pada cahaya lampu yang lebih terang daripada di daerah gelap.
1. Jika malam hari lampu, ikan akan membentuk kelompokkan dan berenang
menuju ke bagian yang lebih dalam untuk menjauhi sumber cahaya.
2. Ikan akan menyebar sekitar sumber cahaya.
3. Ikan berenang menuju sumber cahaya yang di pasang dengan tiba~tiba,akan
tetapi setelah beberapa menit menyebar kembali dan berenang ke bagian
yang lebih dalam untuk menjauhi sumber cahaya.
4. Ikan segera membentuk kelompokkan, berenang menuju sumber cahaya
dan menetap disekitar sumber cahaya tersebut.
5
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
6
3.2 Bahan dan Alat
Bahan/material yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
b. Bahan
7
Adapun bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
1. Minyak tanah
2. Bensin
3. Oli
4. Makanan dan minuman
8
BAB IV
9
4.3 Struktur Organisasi
Adapun struktur organisai bagan apung didesa Namar dikelola langsung oleh
pemilik bagan dan di bantu oleh beberapa karyawan atau anak buah yang merupakan
karyawan tetap bertugas mengontrol dan melakukan pemeliharaan alat tangkap bagan
apung. Pengelolaan bagan apung ini dilakukan secara sederhana selain bertang
gung jawab melakukan tindakan. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada bagan
struktur organisasi berikut :
10
4. 4 Unit Penangkapan Bagan Apung
Bagan apung merupakan alat penangkapan yang dapat berpindah-pindah dan
menggunakan lampu sebagai alat untuk menarik perhatian ikan. Alat ini hanya
dioperasikan pada malam hari pada perairan yang arusnya tidak terlalu kuat. Alat
tangkap bagan termasuk kedalam alat tangkap jenis with lift net, dimana proses
kerjanya adalah dengan mengusahakan agar berbagai jenis ikan dan biota air lainnya
dapat berkumpul diatas jaring bagan, yang kemudian alat tangkap tersebut diangkat
secepatnya (Gunarso, 1985). Alat tangkap bagan apung. menggunakan cahaya sebagai
alat untuk menarik dan mengumpulkan ikan di daerah penangkapan, sehingga
memudahkan dalam proses penangkapan. Bagan apung dalam pengoperasiannya
berpindah-pindah ke lokasi yang diperkirakan banyak ikannya. operasinya bagan
apung dilakukan dengan cara menurunkan dan mengangkat jaring secara vertikal .satu
unit bagan apung terdiri dari beberapa komponen yang saling berhubungan antara satu
dengan yang lain komponen tersebut adalah rangka bagan, badan jaring/ roller ,
lampu , pemberat, dan drum plastik /blong semua komponen tersebut dirangkai hingga
menjadi satu unit tangkap bagan apung. Bagan apung dibuat dari rangkaian atau
susunan kayu berbentuk segi empat pada bagian tengah di bawah bangun bagan
dipasang jaring yang berbentuk segi empat di kaitkan atau di ikat pada bingkai yang
terbuat dari kayu. Bingkai tersebut di hubungkan langsung dengan tali di ke empat
sisinya agar mudah dalam proses hauling, Pada ke empat sisi bangunan rangka bagan
terdapat kayu - kayu yang melintang dan menyilang dengan maksud untuk
memperkuat berdirinya bagan .diatas bangunan bagan yaitu tepat di bagian tengah
terdapat bagunan rumah sebagai tempat istirahat, tempat berlindung dari hujan dan
panas.dan tempat untuk memantau ikan .di atas bangunan bagan juga terdapat Roller
atau pemutaryang berfungsi sebagai penarik jaring. Pada ke empat sisi jaring di beri
pemberat yang berfungsi menengalamkan jaring dan memberikan posisi jaring yang
baik selama berada dalam air.
11
4.5 Konstruksi Bagan Apung
Secara umum konstruksi unit penangkapan bagan apung terdiri atas kerangka
bagan yang terbuat dari kayu, rumah bagan, drum plastik, jaring. Pada bagan terdapat
alat penggulung atau roller yang berfungsi untuk menurunkan atau mengangkat jaring.
Mata jaring bagan apung umumnya berukuran 0, 5 cm. Ukuran mata jaring ini
berkaitan erat dengan sasaran utama ikan yang tertangkap, yaitu ikan teri yang
berukuran kecil. Jika ukuran mata jaring terlalu besar, maka ikan tersebut tidak
tertangkap.
12
genset.rumah bagan terletak di atas rangka bagan dengan ukuran panjang 4 m, lebar 5
m, dan tinggi 1 ,5 m dan berbentuk persegi empat. dapat di lihat pada gambar 4
13
4.5.4 Badan jaring
Jaring pada bagan apung terletak dibawah rangka bagan dengan posisis seperti
kelambu terbalik .terbuat dari bahan jaring berawarna hitam (polypropylene) dengan
ukuran mesh size 0,5 mm .pada bagian tepi jaring di pasangkan tali ris yang berfungsi
sebagai penguat pinggiran jaring dengan ukuran dimeter tali yang di pakai adalah 10
mm. ukuran panjang 4 m dan lebar 45 m dengan kedalaman daerah penagngkapan 10
m. di setiap sudut dari pada bingkai jaring di beri pemberat dengan berat 7kg yang
terhubung langsung dengan roller dan juga terdapat 8 buah tali arus masing masing
dengan pemberat yang berfungsi menahan jaring agar tidak terbawah arus.dapat di
lihat pada gambar 6
14
mm sedangkan ukuran tali yang dipakai untuk roller jangkar adalah tali diameter 22
mm. roller terbuat dari kayu kenawa. dapat di lihat pada gambar 7
15
4.5.6 Pemberat
16
4.5.7 Lampu
Lampu adalah alat penerangan yang digunakan untuk mengumpulkan ikan dan
memfokuskan nya dibawah rumah bagan , sehingga jaring yang di turunkan dengan
lebih mudah dapat menangkap gerombolan ikan .cahaya yang dikeluarkan lampu akan
memancing ikan ikan berkumpul di sekitar bagan. lampu yang dipakai pada
pengoperasian bagan apung desa Namar ada menggunakaan jenis lampu yaitu hanox
dan philips berukuran 80 Wat sebanyak 19 buah yang di fungsikan untuk menarik
perhatian ikan agar mendekati bagan. Atau tengah badan jaring dapat di lihat pada
gambar 9
generator set /genset adalah sebuah perangkat yang mampu menghasilkan daya
listrik. Genset yang di gunakan adalah merek Daimaru generator 3 kg dapat di lihat
pada gambar 10
17
4.5.9 Gona –gona penampungan ikan hidup
gona gona adalah salah satu bagian dari bagan apung ukuran gona gona adalah
panjang 4meter dan lebar 4,5 meter.gona gona berfungsi untuk menampung hasil
tangkapan yang masih hidup dalam hal ini ikan yang di tangkap pada saat proses
setting dan haulling terdahulu .hal ini di maksudkan agar ikan tetap hdup dalam
keadaan segar saat di angkut ke darat dapat di lihat pada gambar 11
Peralatan lain yang ada pada sebuah bagan apung adalah sebagai penunjang
dalam memperlancar operasional antara lain ember ikan dan serok ,ember ikan adalah
untuk menampung hasil tangkapan ukuran ember yang dipakai adalah ember 80 liter
berukuran diameter 50x3 9 cm dan tinggi 55 cm dapat di lihat pada gambar 12
18
Selain ember ikan ada alat penunjang lainya yaitu serok .diSmana serok
berfungsi untuk mengankat ikan hasil tangkapan dari dalam jaring ke speedboat serok
memiliki ukuran panjang gagang ,3 m dan 6m dan diamataer bukaan mulut 50 cm
tinggi jaring serok 60 cm dapat di lihat pada gambar dapat di lihat pada gambar 13
19
Gambar 14 : lokasi penangkapan
20
fhisingground-nya jauh. Sedangkan jika dekat maka biasanya waktu tempuh yang di
perlukan kurang dari 5 menit.
Setelah tiba di bagan apung, ABK siap untuk menyalakan lampu danke tempat ikan
pada bagian bawah rumah bagan.
d. Operasi penangkapan
Operasi penangkapan pada alat tangkap bagan apung terbagi menjadi dua tahapan
yaitu proses setting dan hauling. Dimana proses setting adalah proses penurunan badan
jaring kedalam air dan hauling adalah penarikan jaring (menaikan) badan jaring ke atas
permukaan air.
e. Proses settingg
Proses setting bagan apung dalam kegiatan magang kerja industri ini di lakukan
sebelum pukul 20.00 wit, yaitu sekitar pukul 18.00-19.59 wit. Proses setting di awali
dengan menyiapkan lampu-lampu listrik utama atau lampu pemanggil untuk di pasang
pada tempatnya masing-masing . jumlah lampu yang di gunakan yaitu 18 buah lampu
philips dan hanox ukuran 80watt dibagian depan tiang kayu menggunakan 8 buah
lampu sedangkan di bagian belakang kayu bagan menggunakan 6 buah lampu, dan di
21
sisi kiri bagan dan di sisi kanan bagan menggunakan 2 buah lampu. Setelah semua
lampu siap pada posisi masing-masing, ABK memeriksa kapasitas minyak pada mesin
lampu,jika perlu penambahan maka akan di tambahkan minyak pada mesin
lampu.setelah itu, mesin lampu di nyalakan dan kemudian di lakukan penurunan jaring
, yakni dengan menjatuhkan pemberat jaring dan melepaskan ikataan-ikatan badan
jaring pada rangka-rangka bagan apung kemudian melepaskan ikatan tali yang
dikaitkan pada gagang handle roller bingkai jaring, agar jaring tenggelam seluruhnya
ke dalam air 10 meter. Lamanyawaktu perendaman jaring adalah 4 jam, tergantung
sudah banyak ikan yang berkumpul atau belum . dalam kurun waktu -4 jam perendam ,
pada saat ikan mulai mendekati daerah target penangkapan yaitu badan jaring di bawah
rumah bagan, lampu-lampu pemanggil atau lampu listrik mulai di matikan / secara
bertahap.di mulai dari bagian depan bagan,kemudiaan bagian belakang bagan , dan
sisi kiri dan kanan bagan .sementara itu tersisa satu buah lampu yang berfungsi sebagai
lampu fokus, Jika dalam kurun waktu tesebut di lihat bawah ikan sudah banyak
berkumpul pada daerah fokus cahaya, maka proses hauling dapat di lakukan dalam
semalam, dapat di lakukan 2 kali setting dan hauling. Dapat di lihat pada gambar16
f. Proses hauling
22
terkonsentrasi, nelayan memperhatikan dan mengamati keadaan ikan dsengan melihat
tanda gelembung atau riakan air keil yang muncul di permukaan perairan yang
menandakan bahwa ikan telah terkonsentrasi secara sempurna Setelah di rasa cukup ,
maka boleh di lakukan penarikan jaring dengan memutar roller secara perlahan hingga
cepat agar ikan tidak berusaha meloloskan diri. setelah bingkai jaring telah naik ke
atas permukaan air, maka tali pengait dan kaitkan pada roller. Kemudian badan jaring
di tarik ke atas agar mempermudah penarikan seluruh badan jaring . dan lampu-lampu
listrik dapat di nyalakan kembali. Jaring kemudian di tarik sedikit demi sedikit dari
atas sisi-sisi rangka bagan ke atas dan di ikatkan pada kayu-kayu rangka bagan , agar
hasil tangkapan tertampung pada satu daerah badan jaring di dekat gona-gona dan
dapat di angkat dengan serokan untuk di pindahkan ke gona-gona agar kemudian
dipindahkan ke spedboad pada pagi hari menjelang kembali ke darat dapat dilihat pada
gambar 17
23
g. Hasil tangkapan
Hasil tangkapan yang di peroleh selama kegiatan magang kerja pada unit
penangkapan bagan apung di desa Namar Kecamatan Kei kecil selama tujuh hari
penelitian mendapatkan tiga jenis ikan hasil tangkapan yaitu : ikan Teri (Stolephorus
sp.,), ikan Tongkol, dan ikan Tembang. Hasil tangkapan selama penelitian dapat di
lihat pada gambar 18 berikut ini :
24
Selama penelitian hasil tangkapan utama adalah ikan Teri sedangkan ikan
Tongkol dan ikan Tembang merupakan hasil tangkapan sampingan.
350
300
250
Jumlah (Kg)
200
Teri (Puri)
150
Tongkol (Komo)
100 Tembang
50
0
1 2 3 4 5 6 7
Hari
Berdasarkan gambar 18, diatas maka hasil tangkapan utama terbanyak pada
hari ke lima sebesar 320 kg dan terendah pada hari ke tiga sebesar 150 kg. Untuk ikan
hasil tangkapan sampingan yaitu ikan Tongkol diperoleh pada hari ke enam
sebanyak150 kg dan hari ke tiga sebanyak 100 kg, sedangkan ikan Tembang diperoleh
pada hari ke empat dan ke enam sebanyak 50 kg.
25
4.7 Manajemen usaha bagan.
4.7.2 Kapal
Bagan apung di dsesa Namar memiliki ukuran dan harga yang di diketahui
cukup besar untuk proses pembuatannya serta memakai rentang waktu 1 bulan bahkan
lebih untuk satu unit bagan apung bukan hanya bagan apung tetap ada juga speedboad
yang digunakan untuk mengankut hasil tangkapan pada saat proses penjualan. Kapal
atau alat kelengkapan lainya dapat dilihat pada tabel berikut :
26
3 Mesin 1 49.000.000 49.000.000
27
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Kontruksi bagan apung terdiri dari: Rangka bagan, rumah bagan, drum plastik,
roller jangkar , roller jaring, batu pemberat, Mesin lampu,Serok, ember, lampu,
gona-gona
2. Dalam pelaksanaan pengoperasian bagan apung terdiri dari tahap persiapan, setting
,hauling dan penanganan hasil penangkapan serta pemasaran.
3. Invetasi usaha bagan apung di Desa Namar yaitu : kontruksi bagan Rp 48.500.000,
Kapal Rp 49.000.000 hasil tangkapan Rp 3.000.000,
pendapatan nelayan Rp 54.000.000
5.2 Saran
Penetapan alat tangkap bagan harus memperhatikan keadaan perairan atau daerah
penangkapan dengan keadaan perairan yang relatif tenang karena keadaan perairan
sangat mempengaruhi proses penangkapan untuk kontruksi dari bagan apung tidak
menggangu ekosistem. Hanya saja keberadaan bagan sering kali mengganggu alur
pelayanan kapal.
28
DAFTAR PUSTAKA
Warjono dan gunarso 1972 pengadaan ikan umpan bagi perikanan .di sulaesi utara.
Sumani W dan Barus.1989 alat penangkapan ikan dam udang laut di indonesia.balai
penelitian perikanan laut BPPP, Dept.pertanian jakarta.
29
DAFTAR LAMPIRAN
30