Anda di halaman 1dari 11

4.

Alat Bantu Penangkapan

4.1 Rumpon

Rumpon merupakan salah satu alat bantu untuk meningkatkan hasil


tangkapan dimana kontruksinya memnyerupai pepohonan yang di pasang
(ditanam) di suatu tempat di perairan laut yang berfungsi sebagai tempat
berlindung, mencarai makan, memijah, dan berkumpulnya ikan. Sehingga
rumpon ini dapat diartikan tempat berkumpulnya ikan di laut, untuk
mengefesiensikan operasi penangkapan bagi para nelayan (Sianhaan
2005).

Adanya ikan di sekitar rumpon menciptakan suatu hubungan makan


dan dimakan, dimulai dengan tumbuhnya bakteri dan mikroalga seja
rumpon dipasang di perairan. Hal ini dikarenakan proses pembusukan
daun yang terjadi. Selanjutnya hewan-hewan kecil dari golongan
zooplankton akan datang untuk mencari makan. Akhirnya ikan-ikan kecil
akan berdatangan disekitar rumpon, begitu pula halnya dengan ikan-ikan
besar datang untuk mencari makan dengan memangsa ikan-ikan pelagis
kecil (Sianhaan 2005).

Subani (1989) mengemukakan bahwa teori tertariknya ikan yang


berada disekitar rumpon, disebabkan karena rumpon sebagai tempat
berteduh (Shading place) bagi beberapa jenis ikan tertentu, rumpon
sebagai tempat mencari makan (feeding ground) bagi ikan-ikan tertentu,
rumpon sebagai tempat berlindung dari predator bagi ikan-ikan tertentu,
rumpon sebagai substrat untuk meletakan telur bagi ikan-ikan tertentu,
rumpon sebagai tempat titik acuan navigasi (meeting point) bagi ikan-
ikan tertentu yang beruaya.

Direktorat jendal perikanan (1995) melaporkan beberapa


keuntungan dalam pengunaan rumpon yaitu : memudahkan pencarian
gerombolan ikan, biaya eksploitasi dapat dikurangi dan dapat
dimanfaatkan oleh nelayan kecil. Fungsi rumpon sebagai alat bantu dalam
penangkapan ikan adalah sebagai tempat mengkonsentrasi ikan agar
lebih mudah ditemukan, sebagai tempat berlindung bagi ikan dari
pemangsanya, sebagai tempat berkumpulnya ikan, sebagai tempat
daerah penangkapan ikan, sebagai tempat mencari makan bagi ikan,
sebagai tempat berlindung jenis ikan tertentu dari ikan predator, sebagai
sumber makanan bagi ikan besar karena ikan-ikan kecil dan plankton
berkumpul disekitar rumpon.

4.2 Lampu

Lampu merupakan salah satu alat bantu dalam usaha penagkapan


pure seine, fungsi lampu untuk penangkapan ikan dengan alat pure seine
adalah untuk mengumpulkan kawanan ikan kemudian dilakukan operasi
penangkapan. Lampu yang biasa digunakan juga bermacam-macam
tergantung selera kita tinggal cari yang praktis bahkan lampu yang
digunakan bermacam-maca,, seperti oncor (obor), petromaks, lampu
listrik (penggunaanya masih sangat terbatas hanya untuk usaha
penangkapan sebagian dari perikanan industri) (Ardan et. al., 2013).

Fungsi lampu dalam operasi penangkapan ikan ini untuk daya tarik
melalui cahaya lampu, ikan yang media hidupnya air terangsang (tertarik)
oleh sinar atau cahaya (Phototaxis positif) dan karena itu mereka selalu
berusaha mendekati asal/sumber cahaya dan berkumpul disekitarnya
(Ardan et. al., 2013).

Penagkapan ikan dengan purse seine menggunakan alat bantu


cahaya, karena itu, pengejaran gerombolan ikan tidak perlu dilakukan
karena pelingkaran jaring hanya berada pada sekitar cahaya lampu.
Penangkapan dengan bantuan cahaya hanya dapat dilakukan pada
malam hari dibulan gelap (Ardan et. al., 2013).

4.3 Winch

Winch merupakan mesin bantu yang digunakan untuk menarik tali


kerut atau tali kolor. Penempatan winch di kapal ada yang dibagian
belakang, di bagian depan, adapula ditempatkan di kedua sisi samping
kamar kemudi. Winch ini sangat berguna untuk menahan tali pada saat
throwing. Berdasarkan fungsi kerja alat bantu winch digunakan untuk
menarik tali kerut atau tali kolor dan untuk penarikan bagian cincin
dengan tenaga penggerak yang digunakan berupa tenaga hidrolik. Pada
umumnya dipasang pada kapal-kapal ikan pada skala industri.

4.4 Power Block

Power block merupakan mesin bantu yang digunakan untuk


menarik jaring pukat cincin dari dalam air ke atas deck kapal. Mesin bantu
ini sebagian besar bertenaga hidrolik serta memiliki daya gerak besar.
Power block yang berukuran kecil dan memiliki daya gerak kecil selain
bertenaga hidrolik, adapula yang menggunakan tenaga listrik. Power
bertenaga mesin diesel hampir tidak ada, kecuali hasil rekayasa sendiri
pada kapal ikan bukan skala industri.

4.5 Umpan

Umpan merupakan alat untuk memancing daya tarik ikan. Umpan


untuk menarik perhatian ikan yang akan dipancing maka digunakan
umpan buatan yang mengkilat, berwarna cerah, dan kontras dengan air
laut. Umpan yang digunakan adalah jenis umpan buatan (imitation bait).

4.6 Echo

Echosounder adalah alat yang dapat membantu untuk mencari ikan


dengan lebih baik, echosounder tidak menangkap ikan namun dapat
membantu untuk menangkap ikan lebih banyak dengan trawl, gill-net,
purse net, atau jenis jaring yang lain. Echosounder bahkan dapat
membantu untuk menangkap ikan dengan hook and line (Burczynski, and
Ben-Yani 1985).

Echosounder bekerja berdasarkan prinsip perambatan dan


pemantulan bunyi medium air. Cara kerja echosounder ini mirip dengan
kelalawar, dimana echosounder memancarkan gelombang suara dengan
frekuensi tertentu dan menangkap gelombang pantulan (echo) dari
benda/medium.

5. Metode Pengoperasian Alat

5.1 Rumpon
Cara pengoprasian rumpon yaitu dengan mengikat bagian pangkal
daun kelapa secara berurutan hingga beberapa daun kelapa yang di ikat
menggunakan tali dan pemberat pada bagian bawah, jumlah rumpon
yang dimiliki hanya 1 unit.

5.2 Lampu

Cara pengoperasiam lampu yaitu pertama menyalakan lampu. Jika


hari mulai gelap lampu akan diletakan pada lokasi-lokasi tertentu. Lampu
dinyalakan sekitar 4-5 jam dengan asumsi sudah ada gerombolan ikan
disekitar cahaya. Selanjutnya lampu tersebut akan diangkat ke atas kapal
dan penurunan jaring pun dimulai.
5.3 Winch

Cara pengoperasian winch yaitu dengan menraik dan mengulur


warp. Terdapat dua pangsi yang digerakkan oleh tenaga penggerak yang
berbeda yaitu pangsi jaring
besar dan pansgi try net.

5.4 Power Block

Cara pengoperasian power Block yaitu dengan menarik jaring pukat


cincin dari dalam air ke atas deck kapal.

5.5 Umpan

Cara pengoperasian umpan yaitu dengan cara umpan dikaitkan di


mata pancing yang berfungsi untuk menarik perhatian dan ketika
dimakan akan terjerat di mata pancing.
5.6 Echosounder

Echosunder dikenal terdapat suatu pemancar yang membangkitkan


getaran-getaran listrik disalurkan ke suatu alat yang ditempatkan pada
dasar kapal dan mengubah energi listrik menjadi getaran dalam laut.
Getaran ini lah yang dialirkan dalam bentuk implus vertikal kedasar laut
dan dipanntulkan kembali satu pesawat penguat memberikan kepada
getaran-getaran gema listrik satu amplitude lebih besar lalu disalurkan ke
satu pesawat petunjuk (indikator) dan membuat gambar.

Ketika getaran mengenai objek maka sebagian energinya ada yang


dipantulkan, dibiaskan ataupun diserap. Untuk gelombang yang
dipantulkan energinya, akan diterima oleh recorder, hasil yang diterima
berasal dari pengolahan data yang diperoleh dari penentuan selang waktu
anatara pulsa yang dipancarkan dari pulsa yang diterima. Dari hasil ini
dapat diketahui jarak dari suatu objek yang dideteksi.

Echosounder mengukur kedalaman air dengan membangkitkan


pulsa akustik pendek atau ping yang dipancarkan dan kembalinya echo
dari dasar air itu. Waktu antara pulsa akustik yang dipancarkan dan
kembalinya echo adalah waktu yang diperlukan gelombang akustik untuk
merambat ke dasar air dan memantul kembali ke permukaan air. Dengan
mengetahui waktu dan kecepatan suara dalam air, maka kedalaman
dasar air dapat dihitung (Firdaus 2008).
6. Daerah Penangkapan Ikan

Karateristik daerah penangkapan ikan atau kondisi-kondisi yang


perlu dijadikan acuan dalam menentukan daerah penangkapan ikan
adalah daerah tersebut harus memiliki kondisi dimana ikan dengan
mudahnya datang bersama-sama dalam kelompoknya, dan tempat yang
baik untuk dijadikan habitat ikan tersebut, daerah tersebut harus
merupakan tempat dimana mudah menggunakan peralatan
pengangkapan ikan bagi nelayan, daerah tersebut harus bertempat di
lokasi yang bernilai ekonomis (Junianto 2003).

Menurut spesiesnya, ikan didstribusikn secara horizontal atau


vertikal di daerah batasan tertentu. Daerah penangkapan ikan juga
berbeda menurut garis lintang dan garis bujur seperti kedalaman air di
mana kan berada. Alasan utama mengapa spesies ikan tertentu
berkumpul di daerah tertentu diperkirakaan jadi seperti berikut :

a. Ikan memilih kehidupan lingkungan yang sesuai untuk


spesiesnya.
b. Mereka memburu sumber makanan yang berlimpah.
c. Mereka mencari tempat yang sesuai untuk memijah dan
berkembangbiak.

Dituntun oleh instingnya dan terbawa oleh arus musiman, ikan


bergerak sesuai temperatur perairan, mencari makanan dan tempat
memijah di perairan tersebut. Pergerakan ini disebut migrasi, dan
pengalaman migrasi mereka selalu lebih baik sepanjang tahun. Migrasi
yang untuk mencari makanan disebut food seeking ground (pencari
daerah makanan). Kemudian migrasi untuk memijah disebut spawning
migration dan area perairan dimana mereka memijah disebut spawning
ground (daerah bertelur atau memijah). Selama mereka bermigrasi dan
dalam pencarian makanan dan memijah, ikan tersebut bergerombol
bersama dalam kelompok yang padat. Tempt tersebut yang penuh sesak
dengan ikan secara alamiah menjadi daerah penangkapan ikan yang
bagus untuk nelayan. Peristiwa dari gerombolan ikan haring di awal
musim semi adalah satu contoh yang bagus dari migrasi ikan untuk
mencari tempat memijah (Junianto 2003).

6.1 Jenis-Jenis dari Daerah

Daerah penangkapan ikan secara umum diklasifikasikan ke dalam


dua jenis utama daerah penangkapan ikan di perairan pantai dan di laut
lepas, atau daerah penangkapan ikan pelagis (atau bergerak cepat) dan
ikan perairan dasar secara berturut-turut (Junianto 2003).

6.1.1 Daerah Penangkapan Ikan di Perairan Pantai

Daerah penangkapan ikan di perairan pantai pada keadaan normal,


pada keadaan normal, pesisir pantai memiliki banyak daerah
penangkapan ikan yang bagus. Produksi perikanan dari daerah ini dengan
baik meningkat dari tahun ke tahun. Daerah penangkapan ikan di
perairan pantai termasuk meliputi usaha rumput laut, ikan dan kerang-
kerangan dan untuk jenis yang khusus bergerak seperti ikan haring, ikan
salmon, ikan ekor kuning, ikan tuna, dan ikan laut air tawar yang
mendekati daerah pantai untuk mencari makanan atau untuk memijah
(Junianto 2003).

Daerah penangkapan ikan di perairan pantai ini mungkin dibagi lagi


ke dalam trap-net (jaring perangkap) fishing ground, small trawling (pukat
tarik yang kecil) fishing ground, driving in net fishing ground, beach seine
(pukat pantai) fishing ground, hand purse seine (purse seine tangan)
fishin ground, surrounding net (jaring lingkar) fishing ground, pole and line
fishing ground, dan lain sebagainya (Junianto 2003).

6.1.2 Daerah di Laut Lepas

Daerah penangkapan ikan pelagis utamanya berlokasi pada lapisan


subtropis yang konvergen yang dibentuk oleh pertemuan aliran arus
hangat dan arus dingin. Spesies ikan lainnya yang bermigrasi, di kedua
jenis arus hangat dan dingin, seperti ikan lainnya yang bermigrasi, di
kedua jenis arus hangat dan dingin, seperti ikan tuna dan ikan salmon,
secara musiman naik menuju utara atau turun ke selatan untuk mencari
makanan di dalam pusaran air atau arus rip yang dibentuk oleh
pertemuan dua aliran arus. Atau daerah pada pantai dan perairan sampai
kedalaman 200 meter di mana arus dasar laut naik keatas dan bercampur
dengan massa air hangat pada bagian atas, menghasilkan plankton dalam
jumlah yang sangat besar yang dimana mengundang ikan untuk
bermigrasi dan menetap di sana (Junianto 2003).

Daerah penangkapan ikan ikan damersal yaitu pada continental


shelf (paparan benua) di mana umumnya terdapat pada kedalaman 200
m adalah sangat sesuai untuk ikan damersal atau yang hidup di dekat
dasar laut. Kolom perairan yang kedalamannya lebih dari 400 m adalah
sangat tidak sesuai untuk ikan, kecuali beberapa spesies yang khusus.
Makhluk hidup yang hidup di dasar laut termasuk yang selalu tinggal di
satu tempat dan bergerak secara horizontal atau pergerakan menuju
daerah dangkal pada musim tertentu (Junianto 2003).

6.2 Klasifikasi Fishing Ground Alat Tangkap Pancing

Daerah penangkapan untuk ikan tuna dipengaruhi oleh arus dan


suhu perairan. Setiap jenis tuna memiliki suhu optimum, diantaranya :

 Blue fin tuna dan Albacore suhu optimum berkisar 15-21ºC


 Skipjack tuna (cakalang) suhu optimum 19-24ºC
 Little tuna (tongkol) suhu optimum 17-24ºC

Di perairan Indonesia, penangkapan dengan menggunakan alat


tangkap pancing banyak terdapat di wilayah Indonesia timur seperti
Minahasa, Gorontalo, Air tembaga, Ambon, Bacan, Banda, Teratai dan
Sorong.

Sedangkan daerah penangkapan ikan dunia dengan menggunakan


alat tangkap pancing sebagai berikut :

 Antara lintang 40 LU dan 40 LS yaitu daerah kep Hawiai, Chili, North


Island, dan zona ekuator lainnya.
 Daerah Kepulauan Hokkaido dan Filipina.
 Samudera atlantik dan laut mediterania

DAFTAR PUSTAKA
Junianto.2003.Teknik Penangkapan Ikan.Penebar Swadaya : Jakarta.

Direktorat Jendral Perikanan, 1995. Penggunaan Payaos/rumpon di


Indonesia. Jakarta 11 hal.

Sianhaan.2005. Penambahan Rumpon untuk Mningkatkan Hasil


Tangkapan Kelong Tancap
di Daerah Kawal Kabupaten Tanjung Pinang Kepulauan Riau.
IPB Bogor : 96
halaman.

Subani , W.1989.Alat dan Cara Penangkapan Ikan di Indonesia. Badan


Penelitian Perikanan
Laut : Jakarta.

Ardan, M I., Renny N. S., Aditya W., Karoli S. J., Faisal K., Putri F., Prastyo
P.,
Badiuzzaman., Tri W., Zaenal.2013.Tugas Mata Kuliah Mesin
dan Alat Bantu
Penangkapan Ikan (Alat Bantu Pure Seine).Fakultas Perikanan
dan Ilmu
Kelautan Universitas Diponegoro : Semarang.

Firdaus, Oktri Mohammad.2010.Analisis Implementasi Global Positioning


System (GPS)
pada Moda Trasnportasi di PT.X. Proceding Seminar on
Aplication and
Research in Industrial Technology (SMART 2010), UGM :
Yogyakarta.

Burczynski, J.1982.Introduction to The Use of SONAR Systems for


estimating Fish
Biomass.FAO : Rome.

Anda mungkin juga menyukai