PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gorontalo Utara meliputi sub sektor perikanan tangkap, budidaya yang meliputi
kabupaten ini sejak tahun 2007-2014 mengalami kenaikan dari 9.317 ton di tahun
2007, menjadi 51.631 ton pada tahun 2014. Meliputi produksi perikanan budidaya
dari 2.160 ton tahun 2007 menjadi 28.443 ton tahun 2014 serta produksi
perikanan tangkap dari 7.157 ton tahun 2007 menjadi 23.178 ton tahun 2014
(Dinas Perikanan Dan Kelautan Kabupaten Gorontalo Utara, 2015). Salah satu
sekor perikanan skala kecil dengan menggunakan alat tangkap ikan sederhana.
Seperti halnya di Pulau Ponelo. Berdasarkan hasil observasi bahwa alat tangkap
1
yang banyak digunakan di Pulau tersebut adalah pancing ulur, bagan dan sero.
Unit penangkapan dan alat tangkap ikan yang digunakan masih cukup tadisional.
Bagan (lift net) merupakan alat tangkap yang dioperasikan dengan cara
ke dalam klasifikasi jaring angkat (lift net) karena proses pengoperasiannya, jaring
teknik yang digunakan untuk memikat perhatian ikan agar berkumpul pada area,
maka bagan diklasifikasikan dalam light fishing yang menangkap ikan dengan
penangkapan, oleh karena itu operasi tidak dimungkinkan dilakukan pada siang
hari atau saat sinar bulan terang, karena cahaya menyebar merata di permukaan
air. Penangkapan ikan dengan bagan hanya akan efektif dilakukan pada malam
hari. Waktu operasi penangkapan biasanya dimulai saat matahari mulai terbenam
hingga menjelang fajar. Pada umumya ikan akan aktif dan menunjukkan sifat
B. Rumusan Masalah
Kepulauan?
2
C. Tujuan Penelitian
Kepulauan.
D. Manfaat Penelitian
perhu dalam penelitian ini masih menggunakan lampu berwarna putih sedangkan
faktor faktor yang mempengaruhi hasil tangkpan ikan salah satunya adalah warna
lampu. yang digunakan dalam penelitian ini adalah warna biru dan putih.
warna lampu terhadap hasil tangkapan ikan. Hasil penelitian ini akan menjadi
3
rekomendasi penggunaan warna lampu yang lebih baik digunakan di Kabupaten
Gorontalo Utara.
Potensi Perikanan
Gorontalo Utara
Bagan Perahu
warna Lampu
Biru Putih
Hasil Tangkapan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bagan adalah salah satu jenis alat tangkap yang digunakan nelayan di
tanah air untuk menangkap ikan pelagis kecil, pertama kali diperkenalkan oleh
nsingkat alat tangkap tersebut telah dikenal di seluruh Indonesia. Bagan dalam
Bagan perahu dibuat dari rangkaian atau susunan bambu berbentuk segi empat,
pada bagian tengah dari bangunan bagan dipasang jaring yang ukurannya 1 meter
angkat (lift net), namun karena menggunakan cahaya lampu untuk mengumpulkan
ikan maka disebut juga light fishing (Subani dan Barus, 1972). Menurut Baskoro
dan Suherman (2007), bagan dapat diklasifisikan menjadi dua, yaitu bagan tancap
yang dilakukan antara lain bahan bakar, makanan, kondisi waring dan peralatan
5
menjadi patokan. Setting dimulai pada saat senja hari (pukul 18.00) setelah semua
ujung jaring telah diikatkan pada bingkai bagan dan selanjutnya dilakukan
penyalaan lampu. Sebelum bingkai jaring diturunkan, batu arus yang berfungsi
sebagai penahan jaring dari arus diturunkan terlebih dahulu. Dua sampai tiga jam
pukul 01.00.
tidak kaget dan ikan semakin mendekat ketengah jaring. Lampu pertama yang
dipadamkan adalah lampu yang berada pada bagian pinggir rangka bagan.
Penarikan jarring dimulai setelah salah seorang nelayan telah memberikani syarat
bahwa jarring segera ditarik. Penarikan jarring dilakukan setelah itu mengamati
secara visual kawanan ikan yang terdapat di bawah rangka bagan. Pemutaran
roller jarring dilakukan dengan cepat agar kawanan ikan pada catchable area tidak
meloloskan diri. Pada saat pemutaran roller jaring, tali jangkar juga dikendorkan
agar bingkai jarring tepat berada di bawah perahu pada saat penarikan bingkai
jaring. Waktu yang dibutuhkan untuk menarik jaring sampai kepermukaan air
bergantung pada kecepatan arus dan kedalaman bingkai jaring, umumnya lama
berfungsi sebagai kantong setelah bingkai jaring ditarik sampai rangka bagan dan
lampu dinyalakan kembali. Jika ikan sudah terkumpul, ikan diangkat keatas
6
setelah dicampur es. Pada saat ini pula tali jangkar ditarik kembali, jarring
1. Intensitas Cahaya
a. Peristiwa langsung, yaitu ikan tertarik oleh cahaya lalu berkumpul. Hal ini
b. Peristiwa tidak langgsung, yaitu karena ada cahaya maka plankton, ikan-
ikan kecil dan lain-lain sebagainya berkumpul, lalu ikan yang dimaksud
ikan yang termasuk dalam kategori ini seperti ikan tengiri, selar dan lain-
lain.
terhadap iluminasi intensitas cahaya yang rendah. Namun pada intensitas cahaya
yang tinggi baru terlihat adanya adaptasi pigmen ikan. Kemungkinan penerapan
hasil penelitian ini untuk menarik jenis ikan dilapangan adalah pada intensitas
sekitar 350 lux, sedangkan untuk mengkonsentrasikan ikan ini pada alat tangkap
lift net perlu digunakan cahaya dengan intensitas rendah sekitar 38 lux (Baskoro
7
dan Suherman, 2007). Hal ini sesuai dengan penelitian dari made (2006), yang
tertentu, atau intensitas cahaya optimum dan berbeda-beda setiap jenis ikan,
hasil tangkapan.
2. Warna Lampu
penggunaan warna merah dan hijau. Cahaya hijau dengan daya tembus yang
satu area yang luas, sedangkan cahaya merah dengan tingkat penetrasi yang tinggi
justru mampu merangsang hadirnya predator ke arah sumberr cahaya yang akan
baik untuk digunakan. Salah satu penelitian yang telah dilakukan adalah
8
penggunaan lampu petromaks dan lampu neon (bawah air) terhadap hasil
petromaks dan neon memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap hasil
mana dan yang memancar ke bawah tidak mempunyai titik fokus yang baik
c. Membutuhkan waktu yang cukup lama bila lampunya mati atau padam.
cahayanya bila air bergelombang dan dapat menakutkan ikan yang berada di
sekitarnya dan
bagan lainnya, bisas juga dapat dilakukan pada bulan terang, karena kekuatan
cahaya yang digunakan sangat tinggi sehingga penetrasi cahaya yang 10 masuk
9
secara vertikal ke dalam air akan lebih dalam dan secara horizontal dapat menarik
kawanan ikan pada jarak yang jauh.Bagan ditarik ke fishing ground setelah
fishing ground ditentukan. Jarak dari fishing base ke fishing ground sekitar 1.5
mil. Lama waktu yang dibutuhkan ke fishing ground sekitar 30 menit. Penurunan
perairan. Dasar perairan sebaiknya berlumpur dan dekat dengan batu agar
terlindung dari arus dan gelombang yang besar.Pengoperasian dimulai pada saat
Perairan yang tergolong landai ini menyebabkan ikan bermigrasi ke pantai karena
topografi, makanan, dan Iain lain sehingga daerah ini menjadi fishing ground
yang ideal bagi bagan perahu. Lokasi yang ideal mengoperasikan bagan perahu
adalah: dasar perairan berlumpur dan terlindung dari ombak dan arus yang kuat.
Dasar perairan yang berbatu sebaiknya berada di depan bagan agar terhindar dari
arus dan ombak. Dasar perairan berbatu yang tepat berada di bawah bagan kurang
baik karena habitat ikan yang berada di ekosisitem batu adalah ikan dasar yang
10
BAB III
METODE PENELITIAN
Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada
Tabel 1 dan Tabel 2. Alat yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 6 unit
yaitu Alat Tulis, GPS, Perahu Pamo, Bagan Perahu, Lampu Warna Putih dan
Biru, Kuisioner, Jaring, Cool Boks, Ganset, Serok, Peteng dan Timbangan. Alat
11
Tabel.1 Alat Yang Digunakan Pada Penelitian
No Alat Fungsi
Bahan yang digunakan pada penelitian ini yaitu sebanyak 8 jenis yaitu es
batu, ikan, air minum, beras, bawang, rica, tomat, Elpiji, Bensin dan Solar. Bahan
C. Sumber Data
dibutuhkan. Jenis data penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
12
Data primer dapat berupa data-data yang bersifat kuantitatif maupun
kualitatif. Data primer merupakan data yang dikumpulkan secara langsung pada
penelitian yaitu hasil tangkapan, jenis-jenis tangkapan, serta nilai ekonomi bagan
perahu.
2. Data Sekunder
terdahulu yang meliputi informasi dan literatur yang sesuai dengan penelitian ini.
D. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif studi kasus
dan deskriptif survey. Menurut Nazir (2009), metode deskriptif adalah suatu
metode dalam meneliti kasus sekelompok manusia, suatu objek, suatu sistem
pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa masa sekarang. Tujuan dari penelitian
deskriptid ini adalah untuk membuat deskriptif, gambaran atau lukisan secara
a. Persiapan
apung ke tempat fishing ground, persiapan dilkukan pada pukul 15.00 WITA
sampai pukul 16.00 WITA. Hal yang dipersiapkan adalah pengecekan generator,
wadah penampung hasil tangkapan bagan perahu, lampu cahaya yang digunakan
untuk penangkapan ikan dibagan persediaan bahan bakar dan perbekalan selama
13
Jenis lampu yang digunakan pada bagan perahu yaitu lampu jenis silinder
dan sering disebut sebagai lampu fokus dengan daya 35 watt sebanyak 2 buah
yang akan diturunkan pada bagian kanan dan kiri kapal dan lampu yang ada di
bagian luar rangka sebanyak 50 buah. Jumlah lampu keseluruhan yang digunakan
yaitu 50 buah ditambah dengan 2 buah lampu fokus. Fungsi dari lampu tersebut
silinder agar cahaya lampu terfokus pada perairan. Lampu dipasang pada masing-
masing peteng yang ada di bagian rangka luar dan peteng yang ada di bagian
rangka dalam. Pada penelitian ini, perlakuan yang dilakukan pada lampu fokus
b. Penangkapan Ikan
Penangkapan dilakukan ketika malam hari pukul 19.00 WITA jaring mulai
diturunkan dan lampu penarik perhatian ikan mulai dinyalakan. selama waktu 2-3
jam, jaring ditarik mengunakan roller. Waktu yang dibutuhkan untuk penarikan
hanya 10 menit. setelah itu ikan diangkat ke atas bagan. Selanjutnya jaring
1. Pengambilan Data
Hasil tangkapan yang menggunakan lampu warna putih dan warna biru di
jenis ikan dan catat total berat berdasarkan perlakuan kemudian menghitung
Parameter yang diamati dalam penelitian ini meliputi hasil tangkapan dari
bagan perahu pada lampu warna putih dan lampu warna biru pada malam hari
14
pukul 20.00-05.00 WITA. Adapun parameter hasil tangkapan yang diamati
meliputi Bobot total pada setiap lampu warna putih dan warna biru, Jumlah
E. Analisis Data
student. Apabila t hitung lebih besar dari t tabel 0,05 maka terdapat perbedaan
hasil tangkapan antara hasil tangkapan pada warna cahaya putih dan biru, apabila t
hitung lebih kecil dari t tabel 0,05 maka antar perlakuan tidak menujukan
perbedaan yang cukup nyata, rumus yang digunakan sebagai berikut: (Priyatno,
2010).
y 1− y 2
t=
s
√n
Keterangan :
F. Analisis Ekonomi
Total biaya (Total Cost) adalah total jumlah dari biaya tetap dengan biaya
variabel dalam kegiatan usaha tangkap Nelayan Gill Net dan Pukat Pantai (Ashari,
15
2011 dalam Ikram, 2016). Rumus yang digunakan untuk menghitung total biaya
yaitu :
TC=FC +VC
Dimana :
Total penerimaan (Total Revenue) adalah total jumlah hasil yang diperoleh
dalam kegiatan usaha tangkap Nelayan Gill Net dan Pukat Pantai (Ashari, 2011
dalam Ikram, 2016). Rumus yang digunakan untuk menghitung total penerimaan
yaitu :
TR=P × Q
Dimana :
3. Analisis Keuntungan
dikurangi dengan total biaya dalam usaha tangkap selama satu kali proses
produksi (Ashari, 2011 dalam Ikram, 2016). Rumus yang digunakan untuk
16
π=TR−TC
Dimana :
π = Keuntungan (Rp)
17
BAB IV
122,8850o BT, berada pada ketinggian 0-500 m dpl (Gambar 1). Secara rinci letak
Desa Ponelo terletak antara 0,8950o LU-122,8850o BT; Malambe terletak antara
10,40 km2 (Bappeda Kabupaten Gorontalo Utara, 2013) dengan topografi wilayah
cukup beragam berkisar antara 0-20%. Kecamatan ini mempunyai batas wilayah
sebagai berikut:
wilayah hukum Kabupaten Gorontalo Utara dengan ibu kota di Desa Ponelo.
Kecamatan ini terdiri dari empat desa meliputi: Desa Ponelo, Malambe, Otiola
dan Desa Tihengo. Jarak dari ibu kota Kecamatan ke ibu kota Kabupaten kurang
lebih 12 km, sementara jarak dari ibu kota Kecamatan ke pusat Desa Malambe
18
kurang lebih 1 km, ke pusat desa Tihengo kurang lebih 2 km, dan ke pusat desa
B. Jenis Tangkapan
Jenis tangkapan bagan perahu yang menggunakan lampu warna putih dan
lampu warna biru di Kecamatan Ponelo menangkap 10 jenis yaitu 8 jenis ikan
yang sama dan 2 jenis ikan yang berbeda. Jenis ikan hasil tangkapan bagan perahu
yang menggunakan lampu warna putih dan lampu warna biru di Kecamatan
warna putih yaitu ikan Teri Gelagar (Stolephorus indicus), ikan Kembung
Tongkol (Euthynnus affinis), ikan Teri Galer (Encrasicholina punctifer) dan ikan
Tembang (Sardinella gibbosa). Bagan yang menggunakan lampu warna biru yaitu
19
gibbosa), ikan Pari Macan (Himantura uarnak), ikan Petek (Equulites leuciscus),
warna putih dan lampu warna biru terdapat jenis ikan yang berbeda yaitu jenis
lampu warna putih. Hal ini diduga dipengaruhi oleh cahaya lampu warna putih
menyebabkan keberadaan ikan yang aktif pada siang hari untuk berkumpul
dibawah cahaya lampu. Gustaman et al., (2012) bahwa ikan yang tidak bersifat
Kepe-kepe (Zanclus cornutus) ini termasuk ikan yang hidup secara berkelompok,
meskipun kadangkala juga ditemukan ikan ini hidup secara individu. Ikan ini
termasuk ikan diurnal atau aktif pada siang hari (DKP Aceh, 2015).
C. Hasil Tangkapan
warna putih dan lampu warna biru dilakukan sebanyak 8 kali Trip. Hasil
tangkapan bagan perahu menggunakan lampu warna putih berkisar antara 149
sampai 176 kg dan hasil tangkapan bagan perahu yang menggunakan lampu
warna biru berkisar antara 157 sampai 210 kg. Hasil tangkapan bagan perahu
20
Hasil Tangkapan Bagan Perahu
250
210
199
200 176186
173168 174
167
157 149164 156166 155165 165
Berat (Kg)
150
Putih
100 Biru
50
0
trip 1 trip 2 trip 3 trip 4 trip 5 trip 6 trip 7 trip 8
Trip Penangkapan
menggunakan lampu warna putih dari yang rendah secara berturut yaitu trip 3
memiliki hasil tangkapan yang rendah sebanyak 149 kg, kemudian trip 5 memiliki
hasil tangkapan sebanyak 155 kg, trip 4 sebanyak 156 kg, trip 7 sebanyak 165 kg,
trip 2 sebanyak 167 kg, trip 6 sebanyak 173 kg, trip 8 sebanyak 174 kg dan trip 1
memiliki hasil tangkapan terbanyak yaitu 176 kg. Rata-rata hasil tangkapan
secara berturut dari yang rendah yaitu trip 2 memiliki hasil tangkapan yang rendah
sebanyak 157 kg, trip 3 sebanyak 164 kg, trip 5 sebanyak 165 kg, trip 4 sebanyak
166 kg, trip 6 sebanyak 168 kg, trip 1 sebanyak 186 kg, trip 8 sebanyak 199 kg
dan trip 7 memiliki hasil tangkapan yang terbanyak yaitu 210 kg. Rata-rata hasil
Rata-rata hasil tangkapan terbanyak selama 8 kali trip yaitu bagan perahu
yang menggunakan lampu warna biru. Tingginya hasil tangkapan bagan perahu
21
menggunakan lampu warna biru diduga dipengaruhi oleh intensitas cahaya warna
biru yang rendah sehingga memicu ikan untuk berkumpul di bawah paparan sinar
lampu biru. Rudin et al., (2017) Cahaya warna biru memiliki panjang gelombang
yang rendah sehingga jangkauannya sangat jauh di dalam perairan. Cahaya ini
rajungan, belanak, kuniran dan pelagis kecil seperti teri, selar, kembung dan
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian dilakukan oleh Taufiq et al.,
(2015) bahwa hasil tangkapan ikan dengan menggunakan alat bantu lampu LED
biru lebih banyak (efektif) dibandingkan dengan lampu neon yang digunakan oleh
nelayan. Berdasarkan hasil tangkapan total dengan lampu celup LED sebanyak
3779 kg dan lampu neon sebanyak 2343 kg, rata-rata tangkapan dengan lampu
celup LED sebesar 377.9 kg pertrip dan lampu neon biru sebesar 234.3 kg pertrip.
daya tembus cahaya yang masuk kedalam perairan. Tinggi rendahnya intensitas
cahaya yang masuk kedalam air akan mempengaruhi jarak ikan yang berkumpul
dari sumber cahaya. Ada dua faktor ikan tertangkap pada bagan. Pertama ikan
ingin mencari makan (predator). Menurut Won Lea J (2010) berkumpulnya ikan-
ikan kecil (dalam penelitian ini seperti teri dan petek) disekitar bagan akan
memicu berkumpulnya ikan-ikan lain dengan ukuran lebih besar. Hal ini terjadi
karena adanya siklus saling memakan (rantai makanan) antara ikan kecil dengan
22
predatornya yang berukuran lebih besar untuk mendapatkan makanan contohnya
warna putih dan lampu warna biru pada trip 1 diduga dipengaruhi oleh faktor
alam seperti angin yang kencang dan berombak sehingga pada saat hauling
menjadi kesulitan. Hal ini karena kecepatan dan arah angin akan mempengaruhi
arus dan gelombang di perairan. Arus yang terjadi akan menjadikan posisi jaring
tidak membentuk setengah lingkaran secara sempurna dan menjadi tidak stabil di
dalam perairan. Keadaan jaring seperti ini menyebabkan ikan meloloskan diri dari
jaring pada saat hauling yang seharusnya berada pada catchable area. Kondisi ini
sesuai dengan hasil penelitian Sudirman et al., (2013) jika kondisi cuaca laut
buruk, seperti angin yang kencang dan ombak yang besar, menyebabkan
pengangkatan jaring tidak dapat dilakukan. Faktor arus memiliki pengaruh yang
sangat besar dalam proses penangkapan pada bagan (Sudirman et al., 2006). Arus
oleh banyak faktor yang diantaranya pengaruh musim ikan dan posisi penempatan
23
perbedaan suhu perairan akan mendorong terjadinya upwelling. Jika upwelling
perairan dan kondisi perairan juga berpengaruh pada distribusi ikan. Sihombing
(2014) juga menyatakan keadaan air yang kurang baik membuat hasil tangkapan
secara visual adanya perbedaan tingkah laku cumi-cumi antara bagan yang
menggunakan lampu neon dengan bagan yang menggunakan LED biru. Pada
bagan yang menggunakan lampu neon 192 watt cumi-cumi mengintai mangsanya
mangsanya apa bila targetnya sudah tepat. Hal ini sesuai dengan pernyataan
Sedangkan pada bagan yang menggunakan LED biru 72 watt cumi-cumi berburu
mangsa sangat aktif dibawah cahaya lampu tanpa menunggu dia daerah bayang-
bayang pelampung bagan. Hakgeun et al., (2012) dan Guntur et al., (2015) juga
tangkapan ikan cumi-cumi dan warna yang paling disukai adalah warna biru.
lampu warna biru lebih banyak (192 individu) di bandingkan dengan lampu warna
putih yaitu sebanyak 70 individu. Pengaruh penggunaan lampu warna putih dan
warna biru terhadap berat hasil tangkapan dominan dapat dilihat pada Tabel 4.
24
Perbedaan hasil tangkapan dominan selama pengumpulan data yaitu ikan Teri
dikatakan bahwa pengaruh perlakuan warna lampu putih dan warna biru berbeda
D. Analisis Ekonomi
Analisi total biaya yaitu dengan mengetahui jumlah biaya tetap dan biaya
variabel. Biaya tetap bagan perahu yang menggunakan lampu warna putih dan
lampu warna biru yaitu bahan bakar solar dan bensin, beras, rokok, bawang, rica,
tomat, gas Elpiji dan es batu. Biaya tetap bagan perahu dikeluarkan selama 8 kali
25
Tabel 5. Menunjukan biaya selama 8 kali trip bahan bakar solar sebanyak
Es Batu sebanyak Rp 800.000 dan Gas Elpiji sebanyak Rp 24.000. Total biaya
tetap bagan perahu selama 8 kali trip sebanyak Rp 3.142.000. Biaya variabel
bagan perahu selama 8 kali trip yaitu biaya pembelian lampu bagan warna putih
dan lampu warna biru. Biaya variabel dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Menunjukan total biaya variabel bagan perahu selama 8 kali trip
yaitu sebesar Rp 320.000 dengan biaya lampu warna putih yaitu sebesar Rp
160.000 dan biaya pembelian lampu warna biru sebesar Rp 160.000. Analisis total
biaya pengeluaran bagan perahu yang dikeluarkan selama 8 kali trip dapat dilihat
pada Tabel 7.
Trip yaitu sebesar Rp 3.462.000 dari hasil penjumlahan rata-rata biaya tetap
rata-rata biaya pengeluaran bagan perahu yang menggunakan lampu warna putih
26
dan lampu warna biru selama 8 kali trip memiliki jumlah biaya pengeluaran yang
sama.
yaitu hasil penjualan ikan 8 jenis ikan. Total penerimaan bagan perahu
menggunakan lampu warna putih selama 8 kali trip dapat dilihat pada Tabel 8.
Tabel 8. Total Penerimaan Bagan Perahu Lampu Warna Putih selama 8 kali Trip
Hasil Tangkapan Harga/satuan
Jenis ikan Jumlah
(Kg) (Rp)
Teri Gelagar 700 25.000 17.500.000
Kembung 21 10.000 210.000
Cumi 10 25.000 250.000
Petek 63 15.000 945.000
Kuwe 11 50.000 550.000
Tembang 113 5.000 565.000
Tongkol 24 25.000 600.000
Teri Galer 450 25.000 11.250.000
Total 31.870.000
Sumber: Olahan Data Primer 2019
Tabel 8. Menunjukan hasil penjualan ikan Teri Gelagar selama 8 kali trip
Total penerimaan bagan perahu menggunakan lampu warna putih yaitu sebesar
yaitu dari hasil penjualan 9 jenis ikan tangkapan. Total penerimaan bagan perahu
menggunakan lampu warna biru selama 8 kali trip dapat dilihat pada Tabel 9.
27
Tabel 9. Total Penerimaan Bagan Perahu Lampu Warna Biru selama 8 kali Trip
Hasil Tangkapan Harga/satuan
Jenis ikan Jumlah
(Kg) (Rp)
Teri Gelagar 750 25.000 18.750.000
Kembung 23 10.000 230.000
Tongkol 5 25.000 125.000
Tembang 57 5.000 285.000
Pari Macan 8 100.000 800.000
Petek 56 15.000 840.000
Teri Galer 500 25.000 12.500.000
Kuwe 3 50.000 150.000
Cumi 13 Rp25.000 325.000
Total 34.005.000
Sumber: Olahan Data Primer 2019
Tabel 9. Menunjukan hasil penjualan ikan Teri Gelagar selama 8 kali trip
3. Analisis Keuntungan
perahu yang menggunakan lampu warna biru dapat dilihat pada Tabel 10.
28
Tabel 9. Menunjukan keuntungan bagan perahu selama 8 kali trip yang
peroleh setelah pembagian pendapatan dengan ongkos ABK (50% dari hasil
kali trip yaitu sebesar Rp 14.284.000 dan bagan perahu menggunakan lampu
29
BAB V
A. Kesimpulan
1. Hasil tangkapan bagan perahu yang menggunakan lampu warna putih dengan
rata-rata hasil tangkapan selama 8 kali trip yaitu 174,05 kg sedangkan hasil
176,875 kg. Jenis ikan yang tertangkap menggunakan lampu warna putih dan
ikan dimana 8 jenis ikan yang sama dan 2 jenis ikan berbeda. Perbedaan hasil
tangkapan bagan menggunakan lampu warna putih dan warna biru berbeda
nyata terhadap hasil tangkapan dominan pada taraf 95 % nilai T Hitung >T Tabel (-
2. Keuntungan bagan perahu selama 8 kali trip yang menggunakan lampu warna
B. Saran
30
DAFTAR PUSTAKA
Ayodhyoa, A.U. 1981. Metode Penangkapan Ikan. Yayasan Dewi Sri, Bogor. 97
hal.
Baskoro, dan Effendy. 2005. Tingkah Laku Ikan Hubungannya dengan Metode
Pengoperasian Alat Tangkap Ikan. Departemen Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan, Bogor.
Baskoro, dan Suherman, 2007. Teknologi Penangkapan Ikan Dengan Cahaya.
UNDIP. Semarang. 176 hal.
Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Gorontalo Utara ,2015. Profil
Perikanan dan Kelautan Gorontalo utara.
Gunarso, W. 1985. Tingkah Laku Ikan Dalam Hubungannya dengan Alat, Metode
dan Taktik Penangkapan. Jurusan Pemanfaatan Sumber daya
Perikanan. Fakutas Perikanan. Institut Pertanian Bogor. 149 hal.
Guntur, Fuad, Muntaha A. 2015. Pengaruh Intensitas Lampu Bawah Air Terhadap
Hasil Tangkapan pada Bagan Tancap. Marine Fisheries. 6(2):195-
202.
Gustaman Gugik, Fauziyah dan Isnaini. 2012. Efektifitas Perbedaan Warna
Cahaya Lampu terhadap Hasil Tangkapan Bagan Tancap di Perairan
Sungsang Sumatera Selatan. Journal Maspari. 4 (1), 92-102
Hakgeun J, Seunghwan Y, Junghoon L, Young. 2012. The Retinular Responses of
Common Squid Todarodes Pacificus for Energy Efficient Fishing
Lamp using LED. Elsevier Renewable Energy. 54:101-104.
Hamzah dan sumadhiharga. 1993. Pengaruh Cahaya Lampu Terhadap Hasil
Tangkapn Cumi-Cumi (LoligoSp) Dengan Alat Tangkap “Jigs” Di
Teluk Galela, Maluku Utara. Balitbang Sumberdaya Laut, Puslitbang
Oseanologi-LIPI Ambon 55-62.
Ikram, Z. 2016. Analisis Kelayakan Usaha Budidaya Ikan Nila (oreochomis
niloticus) Dalam Keramba Jaring Apung Di Danau Limboto Kawasan
Kota Gorontalo. Skripsi. Jurusan Manajemen Sumberdaya Perikanan.
[Skripsi]. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Universitas Negeri
Gorontalo
Kairul. 2017. Penggunaan Lampu Light Emitting Diode (LED) Biru Terhadap
Hasil Tangkapan Bagan Apung di Kabupaten Aceh Jaya. [Tesis].
Institut Pertanian Bogor.
Made, S. 2006. Efisiensi Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil
Tangkapan Bagan Rambo Di Kabupaten Barru. UNHAS. Makasar.
31
Mulyawan , Masjamsir dan Andriani, Y. 2015. Pengaruh Perbedaan Warna
Cahaya Lampu Terhadap Hasil Tangkapan Cumi-cumi (Loligo sp.)
Pada Bagan Apung di Perairan Pelabuhanratu Kabupaten Sukabumi
Jawa Barat. Jurnal Perikanan Kelautan. Vol. VI No. 2(1)/Desember
2015 (116-124).
Nazir, M. 2009. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Nelwan AFP, Sudirman, Nursam M, Yunus MA. 2015. Produktivitas
Penangkapan Ikan Pelagis di Perairan Kabupaten Sinjai pada Musim
Peralihan Barat - Timur. Jurnal Perikanan. 17(1):18-26.
Picasouw, John. 2005. Lampu Petromak Sebagai Alat Bantu Penangkapan Ikan.
Warta Oseanografi. Vol. XIX No 3, Juli-September.
Priyanto, 2010. Buku saku analisis Statistika Data SPSS. Yogyakarta: Mediakom.
Purbayanto A, Riyanto M, Fitri ADP. 2010. Fisiologi dan Tingkah Laku Ikan
pada Perikanan Tangkap. Bogor (ID): IPB press. Kampus Institut
Pertanian Bogor Taman Kencana Bogor.
Rudin M. Johar, Ririn Irnawati dan Ani Rahmawati. 2017. Perbedaan Hasil
Tangkapan Bagan Tancap dengan Menggunakan Lampu CFL dan
LED Dalam Air (Leda) di Perairan Teluk Banten. Jurnal Perikanan
dan Kelautan. Volume 7 Nomor 2. Halaman : 167 – 180.
Subani. dan Barus 1972. Alat dan Cara PenangkapanIkan di Indonesia. Lembaga
Penelitian Perikanan Laut (LPPL), Jakarta. 247 hal.
Sudirman. 2003. Analisis Tingkah Laku Ikan untuk Mewujudkan Teknologi
Ramah Lingkungan dalam Proses Penangkapan pada Bagan Rambo
[Disertasi]. Bogor (ID): Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian
Bogor.
Sudirman, Baskoro MS, Purbayanto A, Safruddin, Suratman. 2006. Hubungan
antara Kecerahan Perairan dan Kecepatan Arus dengan Hasil
Tangkapan dan Pengoperasian Bagan Rambo di Selat Makassar.
Jurnal Ilmiah Sorihi. 1(5):82-104.
Sudirman, Najamuddin, Palo M. 2013. Efektivitas Penggunaan Berbagai Jenis
Lampu Listrik untuk Menarik Perhatian Ikan Pelagis Kecil pada
Bagan Tancap. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. 19(3):157-
165.
Sukandar dan Fuad. 2015. Pengoperasian Lampu Celup Bawah Air pada Bagan
Tancap di Perairan Lekok. Journal of Innovation and Applied
Technology 1(2): 101-105.
32
Sihombing ME. 2014. Pengaruh Intensitas Cahaya Lampu Bawah Air dengan
Senter Light Emitting Diode Pada Reaksi Fototaksis Ikan Di Perairan
Kepulauan Seribu. [SKRIPSI]. Bogor: Departemen Fisika. Fakultas
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam. Institut Pertanian Bogor. 33
hlm.
Tadjuddah, M. 2009. Kajian Keramahan Lingkungan Alat Tangkap Menurut
Klasifikasi Statistik Internasional Standar FAO. http://muslim-
tadjuddah. blogspot. com/ (diakses : 1 februari 20111)
Taufiq, Mawardi W, Baskoro MS, Zulkarnain. 2015. Rekayasa Lampu LED
Celup untuk Perikanan Bagan Apung di Perairan Patek Kabupaten
Aceh Jaya Propinsi Aceh. Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan.
6(1):51-67.
Von Brandt. 2005. Fish Catching Methods of the world. Edisike 4. Otto G, Klaus
L, Erdmann D, Thomas W, editor.Oxfort. BlacKuwell Publishing.
523p.
White W.T., Last P.R., Dharmadi, Faizah R., Chodrijah U., Prisantoso B.I.,
Pogonoski J.J., Puckridge M. and Blaber S.J.M. 2013. Market fishes
of Indonesia. ACIAR Monograph No. 155. Australian Centre for
International Agricultural Research: Canberra. 438 pp.
White W.T, P.R. Last, J.D. Stevens, G.K. Yearsley, Fahmi dan Darmadi. 2006.
Hiu dan pari yang bernilai ekonomis penting di indonesia. ACIAR
monograph series; no. 124. Australia
Won lea, J. 2010. Pengaruh Periode Hari Bulan Terhadap Hasil Tangkapan dan
Tingkatan pendapatan Nelayan Bagan Tancap di Kabupaten Serang.
[Tesis]. Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor.
Yulianto ES, Purbayanto A, Wisudo SH, Mawardi W. 2014. Lampu LED Bawah
Air Sebagai Alat Bantu Pemikat Ikan pada Bagan Apung. Jurnal
Teknologi Perikanan dan Kelautan. 5(1):83-93.
33
Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian
Timbangan
Ganset
Kapstan
34
Pemeriksaan Lampu Bagan
Penurunan Jaring
35
Cool Box
Pemasangan Lampu
Pememantauan Ikan
36
Pengangkatan Jaring
37
Penyortiran Ikan
38
Ikan Tembang (Sardinella gibbosa)
39
Menimbang Ikan Jaring
Bagan Perahu
40
Lampiran 2. Identifikasi Jenis Ikan Hasil Tangkapan Bagan
41
N Buku Identifikasi (White et al.,
Hasil Tangkapan
o (2013, 2006))
42
Buku Identifikasi (White et al.,
No Hasil Tangkapan
(2013, 2006))
p
43
Buku Identifikasi (White et al.,
No Hasil Tangkapan
(2013, 2006))
44
Buku Identifikasi (White et al.,
No Hasil Tangkapan
(2013, 2006))
45
Buku Identifikasi (White et al.,
No Hasil Tangkapan
(2013, 2006)
46
Lampiran 3. Jumlah Hasil Tangkapan
47
2. Hasil Tangkapan Bagan Menggunakan Lampu Warna Biru
48
Lampiran 4. Hasil Uji t Ikan Yang Dominan Tertangkap
49
Lampiran 5. Analisis Ekonomi
1. Biaya Tetap
2. Biaya Variabel
3. Hasil Penjualan
50
0
51
Lampiran 6. Quesioner
KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH WARNA LAMPU TERHADAP HASIL TANGKAPAN PADA
BAGAN PERAHU KECAMATAN PONELO
Karakteristik Responden
1. Nama : ................................................................
2. Jenis Kelamin
Laki-laiki Perempuan
3. Umur :.........................Tahun
4. Status Pernikahan
Menikah
Janda/Duda
Belum Menikah
5. Pendidikan Terakhir
Tidak Sekolah SMA
SD Diploma/Sarjana
SMP
6. Alamat :................................................................................................................
...............................................................................................................................
7. Jumlah Anggota Keluarga (Termasuk Anda)
1 – 4 Orang
5 – 8 Orang
> 8 Orang
8. Lama Pengalaman berprofesi sebagai nelayan :.........................................Tahun
9. Profesi atau pekerjaan sampingan
Tidak Ada Tani
Buruh Lainnya, Sebutkan...............................................
Wirausaha
52
10. Jenis Armada yang digunakan dalam aktifitas penangkapan ikan dilaut
Perahu Kapal Motor Tempel
Kapal Motor Lainnya, sebutkan................................................
11. Nama Kapal
....................................................................................
53
Jenis Investasi Umur Ekonomis (Tahun) Biaya (Rp)
Kapal
Mesin Utama
Genset
Bagan Perahu
Jaring
Lampu Putih
Lampu Biru
54