Anda di halaman 1dari 93

Sumber Daya ikan:

IKan pelagis dan


ikan demersal
DOSEN PENGAMPU : BU VELY KUKINUL SISWANTO KELOMPOK 6
Anggota kelompok
Jennita Aulia Andriansari Amelia Aderay Pertiwi
5015221024 5015221033

Zindy Rayyana Mumtazah rezky fathir dwidya sigit


5015221039 5015221041

Raynaldi Samuel Sondang


Soritua Siregar.
5015221002
SUMBER DAYA
PERAIRAN DAN PERIKANAN
DEFINISI UMUM
Menurut ketentuan Pasal 1 angka 11 dan angka 24 yang diubah

1. Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan


pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya
mulai dari praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan
pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu sistem bisnis perikanan.

2. Sumber daya ikan adalah potensi semua jenis ikan.

3. Lingkungan sumber daya ikan adalah perairan tempat kehidupan


sumber daya ikan, termasuk biota dan faktor alamiah sekitarnya.

4. Ikan adalah segala jenis organisme yang seluruh atau sebagian dari
siklus hidupnya berada di dalam lingkungan perairan.
Sumber daya peraIran Sumber daya perIkanan
Sumberdaya ikan adalah
Sumberdaya perairan organisme laut yang terdiri
merupakan segala dari ikan (finfish), binatang
potensi yang ada berkulit keras (krustasea)
dalam lingkungan seperti udang dan kepiting,
perairan baik perairan moluska seperti cumi dan
umum maupun gurita, binatang air lainnya
perairan laut. seperti penyu dan paus,
rumput laut serta lamun
laut.
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di
Sumber Daya
dunia. Terbentang dari Sabang hingga Merauke, dengan Perairan
luas total wilayah Indonesia sekitar 7,81 juta km2 Indonesia
memiliki sekitar 17.500 pulau, bergaris pantai sepanjang
81.000 km. Sekitar 62% luas wilayah Indonesia adalah laut
dan perairan, hal ini dikonfirmasi dari data KKP, luas
wilayah daratan sebesar 1,91 juta km2 sedangkan luas
wilayah perairan mencapai 6,32 juta km2.
Dengan luasnya wilayah laut yang ada, Indonesia
memiliki potensi kelautan dan perikanan yang sangat
besar. Laut Indonesia bisa dibilang sangat kaya akan
biota laut karena memiliki 8.500 spesies ikan, 555 spesies
rumput laut, dan 950 biota terumbu karang. Sumber daya
perikanan juga menjadi salah satu potensi terbesar yang
ada di lautan kita. Indonesia menjadi salah satu negara
eksportir komoditas laut dan perikanan terbesar di dunia.
Peta Wilayah Pengelolaan Perikanan Republik Indonesia
Jenis Perikanan dan Persebarannya di Indonesia

Perikanan Perikanan Perikanan


Pantai Laut Dalam Darat
Kurang dari 60 mil dari bibir Jenis penangkapan ikan di Dilakukan di air tawar
pantai samudera atau di laut lepas dan air payau
Luas daerah tangkapan relatif Dilakukan oleh nelayan modern
sempit atau perusahan perikanan besar Daerah sungai, danau,
Dilakukan oleh para nelayan menggunakan perlatan canggih empang atau kolam,
tradisional menggunakan perahu Hasil tangkapan ikan dalam jumlah sawah dan bendungan
motor ukuran kecil, atau perahu besar
dayung Ikan terumbuk (selat malaka), Udang, lobster, ikan lele,
Hasil tangkapannya pun kurang rumput laut (perairan utara jawa), nila, gurameh, bawal,
maksimal dan faktor cuaca juga ikan tuna dan cakalang (daerah belut dll.
sangat mempengaruhi. bitung, air tembaga, sulawesi), ikan
Ikan kembung, teri, petek, hias rumput cakalang (maluku),
lemuru, dan beberapa jenis mutiara, rumput laut, bunga
moluska, seperti cumi dan ubur- karang, ikan yerang, rumput laut
ubur. (kepulauan aru dan kei)
ikan PELAGIS
definisi

Ikan pelagis merupakan kelompok ikan yang


berada di lapisan permukaan air.
KARAKTERISTIK
IKAN PELAGIS
- Hidup di permukaan perairan
- Hidup secara berkelompok, bergerombol
- Bentuk tubuh yang "streamline" /
cenderung memanjang, lonjong & ramping;
- Mengandung banyak minyak sekitar 30%
WHO IS THIS ?
Punggungnya berwarna kehitam-hitaman, atau kebiruan
bagian tengah keperakan dan bagian bawah atau perut
keputih-putihan.
Biasanya dapat ditemukan dekat terumbu karang atau
tubiran, dan juga ditemukan di laut terbuka dengan suhu
yang berubah-ubah, bahkan ada beberapa ikan pelagis
besar di terumbu yang dalam.
Pada siang hari ikan pelagis kecil berada di dasar
perairan membentuk gerombolan yang padat dan
kompak (shoal), sedangkan pada malam hari naik ke
permukaan membentuk gerombolan yang menyebar
(scatted). Ikan juga dapat muncul ke permukaan pada
siang hari, apabila cuaca mendung disertai hujan
gerimis.
Untuk menangkapnya, para nelayan kerap
menggunakan alat seperti jaring insang, jaring lingkar,
pukat cincin, dan lain peralatan tradisional lain.
IKAN PELAGIS KECIL
Kelompok ikan pelagis kecil ditangkap menggunakan alat penangkap berupa jaring, seperti jaring insang
(gillnet), jaring lingkar, pukat cincin (purse seine), payang, dan bagan.

ikan lemuru
ikan senglar

ikan selar
ikan tembang ikan teri
IKAN PELAGIS BESAR
ditangkap dengan cara dipancing menggunakan pancing trolling atau tonda (pole and line), rawai (longline).

ikan cucutl
ikan tuna sirip kuning ikan tongkol

ikan cakalangl ikan marlinl ikan tenggiril


Metode Pengumpulan Data Sumberdaya Ikan Pelagis
Metode Analisis Daerah Penangkapan Ikan (DPI) Pelagis
Analisis citra oseanografi dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:
Analisis Suhu Permukaan Laut
Identifikasi suhu permukaan laut menggunakan pendekatan citra
penginderaan jauh dilakukan melalui penerapan algoritma untuk menonjolkan
informasi suhu permukaan pada citra satelit. Langkah-langkah analisis citra
sebagai berikut:
Analisis Klorofil
Dalam pendeteksian klorofil perairan, citra penginderaan jauh Ocean Color
(Misal SeaWIFS) dapat memberikan data dan informasi tentang adanya variasi
warna perairan sebagai implementasi dari perbedaan konsentrasi
fitoplankton dalam perairan. Langkah-langkah pengolahan data ocean color
sebagai berikut:
Metode pengukuran jenis dan kelimpahan ikan pelagis di lapangan
sebagai berikut
1. Pencatatan Data Hasil Tangkapan
Pengambilan data dilakukan dengan cara menimbang hasil tangkapan ikan dengan
menggunakan timbangan pada setiap kegiatan hauling selesai dilaksanakan. Penghitungan
jumlah tangkapan ikan berasal dari kapal ikan (jumlah lebih dari satu kapal ikan sejenis
dengan ukuran dan jumlah trip yang sama). Untuk mendapatkan data yang memiliki waktu
yang sama dengan data dari hasil analisis citra penginderaan jauh dan GIS, maka data
penangkapan ikan dari kapal ikan diambil pada periode waktu yang sama dengan data
penginderaan jauh/citra satelit dan data GIS.
2. Identifikasi densitas ikan menggunakan Metode Hidroakustik
Metode hidroakustik dilakukan untuk memperoleh informasi tentang obyek di
bawah air dengan cara pemancaran gelombang suara dan mempelajari
pantulan gelombang suara yang dihasilkan. Berdasarkan metode ini, dapat diketahui
tingkat densitas ikan per meter kubik dan dapat diketahui sebarannya untuk wilayah
perairan yang disurvei.
ikan demersal
demerge = tenggelam
definisi
Ikan demersal adalah ikan yang melangsungkan
kehidupannya di dasar laut, baik itu mencari makan,
ataupun memijah.
KARAKTERISTIK
IKAN DEMERSAL
- Hidup di dekat atau pada dasar laut
- Bertubuh datar dan memanjang
- Mengandung sedikit minyak
- Tidak membentuk gerombol
FUNGSI IKAN
DEMERSAL
- Data penelitian kehidupan biota
dasar laut dan perairan lainnya
- Sebagai penyeimbang ekosistem
- Sebagai bahan konsumsi
contoh ikan
demersal

ikan kuwe ikan bawal

ikan kakap
peta persebaran ikan
demersal di indonesia

kelompok ikan demersal


mendominasi di wilayah:
WPP 711
WPP 712
WPP 571

sumber : https://kkp.go.id/uploads/publikasi/karya_tulis_ilmiah//potensi-ikan-ok.pdf
daerah
penangkapan
ikan demersal
Ikan demersal adalah ikan yang mempunyai kebiasaan hidup di
dasar atau dekat dasar perairan.
Delineasi/pemetaan DPI demersal dilakukan dengan metode
analisis GIS dengan pendekatan ekosistem perairan.
Analisis kesesuaian untuk daerah penangkapan (fishing ground)
ikan demersal menggunakan 2 pendekatan, yaitu pendekatan
kesesuaian parameter biofisik dan pendekatan konvensional.
metode
identifikasi DPI
demersal
Dilakukan dengan menggunakan kriteria kesesuaian
berdasarkan habitat sumberdaya ikan demersal.
Kebutuhan
Data Dalam
Penentuan
Kesesuaian
Parameter
Biofisik
Kriteria
Penentuan
Daerah
Potensi
Perikanan
Tangkap
Demersal
Sumber: pedoman teknis
penyusunan peta RZWP3K
Identifikasi Kondisi Sumberdaya Ikan Demersal

untuk mengetahui secara


lebih detail kondisi
sumber daya ikan
demersal yang
berasosiasi dengan
ekosistem yang diamati

Sumber: pedoman teknis penyusunan peta RZWP3K


Metode Pengolahan Data
Sumberdaya Ikan Demersal
1. Kelimpahan Ikan

Sumber: pedoman teknis penyusunan peta RZWP3K


2. Indeks Keanekaragaman (H’)

Sumber: pedoman teknis penyusunan peta RZWP3K


3. Indeks keseragaman (E)

Sumber: pedoman teknis penyusunan peta RZWP3K


4. Indeks dominansi (C)

Sumber: pedoman teknis penyusunan peta RZWP3K


Perikanan
Tangkap dan
Budidaya
perikanan
tangkap
kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan
yang tidak dalam keadaan dibudidayakan
dengan alat atau cara apa pun
perikanan
budidaya
kegiatan untuk memelihara, membesarkan,
dan/atau membiakkan ikan serta memanen
hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol
wilayah pengelolaan
perikanan negara republik
indonesia (WPPnri)
Wilayah Pengelolaan Perikanan Negara Republik Indonesia yang
selanjutnya disingkat WPPNRI adalah wilayah Pengelolaan Perikanan untuk
penangkapan Ikan dan pembudidayaan Ikan, yang meliputi perairan
Indonesia, zona ekonomi eksklusif Indonesia, sungai, danau, waduk, rawa,
dan genangan air lainnya yang potensial untuk diusahakan di Wilayah
Negara Republik Indonesia.

sumber: https://jdih.kkp.go.id/peraturan/1457d-permen-kp-22-tahun-2021.pdf
Jenis-jenis
Alat untuk
Menangkap Ikan
Alat Penangkapan Ikan yang
selanjutnya disingkat API adalah sarana
dan perlengkapan atau benda-benda
lainnya yang dipergunakan untuk
menangkap ikan
Alat Bantu Penangkapan Ikan yang
selanjutnya disingkat ABPI adalah alat
yang digunakan untuk mengumpulkan
ikan dalam kegiatan penangkapan ikan.

sumber: Permen KP Nomor 18 Tahun 2021


KLasifikasi api
Jenis API dibedakan menjadi 10 (sepuluh)
kelompok, yang terdiri atas:

a. jaring lingkar; e. jaring angkat; h. perangkap;


b. jaring tarik; f. alat yang dijatuhkan i. pancing; dan
c. jaring hela; atau ditebarkan; j. API lainnya.
d. penggaruk; g. jaring insang;

Jenis API tersebut


diklasifikasikan menjadi:
a. API yang diperbolehkan; dan
b. API yang dilarang.
API YANG DIPERBOLEHKAN

Pukat cincin dengan satu kapal jaring tarik pantai bouke ami

jaring hela ikan berkantong penggaruk berkapal jala tebar


API YANG DIPERBOLEHKAN

jaring insang tetap sero huhate

ladung
api yang dilarang
API yang dilarang adalah API yang
mengganggu dan merusak keberlanjutan sumber daya
ikan. Yaitu, API yang dapat:

a. mengancam kepunahan biota;


b. mengakibatkan kehancuran habitat; dan/atau
c. membahayakan keselamatan pengguna.
api
api yang
yang dilarang
dilarang

pukat hela dasar berpalang pukat ikan


pair seine

muro ami cantrang


Strategi
konservasi
pengelolaan
perikanan
Pengelolaan
Semua upaya, termasuk proses yang terintegrasi dalam
pengumpulan informasi, analisis, perencanaan,
konsultasi, pembuatan keputusan, alokasi sumber daya
ikan, dan implementasi serta penegakan hukum dari
peraturan perundang-undangan di bidang perikanan,
yang dilakukan oleh pemerintah atau otoritas lain yang
diarahkan untuk mencapai kelangsungan produktivitas
sumber daya hayati perairan dan tujuan yang telah
disepakati.
PENGELOLAAN PERIKANAN DENGAN
PENDEKATAN EKOSISTEM
(Ecosystem Approach to Fisheries Management - EAFM)

EAFM adalah sebuah konsep bagaimana


menyeimbangkan antara tujuan sosial
ekonomi dalam pengelolaan perikanan dengan
tetap mempertimbangkan pengetahuan,
informasi dan ketidakpastian tentang
komponen biotik, abiotik dan interaksi
manusia dalam ekosistem perairan melalui
sebuah pengelolaan perikanan yang terpadu,
komprehensif dan berkelanjutan.

sumber: https://kkp.go.id/djpt/ditpsdi/page/5057-pengelolaan-perikanan-dengan-pendekatan-ekosistem
Domain SDA Ikan Domain Habitat dan Domain Teknik
Penetapan status Ekosistem Penangkapan Ikan
perlindungan penuh Penyelenggaraan Pengaturan Alat
dan terbatas pada Penataan Ruang Laut Penangkapan Ikan
ikan-ikan tertentu (Permen KP dan Alat Bantu
Penebaran Kembali No.28/PERMEN- Penangkapan Ikan di
dan Penangkapan KP/2021) WPPNRI dan Laut
Ikan Berbasis Pengawasan Ruang Lepas serta Penataan
Budidaya (Permen KP Laut (Permen KP Andon Penangkapan
No. 19/PERMEN- No.30/PERMEN- Ikan (Permen KP
KP/2021) KP/2021) No.18/PERMEN-
KP/2021)
Domain Sosial Domain Ekonomi Domain Kelembagaan
Perlindungan dan Pengembangan
Manajemen tata
Pemberdayaan Standar Mutu Hasil
kelola (pendaftaran,
Nelayan, Pembudi Perikanan
penandaan,
Daya Ikan, dan Pemberdayaan dan
persetujuan
Petambak Garam (UU kapasitas nelayan
pembangunan kapal
Nomor 7 Tahun 2016) terhadap risiko mata
dan pemantauan
Pemberian dan pencaharian melalui
operasional) kapal
Operasionalisasi diversifikasi usaha,
perikanan nasional
bantuan sarana peningkatan
secara elektronik dan
penangkapan ikan kewirausahaan serta
terintegrasi;
literasi manajemen
keuangan
Konservasi
upaya
perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan
sumber daya ikan, termasuk ekosistem, jenis,
dan genetik untuk menjamin keberadaan,
ketersediaan, dan kesinambungannya dengan
tetap memelihara dan meningkatkan kualitas
nilai dan keanekaragaman sumber daya ikan.

sumber: Permen KP Nomor 31 Tahun 2020


a. taman;
b. suaka; dan
c. kawasan konservasi maritim.
memiliki luas perairan yang mendukung keberlangsungan proses ekologis secara alami
dan dapat dikelola secara berkelanjutan;
berpotensi sebagai warisan dunia alami;
memiliki keanekaragaman hayati perairan, keunikan fenomena alam dan/atau Kearifan
Lokal yang alami, dan berdaya tarik tinggi, serta berpeluang besar untuk menunjang
pengembangan pariwisata alam perairan yang berkelanjutan;
mempunyai luas Wilayah Pesisir dan/atau Pulau Kecil yang cukup untuk menjamin
kelestarian potensi sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil;
kondisi lingkungan di sekitarnya mendukung upaya pengembangan pariwisata alam
perairan, perikanan berkelanjutan, penangkapan ikan tradisional, dan pembudidayaan
ikan yang ramah lingkungan; dan/atau
mempunyai keterwakilan Ekosistem di Wilayah Pesisir yang masih asli dan/atau alami.
memiliki satu jenis ikan yang khas, unik, langka, endemik, dan/atau yang terancam punah
di habitatnya yang memerlukan upaya perlindungan dan pelestarian agar dapat terjamin
keberlangsungan perkembangannya secara alami
memiliki luas habitat dari spesies target yang mendukung keberlangsungan siklus hidup
spesies target
tempat hidup dan berkembang biak satu jenis ikan tertentu yang perlu dilindungi dan
dilestarikan
memiliki satu tipe Ekosistem sebagai habitat jenis ikan tertentu yang relatif masih alami;
dan
kondisi lingkungan di sekitarnya mendukung upaya pengembangan perikanan
berkelanjutan
wilayah kelola Masyarakat Hukum Adat yang telah diserahkan pengelolaannya
Wilayah Pesisir dan/atau pulau-pulau kecil yang diatur dengan adat tertentu, Kearifan
Lokal, dan/atau hak tradisional;
tempat tenggelamnya kapal yang mempunyai nilai arkeologi;
situs sejarah kemaritiman; dan/atau
tempat ritual keagamaan atau adat.
Metode pengolahan perikanan
1. MSY (Maximum Sustainable Yield)
2. MEY (Maximum Economic Yield)
MSY (Maximum Sustainable Yield)
MSY (Maximum Sustainable Yield) adalah hasil tangkapan terbesar
yang dapat dihasilkan dari tahun ke tahun oleh suatu perikanan.
Dari aspek ekologi dan ekonomi Maximum Sustainable Yield (MSY)
secara teoritis memiliki pengertian sebagai jumlah tangkapan ikan
(predator) terbesar yang dapat diambil dari persediaan suatu jenis
ikan (prey) dalam jangka waktu yang tak terbatas.
Contoh Kurva MSY
Tujuan dari Konsep MSY (Maximum
Sustainable Yield)
mempertahankan ukuran populasi pada titik maksimum dimana
tingkat pertumbuhan dengan pemanenan yang biasanya akan
ditambahkan ke dalam populasi, dan memungkinkan populasi
tersebut menjadi produktif selamanya
MSY (Maximum Sustainable Yield)

KEUNTUNGAN KERUGIAN
Ukuran fisik yang sederhana, yakni berat Banyak stok ikan yang sifat dinamikanya
atau jumlah ikan yang ditangkap, tidak dapat dilukiskan dengan
sehingga menghindarkan perbedaan- gambaran yang sederhana, sehingga
perbedaan dalam wilayah suatu negara sangat sulit menentukan letak MSY dari
ataupun antar negara sumberdaya
Ilustrasi Pemanenan yang Optimal
Maximum economic yield
MEY (Maximum Economic Yield)
MEY (Maximum Economic Yield) adalah tingkat hasil atau panenan
dari sumber perikanan dimana keuntungan mencapai maksimum
Berbeda dengan MSY yang mengedepankan tangkapan dalam jumlah
besar, MEY ini lebih berpusat kepada keuntungan maksimal dimana
Marginal revenue (pendapatan marginal) sama dengan marginal cost
(biaya marginal)
Contoh Kurva MEY
MEY (Maximum Economic Yield)

KEUNTUNGAN KERUGIAN
lebih baik untuk memenuhi kepentingan Tidak memberikan nilai pasti yang tetap
mendesak, misalnya pendapatan yang untuk tujuan suatu pengolahan, karena
lebih baik bagi nelayan, atau pendapatan harga penangkapanyang bervariasi dari
lebih banyak bagi pemerintah tahun ke tahun dan negara ke negara
Tujuan dari Konsep MEY (Maximum
Economic Yield)
Untuk mendapatkan keuntungan yang optimal. keuntungan
optimal tidak terjadi pada MSY. Meskipun hasil tangkap pada
level MSY maksimal, namun keuntungan tidak hanya dipengaruhi
oleh penerimaan, tetapi juga biaya.
Pada level MEY, penerimaan produksi ikan berada pada level
optimal secara ekonomi, dimana walaupun hasil
penangkapannya tidak maksimal, namun harga masih relatif
tinggi dan pengeluarannya efisien sehingga keuntungan juga
terbilang tinggi
Perbedaan MSY dan MEY
Studi Kasus
Analisis Tingkat Pemanfaatan
dan Musim Penangkapan Ikan
Pelagis di Perairan Prigi Jawa
Timur
Lokasi Penelitian
Perairan Prigi,
terkenal dengan
Pantai Prigi yang
berada di Kec.
Watulimo,
Trenggalek, Jawa
Timur
Tujuan Penelitian

1. Menghitung nilai MSY (batas tangkapan


lestari) ikan pelagis di Perairan Prigi
2. Menganalisis sejauh mana tingkat
pemanfaatan ikan pelagis kecil di Perairan
Prigi.
3. Mengetahui musim ikan pelagis di Perairan
Prigi
Objek Penelitian
P
E
L
Ikan Tongkol Krai Ikan Layang
A
G
I
S
Ikan Lemuru Ikan Cakalang
Ikan Tongkol Krai
Ikan Layang
Ikan Lemuru
Ikan Cakalang
Perhitungan Musim Penangkapan
Kesimpulan

1.Nilai potensi lestari (MSY) ikan tongkol krai di Prigi adalah sebanyak
7,783 ton, ikan layang 4106 ton, ikan lemuru 3304 ton dan ikan
cakalang sebanyak 949 ton.
2.Tingkat pemanfaatan ikan tongkol krai di Prigi hingga 2013 telah
mencapai 94%, ikan layang 123%, ikan lemuru yakni 93% dan ikan
cakalang 65%.
3.Musim ikan layang dan lemuru di Prigi berlangsung bersamaan yaitu
pada bulan Agustus dan Oktober, musim ikan tongkol krai terjadi
pada bulan Juli dan September, sedangkanmusim ikan cakalang
berlangsung di bulan September hingga Oktober.
Thank you for
your attention!

Anda mungkin juga menyukai