ikan, baik ikan yang masih hidup liar di alam, atau sudah dibuatkan tempat
tersendiri dengan adanya campur tangan manusia. Jadi, budidaya bukan hanya
komoditas perikanan di danau, sungai, waduk atau laut (Tim Penulis PS, 2008).
memilih tempat yang sesuai dan memilih metode yang tepat serta komoditas yang
diperlukan, sehingga dengan sifatnya yang luwes ini maka pendistribusian produk
penangkapan tidak lagi dapat diandalkan untuk memenuhi permintaan pasar yang
membutuhkan pasok semakin besar dan menginginkan standar kualitas yang lebih
Produksi ikan melalui usaha budidaya dimulai sejak tahun 1960, namun
penerapan kolam dan keramba jaring apung sebagai sarana produksi untuk tujuan
komersil baru dimulai pada tahun 1970 (Parker dan Brousard,1997). Selanjutnya
usaha budidaya ikan laut di Indonesia pertama kali dirintis oleh nelayan
Kalimantan Barat, dan Nusa Tenggara Barat telah melakukan budidaya ikan laut
terutama dari jenis ikan Kerapu, Kakap Merah, Baronang dan Ikan Lemak/Siomay
Mariculture, secara lebih luas juga disebut Sea Farming, terdiri dari beberapa
intensif, semi intensif, dan ekstensif. Kata keramba jaring apung bisa digunakan
untuk menamai wadah pemeliharaan ikan terbuat dari jaring yang di bentuk segi
pelampung dan kerangka kayu, bambu, atau besi, serta sistem penjangkaran.
Lokasi yang dipilih bagi usaha pemeliharaan ikan dalam KJA relatif tenang,
terhindar dari badai dan mudah dijangkau. Ikan yang dipelihara bervariasi mulai
teknologi keramba jaring apung atau KJA (Floating net cage) membuka peluang
untuk budidaya perikanan laut (mariculture). KJA ini juga merupakan proses yang
Usaha budi daya ikan dengan keramba jaring apung (KJA) sudah lama
Uni Eropa. Bahkan sejak lama sektor perikanan telah mendukung kemajuan
sektor pariwisata di danau yang menjadi trade mark bagi pariwisata di Sumatra
Utara (www.apakabar.com).
dalam kurungan yang terdiri atas 4 pola dasar pemeliharan ikan, yaitu :
3. Kurungan lepas dasar ; biasanya terbuat dari kotak kayu / bambu dan diletakan
pada dasar air yang beraliran deras, dan diberi pemberat / jangkar.
4. Keramba jarring apung ; jaring kurung apung ini terikat pada suatu rangka
jaring apung (KJA) lebih efisien dari segi biaya daripada teknik tambak di
kawasan teluk atau perairan tertutup yang sifatnya permanen dan rentan terhadap
konflik kepemilikan lahan atau tanah. Selain itu keramba jaring apung termasuk
sekali di pakai dan bentuk serta ukurannya bervariasi sesuai dengan tujuan
keramba ini memiliki nilai yang ekonomis (murah) dan merupakan cara yang
sangat baik untuk menyimpan berbagai organisme air, maka banyak sekali
kegunaannya yaitu :
Sejauh ini keramba jaring apung merupakan yang paling baik untuk
budidaya ikan secara intensif dibandingkan cara lain seperti kurung tancap (Pens),
Tambak (pond), kolam (tank), ataupun kolam arus, ditinjau dari segi- segi ;
judul strategi pengembangan usaha budidaya ikan kerapu dengan teknik keramba
jarring apung yang dilakukan di provinsi kepulauan riau diperoleh hasil bahwa
mungkin diperoleh adalah otonomi daerah dan yang menjadi ancaman adalah
dampak pencemaran akibat pakan. Sehingga dari analisis faktor – faktor tersebut
dibuat strategi prioritas berupa teknologi dalam budidaya ikan kerapu di KJA
berbagai spesies ikan Kerapu seperti Kerapu Lumpur, Kerapu Macan, Kerapu
Sunu, Kerapu Tikus, dan Kerapu Lemak, serta beberapa spesies lain seperti
Beronang (Siganus Spp), Lobster (Panulirus Spp), Kakap Merah (Lutjanus Spp),
(Abdulkadir, 2010).
jasa dari produsen ke tangan atau ke pihak konsumen. Istilah pemasaran dan
tataniaga yang sering didengar dalam ucapan sehari-hari dinegeri kita adalah
Saefuddin, 1983).
Menurut Hanafiah dan Saefuddin; dalam buku Tata Niaga Hasil Perikanan
kepada produsen (nelayan dan petani ikan) sebagai ikatan atau jaminan
untuk dapat memperoleh bagian terbesar dari hasil perikanan dalam waktu
tertentu.
terpenting.
sebagai berikut :
menunjukkan bahwa jumlah dan kualitas dari hasil perikanan tidak selalu
2.1.3. Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan Pengelolaan Ikan Nila dengan
Keramba Jaring Apung
kenaikan dari tahun ketahun. Hal ini menjadi dasar pemikiran dalam upaya
jaring apung mini investasinya tidak terlalu besar sehingga diharapkan mampu
maka keberadaan ikan keramba terancam oleh berbagai jenis penyakit ikan yang
antara lain :
1). pemilihan lokasi budidaya yang setidaknya dapat berjalan sepenjang tahun,
2). Ketersediaan benih sampai saat ini masih mengandalkan dari alam dan
berupa ikan rucah masih terbatas dan penyediaannya bersaing dengan kebutuhan
konsumsi manusia
3). Pengenalan kepada petani ikan dan nelayan yang mungkin saja masih
(Anggawati, 1991).
Teknik Budidaya Laut dengan Keramba Jaring Apung oleh Dr. Taufi
Akhmad, Dr. Akhmad Rukyani dan Ir. Artaty Wijono, yang dikutip oleh Irwan
- kondisi biologi: jenis ikan, ketersediaan benih, pakan, gangguan hama dan
penyakit;
- produksi benih komersial yang ada: bandeng, kakap putih, nila merah;
- sedang diteliti upaya pembenihan: kerapu alis, kuwe, kakap merah dan lobster;
keterampilan, dan jenis ikan yang akan dipelihara: silindris untuk bandeng dan
ikan rucah segar umuk kerapu sunu, tikus dan macan, serta ikan lainnya
pelet basah - ikan rucah yang diramu dengan bahan pengikat, vitamin,
- pemilihan dan pemberian pakan perlu dilakukan dengan hati-hati dan efisien
pencemaran;
- penyakit yang sering ditemui: penyakit parasitik, bakterial dan viral, serta
pengganggu yang menempel pada jaring akan menjadi penyebab turunnya derajat
- Kondisi air tidak tercemar serta telah memenuhi persyaratan minimal baku
- Kedalaman air minimum 5 meter dari dasar jaring pada saat surut rendah
mg/liter, dan kecerahan yang diukur dengan Secchi disk lebih dari 3 meter.
Keramba jaring apung (KJA) merupakan pola pembesaran ikan nila yang
banyak dilakukan didanau atau waduk. Jaring yang digunakan untuk pemeliharaan
diapungkan di danau atau waduk dengan bantuan pelampung berupa drum plastic
atau drum baja. Untuk mencegah KJA tidak berpindah tempat, petani biasanya
menancapkan jangkar di dasar perairan. Pada KJA yang jumlahnya banyak, petani
KJA berukuran 7x7 meter dengan kedalaman 3 meter maka dapat diisi benih
sebanyak 1.470 ekor. Namun, jika kondisi waduk atau danau memiliki kedalaman
lebih dari 8 meter seperti di Jatiluhur, kedalaman KJA bisa ditambah hingga 7
meter. Semakin dalam KJA berguna untuk menambah populasi ikan nila di dalam
Untuk pemberian pakan, pada bulan pertama pakan diberikan setiap hari
sebanyak 5% dari biomassa. Setelah itu, pakan cukup diberikan sebanyak 3% dari
biomassa. Periode pemberian pakan dalam sehari dibagi tiga kali, yakni pada pagi,
ikan yang dipelihara. Aspek-aspek yang perlu diperhatikan ialah sebagai berikut;
b. Tingkat kegesitan ikan. Bila ada ikan yang tampak lemah maka harus
diambil contoh untuk diperiksa apakah ada sesuatu gejala penyakit atau
tidak.
c. Kualitas air.
pada malam hari yang dapat membahayakan ikan. Nilai kecerahan untuk
belut, ikan-ikan buas dan kura-kura yang merusak jaring. Hama dapat
(Rachmatun, 2010).
dipenuhi melalui konsepsi, promosi, pertukaran, dan distribusi fisik dari barang-
keuntungan suatu usaha. Jika produk yang dihasilkan tidak memiliki sasaran
pasar maka produk tersebut tidak akan terjual. Oleh karena itu, sebelum
aspek pemasaran terlebih dahulu (Dardiani dan Intan Rahma Sari, 2010).
pemasaran kepada adanya koordinasi dan merupakan suatu proses/ system yang
Menurut Kohls dan Uhls (1990 dan 2002) dalam buku yang sama mendefenisikan
pemasaran sebagai keragaan dari semua aktivitas bisnis dalam aliran dari produk
– produk dari jasa – jasa dimulai dari tingkat produksi pertanian sampai di tingkat
Jadi, pemasaran adalah suatu proses manajerial dan social dari individu
penawaran dan pertukaran (nilai) produk dengan yang lain (Rewold, dkk, 1986:).
“Strategi adalah sebuah rencana yang disatukan, luas dan terintegrasi, yang
Menurut Stoner, dkk, (1995), yang dikutip oleh Fandy Tjiptono dalam
berdasarkan dua perspektif yang berbeda, yaitu (1) dari perspektif apa yang suatu
strategi pemasaran, strategi terdiri dari 2 (dua) variable, yaitu : variable yang
a) Keadaan persaingan
muncul, oleh karena itu pengusaha harus selalu memperbaiki produk atau
tidak ada saingan adalah suatu kegiatan yang harus selalu diperhatikan.
b) Perkembangan teknologi
oleh karena itu pengusaha sebaiknya harus selalu inovatif lebih cepat
muncul akan disusul oleh teknologi lain yang lebih canggih. Jadi
c) Perubahan demografik
pasar, padahal disisi lain pesaing makin bertambah. Hal ini pun perlu
pertimbangan pengusaha.
e) Sumberdaya alam
a) Market segmentation
Segmen pasar untuk benih ikan adalah produsen ikan konsumsi, namun
bisa juga ditawarkan kepada produsen ikan konsumsi lainnya barangkali mau
produsen ikan konsumsi pemula atau yang baru akan mulaiusaha, atau orang
b) Marketing mix
c) Marketing budget
secermat mungkin.
d) Timing
waktu yang tepat, hal ini akan berkaitan dengan kapan harus berproduksi.
(2002:9) :
dengan perusahaan.
Menurut Tull dan Kahle (1990) yang dikutip oleh Fandy Tjiptono dalam
yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar
sasaran tersebut, yang mana pada dasarnya strategi pemasaran memberikan arah
pemasaran.
share) dan memiliki kedudukan yang kokoh dari suatu produk (market
position), sehingga tujuan usaha dapat tercapai (Dardiani dan Intan Rahma Sari,
2010).
Strategi ini sering disebut pula strategi agregasi pasar atau pemasaran tidak
mengganggap suatu pasar sebagai satu pasar besar dengan kebutuhan yang serupa,
tanpa ada segmen-segmen individual. Oleh karena itu, dalam strategi ini
produksi massa,distribusi massa, dan promosi massa suatu produk. Jadi, hanya
ada satu bauran pemasaran yang dipergunakan untuk melayani semua pasar.
warna, atau cirri-cirinya. Dasar pemikiran strategi ini adalah bahwa pelanggan
3. Target Marketing
segmen-segmen yang dipilih tersebut. Ada dua tipe strategi yang bisa dipilih,
dimana perusahaan memilih dua atau lebih segmen pasar dan menyusun bauran
untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang
Budidaya ikan nila dengan keramba jaring apung merupakan salah satu
cara dalam pengelolaan ikan nila yang dilakukan oleh petani. Setiap usaha dari
pengelolaan budidaya ikan nila baik dalam skala kecil maupun besar, langkah
awal yang diambil yaitu membuat perencanaan sebuah strategis sebagai kekuatan
awal untuk dapat menjalankan sebuah usaha agar dapat masuk keberbagai segmen
pasar yang diinginkan, sehingga dapat bersaing dengan sesama pelaku pesaing
Memasarkan ikan nila hasil budidaya keramba jaring apung tidak lepas
dari kendala yang muncul dari dalam maupun dari luar lingkungan sekitar usaha
atau perusahaan. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya persaingan, agar dapat
bertahan untuk itu diperlukan sebuah “strategi”. Strategi adalah suatu alat yang
direncanakan demi fungsi manajemen yang dimiliki suatu usaha atau perusahaan
kompetisi.
Petani ikan dalam melakukan kegiatan pemasaran ikan nila hasil budidaya
dengan KJA, dapat dilihat dari faktor internal dan eksternal. Dari sisi internal
dapat dilihat hal-hal yang berkaitan dengan kekuatan dan kelemahan yang ada
pada saat pemasaran ikan nila hasil budidaya KJA yaitu faktor-faktor yang dapat
dikendalikan oleh petani itu sendiri. Sedangkan dari sisi eksternal ada peluang dan
ancaman yang dapat mendorong dan bisa menghambat kegiatan pemasaran ikan
yang diperoleh, petani ikan nila dengan KJA akan dilihat strategi pemasaran ikan
Kegiatan
Pemasaran Ikan
Nila
eksternal internal
Strategi Pemasaran
Ikan Nila
Konsumen
Keterangan :
Berdasarkan landasan teori yang sudah diuraikan, maka diajukan hipotesis untuk
1. Ada peluang-peluang yang terdapat pada pemasaran ikan nila hasil budidaya
2. Ada tantangan yang dihadapi dalam pemasaran ikan nila hasil budidaya
3. Ada kekuatan dan kelemahan dalam kegiatan pemasaran ikan nila hasil