Anda di halaman 1dari 10

SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016

ISBN 978-602-6428-04-2

CANTRANG: MASALAH DAN SOLUSINYA

Lukman Hakim1 Nurhasanah2


1Institut
Pertanian Bogor; 2Universitas Terbuka
Email: lukmanhakim2525@gmail.com

ABSTRACT

Cantrang is a fishing gear that is now banned because it can cause a variety of problems, but these types
of fishing gear are still many operated by fishermen. There are various things that cause this fishing gear is still
used by fishermen to catch fish. This paper aims to describe: 1) the reason cantrang still used by fishermen, 2) the
problems due to the use of cantrang, 3) solution in anticipation of problems due to the use of cantrang. This paper
is the result of a literature review and field observations on the use of cantrang in Tegal conducted in 2016. Based
on a literature review and observation show that: 1) the reason cantrang is still used by fishermen cause cantrang
has high productivity in number of catches and diversity, short time in operation, small investment and one ship
could carry 2 or 3 cantrang as backup, 2) problems caused by the use of cantrang is causing fish resources is not
sustainable as a result of the low selectivity and can damage the environment, 3) solution in anticipation of
problems due to the use of cantrang is giving legal sanction firmly on cantrang users who damage the environment
or catching zone setting.

Keywords: Cantrang, fishing, fishing gear.

ABSTRAK

Cantrang kini dilarang penggunaannya karena dapat menimbulkan berbagai masalah, namun alat
tangkap ini hingga kini masih banyak dioperasikan oleh nelayan. Ada berbagai hal yang menyebabkan alat tangkap
ini masih digunakan oleh nelayan dalam menangkap ikan. Tulisan ini bertujuan untuk menjabarkan: 1) alasan
cantrang masih digunakan oleh nelayan, 2) masalah yang timbul akibat penggunaan alat tangkap cantrang, dan 3)
solusi dalam mengantisipasi masalah akibat penggunaan alat tangkap cantrang. Tulisan ini merupakan hasil kajian
literatur maupun hasil pengamatan lapang terhadap penggunaan alat tangkap cantrang di PPP Tegalsari yang
dilakukan pada tahun 2016. Berdasarkan hasil kajian literatur dan hasil observasi menunjukkan bahwa: 1) alasan
alat tangkap cantrang masih digunakan oleh nelayan karena alat tangkap ini memiliki produktivitas yang tinggi
baik dalam jumlah hasil tangkapan maupun diversitasnya, waktu pengoperasiannya singkat, investasi kecil dan 1
kapal bisa membawa 2 atau 3 alat tangkap ini sebagai cadangan, 2) masalah yang ditimbulkan akibat penggunaan
alat tangkap cantrang adalah dapat mengancam kelestarian sumber daya ikan akibat selektifitas yang rendah dan
dapat merusak lingkungan, 3) solusi dalam mengantisipasi masalah akibat penggunaan alat tangkap cantrang
adalah pemberian sangsi hukum tegas pada pengguna cantrang yang merusak lingkungan atau pengaturan zona
penangkapan.

Kata Kunci: Alat tangkap ikan, cantrang, penangkapan ikan.

PENDAHULUAN Keberhasilan dari suatu kegiatan


penangkapan ikan dapat diukur dari hasil
Selama ini kegiatan penangkapan ikan tangkapannya. Salah satu faktor penentu dari
masih diyakini dapat mendatangkan keberhasilan kegiatan penangkapan ikan adalah
keuntungan yang lebih besar dibanding kelimpahan sumberdaya hayati dari wilayah
kegiatan budidaya atau pengolahan. Hal ini operasi dan kemampuan alat tangkap dalam
karena kegiatan penangkapan ikan dapat menangkap ikan.
dilakukan dengan effort yang lebih rendah, Salah satu alat tangkap yang banyak
namun hasil produksi (hasil tangkapan) dapat diminati nelayan skala kecil karena lebih
diperoleh dalam waktu lebih singkat dibanding mendatangkan keuntungan akibat hasil
kegiatan budidaya atau pengolahan. tangkapannya relatif lebih banyak dibanding

216
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016
ISBN 978-602-6428-04-2

alat tangkap lainnya adalah cantrang. Alat hal yang terkait dengan bagian-bagian dari
tangkap ini kini menjadi fenomenal karena cantrang, syarat dalam penggunaan cantrang,
meskipun penggunaannya dilarang pemerintah, hasil tangkapan cantrang dan faktor-faktor yang
namun kenyataan di lapangan masih banyak mempengaruhi hasil tangkapan cantrang
nelayan skala kecil atau sedang menggunakan sebagai berikut.
cantrang. Agar nelayan cantrang tetap dapat
BAGIAN-BAGIAN DARI ALAT
mencari nafkah dari hasil menangkap ikan
TANGKAP CANTRANG
dengan tetap menjaga keberlanjutan
sumberdaya perikanan, maka perlu dilakukan
suatu kajian yang mendalam tentang potensi Cantrang merupakan alat tangkap yang
cantrang dalam memberikan keuntungan dilengkapi dua tali penarik yang cukup panjang
sekaligus mengkaji potensinya dalam merusak yang dikaitkan pada ujung sayap, memiliki
ekosistem perairan di tempat sumberdaya ikan bagian utama yang terdiri dari kantong, badan,
berada. sayap atau kaki, mulut jaring, tali penarik
(warp), pelampung dan pemberat. Kantong
CANTRANG SEBAGAI ALAT
pada cantrang merupakan bagian dari jaring
PENANGKAP IKAN
sebagai tempat pengumpulan hasil tangkapan.
Badan cantrang terletak antara sayap dan
Cantrang merupakan alat tangkap
kantong, berfungsi untuk menampung berbagai
menyerupai kantong besar yang semakin
jenis ikan dasar dan udang sebelum masuk
mengerucut yang dioperasikan di dasar perairan
kantong. Sayap cantrang merupakan
dengan target catch ikan demersal. Ikan jenis ini
perpanjangan badan sampai tali salambar,
memiliki nilai ekonomis tinggi (Aji et al.,
berfungsi untuk menghadang dan mengarahkan
2013). Cantrang merupakan hasil modifikasi
ikan agar masuk ke dalam kantong. Mulut
dari alat tangkap jenis trawl. Upaya modifikasi
cantrang terdiri dari bibir atas dan bibir bawah.
ini dilakukan nelayan sebagai akibat reaksi
Pada bagian mulut ini terdapat pelampung,
terhadap pemberlakuan Keppres No.39 tahun
pemberat, tali ris atas dan tali ris bawah (Subani
1980 tentang Penghapusan Alat Tangkap Trawl
dan Barus, 1989).
di Seluruh Perairan Indonesia. Kenyataannya,
Jaring cantrang umumnya dibuat
hingga saat ini, meskipun cantrang sudah
berdasarkan ukuran kapal dan daerah operasi
dilarang penggunaannya, namun kegiatan
penangkapan ikan. Upaya untuk mendapatkan
penangkapan ikan dengan menggunakan
cantrang masih banyak digunakan nelayan jaring yang sesuai dengan keinginan dilakukan
terutama oleh nelayan skala kecil karena nelayan dengan cara melakukan try and error
penggunaan cantrang dianggap dapat guna menyesuaikan bentuk dan konstruksi
memberikan keuntungan yang besar karena alat cantrang. Akibatnya, di setiap daerah cenderung
tangkap ini memiliki produktivitas yang tinggi memiliki bentuk dan konstruksi cantrang yang
dengan lama melaut yang relatif singkat. Selain berbeda. Hingga kini, pada beberapa daerah,
itu, pada kegiatan penangkapan ikan, alat kemungkinan masih terjadi modifikasi yang
tangkap ini dapat dibawa 2 atau 3 sekaligus berasal dari alat tangkap trawl atau sejenisnya
sebagai cadangan. Hasil penelitian Sutanto menjadi alat tangkap cantrang. Hal ini karena
(2005) mendapatkan bahwa lama melaut dari trawl sudah jelas dilarang dan sudah ada
kegiatan penangkapan ikan dengan aturannya, sedangkan cantrang relatif sedikit
menggunakan alat tangkap cantrang rata-rata lebih ramah lingkungan dibanding trawl
74,40 jam relatif lebih singkat dibanding gillnet
(Sasmita et al., 2012). Hal ini dapat diakibatkan
dengan lama melaut rata-rata 104,60 jam.
ada perbedaan dalam cara pengoperasiannya.
Cantrang banyak dioperasikan nelayan di
Kegiatan penangkapan ikan dengan
Pantai Utara Jawa menggunakan perahu layar
menggunakan cantrang dilakukan dengan cara
atau perahu motor kecil sampai sedang.
jaring ditebar ke perairan, kemudian setelah
Keaktifannya hampir sama dengan trawl. Hal-

217
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016
ISBN 978-602-6428-04-2

waktu yang telah ditentukan, cantrang ditarik 2) Dasar perairan mendatar, tidak terdapat
dalam keadaan kapal tetap diam atau berjalan perbedaan kedalaman yang mencolok.
lambat. Sedangkan untuk alat tangkap jenis 3) Perairan memiliki daya produktivitas yang
trawl, setelah jaring ditebar, beberapa saat besar dengan resources yang melimpah.
kemudian jaring ditarik dalam kondisi kapal Apabila cantrang dioperasikan di wilayah
berjalan cepat. dengan ketentuan tersebut dengan pengaturan
SYARAT DALAM PENGGUNAAN waktu pengoperasian, maka dampak negatif
CANTRANG yang diakibatkannya dapat sedikit ditekan dan
bahkan harapannya lingkungan mempunyai
Penggunaan alat tangkap cantrang
waktu untuk dapat pulih kembali seperti
dengan cara ditarik ditengarai dapat menyapu
sediakala.
sumber daya perikanan dan merusak
lingkungan perairan tempat cantrang HASIL TANGKAPAN CANTRANG
dioperasikan. Namun demikian, penggunaan
cantrang dapat saja tidak terlalu merusak
Target catch dari penggunaan alat
lingkungan apabila dioperasikan di wilayah tangkap cantrang berupa ikan dasar (demersal),
yang tepat. namun ada ikan jenis lainnya yang ikut
Menurut Ayodya (1975), cantrang dapat tertangkap. Hasil penelitian Subani dan Barus
(1989) mendapatkan hasil tangkapan cantrang
digunakan dengan persyaratan tertentu,
terdiri dari: ikan petek, biji nangka, gulamah,
diantaranya: kerapu, pari, cucut, gurita, bloso dan macam-
1) Jika dasar laut terdiri dari pasir atau lumpur, macam udang. Pada kegiatan penangkapan
tidak berbatu karang, tidak terdapat benda- lainnya didapatkan hasil tangkapan cantrang
benda yang akan tersangkut pada saat jaring yang dilakukan nelayan di TPI Tegalsari pada
ditarik, misalnya kapal yang tenggelam atau bulan april 2014 sebagai berikut.
bekas-bekas tiang.
Tabel 1. Hasil tangkapan cantrang di TPI Tegalsari
Volume Volume
No. Jenis Ikan No. Jenis Ikan
(kg) (kg)
1. Swangi/Mata Goyangan 797,128 14. Ikan Kambing/Etong 64,088
2. Swangi/Coklatan 734,174 15. Buntel 62,096
3. Kuniran 641,504 16. Selok/Gatep/Kwee 61,815
4. Kurisi/Abangan 476,220 17. Selar/Gontor 52,846
5. Kapasan 343,731 18. Ekor Kuning 46,451
6. Pari 251,617 19. Kakap 15,550
7. Cumi 211,118 20. Balong 15,349
8. Beloso 124,137 21. Smadar/Bronang 14,550
9. Campur 109,100 22. Ikan Sebelah/Pihi 11,788
10. Manyung 102,958 23. Rejung 6,704
11. Kacangan/Cendro 77,751 24. Bawal 475
12. Peperek 70,850 25. Tanjan 200
13. Tiga Waja 64,558
Sumber: TPI Tegalsari Tahun 2014 (Ibrahim, 2015)

218
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016
ISBN 978-602-6428-04-2

CARA PENGOPERASIAN ALAT sehingga mulut jaring harus menentang


TANGKAP CANTRANG pergerakan dari ikan.
3. Arah angin karena akan mempengaruhi
Ada tiga tahapan dalam pengoperasian pergerakan kapal pada saat operasi
alat tangkap cantrang, yakni: tahap persiapan, penangkapan.
tahap setting dan tahap hauling. Tahap 4. Panjang jaring karena akan menambah luas
persiapan digunakan untuk meneliti bagian- sapuan pada saat pengoperasian, sehingga
bagian dari alat tangkap, mengikat tali salambar dapat mempengaruhi jumlah ikan yang akan
dengan sayap jaring dan menentukan daerah diperoleh.
pengoperasian. Tahap setting merupakan tahap 5. Tali salambar berpengaruh pada saat towing.
saat alat tangkap cantrang ditebar ke dalam Semakin panjang tali salambar yang
perairan, sedangkan tahap hauling merupakan digunakan maka proses towing akan
tahapan saat alat tangkap cantrang ditarik semakin lama. Jika proses towing lebih cepat
sambil kapal tetap diam atau berjalan lambat. dari renang ikan, maka dapat mempengaruhi
Berdasarkan hasil penelitian Wardhani et hasil tangkapan.
al. (2012), pengoperasian alat tangkap cantrang 6. Konsumsi BBM karena akan mempengaruhi
oleh nelayan di Kendal dilakukan dengan cara: daya jelajah kapal ke fishing ground.
1) pada tahap setting diletakkan alat-alat Semakin banyak persediaan BBM yang
berikut, yakni bendera tanda pelampung, tali dibawa, maka kegiatan penangkapan ikan
salambar yang diletakkan di sisi kanan kapal dapat menjangkau lokasi fishing gound yang
dan jaring yang diturunkan dengan arah gerakan lebih jauh dan belum dimanfaatkan oleh
kapal membentuk lingkaran dan kemudian nelayan lainnya, sehingga akan diperoleh
kedua tali salambar disatukan, 2) pada tahap banyak hasil tangkapan.
towing dilakukan dengan menarik tali salambar 7. Penentuan lokasi untuk tebar jaring.
dengan menggunakan gardan, dan 3) pada tahap Diutamakan tebar jaring dilakukan pada
hauling dilakukan penarikan alat tangkap lokasi fishing ground yang kaya akan
setelah seluruh tali salambar dan pelampung sumberdaya perikanan.
terlihat di permukaan air. 8. Jumlah setting dan jumlah towing. Makin
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI banyak jumlah setting dan jumlah towing,
HASIL TANGKAPAN CANTRANG maka akan makin banyak hasil tangkapan
ikan yang diperoleh.
Selain hal tersebut di atas, menurut
Hasil tangkapan merupakan tujuan utama Sinaga et al. (2014), mesin gardan juga dapat
dari suatu kegiatan penangkapan ikan dan berpengaruh pada hasil tangkapan. Hal ini
nelayan sebagai pelaku dari kegiatan tersebut karena gardan sebagai alat bantu untuk menarik
menginginkan kegiatan penangkapan yang tali salambar. Jika gardan berfungsi dengan
dilakukannya menadapatkan ikan target secara baik, maka kegiatan penangkapan akan berjalan
maksimal. Ada beberapa hal yang dapat dengan baik pula.
mempengaruhi jumlah hasil tangkapan yang
Hasil penelitian Aji et al. (2013)
dilakukan menggunakan alat tangkap cantrang,
menunjukkan bahwa ada dua faktor produksi
diantaranya:
dari kegiatan penangkapan menggunakan alat
1. Kecepatan dalam menarik jaring pada
waktu operasi penangkapan. tangkap cantrang yang tidak berpengaruh pada
2. Arus karena dapat mempengaruhi hasil tangkapan ikan, yaitu:
1. GT kapal. Besar kecil GT kapal tidak
pergerakan ikan dan alat tangkap. Ikan
umumnya akan bergerak melawan arus berpengaruh secara nyata. Hal ini karena
pada saat proses penangkapan ikan, kapal
dalam posisi diam atau berjalan lambat

219
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016
ISBN 978-602-6428-04-2

sehingga tidak berpengaruh dalam operasi sedikit atau banyak jumlah Anak Buah
penangkapan. Dengan demikian, kapal Kapal (ABK) tidak berpengaruh terhadap
dengan GT lebih kecil juga bisa memperoleh hasil tangkapan karena pada saat proses
hasil tangkapan lebih banyak dari kapal setting dan towing mesin gardan yang
dengan GT Besar. banyak bekerja.
2. Jumlah nelayan. Meskipun nelayan Gambar berikut ini adalah salah satu
merupakan komponen utama dalam kegiatan contoh dari operasi penangkapan ikan yang
penangkapan ikan, akan tetapi ternyata menggunakan alat tangkap cantrang.

Gambar 1. Nelayan yang sedang menarik alat Gambar 2. Kegiatan penangkapan ikan
tangkap ikan cantrang dengan cantrang (Anonim, 2015)
(Thufail, 2016)

PERMASALAHAN AKIBAT minggu jika suatu lokasi sudah disapu oleh


PENGGUNAAN CANTRANG tarikan cantrang. Jika cantrang terus
menerus beroperasi pada suatu lokasi, maka
Hingga kini alat tangkap cantrang masih nelayan skala kecil lainnya tidak bisa
merupakan alat tangkap yang dianggap nelayan menangkap ikan. Hal ini dapat memicu
skala kecil atau sedang paling efektif dan terjadi konflik wilayah penangkapan serta
ekonomis untuk menangkap berbagai jenis menurunnya sumberdaya ikan di wilayah
komoditi ikan dan udang. Padahal akibat tersebut dan sekitarnya. Menurut data
penggunaan alat tangkap ini dapat statistik Kementerian Kelautan dan
menimbulkan beberapa permasalahan sebagai Perikanan (KKP), menyebutkan bahwa di
berikut: tahun 2011 jumlah alat tangkap trawl dan
1) Dapat memicu konflik antara nelayan cantrang sudah mencapai 91.931 unit
cantrang dengan nelayan skala kecil lainnya (Habibi, 2015). Bila jumlah alat tangkap
yang tidak menggunakan alat tangkap tersebut makin bertambah dengan cara
cantrang sebagai akibat terjadi kompetisi pengoperasian yang tidak tepat, maka
daerah penangkapan. Hal ini karena konflik kepentingan antar nelayan akan
penangkapan dengan cantrang akan makin besar.
merugikan nelayan skala kecil baik langsung 2) Dapat menimbulkan kerusakan pada
maupun tidak langsung karena sumberdaya sumberdaya perikanan akibat sapuan saat
perikanan tersapu bersih sebagai akibat alat jaring cantrang ditarik (Pramono, 2006).
tangkap tersebut kurang selektif. Hasil 3) Berdampak negatif terhadap lingkungan
Survey pada Nelayan Jaring-Nusantara di perairan karena alat tangkap ini memiliki
Takalar pada bulan November 2013 selektivitas yang rendah sehingga
menunjukkan nelayan skala kecil yang mendapatkan hasil tangkapan sampingan
menggunakan pancing rawai dasar tidak bisa yang jumlahnya
menangkap ikan selama 3 hari sampai 1

220
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016
ISBN 978-602-6428-04-2

kadangkala lebih besar dibandingkan hasil


tangkapan yang ditargetkan.
Menurut Habibi (2015), dari suatu
kegiatan penangkapan dengan
menggunakan cantrang, hasil tangkapan
berupa ikan target hanya sekitar 18-40%
yang bernilai ekonomis dan dapat Gambar 3. Prosentase komposisi hasil
dikonsumsi. Sisanya sekitar 60-82% adalah tangkapan
cantrang (Aji
hasil tangkapan sampingan (bycatch) yang
et al., 2013)
tidak dapat dimanfaatkan (discard). Dengan
demikian, sebagian besar hasil tangkapan Jumlah hasil tangkapan sampingan ini
tersebut dibuang ke laut dalam keadaan mati. dapat memicu terjadi kerusakan lingkungan,
Hall (1999 dalam Khaerudin, 2006) apabila hasil sampingan tersebut dibuang ke
mengemukakan bahwa hasil tangkapan laut. Hal ini akibat proses pembusukan ikan
sampingan dapat dibedakan menjadi dua hasil sampingan dapat menimbulkan bau
kategori, yaitu: yang tidak sedap sehingga mengurangi nilai
a) Spesies yang kebetulan tertangkap estetika. Belum lagi akibat gas amonia dan
(incidental catch) yang merupakan hasil gas lainnya yang dapat timbul akibat proses
tangkapan yang bukan merupakan spesies pembusukan tersebut yang dapat meracuni
target dari operasi penangkapan. Incidental ikan hidup yang ada di perairan.
catch ini ada yang dimanfaatkan oleh Ikan hasil sampingan ini, sebenarnya
nelayan dan ada yang dibuang, tergantung
juga menjadi makanan bagi ikan-ikan
dari nilai ekonomi ikan tersebut.
b) Spesies yang dikembalikan ke laut lainnya yang lebih besar. Jika ikan hasil
(discarded catch), yaitu bagian dari hasil sampingan ini ikut tertangkap, hal ini dapat
tangkapan sampingan yang dikembalikan ke mengganggu ekosistem yang ada di
laut karena pertimbangan ekonomi atau pun lingkungan perairan yang pada akhirnya
karena spesies yang tertangkap tersebut mengganggu tumbuh kembang ikan yang
adalah spesies yang dilindungi oleh hukum. ditargetkan nelayan cantrang.
Keberadaan hasil tangkapan 3) Kegiatan penangkapan ikan dengan
sampingan yang cukup banyak dari suatu menggunaan alat tangkap cantrang dengan
kegiatan penangkapan ikan menjadi isu cara mengeruk dasar perairan dapat merusak
dunia yang berkaitan dengan biodiversitas.
habitat.
Hal ini karena hasil tangkapan sampingan
telah menjadi komponen yang terintegrasi 4) Penggunaan alat tangkap cantrang dengan
dalam sistem perikanan tangkap (Alverson mata jaring yang kecil dapat menyebabkan
& Hughes, 1996). tertangkapnya berbagai jenis biota yang
Aji et al. (2013) dari hasil masih anakan atau belum matang gonad.
penelitiannya juga mendapatkan bahwa hasil 5) Dominansi hasil tangkapan sampingan
tangkapan cantrang di wilayah Bulu juga menjadikan pemborosan sumberdaya.
mendapatkan hasil tangkapan sampingan.
Prosentase komposisi ikan target utama dan Sejalan dengan hal tersebut di atas,
ikan hasil sampingan tersebut seperti pada Habibi (2015) menjelaskan bahwa
Gambar 3. ketidakselektifan dari alat tangkap cantrang ini
menyebabkan cantrang menangkap semua
ukuran ikan, udang, kepiting, serta biota
lainnya. Hal ini akan menimbulkan dampak:
1) Biota-biota yang belum matang gonad dan
memijah yang ikut tertangkap tidak dapat

221
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016
ISBN 978-602-6428-04-2

berkembang biak menghasilkan individu alat tangkap yang kurang ramah lingkungan
baru. Kondisi ini menyebabkan deplesi stok akan menyebabkan kerugian sebagian besar
atau pengurangan stok sumber daya ikan nelayan skala kecil di Indonesia. Sebagai upaya
yang selanjutnya dapat menyebabkan hasil untuk mencegah dan mengantisipasi hal
tangkapan akan semakin berkurang. tersebut, maka pemerintah telah mengeluarkan
2) Biota yang dibuang akan mengacaukan data Keputusan Presiden Nomor 39 Tahun 1980
perikanan karena tidak tercatat sebagai hasil tentang Penghapusan Jaring Trawl untuk
produksi perikanan. Analisis stok sumber menghindari terjadi ketegangan-ketegangan
daya perikanan pun menjadi kurang akurat sosial serta kerugian ekonomi dan ekologi. Hal
sehingga menyebabkan kebijakan ini berarti juga melarang penggunaan cantrang
pengelolaan sumber daya perikanan menjadi karena sebagai produk modifikasi dari alat
tidak sesuai. tangkap trawl. Penegakan aturan yang selama
3) Pengoperasian cantrang yang mengeruk ini masih lemah harus dibayar mahal oleh
dasar perairan dalam dan pesisir tanpa pemerintah sekarang, karena banyak dampak
terkecuali terumbu karang dapat merusak buruk akibat penggunaan cantrang yang harus
lokasi pemijahan biota laut. Meskipun diperbaiki. Menurut Yusuf (2015), kerugian
cantrang menghindari terumbu karang, pengguna cantrang, sama sekali tidak seimbang
tetapi kelompok-kelompok kecil karang dengan kerugian yang telah dialami oleh bangsa
hidup yang berada di dasar perairan akan Indonesia selama ini. Kelestarian sumber daya
ikut tersapu. Hal ini akan mengganggu dan perikanan dan pemanfaatan berkelanjutan untuk
merusak produktivitas dan habitat biota pada kemakmuran seluruh masyarakat Indonesia
dasar perairan. Habitat ini penting untuk yang seharusnya menjadi pertimbangan
dijaga karena terdiri dari ekosistem terumbu pertama dan utama.
karang, lamun, dan substrat pasir atau SOLUSI DALAM PENGGUNAAN
lumpur. CANTRANG
4) Aktivitas penangkapan ikan dengan
menggunakan cantrang yang padat pada
Cantrang adalah sejenis pukat yang
suatu lokasi tertentu dapat mendegradasi
biasanya digunakan untuk menangkap udang
sumberdaya ikan di perairan tersebut akibat
dan ikan demersal. Menurut beberapa
aktivitas penangkapan dari berbagai daerah
penelitian, cantrang diindikasikan sebagai alat
berpindah-pindah tempat. Fishing
tangkap ikan yang kurang ramah lingkungan
ground (lokasi penangkapan) nelayan akan
karena hampir mirip dengan trawl yang dilarang
ikut berpindah dan menjauh. Hal ini akan
oleh pemerintah karena menangkap ikan
berdampak pula pada biaya operasional
berukuran kecil maupun ikan yang sedang
penangkapan yang semakin tinggi.
matang gonad.
Beberapa penelitian mengenai stok
Sebenarnya selama ini telah terjadi
sumber daya perikanan yang dilakukan di
dilema terkait dengan penggunaan alat tangkap
Indonesia bagian barat dan tengah,
cantrang. Di satu pihak, menguntungkan
menunjukkan telah terjadi penurunan stok ikan
nelayan, namun di lain pihak dapat merusak
demersal dan kerusakan habitat akibat kegiatan
lingkungan dan menimbulkan konflik antar
penangkapan yang merusak. Dampak
nelayan. Menurut Yusuf (2015), apabila dibuat
kerusakan ini telah merugikan bangsa
kebijakan yang membuat penggunaan alat
Indonesia, dan hanya menguntungkan sebagian
tangkap cantrang dilarang dalam kegiatan
kecil pengusaha dan nelayan cantrang (Yusuf,
penangkapan ikan, maka kebijakan pelarangan
2015).
ini sama saja dengan mematikan mata
Dampak kerusakan sumber daya
pencaharian nelayan cantrang. Belum lagi pihak
perikanan yang diakibatkan oleh penggunaan

222
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016
ISBN 978-602-6428-04-2

lain yang juga terkena imbasnya, yakni: 1) para 3) Pengelolaan sektor perikanan harus
bakul karena mereka tidak akan lagi dibangun berbasis ekosistem dengan
mendapatkan ikan dari nelayan cantrang, 2) memperkuat tata kelola perikanan yang
para pengusaha penyedia bahan dan alat karena efektif.
tidak ada lagi permintaan bahan/alat yang 4) Dibutuhkan pendekatan yang strategis dan
dibutuhkan untuk pengoperasian cantrang implementatif kepada seluruh pemangku
akibat cantrang tidak beroperasi lagi, dan 3) kepentingan.
pengusaha tepung ikan atau pakan ikan karena 5) Pengembangan kapasitas nelayan agar
tidak ada lagi suplai bahan mentah. produk perikanan yang dihasilkan memiliki
Meskipun dilarang, namun hingga kini daya saing dan nilai tambah (Habibi, 2015).
cantrang banyak dipilih dan digunakan nelayan 6) Penyuluhan kepada nelayan cantrang yang
skala kecil dan sedang untuk menangkap ikan memberikan pengetahuan tentang untung
demersal, karena dilihat dari fungsi dan hasil dan rugi penggunaan alat tangkap tersebut
tangkapannya, cantrang memiliki kesamaan dalam kegiatan penangkapan ikan.
dengan jaring trawl. Selain itu, cantrang juga 7) Penegakkan hukum yang tegas bagi
mudah dibuat dan relatif tidak memakan biaya pengguna cantrang yang tidak
tinggi, baik dalam pembuatan maupun mengindahkan kaidah pengoperasian yang
perawatannya. Kondisi ini harus segera tepat hingga merusak lingkungan dan dapat
diantisipasi oleh pemerintah yaitu dengan menyebabkan ketidakberlanjutan
membuat kebijakan yang dapat ketersediaan sumberdaya perikanan.
mengakomodasikan semua kepentingan dalam
pengelolaan sumberdaya perikanan di wilayah KESIMPULAN
pesisir dan laut secara baik dan benar dengan
berazaskan pada kelestarian sumberdaya dan Alat tangkap cantrang merupakan
keberlanjutan kegiatan perikanan. Hal ini untuk modifikasi dari alat tangkap jenis trawl. Alat
menjaga keberlanjutan sumberdaya ikan tangkap cantrang diminati nelayan skala kecil
demersal dan ikan-ikan lainnya. Namun dan sedang karena memberikan keuntungan
demikian, apabila cantrang ingin tetap dapat besar. Hingga kini cantrang masih digunakan
digunakan, maka harus dilakukan pengaturan nelayan skala kecil dan menengah, meskipun
melalui: sudah dilarang oleh pemerintah akibat
1) Penerapan penggunaan alat tangkap pengoperasiannya seringkali menimbulkan
cantrang pada daerah-daerah khusus yang kerusakan lingkungan, penurunan sumberdaya
diduga tidak akan terlalu merusak perikanan dan berpotensi membulkan konflik
lingkungan. antar nelayan.
Menurut Subani dan Barus (1989 dalam Penangkapan menggunakan cantrang
Wardhani et al., 2012 ), apabila kegiatan dapat dilakukan dengan syarat: 1) Dioperasikan
penangkapan ikan oleh nelayan cantrang pada wilayah yang khusus, yakni: pada daerah
dilakukan pada wilayah yang tidak jauh dari yang datar dengan arus laut kecil, dan cuaca
pantai, maka sebaiknya dilakukan pada: terang, 2) mata jaring dibuat selektif, dan 3)
a) Wilayah dengan bentuk dasar perairan pengoperasian tidak dilakukan secara intensif
berlumpur atau lumpur berpasir dengan untuk memberikan kesempatan lingkungan
permukaan dasar rata. perairan dapat pulih kembali.
b) Arus laut cukup kecil (< 3 knot). Agar sumberdaya perikanan tetap terjaga,
c) Cuaca terang tidak ada angin kencang. maka perlu dilakukan upaya penyuluhan kepada
2) Mata jaring dibuat agar menjadi lebih nelayan cantrang tentang untung/rugi dari
selektif lagi. kegiatan penangkapan ikan yang dilakukannya,
Pengelolaan sektor perikanan harus dibangun

223
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016
ISBN 978-602-6428-04-2

berbasis ekosistem dengan memperkuat tata Pramono. B. 2006. Strategi Pengelolaan


kelola perikanan yang efektif, dan penegakkan Perikanan Jaring Arad yang Berbasis di
hukum yang tegas bagi pengguna cantrang yang Kota Tegal. Tesis. Sekolah
merusak lingkungan. Pascasarjana. Bogor. Institut Pertanian
DAFTAR PUSTAKA Bogor.
Sasmita, S., S. Martasuganda dan A.
Aji, I.N., B.A. Wibowo dan Asriyanto. 2013. Purbayanto. 2012. Keragaan Desain
Analisis Faktor Produksi Hasil Cantrang pada Kapal Ukuran < 30 Gt di
Tangkapan Alat Pantai Utara Jawa Tengah. Jurnal
Tangkap Cantrang di Pangkalan Perikanan dan Kelautan Vol. II (2): 79-
Pendaratan Ikan Bulu Kabupaten 86.
Tuban. Journal of Sinaga, R.N., D. Wijayanto dan Sardiyatmo.
Fisheries Resources Utilization 2014. Analisis Pengaruh Faktor
Management and Technology. Vol. 2 Produksi terhadap Pendapatan dan
(4): 50-58. Volume Produksi Nelayan Cantrang di
Alverson, D.L. dan S.E. Hughes. 1996. By- Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN)
catch: From Emotion to Effective Brondong Lamongan Jawa Timur.
Natural Resource Management. Journal of Fisheries Resources
Review in Fish Biology and Fisheries, Utilization Management and
6: pp 442 – 443. Technology. Vol. 3 (2): 85-93.
Anonim. 2015. Kapal Besar Dilarang Pakai Subani, W. dan H.R. Barus. 1989. Alat
Alat Tangkap Cantrang Mulai Penangkapan Ikan dan Udang Laut di
September. Indonesia. Balai Penelitian dan
http://news.lewatmana.com/kapal- Pengembangan Pertanian. Departemen
besar-dilarang-pakai-alat-tangkap- Pertanian. Jakarta.
cantrang-mulai-september/. Diakses Sutanto, H.A. 2005. Analisis Efisisensi Alat
pada tanggal 4 Nopember 2016. Tangkap Perikanan Gillnet dan
Ayodyoa. 1975. Fishing Methods. Proyek Cantrang: Studi di Kabupaten
Peningkatan / Pengembangan Pemalang Jawa Tengah. Tesis.
Perguruan Tinggi. Bogor. Institut Program Pascasarjana. Semarang.
Pertanian Bogor. Universitas Diponegoro.
Habibi, A. 2015. Alat Tangkap Trawl Ancam Thufail, M.D. 2016. Cantrang Tidak Bisa
Keberlanjutan Sumberdaya Laut. Dipisahkan dari Nelayan.
http://awsassets.wwf.or.id/downloads/ http://www.radarpekalongan.com/5268
pr_wwf_paparkan_kajian_dampak_bur 5/cantrang-tidak-bisa-dipisahkan-dari-
uk_trawl_020215_final.pdf. Diakses nelayan/. Diakses pada tanggal 6
pada tanggal 4 Nopember 2016. Nopember 2016.
Ibrahim, M.J. 2015. Pemanfaatan Sumberdaya Yusuf, M. 2015. Trawl dan Cantrang,
Perikanan. Keuntungan yang Buntung.
http://dokumen.tips/documents/hasil- http://www.wwf.or.id/?38542/Trawl-
tangkapan-pada-alat-tangkap- dan-Cantrang-Keuntungan-yang-
cantrang.html. Diakses pada tanggal 6 Buntung.
Nopember 2016. Diakses pada tanggal 4 Nopember
Khaerudin, A. 2006. Proporsi Hasil Tangkap 2015.
Sampingan Jaring Arad (Mini Trawl) Wardhani, R.K., Ismail dan A. Rosyid. 2012.
yang Analisis Usaha Alat Tangkap Cantrang
Berbasis di Pesisir Utara, Kota Cirebon. (Boat Seine) di Pelabuhan Perikanan
Skripsi. Bogor. Institut Pertanian Pantai Tawang Kabupaten Kendal.
Bogor. Journal of

224
SEMINAR NASIONAL RISET INOVATIF (SENARI) KE-4 TAHUN 2016
ISBN 978-602-6428-04-2

Fisheries Resources Utilization


Management and Technology. Vol. 1
(1): 67-76.

225

Anda mungkin juga menyukai