PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Taruna dapat mengetahui proses penangkapan ikan di KMN. Siliwangi
2. Taruna dapat mengetahui proses penanganan dan penyimpanan ikan di
KMN. Siliwangi
3. Taruna dapat mengetahui jenis kapal yang digunakan dalam proses
penangkapan ikan.
1
1.3 Manfaat
1. Mengetahui desain konstruksi alat penangkap ikan (API) purse seine di
Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Mayangan Probolinggo.
2. Mengetahui proses penangkapan ikan di Pelabuhan Perikanan Pantai
(PPP) Mayangan Probolinggo.
3. Mengetahui bentuk dan jenis kapal yang digunakan saat proses
penangkapan ikan.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Purse Seine
Purse seine pada dasarnya merupakan kelompok alat penangkapan ikan
berupa jaring berbentuk kantong empat persegi panjang yang salah satu
bagiannya berfungsi sebagai kantong yang pengoperasiannya melingkari
gerombolan ikan pelagis. Tujuan penelitian ini adalah bertujuan untuk
menganalisis pengaruh panjang jaring dan ukuran kapal terhadap hasil
tangkapan dan produktivitasnya (Rizal Z et all, 2017).
Pukat Cincin (purse seine) merupakan alat penangkap ikan yang efektif
untuk menangkap ikan pelagis berkelompok. Alat tangkap pukat cincin ini dapat
menangkap ikan hingga kedalaman 150 meter tergantung ukuran dan konstruksi
jaring. Secara garis besar alat ini terdiri dari beberapa bagian yaitu jaring,
pelampung, pemberat, cincin dan tali temali. Konstruksi jaringnya berbeda yaitu
terdiri dari bagian kantong, bahu dan sayap. Ukuran mata jaring berbeda yaitu
berupa tali pelampung dan pemberat yang digunakan untuk memasang
pelampung, tali ris atas dan tali ris bawah yang terletak di atas dan di bawah
jaring serta tali cincin yang biasa dikenal dengan tali kolor yang terdapat di dalam
cincin. Apabila ditarik maka cincin akan terkumpul sehingga jaring mengkerut
membentuk kantong dan mengurung gerombolan ikan (Martha M et al, 2017).
Purse seine adalah salah satu alat penangkap ikan yang cukup dominan
namun masih memiliki teknologi yang relatif sederhana, penarikan jaring
sebagian besar masih dilakukan secara manual dengan tangan, sehingga
membutuhkan jumlah ABK yang banyak (Agus R et al, 2016). Pada umumnya
kapal purse seine digunakan nelayan untuk menangkap ikan ikan pelagis yang
hidupnya bergerombolan dan ikan perenang cepat seperti ikan tuna, cakalang
dan tongkol (Rizwan et al, 2017).
3
sedikit dan peluang ikan untuk meloloskan diri lebih besar (Rumpa A dan Isman
K. 2018).
Menurut Ilhamdi H dan Kuswoyo A. 2013, purse seine dibagi menjadi
dua, yaitu purse seine dengan kontong (bunt) di tengah dan kantong di pinggir.
Pada purse seine kantong di tengah biasanya penarikan jaring dilakukan dari ke
dua ujungnya, purse seine ini biasanya ditarik dengan tenaga manusia.
Sedangkan yang kantongnya di pinggir biasanya ditarik dengan mesin penarik
(power block) yang digerakkan dengan hidrolik. Pengoperasian purse seine
dapat dilakukan dengan satu buah dan dua buah kapal hal ini tergantung dari
ukuran kapal, ukuran jaring, dan jenis hasil tangkapan. Konstruksi alat tangkap
purse seine dapat dilihat di bawah.
4
2.3 Metode Pengoperasian
Penangkapan dimulai dengan dua atau tiga orang ABK (Anak Buah
Kapal) turun ke skiff boat menuju rumpon untuk mengamati pergerakan
gerombolan ikan sekaligus melepas gara-gara yang ada pada rumpon dan
mengikatkannya ke skiff boat. Kemudian kapal akan menjauhkan rumpon dan
bergerak mengitari skiff boat dengan membuat gerak melingkar. Kapal akan
bergerak ke posisi tertentu berdasarkan pertimbangan arah arus dan angin,
dengan tujuan agar posisi bagian dalam kantong jaring menghadang arah arus
dan posisi kapal menghadang arah angin. Penawuran alat tangkap dimulai,
dimana kapal akan membentuk gerak melingkar dengan cepat berlawanan arah
jarum jam dengan menurunkan pemberat, diikuti jaring, pelampung dan
pelampung tanda yang berada pada bagian sayap jaring, kemudian pelampung,
jaring, pemberat, cincin, dan tali kolor, dan setiap bagian jaring akan turun secara
bersamaan sampai pada tali tarik dan kapal akan kembali pada pelampung tanda
yang diturunkan. Setelah selesai penawuran jaring, dilakukan penarikan tali kolor
dengan menggunakan mesin takal sampai semua cincin berkumpul di samping
kapal. Selesai penarikan tali kolor, dilanjutkan dengan penarikan jaring dari
kedua sayap sampai pada bagian kantong jaring dengan bantuan mesin takal.
Kemudian dilakukan pengangkatan hasil tangkapan sampai selesai diteruskan
dengan pengikatan kembali gara gara dan penataan alat tangkap di buritan
kapal. (Orison S K et al, 2013).
5
Penggunaan cahaya dalam perikanan pukat cincin di Laut Jawa
mengalami perkembangan yang cukup pesat. Dimulai dari penggunaan lampu
berbahan bakar minyak, lampu tekan (petromaks), dan saat ini praktis seluruh
armada pukat cincin telah menggunakan lampu elektrik. Jenis lampu elektrik
yang digunakan adalah lampu fluorocent, yang pada tataran nelayan diistilahkan
sebagai lampu galaxy dan mercury. Sumber tenaga yang digunakan adalah
mesin generator. Ditenggarai bahwa dalam operasi penangkapan menggunakan
alat bantu cahaya ini menyebabkan ikan yang belum layak ditangkap (belum
memijah) atau bahkan juvenil ikut tertangkap sebagai hasil tangkapan
sampingan. (Mahiswara et al. 2008).
2.4.2 Gardan
Unit penangkapan kapal purse seine gardan dalam menjalankan
operasional penangkapan sangat bergantung terhadap alat bantu penangkapan.
Alat bantu penangkapan yang digunakan pada unit kapal purse seine yaitu
gardan dan lampu. Alat bantu gardan yang digunakan yaitu berasal dari gardan
truk yang sudah tidak terpakai, kemudian dimodifikasi sehingga berfungsi
sebagai alat untuk menarik tali kerut jaring purse seine (Pratama et al, 2016).
6
2.6 Kapal
Kapal ikan adalah kapal atau perahu yang digunakan untuk penangkapan
ikan, pembudidayaan ikan, pengakutan ikan, pengelolaan ikan. Di daerah
perairan, laut, danau, sungai. Kapal ikan di Indonesia sendiri masih tergolong
tradisional namun sudah ada beberapa yang modern (Dalimunthe et al, 2018).
Kapal purse seine merupakan salah satu jenis kapal penangkap ikan
yang prinsip kerjanyan melingkari gerombolan ikan. Pengoperasian alat tangkap
purse seine yang melingkari gerombolan ikan dan dioperasikan pada salah satu
sisi kapal membutuhkan stabilitas kapal yang baik. Kapal ikan secara umum
haruslah memiliki stabilitas yang baik karena mendapat tekanan yang besar pada
saat mengoperasikan alat tangkap (Nurdin et al, 2017).
7
III. METODOLOGI
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang diperlukan untuk Kerja Praktik Akhir yaitu:
1. Kapal yang digunakan untuk pengoperasian alat tangkap.
2. Alat tangkap purse seine.
2. Ikan sebagai hasil tangkapan.
8
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengambilan data melalui dokumen tertulis maupun
elektronik dari institusi. Data yang didapat dari dokumentasi ini seperti foto
kegiatan, hasil tangkapan, alat tangkap, kapal, alat alat yang menunjang
berjalannya kegiatan praktik, dan lain lain (Blasius, 2003). Kegiatan ini dilakukan
untuk mengambil gambar seperti alat tangkap, kapal, hasil tangkapan, dokumen
kapal, dll.
4. Studi pustaka
Studi pustaka merupakan teknik pengumpulan data dengan cara
mengumpulkan literatur-literatur yang bersumber dari buku dengan
permasalahan yang akan diteliti (Hamid, 2008). Pengambilan data sebagai
perbandingan data di lapangan.
PENGUMPULAN DATA
Tabulasi Data
Analisis Data
9
3.4 Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan berupa analisis deskriptif dan
analisis kuantitatif. Analisis deskriptif bertujuan mengubah data mentah menjadi
mudah dipahami dalam bentuk yang lebih sederhana. Sedangkan analisis
kuantitatif bertujuan memahami apa yang terdapat dibalik semua data tersebut,
dengan mengelompokannya, meringkasnya menjadi suatu yang kompak dan
mudah dimengerti, serta menemukan pola umum yang timbul dari data tersebut.
Analisis tersebut dihasilkan dari kuesioner dan wawancara yang di tabulasikan
dalam tabel kemudian dianalisis (Alhuda et al, 2016). Setelah data primer dan
data sekunder terkumpul kemudian data tersebut diolah dengan cara tabulasi
dan analisis. Adapun pengertian dari analisis yaitu kegiatan mengecek,
memeriksa, dan mengoreksi data yang telah terkumpul, sedangkan pengertian
tabulasi yaitu menyusun data ke dalam bentuk tabel agar mudah dibaca dan
dipahami.
10
IV. KEADAAN UMUM LOKASI
11
4.2 Lokasi dan Geografis Pelabuhan
Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan terletak di Kelurahan
Mangunharjo, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo, Jawa Timur dengan
letak geografis 7043’45.14”S-113013’27.62”E. Pelabuhan Perikanan Pantai
Mayangan terletak tepat pada jalur akses utama Pantai Utara Jawa Timur yang
menghubungkan Kota Surabaya dengan Pulau Bali, dua wilayah yang menjadi
sentra ekonomi di Indonesia bagian Timur. Sebagai sebuah Pelabuhan
Perikanan Pantai terbesar di kawasan Selat Madura, Pelabuhan Perikanan
Pantai Mayangan menjadi salah satu tujuan desnitasi dan investasi yang menarik
bagi pelaku industri perikanan di bagian timur Pulau Jawa. Letak Pelabuhan
Perikanan Pantai Mayangan berdiri hanya 2 km dari pusat perdagangan, jasa
dan perkantoran di Kota Probolinggo.
Adapun batas-batas lokasi Pelabuhan Perikanan Pantai Mayangan yaitu
sebelah utara berbatasan dengan Selat Madura, sebelah timur berbatasan
dengan lahan reklamasi, sebelah selatan berbatasan dengan wisata Bee Jay
Bakau Resort (BJBR), dan sebelah barat berbatasan dengan PT KTI Plywood
Factory.
12
1. Kepala UPT
Kepala UPT memiliki beberapa tugas dan wewenang, yaitu:
a. Penyusunan perencanaan program dan kegiatan UPT.
b. Pelayanan tambat labuh, bongkar muat, perbaikan kapal dan
kesyahbandaran pelabuhan perikanan.
c. Pelaksanaan keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan dan
keselamatan kerja (K5) kawasan pelabuhan perikanan.
d. Pelaksanaan pendampingan teknis penerapan jaminan mutu dan
keamanan hasil tangkapan.
e. Pelaksanaan pengelolaan sarana dan prasarana pelabuhan,
f. Melaksanakan pemeliharaan fasilitas operasional pelabuhan perikanan.
g. Melaksanakan pelayanan informasi penangkapan ikan dan informasi
cuaca.
h. Melaksanakan pengembangan usaha jasa pelabuhan perikanan.
i. Menyiapkan bahan dukungan teknis pemantauan usaha penangkapan
ikan.
j. Pelaksanaan ketatausahaan.
k. Pelaksanaan pelayan masyarakat.
l. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan.
m. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh kepala dinas.
13
3. Kepala Seksi Pelayanan Teknis Pelabuhan
Kepala Seksi Pelayanan Teknis Pelabuhan memiliki tugas dan wewenang yaitu :
a. Menyusun perencanaan kegiatan Seksi Pelayanan Teknis Pelabuhan.
b. Melaksanakan pelayanan tambat labuh, bongkar muat, perbaikan kapal
dan kesyahbandaran pelabuhan perikanan.
c. Melaksanakan keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan dan
keselamatan kerja (K5) kawasan pelabuhan perikanan.
d. Melaksanakan pendampingan teknis penerapan jaminan mutu dan
keamanan hasil tangkapan.
e. Menyiapkan bahan pelayanan penerbitan Surat Keterangan Pendaratan
Ikan (SKPI), Sertifikat Hasil Tangkapan Ikan (SHTI) dan Sertifikat Cara
Penanganan Ikan yang Baik (CPIB).
f. Melaksanakan monitoring, evaluasi dan pelaporan.
g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala UPT.
14
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Kapal
No Spesifikasi Keterangan
1 Nama Kapal KMN. Siliwangi
2 Tanda Selar GT. 30 No. 1497/ Mp
3 Alat Penangkap Ikan purse seine
4 Pembuatan Kapal Tanjung Perak
5 Daerah Operasional WPP RI 712
15
6 No. SIPI 26.20.3598.03.00196
7 No. SIUP 02.19.04.3598.0041
Mitsubishi D16, 6 Cyl
8 Merk / Keluaran Mesin
No. D68JRR04320, 90 PK
16
(selvedge), tali ris atas (upper ris line), tali ris bawah (under ris line), tali
pelampung (float line), tali pemberat (sinker line), tali cincin (ring line) dan tali
kerut (purse line).
a. Pelampung
Pelampung yang digunakan adalah pelampung yang berbahan PVC
(Polyvinyl Clorida) dengan panjang pelampung 12 cm dengan diameter luar 9 cm
dan diameter dalam 1,5 cm. Jarak dari pelampung satu dengan yang lain yaitu
20 cm.
b. Tali Pelampung
17
Tali pelampung yang digunakan berbahan polyethylene (PE) yang
merupakan serat buatan dengan lebar 1,5 dengan panjang 570.
c. Tali Ris Atas
Tali ris atas juga digunakan untuk penghubung antara tali pelampung
dengan serampat atas yang memiliki diameter 1 cm dan panjang 570 m. Tali ris
atas sendiri terbuat dari bahan polyethylene (PE).
d. Tali Ris Bawah
Tali ris bawah terbuat dari bahan polyethylene (PE).dengan diameter 1
cm dan panjang 620 m. Fungsi tali ris bawah sendiri digunakan sebagai penguat
tali pemberat dan menghubungkan dengan sayap, badan, dan kantong jaring.
e. Pemberat
Fungsi pemberat yaitu untuk menenggelamkan jaring agar jaring bisa
terbentang secara vertikal ketika dalam proses pengoperasiannya. Berat pada
pemberat yaitu 300 gram, panjang pemberat 5.5 cm, dan jarak antar pemberat
yaitu 19.5 cm.
f. Tali Pemberat
Fungsi dari tali pemberat yaitu untuk penghubung pemberat satu dengan
yang lainnya. Panjang tali pemberat yaitu 620 m yang terbuat dari bahan
polyethylene (PE) dengan diameter 1 cm.
g. Tali Cincin
Tali cincin berfungsi untuk mengaitkan cincin dari tali pemberat.
h. Tali Kerut
Tali kerut dipasang melalui cincin cincin yang berfungsi untuk
mengerutkan bagian bawah jaring yang melewati cincin bertujuan agar jaring
bawah langsung menutup. Panjang tali kerut yaitu 700 m yang terbuat dari bahan
polyethylene (PE) dengan diameter 3 cm.
i. Cincin Jaring
Cincin jaring yang digunakan dari bahan stainlees steel dengan memiliki
diameter luar 12.4 cm dan diameter dalam 9.3 cm. Jaran cincin satu dengan
yang lain adalah 49.5 cm dan banyak cincin adalah 115 buah.
18
5.3.1 Lampu
Lampu merupakan salah satu teknologi dalam penangkapan ikan yang
berfungsi untuk menciptakan cahaya buatan untuk mengelabuhi ikan sehingga
melakukan tingkah laku tertentu untuk memudahkan nelayan dalam operasi
penangkapan ikan. Tingkah laku ikan kaitannya dalam merespon sumber cahaya
yang sering dimanfaatkan oleh nelayan adalah kecenderungan ikan untuk
berkumpul di sekitar sumber cahaya. Lampu yang digunakan yaitu lampu bohlam
yang memiliki daya 250 watt. Pemanfaatan lampu untuk alat bantu penangkapan
ikan dilakukan dengan memanfaatkan sifat fisik dari cahaya buatan itu sendiri
(Rosyidah et al, 2009)
5.3.2 Genset
Gambar 6. Genset
Genset merupakan sumber tenaga listrik dapat membantu menghidupkan
lampu untuk membantu operasi penangkapan ikan. Genset yang dipakai adalah
merek Daiho EXM-8800 yang berdaya 6000 watt. Dalam satu kapal mempunyai
3 genset untuk membantu proses penangkapan ikan, pemakaian tergantung
cuaca dan banyaknya ikan di laut.
5.3.3 Gardan
19
Gambar 7. Gardan
Gardan merupakan alat bantu penangkapan ikan, yang posisi nya di
samping kanan kapal. Gardan berfungsi untuk menarik tali kolor agar jaring pada
bagian bawah mengerucut sehingga memungkinkan penarikan jaring lebih cepat
dan dimaksudkan agar ABK bekerja lebih ringan. selain itu gardan juga berfungsi
untuk menurunkan dan menaikkan lampu pengumpul ikan (pelak).
20
tepat nya di laut jawa. Gambar daerah penangkapan dapat dilihat pada gambar
di bawah.
21
5.4.4 Penurunan jaring
22
Pengangkatan jaring atau hauling merupakan tahapan penarikan seluruh
bagian jaring purse seine untuk mengambil ikan hasil tangkapan. Tahap ini masih
menggunakan tenaga manusia dan dibantu gardan untuk menarik tali kolor.
Untuk menarik seluruh bagian dari purse seine sehingga armada purse seine
memerlukan ABK yang cukup banyak. Sekitar 30 awak kapal termasuk nahkoda,
KKM (kepala kamar mesin), dan koki juga ikut andil dalam tahapan hauling ini.
Setelah seluruh bagian purse seine telah berhasil ditarik naik ke atas
kapal, berikutnya adalah proses pengambilan ikan hasil tangkapan untuk
selanjutnya dimasukkan ke dalam palka atau proses penanganan hasil
tangkapan.
23
Hasil tangkapan dapat dilihat pada tabel dibawah.
No Nama Ikan Nama Latin Gambar
Selar
3 Selar
rumenophthalmus
Acanthocybium
5 Tenggiri Banci
solandri
24
hingga ikan dipasarkan. Saat ini penanganan yang dianggap baik adalah dengan
penerapan rantai dingin, yaitu mengusahakan agar ikan tetap dingin atau suhu
rendah ( Tani V et al, 2020).
Pada kapal purse seine KM. Siliwangi melakukan proses penanganan
ikan dengan menggunakan sistem pendinginan di dalam palka dengan
menggunakan es batu. Teknik penanganan ikan di atas kapal dimulai dari
penaikan ikan di atas kapal, penanganan ikan sebelum di simpan, penyortiran,
pendistribusian dan pemasaran.
25
kualitas saja tidak dengan ukurannya, karena ukuran setiap jenis ikan yang
berhasil tertangkap relatif sama. Penyortiran dilakukan dengan cara ikan dipilah
lalu disimpan kedalam palka. Ikan yang rusak serta bukan menjadi target
tangkapan langsung dibuang.
5.6.4 Pemasaran
Ikan hasil tangkapan dipasarkan secara lelang pada Tempat Pelelangan
Ikan (TPI) di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Mayangan. Biasanya para
26
pembeli merupakan pengusaha lokal disekitaran Pulau Jawa. Ikan yang telah
dibeli kemudian diangkut menggunakan mobil box dan didistribusikan ke
berbagai tempat. Ada yang dipasarkan secara langsung pada pasar lokal
ataupun mengolahnya menjadi produk perikanan. Dalam pendistribusiannya
selalu diterapkan sistem rantai dingin untuk mempertahankan mutu ikan.
27
VI. PENUTUP
6.1 Kesimpulan
6.2 Saran
28
DAFTAR PUSTAKA
Agus R, Sugeng, Sansan. 2016. Desain Mesin Penarik Jaring (Power Block)
Bertenaga Hidrolik Untuk Mini Purse Seine. 14(2):67.
29
Mahiswara, Agustinus A W, Asep P. 2009. Sebaran Kepadatan Akustik Ikan
Pelagis Di Bawah Pengaruh Cahaya Lampu Pada Perikanan Pukat Cincin Di
Laut Jawa. 15(2):152.
Rosyidah N I, Farid A, Arisandi A. 2009. Efektifitas Alat tangkap Mini Purse Seine
Menggunakan Sumber Cahaya Berbeda Terhadap Hasil Tangkap Ikan
Kembung. 2(1): 51.
30
Rumpa A, Isman K. 2017. Desain Purse Seine yang Ideal Berdasarkan Tingkah
Laku Ikan Layang (Decapterus macarellus) dan Ikan Tongkol Deho (Auxis
thazard) di Rumpon. 5(2):96.
Telussa, R.F. 2006. Efektivitas Bagan Apung di Perairan Waai, Pulau Ambon.
(Tesis). Bogor: Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Widodo A A, Mahiswara. 2009. Efisiensi Teknis Kapal Pukat Cincin di Laut Jawa
dan Sekitarnya yang Berbasis Di PPN Pekalongan. 15(3):200
31
LAMPIRAN
32
Lampiran 1.
Kunjungan Dosen pada tanggal 31 maret 2021 yang di wakili oleh ibu Wulandari
Sarasati, S.Pi., M.Si dan dilakukan kegiatan foto bersama di lingkungan
pelabuhan.
33
Lampiran 2.
34
Lampiran 3.
35
Lampiran 4.
36
Lampiran 5.
Fasilitas Docking Kapal di PPP Mayangan untuk memperbaiki kapal yang rusak
atau perawatan kapal.
37
Lampiran 6.
Fasilitas Dermaga Tempat Pelelangan Ikan untuk tempat bersandar kapal ikan.
38
Lampiran 7.
Fasilitas Gedung Pertemuan dan Aula untuk acara di pelabuhan dan tempat
olahraga pegawai pelabuhan.
39
Lampiran 8.
Fasilitas SPDN yang digunakan nelayan untuk mengisi bahan bakar kapal ikan
atau kapal penampung yang berada di PPP Mayangan.
40
Lampiran 9.
Tempat yang digunakan nelayan untuk perbaikan jaring, pada umumnya jaring
yang di perbaiki yaitu purse seine.
41
Lampiran 10.
42
Lampiran 11.
SPB (Surat Persetujuan Berlayar) yang diberikan kepada nahkoda kapal yang di
terbitkan oleh syahbandar pelabuhan.
43
Lampiran 12.
44
Lampiran 13.
Daftar anak buah kapal yang meliputi nama – nama anak buah kapal yang
mengikuti trip kapal tersebut.
45
Lampiran 14.
Tanda selar kapal KMN. Siliwangi yang di pasang di tiang utama haluan kapal.
Lampiran 15.
Pelampung Jaring yang berbahan PVC, memiliki panjang 12 cm, dan diameter
1,5 cm
46
Lampiran 16.
Pelampung penanda jaring yang terbuat dari bahan plastic, digunakan untuk
penanda jaring.
Lampiran 17.
Pemberat jaring yang terbuat dari timah, mempunyai berat 300 gram dengan
panjang 5,5 cm dan jarak antar pemberat 19,5 cm.
47
Lampiran 18.
Lampiran 19.
Cincin jaring berbahan stainless steel yang memiliki diameter luar 12,4 cm dan
diameter dalam 9,3 cm dengan jarak antara cincin yaitu 49,5 cm.
48
Lampiran 20.
Lampu penerangan kapal yang berada di samping kanan dan samping kiri
anjungan yang masing – masing memiliki 2 buah lampu.
Lampiran 21.
Mesin kapal yang memiliki merk Mitsubishi dan memiliki tenaga 90 PK.
49
Lampiran 21.
50
RIWAYAT HIDUP
51