Anda di halaman 1dari 11

Alat tangkap jaring lingkar adalah alat penangkapan ikan yang dalam pengoperasiannya mempunyai

prinsip penangkapan dengan melingkari gerombolan ikan yang menjadi sasaran tangkap menggunakan
jaring yang cara pengoperasiaanya adalah dengan menggunakan perahu/kapal sekaligus didukung sarana
alat bantu penangkapan ikan (ABPI) untuk mendukung pengoperasiannya. Desain dan konstruksi alat
tangkap jaring lingkar berkembang menyesuaikan dengan target ikan tangkapan sesuai yang dikehendaki,
sehingga secara bentuk dan ukuran jaring lingkar serta sarana apung serta alat bantu penangkapan ikan
yang digunakan menjadi bermacam - macam.
Berikut ini adalah jenis alat tangkap ikan yang masuk dalam klasifikasi alat tangkap jaring lingkar
(surrounding net):

a) Jaring lingkar bertali kerut (With purse lines/Purse seine)


1. Pukat cincin dengan satu kapal (One boat operated purse seines)
a. Pukat cincin pelagis kecil dengan satu kapal

b. Pukat cincin pelagis besar dengan satu kapal

Gambar Pukat cincin dengan satu kapal


2. Pukat cincin dengan dua kapal (Two boat operated purse seines)
a. Pukat cincin grup pelagis kecil
b. Pukat cincin grup pelagis besar

Gambar Pukat cincin dengan dua kapal

b) Jaring lingkar tanpa tali kerut (Without purse lines/Lampara)

Nah itu dia sob Alat Tangkap Ikan Jaring lingkar (surrounding nets), jangan lupa tinggalkan
kesan anda di kolom komentar.
Pengertian Fishing With Surrounding Net
Fishing with surrounding net atau Jaring lingkar merupakan alat penangkapan ikan yang
mempunyai prinsip penangkapan dengan cara melingkari gerombolan ikan sasaran tangkap
menggunakan jaring yang dioperasikan dengan perahu atau kapal serta didukung sarana alat
bantu penangkapan sesuai untuk mendukung efektivitas dan efisiensi pengoperasiannya. Desian
dan konstruksi jaring ingkar berkembang disesuaikan dengan target ikan tangkapan yang
dikehendaki, sehingga terdapat bergagai bentuk dan ukuran jaring lingkar serta sarana apung
maupun alat bantu penangkapan yang digunakan.
Alat ini ditujukan sebagai penangkap ikan pelagis yang bergerombol di permukaan. Pada
umumnya, alat ini berbentuk empat persegi panjang dilengkapi yang dilewatkan melalui cincin
yang diikatkan pada bagian bawah jaring (tali ris bawah. Dengan menarik tali kerucut bagian
bawah ini, jaring dapat dikuncupkan (lihat gambar) dan jaring akan membentuk semacam
“mangkuk”

Macam-Macam Metode Penangkapan Menggunakan Fishing With Surrounding Net:


1. Payang

Gambar 1. Alat tangkap payang


a. Pengertian alat tangkap Payang.
Alat tangkap Payang adalah pukat kantong lingkar yang secara garis besar terdiri dari bagian
kantong (bag), badan/ perut (body/belly) dan kaki/ sayap (leg/wing).
Menurut Sudirman dan Mallawa (2004) alat tangkap payang terbuat dari bahan serat sintetis
jenis nylon multifilament. Ayodhya (1981) menyatakan bahwa alat tangkap jaring payang terdiri
dari tali, kaki, badan dan kantong. Panjang jaring keseluruhan bervariasi dari puluhan meter
sampai ratusan meter. Berdasarkan klasifikasi dari FAO, alat tangkap ini digolongkan sebagai
jaring lingkar.
Besar mata mulai dari ujung kantong sampai dengan ujung kaki berbeda-beda, bervariasi
mulai dari 1 cm (atau kadang kurang) sampai ± 40 cm. Bagian atas mulut jaring (upperlip)
payang yang menonjol ke belakang. Hal ini dikarenakan payang tersebut umumnya digunakan
untuk menangkap jenis-jenis ikan pelagik yang biasanya hidup dibagian lapisan atas air atau
kurang Iebih demikian dan mempunyai sifat cenderung lari ke lapisan bawah bila telah terkurung
jaring.
b. Konstruksi
Menurut Diktat Manajemen Penangkapan Ikan (2004), alat tangkap payang terbuat dari
berbagai bahan, jaring berbahan PVC (Polyvinileclorine), pelampungnya adalah plastik
berbentuk bola dan pemberatnya adalah batu.
Struktur alat tangkap ini adalah sebagai berikut :
Ø Bagian Kantong. Kantong (cod end) adalah merupakan tempat berkumpulnya ikan yang terjaring.
Dengan :
- Panjang : 5-6 meter
- Mesh size : 0,3-0,6 cm
- Bahan : PVC ( Polyvinileclorine )
- Warna : Hijau
Ø Bagian Badan. Badan terdiri atas 6 bagian Dengan :
- Panjang : 25 meter
- Mesh size : 1,6-8 cm
- Bahan : PE (Polyethilene)
- Warna : Coklat
Ø Bagian Sayap. Payang mempunyai dua bagian sayap yaitu bagian sayap kiri dan bagian sayap
kanan. Konstruksi bagian atas dan bawah dari sayap berbeda ukuran dan bahan dari sayap .
- Panjang : bisa mencapai 90 meter
- Mesh size : 10-30 cm
- Bahan : PE (Polyethilene) atau PA
- Nomor benang : 400 D/15
Ø Tali ris atas (Head Rope) berfungsi sebagai tempat mengikatkan bagian sayap jaring, badan jaring
(bagian bibir atas) dan pelampung.
Ø Tali ris bawah (Ground Rope) berfungsi sebagai tempat mengikatkan bagian sayap jaring, bagian
badan jaring (bagian bibir bawah) jaring dan pemberat.
Ø Tari penarik (selambar) Berfungsi untuk menarik jaring selama di operasikan.
Ø Pelampung (float): tujuan umum penggunan pelampung adalah untuk memberikan daya apung
pada alat tangkap yang dipasang pada bagian tali ris atas (bibir atas jaring) sehingga mulut jaring
dapat terbuka.
- Berat : 2 ons
- Diameter : 15 cm
- Bahan : Plastik berbentuk bola
- Jumlah : 12 buah per sayap
- Jarak antar pelampung : 1,5 meter
Ø Pemberat (Sinker): dipasang pada tali ris bagian bawah dengan tujuan agar bagian-bagian yang
dipasangi pemberat ini cepat tenggelam dan tetap berada pada posisinya (dasar perairan)
walaupun mendapat pengaruh dari arus.
- Bahan : Batu
- Berat : 2 kg
- Jumlah : 10 buah per sayap
- Jarak antar pemberat : 8 meter
Secara umum payang yang paling banyak digunakan adalah payang Tegal yang terdiri dari
sebuah kantong panjang dan dua buah sayap kiri dan kanan. Selanjutnya bagian-bagian tersebut
dirinci lagi menjadi bagian-bagian yang lebih kecil dengan ukuran.

c. Metode penangkapan payang


Penangkapan dengan jaring payang dapat dilakukan baik pada malam maupun siang hari.
Untuk malam hari dengan menggunakan alat bantu lampu petromaks. Penangkapan yang
dilakukan pada siang hari menggunakan alat bantu rumpon/payaos (fish aggregating device) atau
tanpa menggunakan alat bantu rumpon, yaitu dengan cara menduga-duga ditempat yang dikira
banyak ikan atau mencari gerombolan ikan.
Setelah melakukan kegiatan survey dan mengikuti dalam operasi pengkapan di kapal payang,
pada umumnya nelayan jaring payang mulai berangkat melaut pada pagi hari pukul 06.00.
Dengan alat tangkap yang telah tersusun dengan baik di atas kapal maka tiba di fishing
ground ada perbedan dari proses melingkari gerombolan ikan dengan tanpa rumpon disini tali
sayap yang menghubungkan dengan badan jaring diturunkan ke laut dengan di bawa oleh
seorang ABK (Anak Buah Kapal)
1) Penurunan jaring (setting)
Kapal mengelilingi gerombolan ikan sambil menurunkan jaring setelah melingkari
gerombolan ikan selesai.
2) Penarikan dan pengangkatan jaring (hauling)
Penarikan dan pengangkatan jaring dilakukan dari sisi lambung kapal atau buritan kapal tanpa
menggunakan mesin bantu penangkapan dan kedudukan kapal berlabuh jangkar atau kedudukan
kapal terapung, agar supaya tidak terjadi gerakan mundur kapal yang berlebihan, diupayakan
kapal bergerak maju dengan kecepatan kapal lambat, sesuai beban/kecepatan penarikan payang.
Armada perikanan payang yang ada di lokasi kajian umumnya dioperasikan oleh usaha
perorangan, menggunakan kasko berbahan dasar kayu. Kapal payang yang dioperasikan kapal-
kapal payang berukuran kecil (5-20 GT), dengan kekuatan mesin sebesar 16 HP. Operasi
penangkapan dilakukan selama satu hari penangkapan atau one day fishing. Menggunakan mesin
tempel dan berbahan bakar solar, dengan panjang kapal 10 m.

d. Daerah penangkapan payang


Menurut Sadhori (1985), ada empat syarat yang harus dipenuhi dalam menentukan daerah
penangkapan yaitu :
Ø Adanya ikan yang akan ditangkap.
Ø Ikan-ikan tersebut dapat ditangkap.
Ø Penangkapan dapat dilakukan secara terus menerus.
Ø Hasil penangkapan tersebut dapat menguntungkan.
Departemen Kelutan dan Perikanan (2006) menyatakan bahwa daerah pengkapan atau
fishing ground adalah suatu perairan laut dimana diharapkan ikan-ikan atau hasil laut lainnya
yang menjadi sasaran penangkapan dapat tertangkap dalam jumlah maksimal. Daerah
penangkapan untuk alat tangkap payang ini pada perairan yang tidak jauh dari daerah pantai atau
daerah yang subur yang tidak terdapat karang.
Pada umumnya alat tangkap payang atau pukat pantai banyak dikenal dan dipergunakan
di daerah pantai utara Jawa, Madura, Cilacap, Pangandaran, Labuhan, Palabuhanratu, Marigge
(Sumatra Selatan), dan banyak pula digunakan di daerah Jawa serta hasil tangkapan
didistribusikan ke wilayah setempat.
Biasanya daerah penangkapan untuk alat tangkap payang ditentukan berdasarkan tanda-
tanda alamiah seperti terlihatnya buih-buih di permukaan perairan atau adanya burung yang
menyambar-nyambar, namun kebanyakan nelayan menggunakan cara dengan mencoba
menurunkan jaring pada daerah yang sudah biasa dijadikan daerah penangkapan oleh nelayan
payang di masing-masing daaerah.

e. Hasil tangkapan payang


Hasil tangkapan yang diperoleh dengan alat tangkap payang adalah ikan-ikan pelagis yang
berenang di dekat permukaan air dengan cara berkelompok (schooling) seperti tuna, cakalang,
tongkol, petek (Leiognathus spp), sebelah (Psettodidae), dan jenis jenis udang (Shrimp).
(Ayodhyoa, 1981).
Hasil tangkapan dari payang terdiri dari berbagai jenis ikan yang biasa digunakan sebagai
umpan, seperti : ikan layang (Decapterus sp), ikan kawalinya (Rastrelliger sp), ikan sardin
(Sardinella sp), ikan teri (Stelophorus sp), dan ikan lolosi (Caesio sp) (Subani Barus, 1989).
Jenis-jenis ikan yang tertangkap dengan alat tangkap payang adalah laying (decapterus sp),
kembung (rastralliger sp), sunglir (eeuthynnus sp), selar (caranx sp), sunglir (elagatis sp), bawal
hitam (formio sp). Jadi, umumnya yang tertangkap adalah ikan-ikan yang senang berada di
daerah rumpon. Ikan laying merupakan hasil tangkapan yang dominan (Sudirman, 2004).

2. Lampara

Gambar 2. Alat tangkap lempara


a. Pengertian Lampara
Lampara adalah alat penangkapan ikan yang sekilas memang mirip dengan payang.
Lampara terbuat dari jaring yang berbentuk persegi empat akan tetapi bagian tengah lebih lebar,
terdiri dari sayap dan kantong. Kantong pada lampara tidak lancip tetapi menggelembung.
Lampara termasuk dalam klasifikasi pukat kantong, karena lampara seolah-olah memiliki
kantong yang menggelembung (Subani Barus 1989).
b. Konstruksi
Konstruksi lampara terdiri dari tali ris atas dan tali ris bawah. Tali ris atas dan tali ris bawah
dipasang dari ujung sayap kiri sampai ujung sayap kanan. Tali ris atas terdiri dari dua tali yaitu
tali pelampung dan tali samping pelampung. Begitu juga dengan tali ris bawah terdiri dari tali
pemberat dan tali samping pemberat.
Sayap berfungsi sebagai penghalau ikan agar tidak menjauh. Sayap terdiri dari terdiri dari
sayap kanan dan sayap kiri. Tali selambar terdiri dari tali selambar kiri dan kanan. Tali selambar
berfungsi untuk menarik jaring. Panjang tali selambar kira-kira 100-150 meter. Tali pelampung
tanda berfungsi untuk menjaga agar pelampung tanda tidak terbawa oleh arus atau ombak.
Pelampung dan pemberat berfungsi untuk menjaga agar mulut jaring terbuka secara vertikal.
Pelampung mengangkat tali ris atas ke atas, dan pemberat menarik tali ris bawah ke bawah.
Kantong, pada lampara kantong tidak berbentuk mengerucut tetapi menggelembung. Kantong
berfungsi sebagai tempat berkumpulnya ikan-ikan yang tertangkap.
c. Metode pengoperasian lempara
Dalam pengoprasian lampara hal yang pertama dilakukan adalah baik yang ada di kapal
maupun yang ada di perahu. Setelah terlihat banyak kerumunan ikan berada di bawah lampu,
maka lampu yang kapal dimatikan dan perahu yang membawa lampu di bawa menjauh sampai
jarak yang telah ditentukan. Hal ini bertujuan agar ikan-ikan tertarik untuk mengikuti sinar
lampu dari perahu. Kemudian perahu jaring mulai menurunkan jaring mengelilingi perahu lampu
(Subani Barus 1989).
Penurunan jaring dimulai dengan penurunan pelampung tanda. Setelah itu, salah satu ujung
tali selambar dilepaskan diikuti dengan penurunan salah satu sayap. Kemudian badan jaring dan
bagian yang menyerupai kantong diturunkan sampai akhirnya sampai pada tali selambar yang ke
dua dan lampara melingkari gerombolan ikan.
Setelah gerombolan ikan terlingkari, lampara ditarik dengan tenaga manusia. Lampara ditarik
dari kedua sisi tali selambar, kemudian kedua sayap. Setelah penarikan sudah mendekati bagian
yang menyerupai kantong, lingkaran besi di lemparkan ke dalamnya, sehingga terbentuk kantong
yang sempurna seperti mangkuk ( Irvan, 1997). Kemudian kawanan ikan yang terkurung dalam
kantong berikut dengan perahu di tarik kembali ke kapal.
d. Daerah penangkapan lempara
Lampara banyak dioperasikan di perairan pantai dan teluk-teluk. Daerah pengoperasiannya
juga harus dalam keadaan tidak bergelombang dan arus tidak begitu kuat. Di Indonesia, daerah
yang banyak mengoperasikan lampara adalah Jakarta, Lampung, Tegal, dan di daerah utara Jawa
(Subani Barus, 1989).
e. Hasil tangkapan lempara
Hasil tangkapan dari lampara terdiri dari berbagai jenis ikan yang biasa digunakan sebagai
umpan, seperti : ikan layang (Decapterus sp.), ikan kawalinya (Rastrelliger sp.), ikan sardin
(Sardinella sp.), ikan teri (Stelophorus sp.), dan ikan lolosi ( Caesio sp.) (Subani Ba).
3. Purse seine (Pukat cincin)

Gambar 3.alat tangkap Purse seine (pukat cincin)


a. Pengertian Pukat cincin
Pukat cincin (Purse seine) merupakan alat tangkap berupa jaring berukuran besar, dimana
cara pengoperasiaannya melingkari ikan yang sedang berkumpul atau yang membentuk
gerombolan. Prinsip penangkapan dengan pukat cincin (purse seine) adalah melingkari
gerombolan ikan dengan jaring, kemudian bagian bawah jaring dikerutkan sehingga ikan tujuan
penangkapan akan terkurung dan akhirnya terkumpul pada bagian kantong. Dengan kata lain
memperkecil ruang lingkup gerakan ikan, sehingga ikan tidak dapat melarikan diri dan akhirnya
tertangkap. Alat ini sangat kuat dan mampu menangkap ikan dengan hasil yang maksimal,
sehingga dapat memenuhi segala permintaan dari masyarakat.
Purse seine tergolong dalam alat tangkap jaring lingkar dengan menggunakan tali
kerut (purse line) yang terletak di bagian bawah jaring. Dengan adanya tali kerut memungkinkan
jaring ditutup seperti pundi-pundi terbalik dan mengurung ikan yang tertangkap. Pukat cincin
dapat berukuran sangat besar dan dioperasikan oleh satu atau dua buah kapal. Biasanya
purse seine dioperasikan oleh satu kapal dengan atau tanpa bantuan kapal pembantu.
Purse seine biasa disebut juga dengan jaring kantong karena bentuk jaring tersebut waktu
dioperasikan menyerupai kantong. Pukat cincin kadang-kadang juga disebut jaring kolor karena
pada bagian bawah jaring (tali ris bawah) dilengkapi dengan tali kolor yang gunanya untuk
menyatukan bagian bawah jaring sewaktu operasi dengan cara menarik tali kolor tersebut. Pukat
cincin digunakan untuk menangkap ikan yang bergerombol (scholling) di permukaan laut.

b. Konstruksi pukat cincin


Satu unit purse seine terdiri dari jaring, kapal, dan alat bantu (roller, lampu, echosounder,
dsb). Bagian-bagian purse seine:
1. Kantong (bag, bunt)
2. Badan jaring
3. Tepi jaring
4. Pelampung (float)
5. Tali pelampung (float line)
6. Sayap (wing)
7. Pemberat (sinker, lead)
8. Tali penarik (purse line)
9. Tali cincin (purs ring)
10. Selvage (srampatan)
Ø Bagian jaring
Nama bagian jaring ini belum mantap tapi ada yang membagi 2 yaitu “bagian tengah” dan
“jampang”. Namun yang jelas ia terdiri dari 3 bagian yaitu:
- Jaring utama, bahan nilon
- Jaring sayap, bahan dari nilon
- Jaring kantong
Srampatan (Selvedge), dipasang pada bagian pinggiran jaring yang fungsinya untuk
memperkuat jaring pada waktu dioperasikan terutama pada waktu penarikan jaring. Bagian ini
langsung dihubungkan dengan tali temali. Srampatan (Selvedge) dipasang pada bagian atas,
bawah, dan samping dengan bahan dan ukuran mata yang sama, yakni PE 380 (12, #1”).
Sebanyak 20,25 dan 20 mata.
Ø Pemberat
Terbuat dari timah hitam sebanyak 700 buah dipasang pada tali pemberat.
Ø Cincin
Terbuat dari besi dengan diameter lubang 11,5cm, digantungkan pada tali pemberat dengan
seutas tali yang panjangnya 1m dengan jarak 3m setiap cincin. Kedalam cincin ini dilakukan tali
kolor (purse line).
c. Metode pengoperasian pukat cincin
Ada beberapa tahap dalam kegiatan penangkapan ikan dengan purse seine, yaitu:
- Menemukan kawanan ikan terlebih dahulu,
- Menentukan / mendeteksi kuantitas kawanan ikan.
- Menentukan faktor-faktor oseanografi seperti kekuatan, kecepatan dan arah angin maupun arus,
serta menentukan arah dan kecepatan kawanan ikan.
- Melakukan penangkapan yaitu dengan melingkarkan jaring dan menarik purse line dengan cepat
supaya kawanan ikan tidak dapat meloloskan diri dari arah vertikal maupun horizontal, dan
- Jaring diangkat dan ikan dipindahkan dari bagian bunt ke palka dengan scoop net. Ikan-ikan
palagis kecil yang merupakan tujuan penangkapan purse seine adalah suka bergerombol diantara
jenis ikan itu sendiri maupun bersama-sama dengan jenis ikan lainnya dan tertarik pada cahaya
maupun benda terapung. Oleh sebab itu jika ikan belum terkumpul pada suatu catchable area
atau jika ikan berada di luar area tangkapan jaring maka dapat diusahakan ikan datang dan
berkumpul menggunakan cahaya dan rumpon (ayodhyoa, 1981).
d. Daerah Penangkapan
Purse seine dapat digunakan dari fishing ground dengan kondisi sebagai berikut :
1) Aspring layer of water temperature adalah areal permukaan dari laut
2) Jumlah ikan berlimpah dan bergerombol pada area permukaan air
3) Kondisi laut bagus
e. Hasil tangkapan pukat cincin
Ikan yang menjadi tujuan utama penangkapan dari purse seine adalah ikan-ikan yang “Pelagic
Shoaling Species”, yang berarti ikan-ikan tersebut haruslah membentuk shoal (gerombolan),
berada dekat dengan permukaan air (sea surface) dan sangatlah diharapkan pula agar densitas
shoal itu tinggi, yang berarti jarak antara ikan dangan ikan lainnya haruslah sedekat mungkin.
Dengan kata lain dapat juga dikatakan per satuan volume hendaklah jumlah individu ikan
sebanyak mungkin. Hal ini dapat dipikirkan sehubungan dengan volume yang terbentuk oleh
jaring (panjang dan lebar) yang dipergunakan.Jenis ikan yang ditangkap dengan purse seine
terutama di daerah Jawa dan sekitarnya adalah : Layang (Decapterus spp), bentang, kembung
(Rastrehinger spp) lemuru (Sardinella spp), slengseng, cumi-cumi dan lain-lain.
4. Gill Net ( jaring insang)

Gambar 5. Gill net (jaring insang)


a. Pengertian Gill Net
Gillnet yaitu jaring insang yang dipasang secara menetap untuk sementara waktu dengan
menggunakan jangkar. Dalam hal ini kadang-kadang jaring diberi jangkar atau diikatkan pada
suatu tempat yang tetap. Menurut Klust, 1987 jaring insang (gillnet) adalah satu jenis
alatpenangkap ikan dari bahan jaring yang bentuknya empat persegi panjang dimana ukuran
mata jaring (mesh size) sama, jumlah mata jaring ke arah horizontal (meshlenght / ML) jauh
lebih banyak dari jumlah mata jaring ke arah vertikal (meshdepth / MD). Pada lembaran jaring
bagian atas diletakkan pelampung (floats) dan pada bagian bawah diletakkan pemberat (sinkers).
Dengan menggunakan dua gaya yang berlawanan arah, yaitu bouyancy dari floats yang bergerak
ke atas dan sinking force dari sinker di tambah berat jaring dalam air yang bergerak ke bawah,
maka jaring akan terentang (Ayodhyoa, 1981).
b. Konstruksi Gill net
konstruksi umum, yang disebutkan dengan gillnet ialah jaring yang berbentuk persegi
panjang yang mempunyai mata jaring yang sama ukurannya pada seluruh jaring, lebar jaring
lebih pendek jika dibandingkan dengan panjangnya, dengan kata lain, jumlah mezh depth lebih
sedikit jika dibandingkan dengan jumlah mezh size pada arah panjang jaring. Pada lembaran-
lembaran jaring, pada bagian atas dilekatkan pelampung (float) dan pada bagian bawah
diletakkan pemberat (sinker). Dengan menggunakan gaya yang berlawanan arah,
yaitu bouyancy dari float yang bergerak menuju ke atas dan sinking force dari sinker ditambah
dengan berat jaring di dalam air yang bergerak menuju ke bawah, maka jaring akan terlentang.
Detail konstruksi, kedua ujung jaring diikatkan pemberat. Posisi jaring dapat diperkirakan
pada float berbendera atau bertanda yang dilekatkan pada kedua belah pihak ujung jaring.
Karakteristik, gillnet berbentuk empat persegi panjang yang dilengkapi dengan pelampung yang
terbuat dari plastik, pemberat pemberat yang terbuat dari timah, tali ris atas dan tali ris bawah
yang bahannya terbuat dari plastik. Besarnya mata jaring bervariasi tergantung sasaran yang
akan ditangkap baik udang maupun ikan.
Warna jaring pada gillnet harus disesuaikan dengan warna perairan
tempat gillnet dioperasikan, kadang dipergunakan bahan yang transparan
seperti monofilament agar jaring tersebut tidak dapat dilihat oleh ikan bila dipasang diperairan
(Sadhori, 1985).
c. Metode pengoperasian Gill net
Secara umum pengoperasian gillnet dilakukan secara pasif, tetapi ada juga yang dilakukan
secara semi aktif pada siang hari. Pengoperasian gillnet secara pasif umumnya dilakukan pada
malam hari, dengan atau tanpa alat bantu cahaya. Kemudian gillnet dipasang di perairan yang
diperkirakan akan dilewati ikan atau hewan lainnya dan dibiarkan beberapa lama sampai ikan
menabrak dan terjerat memasuki mata jaring. Lama waktu pemasangan gillnet disesuaikan
dengan target tangkapan atau menurut kebiasaan nelayan yang mengoperasikan.
Penangkapan ikan denan menggunakan alat tangkap gill net umumnya dilakukan pada
waktu malam hari terutama pada saat gelap bulan. Dalam satu malam bila bulan elap penuh
operasi penangkapan aatau penurunan alat dapat dilakukan sampai dua kali karena dalam sekali
penurunan alat, gill net didiamkan terpasang dalam perairan sampai kira-kira selam 3-5 jam.
d. Daerah penangkapan Gill net
Setelah semua peralatan tersusun rapi maka kapal dapat dilayarkan menuju ke daerah
penangkapan (fishing ground). Syarat-syarat daerah penangkapan yang baik untuk penangkapan
ikan dengan menggunakan gill net adalah :
1. bukan daerah alur pelayaran umum dan
2. arus arahnya beraturan dan paling kuat sekitar 4 knots
3. dasar perairan tidak berkarang.
e. Hasil tangkapan Gill net
Pada umumnya yang menjadi fishing ground adalah daerah pantai, teluk, muara yang
mengakibatkan pula jenis ikan yang tertangkap dapat berbagai jenis, misalnya hering, cod, flat
fish, halbut, mackerel, yellow tail, sea bream, udang, lobster dan sebagainya.

2.3 Perbedaan dari Kelompok jaring insang dan kelompok pukat cincin
1. Kelompok jaring insang meliputi :
Gill net, Tangle net, Tramel net dan lain-lainnya. Kelompok ini mempunyai bentuk segi
empat panjang, pada bagian atas dilengkapi dengan tali ris atas dan pelampung, pada bagian
bawah dilengkapai dengan tali ris bawah dan pemberat. Kadang-kadang gill net ada juga yang
tidak menggunakan tali ris bawah. Pada sisi samping / sisi tegak kadang-kadang menggunakan
tali tegak.
Kelompok ini panjang alat ditentukan oleh panjang tali ris atas / tali pelampung diukur
mulai ujung jarring yang diikatkan pada tali ris sampai ujung jaring lainnya, sedangkan lebar /
dalamnya gill net ditentukan oleh panjang tali tegak atau tali samping, jika tidak mempunyai tali
samping, maka kedalamannya ditentukan sesuai dengan kedalaman jarring bila dibentangkan
(tegang) secara keseluruhan.
2. Kelompok Pukat Cincin meliputi :
Purse seine, pukat cincin, pukat langgar dan lain-lain.
Kelompok alat ini umumnya mempunyai bentuk segi empat dan pada bagian tengah lebih dalam
dari kedua ujungnya (sayap). Pinggir atas menggunakan tali ris atas yang dilengkapi dengan
pelampung. Pinggir bawah menggunakan tali ris bawah yang dilengkapi dengan pemberat.
Bagian tali ris bawah ini dipasang ring (cincin) dan pada ring ini dipasang tali kolor/tali kerut
(purse line) dengan melewati lubang-lubang ring. Kelompok ini panjang alat ditentukan oleh
panjang tali ris atas / tali pelampung diukur mulai ujung jarring yang diikatkan pada tali ris
sampai keujung lainnya. Sedangkan lebar / dalamnya alat ditentukan oleh lebar alat yang paling
lebar dengan keadaan mata jarring teregang (ditarik tegang).

Anda mungkin juga menyukai