Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

DASAR-DASAR PERIKANAN TANGKAP

“ALAT TANGKAP GILL NET”

OLEH KELOMPOK 3:

Khansa Aprillia Zahra 2206056002


Rama Tiara Putra Arpani 2206056006
Ridho Firmanda 2206056020
Adzkia Annisa 2206056021
Salsabila Aulia Putri Hairunnisa 2206056035
Ryoko Aoky Al-Furqon 2206056046

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN

2023
I. PENDAHULUAN

1.1. Latarbelakang
Kegiatan penangkapan ikan merupakan aktivitas yang dilakukan untuk
mendapatkan sejumlah hasil tangkapan, yaitu berbagai jenis ikan untuk memenuhi
permintaan sebagai sumber makanan dengan menggunakan berbagai jenis alat
tangkap. Aktivitas perikanan dimulai dengan usaha melakukan penangkapan ikan
ataupun mengumpulkan biota akuatik (rumput laut, kerang-kerangan dan lain-
lain). Penangkapan ikan tentu saja didukung oleh teknologi penangkapan ikan
yang memadai dan berwawasan lingkungan. Hal ini bertujuan agar hasil
tangkapan yang diperoleh maksimal serta tidak menimbulkan kerusakan pada
habitat ikan sehingga sumberdaya ikan tetap lestari. Operasi penangkapan ikan
oleh setiap jenis alat tangkap memiliki perbedaan. Hal ini dikarenakan setiap jenis
alat tangkap memiliki kontruksi yang berbeda yang disesuaikan dengan target
tangkapan dan kondisi perairan pada daerah penangkapan ikan.
Alat menangkap ikan (fishing tackle) adalah peralatan yang digunakan
nelayan dan pemancing untuk mendapatkan ikan dan biota laut lainnya. Dalam
menangkap ikan menggunakan alat tangkap, untuk mempermudah manusia dalam
menangkap Sumber Daya Ikan (SDI). Ternyata Alat Tangkap Ikan (API) yang
digunakan dalam menangkap ikan ada beraneka macam. Adapun macammacam
alat tangkap ikan menurut Peraturan Menteri Kelautan Dan Perikanan Republik
Indonesia Nomor 71/PERMEN-KP/2016 BAB III Pasal 6 tentang Alat
Penangkapan Ikan yaitu: jaring lingkar (surrounding nets); pukat tarik (seine
nets); pukat hela (trawls); penggaruk (dredges); jaring angkat (lift nets); alat yang
dijatuhkan (falling gears); jaring insang (gillnets and entangling nets); perangkap
(traps); pancing (hooks and lines); dan alat penjepit dan melukai (grappling and
wounding).
Jaring insang adalah alat penangkapan ikan berbentuk lembaran jaring
empat persegi panjang, yang mempunyai ukuran mata jaring merata. Dinamakan
jaring insang karena berdasarkan cara tertangkapnya, ikan terjerat di bagian
insangnya pada mata jaring. Ukuran ikan yang tertangkap relatif seragam. Gill net
sering diterjemahkan dengan “jaring insang”, “jaring rahang”, dan lain
sebagainya. Istilah “gill net” didasarkan pada pemikiran bahwa ikan-ikan yang
tertangkap “gilled-terjerat” pada sekitar operculum nya pada mata jaring. Gill net
sering digunakan nelayan untuk menangkap ikan, biasanya gill net diperuntukkan
untuk menangkap ikan permukaan, ikan pertengahan, dan ikan dasar perairan.
Maka dari itu penting kiranya bagi mahasiswa perikanan untuk mempelajari alat
tangkap ini. Dengan mempelajari Gill net harapannya mahasiswa dapat
mengetahui cara kerja, komponen-komponen, maupun jenis-jenis dari Gill net.
1.2. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini, antara lain:
1. Dapat memahami jenis alat tangkap terkhususnya pada Jaring Insang atau
Gill Net
2. Mengetahui pengertian Gill Net
3. Mengetahui Dimensi uatam dari Gill Net
4. Memahami Metode pengoperasian penangkapan menggunakan Gill Net
5. Mengetahui daerah Penangkapan Gill Net
6. Mengetahui hasil dari penangkapan Gill Net
7. Mengetahui hasil tangkapan sampingan dari alat tangkap Gill Net
8. Mengetahui hasil tangkapan apa saja yang dibuang
9. Mengetahui Alat Bantu Penangkapan Ikan (ABPI) pada jenis alat tangkap
Gill Net

1.3. Manfaat
Agar mahasiswa lebih mememahami dan mengetahui tentang alat tangkap
perikanan terkhusunya pada alat tangkap jaring insang atau Gill Net.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Gill net sering diterjemahkan dengan “jaring insang” istilah gill net
didasarkan pada pemikiran bahwa ikan-ikan yang tertangkap “gill net” terjerat di
sekitar operculumnya pada mata jaring. Di Indonesia, penamaan gill net ini
beraneka ragam, ada yang menyebutnya berdasarkan jenis ikan yang tertangkap
(jaring koro, jaring udang, dan sebagainya), ada pula yang disertai dengan nama
tempat (jaring udang bayeman), dan sebagainya (Ayodhya, 1981 ). Gill net
disebut jaring insang karena yang menjadi sasaran penangkapan ikan adalah
insangnya. Sebab insang dapat terjerat (gilled) pada mata jaring ketika ikan
menerobos jaring supaya ikan mau menerobos jaring, jaring yang digunakan dari
nilon sehingga ikan tidak dapat melihatnya.

Jenis ikan yang tertangkap dengan gill net adalah ikan-ikan dasar dan ikan
demersal seperti layang cakalang, kembung, dan lain lain. Selain ikan dasar dan
ikan damersal, ikan sauri, tuna, salmon, makarel juga menjadi tujuan
penangkapan gill net, tidak hanya ikan itu saja udang, lobster, kepiting juga
terjerat oleh gill net. Pengoperasian jaring insang dilakukan dengan cara
menghadang arah renang gerombolan ikan pelagis atau demersal yang menjadi
sasaran tangkap sehingga terjerat pada jaring.

Menteri Pertanian No.607/KPB/UM/9/1976 butir 3, ukuran mata jaring


dibawah 25 mm dengan toleransi 5% dilarang untuk beroperasi) dan tidak
melakukan pencemaran lingkungan (Martasuganda 2002). Teknik pengoperasian
yang berbeda pada suatu alat tangkap dapat menghasilkan mutu hasil tangkapan
yang berbeda. Ilyas (1983) dalam Suryawan (2004), menyatakan bahwa cara
penangkapan akan mempengaruhi mutu ikan, sehingga perlu penyesuaian antara
metode dan jenis alat tangkap serta jenis ikan yang ditangkap.
III. PEMBAHASAN

3.1. Deskripsi dan Gill Net


Gillnet adalah jaring yang berbentuk empat persegi panjang, mempunyai
mata jaring yang sama ukurannya pada seluruh jaring, lebar lebih pendek jika
dibandingkan dengan panjangnya, dengan kata lain, jumlah mesh size pada arah
panjang jaring (Sudirman dan Mallawa 2004). Pada bagian atas lembaran jaring
dilekatkan pelampung (float) dan pada bagian bawah dilekatkan pemberat
(sinker). Dengan menggunakan dua gaya yang berlawanan arah, yaitu daya apung
dari pelampung yang bergerak keatas dan pemberat serta berat jaring yang
bergerak kebawah, maka jaring akan terentang.
Dalam bahasa Jepang gill net disebut dengan istilah “sasi ami”, yang
berdasarkan pemikiran bahwa tertangkapnya ikan-ikan pada gill net ialah dengan
proses bahwa ikan-ikan tersebut “menusukkan diri-sasu” pada “jaring-ami”. Di
Indonesia penamaan gill net ini beraneka ragam, ada yang menyebutkan nya
berdasarkan jenis ikan yang tertangkap (jaring kuro, jaring udang dsb nya), ada
pula yang disertai dengan nama tempat (jaring udang Bayeman), dan lain
sebagainya. Tertangkapnya ikan ikan-ikan dengan gill net ialah dengan cara
bahwa ikan-ikan tersebut terjerat (gilled) pada mata jaring atupun terbelit-belit
(entangled) pada tubuh jaring.

3.2. Dimensi Utama Gill Net

Gambar 1. Kontruksi Jaring Insang (sumber: researchgate.net)

Jaring insang atau Gill Net adalah alat tangkap yang memiliki konstruksi
berbentuk persegi panjang, Spesifikasi alat tangkap jaring insang terdiri dari tali
ris atas, tali ris bawah, badan jaring, pelampung, pemberat, pelampung tanda. Alat
tangkap jaring insang berbahan dasar Nylon/PE (Polyethelene), metode
pengoperasian jaring insang dilakukan dengan cara memotong arus ataupun
menghadang ruaya ikan.
3.3. Hasil Tangkapan pada Gill Net
Hasil tangkapan adalah jumlah dari spesies ikan maupun binatang air
lainnya yang tertangkap saat kegiatan operasi penangkapan. Hasil tangkapan ini
dapat dibedakan menjadi 2 yaitu, Hasil tangkap utama dan juga hasil tangkap
sampingan. Jenis ikan yang tertangkap dengan gill net adalah ikan-ikan dasar dan
ikan demersal seperti layang cakalang, kembung, dan lain lain. Selain ikan dasar
dan ikan damersal, ikan sauri, tuna, salmon, makarel juga menjadi tujuan
penangkapan gill net. Tidak hanya ikan itu saja udang, lobster, kepiting juga
terjerat oleh gill net.

3.4. Metode Operasi Penangkapan


Alat tangkap jaring insang dioperasikan secara manual tanpa alat bantu.
Dalam mengoperasikan alat tangkap tersebut, nelayan tidak perlu turun dari kapal
atau berenang diperairan. Pengoperasian pada jaring insang cukup sederhana yaitu
penurunan alat tangkap dalam kolam perairan, setelah itu menunggu ikan terjerat
kemudian jaring diangkat kembali ke atas kapal. Teknik pengoperasian dari alat
tangkap tersebut sederhana sehingga tidak membahayakan keselamatan nelayan.
Pengoperasian jaring insang dilakukan dengan cara menghadang arah
renang gerombolan ikan pelagis atau demersal yang menjadi sasaran tangkap
sehingga terjerat pada jaring. Pengoperasiannya dilakukan pada permukaan,
pertengahan maupun pada dasar perairan, umumnya untuk menangkap ikan
pelagis maupun ikan demersal tergantung jenis jaring insang. Jaring insang
dioperasikan secara menetap, dihanyutkan, melingkar maupun terpancang pada
permukaan, pertengahan maupun dasar perairan. Jaring insang ada yang satu lapis
maupun berlapis. Jaring insang berlapis umumnya dioperasikan pada dasar
perairan umumnya menangkap ikan demersal.
Pada saat melakukan setting, kapal diarahkan ke tengah kemudian
dilakukan pemasangan jaring bottom jaring ikan oleh Anak Buah Kapal (ABK).
Jaring bottom gill net dipasang tegak lurus terhadap arus sehingga nantinya akan
dapat menghadang gerombolan ikan yang sebelumnya telah dipasangi rumpon,
dan gerombolan ikan tertarik lalu mengumpul di sekitar rumpon maupun light
fishing dan akhirnya tertangkap karena terjerat pada bagian operculum (penutup
insang) atau dengan cara terpuntal. Setelah dilakukan setting dan ikan yang telah
terkumpul dirasa sudah cukup banyak, maka dilakukan holling dengan menarik
jaring bottom gill net dari dasar perairan ke permukaan (jaring ditarik keatas
kapal). Setelah semua hasil tangkap dan jaring ditarik ke atas kemudian baru
dilakukan kegiatan penyortiran.
3.5. Fishing Ground atau Daerah penangkapan Ikan

Pada umumnya yang menjadi fishing ground dari gill net dasar ini adalah pantai,
teluk, muara sungai. Daerah penangkapan yang baik untuk penangkapan ikan dengan
menggunakan gill net dasar adalah bukan daerah pelayaran umum dan dasar perairan
yang tidak berkarang. Jaring insang hanyut dapat dioperasikan pada fishing ground
dengan kondisi permukaan laut yang tenang, jumlah ikan yang berlimpah dan
bergerombol di permukaan atau dipertengahan perairan dan kondisi cuaca perairan
yang bagus.

3.6. Target utama dan Hasil tangkapan Sampingan Gill Net


Menurut penelitian dari (Rofiqo et al, 2019), target utama penangkapan
menggunakan Gill Net ini adalah Ikan Tongkol (Ethynnuss sp), dan untuk Hasil
tangkapan sampingan yaitu:
1. Manyung (Netuma thalassina)
2. Cucut (Carcharhinus dussumieri)
3. Tenggiri (Scromberomorus commersoni)
4. Sebelah (Psettodes erumei)
5. Kakap Merah (Lutjanus sanguineus)
6. Gerik (Pomadasys kaakan)
7. Petek (Leiognathus equulus)
8. Bloso (Glossogobiuscircumpectus)
9. Golok-golok (Chirocentrusdorab)
10. Pari (Himantura gerrardi)
11. Kawang (Scomberomorus lineolatus)
12. Gabus Laut (Rachycentron canadum)

3.7. Hasil Tangkapan yang dibuang


Hasil dari kegiatan penangkapan yang dibuang (Discard) menghasilkan
jenis spesies yang beragam. Keberagaman spesies menjadi perhatian karena
spesies yang ditangkap memiliki kategori (status). Hasil tangkapan dibuang
dikarenakan spesies memiliki status dilindungi, tidak memiliki nilai ekonomis,
tidak dapat dimanfaatkan dan ukuran yang kecil atau tidak memungkinkan untuk
ditangkap/dijual.
Identifikasi spesies menunjukkan bahwa hasil tangkapan yang dibuang
pada bottom Gill Net sebanyak 19 jenis yaitu kepiting ragi, kepiting genggong,
kepiting laba-laba, kepiting batu, kepiting topi, Bungkak Cr, Bungkak Tg, udang
petak, kelomang, kijing, pari, lidah, hiu macan, hiu tikus, gulamo, lose, waru,
julung julung dan manyung (Desi Arianti,2020, skripsi).
3.8. Alat Bantu Penangkapan Ikan (ABDI)
Alat bantu penangkapan merupakan faktor penting untuk mengumpulkan
ikan pada suatu tempat yang kemudian dilakukan operasi penangkapan. Alat
bantu yang digunakan dalam operasi penangkapan ikan dengan menggunakan
bottom gill net adalah:
1. Lampu atau Light Fishing
Kegunaan lampu untuk alat penangkapan adalah untuk mengumpulkan
kawanan ikan kemudian melakukan operasi penangkapan dengan
menggunakan gill net. Jenis-jenis lampu yang digunakan bermacam-
macam antara lain :
- Ancor atau Obor
- Lampu Petromak atau starmking
- Lampu Listrik (penggunaan masih terbatas)

2. PAYAOS atau rumpon laut dalam


Payaos merupakan rumpon laut dalam yang berperan dalam pengumpulan
ikan pada tempat tertentu dan dilakukan operasi penangkapan. Payaos
pelampungnya terdiri dari 60-100 batang bambu yang disusun dan diikat
menjadi satu sehingga membentuk rakit (raft), selain dari bambu
pelampung juga terbuat dari alumunium.
IV. Kesimpulan dan Rekomendasi

4.1. Kesimpulan

Dapat kita simpulkan bahwa Kegiatan penangkapan ikan merupakan


aktivitas yang dilakukan untuk mendapatkan sejumlah hasil tangkapan, yaitu
berbagai jenis ikan untuk memenuhi permintaan sebagai sumber makanan dengan
menggunakan berbagai jenis alat tangkap. Aktivitas perikanan dimulai dengan
usaha melakukan penangkapan ikan ataupun mengumpulkan biota akuatik
(rumput laut, kerang-kerangan dan lain-lain). Penangkapan ikan tentu saja
didukung oleh teknologi penangkapan ikan yang memadai dan berwawasan
lingkungan. Alat menangkap ikan (fishing tackle) adalah peralatan yang
digunakan nelayan dan pemancing untuk mendapatkan ikan dan biota laut
lainnya. Dalam menangkap ikan menggunakan alat tangkap, untuk mempermudah
manusia dalam menangkap Sumber Daya Ikan (SDI).

Gillnet adalah jaring yang berbentuk empat persegi panjang, mempunyai


mata jaring yang sama ukurannya pada seluruh jaring, lebar lebih pendek jika
dibandingkan dengan panjangnya, dengan kata lain, jumlah mesh size pada arah
panjang jaring (Sudirman dan Mallawa 2004).

Jenis ikan yang tertangkap dengan gill net adalah ikan-ikan dasar dan ikan
demersal seperti layang cakalang, kembung, dan lain lain. Selain ikan dasar dan
ikan damersal, ikan sauri, tuna, salmon, makarel juga menjadi tujuan
penangkapan gill net, tidak hanya ikan itu saja udang, lobster, kepiting juga
terjerat oleh gill net. Pengoperasian jaring insang dilakukan dengan cara
menghadang arah renang gerombolan ikan pelagis atau demersal yang menjadi
sasaran tangkap sehingga terjerat pada jaring.

4.2. Rekomendasi

Mahasiswa perikanan perlu mengetahui, mempelajari dan memahami jenis-jenis


alat tangkap yang ada di Indonesia dengan cara membaca dari literatur berupa
buku, jurnal dan lain-lain. Sehingga nanti harapannya bisa menjadi lulusan
mahasiswa perikanan yang berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA

Rizal, (2019). Makalah Tentang Jenis-jenis Alat Tangkap Ikan di Indonesia.


Tanjung Pinang : Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas
Maritim Raja Ali Haji

Hadian. (2005). Analisis Hasil Tangkapan Jaring Insang Hanyut Dengan Ukuran
Mata Jaring 2 inci di Teluk Jakarta (skripsi). Dapartemen Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan, FPIK IPB: Bogor

Martasuganda, S. (2005). Jaring Insang (Gillnet). Serial Teknologi Penangkapan


Ikan Berwawasan Lingkungan: Edisi Baru. Bogor: Jurusan Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut
Pertanian Bogor

Sudirman dan Mallawa, A. (2004). Teknik Penangkapan Ikan. PT. Rineka Cipta.
Jakarta
Ayodhyoa, AU. (1981). Metode Penangkapan Ikan. Yayasan Dewi Sri. Bogor.

Pramesthy, et al. (2020). Analisis Alat Tangkap Jaring Insang (Gill Net)
Berdasarkan Kode Etik Tatalaksana Perikanan Bertanggung Jawab di
Perairan Kota Dumai. Vol 1 (2) April 2020: 103-112

Harlyan, (2019). Alat Tangkap Jaring Insang atau Gill Net (Metode Penangkapan
Ikan MPI), Agrobisnis Perikanan, FPIK Universitas Brawijaya. Diakses
pada tanggal 20 Maret 2023 pukul 13.47
https://www.melekperikanan.com/2019/10/modul-metode-penangkapan-ikan-
dengan.html

Rotiqo et al, (2019). Tingkat Keramahan Lingkungan Alat Tangkap Jaring Insang
(Gill Net) Terhadap Hasil Tangkapan Ikan Tongkol di Perairan
Pekalongan. Vol. X No. 1/ 1 Juni 2019 (64-69)

Desi Ariayti, (2020). Status Kelangkaan Spesies, Komposisi dan Biodiversitas


Hasil Tangkap Bottom Gill Net yang dibuang di Perairan Pesisir
Banyuasin (Skripsi)

Anda mungkin juga menyukai