Anda di halaman 1dari 19

Penangkapan Ikan Tenggiri (Scomberomorus commersoni) Dengan Alat Tangkap

Gillnet Millenium Di Perairan Pati

Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Penangkapan Ikan

Disusun oleh :

Muhammad Syafrizal Ilham Parulian

NIM: (20170250008)

Falkutas Teknik Ilmu Kelautan

Jurusan : Perikanan

Universitas Hang Tuah

Surabaya

2018
DAFTAR ISI

Daftar isi..........................................................................................................................i

Daftar tabel......................................................................................................................ii

Daftar gambar .................................................................................................................iii

Daftar lampiran ...............................................................................................................iv

Bab I Pendahuluan ..........................................................................................................4

1.1 Latar Belakang ......................................................................................................4


1.2 Rumusan masalah .................................................................................................4
1.3 Maksud dan tujuan ................................................................................................4

Bab II Tinjauan Pustaka ..................................................................................................4

2.1 Alat tangkap ikan dan klasifikasi alat tangkap ikan..............................................4

2.2 Alat tangkap gillnet ...............................................................................................5

2.3 Kontruksi gillnet ...................................................................................................7

2.4 Cara Mendapatkan ikan tenggiri dengan menggunakan alat tangkap gillnet .......8

Bab III Hasil dan pembahasan ........................................................................................9

3.1 Unit penangkapan alat tangkap gillnet milenium ..................................................9

3.2 Komposisi hasil tangkapan gillnet milenium ........................................................9

3.3 Proporsi hasil tangkapan utama dan sampingan ...................................................10

3.4 Proporsi ikan yang dimanfaatkan..........................................................................10

Bab IV Kesimpulan dan saran ........................................................................................11

Daftar Pustaka .................................................................................................................12


DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Tangkapan Gillnet Millenium Selama Penelitian


DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Penyusunan Gill net di Atas Perahu

Gambar 2. Design Gill net


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Bagan pemanfaatan bobot ikan

Lampiran 2 Bagan pemanfaatan hasil tangkapan berdasarkan jumlah(ekor) Ikan


Bab I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Kabupaten Pati memiliki 7 Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) yaitu: Kedung Pancing,
Pecangaan, Margomulyo, Alasdowo, Sambiroto, Banyutowo dan Puncel. Dari ketujuh PPI
tersebut, PPI Banyutowo merupakan PPI ketiga terbesar di Kabupaten Pati.Letak dan luas
wilayah Desa Banyutowo berada di wilayah Kecamatan Dukuhseti Kabupaten Pati, Propinsi
Jawa Tengah. Aktivitas perikanan tangkap di PPI banyutowo didominasi oleh nelayan
tradisional yang menggunakan alat tangkap gill net dengan jumlah 150 unit. Alat tangkap gill
net dioperasiakan dengan motor tempel dengan lama pengoperasian 1 hari atau one day
fishing, dimana salah satu jenis gill net yang digunakan disini adalah gillnet millenium. Salah
satu alat tangkap yang melakukan pengembangan kontruksi adalah jaring millenium (gillnet
millenium). Jaring millenium ini merupakan jenis alat tangkap yang serupa dengan jaring
insang (gillnet), namun memiliki perbedaan dengan jaring insang (gillnet) pada umumnya.
Perbedaan tersebut yaitu terdapat pada bahan jaring yang memiliki serat pilinan
monofilament, jenis hasil tangkapannya serta proses pengoperasiannya pada perairan yang
dalam. Sumberdaya ikan termasuk salah satu sumberdaya yang dapat diperbaharui
(renewable resources) tapi terbatas dan bersifat milik umum (common property), sehingga
kalau ada seseorang dapat menangkap ikan di suatu tempat, maka cenderung mengundang
orang lain untuk ikut melakukan kegiatan penangkapan ikan di tempat tersebut. Apabila
kegiatan penangkapan ikan pada suatu tempat dibiarkan terus menerus, maka menimbulkan
permasalahan padat tangkap yang mengakibatkan gejala tangkap lebih (over fishing) dan
pada akhirnya akan mengancam kelestarian sumberdaya ikan. Penggunaan alat penangkap
ikan ramah lingkungan sangat berperan penting dalam melanjutkan kelestarian sumberdaya
ikan. Aktivitas penangkapan dengan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan dan adanya
penambahan alat tangkap, jika tidak dikelola dengan baik dalam jangka panjang akan
mendatangkan kerusakan sumberdaya hayati di kemudian hari. Keberhasilan penangkapan
dapat dilihat dari banyaknya komposisi hasil tangkapan pada alat tangkap Gillnet Millenium
di perairan Pati , serta ukuran ikan layak tangkap menjadi latar belakang penelitian ini.
Penelitian bertujuan untuk menganalisis proporsi hasil tangkapan (sasaran utama dan sasaran
sampingan) yang di peroleh pada alat tangkap gillnet millennium, menganalisis ukuran ikan
hasil tangkapan sasaran utama pada alat tangkap gillnet millennium, dan menganalisis tingkat
keramahan lingkungan alat tangkap gillnet millennium. Penelitian ini dilaksanakan di
Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Banyutowo, Kabupaten Pati pada bulan Mei - Juni 2017.
1.2. Rumusan Masalah
a) Bagaimana Cara Mendapatkan Ikan Tenggiri Dengan Menggunakan Alat Tangkap Gill
net?
1.3. Maksud dan Tujuan
a) Untuk Mengetahui Tentang Cara Mendapatkan Ikan Tenggiri Dengan Menggunakan
Alat Tangkap Gill net
Bab II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Alat Tangkap Ikan Dan Klasifikasi Alat Tangkap Ikan


Subani (1978) mendefinisikan alat penangkapan ikan adalah alat yang di gunakan
untuk melakukan penangkapan ikan dan udang. Alat penangkapan yag digunakan untuk
mengejar gerombolan ikan di perairan, baik di perairan laut maupun di perairan tawar. Alat
penangkapan ikan yang ramah lingkungan merupakan suatu alat penangkapan ikan yang
tidak memberikan dampak negatif terhadap lingkungan, yaitu sejauh mana alat tersebut tidak
merusak dasar perairan, kemungkinan hilangnya alat tangkap, serta kontribusinya terhadap
polusi. Faktor lain adalah dampak terhadap bio-diversity dan target resources yaitu komposisi
hasil tangkapan, adanya by catch serta tertangkapnya ikan-ikan muda (Arimoto, et al., 1999).
Alat penangkapan ikan adalah segala macam alat yang di pergunakan dalam proses
penangkapan ikan termasuk kapal, alat tangkap dan alat bantu penangkapan (Pranoto, 1997).

Berbagai ahli telah melakukan klasifikasi teknik penangkapan ikan. Terdapat


perbedaan pengklasifikasian dari masing-masing ahli karena perbedaan titik pandang, tujuan
dan kondisi perairan. Namun, prinsip dasar dari pengklasifikasian adalah bagaimana ikan itu
tertangkap. Nomura dan Yamazaki (1975) mengklasifikasikan alat penangkapan ikan menjadi
9 jenis, yang terdiri dari 7 alat tangkap dikategorikan menggunakan jaring, 1 alat tangkap
pancing, dan 1 alat tangkap lainnya sebagai berikut :

a) Alat tangkap yang memakai jaring (netting gear)


 Gil net yaitu semua jenis jaring (surface gill net, mid water gill net, bottom gill net,
dan sweeping gill net) kecuali jaring yang menangkap ikan secara terbelit.
 Entangle net yaitu jaring yang menangkap ikan secara terbelit misalnya tuna drift net
dan trammel net.
 Towing net, yaitu kelompok jaring yang dalam operasinya ditarik atau didorong dan
berkantong misalnya beach seine, cantrang, trawl.
 Lift net, yaitu semua jenis jaring angkat misalnya floating lift net, bottom lift net.
 Surronding net, yaitu menangkap ikan dengan melingkari gerombolan ikan dan ikan
masuk ke kantong atau kantong bentukan, misalnya purse seine.
 Covering net, yaitu menangkap ikan dengan menutup dari atas, umumnya
dioperasikan di perairan dangkal, misalnya jala lempar, lantern net (net berbingkai).
 Trap net, yaitu menangkap ikan dengan perangkap. Berdasarkan ukurannya ada yang
kecil, sedang, dan besar, dan berdasarkan posisinya ada yang portable trap net dan guilding
barrier, misalnya jenis-jenis bubu dan sero.
b) Alat tangkap pancing, yaitu semua jenis alat tangkap pancing, misalnya pole and line,
trolling line, drift line, bottom long line.
c) Alat penangkapan lainnya, yaitu alat tangkap yang tidak termasuk dalam kelompok
alat tangkap di atas. Alat tangkap tersebut antara lain harpoons dan spears (menangkap ikan
dengan menggunakan panah dan tombak), menggunakan scoop net, electrical fishing, dan
lain-lain.

2.2 Alat Tangkap Gill net


Gill net merupakan jaring insang yang menggunakan bahan jaring PA monofilament
dengan serat pilinan 8 – 12 ply. Panjang alat ini mencapai ukuran 5,7 mil dengan lebar sekitar
24 meter. Alat tangkap ini dioperasikan di permukaan perairan.

Pada umumnya yang disebutkan dengan gill net dasar ialah jaring dengan bentuk
empat persegi panjang, mempunyai mata jaring yang sama ukurannya pada seluruh jaring,
lebar jaring lebih pendek jika dibandingkan dengan panjangnya. Pada lembaranlembaran
jaring, pada bagian atas dilekatkan pelampung (float) dan pada bagian bawah dilekatkan
peemberat (sinker). Dengan menggunakan dua gaya yang berlawanan arah, yaitu bouyancy
dari float yang bergerak menuju keatas dan sinking force dari sinker ditambah dengan berat
jaring didalam air yang bergerak menuju kebawah, maka jaring akan terentang
(Lusitameilana, 2011).

Jaring insang pada umumnya berbentuk empat persegi panjang. Ukuran mata jaring
(mesh size) seluruh bagian jaring adalah sama. Ukuran mata jaring yang digunakan
disesuaikan dengan jenis dan ukuran ikan yang menjadi target tangkapan. Konstruksi jaring
insang terdiri dari Badan jaring (webbing), Tali ris atas, Tali ris bawah, Pelampung,
Pemberat. Jaring insang termasuk kelompok alat penangkap yang selektif, ukuran minimum
ikan yang menjadi target tangkapan dapat diatur dengan cara mengatur ukuran mata jaring
yang digunakan. Ikan-ikan yang menabrak jaring. Ukurannya mata jaring dan bukaannya
sangat ditentukan oleh ikan yang menjadi tujuan penanangkapan (Zaelani, 2013).

Menurut Kamal (2007), menyatakan bahwa gill net merupakan alat tangkap dimana
ikan terjerat atau terpuntal pada jaring berlapis satu, dua atau tiga. Penggunaan jaring dapat
satu persatu atau dengan merangkaikan jaring yang sama atau bermacammacam. Bentuk yang
penting adalah jaring tetap (di dasar), jaring hanyut (di bawah permukaan) dan jaring insang
lingkar.

Metode penangkapan pada alat tangkap Gill net adalah secara pasif dikakukan pada
siang dan malam hari tanpa bantuan cahaya, yang menjadi tujuan penangkapan adalah ikan
yang menghampiri dan terbelit pada jaring. Pengoperasian alat tangkap Gill net juga
dilakukan dengan cara melingkari tempat dimana ada gerombolan ikan yang menjadi tujuan
utama penangkapan pada saat pasang sedang dalam pada saat itulah alat tangkap Gill net
diturunkan. Setalah itu, jika pasang telah surut ikan secara otomatis pasti akan terjerat dan
terbelit pada alat tangkap Gill net tersebut, dan tempat ikan sedang menyambar-nyambar
ditandai dengan adanya burung yang beterbangan. Dalam pengoperasian alat tangkap Gill net
ada dua tahap yaitu penurunan alat tangkap (setting) dan penarikan alat tangkap (hauling).

a) Setting, Setelah menentukan daerah fishing ground, sebelum menurunkan alat tangkap
posisi perahu ditempatkan sedemikian rupa. Waktu setting dilakukan pada saat setelah
melihat sasaran ikan yang akan di tangkap yakni waktu penangkapan tergantung pada situasi
dan kondisi setelah sampai pada daerah fishing ground ini jika pengoperasian pada siang hari,
sedangkan pada saat hauling di pagi hari setting dilakukan pada pukul 17.00 WIB sampai
pukul 18.00 WIB. Bagian alat tangkap yang pertama diturunkan adalah pelampung tanda,
kemudian jaring yang adanya pemberat tambahan batu pertama, sampai jaring yang terakhir
dengan adanya pemberat tambahan batu terakhir dilepas ke laut, penurunan jaring dengan
kecepatan 1-3 knot. Setelah semua jaring diturunkan dan telah terentang dengan sempurna,
lalu dibiarakan dalam air alat tangkap gill net tersebut dalam jangka waktu tertentu dan
biasanya 2-5 jam. Nelayan pada saat habis setting biasanya pergi berlindung/ mendarat di
pantai terdekat ataupun melakukan kegiatan lain yaitu memancing dan menyelam.

b) Hauling, Setelah dibiarkan selam 1-5 jam, maka nelayan melakukan penarikan alat
tangkap (hauling). Bagian alat tangkap yang pertama diangkat adalah pelampumg tanda,
disusul dengan tali slambar kemudian jaring sampai jaring yang terakhir ditandai dengan
pemberat tanbahan yang terakhir sambil alat tangkap tersebut disusun dengan rapi pada posisi
semula untuk memudahkan pengoperasia kembali alat tangkap tersebut. Pada saat hauling,
ikan yang terbelit pada alat tangkap akan diambil dan diberikan ditempat yang sudah
disediakan sebelumnya, dan dalam penarikan jaring harus dilakukan dengan cara hati-hati
karena yang tersangkut atau terbelit pada jaring tidak saja ikan namun ada juga batu karang
yang bisa merobekkan badan jaring itu sendiri. Sebelum pengoperasian alat tangkap gill net
dimulai, semua peralatan harus dipersiapkan dengan teliti. Jaring harus disusun di atas perahu
dengan rapi dan baik, sehingga mempermudah menurunkan (setting) jaring. Sehingga dengan
demikian alat tangkap Gill net dapat disusun di atas perahu

Gambar 1. Penyusunan Gill net di Atas Perahu

2.3 Konstruksi Gill net

Konstruksi pada gill net terdiri atas badan jaring, pelampung, dan pemberat, tali ris
atas, tali pelampung, tali pemberat. Badan jaring merupakan bagian yang berfungsi untuk
menghadang ikan secara vertikal. Bahan yang digunakan adalah Polyamide monofilament
pintal 10 ply berwarna putih transparan dengan ukuran jaring satu piece yaitu 120 x 13,5
meter. Dengan jumlah mata jaring horizontal 2400 mata dan mata jaring vertikal 140 mata.
Jarak antar pelampung 60 cm dan jumlah pelampung 200 buah dalam satu piece. Untuk
pelampung umbul yang digunakan terbuat dari bahan plastik atau styrofoam. Jarak antar
pelampung umbul 60 m dengan jumlah dalam satu piece 2 buah. Untuk pelampung tanda
digunakan bahan Polyurethane yang diikatkan pada sebuah bambu dengan panjang 4 meter
yang telah diberi tanda berupa bendera dan lampu yang suar. Pemberat yang digunakan
terbuat dari semen cor berbentuk lingkaran pipih dengan diameter 11 cm tebal 2 cm dan berat
400 gram. Pemberat dipasang dengan jarak 12 meter setiap satu piece. Tali ris atas dan tali
pelampung yang digunakan terbuat dari bahan Polyethylene (PE) miliki arah pilinan Z
dengan panjang 200 meter dalam satu piece. Tali pemberat yang digunakan teruat dari tali
rafia (plastik) dengan panjang vertikal 14 cm. Tidak semua nelayan membawa alat tangkap
dengan ukuran yang sama.

Gambar 2. Design Gill net

2.4 Cara Mendapatkan Ikan Tenggiri Dengan Menggunakan Alat Tangkap Gill net

Menurut Martasuganda (2002) cara tertangkapnya ikan pada alat tangkap jaring
insang, paling tidak ada 4 (empat) gambaran yang menarik, agar lebih rumit bila beberapa
cara ikan tertangkap dalam suatu jaring insang juga perlu dipertimbangkan. 4 cara ikan
tertangkap seperti yang diilustrasikan dalam gambar berikut :

a) Snagged

Dimana mata jaring mengelilingi ikan tepat di belakang mata ikan

b) Gilled

Dimana mata jaring mengelilingi ikan tepat di belakang tutup insang

c) Wedged

Dimana mata jaring mengelilingi badan sejauh sirip punggung

d) Entangled

Bila ikan terjerat jaring melalui gigi, tulang rahang, sirip atau bagian tubuh yang menonjol
lainnya, tanpa masuk ke dalam mata jaring
Tali ris atas dari polyethylene, diameter 10 mm, panjang 75 m - Tali ris bawah dari
polyethylene, diameter 8 mm, panjang 75 m - Panjang jaring 75 m, jumlah mata jaring
horizontal 1312 buah, jumlah mata jaring vertikal 200 buah - Webbing dari PA monofilament
210 / d 6, mesh size 101,6 mm. - Jarak antar pelampung 1 m, jarak antar pemberat timbal
(Pb) 30 cm, jarak antar pemberat batu 4 m. - Pelampung dari PVC (Polyvinyl Chlorid),
jumlah 40 buah, panjang 5,5 cm, diameter 3,6 cm. - Pemberat dari timbal (Pb), jumlah 133
buah, panjang 1,8 cm, diameter 1 cm. - Pemberat dari batu, jumlah 10 buah, berat 800 gr.
Bab III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Unit penangkapan alat tangkap Gillnet Millenium

Konstruksi pada gillnet millenium terdiri atas badan jaring, pelampung, dan pemberat,
tali ris atas, tali pelampung, tali pemberat. Badan jaring merupakan bagian yang berfungsi
untuk menghadang ikan secara vertikal. Bahan yang digunakan adalah Polyamide
monofilament pintal 10 ply berwarna putih transparan dengan ukuran jaring satu piece yaitu
120 x 13,5 meter. Dengan jumlah mata jaring horizontal 2400 mata dan mata jaring vertikal
140 mata. Nelayan Banyutowo dalam satu kali operasi membawa 13 piece jaring. Nelayan
menggunakan bahan Polyamide monofilament dengan merk jaring “momoi” karena bahan ini
memiliki beberapa kelebihan diantaranya memiliki kualitas yang lebih bagus, warna tidak
cepat berubah, dan daya tahan lebih kuat.Pelampung jaring yang digunakan terbuat dari
bahan Polyvinyl chloride (PVC). Jarak antar pelampung 60 cm dan jumlah pelampung 200
buah dalam satu piece. Untuk pelampung umbul yang digunakan terbuat dari bahan plastik
atau styrofoam. Jarak antar pelampung umbul 60 m dengan jumlah dalam satu piece 2 buah.
Untuk pelampung tanda digunakan bahan Polyurethane yang diikatkan pada sebuah bambu
dengan panjang 4 meter yang telah diberi tanda berupa bendera dan lampu yang suar.
Pemberat yang digunakan terbuat dari semen cor berbentuk lingkaran pipih dengan diameter
11 cm tebal 2 cm dan berat 400 gram. Pemberat dipasang dengan jarak 12 meter setiap satu
piece. Tali ris atas dan tali pelampung yang digunakan terbuat dari bahan Polyethylene (PE)
miliki arah pilinan Z dengan panjang 200 meter dalam satu piece. Tali pemberat yang
digunakan teruat dari tali rafia (plastik) dengan panjang vertikal 14 cm. Tidak semua nelayan
membawa alat tangkap dengan ukuran yang sama. Beberapa nelayan dalam satu kali trip ada
yang membawa 12 piece ada yang membawa 15 piece tegantung pada besar kecilnya kapal.
Selain itu nelayan ada yang mendapat bantuan alat tangkap jaring millenium dari pemerintah.
Dari pemerintah hanya mendapatkan 1 piece dengan merk jaring “arida”.

3.2 Komposisi hasil tangkapan gillnet millenium


Berdasarkan Penelitian yang telah dilakukan hasil tangkapan yang diperoleh gillnet
millenium dalam 6 kali trip, mendapatkan delapan jenis ikan yang berbeda. Ikan yang
menjadi target utama dari gillnet millenium adalah ikan Tenggiri (Scomberomorus
commersonii) sedangkan ikan hasil tangkapan sampingan antara lain: ikan Kuro
(Polydactylus octonemus), ikan Golok-golok (Chirocentrus dorab), ikan Kembung
(Rastrellinger sp), ikan Bawal putih (Pampus argenteus), Selar (Selaroides leptolepis), ikan
Tembang (Sardinella gibbosa) dan ikan Barakuda (Sphyraena barracuda). Komposisi hasil
tangkapan gillnet millenium terbanyak adalah Ikan Tenggiri (Scomberomorus commersoni)
sebagai hasil tangkapan utama yaitu sebesar 66 ekor atau 33% dari jumlah total ikan yang
didapat. Ikan terbanyak kedua adalah Ikan Kembung (Rastrelliger sp) sebanyak 59 ekor atau
29% dari jumlah total ikan yang didapat. Diikuti dengan Ikan Kuro (Polydactylus octonemus)
sebanyak 36 ekor atau 18% dari jumalah ikan yang didapat. Golok-golok (Chirocentrus
dorab) didapat sebanyak 20 ekor atau 10% dari total hasil tangkapan yang didapat.
Sedangkan Ikan Bawal Putih (Pampus argenteus) sebanyak 5 ekor atau 2% dari total jumlah
ikan yang didapat dan ikan Selar (Selaroides leptolepis) sebanyak 9 ekor atau 5% Terakhir
adalah Tembang (Sardinella gibbosa) sebanyak 4 ekor atau 2% dan Barakuda (Sphyraena
barracuda) dengan jumlah 2 ekor atau 1% dari total hasil tangkapan yang didapat. Jika
dilihat dari bobot ikan, Ikan Tenggiri (Scomberomorus commersoni) memiliki bobot total
127,634 kg (68%) Ikan Kembung (Rastrelliger sp) memiliki bobot total 5,628 kg (3%). Kuro
(Polydactylus octonemus) 36,351 kg (19%). Golok-golok (Chirocentrus dorab) dengan bobot
total 12,531 kg (7%), Barakuda (Sphyraena barracuda) dengan bobot 4,836 kg (3%),
sedangkan Ikan Bawal Putih (Pampus argenteus) dengan bobot total 0,819 kg dan bobot
Selar (Selaroides leptolepis) dengan bobot total 0,765 kg serta Tembang (Sardinella gibbosa)
dengan bobot total 0,118 kg atau masing-masing kurang dari 1% dari berat total.

3.3 Proporsi hasil tangkapan utama dan sampingan


Total hasil tangkapan alat tangkap gillnet millenium selama penelitian didominasi
oleh hasil tangkapan sampingan berdasarkan hasil tangkapan (ekor). Hasil tangkapan utama
yaitu ikan Tenggiri (Scomberomorus commersoni) sebesar 33%, dan proporsi hasil tangkapan
sampingan yaitu 67%, hal ini berbanding terbalik dengan proporsi total berdasarkan bobot
(kg) ikan hasil tangkapan sampingan sebesar 32% dan proporsi ikan hasil tangkapan sasaran
utama sebesar 68%. Hal ini dikarenakan ikan hasil tangkapan utama yaitu ikan Tenggiri
(Scomberomorus commersoni) dari segi ukuran dan bobot lebih besar daripada ikan hasil
tangkapan sampingan. Komposisi hasil tangkapan sasaran utama menunjukkan selektivitas
dari alat tangkap gillnet tersebut. Dimana bila proporsi hasil tangkapan sasaran utama yang
dihasilkan semakin besar, maka alat tersebut dapat dikatakan selektif dari segi jenis. Menurut
Marliana (2015), bahwa alat tangkap disebut ramah lingkungan bila memenuhi kriteria yang
ditentukan dengan total skor lebih dari 60%. Berdasarkan kriteria tersebut, maka dapat
dikatakan bahwa alat tangkap gillnet millenium tidak ramah lingkungan jika ditinjau dari segi
jumlah tangkapan dengan proporsi 33%, tetapi apabila ditinjau dari segi bobot tangkapan
gillnet millenium ini dapat dikatakan ramah lingkungan dengan proporsi 68%.

3.4 Proporsi Ikan yang Dimanfaatkan

Proporsi ikan hasil tangkapan yang dimanfaatkan terdapat pada bagan pemanfaatan
ikan yang menyajikan pembagian antara hasil tangkapan sasaran utama dan sampingan.
Tingkat pemanfaatan hasil tangkapan sampingan alat tangkap gillnet millennium yang
dimanfaatkan oleh nelayan yaitu sebesar sebesar 60,93 kg (99,81%) dari segi bobot (kg) dan
131 ekor (97,04%) dari segi jumlah (ekor). Sebagian kecil lainnya 0,119 kg (0,19%) atau 4
ekor (2,496%) dibuang kembali ke laut dalam keadaan mati yaitu empat ekor ikan Tembang
(Sardinella gibbosa) karena ukurannya masih kecil. Menurut Hall dalam Ramdhan (2008),
dimana ikan-ikan hasil tangkapan yang tidak dimanfaatkan akan dibuang kembali ke laut
umumnya dalam keadaan telah mati dan akan menjadi sampah organik yang mempengaruhi
kualitas air. Akan tetapi dengan adanya pembuangan hasil tangkapan tersebut maka akan
meningkatkan pertumbuhan organisme pemakan bangkai.
Bab IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang berjudul “Analisis Keramahan Alat
Tangkap Jaring Tenggiri (Gillnet Millenium) di Perairan Pati Terhadap Hasil Tangkapan” ini
adalah sebagai berikut:

a. Total hasil tangkapan yang diperoleh selama penelitian 6 trip terdiri dari 8 spesies
ikan yaitu ikan Tenggiri (Scomberomorus commersonii) sebagai tangkapan utama, sedangkan
tangkapan sampingannya adalah ikan Kuro (Polydactylus octonemus), ikan Golok-golok
(Chirocentrus dorab), ikan Kembung (Rastrellinger sp), ikan Bawal putih (Pampus
argenteus), ikan Selar (Selaroides leptolepis), ikan Tembang (Sardinella gibbosa) dan ikan
Barakuda (Sphyraena barracuda). Proporsi hasil tangkapan sasaran utama sebanyak 66 ekor
(32,84%) atau 127,634 kg (67,65%) dan proporsi hasil tangkapan sampingan sebanyak 135
ekor (67,16%) atau 61,048 kg (32,35%)

b. Ikan Tenggiri (Scomberomorus commersoni) yang tertangkap sebanyak 66 ekor


dengan panjang cagak berkisar 42 – 101 cm. Ukuran ikan Tenggiri (Scomberomorus
commersoni) yang telah matang gonad (length at first maturity) di perairan Pati yaitu 70,9 cm
dan jumlah yang telah matang gonad 34 ekor atau proporsi yang layak tangkap adalah 51%.

c. Proporsi hasil tangkapan sasaran utama, maka dapat dikatakan bahwa unit
penangkapan pada alat tangkap gillnet millennium dapat dikatakan ramah lingkungan apabila
dilihat dari segi bobot, tetapi apabila ditinjau dari segi jumlah tangkapan (ekor) dapat
dikatakan alat tersebut tidak ramah lingkungan.

Saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Penelitian ini dilaksanakan pada waktu penangkapan musim sedang, oleh karena itu
perlu adanya penelitian lanjutan mengenai keramahan alat tangkap gillnet millennium
terhadap hasil tangkapan di musim puncak dan paceklik.

b. Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai keramahan alat tangkap gillnet millennium
terhadap hasil tangkapan dengan target tangkapan spesies ikan yang berbeda dan memiliki
nilai ekonomis yang lebih tinggi sehingga nelayan memiliki alternatif tangkapan ikan lainnya.

c. Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai keramahan alat tangkap gillnet millennium
terhadap hasil tangkapan sebagai masukan kepada pemerintah untuk menjadi acuan membuat
peraturan alat tangkap ramah lingkungan.
Daftar Pustaka

https://ejournal2.undip.ac.id/index.php/juperta/article/view/1872, diakses pada tanggal 5


September 2018 pukul 12.35 wib

http://media.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110097005_4_8495.pdf, diakses pada


tanggal 5 September 2018, pukul 21.35 wib.

https://media.neliti.com/media/publications/13183-ID-alat-penangkapan-ikan-yang-ramah-
lingkungan-berbasis-code-of-conduct-for-respons.pdf, diakses pada tanggal 6 September
2018 pukul 09.12 wib

https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/55139/5/BAB%20II%20Tinjauan%20
Pustaka.pdf, diakses pada tanggal 6 September 2018 pukul 09.45 wib

http://www.ejurnal.bunghatta.ac.id/index.php?journal=FPIK&page=article&op=viewFile&pa
th[]=5411&path[]=4596, diakses pada tanggal 6 September 2018 pukul 10.12 wib

https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jfrumt/article/view/3856/3759, diakses pada tanggal


17 September 2018 pukul 11.58 wib
Daftar Lampiran

Lampiran 1 Bagan pemanfaatan bobot ikan

Lampiran 2 Bagan pemanfaatan hasil tangkapan berdasarkan jumlah(ekor) Ikan

Anda mungkin juga menyukai