Makalah
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Penangkapan Ikan
Disusun oleh :
NIM: (20170250008)
Jurusan : Perikanan
Surabaya
2018
DAFTAR ISI
Daftar isi..........................................................................................................................i
Daftar tabel......................................................................................................................ii
2.4 Cara Mendapatkan ikan tenggiri dengan menggunakan alat tangkap gillnet .......8
Pada umumnya yang disebutkan dengan gill net dasar ialah jaring dengan bentuk
empat persegi panjang, mempunyai mata jaring yang sama ukurannya pada seluruh jaring,
lebar jaring lebih pendek jika dibandingkan dengan panjangnya. Pada lembaranlembaran
jaring, pada bagian atas dilekatkan pelampung (float) dan pada bagian bawah dilekatkan
peemberat (sinker). Dengan menggunakan dua gaya yang berlawanan arah, yaitu bouyancy
dari float yang bergerak menuju keatas dan sinking force dari sinker ditambah dengan berat
jaring didalam air yang bergerak menuju kebawah, maka jaring akan terentang
(Lusitameilana, 2011).
Jaring insang pada umumnya berbentuk empat persegi panjang. Ukuran mata jaring
(mesh size) seluruh bagian jaring adalah sama. Ukuran mata jaring yang digunakan
disesuaikan dengan jenis dan ukuran ikan yang menjadi target tangkapan. Konstruksi jaring
insang terdiri dari Badan jaring (webbing), Tali ris atas, Tali ris bawah, Pelampung,
Pemberat. Jaring insang termasuk kelompok alat penangkap yang selektif, ukuran minimum
ikan yang menjadi target tangkapan dapat diatur dengan cara mengatur ukuran mata jaring
yang digunakan. Ikan-ikan yang menabrak jaring. Ukurannya mata jaring dan bukaannya
sangat ditentukan oleh ikan yang menjadi tujuan penanangkapan (Zaelani, 2013).
Menurut Kamal (2007), menyatakan bahwa gill net merupakan alat tangkap dimana
ikan terjerat atau terpuntal pada jaring berlapis satu, dua atau tiga. Penggunaan jaring dapat
satu persatu atau dengan merangkaikan jaring yang sama atau bermacammacam. Bentuk yang
penting adalah jaring tetap (di dasar), jaring hanyut (di bawah permukaan) dan jaring insang
lingkar.
Metode penangkapan pada alat tangkap Gill net adalah secara pasif dikakukan pada
siang dan malam hari tanpa bantuan cahaya, yang menjadi tujuan penangkapan adalah ikan
yang menghampiri dan terbelit pada jaring. Pengoperasian alat tangkap Gill net juga
dilakukan dengan cara melingkari tempat dimana ada gerombolan ikan yang menjadi tujuan
utama penangkapan pada saat pasang sedang dalam pada saat itulah alat tangkap Gill net
diturunkan. Setalah itu, jika pasang telah surut ikan secara otomatis pasti akan terjerat dan
terbelit pada alat tangkap Gill net tersebut, dan tempat ikan sedang menyambar-nyambar
ditandai dengan adanya burung yang beterbangan. Dalam pengoperasian alat tangkap Gill net
ada dua tahap yaitu penurunan alat tangkap (setting) dan penarikan alat tangkap (hauling).
a) Setting, Setelah menentukan daerah fishing ground, sebelum menurunkan alat tangkap
posisi perahu ditempatkan sedemikian rupa. Waktu setting dilakukan pada saat setelah
melihat sasaran ikan yang akan di tangkap yakni waktu penangkapan tergantung pada situasi
dan kondisi setelah sampai pada daerah fishing ground ini jika pengoperasian pada siang hari,
sedangkan pada saat hauling di pagi hari setting dilakukan pada pukul 17.00 WIB sampai
pukul 18.00 WIB. Bagian alat tangkap yang pertama diturunkan adalah pelampung tanda,
kemudian jaring yang adanya pemberat tambahan batu pertama, sampai jaring yang terakhir
dengan adanya pemberat tambahan batu terakhir dilepas ke laut, penurunan jaring dengan
kecepatan 1-3 knot. Setelah semua jaring diturunkan dan telah terentang dengan sempurna,
lalu dibiarakan dalam air alat tangkap gill net tersebut dalam jangka waktu tertentu dan
biasanya 2-5 jam. Nelayan pada saat habis setting biasanya pergi berlindung/ mendarat di
pantai terdekat ataupun melakukan kegiatan lain yaitu memancing dan menyelam.
b) Hauling, Setelah dibiarkan selam 1-5 jam, maka nelayan melakukan penarikan alat
tangkap (hauling). Bagian alat tangkap yang pertama diangkat adalah pelampumg tanda,
disusul dengan tali slambar kemudian jaring sampai jaring yang terakhir ditandai dengan
pemberat tanbahan yang terakhir sambil alat tangkap tersebut disusun dengan rapi pada posisi
semula untuk memudahkan pengoperasia kembali alat tangkap tersebut. Pada saat hauling,
ikan yang terbelit pada alat tangkap akan diambil dan diberikan ditempat yang sudah
disediakan sebelumnya, dan dalam penarikan jaring harus dilakukan dengan cara hati-hati
karena yang tersangkut atau terbelit pada jaring tidak saja ikan namun ada juga batu karang
yang bisa merobekkan badan jaring itu sendiri. Sebelum pengoperasian alat tangkap gill net
dimulai, semua peralatan harus dipersiapkan dengan teliti. Jaring harus disusun di atas perahu
dengan rapi dan baik, sehingga mempermudah menurunkan (setting) jaring. Sehingga dengan
demikian alat tangkap Gill net dapat disusun di atas perahu
Konstruksi pada gill net terdiri atas badan jaring, pelampung, dan pemberat, tali ris
atas, tali pelampung, tali pemberat. Badan jaring merupakan bagian yang berfungsi untuk
menghadang ikan secara vertikal. Bahan yang digunakan adalah Polyamide monofilament
pintal 10 ply berwarna putih transparan dengan ukuran jaring satu piece yaitu 120 x 13,5
meter. Dengan jumlah mata jaring horizontal 2400 mata dan mata jaring vertikal 140 mata.
Jarak antar pelampung 60 cm dan jumlah pelampung 200 buah dalam satu piece. Untuk
pelampung umbul yang digunakan terbuat dari bahan plastik atau styrofoam. Jarak antar
pelampung umbul 60 m dengan jumlah dalam satu piece 2 buah. Untuk pelampung tanda
digunakan bahan Polyurethane yang diikatkan pada sebuah bambu dengan panjang 4 meter
yang telah diberi tanda berupa bendera dan lampu yang suar. Pemberat yang digunakan
terbuat dari semen cor berbentuk lingkaran pipih dengan diameter 11 cm tebal 2 cm dan berat
400 gram. Pemberat dipasang dengan jarak 12 meter setiap satu piece. Tali ris atas dan tali
pelampung yang digunakan terbuat dari bahan Polyethylene (PE) miliki arah pilinan Z
dengan panjang 200 meter dalam satu piece. Tali pemberat yang digunakan teruat dari tali
rafia (plastik) dengan panjang vertikal 14 cm. Tidak semua nelayan membawa alat tangkap
dengan ukuran yang sama.
2.4 Cara Mendapatkan Ikan Tenggiri Dengan Menggunakan Alat Tangkap Gill net
Menurut Martasuganda (2002) cara tertangkapnya ikan pada alat tangkap jaring
insang, paling tidak ada 4 (empat) gambaran yang menarik, agar lebih rumit bila beberapa
cara ikan tertangkap dalam suatu jaring insang juga perlu dipertimbangkan. 4 cara ikan
tertangkap seperti yang diilustrasikan dalam gambar berikut :
a) Snagged
b) Gilled
c) Wedged
d) Entangled
Bila ikan terjerat jaring melalui gigi, tulang rahang, sirip atau bagian tubuh yang menonjol
lainnya, tanpa masuk ke dalam mata jaring
Tali ris atas dari polyethylene, diameter 10 mm, panjang 75 m - Tali ris bawah dari
polyethylene, diameter 8 mm, panjang 75 m - Panjang jaring 75 m, jumlah mata jaring
horizontal 1312 buah, jumlah mata jaring vertikal 200 buah - Webbing dari PA monofilament
210 / d 6, mesh size 101,6 mm. - Jarak antar pelampung 1 m, jarak antar pemberat timbal
(Pb) 30 cm, jarak antar pemberat batu 4 m. - Pelampung dari PVC (Polyvinyl Chlorid),
jumlah 40 buah, panjang 5,5 cm, diameter 3,6 cm. - Pemberat dari timbal (Pb), jumlah 133
buah, panjang 1,8 cm, diameter 1 cm. - Pemberat dari batu, jumlah 10 buah, berat 800 gr.
Bab III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Konstruksi pada gillnet millenium terdiri atas badan jaring, pelampung, dan pemberat,
tali ris atas, tali pelampung, tali pemberat. Badan jaring merupakan bagian yang berfungsi
untuk menghadang ikan secara vertikal. Bahan yang digunakan adalah Polyamide
monofilament pintal 10 ply berwarna putih transparan dengan ukuran jaring satu piece yaitu
120 x 13,5 meter. Dengan jumlah mata jaring horizontal 2400 mata dan mata jaring vertikal
140 mata. Nelayan Banyutowo dalam satu kali operasi membawa 13 piece jaring. Nelayan
menggunakan bahan Polyamide monofilament dengan merk jaring “momoi” karena bahan ini
memiliki beberapa kelebihan diantaranya memiliki kualitas yang lebih bagus, warna tidak
cepat berubah, dan daya tahan lebih kuat.Pelampung jaring yang digunakan terbuat dari
bahan Polyvinyl chloride (PVC). Jarak antar pelampung 60 cm dan jumlah pelampung 200
buah dalam satu piece. Untuk pelampung umbul yang digunakan terbuat dari bahan plastik
atau styrofoam. Jarak antar pelampung umbul 60 m dengan jumlah dalam satu piece 2 buah.
Untuk pelampung tanda digunakan bahan Polyurethane yang diikatkan pada sebuah bambu
dengan panjang 4 meter yang telah diberi tanda berupa bendera dan lampu yang suar.
Pemberat yang digunakan terbuat dari semen cor berbentuk lingkaran pipih dengan diameter
11 cm tebal 2 cm dan berat 400 gram. Pemberat dipasang dengan jarak 12 meter setiap satu
piece. Tali ris atas dan tali pelampung yang digunakan terbuat dari bahan Polyethylene (PE)
miliki arah pilinan Z dengan panjang 200 meter dalam satu piece. Tali pemberat yang
digunakan teruat dari tali rafia (plastik) dengan panjang vertikal 14 cm. Tidak semua nelayan
membawa alat tangkap dengan ukuran yang sama. Beberapa nelayan dalam satu kali trip ada
yang membawa 12 piece ada yang membawa 15 piece tegantung pada besar kecilnya kapal.
Selain itu nelayan ada yang mendapat bantuan alat tangkap jaring millenium dari pemerintah.
Dari pemerintah hanya mendapatkan 1 piece dengan merk jaring “arida”.
Proporsi ikan hasil tangkapan yang dimanfaatkan terdapat pada bagan pemanfaatan
ikan yang menyajikan pembagian antara hasil tangkapan sasaran utama dan sampingan.
Tingkat pemanfaatan hasil tangkapan sampingan alat tangkap gillnet millennium yang
dimanfaatkan oleh nelayan yaitu sebesar sebesar 60,93 kg (99,81%) dari segi bobot (kg) dan
131 ekor (97,04%) dari segi jumlah (ekor). Sebagian kecil lainnya 0,119 kg (0,19%) atau 4
ekor (2,496%) dibuang kembali ke laut dalam keadaan mati yaitu empat ekor ikan Tembang
(Sardinella gibbosa) karena ukurannya masih kecil. Menurut Hall dalam Ramdhan (2008),
dimana ikan-ikan hasil tangkapan yang tidak dimanfaatkan akan dibuang kembali ke laut
umumnya dalam keadaan telah mati dan akan menjadi sampah organik yang mempengaruhi
kualitas air. Akan tetapi dengan adanya pembuangan hasil tangkapan tersebut maka akan
meningkatkan pertumbuhan organisme pemakan bangkai.
Bab IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian yang berjudul “Analisis Keramahan Alat
Tangkap Jaring Tenggiri (Gillnet Millenium) di Perairan Pati Terhadap Hasil Tangkapan” ini
adalah sebagai berikut:
a. Total hasil tangkapan yang diperoleh selama penelitian 6 trip terdiri dari 8 spesies
ikan yaitu ikan Tenggiri (Scomberomorus commersonii) sebagai tangkapan utama, sedangkan
tangkapan sampingannya adalah ikan Kuro (Polydactylus octonemus), ikan Golok-golok
(Chirocentrus dorab), ikan Kembung (Rastrellinger sp), ikan Bawal putih (Pampus
argenteus), ikan Selar (Selaroides leptolepis), ikan Tembang (Sardinella gibbosa) dan ikan
Barakuda (Sphyraena barracuda). Proporsi hasil tangkapan sasaran utama sebanyak 66 ekor
(32,84%) atau 127,634 kg (67,65%) dan proporsi hasil tangkapan sampingan sebanyak 135
ekor (67,16%) atau 61,048 kg (32,35%)
c. Proporsi hasil tangkapan sasaran utama, maka dapat dikatakan bahwa unit
penangkapan pada alat tangkap gillnet millennium dapat dikatakan ramah lingkungan apabila
dilihat dari segi bobot, tetapi apabila ditinjau dari segi jumlah tangkapan (ekor) dapat
dikatakan alat tersebut tidak ramah lingkungan.
Saran yang dapat disampaikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Penelitian ini dilaksanakan pada waktu penangkapan musim sedang, oleh karena itu
perlu adanya penelitian lanjutan mengenai keramahan alat tangkap gillnet millennium
terhadap hasil tangkapan di musim puncak dan paceklik.
b. Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai keramahan alat tangkap gillnet millennium
terhadap hasil tangkapan dengan target tangkapan spesies ikan yang berbeda dan memiliki
nilai ekonomis yang lebih tinggi sehingga nelayan memiliki alternatif tangkapan ikan lainnya.
c. Perlu adanya penelitian lanjutan mengenai keramahan alat tangkap gillnet millennium
terhadap hasil tangkapan sebagai masukan kepada pemerintah untuk menjadi acuan membuat
peraturan alat tangkap ramah lingkungan.
Daftar Pustaka
https://media.neliti.com/media/publications/13183-ID-alat-penangkapan-ikan-yang-ramah-
lingkungan-berbasis-code-of-conduct-for-respons.pdf, diakses pada tanggal 6 September
2018 pukul 09.12 wib
https://repository.ipb.ac.id/jspui/bitstream/123456789/55139/5/BAB%20II%20Tinjauan%20
Pustaka.pdf, diakses pada tanggal 6 September 2018 pukul 09.45 wib
http://www.ejurnal.bunghatta.ac.id/index.php?journal=FPIK&page=article&op=viewFile&pa
th[]=5411&path[]=4596, diakses pada tanggal 6 September 2018 pukul 10.12 wib