TUGAS DASAR-DASAR
PENANGKAPAN IKAN
TRAW / LUNTA
Trawl atau didaerah saya bisa disebut jugan dengan lamparamerupakan pukat
kantong berbentuk kerucut dengan mulut lebar yang diberi pemberat pada tali ris
bawah dan diberi pelampung pada tali ris atas. Pada saat di operasikan pukat di
usahakan terbuka dengan bantuan dua buah papan (otterboard)yang terbuat dari kayu
atau besi yang ditarik dengan tali warp yang dipasang pada pusatnya, sehingga
keduapapan tersebut bisa cenderung dan saling membuka waktu dioperasikan. Kedua
otter board dihubungkan dengan jarring oleh bridle.
Bridle ini dapatmencapai panjang 200 m dan menapu sejumlah luasan dari
dasar laut. Mereka membuat para-para ikan menjadi takut dan menggiring mereka
masuk kedalam perangkap tersebut yang ada didepan mereka, dengan demikian
berfungsi untuk meningkatkan efektivitas dari pukat.
Bentuk pukat dapatbervariasi menurut-menurut jenis ikan yang akan
ditangkap dan tipe dasar perairan. Sempat gaduh dan tidak sedikit nelayan menolak
penggantian alat tangkap Lampara Dasar (sejenis pukat) pada setahun lalu, kini
nelayan khususnya Rampa Baru, Desa semayap, Kabupaten Kotabaru, Provinsi
Kalimantan Selatan (Kalsel), mulai terbiasa mengguanakan jarring.
Pengoperasian trawl terdiri dari persiapan, Penurunanjaring (setting),
penarikan jarring (towing)dan pengangkatnya :
1. Persiapan
Sebelum operasi penangkapan ikan dilakukan saat terlebih dahulu segala sesuatu
peralatan dan perlengkapan operasional agar dapat dipersiapkan terlebih dahulu secara
teliti. Seperti penyusun alat yang ada pada tempatnya agar mudah diturunkan,
pemeriksan mesin-mesin, pembersihan palka atau air yang sudah masuk dikapal,
perbekalan es (bila kapal tidak ada mesin pendingin) dan sebagainya.
2.Penurunan jarring Penurunan jarring padaoperasi dengan menggunakan trawl atau
lunta dapat dilakukan pada setiap saat, baik siang ataupun malam hari asalkan cuaca
yang sangat baik dan memungkinkan untuk menurunkan jaring. Setelah sampai di
daerah penangkapan yang mau dituju oleh jarring dapat segera diturunkan. Penurunan
jarring mula-mula dari bagian kantong, kemudian perut, sayap, dan bridle line (apabila
jarring tersebut mengginakan bridle line), otter board dan yang terakhir tali penarik.
3. Penarikan jarring
Penarikan jarring adalah suatu kegiatan, dimana alat tangkap yang ditrik di dasar
perairan kira-kira 2 - 2,5 jam selama operasi penangkapan berlangsung. Selama
penarikan jarring, perwira jaga dek perlu memperahtikankeadaan sekliling dikapal dan
sara perairan denganmelihat pada fish finder.
4. Penangkatan jarring Selama operasi jarring tersebut terus ditarik sampai kira-kira 2
– 2,5 jam, kemudian baru dapat dinaikkan kembali keatas kapal untuk mengambil ikan
yang didapatkan yang ada pada jarring. Urutan penarikan jarring merupakan
kebalikan dari penurunan jaring. Bila seluruh alat tangkap telah naik ke atas kapal,
pengmbilan ikan dapat dilakukan dengan cara mengangkat pangkal-pangkal kantong
dibuk agar ikan yangada berada dalam kantong tercurah ke atas kapal.
Tujuan utama alat tangkap trawl atau lunta adalah untuk menangkap udang,
namun hasil tangkapannya jauh lebih banyak ikan demersal yang bukan merupakan
sasaran penngkapan seperti kurisi, kuniran, dan biji nangka.
ALAT TANGKAP TRAP
“TEMPIRAI”
Tempirai adalah alat tradisioal menangkap ikan yang terbuat dari kawat
berbentuk keranjang. Biasanya warga mendawai memasang tempirai pada pagi hari
dan diangkat pada sore hari. Hasil tangkapan yang didapat antara lain ikan sepat dan
ikan gabus yang berukuran kecil.
Pengertian lain dari tempirai adalah sejenis alat penangkap ikan yang besifat
pasif dan termasuk kedalam alat tangkap bubu. Penamaan temperai merupakan
penaman lokal dari daerah khusunya di kalimantan.
ALAT TANGKAP TEMPIRAI
Tempirai аdаlаh salah ѕаtu alat tangkap уаng digunakan оlеh nelayan Barito
Selatan. Alat tangkap іnі tеrbuаt dаrі bilah rotan уаng dianyam berberntuk ѕеtеngаh
lingkaran dаn menyerupai keranjang . Ukuran dаrі alat tangkap іnі bіаѕаnуа 60 cm x
60 cm x 60 cm dіmаnа pada salah ѕаtu sisinya terdapat pintu masuk. Dan ada juga
tempirai yang terbuat dari kawat berbentuk keranjang.
Biasanya warga mendawai memasang tempirai pada pagi hari dan diangkat
pada sore hari. Hasil tangkapan yang didapat antara lain ikan sepat dan ikan gabus
yang berukuran kecil.
TOMBAK IKAN
Tombak аdаlаh salah ѕаtu alat tangkap tradisional уаng hari demi hari semakin
menghilang keberadaannya. Hаl іnі dikarenakan kemajuan teknologi уаng bеgіtu
pesat. Menghilangnya alat tangkap tombak ikan mungkіn јugа disebabkan kаrеnа
penggunaannya уаng tіdаk praktis dаn hаnуа menghasilkan hasil уаng sedikit.
Penggunaan tombak ѕеbаgаі alat tangkap ikan mungkіn hаnуа bertahan pada
daerah-daerah уаng mаѕіh terbilang terpinggirkan ѕереrtі pada daerah уаng
ditinggali оlеh suku-suku pedalaman dаn masyarakat dі Papua.Nelayan tradisional dі
Papua umumnya mеnggunаkаn alat tangkap sederhana dаn sifatnya turun temurun
аntаrа lаіn pancing, jaring dаn kalawai (alat sejenis tombak).
Penggunaan alat tangkap ѕеlаіn berkaitan erat dеngаn teknik penangkapan
ikan уаng dilakukan оlеh nelayan setempat јugа berhubungan dеngаn kondisi musim.
“Molo’ (menurut dialek setempat) artinya menyelam untuk menangkap ikan dеngаn
alat bantu panah untuk memanah ikan.
Molo merupakan teknik penangkapan уаng dіkеnаl secara turun temurun
bіаѕаnуа diwariskan kepada generasi уаng lеbіh muda. Molo yang mirip alat tangkap
tombak ikan ini masih di gunakan secara turun menurun
Lama waktu menyelam bervariasi tergantung keahlian nelayan уаng ѕеrіng
mеlаkukаn aktivitas ini. Yаng menarik penyelaman dilakukan tаnра
mеnggunаkаn alat selam, ѕеlаіn kaca mata selam.
RAKANG
Alat tangkap rakang ini belum disosialisasikan kepada nelayan di kalsel,
sehingga upaya diversifikasi alat tangkap kepiting perlu dukungan pengkajian adopsi,
baik dari aspek sosial, teknis, biologi maupun lingkungan penelitian ini lebih
memusatkan perhatian pada aspek teknis dan percobaan penangkapan kepiting dengan
rakang di lapangan, karena keberhasilan introduksi alat tangkap tersebut pada suatu
masyarakat nelayan bergantung pada informasi aplikatif alat tangkap tersebut.
Jenis Umpan Umpan yang digunakan adalah ikan berdaging liat dan anris
seperti cucut, hiu atau belut. Potongan umpan diselipkan pada penjepit bambu yang
terikat pada tongkat. Umpan diselipkan kira-kira 10-15 cm di atas jala
Pola pemasangan bubu (sefftng) adalah sistem antar jemput yaitu pembenaman
bubu ke dalam perairan pada siang hari, kemudian pengangkatan bubu pada esok
harinya. Jadi bubu terpasang selama 24 jam dengan interval beberapa menit untuk
mengambil hasil dan mengganti umpan. Pemeriksaan atau pergantian umpan pada
bubu dilakukan setelah periode pengoperasian rakang selesai.
PANCING
Pancing atau didaerah saya adalah suatu alat penangkap ikan yang terdiri dari
mata pancing dan tali atau tanpa umpan dengan memancing ikan target sehingga
tertangkap pada mata pancing, salah satu jenis alat tangkap yang digunakan oleh
nelayan untuk memancing yaitu pancing ulur (hand line). Pancingulur merupakan alat
tangkap tradisional untuk menangkap ikan. Selain konstruksi sederhana,
pengoperasiannya juga tidak memerlukan modal yang besar, perkembangannya
perikanan pancing ulur tidak banyak mengalami kemajuan yang berarti jika
dibandingkan dengan alat tangkap lainnya. Di sisi lain dalam rangka peningkatan
produksi hasil tangkapan, makadiperlukan pengembangan perikanan pancing ulur.
Salah satu usaha pengembangan itu dilakukan dengan memodifikasi alat tangkap ikan
yang sudah ada.
Ukuran yang ada pada alat tangkap pancing yaitu penggulung tali pancing, tali
penarik panjang 100-150 m, kili – kili, tali atas panjang 8-10 m, Mata pancing, tali
pemberat panjang 8-10 m, pemberat, kail.