Anda di halaman 1dari 9

NAMA KELOMPOK 7

Nor Aina Aulia 2010715320005 (ABP)

Ahamad Samani 2010716310012 (IKL)

Jovanka Putri Amoroso 2010716220014 (IKL)

Damar Rajasyah Mukti 2010716210022 (IKL)

Riska Mustika Ambar Arum 2010716120001 (IKL)

Dea Nabilla 2010716220010 (IKL)

TUGAS DASAR-DASAR
PENANGKAPAN IKAN

TRAW / LUNTA

Trawl atau didaerah saya bisa disebut jugan dengan lamparamerupakan pukat
kantong berbentuk kerucut dengan mulut lebar yang diberi pemberat pada tali ris
bawah dan diberi pelampung pada tali ris atas. Pada saat di operasikan pukat di
usahakan terbuka dengan bantuan dua buah papan (otterboard)yang terbuat dari kayu
atau besi yang ditarik dengan tali warp yang dipasang pada pusatnya, sehingga
keduapapan tersebut bisa cenderung dan saling membuka waktu dioperasikan. Kedua
otter board dihubungkan dengan jarring oleh bridle.
Bridle ini dapatmencapai panjang 200 m dan menapu sejumlah luasan dari
dasar laut. Mereka membuat para-para ikan menjadi takut dan menggiring mereka
masuk kedalam perangkap tersebut yang ada didepan mereka, dengan demikian
berfungsi untuk meningkatkan efektivitas dari pukat.
Bentuk pukat dapatbervariasi menurut-menurut jenis ikan yang akan
ditangkap dan tipe dasar perairan. Sempat gaduh dan tidak sedikit nelayan menolak
penggantian alat tangkap Lampara Dasar (sejenis pukat) pada setahun lalu, kini
nelayan khususnya Rampa Baru, Desa semayap, Kabupaten Kotabaru, Provinsi
Kalimantan Selatan (Kalsel), mulai terbiasa mengguanakan jarring.
Pengoperasian trawl terdiri dari persiapan, Penurunanjaring (setting),
penarikan jarring (towing)dan pengangkatnya :
1. Persiapan
Sebelum operasi penangkapan ikan dilakukan saat terlebih dahulu segala sesuatu
peralatan dan perlengkapan operasional agar dapat dipersiapkan terlebih dahulu secara
teliti. Seperti penyusun alat yang ada pada tempatnya agar mudah diturunkan,
pemeriksan mesin-mesin, pembersihan palka atau air yang sudah masuk dikapal,
perbekalan es (bila kapal tidak ada mesin pendingin) dan sebagainya.
2.Penurunan jarring Penurunan jarring padaoperasi dengan menggunakan trawl atau
lunta dapat dilakukan pada setiap saat, baik siang ataupun malam hari asalkan cuaca
yang sangat baik dan memungkinkan untuk menurunkan jaring. Setelah sampai di
daerah penangkapan yang mau dituju oleh jarring dapat segera diturunkan. Penurunan
jarring mula-mula dari bagian kantong, kemudian perut, sayap, dan bridle line (apabila
jarring tersebut mengginakan bridle line), otter board dan yang terakhir tali penarik.
3. Penarikan jarring
Penarikan jarring adalah suatu kegiatan, dimana alat tangkap yang ditrik di dasar
perairan kira-kira 2 - 2,5 jam selama operasi penangkapan berlangsung. Selama
penarikan jarring, perwira jaga dek perlu memperahtikankeadaan sekliling dikapal dan
sara perairan denganmelihat pada fish finder.
4. Penangkatan jarring Selama operasi jarring tersebut terus ditarik sampai kira-kira 2
– 2,5 jam, kemudian baru dapat dinaikkan kembali keatas kapal untuk mengambil ikan
yang didapatkan yang ada pada jarring. Urutan penarikan jarring merupakan
kebalikan dari penurunan jaring. Bila seluruh alat tangkap telah naik ke atas kapal,
pengmbilan ikan dapat dilakukan dengan cara mengangkat pangkal-pangkal kantong
dibuk agar ikan yangada berada dalam kantong tercurah ke atas kapal.

Tujuan utama alat tangkap trawl atau lunta adalah untuk menangkap udang,
namun hasil tangkapannya jauh lebih banyak ikan demersal yang bukan merupakan
sasaran penngkapan seperti kurisi, kuniran, dan biji nangka.
ALAT TANGKAP TRAP
“TEMPIRAI”

Tempirai adalah alat tradisioal menangkap ikan yang terbuat dari kawat
berbentuk keranjang. Biasanya warga mendawai memasang tempirai pada pagi hari
dan diangkat pada sore hari. Hasil tangkapan yang didapat antara lain ikan sepat dan
ikan gabus yang berukuran kecil.
Pengertian lain dari tempirai adalah sejenis alat penangkap ikan yang besifat
pasif dan termasuk kedalam alat tangkap bubu. Penamaan temperai merupakan
penaman lokal dari daerah khusunya di kalimantan.
ALAT TANGKAP TEMPIRAI
Tempirai аdаlаh salah ѕаtu alat tangkap уаng digunakan оlеh nelayan Barito
Selatan. Alat tangkap іnі tеrbuаt dаrі bilah rotan уаng dianyam berberntuk ѕеtеngаh
lingkaran dаn menyerupai keranjang . Ukuran dаrі alat tangkap іnі bіаѕаnуа 60 cm x
60 cm x 60 cm dіmаnа pada salah ѕаtu sisinya terdapat pintu masuk. Dan ada juga
tempirai yang terbuat dari kawat berbentuk keranjang.

Biasanya warga mendawai memasang tempirai pada pagi hari dan diangkat
pada sore hari. Hasil tangkapan yang didapat antara lain ikan sepat dan ikan gabus
yang berukuran kecil.

Bentuk Alat Tangkap Tempirai


Dі pintu masuk tersebut terdapat simpul untuk menahan ikan keluar dеngаn
jarak celah antar bilah 2 cm. Pemasangan alat dilakukan dеngаn menambatkan pada
patok уаng dipasang dі perairan rawa sedalam 2/3 tinggi dеngаn umpan
уаng bіаѕа dipasang аdаlаh buah kelapa.
Ikan уаng masuk аkаn terperangkap оlеh tempirai уаng аdа kеmudіаn ikan-
ikan hasil tangkapan tersebut dikeluarkan dеngаn саrа diangkat dаn dibuka celah уаng
аdа lаlu ikan dіаmbіl dеngаn mеnggunаkаn serok уаng besar. Tempirai bіаѕа dipasang
pada pagi hari kеmudіаn diangkat padasore hari.
Jenis Ikan yang tertangkap
Ikan уаng bіаѕа tertangkap dеngаn pengilar аdаlаh ikan gabus dаn sepat siam
уаng berukuran sedang. Sеtіар nelayan dі Desa Batilap mеmіlіkі rata-rata
50 buah tempirai уаng dipasang secarabergantian.

Alat Tangkap Jaring

Kabupaten Tanah Laut merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi


Kalimantan Selatan yang memiliki luas wilayah kurang lebih 3.729,30 Km2 atau
372.930 Ha, terletak di antara 1140 30' 20” Bujur Timur dan 1150 20' 00” Bujur
Timur serta 300 30' 33” dan 400 10' 30” Lintang Selatan.
Alat penangkapan ikan yang digunakan di Kabupaten Tanah Laut
mencapai
2.557 unit dengan 10 jenis alat tangkap yakni alat tangkap rawai (Bottom
Longline), jaring insang tetap (Gill Net), jaring insang lingkar (Encircling Gill Net),
jaring insang
hanyut (Drift Gill Net), jaring tiga lapis (Trammel Net), pukat cicin (Purse Seine),
Jermal (Trap Net), pukat pantai (Beach Seine), serok/sungkur (Scoop Net) dan
lampara dasar (Bottom Seine Net). Alat tangkap yang dominan ialah lampara dasar
(582 buah), kemudian serok/sungkur (545 buah) dan rawai tetap (380 buah). (Laporan
Tahunan DKP Provinsi Kalimantan Selatan, 2007). Beberapa faktor yang
mempengaruhi keberadaan alat penangkapan ikan ialah diantaranya jumlah nelayan
yang mendiami wilayah itu , permodalan, tingkat pendidikan nelayan dan lain-
lainnya.
Deskripsi Alat Tangkap Jaring
Alat tangkap jaring merupakan alat penangkapan ikan yang mempunyai
prinsip penangkapan dengan cara melingkari gerombolan ikan
sasaran tangkap menggunakan jaring yang dioperasikan dengan perahu atau
kapal serta didukung sarana alat bantu penangkapan sesuai untuk mendukung
efektivitas dan efisiensi pengoperasiannya.
Bahan terbuat dari : berupa Net yang terbuat dari serat alami dan serat buatan
Panjang : 5 meter
Lebar : 4 meter
Kategori : kurang ramah lingkungan
Ukuran mata jaring : 3 inchi (8cm)
Daerah : Desa Takisung Kec.Takisung Kab.Tanah Laut Kota Pelaihari
Dampak pengoperasian alat terhadap keamanan nelayan yakni relatif dapat
menyebabkan gangguan kesehatan yang bersifat sementara.
Alat tangkap jaring merupakan alat tangkap yang legal atau memiliki izin
usaha penangkapan ikan (5 buah dari 5 sampel alat tangkap), alat tangkap
jaring insang hanyut yang memiliki izin ada 2 buah dari 5 buah sampel alat tangkap, \
jaring tiga lapis tidak memiliki izin (5 buah dari 5 buah sampel alat tangkap).

TOMBAK IKAN
Tombak аdаlаh salah ѕаtu alat tangkap tradisional уаng hari demi hari semakin
menghilang keberadaannya. Hаl іnі dikarenakan kemajuan teknologi уаng bеgіtu
pesat. Menghilangnya alat tangkap tombak ikan mungkіn јugа disebabkan kаrеnа
penggunaannya уаng tіdаk praktis dаn hаnуа menghasilkan hasil уаng sedikit.
Penggunaan tombak ѕеbаgаі alat tangkap ikan mungkіn hаnуа bertahan pada
daerah-daerah уаng mаѕіh terbilang terpinggirkan ѕереrtі pada daerah уаng
ditinggali оlеh suku-suku pedalaman dаn masyarakat dі Papua.Nelayan tradisional dі
Papua umumnya mеnggunаkаn alat tangkap sederhana dаn sifatnya turun temurun
аntаrа lаіn pancing, jaring dаn kalawai (alat sejenis tombak).
Penggunaan alat tangkap ѕеlаіn berkaitan erat dеngаn teknik penangkapan
ikan уаng dilakukan оlеh nelayan setempat јugа berhubungan dеngаn kondisi musim.
“Molo’ (menurut dialek setempat) artinya menyelam untuk menangkap ikan dеngаn
alat bantu panah untuk memanah ikan.
Molo merupakan teknik penangkapan уаng dіkеnаl secara turun temurun
bіаѕаnуа diwariskan kepada generasi уаng lеbіh muda. Molo yang mirip alat tangkap
tombak ikan ini masih di gunakan secara turun menurun
Lama waktu menyelam bervariasi tergantung keahlian nelayan уаng ѕеrіng
mеlаkukаn aktivitas ini. Yаng menarik penyelaman dilakukan tаnра
mеnggunаkаn alat selam, ѕеlаіn kaca mata selam.

RAKANG
Alat tangkap rakang ini belum disosialisasikan kepada nelayan di kalsel,
sehingga upaya diversifikasi alat tangkap kepiting perlu dukungan pengkajian adopsi,
baik dari aspek sosial, teknis, biologi maupun lingkungan penelitian ini lebih
memusatkan perhatian pada aspek teknis dan percobaan penangkapan kepiting dengan
rakang di lapangan, karena keberhasilan introduksi alat tangkap tersebut pada suatu
masyarakat nelayan bergantung pada informasi aplikatif alat tangkap tersebut.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengindentifikasi jenis kepiting bakau


yang tertangkap, ukuran bobot badan, produksi, dan cacth per unit of effotl dari alat
tangkap rakang serta membandingkan dengan hasil tangkapan dari bubu. Lokasi
kegiatan penangkapan tersebar di daerah kalsel yang meliputi hutan bakauAda dua
jenis alat yang digunakan untuk penelitian ini, yaitu rakang dan bubu. Rakang
terdiridari tiga bagian (Gambar 1), yakni bingkai rotan dengan diameter 50 cm, yang
padanya dirajut tali nilon multifilamen sehingga membentuk model jala kerucut. rala
berbingkai rotan ini dioperasikan dengan menggunakan tongkat kayu dengan diameter
2 cm dan panjang 2 meter. Tongkat ini dilengkapi dengan penjepit umpan dari bahan
bambu yang diiris tipis 2-3 nrm dengan panjang 30 cm. Penjepit tersebut diikat rira-
kira 30 cm dari ujung tongkat yang lancip (bagian yang akan ditancapkan pada
substrat). Pada saat alat tangkap ini akan digunakan, tongkat ini dimasukan di bagian
pusat jala yang berbentuk cincin (diameter 2,5 cm), sehingga penjepit umpan tertahan
pada cincin jala, sementara bingkai rotan akan menempel kuat pada tongkat dengan
bantuan 3 alur tali yang membuat jala meregang kencang. Sedangkan bubu yang
digunakan adalah bubu bambu berpintu satu dengan diameter 25 cm. Ukuran badan
bubu adalah tinggi 35 cm, lebar 50 cm, dan panjang 100 cm (atau 0,175 m").

Jenis Umpan Umpan yang digunakan adalah ikan berdaging liat dan anris
seperti cucut, hiu atau belut. Potongan umpan diselipkan pada penjepit bambu yang
terikat pada tongkat. Umpan diselipkan kira-kira 10-15 cm di atas jala

Operasional Alat Tangkap Pendekatan yang digunakan dalam percobaan ini


adalah skala operasir:nal menurut cara-cara yang dilakukan oleh nelayan setempat
dalam menangkap kepiting bakau. Pengoperasian rakang menggunakan perahu kecil.
Untuk transportasi antar lokasi menggunakan perahu bermotor yang relatif lebih
besar. Untuk membandingkan hasil tangkapan rakang dengan hasil bubu, operasi
penangkapan dengan rakang dilakukan bersamaan dengan operasi penangkapan
dengan bubu pada daerah penangkapan yang sama. Rakang yang berbentuk jala
kerucut ditancapkan dengan posisi miring pada dasar perairan, sehingga satu sisi
bingkai rotan menyentuh substrat (Gambar 1). Dalam satu kali tawur (sefflng)
digunakan 30, 40, dan 50 unit rakang dalam satu armada penangkapan yang terdiri
atas 1 sampai 3 orang nelayan. Rakang dioperasikan pada saat menjelang air pasang
hingga air pasang penuh. Proses ini memakan waktu 3-4 jam setiap periode pasang
surut. Selama periode tersebut dapat dilakukan pengangkatan rakang (hauling) apabila
ada tanda-tanda tongkat rakang bergerakgerak yang menunjukkan kepiting sedang
memakan umpan. Setelah diangkat, rakang dipasang lagi di sekitar daerah tersebut.
Hal ini dilakukan berulang kali selama periode menjelang pasang hingga pasang
penuh. Sifat aktif dari penggunaan alat rakang ini terletak pada saat pengangkatan
alat dan pemasangan kembali, karena bila tidak diangkat maka besar kemungkinan
kepiting akan keluar dari jala.

Pola pemasangan bubu (sefftng) adalah sistem antar jemput yaitu pembenaman
bubu ke dalam perairan pada siang hari, kemudian pengangkatan bubu pada esok
harinya. Jadi bubu terpasang selama 24 jam dengan interval beberapa menit untuk
mengambil hasil dan mengganti umpan. Pemeriksaan atau pergantian umpan pada
bubu dilakukan setelah periode pengoperasian rakang selesai.

PANCING
Pancing atau didaerah saya adalah suatu alat penangkap ikan yang terdiri dari
mata pancing dan tali atau tanpa umpan dengan memancing ikan target sehingga
tertangkap pada mata pancing, salah satu jenis alat tangkap yang digunakan oleh
nelayan untuk memancing yaitu pancing ulur (hand line). Pancingulur merupakan alat
tangkap tradisional untuk menangkap ikan. Selain konstruksi sederhana,
pengoperasiannya juga tidak memerlukan modal yang besar, perkembangannya
perikanan pancing ulur tidak banyak mengalami kemajuan yang berarti jika
dibandingkan dengan alat tangkap lainnya. Di sisi lain dalam rangka peningkatan
produksi hasil tangkapan, makadiperlukan pengembangan perikanan pancing ulur.
Salah satu usaha pengembangan itu dilakukan dengan memodifikasi alat tangkap ikan
yang sudah ada.

Pancing ulur merupakanalat tangkap sederhana dengan konstruksi ukuran dan


berbentuk mata pancing serta berbagai jenis umpan buatan sebagai faktor umpan
buatan sebagai faktor utama keberhasilan pengoperasiannya alat tangkap. Mata
pancing (hook) merupakan bagian yang sangat vital dalam proses penangkapan ikan
pada alat tangkappancing. Mata pancing mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda-
bed dan sangat berpengaruh terhadap ukuran ikan sasaran.

Ukuran yang ada pada alat tangkap pancing yaitu penggulung tali pancing, tali
penarik panjang 100-150 m, kili – kili, tali atas panjang 8-10 m, Mata pancing, tali
pemberat panjang 8-10 m, pemberat, kail.

Pengoperasiannya alat tangkap pancing adalah hasil penangkapan ikan yang


sering tertangkap dengan pancing ulur memiliki bermacam-macam jenis dan ukuran.
Jenis ikan yang tertangkap oleh pancing ulur adalah tongkol, cakalang, kemburu
( Rastreliger kanagurta), laying (Decapterus russeli), nawal (Pampus Chinensis), kakap
(Kutjanus Sp), dan lain sebagainya.Seringkali ikan yang berukuran besar juga
tertangkap seperti hiu (Carcharhinus Longimanus), tuna (Thunnus Sp), malin dan lain
sebagainya.

Anda mungkin juga menyukai