Anda di halaman 1dari 35

Morfologi Dasar Laut

Oleh:

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN KELAUTAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan makalah Geologi Laut yang
berjudul “Morfologi Dasar Laut”. Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen
Pengampu mata kuliah Geologi Laut yang telah memberi petunjuk, arahan dan
bimbingannya dalam penyusunan makalah ini. Terima kasih juga kami ucapkan
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah berikutnya, dan kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca.

Banjarbaru, September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................... ii
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................... 1
1.1....................................................................................................
Pendahuluan.............................................................................. 1
1.2.................................................................................................... Rumusan
Masalah .................................................................................... 2
1.3.................................................................................................... Tujuan
Pembahasan .............................................................................. 2
BAB 2. PEMBAHASAN ....................................................................... 3
2.1. Samudra................................................................................... 1
2.1.1. Pengertian Samudra........................................................... 3
2.1.2. Pengertian Samudra Menurut Para Ahli............................ 4
2.1.3. Teori Terjadinya Samudra................................................. 4
2.1.4. Karakteristik Samudra........................................................ 6
2.1.5. Proses Terbentuknya Samudra........................................... 6
2.1.6. Manfaat Samudra............................................................... 6
2.1.7. Jenis-Jenis Samudra........................................................... 6
2.2. Kontinen................................................................................... 1
2.2.1. Pengertian Kontinen........................................................... 3
2.2.2. Konsep Benua.................................................................... 4
2.2.3. Tujuh Benua di Dunia........................................................ 4
2.3. Pembagian Morfologi Dasar Laut............................................ 1
BAB 3. PENUTUP ................................................................................ 6
3.1. Kesimpulan ............................................................................. 8
3.2. Saran ....................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1. Pendahuluan
Morfologi dasar laut merupakan bentuk permukaan bumi yang berada di
dalam laut. Bentuk permukaan bumi ini memiliki berbagai macam bentuk.
Perubahan bentuk ini terjadi akibat adanya dua tenaga, yaitu endogen dan
eksogen. Kedua tenaga ini membuat dasar laut memiliki relief yang bermacam-
macam. Morfologi laut memiliki banyak bentuk. Setiap bentuk terbagi dalam 4
bentuk, yaitu berdasarkan kenampakannya, berdasarkan tingkat kemiringan,
berdasarkan kedalamannya, serta berdasarkan bentuknya.
Indonesia adalah negara kepulauan yang dipersatukan oleh wilayah lautan
dengan luas seluruh wilayah teritorial adalah 8 juta km2, mempunyai panjang garis
pantai mencapai 81.000 km, hampir 40 juta orang penduduk tinggal di kawasan
pesisir. Luas wilayah perairan mencapai 5,8 juta km 2 atau sama dengan 2/3 dari
luas wilayah Indonesia, terdiri dari Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) 2,7 juta km 2
dan wilayah laut territorial 3,1 juta km2. Luas wilayah perairan Indonesia tersebut
telah diakui sebagai Wawasan Nusantara oleh United Nation Convention of The
Sea (UNCLOS, 1982).
Wilayah pantai dan laut Indonesia selain luas juga merupakan peluang dan
sekaligus tantangan karena dengan semakin terbatasnya sumberdaya mineral dan
energi di darat dan faktor resiko kerusakan lingkungan di darat jauh lebih besar
maka perhatian kegiatan riset geologi dan geofisika ditujukan ke laut sebagai
harapan dimasa datang yang dapat mengungkapkan berbagai kekayaan
sumberdaya mineral dan energi.
Fisiografi Dasar Laut secara fisiografi, wilayah laut Indonesia dapat dibagi
menjadi tiga wilayah, yaitu daerah Paparan Sunda terletak di bagian barat
Indonesia, paparan Sahul di bagian timur Indonesia dan, Zona transisi. Paparan
Sunda meliputi daerah-daerah perairan Selat Malaka, Laut Cina Selatan dan Laut
Jawa dengan kedalaman rata-rata mencapai 120 meter membentuk paparan
sedimen yang tebal dengan penyebaran yang cukup luas. Paparan Sahul meliputi
daerah-daerah di selatan Laut Banda dan Laut Aru. Daerah ini sangat dipengaruhi
oleh sistem benua Australia, sehingga sedimen di daerah ini ditafsirkan sebagai
sedimen asal kontinen Australia. Sedangkan daerah transisi meliputi daerah-
daerah perairan Laut Sulawesi, Laut Maluku, Laut Banda dan Laut Flores.
Perbedaan yang mencolok antara Indonesia bagian barat dan Indonesia bagian
timur adalah batas antara kaduanya berimpit dangan apa yang semula disebut
sebagai garis wallace (wallace line). Garis ini membujur dengan arah utara-selatan
melalui Selat Makasar dan Selat Lombok (antara P. Bali dan P. Lombok) yang
semula adalah suatu garis yang mumbatasi fauna dan flora yang berbeda antara
bagian timur dan barat, tetapi garis ini ternyata juga mamperlihatkan bentuk
fisiografi yang barbeda. 
Dari kenampakkan fisiografi wilayah laut Indonesia maka dapat
ditafsirkan secara geologi bahwa perkembangan tektonik antara Indonesia bagian
barat dan bagian timur mempunyai perbedaan. Indonesia bagian barat terdiri dari
beberapa pulau-pulau besar di mana antara pulau satu dengan lainnya dipisahkan
oleh laut dangkal serta mempunyai tatanan tektonik yang lebih saderhana apabila
dibandingkan dengan Indonesia bagian timur yang terdiri dari sederetan pulau
pulau berbentuk busur lengkung dengan  perbedaan bentuk relief yang sangat
menonjol dan dipisahkan oleh laut dalam,  yang mempunyai palung-palung dalam
dan pegunungan yang tinggi sehingga mempunyai tatanan tektonik lebih rumit.
Morfologi Dasar Laut Panorama permukaan dasar laut atau morfologi
merupakan gambaran dasar laut sebagaimana yang ada di daratan, seperti
kenampakkan dari: pegunungan, gunung api, lereng, dataran, lembah, parit dan
channel. Bentuk morfologi tersebut umumnya berkaitan dengan proses-proses
geologi dari pembentukan dan perkembangannya baik secara sendiri-sendiri
maupun secara kelompok.
Berdasarkan peta batimetri Indonesia, pola batimetri yang berkembang
memperlihatkan morfologi dasar lautnya mengikuti garis pantai dan pola hasil
tektonik (Gambar 1: Peta Batimetri Indonesia). Di sekitar Paparan sunda (Selat
Malaka, Laut Cina Selatan dan Laut Jawa) berkembang morfologi paparan yang
mengikuti garis pantai. Sedangkan di Kawasan Timur Indonesia (KTI)
memperlihatkan kedalaman yang besar, mulai 2000 meter (Timor Trough) hingga
lebih 7000 meter (Cekungan Weber). Pada umumnya cekungan di KTI yang
terbentuk sangat bervariasi dan terisi oleh sedimen laut dalam yang sangat tipis.
Daerah tinggian memperlihatkan bentuk tojolan-tojolan dan lembah sempit yang
tajam sebagai penciri utama batuan dasar (Basement Rock). Bentuk-bentuk
tersebut tidak terlepas dari pengaruh tumbukan intra mikrokontinen Australia
dengan busur Kepuluan Banda. Proses tersebut masih berlangsung hingga saat ini
sehingga sedimen-sedimen yang ada selain terdorong ikut penyusupan juga
terakresi bahkan membentuk gunung api bawah laut (Sub-marine volcano). Posisi
kawasan Indonesia yang terletak pada jalur tektonik tersebut telah memberi
pengaruh yang besar terhadap bentukan roman dan morfologi dasar laut
Indonesia. Pengaruh langsung tersebut adalah terbentuknya wilayah paparan, tepi
margin, dan busur kepulauan.
Kondisi morfologi dasar laut Indonesia mempunyai perbedaan mencolok
antara kawasan barat  dan kawasan timur. Laut Jawa yang merupakan sistem
Paparan Sunda (Sunda Shelf) mempunyai kedalaman dasar laut rata-rata 130
meter, sedangkan Laut Flores dan Laut Banda yang merupakan laut tepi
mempunyai kedalaman lebih 5000 meter. Karakteristik laut dan samudra secara
umum didasarkan pada kedalaman dasar laut yang dengan mudah dapat diamati
dari nilai garis kontur peta batimetri. Untuk sistem samudra terdapat hubungan
empiris yang memperlihatkan hubungan antara kedalaman dan umur
pembentukannya. Makin tua umur samudra serta proses-proses geologi yang
berjalan, akan makin dalam dasar laut tersebut.
Samudra adalah laut yang luas dan merupakan massa air asing yang
sambung menyambung meliputi permukaan bumi yang dibatasi oleh benua
ataupun kepulauan yang besar. Dimuka bumi terdapat 5 samudra yaitu, Samudra
Antartika, Samudra Artik, Samudra Altantik, Samudra Hindia, dan Samudra
Pasifik.
Samudra adalah kumpulan air yang sangat banyak, menutupi hampir 71
persen Bumi dan memisahkan benua. Jutaan tahun yang lalu ketika Bumi
mendingin, uap air di atmosfer mengembun membentuk air. Air yang terbentuk
lalu terkumpul di sebuah cekungan yang besar dan dalam, lalu terbentuklah
samudra. Air yang berada di daratan mengalir ke samudra melalui sungai. Air
tersebut membawa bahan-bahan mineral yang membuat air menjadi asin. Samudra
di Bumi memengaruhi iklim Bumi. Samudra juga menyediakan makanan bagi
manusia karena merupakan tempat berbagai tumbuhan, ikan, dan makhluk hidup
lainnya. Samudra terluas dan terdalam adalah Samudra Pasifik. Samudra Pasifik
menutupi hampir sepertiga Bumi.
Landas Kontinen (Continental Shelf) adalah bagian dari benua yang
terendam oleh air laut. Untuk menentukan apakah dasar laut merupakan
kelanjutan dari suatu benua, biasanya dilihat dari struktur batuan pembentuknya
(kondisi geologi). Yang paling mudah diamati, landas kontinen memiliki
kedalaman tidak boleh lebih dari 200 meter. Sedangkan Batas Landas Kontinen
merupakan batas dasar laut yang sumberdaya alamnya dapat dikelola oleh negara
yang bersangkutan.
Landas kontinen (Continental Shelf) ini memiliki dalam tidak lebih dari
200 m, sehingga banyak ikan yang terdapat di zona ini. Karena
melimpahnya  sumber biologis (unsur hara) terdapat di daerah continental shelf,
banyak sungai yang membawa nutrien dalam jumlah besar yang masuk ke daerah
ini.  Daerah ini kaya nutrien dari permukaan sampai dasar perairan sehingga
banyak ikan yang menyukai tempat ini. Di daerah ini proses rantai makanan
berlangsung lebih cepat, sehingga produktivitas biologinya tinggi. Sedangkan
pada laut dalam ( >150 m), kandungan unsur hara (phosphat dan nitrat)
merupakan faktor pembatas karena kedua unsur hara tersebut dibutuhkan dalam
proses  photosynthesa bagi fitoplankton.
Selain itu, penetrasi cahaya matahari melimpah dan jumlah organic
matternya besar, sehingga menghasilkan phytoplankton dan zooplankton.
Intensitas cahaya yang berasal dari penyinaran matahari akan semakin berkurang
dengan makin bertambahnya kedalaman. Hunter dan Russel (1970) mengatakan
bahwa cahaya yang masuk kedalam air pada kedalaman 3,5 m mencapai 50% dari
radiasi total yang tiba di permukaan, 10% pada kedalaman 8 m, dan 1% pada
kedalaman 100 m. Sedangkan pada kedalaman lebih dari 200 m cahaya sangat
minim atau bahkan tidak ada sama sekali.
Landas Kontinen Indonesia adalah meliputi dasar laut dan tanah di
bawahnya dari area di bawah permukaan laut yang terletak di luar laut teritorial,
sepanjang kelanjutan alamiah wilayah daratan hingga pinggiran luar tepi kontinen,
atau hingga suatu jarak 200 (dua ratus) mil laut dari garis pangkal dari mana lebar
laut teritorial diukur, dalam hal pinggiran luar tepi kontinen tidak mencapai jarak
tersebut, hingga paling jauh 350 (tiga ratus lima puluh) mil laut sampai dengan
jarak 100 (seratus) mil laut dari garis kedalaman 2.500 (dua ribu lima ratus)
meter.
Morfologi dasar laut terbagi dalam 4 bentuk, yaitu berdasarkan
kenampakan bentuk dari dasar laut ada yang cembung, ambang laut, dan
punggung laut. Berdasarkan tingkat kemiringan serta kecuraman dari relief,
seperti paparan benua, lereng benua, laut dalam, dan palung laut. Berdasarkan
kedalamannya, dibagi menjadi 4 yaitu litoral, neritic, balital, dan abisal.
Berdasarkan bentuknya terbagi menjadi 4 yaitu lubuk laut, palung laut, ambang
laut, punggung laut, paparan benua.

1.2. Rumusan Masalah


1. Berapa banyakah Samudra yang ada di dunia?
2. Apakah yang disebut dengan Landan Kontinen?
3. Bagaimanakah Morfologi Dasar Laut Dunia?

1.3. Tujuan Pembahasan


1. Memahami, dan mampu mengidentifikasi Samudra.
2. Memahami, dan mampu mengidentifikasi Landas Kontinen.
3. Memahami, dan mampu membagikan Morfologi dasar laut.
BAB II. PEMBAHASAN

2.1. Samudra

2.1.1. Pengertian

Samudra adalah lautan yang sangat luas yang berada di permukaan bumi
yang merupakan massa dari air asin yag sangat banyak meliputi hampir seluruh
bumi yang dibatasi oleh benua atau pun daratan. Di bumi terdapat lima samudara
yang sangat luas yaitu: samudra antartika, samudra arktik, samudra atlantik,
samura hindia, dan samudra pasifik.
Samudra di permukaan Bumi semuanya terhubung menjadi satu yang
disebut “World Ocean atau dikenal dengan Samura Dunia” yang menutupi sekitar
71% permukaan Bumi. Air asin yang mengalir dari satu bagian samudra ke laut
lainnya tanpa halangan menghasilkan 97% pasokan air di planet ini.
Geografer, selama bertahun-tahun, membagi samudra dunia menjadi
empat bagian: Samudra Atlantik, Pasifik, India, dan Arktik. Selain samudra
tersebut, mereka juga menggambarkan banyak badan air asin yang lebih kecil
termasuk laut, teluk, dan muara. Tidak sampai tahun 2000, mereka
mengemukakan tentang lautan kelima yang secara resmi bernama Samudra
Selatan, yang mencakup perairan di sekitar Antartika.
Samudra menyusun sebagian besar siklus hidrosfer planet. Air laut asin
mencakup sekitar 361.000.000 km2 (139.000.000 mil persegi) dan biasanya dibagi
menjadi beberapa samudra utama dan laut yang lebih kecil, dengan samudra
menutupi sekitar 71% permukaan bumi dan 90% biosfer bumi.
Lautan mengandung 97% air di bumi, dan ahli kelautan menyatakan
bahwa kurang dari 20% Samudra Dunia telah dipetakan. Volume total sekitar 1,35
miliar kilometer kubik (320 juta cu mi) dengan kedalaman rata-rata hampir 3.700
meter (12.100 kaki).
2.1.2. Pengertian Samudra Menurut Para Ahli
1. Menurut The Free Dictionary, Samudra merupakan badan air asin yang
menutupi lebih dari 70 persen permukaan bumi.
2. Menurut Britanica Samudra adalah badan air asin yang saling
bersambungan yang terdapat dalam cekungan besar di permukaan Bumi.
Jika dilihat dari luar angkasa, dominasi lautan di Bumi dapat terlihat
dengan jelas. Lautan dan pengertian laut marjinalnya menutupi hampir 71
persen permukaan Bumi, dengan kedalaman rata-rata 3.688 meter (12.100
kaki).
3. Menurut National Geographic, Samudra adalah badan air asin yang saling
bersambungan yang mencakup lebih dari 70 persen permukaan Bumi.
Arus laut mengatur cuaca dunia dan menghasilkan kaleidoskop kehidupan.
Manusia bergantung pada perairan ini untuk kenyamanan dan
kelangsungan hidup.
4. Menurut National Ocean Service, Samudra adalah sumber kehidupan
Bumi, yang mencakup lebih dari 70 persen permukaan planet,
mengendalikan cuaca, mengatur suhu, dan pada akhirnya mendukung
semua organisme hidup. Sepanjang sejarah, samudra telah menjadi sumber
vital untuk makanan, transportasi, perdagangan, pertumbuhan, dan
inspirasi.
5. Menurut Collins Dictionary, Samudra yaitu sebagai salah satu dari lima
wilayah laut yang sangat luas di permukaan bumi.
6. Menurut Merriam Webster, Samudra adalah seluruh bagian air asin yang
menutupi hampir tiga perempat permukaan bumi. Salah satu bagian air
yang besar (seperti Samudra Atlantik) tempat samudra besar terbagi.
7. Menurut Your Dictionary, Samudra adalah sebagai badan air asin yang
menutupi sebagian besar bumi atau sejumlah besar sesuatu.

2.1.3. Teori Terjadinya Samudra


Ada bebera teori tentang terjadinya samudra, antara lain adalah sebagai berikut:
 Contraction Theory (Teori Kontraksi)
Beberapa waktu setelah bumi terbentuk, bumi masih dalam keadaan panas.
Kemudian mulai mendingin dan terbentuklah kulit bumi. Dalam waktu jutaan
tahun terjadi perubahan-perubahan di dalam bumi di bawah kulit bumi. Karena
terjadi pengerutan kulit bumi menyebabkan batuan yang ringan dari kulit bumi
melengkung dan retak maka magma keluar ke permukaan bumi. Semua
perubahan-perubahan tersebut menyebabkan terjadinya continent dan cekungan
samudra. Kita mengetahui bahwa kulit bumi di bawah samudra yang dalam sangat
tipis. Di bawah batuan kulit bumi itu terdapat batuan yang lebih berat yang
disebut Astenosfer (mantel).
 Gravity Theory (Teori Gravitasi)
Beberapa sarjana mengira bahwa cekungan samudra terbentuk ketika suatu
bintang besar melintas dekat bumi. Karena gravitasi maka terjadi tarik menarik
antara bintang tersebut dengan bumi. Diduga karena bumi masuh panas dan lunak
maka sebagian kulit bumi tertarik ke angkasa luar. Bekasnya menjadi cekungan
samudra yang menurut teori ini adalah cekungan samudra Pasifik. Sedangkan
bagian bumi yang terlepas adalah bulan.
 Meteorit Theory (Teori Meteorit)
Menurut teori meteorit terjadinya cekungan samudra akibat jatuhan dari
meteor. Diduga bahwa lekukan-lekukan danau kawah di bulan dan samudra di
bumi terjadi oleh hal yang sama. Karena adanya benturan meteor yang begitu kuat
maka pinggir-pinggir tempat meteor itu jatuh terjadi peninggian. Itulah yang
menyebabkan terjadinya pegunungan pantai di sekitar beberapa samudra, seperi
pegunungan Andes yang memanjang di sepanjang pantai Pasifik di Amerika
Selatan.
 Contonental Drift Theory (Teori Pergerakan Benua)
Teori ini dikembangkan oleh Alfred Wegener. Dalam teorinya ia
mengatakan bahwa ketika kulit bumi mendingin terjadi satu kontinen besar.
Karena kontinen itu ringan maka terapung di atas batuan yang lebih berat yang
ada di bawahnya. Setelah itu mulai terbagi menjadi dua blok. Satu blok di belahan
utara dan yang lain di belahan selatan. Kedua blok itu dipisahkan oleh samudra
yang disebut Tethys. Karena blokblok ini terapung dan bergerak maka pecah
menjadi bagian yang lebih kecil.

Blok Utara membentuk Amerika Utara dan Erasia. Blok Selatan menjadi
Amerika Selatan, Afrika, Australia dan Antartika. Pada waktu itu laut thetys
dipersempit dan memjadi laut Mediteran, laut Hitam dan laut Kaspia. Teori ini
dapat dilihat dari bentuk-bentuk pantai kontinen, misalnya bentuk pantai antara
Afrika dengan Amerika Selatan dan antara Erasia pernah satu blok. Sekitar 180
juta tahun lalu benua Afrika dan Amerika Selatan merupakan satu daratan. India
diduga dari potongan-potongan benua kuno Gondowana land. Potongan-potongan
ini bergerak kearah Utara sejauh 5.000 kilometer dan ahirnya bertamrakan dengan
benua Asia. Proses tabrakan ini menghasilkan tekanan ke atas yang amat besar
yang mengakibatkan terbentuknya pegunungan Himalaya.
Alasan lain untuk membuktikan teori ini adalah fosil-fosil tumbuh-
tumbuhan dari batuan purba. Ternyata fosil tumbuh-tumbuhan tertentu terdapat di
dalam batuan purba baik di Amerika Selatan, Afrika India dan Siberia. Bukti ini
memperkuat dugaan bahwa daerah-daerah tersebut pernah bersatu (berhubungan).
Para ahli geologi percaya bahwa terjadi daerah-daerah aktif dimana sering terjadi
retakan-retakan besar pada kulit bumi. Retakan-retakan ini mencakup seluruh
permukaan bumi dan karena itu mereka membagi kerak bumi menjadi enam
bagian lempeng besar yang dinamakan tectonic plates. Terdapat delapan lempeng
tersebut sebagai berikut : Lempeng Eurasia, Lempeng Amerika Utara, Lempeng
Pasifik, Lepmeng Australia, Lempeng Antartika, Lempeng Amerika Selatan,
Lempeng Afrika, Lempeng India.
Bentuk lempeng-lempeng itu tidak rata, tetapi setiap lempeng cenderung
untuk membentuk suatu batas dengan system mid-oceanic ridge, yaitu satu sisi
dengan massa benua dan sisi yang lain dengan batas lempeng tektonik. Lempeng
tektonik ini bergerak secara perlahan-lahan melintasi dasar lautan dengan
kecepatan rata-rata beberapa centimeter setiap tahunnya. Gerakan lempeng ini
sulit untuk diukur secara langsung oleh karena jarak yang terjadi sangat kecil dan
memerlukan waktu yang lama. Walaupun demikian para ahli geologi telah
membuktikan secara meyakinkan tentang terjadinya kejadian-kejadian ini dengan
mengadakan penelitian terhadap jenis batuan dari mana lempeng tektonik
dibentuk.

2.1.4. Karakteristik Samudra


1. Kedalaman rata-rata samudra di dunia adalah 12.200 kaki.
2. Gunung Mauna Kea di Hawaii memiliki ketingian 33.474 kaki dari
dasarnya. Ini akan menjadikannya gunung tertinggi di dunia jika dasarnya
tidak di bawah permukaan laut.
3. Sekitar 97 persen air di planet berada di samudra.
4. Sekitar 80 persen populasi dunia hidup dalam 60 mil dari pantai.
5. Pegunungan terpanjang di dunia sebenarnya berada di bawah lautan dan
disebut Mid Atlantic Ridge.

2.1.5. Proses Terbentuknya Samudra


Apabila mengkaji tentang proses terbentuknya samudra atau terbentuknya
lautan dibumi maka hal tersebut berkaitan erat dengan dengan proses atau asal-
usul terbentuknya struktur bumi, yang dapat dijelaskan dengan menggunakan teori
lempeng tektonik.
Prinsip utama dari teori tektonik lempeng adalah bahwa bumi ini tersusun
oleh lempeng-lempeng yang bergerak. Suatu lempeng dapat berupa kerak
Samudra, kerak benua, atau gabungan dari kedua kerak tersebut. Pengertian teori
lempeng tektonik dapat terjadi karena sifat dari lapisan kerak bumi atau lapisan
terluar bumi yang cenderung padat dan keras. Di bawah lapisan kerak terdapat
lapisan astenosfer yang bersifat kental dan liat. Sedangkan lapisan yang lebih
dalam lagi memiliki suhu yang lebih tinggi dibandingkan lapisan diatasnya.
Suhu lapisan yang lebih panas berpindah pada lapisan yang lebih dingin.
Dalam hal ini terjadi perpindahan panas secara konveksi. Hal tersebut
mengakibatkan astenosfer bergerak seperti pergerakan air mendidih, sehingga
lapisan kerak bumi di atasnya terpecah-pecah dan membentuk-lempengan.
Terbentuknya samudra berawal dari kejadian 4,4 milyar tahun yang lalu.
Ketika masa itu, terjadi perubahan bentuk permukaan bumi akibat gunung api
meletus. Akibatnya bumi tertutup oleh debu-debu vulkanik. Debu-bedu vulkanik
yang melapisi bumi tersebut menghalangi sinar matahari masuk menuju ke bumi.
Akibat yang ditumbulkan dari kejadian ini adalah uap air yang menupuk di
atmosfer terkondensasi hingga terjadi hujan. Karena permukaan bumi berubah,
hujan ini mengisi cekungan-cekungan dibumi hingga terbentuklah lautan.
Pada awalnya, air laut memiliki sifat sangat asam dengan suhu sekitar 100
daerajat celcius. Kondisi tersebut terjadi karena keadaan bumi yang sangat panas
dan atmosfer bumi yang diselimuti oleh karbon dioksida. Ketika itu juga sering
terjadi gelombang tsunami karena jatuhnya asteroid ke Bumi. Peristiwa ini
disertai dengan pengertian pasang surut air laut yang terlalu cepat terjadi karena
jarak bumi dan bulan yang terlalu dekat.
Seiring berjalannya waktu, perlahan-lahan jumlah karbon dioksida yang
ada di atmosfer bumi mengalami penyusutan yang terjadi karena karbon dioksida
terlarut dalam air laut dan bereaksi dengan ion karbonat sehingga membentuk
kalsium karbonat, sehingga langit mulai berwana cerah dan sinar matahari dapat
kembali masuk ke bumi dan volume air laut terus menerus mengalami
penyusutan.
Bagian-bagian bumi yang pada awalnya terendam air mulai mengering.
Pelapukan batu yang terjadi dipermukaan bumi terjadi terus menerus dan terbawa
kelautan karena adanya air hujan. Hal inilah yang menyebabkan air laut menjadi
asin.
Berikut merupakan Proses terbentuknya Samudra :
1.    Semua gas dilepaskan ke atmosfer dari Bumi termasuk H2O
 Gas-gas ini membentuk atmosfer awal
 Temperatur kerak bumi awal adalah 60 derajat celcius (Jadi H2O dan gas
lainnya berbentuk gas)
2.    Proses yang seharusnya terjadi
 Kerak bumi mendingin hingga di bawah 10 derajat celcius
 Semua H2O akan terkondensasi
 Gas asam akan bereaksi dengan mineral kristal beku untuk membentuk
sedimen dan lautan awal
 Laut asli adalah lautan yang sangat panas dan asin
3.    Dugaan terhadap apa yang telah terjadi
 H2O, CO2, dan HCL ada di lautan
 Air (pada kecepatan pendinginan lambat) akan mengembun menjadi lautan
awal yang yang panas
 Kemudian HCI akan larut ke dalam lautan
 Lautan asam yang awal terbentuk bereaksi dengan mineral kristal,
melarutkan silika dan menciptakan bahan tanah liat alumina untuk
membentuk sedimen di dasar laut.
 Kehadiran ganggang hijau biru dalam catatan fosil lebih dari 3 miliar
tahun lalu membuktikan suhu permukaan dingin lebih rendah dari 10
derajat celcius
4.    Penghilangan Gas (Degassing)
 Sebagian besar proses ini terjadi pada awal terbentuknya samudra, dan
hanya sedikit terjadi sejak itu (degassing = Bumi mengeluarkan gas
dengan letusan gunung berapi)
Lautan masih memiliki volume dan salinitas yang sama karena tidak ada
perubahan drastis dalam rasio volatil yang dilepaskan selama pewaktu geologis.

2.1.6. Manfaat Samudra


Samudra memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan kita,
karena samudra memberikan manfaat yang beragam manfaat untuk menunjang
kehidupan makhluk hidup di muka Bumi. Terdapat setidaknya 7 alasan yang
menjadikan samudra sangat bermanfaat dan penting untuk kita, diantaranya yaitu:
1. Samudra menghasilkan lebih banyak oksigen daripada Amazon
Sering dianggap bahwa hutan hujan adalah sumber utama oksigen di
planet ini, tetapi kenyataannya adalah bahwa hutan hujan hanya bertanggung
jawab atas 28% oksigen di bumi sedangkan lautan bertanggung jawab atas 70%.
Pernahkah Anda melihat pohon di tengah samudra? Tidak bukan? Itu karena
samudra tidak membutuhkannya, fitoplankton telah menutupinya. Fitoplankton
adalah tanaman mikroskopis, komponen dari plankton, yang menghabiskan
hidupnya diangkut oleh arus samudra. Pada dasarnya, organisme kecil ini
bertindak dalam cara yang sama seperti daun pohon di darat. Fitoplankton
menyerap karbon dioksida dan melepaskan oksigen.
2. Samudra mengatur iklim Bumi
Dalam banyak hal, laut mengatur iklim di Bumi kita. Samudra menyerap
panas dan mengangkut air hangat dari ekuator ke kutub, dan air dingin dari kutub
ke daerah tropis. Tanpa arus ini, cuaca akan menjadi ekstrim di beberapa daerah,
dan lebih sedikit tempat yang bisa dihuni. Samudra menampung 97% air planet
kita, hampir semua hujan yang turun di darat berasal dari laut. Lautan menyerap
CO2, untuk menjaga siklus karbon, dan suhu yang sesuai di bumi, seimbang. Ini
seperti sistem kontrol iklim global kita.
3. Samudra adalah sumber makanan penting
Samudra adalah sumber protein nomor satu untuk lebih dari satu miliar
orang. Ikan menyumbang sekitar 15,7% dari konsumsi protein secara global.
Mempertimbangkan populasi dunia yang bertambah 1,5 juta orang setiap
minggunya, kita semakin mengandalkan lautan untuk bertahan hidup, terutama
sumber makanan yang bergizi.
4. Banyak makhluk bergantung dan hidup di samudra
Samudra bukan hanya rumah bagi kita pecinta lautan, tetapi juga rumah
bagi kelimpahan terbesar kehidupan di planet kita. Saat kita berlayar melintasi
lautan, kita akan melihat lumba-lumba, paus, atau kura-kura muncul untuk
mengambil napas. Itulah yang kita lihat di permukaan; ada lebih banyak
kehidupan di bawah permukaan laut daripada di darat. Para ahli memperkirakan
bahwa ada lebih dari 300.000 spesies berbeda di bawah air, dan masih belum jelas
berapa banyak dari mereka yang kita kenal.
5. Lautan sebagai tempat untuk liburan/rekreasi
Lautan bisa menjadi alternatif tempat untuk berlibur. Di sinilah kita
berenang, berselancar, berlayar, menyelam, dan lain-lain. Bagi pelaut, nelayan,
dan penduduk pulau, itu juga merupakan zona transportasi.
6. Banyak pekerjaan yang terkait dengan kegiatan di laut
Berdasarkan data statistik resmi terbaru dari FAO, diperkirakan bahwa
59,6 juta orang di dunia terlibat dalam perikanan dan akuakultur pada 2016.
Faktanya, 90% perdagangan dunia dilakukan melalui laut. Lautan memberi
pekerjaan kepada para nelayan, penjaga pantai, instruktur selancar, pelabuhan,
operator tur berbasis laut, bisnis olahraga air, akomodasi liburan, dan, masih
banyak pekerjaan lainnya.
7. Samudra sebagai sumber bahan obat
Laut bisa menjadi sumber bahan untuk obat, misalnya obat anti-virus
Zovirax dan Acyclovir diperoleh dari nukleosida yang diisolasi dari spons
Karibia; Yondelis, yang dikembangkan dari hewan laut bertubuh lunak kecil,
adalah obat pertama yang berasal dari laut untuk melawan kanker.

2.1.7. Jenis-Jenis Samudra


Kawasan Samudra terdiri dari Samudra Pasifik, Samudra Atlantik,
Samudra Hindia dan Samudra Artika. Samudra-samudra mempunyai karakteristik
tersendiri. Berbagai fenomena di samudra seperti luas, kedalaman, arus,
gelombang, suhu permukaan, palung, salinitas, fungsi dan peran terhadap iklim
serta kehidupan manusia, menarik untuk dikaji dan dibandingkan masing-masing
samura. Berikut adalah berbagai jenis-jenis Samudra di dunia :
1. Samudra Pasifik
Samudra pasifik merupakan samudra terluas di dunia kurang lebih
165.760.000 km² lebih luas dari seluruh negara di dunia yang luasnya kurang
lebih 134.136.100 km². Jadi luas Samudra pasifik 1,24 kali luas daratan dunia.
Samudra Pasifik mempunyai rata-rata kedalaman 4.282 meter dan bagian
terdalam berupa palung yang memanjang dengan kedalaman 8.000 meter sampai
dengan 11.232 meter (Palung IZU). Ditengah Samudra Pasifik terdapat gugusan
kepulauan Polynesia, Mikronesia, dan melanesia (kawasan ini disebut Oceania).
Posisi samudra Pasifik sangat penting bagi sektor ekonomi dan politik
internasional. Negara-negara di kawasan ini tergolong mempunyai tingkat
pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan cepat. Oleh karena itu mereka membentuk
forum kerjasama ekonomi negara-negara Pasifik (APEC).
Karakteristrik dari Samudra Pasifik adalah :
 Dibatasi oleh benua dan kepulauan
 Di sebelah timur dibatasi oleh benua Amerika Utara dan Amerika Selatan
 Di sebelah barat terbentang benua Asia dan benua Australia
 Di sebelah utara berbatasan dengan samudra arktrik
 Di sebelah selatan berbatasan dengan samudra Antartika
 Terdapat lebih dari 25.000 kepulauan
 Rata-rata kedalaman lautan di samudra pasifik mencapai 4270 meter
 Lautan yang termasuk wilayah samudra pasifik ialah laut sulawesi, laut
jepang, laut china selatan, laut sulu, laut tasmanian dan selat malaka.
 Samudra pasifik dilalui jalur pegunungan muda sirkum pasifik
 Termasuk pusat gempa vulkanik
2. Samudra Atlantik
Samudra atlantik adalah samudra terbesar kedua di dunia, meliputi sekitar
1/5 permukaan Bumi. Kata Atlantik berasal dari mitologi Yunani yang berarti
“Laut Atlas”. Samudra ini berbentuk huruf S, memanjang dari belahan bumi utara
ke belahan bumi selatan, terbagi dua oleh garis khatulistiwa menjadi Atlantik
Utara dan Atlantik Selatan. Dibatasi oleh Amerika Utara dan Amerika Selatan di
bagian barat samudra dan Eropa dan Afrika di bagian timur samudra.
Samudra Atlantik berhubungan dengan Samudra Pasifik, di bagian utara
bumi melalui Samudra Arktik dan di bagian selatan bumi melalui Lintasan Drake.
Hubungan buatan manusia antara Samudra Atlantik dengan Samudra Pasifik
dibuat melalui Terusan Panama. Batas antara Samudra Atlantik dengan Samudra
Hindia di bagian timur, dibatasi pada garis 20° Bujur Timur. Batas antara
Samudra Atlantik dengan Samudra Arktik adalah garis dari Greenland ke
Svalbard di sebelah utara Norwegia.
Samudra Atlantik seperti terlihat dari pesisir barat Irlandia pada hari yang
cerah. Mencakupi sekitar 20% permukaan Bumi, Samudra Atlantik berada di
urutan kedua terbesar dalam segi ukurannya setelah Samudra Pasifik. Bersama
dengan lautan di sekitarnya ia mempunyai luas sebesar 106.450.000 km²; jika
lautan di sekitarnya tidak dihitung, luasnya 82.362.000 km². Jumlah wilayah yang
mengalir ke Samudra Atlantik lebih besar empat kali daripada Samudra Pasifik
maupun Samudra Hindia. Volume Samudra Atlantik dengan lautan sekitarnya
adalah 354.700.000 km³ dan tanpanya adalah 323.600.000 km³.
Kedalaman rata-rata Samudra Atlantik, dengan lautan di sekitarnya adalah
3.332 m (10.932 kaki); tanpanya adalah 3.926 m (12.877 kaki). Kedalaman
terbesar, 8.605 m (28.232 kaki), berada di Palung Puerto Riko. Lebar Samudra
Atlantik beragam, dari 2.848 km (1.769 mil) di antara Brasil dan Liberia hingga
sekitar 4.830 km (3.000 mil) antara Amerika Serikat dan sebelah utara Afrika.
Samudra Atlantik mempunyai pesisir pantai yang tak beraturan (ireguler)
yang dibatasi berbagai teluk dan lautan, termasuk Laut Karibia, Teluk Meksiko,
Teluk St. Lawrence, Laut Mediterania, Laut Hitam, Laut Utara, Laut Baltik, dan
Laut Norwegia-Greenland. Pulau-pulau di Samudra Atlantik termasuk Svalbard,
Greenland, Islandia, Rockall, Britania Raya, Irlandia, Fernando de Noronha,
Azores, Kepulauan Madeira, Kepulauan Canary, Tanjung Verde, Bermuda,
Hindia Barat, Ascension, St. Helena, Tristan da Cunha, Kepulauan Falkland, dan
Georgia Selatan dan Kepulauan Sandwich Selatan.
Berikut adalah karakteristik dari Samudra atlantik :
 Merupakan samudra yang menghubungkan benua Eropa dan benua
Amerika
 Terdapat fenomena Segitiga Bermuda (Pantai timur Amerika dekat
Kepulauan Bermuda) yang terkenal dengan daya grafitasinya yang besar
atau menjadi pusat magnet bumi walaupun kebenarannya belum dapat
dibuktikan secara ilmiah
 Sebagaian wilayahnya berada di wilayah garis bujur barat

3. Samudra Hindia
Samudra hindia adalah samudra terbesar ketiga di dunia dan memiliki luas
26.469.900 mil persegi (68.566.000 km2). Terletak di antara Afrika, Samudra
Antartika, Asia, dan Australia. Samudra Hindia memiliki kedalaman rata-rata
13.002 kaki (3.963 meter) dan Palung Jawa adalah titik terdalamnya di -23.812
kaki (-7,258 meter). Perairan Samudra Hindia termasuk laut seperti Andaman,
Arab, Flores, Jawa dan Laut Merah serta Teluk Bengal, Great Australian Bight,
Teluk Aden, Teluk Oman, Selat Mozambik dan Teluk Persia. Samudra Hindia
dikenal karena menyebabkan pola cuaca musim hujan yang mendominasi
sebagian besar Asia Tenggara dan karena memiliki perairan yang telah menjadi
chokepoints sejarah (jalur perairan internasional yang sempit).
Berikut merupakan karakteristik dari Samudra hindia
 Seluruh wilayahnya digaris bujur timur
 Menjadi sumber hujan bagai negara-negara Asia selatan, Asia
tenggaraserta bagian timur Benua Afrika
 Samudra Hindia relatifjarang menimbulkan badai besar seperti Samudra
Pasifik
 Pada dasar samudranya berbatasan dengan pusat-pusat tubrukan antara
lempeng Asia dan lempeng Samudra sehingga menjadi pusat gempa bagi
negara-negara seperti Indonesia, India, Afganistan dan Iran.
Batas-batas Samudra Hindia adalah berikut:
 Sebelah utara: kawasan Asia Selatan
 Sebelah selatan: Laut Antartika
 Sebelah barat: Jazirah Arab dan Afrika
 Sebelah timur: Semenanjung Malaka, Kepulauan Indonesia dan
Australia.
4. Samudra Antartika
Samudra antartika adalah samudra terbaru yang diakui oleh Organisasi
Hidrografi Internasional. Ini berbatasan dengan Antartika secara keseluruhan.
Dalam hal ukuran, ini adalah yang terbesar keempat yaitu dengan panjang
20.327.000 kilometer persegi atau menempati sekitar 20% dari seluruh
permukaan laut di Bumi, yang memanjang hingga 60 derajat Lintang Selatan. Hal
tersebut menjadikan samudra ini berada diurutan keempat dari samudra terbesar di
dunia. Perairan ini terbentuk sekitar 30 juta tahun lalu ketika Benua Antartika
terpisah dari Amerika Selatan. Kedalaman dari perairan ini berkisar antara 4–5
km. Temperatur air lautnya bervariasi antara 10 hingga -2oC. Wilayah Samudra
dari lintang 40 LS sampai lingkar Antartika merupakan wilayah yang memiliki
kecepatan angina rata-rata paling kuat di Bumi. Anginnya yang kencang
mengakibatkan tinggi gelombang di Samudra Antartika cukup besar. Ini adalah
lingkungan yang ekstrem dan paling sedikit dipahami dibandingkan samudra
lainnya karena belum dijelajahi. Samudra ini jauh dari daerah berpenduduk dan
memiliki iklim yang ekstrim.
Meskipun Samudra Antartika belum dijelajahi, tapi masih ada sekitar 80%
dari semua lautan di dunia yang memang belum dijelajahi, sehingga masih banyak
pekerjaan yang harus dilakukan untuk eksplorasi laut di muka Bumi.
5. Samudra Arktik
Samudra arktik adalah samudra terkecil dan terdangkal dibandingkan 4
samudra lainnya. Lebih jauh dari ini, itu adalah lautan paling dingin dan paling
asin. Dalam hal ukuran, Samudra Arktik adalah seukuran Rusia. Karena terletak
di Kutub Utara, Samudra ini memiliki es kutub. Tetapi selama bertahun-tahun,
gletser telah mencair mengancam kenaikan permukaan laut. Meskipun IHO
mengenalinya sebagai "Samudra Arktik", beberapa ahli kelautan masih
menyebutnya "Laut Arktik".
Samudra Arktik adalah yang paling beragam dalam hal spesies ikan. Ini
memiliki beragam spesies laut termasuk paus, ubur-ubur, dll. Tetapi karena
temperaturnya yang sangat dingin, Samudra Arktik hanya memiliki sedikit
tanaman. Ini menjadikannya salah satu ekosistem paling rapuh di planet ini.
berlokasi di belahan utara bumi dan kebanyakan berada di wilayah Arktik Kutub
Utara, adalah samudra terkecil dan terdangkal di antara lima samudra di dunia.
Meskipun Organisasi Hidrografik Internasional (IHO) menganggapnya sebagai
samudra, para ahli samudra menyebutnya Laut Mediteranian Arktik atau Laut
Arktik, mengklasifikasikannya sebagai satu dari Laut Mediteranian yang
tergabung dalam Samudra Atlantik.
Banyak bagian dari samudra Arktik yang tertutup oleh es, baik pada
musim dingin atau sepanjang tahun. Suhu dan kadar garam di samudra Arktik
bervariasi tergantung musim tergantung dari es yang menutupinya sedang mencair
atau meleleh; kadar garamnya adalah yang terendah dari rata-rata lima samudra
lainnya, dikarenakan rendahnya penguapan, juga dikarenakan terbatasnya
keluarnya air dari samudra ke daerah sekitarnya dengan masukan air tawar ke
samudra dalam jumlah yang besar. Jumlah es-es yang mencair pada musim panas
mencapai 50%.
Samudra Arktik mengisi sebuah basin bundar dan memiliki luas sekitar
14.056.000 kilometer persegi, hanya kurang sedikit dari 1.5 kali luas Amerika
Serikat. Panjang garis pantainya adalah 45.389 kilometer. Hampir dikelilingi oleh
daratan sepenuhnya, Samudra Arktik mencakup Tanjung Baffin, Laut Barents,
Laut Beaufort, Laut Chukchi, Laut Siberia Timur, Laut Greenland, Tanjung
Hudson, Teluk Hudson, Laut Kara, Laut Laptev, Laut Putih dan badan-badan air
lainnya. Terhubung dengan Samudra Pasifik oleh Teluk Bering dan ke Samudra
Atlantik melalui Laut Greenland dan Laut Labrador. Letak geografisnya adalah
90°00′ LU 0°00′ BT.
Sebuah palung samudra, Palung Lomonosov, membagi Samudra Arktik
yang mengisi basin Kutub Utara menjadi dua basin: Eurasia, atau Nansen, Basin,
(dinamakan setelah Fridtjof Nansen) yang dimana kedalamannya 4.000 dan 4.500
meter, dan Amerika Utara, atau Hyperborean, Basin, yang kedalamannya sekitar
4.000 meter. Bathymetry dari dasar samudra ditandai dengan fault-block
ridge (seperti bukit), plains of the abyssal zone (seperti kawasan berlubang-
lubang), laut-laut dalam, dan basin-basin. Rata-rata kedalaman Samudra Arktik
adalah 1.038 meter. Titik terdalamnya terdapat di Basin Eurasia yaitu 5.450 meter.
Samudra Arktik terdiri atas sebuah chokepoint (aliran air yang sempit
karena diapit oleh dua daratan) utama di selatan Laut Chukchi yang menyediakan
akses utara ke Samudra Pasifik melalui Teluk Bering antara Amerika Utara dan
Rusia. Samudra Arktik juga menyediakan link (penghubung) laut terpendek antara
barat dan timur Rusia yang ekstrim. Ada beberapa stasiun penelitian terapung di
Arktik, dioperasikan oleh Amerika Serikat dan Rusia.
Masukan air terbesar berasal dari Atlantik melalui jalur Aliran Norwegia,
yang kemudian mengalir sepanjang pantai Eurasia. Air juga masuk dari Pasifik
melalui Teluk Bering. Aliran Greenland Timur membawa sebagian besar air yang
keluar. Es menutupi sebgaian besar samudra sepanjang tahun, menyebabkan suhu
yang mendekati beku sepanjang waktu.
Karakteristik Samudra Arktik
 Dikelilingi oleh hampir seluruhnya daratan
 Banyak ditemukan pulau dan kepulauan
 Termasuk samudra yang paling dangkal jika dibandingkan dengan
samudra lainnya
 Samudra ini mempunyai lapisan es.
2.2. Kontinen
2.2.1. Pengertian Kontinen
Benua atau kontinen adalah beberapa daratan yang memiliki wilayah yang
sangat luas yang berada di permukaan bumi. Benua dikelompokkan berdasarkan
konvensi (kesepakatan) dibandingkan standar baku. Benua terbagi menjadi tujuh
wilayah yang umum dianggap sebagai benua, yaitu (dari berukuran terbesar
hingga terkecil): Asia, Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, Antartika, Eropa,
Dan Australia.
Benua secara umum dipahami sebagai kumpulan wilayah daratan yang
terhubung menjadi wilayah daratan yang luas yang idealnya terpisah oleh wilayah
air yang sangat luas. Meskipun begitu, benua-benua ini tidak terpisah oleh air
dalam realitasnya, seperti benua Asia dan Eropa yang dihubungkan oleh
perbatasan daratan yang luasnya bermil-mil. Kriteria luas juga tidak dapat
terpenuhi dikarenakan Greenland yang lebih luas dibandingkan Australia
dikategorikan sebagai pulau. Atas dasar inilah, maka definisi benua belum
memiliki definisi yang pasti. Namun, ada beberapa faktor yang dapat menjadi
kriteria pengkategorian seperti wilayah lempeng tektonik, flora dan fauna
endemik, kebudayaan setempat serta kepercayaan warga setempat atas status
wilayah yang mereka tempati sebagai benua untuk menyatakan suatu daratan
dapat dikategorikan sebagai benua.
Definisi dan penerapan Benua. Dalam ilmu Geologi, benua meliputi kerak
benua yang ditemukan di lempeng benua yang juga meliputi fragmen benua,
seperti Madagaskar yang biasanya tidak dianggap sebagai benua. Beberapa benua
geologis merupakan wilayah benua yang tenggelam di bawah air laut,
seperti Selandia. Benua diketahui hanya ada di Bumi.
Kepulauan Oseania sering dikelompokkan dengan benua tetangga untuk
membagi daratan di Bumi menjadi beberapa wilayah. Berdasarkan pembagian ini,
wilayah yang ada di Samudra Pasifik dikelompokkan bersama dengan Benua
Australia menjadi wilayah yang dikenal dengan nama Oseania.
Luas Benua, dalam arti sempit, benua adalah wilayah daratan yang luas
yang menyatu lalu dianggap sebagai satu wilayah yang sama oleh suatu konvensi.
Namun dari perspektif ilmu geologi atau geografi fisik, benua dapat diperluas
maknanya menjadi melebihi batas wilayah kering daratan hingga mencakup
wilayah sekitar yang tenggelam oleh lautan dangkal, landas benua, lereng benua
serta pulau-pulau yang berlokasi di landas benua tersebut yang secara geologis
tergabung sebagai bagian dari benua. Berdasarkan definisi benua yang dimaksud,
maka tepi landas benua menjadi tepi benua yang sejati karena garis pantai dapat
berubah-berubah seiring perubahan tingkat permukaan air laut yang menjadikan
kepulauan Britania Raya dan Irlandia menjadi bagian dari Benua Eropa sekaligus
Benua Australia dan pulau-pulau sekitar Pulau Papua sebagai satu Benua.

2.2.2. Konsep Benua


Sebagai hasil dari konstruksi budaya, konsep benua dapat diperluas
melebihi landas benua hingga mencakup pulau-pulau samudra dan bagian-bagian
benua yang terpisah. Berdasarkan konsep ini, Islandia dianggap sebagai bagian
dari Eropa dan Madagaskar sebagai bagian dari Afrika. Namun bila
mengekstrapolasi konsep ini secara ekstrem, beberapa ahli geografi
mengelompokkan lempeng benua Australasia bersama dengan pulau-pulau lain di
Pasifik menjadi satu benua yang disebut Oseania. Dengan cara ini, seluruh
permukaan daratan di bumi terbagi menjadi benua-benua atau kuasi-benua.
Kriteria ideal bahwa setiap benua adalah daratan yang terpisahnya
umumnya adalah konvensi sepanjang sejarah karena dari tujuh daratan yang
diakui sebagai benua, hanya Antarktika dan Australia yang benar-benar terpisah
dari benua-benua lainnya. Asia dan Afrika disatukan oleh Tanah Genting Suez,
sedangkan Amerika Utara dan Selatan terhubung oleh Tanah Genting Panama.
Pada kedua kasus tersebut, sama sekali tidak ada pemisahan daratan oleh air
(dengan mengenyampingkan Terusan Suez dan Terusan Panamac (keduanya
sempit, dangkal dan merupakan buatan manusia).
Amerika Utara dan Amerika Selatan dianggap sebagai benua terpisah di
dalam model tujuh benua, meskipun penentuan ini hanya berlaku setelah dekade
1950-an di Amerika Serikat yang dahulunya menerapkan model enam benua di
mana Amerika Utara dan Amerika Selatan menjadi Benua Amerika.
Kriteria daratan yang terpisah juga tidak berlaku untuk Benua Asia dan
Afrika karena secara fisiografis Asia dan Afrika tergabung sebagai satu daratan
yang menyatu yang dikenal dengan nama Eurasia. Pemisahan Asia dan Eropa
sebagai benua lebih merupakan sebagai hasil dari residu Erosentrisme karena dari
segi diversitas budaya dan sejarah maupun secara fisik, Eropa seimbang dengan
Cina dan India. Jika pemahaman benua dipersempit hanya sebagai daratan yang
menyatu; Afrika, Asia, dan Eropa dapat dianggap sebagai satu benua yang dikenal
dengan nama Afro-erasia.
Pada Zaman Es di masa Pleistosen, tingkat permukaan air laut lebih
rendah dibanding sekarang sehingga landas benua menjadi daratan kering yang
membentuk jembatan darat yang menghubungkan Tasmania dan daratan utama
Australia sehingga pada masa itu, Australia dan Pulau Papua merupakan satu
benua.

2.2.3. Tujuh Benua di Dunia


1. Benua Asia
Benua Asia merupakan benua yang terluas di antara benua lainnya.
Luasnya sekitar 44,579,000 kilometer persegi atau sekitar 29,5 persen dari total
luas daratan Bumi. Populasi penduduk di benua ini pada 2016 tercatat mencapai
4,4 miliar jiwa atau 60 persen penduduk bumi.
Posisi Benua Asia ini berada di belahan bumi bagian utara. Benua ini
terletak di antara Benua Afrika dan Eropa dengan Samudra Pasifik. Batas antara
Benua Asia dan Eropa yakni Pegunungan Ural yang rendah dan dataran rendah
lembah Sungai Ural di bagian selatan. Dengan Benua Afrika, Asia tidak
sepenuhnya terpisah. Terdapat dataran sempit yang menjadi penghubung, yakni
Gunung Sinai. Di Asia, ada 45 negara yang terbagi menjadi lima wilayah, yakni
Asia Timur, Asia Tenggara, Asia Tengah, Asia Barat dan Asia Selatan. Asia
Timur terdapat delapan negara, Asia Tenggara ada 11 negara, Asia Barat ada 14
negara. Di Asia Tengah ada enam negara dan Asia Selatan ada delapan negara.
Benua Asia dikenal dengan sebutan benua kuning. Ini dikarenakan mayoritas
penduduknya dari ras mongoloid yang mempunyai kulit kuning. Istilah itu dahulu
digunakan masyarakat Eropa untuk menunjuk Benua Asia.
2. Benua Afrika
Benua Afrika memiliki luas daratan sekitar 30.370.000 kilometer persegi
atau 20,4 persen. Untuk populasi penduduk sekitar 1,3 miliar jiwa atau 15 persen
dari total populasi manusia di bumi berdasarkan sensus tahun 2018.
Benua Afrika memiliki julukan “A Land of Great Diversity”. Nama ini
disematkan karena Afrika memiliki keragaman struktur tanah, alam, flora, fauna,
dan manusia dengan kebudayaanya. Benua Afrika ini dibagi lima wilayah, yakni
Afrika Barat ada 17 negara, Afrika Selatan ada 14 negara, Afrika Tengah
memiliki 8 negara. Kemudian Afrika Utara ada 6 negara, dan Afrika Timur
dengan 10 negara. Afrika memiliki garis pantai paling teratur. Ini menyebabkan
rasio garis pantai terhadap total wilayah Afrika terendah dibanding benua lain.
Benua Afrika dikenal dengan sebutan Benua Hitam. Karena suku asli benua ini
berwarna hitam. Sebutan ini awalnya digunakan bangsa Perancis yang menjajah
wilayah Benua Afrika.
3. Benua Amerika Utara
Benua Amerika Utara ini memiliki luas daratan sekitar 30.370.000
kilometer persegi atau 20,4 persen wilayah dataran bumi. Populasi penduduknya
sekitar 579 juta berdasarkan sensus pada tahun 2016.
Hubungan tanah satu-satunya dari Amerika Utara ke Amerika Selatan
ialah tanah genting Panama. (untuk alasan geopolitik, seluruh Panama – termasuk
timur bagian Terusan Panama sering dianggap sebagai sebagian Amerika Utara
juga). Namun, menurut beberapa pakar, Amerika Utara tidak mulai di tanah
genting Panama tetapi di tanah genting Tehuantepec, dengan daerah menghalangi
dianggap Amerika tengah dan bersandar pada lempingan Karibia.
4. Benua Amerika Selatan
Luas daratan di benua ini sekitar 17.840.000 kilometer persegi. Populasi
penduduk ada sekitar 422,5 juta dari hasil sensus tahun 2016. Benua ini berada di
antara Samudra Pasifik dan Samudra Atlantik. Benua ini sebagian besar
daratannya berada di belahan Bumi selatan. Ada 12 negara yang berada di Benua
Amerika Selatan. Benua Amerika disebut sebagai Benua Merah. Karena di benua
ini terdapat suku asli, yaitu Suku Indian. Bagi masyarakat Eropa, Suku Indian
dikenal dengan suku kulit merah meski tidak berwarna merah. Karena Suku
Indian suka melumuri kulit dengan cat berwarna merah.
5. Benua Australia
Luas daratan di Benua Australia sekitar 9.008.500 kilometer persegi atau
5,9 persen. Populasi penduduknya sekitar 31,29 juta berdasarkan sensus tahun
2016. Benua Australia adalah benua terkecil dari jumlah benua yang ada. Benua
ini berada di belahan Bumi selatan. Australia juga merupakan benua yang datar,
karena hanya memiliki pegunungaan dengan ketinggian rata-rata 300 meter di atas
permukaan air lain. Di benua ini hanya memiliki 8 negara. Benua Australia juga
disebut sebagai Benua Hijau. Karena hutan-hutan di benua ini sebagian besar
memiliki spesies yang selalu hijau, seperti eukaliptus dan akasia meski berada di
kawasan kurang subur.
6. Benua Eropa
Benua Biru adalah julukan dari Benua Eropa, karena masyarakat di Benua
Eropa mayoritas memiliki mata berwarna biru cerah. Selain terdapat kerajaan-
kerajaan jaman dahulu yang terkenal dengan adanya istilah darah biru (kerajaan).
Luas daratan Benua Eropa itu sekitar 10.180.000 kilometer persegi atau 6,8
persen. Untuk populasi penduduknya sekitar 741,4 juta berdasarkan sensus tahun
2016. Secara geologis dan geografis Eropa merupakan sebuah semenanjung atau
anak benua. Kondisi alam di sana dataran rendah, dataran tinggi, pegunungan dan
semenanjung-semenanjung. Di Benua Eropa dibagi lima wilayah. Eropa Utara
memiliki 5 negara, Eropa Timur ada 10 negara, Eropa Selatan ada 12 negara.
Kemudian Eropa Tengah dengan jumlah 5 negara, dan selanjunya Eropa Barat
dengan 9 negara.
7. Benua Antartika
Benua Antartika disebut juga Benua Abu-abu, karena wilayah Antartika
sebagian besar ditutupi oleh salju sepanjang tahun dan tidak ada vegetasi
(tumbuhan) yang tumbuh. Luas daratan Benua Antartika ini sekitar 13.720.000
kilometer persegi. Ini benua yang meliputi kutub selatan Bumi. Permukaan di
benua ini ditutupi es dan tidak mempunyai penduduk tetap. Jika ada orang-orang
yang datang kesana, biasanya untuk penelitian dan berada di sana dengan batas
waktu tertentu. Di Antartika ini memiliki kelembaban rata-rata terendah. Sehingga
sering disebut sebagai tempat terdingin di muka Bumi.
Landas benua (Continental Shelf) atau Paparan benua atau sering disebut
landas kontinen adalah perluasan perimeter pada masing-masing benua yang
terhubung dengan dataran pesisir. Landas benua yang mengelilingi sebuah pulau
disebut landas insuler. Sebagian besar landas benua terbentuk pada periode
glasial, yang kemudian tenggelam di laut dangkal (dikenal dengan laut landas)
atau teluk pada periode interglasial.
Tepian benua, yang terletak di antara landas benua dan dataran abisal,
terdiri dari lereng benua dan dataran benua curam. Sedimen dari benua di atas
permukaan air turun menuju lereng dan terkumpul sebagai tumpukan sedimen di
dasar lereng benua, yang disebut dengan peninggian benua. Meluas sejauh 500 km
dari lereng benua, terdapat sedimen tebal yang diendapkan oleh arus turbiditas
dari landas dan lereng benua. Gradien peninggian benua berada di antara lereng
dan landas pada tingkat 0,5–1°.
Menurut Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hukum Laut,
landas benua diartikan sebagai bentang dasar laut yang berdekatan dengan pesisir
milik negara tertentu tempat ia berada.

2.3. Pembagian Morfologi Dasar Laut


Dasar laut adalah dataran luas yang berada di dalam laut. Relief dataran ini
juga terbentuk akibat adanya tenaga endogen dan eksogen. Akibat kedua tenaga
ini, dasar laut memiliki relief yang bermacam-macam. Selain relief yang
bermacam- macam, dasar laut memiliki ekosistem unik yang dilihat berdasarkan
kedalamannya. Perbedaan kedalaman dipakai, karena semakin kedalam maka
jenis biota lautnya akan berbeda.
Sama seperti di bumi, laut memiliki cekungan maupun tonjolan. Hanya
beberapa penamaan saja yang berbeda. Selain itu, beberapa tenaga yang terjadi di
dalam laut dapat memberikan efek besar pada bumi. Efek yang paling berbahaya
adalah munculnya tsunami. Tsunami adalah gelombang besar akibat adanya
perubahan tekanan di dalam air yang terjadi dengan sangat cepat. Tekanan ini
dapat terjadi akibat adanya lipatan, letusan gunung api, dan pergerakan dua
lempeng. Permukaan bumi dasar laut memiliki banyak bentuk. Bentuk Muka
Bumi Dasar Laut antara lain :
1. Landasan Kontinen atau Continental Shelf
Landasan kontinen adalah salah satu landasan yang ada di dalam laut.
Landasan ini juga di sebut sebagai laut dangkal. Landasan ini berada pada
kedalaman sekitar 200 meter dari permukaan laut. Pada landasan kontinen,
matahari masih dapat masuk. Sehingga jumlah fauna maupun flora pada landasan
kontinental masih beragam. Salah satu ekosistem yang ada di dalam landasan
kontinental adalah ekosistem terumbu karang. Terumbu karang adalah kumpulan
biota laut yang saling bersimbiosis. Simbiosis ini terjadi antara hewan laut dan
tumbuhan alga. Cahaya matahari berperan dalam proses fotosintesis terumbu
karang.
2. Lereng Benua
Lereng benua adalah dataran yang berada di dalam laut. Lereng benua
berada pada kedalaman lebih dari 200 meter dari permukaan laut. Lereng benua
sering disebut sebagai terusan dari landasan kontinental. Lereng benua juga di
sebut sebagai laut dalam. Lereng benua memiliki kemiringan 4% hingga 6%.
Bumi dengan jumlah laut yang luas, memiliki lereng benua sebanyak 13% dari
total luas permukaan yang ada di bumi. Jumlah fauna maupunn flora yang ada di
wilayah ini sangat sedikit. Bahkan tidak ada flora yang mampu hidup pada
kedalaman ini. Hal ini disebabkan oleh cahaya matahari yang tidak tembus hingga
kedalaman ini. Hewan yang ada di kedalaman ini biasanya adalah hewan predator
atau hewan- hewan pemakan bangkai.
3. Paparan Benua
Paparan benua adalah dataran yang semakin lama semakin melandai.
Dataran ini berada pada kedalaman kurang dari 200 meter. Landaian dari paparan
benua semakin lama akan semakain menuju ke daratan. Ekosistem dalam paparan
benua, hampir sama dengan ekosistem pada landasan kontinental. Hal ini, karena
lokasinya yang semakin landai, maka akan semakin banyak matahari yang masuk
ke dalam.
4. Tanjakan Kontinen
Tanjakan kontinen adalah tanjakan yang berada di antara benua dan
samudra. Tanjakan ini dapat dikatakan sebagai batas antara benua dan samudra.
Tanjakan samudra akan berbentuk semakin dalam. Kedalaman tanjakan ini akan
menuju ke laut. Tanjakan kontinen ini adalah tempat paling banyak menerima
pengendapan sedimen yang terbawa oleh air laut. Akibat bentuknya yang semakin
rendah ke dalam lautan, maka materi sedimen tertumpuk di dasar tanjakan ini.
5. Lubuk Laut
Lubuk laut adalah dasaran yang ada di dalam laut. Lubuk laut juga biasa di
sebut sebagai basin. Dasaran yang berada di dalam laut ini berbetuk cekungan.
Cekungan pada dasar laut, terjadi akibat adanya ingresi atau daratan yang
mengalami penurunan di dasar laut. Ingresi ini terjadi akibat adanya tekanan yang
ada di dalam bumi. Tekanan ini memberikan tarikan secara horizontal ke dalam
bumi, sehingga bumi menjadi terlipat ke bawah.
6. Palung Laut
Palung laut adalah lembah yang berada di dalam laut. Palung laut juga bisa
di sebut trog. Palung laut juga merupakan akibat dari proses ingresi yang ada di
dalam laut. Hanya saja bentuk palung laut berbeda dengan lubuk laut. Palung laut
mengalami ingresi dalam waktu yang lebih lama dari lubuk laut, sehingga
berbentuk semakin memanjang ke dalam, dan lebih dalam.
7. Punggung Laut
Punggung laut adalah pegunungan yang ada di dalam laut. Panjang
punggung laut dapat mencapai ribuan kilometer. Punggung laut memiliki dua
bentuk yaitu rise dan ridge. Rise adalah punggung laut yang memiliki bentuk yang
lebih landai. Sedangkan ridge memiliki bentuk yang lebih curam. Beberapa
punggung laut ada yang puncaknya berada di atas permukaan laut, dan
membentuk gugusan kepulauan.
8. Ambang laut
Ambang laut adalah dataran tinggi yang berada di dalam laut. Ambang
laut juga bisa disebut sebagai drempel. Ambang laut berasal dari proses
penurunan ketinggian daratan akibat tenaga endogen. Hal ini menyebabkan
daratan menjadi lebih rendah dari laut, sehingga tertutup oleh air laut. Ambang
laut berada pada kedalaman kurang dari 200 meter dari permukaan laut. Ambang
laut juga dikatakan sebagai batasan dua lautan.
9. Gunung laut
Gunung laut adalah gunung yang berada di dalam laut. Gunung ini berada
pada kedalaman antara 1000 meter hingga 4000 meter dari permukaan laut.
Beberapa gunung laut memiliki kaki di dasar laut, dan puncak di atas permukaan
laut. Puncak dari gunung laut ini membentuk pulau. Selain itu beberapa gunung
laut adalah gunung api. Salah satu gunung laut di Indonesia adalah gunung
krakatau.
BAB 3. PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1. Samudra yang sering dieja atau disebut dengan “samudera”, juga
merupakan lautan dalam bahasa sanskerta. Samudra adalah laut yang sangat luas
yang merupakan massa dari air asin, yang kemudian sambung menyambung
meliputi permukaan bumi. Samudra dibatasi oleh benua atau suatu kepulauan
yang sangat besar.
Ada 5 jenis samudra yang ada di dunia, yang di antaranya yaitu :
 Samudra antartika
 Samudra arktik
 Samudra atlantik
 Samudra hindia
 Samudra pasifik atau laut teduh
Samudra yang terluas di bumi adalah samudra pasifik yang memisahkan 2 benua
yaitu benua asia dan benua amerika. Luas dari samudra pasifik ini yaitu sekitar
155 juta km2, sedangkan jika luas samudra ini dijumlahkan maka luas wilayahnya
yaitu sekitar 335 juta km2. Samudra disebut lautan dalam bahasa Indonesia.
Laut dan samudra adalah perairan yang sangat luas, pada umumnya laut dan
samudra memiliki warna yang sangat bir, serta memiliki kandungan garam yang
cukup banyak. Banyak yang menyangka bahwa lautan dan samudra itu sama saja,
tetapi sebenarnya keduanya berbeda. Laut memisahkan 2 daratan atau lebih dari
berupa pulau. Sedangkan samudra memisahkan 2 daratan atau lebih yang berupa
benua. Contohnya saja laut jawa yang memisahkan Pulau Jawa, Sumatera dan
Kalimantan. Sedangkan samudra pasifik memisahkan Benua Asia, Australia, dan
Amerika
2. Landas benua (Continental Shelf) atau Paparan benua atau sering disebut
landas kontinen adalah perluasan perimeter pada masing-masing benua yang
terhubung dengan dataran pesisir. Landas benua yang mengelilingi sebuah pulau
disebut landas insuler. Sebagian besar landas benua terbentuk pada periode
glasial, yang kemudian tenggelam di laut dangkal (dikenal dengan laut landas)
atau teluk pada periode interglasial.
3. Terdapat 9 morfologi dasar laut antara lain adalah, Landasan Kontinen,
Lereng Benua, Paparan Benua, Tanjakan Kontinen, Lubuk Laut, Palung Laut,
Punggung Laut, Ambang Laut, dan Gunung Laut.

3.2. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu
penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis
harapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

BPBD. 2013. Mengenal Bencana Geologi. Jakarta:PUSDALOPS BPBD DKI JA


KARTA.
Paimin, Sukresno dan Pramono, I. B. (2009). Teknik Mitigasi Banjir danTanah
Longsor. Balikpapan: Tropenbos International Indonesia Programme.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi BencanaGeologi. (2015). Prakiraan Wilayah
Potensi Terjadi GerakanTanah/Tanah Longsor dan BanjirBandang di
Seluruh Indonesia.Bandung: ESDM, Kementrerian.

Rahman, M. W., Purwanto, M. Y. J., dan Suprihatin. (2014). Status Kualitas


Airdan Upaya Konservasi Sumberday aLahan di DAS Citarum
Hulu,Kabupaten Bandung. Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam Dan
Lingkungan, 4(1), 24–34.
Wujdi, A, Setyadji, B, Nugroho Catur, S. 2017. Identifikasi Struktur Stok Ikan
Cakalan di Samudra Hindia Menggunakan Analisis Bentuk Otolith. 23 (2)
77:88.

Anda mungkin juga menyukai