Oleh:
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya jualah penulis dapat menyelesaikan makalah Geologi Laut yang
berjudul “Morfologi Dasar Laut”. Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen
Pengampu mata kuliah Geologi Laut yang telah memberi petunjuk, arahan dan
bimbingannya dalam penyusunan makalah ini. Terima kasih juga kami ucapkan
kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan makalah berikutnya, dan kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................... ii
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................... 1
1.1....................................................................................................
Pendahuluan.............................................................................. 1
1.2.................................................................................................... Rumusan
Masalah .................................................................................... 2
1.3.................................................................................................... Tujuan
Pembahasan .............................................................................. 2
BAB 2. PEMBAHASAN ....................................................................... 3
2.1. Samudra................................................................................... 1
2.1.1. Pengertian Samudra........................................................... 3
2.1.2. Pengertian Samudra Menurut Para Ahli............................ 4
2.1.3. Teori Terjadinya Samudra................................................. 4
2.1.4. Karakteristik Samudra........................................................ 6
2.1.5. Proses Terbentuknya Samudra........................................... 6
2.1.6. Manfaat Samudra............................................................... 6
2.1.7. Jenis-Jenis Samudra........................................................... 6
2.2. Kontinen................................................................................... 1
2.2.1. Pengertian Kontinen........................................................... 3
2.2.2. Konsep Benua.................................................................... 4
2.2.3. Tujuh Benua di Dunia........................................................ 4
2.3. Pembagian Morfologi Dasar Laut............................................ 1
BAB 3. PENUTUP ................................................................................ 6
3.1. Kesimpulan ............................................................................. 8
3.2. Saran ....................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Pendahuluan
Morfologi dasar laut merupakan bentuk permukaan bumi yang berada di
dalam laut. Bentuk permukaan bumi ini memiliki berbagai macam bentuk.
Perubahan bentuk ini terjadi akibat adanya dua tenaga, yaitu endogen dan
eksogen. Kedua tenaga ini membuat dasar laut memiliki relief yang bermacam-
macam. Morfologi laut memiliki banyak bentuk. Setiap bentuk terbagi dalam 4
bentuk, yaitu berdasarkan kenampakannya, berdasarkan tingkat kemiringan,
berdasarkan kedalamannya, serta berdasarkan bentuknya.
Indonesia adalah negara kepulauan yang dipersatukan oleh wilayah lautan
dengan luas seluruh wilayah teritorial adalah 8 juta km2, mempunyai panjang garis
pantai mencapai 81.000 km, hampir 40 juta orang penduduk tinggal di kawasan
pesisir. Luas wilayah perairan mencapai 5,8 juta km 2 atau sama dengan 2/3 dari
luas wilayah Indonesia, terdiri dari Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) 2,7 juta km 2
dan wilayah laut territorial 3,1 juta km2. Luas wilayah perairan Indonesia tersebut
telah diakui sebagai Wawasan Nusantara oleh United Nation Convention of The
Sea (UNCLOS, 1982).
Wilayah pantai dan laut Indonesia selain luas juga merupakan peluang dan
sekaligus tantangan karena dengan semakin terbatasnya sumberdaya mineral dan
energi di darat dan faktor resiko kerusakan lingkungan di darat jauh lebih besar
maka perhatian kegiatan riset geologi dan geofisika ditujukan ke laut sebagai
harapan dimasa datang yang dapat mengungkapkan berbagai kekayaan
sumberdaya mineral dan energi.
Fisiografi Dasar Laut secara fisiografi, wilayah laut Indonesia dapat dibagi
menjadi tiga wilayah, yaitu daerah Paparan Sunda terletak di bagian barat
Indonesia, paparan Sahul di bagian timur Indonesia dan, Zona transisi. Paparan
Sunda meliputi daerah-daerah perairan Selat Malaka, Laut Cina Selatan dan Laut
Jawa dengan kedalaman rata-rata mencapai 120 meter membentuk paparan
sedimen yang tebal dengan penyebaran yang cukup luas. Paparan Sahul meliputi
daerah-daerah di selatan Laut Banda dan Laut Aru. Daerah ini sangat dipengaruhi
oleh sistem benua Australia, sehingga sedimen di daerah ini ditafsirkan sebagai
sedimen asal kontinen Australia. Sedangkan daerah transisi meliputi daerah-
daerah perairan Laut Sulawesi, Laut Maluku, Laut Banda dan Laut Flores.
Perbedaan yang mencolok antara Indonesia bagian barat dan Indonesia bagian
timur adalah batas antara kaduanya berimpit dangan apa yang semula disebut
sebagai garis wallace (wallace line). Garis ini membujur dengan arah utara-selatan
melalui Selat Makasar dan Selat Lombok (antara P. Bali dan P. Lombok) yang
semula adalah suatu garis yang mumbatasi fauna dan flora yang berbeda antara
bagian timur dan barat, tetapi garis ini ternyata juga mamperlihatkan bentuk
fisiografi yang barbeda.
Dari kenampakkan fisiografi wilayah laut Indonesia maka dapat
ditafsirkan secara geologi bahwa perkembangan tektonik antara Indonesia bagian
barat dan bagian timur mempunyai perbedaan. Indonesia bagian barat terdiri dari
beberapa pulau-pulau besar di mana antara pulau satu dengan lainnya dipisahkan
oleh laut dangkal serta mempunyai tatanan tektonik yang lebih saderhana apabila
dibandingkan dengan Indonesia bagian timur yang terdiri dari sederetan pulau
pulau berbentuk busur lengkung dengan perbedaan bentuk relief yang sangat
menonjol dan dipisahkan oleh laut dalam, yang mempunyai palung-palung dalam
dan pegunungan yang tinggi sehingga mempunyai tatanan tektonik lebih rumit.
Morfologi Dasar Laut Panorama permukaan dasar laut atau morfologi
merupakan gambaran dasar laut sebagaimana yang ada di daratan, seperti
kenampakkan dari: pegunungan, gunung api, lereng, dataran, lembah, parit dan
channel. Bentuk morfologi tersebut umumnya berkaitan dengan proses-proses
geologi dari pembentukan dan perkembangannya baik secara sendiri-sendiri
maupun secara kelompok.
Berdasarkan peta batimetri Indonesia, pola batimetri yang berkembang
memperlihatkan morfologi dasar lautnya mengikuti garis pantai dan pola hasil
tektonik (Gambar 1: Peta Batimetri Indonesia). Di sekitar Paparan sunda (Selat
Malaka, Laut Cina Selatan dan Laut Jawa) berkembang morfologi paparan yang
mengikuti garis pantai. Sedangkan di Kawasan Timur Indonesia (KTI)
memperlihatkan kedalaman yang besar, mulai 2000 meter (Timor Trough) hingga
lebih 7000 meter (Cekungan Weber). Pada umumnya cekungan di KTI yang
terbentuk sangat bervariasi dan terisi oleh sedimen laut dalam yang sangat tipis.
Daerah tinggian memperlihatkan bentuk tojolan-tojolan dan lembah sempit yang
tajam sebagai penciri utama batuan dasar (Basement Rock). Bentuk-bentuk
tersebut tidak terlepas dari pengaruh tumbukan intra mikrokontinen Australia
dengan busur Kepuluan Banda. Proses tersebut masih berlangsung hingga saat ini
sehingga sedimen-sedimen yang ada selain terdorong ikut penyusupan juga
terakresi bahkan membentuk gunung api bawah laut (Sub-marine volcano). Posisi
kawasan Indonesia yang terletak pada jalur tektonik tersebut telah memberi
pengaruh yang besar terhadap bentukan roman dan morfologi dasar laut
Indonesia. Pengaruh langsung tersebut adalah terbentuknya wilayah paparan, tepi
margin, dan busur kepulauan.
Kondisi morfologi dasar laut Indonesia mempunyai perbedaan mencolok
antara kawasan barat dan kawasan timur. Laut Jawa yang merupakan sistem
Paparan Sunda (Sunda Shelf) mempunyai kedalaman dasar laut rata-rata 130
meter, sedangkan Laut Flores dan Laut Banda yang merupakan laut tepi
mempunyai kedalaman lebih 5000 meter. Karakteristik laut dan samudra secara
umum didasarkan pada kedalaman dasar laut yang dengan mudah dapat diamati
dari nilai garis kontur peta batimetri. Untuk sistem samudra terdapat hubungan
empiris yang memperlihatkan hubungan antara kedalaman dan umur
pembentukannya. Makin tua umur samudra serta proses-proses geologi yang
berjalan, akan makin dalam dasar laut tersebut.
Samudra adalah laut yang luas dan merupakan massa air asing yang
sambung menyambung meliputi permukaan bumi yang dibatasi oleh benua
ataupun kepulauan yang besar. Dimuka bumi terdapat 5 samudra yaitu, Samudra
Antartika, Samudra Artik, Samudra Altantik, Samudra Hindia, dan Samudra
Pasifik.
Samudra adalah kumpulan air yang sangat banyak, menutupi hampir 71
persen Bumi dan memisahkan benua. Jutaan tahun yang lalu ketika Bumi
mendingin, uap air di atmosfer mengembun membentuk air. Air yang terbentuk
lalu terkumpul di sebuah cekungan yang besar dan dalam, lalu terbentuklah
samudra. Air yang berada di daratan mengalir ke samudra melalui sungai. Air
tersebut membawa bahan-bahan mineral yang membuat air menjadi asin. Samudra
di Bumi memengaruhi iklim Bumi. Samudra juga menyediakan makanan bagi
manusia karena merupakan tempat berbagai tumbuhan, ikan, dan makhluk hidup
lainnya. Samudra terluas dan terdalam adalah Samudra Pasifik. Samudra Pasifik
menutupi hampir sepertiga Bumi.
Landas Kontinen (Continental Shelf) adalah bagian dari benua yang
terendam oleh air laut. Untuk menentukan apakah dasar laut merupakan
kelanjutan dari suatu benua, biasanya dilihat dari struktur batuan pembentuknya
(kondisi geologi). Yang paling mudah diamati, landas kontinen memiliki
kedalaman tidak boleh lebih dari 200 meter. Sedangkan Batas Landas Kontinen
merupakan batas dasar laut yang sumberdaya alamnya dapat dikelola oleh negara
yang bersangkutan.
Landas kontinen (Continental Shelf) ini memiliki dalam tidak lebih dari
200 m, sehingga banyak ikan yang terdapat di zona ini. Karena
melimpahnya sumber biologis (unsur hara) terdapat di daerah continental shelf,
banyak sungai yang membawa nutrien dalam jumlah besar yang masuk ke daerah
ini. Daerah ini kaya nutrien dari permukaan sampai dasar perairan sehingga
banyak ikan yang menyukai tempat ini. Di daerah ini proses rantai makanan
berlangsung lebih cepat, sehingga produktivitas biologinya tinggi. Sedangkan
pada laut dalam ( >150 m), kandungan unsur hara (phosphat dan nitrat)
merupakan faktor pembatas karena kedua unsur hara tersebut dibutuhkan dalam
proses photosynthesa bagi fitoplankton.
Selain itu, penetrasi cahaya matahari melimpah dan jumlah organic
matternya besar, sehingga menghasilkan phytoplankton dan zooplankton.
Intensitas cahaya yang berasal dari penyinaran matahari akan semakin berkurang
dengan makin bertambahnya kedalaman. Hunter dan Russel (1970) mengatakan
bahwa cahaya yang masuk kedalam air pada kedalaman 3,5 m mencapai 50% dari
radiasi total yang tiba di permukaan, 10% pada kedalaman 8 m, dan 1% pada
kedalaman 100 m. Sedangkan pada kedalaman lebih dari 200 m cahaya sangat
minim atau bahkan tidak ada sama sekali.
Landas Kontinen Indonesia adalah meliputi dasar laut dan tanah di
bawahnya dari area di bawah permukaan laut yang terletak di luar laut teritorial,
sepanjang kelanjutan alamiah wilayah daratan hingga pinggiran luar tepi kontinen,
atau hingga suatu jarak 200 (dua ratus) mil laut dari garis pangkal dari mana lebar
laut teritorial diukur, dalam hal pinggiran luar tepi kontinen tidak mencapai jarak
tersebut, hingga paling jauh 350 (tiga ratus lima puluh) mil laut sampai dengan
jarak 100 (seratus) mil laut dari garis kedalaman 2.500 (dua ribu lima ratus)
meter.
Morfologi dasar laut terbagi dalam 4 bentuk, yaitu berdasarkan
kenampakan bentuk dari dasar laut ada yang cembung, ambang laut, dan
punggung laut. Berdasarkan tingkat kemiringan serta kecuraman dari relief,
seperti paparan benua, lereng benua, laut dalam, dan palung laut. Berdasarkan
kedalamannya, dibagi menjadi 4 yaitu litoral, neritic, balital, dan abisal.
Berdasarkan bentuknya terbagi menjadi 4 yaitu lubuk laut, palung laut, ambang
laut, punggung laut, paparan benua.
2.1. Samudra
2.1.1. Pengertian
Samudra adalah lautan yang sangat luas yang berada di permukaan bumi
yang merupakan massa dari air asin yag sangat banyak meliputi hampir seluruh
bumi yang dibatasi oleh benua atau pun daratan. Di bumi terdapat lima samudara
yang sangat luas yaitu: samudra antartika, samudra arktik, samudra atlantik,
samura hindia, dan samudra pasifik.
Samudra di permukaan Bumi semuanya terhubung menjadi satu yang
disebut “World Ocean atau dikenal dengan Samura Dunia” yang menutupi sekitar
71% permukaan Bumi. Air asin yang mengalir dari satu bagian samudra ke laut
lainnya tanpa halangan menghasilkan 97% pasokan air di planet ini.
Geografer, selama bertahun-tahun, membagi samudra dunia menjadi
empat bagian: Samudra Atlantik, Pasifik, India, dan Arktik. Selain samudra
tersebut, mereka juga menggambarkan banyak badan air asin yang lebih kecil
termasuk laut, teluk, dan muara. Tidak sampai tahun 2000, mereka
mengemukakan tentang lautan kelima yang secara resmi bernama Samudra
Selatan, yang mencakup perairan di sekitar Antartika.
Samudra menyusun sebagian besar siklus hidrosfer planet. Air laut asin
mencakup sekitar 361.000.000 km2 (139.000.000 mil persegi) dan biasanya dibagi
menjadi beberapa samudra utama dan laut yang lebih kecil, dengan samudra
menutupi sekitar 71% permukaan bumi dan 90% biosfer bumi.
Lautan mengandung 97% air di bumi, dan ahli kelautan menyatakan
bahwa kurang dari 20% Samudra Dunia telah dipetakan. Volume total sekitar 1,35
miliar kilometer kubik (320 juta cu mi) dengan kedalaman rata-rata hampir 3.700
meter (12.100 kaki).
2.1.2. Pengertian Samudra Menurut Para Ahli
1. Menurut The Free Dictionary, Samudra merupakan badan air asin yang
menutupi lebih dari 70 persen permukaan bumi.
2. Menurut Britanica Samudra adalah badan air asin yang saling
bersambungan yang terdapat dalam cekungan besar di permukaan Bumi.
Jika dilihat dari luar angkasa, dominasi lautan di Bumi dapat terlihat
dengan jelas. Lautan dan pengertian laut marjinalnya menutupi hampir 71
persen permukaan Bumi, dengan kedalaman rata-rata 3.688 meter (12.100
kaki).
3. Menurut National Geographic, Samudra adalah badan air asin yang saling
bersambungan yang mencakup lebih dari 70 persen permukaan Bumi.
Arus laut mengatur cuaca dunia dan menghasilkan kaleidoskop kehidupan.
Manusia bergantung pada perairan ini untuk kenyamanan dan
kelangsungan hidup.
4. Menurut National Ocean Service, Samudra adalah sumber kehidupan
Bumi, yang mencakup lebih dari 70 persen permukaan planet,
mengendalikan cuaca, mengatur suhu, dan pada akhirnya mendukung
semua organisme hidup. Sepanjang sejarah, samudra telah menjadi sumber
vital untuk makanan, transportasi, perdagangan, pertumbuhan, dan
inspirasi.
5. Menurut Collins Dictionary, Samudra yaitu sebagai salah satu dari lima
wilayah laut yang sangat luas di permukaan bumi.
6. Menurut Merriam Webster, Samudra adalah seluruh bagian air asin yang
menutupi hampir tiga perempat permukaan bumi. Salah satu bagian air
yang besar (seperti Samudra Atlantik) tempat samudra besar terbagi.
7. Menurut Your Dictionary, Samudra adalah sebagai badan air asin yang
menutupi sebagian besar bumi atau sejumlah besar sesuatu.
Blok Utara membentuk Amerika Utara dan Erasia. Blok Selatan menjadi
Amerika Selatan, Afrika, Australia dan Antartika. Pada waktu itu laut thetys
dipersempit dan memjadi laut Mediteran, laut Hitam dan laut Kaspia. Teori ini
dapat dilihat dari bentuk-bentuk pantai kontinen, misalnya bentuk pantai antara
Afrika dengan Amerika Selatan dan antara Erasia pernah satu blok. Sekitar 180
juta tahun lalu benua Afrika dan Amerika Selatan merupakan satu daratan. India
diduga dari potongan-potongan benua kuno Gondowana land. Potongan-potongan
ini bergerak kearah Utara sejauh 5.000 kilometer dan ahirnya bertamrakan dengan
benua Asia. Proses tabrakan ini menghasilkan tekanan ke atas yang amat besar
yang mengakibatkan terbentuknya pegunungan Himalaya.
Alasan lain untuk membuktikan teori ini adalah fosil-fosil tumbuh-
tumbuhan dari batuan purba. Ternyata fosil tumbuh-tumbuhan tertentu terdapat di
dalam batuan purba baik di Amerika Selatan, Afrika India dan Siberia. Bukti ini
memperkuat dugaan bahwa daerah-daerah tersebut pernah bersatu (berhubungan).
Para ahli geologi percaya bahwa terjadi daerah-daerah aktif dimana sering terjadi
retakan-retakan besar pada kulit bumi. Retakan-retakan ini mencakup seluruh
permukaan bumi dan karena itu mereka membagi kerak bumi menjadi enam
bagian lempeng besar yang dinamakan tectonic plates. Terdapat delapan lempeng
tersebut sebagai berikut : Lempeng Eurasia, Lempeng Amerika Utara, Lempeng
Pasifik, Lepmeng Australia, Lempeng Antartika, Lempeng Amerika Selatan,
Lempeng Afrika, Lempeng India.
Bentuk lempeng-lempeng itu tidak rata, tetapi setiap lempeng cenderung
untuk membentuk suatu batas dengan system mid-oceanic ridge, yaitu satu sisi
dengan massa benua dan sisi yang lain dengan batas lempeng tektonik. Lempeng
tektonik ini bergerak secara perlahan-lahan melintasi dasar lautan dengan
kecepatan rata-rata beberapa centimeter setiap tahunnya. Gerakan lempeng ini
sulit untuk diukur secara langsung oleh karena jarak yang terjadi sangat kecil dan
memerlukan waktu yang lama. Walaupun demikian para ahli geologi telah
membuktikan secara meyakinkan tentang terjadinya kejadian-kejadian ini dengan
mengadakan penelitian terhadap jenis batuan dari mana lempeng tektonik
dibentuk.
3. Samudra Hindia
Samudra hindia adalah samudra terbesar ketiga di dunia dan memiliki luas
26.469.900 mil persegi (68.566.000 km2). Terletak di antara Afrika, Samudra
Antartika, Asia, dan Australia. Samudra Hindia memiliki kedalaman rata-rata
13.002 kaki (3.963 meter) dan Palung Jawa adalah titik terdalamnya di -23.812
kaki (-7,258 meter). Perairan Samudra Hindia termasuk laut seperti Andaman,
Arab, Flores, Jawa dan Laut Merah serta Teluk Bengal, Great Australian Bight,
Teluk Aden, Teluk Oman, Selat Mozambik dan Teluk Persia. Samudra Hindia
dikenal karena menyebabkan pola cuaca musim hujan yang mendominasi
sebagian besar Asia Tenggara dan karena memiliki perairan yang telah menjadi
chokepoints sejarah (jalur perairan internasional yang sempit).
Berikut merupakan karakteristik dari Samudra hindia
Seluruh wilayahnya digaris bujur timur
Menjadi sumber hujan bagai negara-negara Asia selatan, Asia
tenggaraserta bagian timur Benua Afrika
Samudra Hindia relatifjarang menimbulkan badai besar seperti Samudra
Pasifik
Pada dasar samudranya berbatasan dengan pusat-pusat tubrukan antara
lempeng Asia dan lempeng Samudra sehingga menjadi pusat gempa bagi
negara-negara seperti Indonesia, India, Afganistan dan Iran.
Batas-batas Samudra Hindia adalah berikut:
Sebelah utara: kawasan Asia Selatan
Sebelah selatan: Laut Antartika
Sebelah barat: Jazirah Arab dan Afrika
Sebelah timur: Semenanjung Malaka, Kepulauan Indonesia dan
Australia.
4. Samudra Antartika
Samudra antartika adalah samudra terbaru yang diakui oleh Organisasi
Hidrografi Internasional. Ini berbatasan dengan Antartika secara keseluruhan.
Dalam hal ukuran, ini adalah yang terbesar keempat yaitu dengan panjang
20.327.000 kilometer persegi atau menempati sekitar 20% dari seluruh
permukaan laut di Bumi, yang memanjang hingga 60 derajat Lintang Selatan. Hal
tersebut menjadikan samudra ini berada diurutan keempat dari samudra terbesar di
dunia. Perairan ini terbentuk sekitar 30 juta tahun lalu ketika Benua Antartika
terpisah dari Amerika Selatan. Kedalaman dari perairan ini berkisar antara 4–5
km. Temperatur air lautnya bervariasi antara 10 hingga -2oC. Wilayah Samudra
dari lintang 40 LS sampai lingkar Antartika merupakan wilayah yang memiliki
kecepatan angina rata-rata paling kuat di Bumi. Anginnya yang kencang
mengakibatkan tinggi gelombang di Samudra Antartika cukup besar. Ini adalah
lingkungan yang ekstrem dan paling sedikit dipahami dibandingkan samudra
lainnya karena belum dijelajahi. Samudra ini jauh dari daerah berpenduduk dan
memiliki iklim yang ekstrim.
Meskipun Samudra Antartika belum dijelajahi, tapi masih ada sekitar 80%
dari semua lautan di dunia yang memang belum dijelajahi, sehingga masih banyak
pekerjaan yang harus dilakukan untuk eksplorasi laut di muka Bumi.
5. Samudra Arktik
Samudra arktik adalah samudra terkecil dan terdangkal dibandingkan 4
samudra lainnya. Lebih jauh dari ini, itu adalah lautan paling dingin dan paling
asin. Dalam hal ukuran, Samudra Arktik adalah seukuran Rusia. Karena terletak
di Kutub Utara, Samudra ini memiliki es kutub. Tetapi selama bertahun-tahun,
gletser telah mencair mengancam kenaikan permukaan laut. Meskipun IHO
mengenalinya sebagai "Samudra Arktik", beberapa ahli kelautan masih
menyebutnya "Laut Arktik".
Samudra Arktik adalah yang paling beragam dalam hal spesies ikan. Ini
memiliki beragam spesies laut termasuk paus, ubur-ubur, dll. Tetapi karena
temperaturnya yang sangat dingin, Samudra Arktik hanya memiliki sedikit
tanaman. Ini menjadikannya salah satu ekosistem paling rapuh di planet ini.
berlokasi di belahan utara bumi dan kebanyakan berada di wilayah Arktik Kutub
Utara, adalah samudra terkecil dan terdangkal di antara lima samudra di dunia.
Meskipun Organisasi Hidrografik Internasional (IHO) menganggapnya sebagai
samudra, para ahli samudra menyebutnya Laut Mediteranian Arktik atau Laut
Arktik, mengklasifikasikannya sebagai satu dari Laut Mediteranian yang
tergabung dalam Samudra Atlantik.
Banyak bagian dari samudra Arktik yang tertutup oleh es, baik pada
musim dingin atau sepanjang tahun. Suhu dan kadar garam di samudra Arktik
bervariasi tergantung musim tergantung dari es yang menutupinya sedang mencair
atau meleleh; kadar garamnya adalah yang terendah dari rata-rata lima samudra
lainnya, dikarenakan rendahnya penguapan, juga dikarenakan terbatasnya
keluarnya air dari samudra ke daerah sekitarnya dengan masukan air tawar ke
samudra dalam jumlah yang besar. Jumlah es-es yang mencair pada musim panas
mencapai 50%.
Samudra Arktik mengisi sebuah basin bundar dan memiliki luas sekitar
14.056.000 kilometer persegi, hanya kurang sedikit dari 1.5 kali luas Amerika
Serikat. Panjang garis pantainya adalah 45.389 kilometer. Hampir dikelilingi oleh
daratan sepenuhnya, Samudra Arktik mencakup Tanjung Baffin, Laut Barents,
Laut Beaufort, Laut Chukchi, Laut Siberia Timur, Laut Greenland, Tanjung
Hudson, Teluk Hudson, Laut Kara, Laut Laptev, Laut Putih dan badan-badan air
lainnya. Terhubung dengan Samudra Pasifik oleh Teluk Bering dan ke Samudra
Atlantik melalui Laut Greenland dan Laut Labrador. Letak geografisnya adalah
90°00′ LU 0°00′ BT.
Sebuah palung samudra, Palung Lomonosov, membagi Samudra Arktik
yang mengisi basin Kutub Utara menjadi dua basin: Eurasia, atau Nansen, Basin,
(dinamakan setelah Fridtjof Nansen) yang dimana kedalamannya 4.000 dan 4.500
meter, dan Amerika Utara, atau Hyperborean, Basin, yang kedalamannya sekitar
4.000 meter. Bathymetry dari dasar samudra ditandai dengan fault-block
ridge (seperti bukit), plains of the abyssal zone (seperti kawasan berlubang-
lubang), laut-laut dalam, dan basin-basin. Rata-rata kedalaman Samudra Arktik
adalah 1.038 meter. Titik terdalamnya terdapat di Basin Eurasia yaitu 5.450 meter.
Samudra Arktik terdiri atas sebuah chokepoint (aliran air yang sempit
karena diapit oleh dua daratan) utama di selatan Laut Chukchi yang menyediakan
akses utara ke Samudra Pasifik melalui Teluk Bering antara Amerika Utara dan
Rusia. Samudra Arktik juga menyediakan link (penghubung) laut terpendek antara
barat dan timur Rusia yang ekstrim. Ada beberapa stasiun penelitian terapung di
Arktik, dioperasikan oleh Amerika Serikat dan Rusia.
Masukan air terbesar berasal dari Atlantik melalui jalur Aliran Norwegia,
yang kemudian mengalir sepanjang pantai Eurasia. Air juga masuk dari Pasifik
melalui Teluk Bering. Aliran Greenland Timur membawa sebagian besar air yang
keluar. Es menutupi sebgaian besar samudra sepanjang tahun, menyebabkan suhu
yang mendekati beku sepanjang waktu.
Karakteristik Samudra Arktik
Dikelilingi oleh hampir seluruhnya daratan
Banyak ditemukan pulau dan kepulauan
Termasuk samudra yang paling dangkal jika dibandingkan dengan
samudra lainnya
Samudra ini mempunyai lapisan es.
2.2. Kontinen
2.2.1. Pengertian Kontinen
Benua atau kontinen adalah beberapa daratan yang memiliki wilayah yang
sangat luas yang berada di permukaan bumi. Benua dikelompokkan berdasarkan
konvensi (kesepakatan) dibandingkan standar baku. Benua terbagi menjadi tujuh
wilayah yang umum dianggap sebagai benua, yaitu (dari berukuran terbesar
hingga terkecil): Asia, Afrika, Amerika Utara, Amerika Selatan, Antartika, Eropa,
Dan Australia.
Benua secara umum dipahami sebagai kumpulan wilayah daratan yang
terhubung menjadi wilayah daratan yang luas yang idealnya terpisah oleh wilayah
air yang sangat luas. Meskipun begitu, benua-benua ini tidak terpisah oleh air
dalam realitasnya, seperti benua Asia dan Eropa yang dihubungkan oleh
perbatasan daratan yang luasnya bermil-mil. Kriteria luas juga tidak dapat
terpenuhi dikarenakan Greenland yang lebih luas dibandingkan Australia
dikategorikan sebagai pulau. Atas dasar inilah, maka definisi benua belum
memiliki definisi yang pasti. Namun, ada beberapa faktor yang dapat menjadi
kriteria pengkategorian seperti wilayah lempeng tektonik, flora dan fauna
endemik, kebudayaan setempat serta kepercayaan warga setempat atas status
wilayah yang mereka tempati sebagai benua untuk menyatakan suatu daratan
dapat dikategorikan sebagai benua.
Definisi dan penerapan Benua. Dalam ilmu Geologi, benua meliputi kerak
benua yang ditemukan di lempeng benua yang juga meliputi fragmen benua,
seperti Madagaskar yang biasanya tidak dianggap sebagai benua. Beberapa benua
geologis merupakan wilayah benua yang tenggelam di bawah air laut,
seperti Selandia. Benua diketahui hanya ada di Bumi.
Kepulauan Oseania sering dikelompokkan dengan benua tetangga untuk
membagi daratan di Bumi menjadi beberapa wilayah. Berdasarkan pembagian ini,
wilayah yang ada di Samudra Pasifik dikelompokkan bersama dengan Benua
Australia menjadi wilayah yang dikenal dengan nama Oseania.
Luas Benua, dalam arti sempit, benua adalah wilayah daratan yang luas
yang menyatu lalu dianggap sebagai satu wilayah yang sama oleh suatu konvensi.
Namun dari perspektif ilmu geologi atau geografi fisik, benua dapat diperluas
maknanya menjadi melebihi batas wilayah kering daratan hingga mencakup
wilayah sekitar yang tenggelam oleh lautan dangkal, landas benua, lereng benua
serta pulau-pulau yang berlokasi di landas benua tersebut yang secara geologis
tergabung sebagai bagian dari benua. Berdasarkan definisi benua yang dimaksud,
maka tepi landas benua menjadi tepi benua yang sejati karena garis pantai dapat
berubah-berubah seiring perubahan tingkat permukaan air laut yang menjadikan
kepulauan Britania Raya dan Irlandia menjadi bagian dari Benua Eropa sekaligus
Benua Australia dan pulau-pulau sekitar Pulau Papua sebagai satu Benua.
3.1. Kesimpulan
1. Samudra yang sering dieja atau disebut dengan “samudera”, juga
merupakan lautan dalam bahasa sanskerta. Samudra adalah laut yang sangat luas
yang merupakan massa dari air asin, yang kemudian sambung menyambung
meliputi permukaan bumi. Samudra dibatasi oleh benua atau suatu kepulauan
yang sangat besar.
Ada 5 jenis samudra yang ada di dunia, yang di antaranya yaitu :
Samudra antartika
Samudra arktik
Samudra atlantik
Samudra hindia
Samudra pasifik atau laut teduh
Samudra yang terluas di bumi adalah samudra pasifik yang memisahkan 2 benua
yaitu benua asia dan benua amerika. Luas dari samudra pasifik ini yaitu sekitar
155 juta km2, sedangkan jika luas samudra ini dijumlahkan maka luas wilayahnya
yaitu sekitar 335 juta km2. Samudra disebut lautan dalam bahasa Indonesia.
Laut dan samudra adalah perairan yang sangat luas, pada umumnya laut dan
samudra memiliki warna yang sangat bir, serta memiliki kandungan garam yang
cukup banyak. Banyak yang menyangka bahwa lautan dan samudra itu sama saja,
tetapi sebenarnya keduanya berbeda. Laut memisahkan 2 daratan atau lebih dari
berupa pulau. Sedangkan samudra memisahkan 2 daratan atau lebih yang berupa
benua. Contohnya saja laut jawa yang memisahkan Pulau Jawa, Sumatera dan
Kalimantan. Sedangkan samudra pasifik memisahkan Benua Asia, Australia, dan
Amerika
2. Landas benua (Continental Shelf) atau Paparan benua atau sering disebut
landas kontinen adalah perluasan perimeter pada masing-masing benua yang
terhubung dengan dataran pesisir. Landas benua yang mengelilingi sebuah pulau
disebut landas insuler. Sebagian besar landas benua terbentuk pada periode
glasial, yang kemudian tenggelam di laut dangkal (dikenal dengan laut landas)
atau teluk pada periode interglasial.
3. Terdapat 9 morfologi dasar laut antara lain adalah, Landasan Kontinen,
Lereng Benua, Paparan Benua, Tanjakan Kontinen, Lubuk Laut, Palung Laut,
Punggung Laut, Ambang Laut, dan Gunung Laut.
3.2. Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini, akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu
penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis
harapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA