Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH OCEANOGRAFI

TERBENTUKNYA LAUT-LAUT DI DUNIA DAN PROSES


MENGHILANGNYA LAUT TETHYS
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Oceanografi

DOSEN PENGAMPU:
Dicki Hartanto, Dr., S.Pi., M. M.

DISUSUN OLEH:
Nur Ayu Audia (12211321297)

Kelas: 4 B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
2024/2025
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah Swt. yang memiliki segalanya


kesempurnaan. Kita memuji, memohon pertolongan dan ampunan, serta berlindung
kepada-Nya untuk menuju kebahagiaan yang dirindukan, kebahagiaan yang kekal
dan kebahagiaan yang tidak kekal. Dengan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah pada mata kuliah Oceanografi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Dicki Hartanto, Dr., S.Pi.,
M. M. selaku dosen pengampu mata kuliah Oceanografi. Ucapan terima kasih juga
penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang telah terlibat dalam pembuatan
makalah ini. Penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan. Hal
ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki.
Oleh karena itu, semua kritik dan saran dari pembaca akan penulis terima dengan
senang hati untuk pembuatan makalah kedepannya agar menjadi lebih baik.
Tulisan ini dapat terselesaikan penuh berkat adanya bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah terlibat dalam proses
pembuatan makalah sehingga makalah dapat terselesaikan dengan lancar. Penulis
berharap makalah ini dapat memberi manfaat kepada pembaca dan utamanya
kepada penulis sendiri.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Pekanbaru, 29 Februari 2024

Nur Ayu Audia

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..............................................................................................i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1

A. Latar Belakang .............................................................................................1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3

A. Terbentuknya Laut-Laut Di Dunia ...............................................................3


B. Laut Tethys dan Proses Menghilangnya Laut Tethys ...................................7

BAB III PENUTUP ..............................................................................................10

A. Kesimpulan ................................................................................................10
B. Saran...........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Laut-laut di seluruh dunia adalah fitur geografis yang sangat penting dan
memiliki peran yang signifikan dalam dinamika global Bumi. Proses
terbentuknya laut-laut tersebut melibatkan sejumlah faktor geologis, tektonik,
dan klimatologis yang saling terkait dan kompleks. Pemahaman tentang sejarah
geologis dan dinamika pembentukan laut-laut tersebut tidak hanya memberikan
wawasan tentang evolusi bumi, tetapi juga penting untuk memahami perubahan
iklim global, distribusi biota laut, serta interaksi antara lautan dan daratan.
Salah satu proses utama dalam pembentukan laut-laut adalah pemisahan
benua, yang terjadi melalui gerakan lempeng tektonik. Pecahnya superbenua
seperti Pangea menyebabkan terbentuknya cekungan laut di antara benua-benua
yang terpisah. Selain itu, aktivitas tektonik seperti subduksi, divergensi, dan
transformasi lempeng juga berperan dalam pembentukan pola dasar laut yang
kompleks, termasuk cekungan laut dan punggungan tengah laut.
Selain proses tektonik, perubahan iklim juga memainkan peran penting
dalam pembentukan laut-laut. Selama periode es dan interglasial, perubahan
suhu global menyebabkan pencairan es di kutub, yang mengakibatkan kenaikan
permukaan laut dan pengisian kembali cekungan laut dengan air laut.
Erosi dan sedimentasi juga merupakan faktor penting dalam pembentukan
laut-laut, terutama di muara sungai yang besar. Delta sungai dan sedimentasi di
sepanjang pantai dapat menyebabkan pembentukan cekungan laut yang
kemudian terisi oleh air laut, seperti yang terjadi di Laut Kaspia.
Aktivitas vulkanik di dasar laut juga memiliki dampak signifikan dalam
pembentukan pola dasar laut dan cekungan laut. Aktivitas vulkanik dapat
menciptakan punggungan tengah laut serta mengubah topografi dasar laut, yang
kemudian dapat mempengaruhi distribusi air laut dan pembentukan cekungan
laut.

1
Dengan memahami proses-proses kompleks ini, kita dapat menggali lebih
dalam tentang evolusi geologis Bumi dan memahami pentingnya lautan dalam
menjaga keseimbangan ekologi dan iklim global.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Terbentuknya Laut-Laut di Dunia?
2. Pengertian Laut Tethys dan Bagaimana Proses Menghilangnya Laut Tethys?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahi Bagaimana Terbentuknya Laut-Laut di Dunia
2. Untuk Mengetahui Pengertian Laut Tethys dan Bagaimana Proses
Menghilangnya Laut Tethys

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Proses Terbentuknya Laut-Laut Di Dunia


Laut-laut di seluruh dunia adalah fitur geografis yang sangat penting dan
memiliki peran yang signifikan dalam dinamika global Bumi. Proses
terbentuknya laut-laut tersebut melibatkan sejumlah faktor geologis, tektonik,
dan klimatologis yang saling terkait dan kompleks. Pemahaman tentang sejarah
geologis dan dinamika pembentukan laut-laut tersebut tidak hanya memberikan
wawasan tentang evolusi bumi, tetapi juga penting untuk memahami perubahan
iklim global, distribusi biota laut, serta interaksi antara lautan dan daratan.
Salah satu proses utama dalam pembentukan laut-laut adalah pemisahan
benua, yang terjadi melalui gerakan lempeng tektonik. Pecahnya superbenua
seperti Pangea menyebabkan terbentuknya cekungan laut di antara benua-benua
yang terpisah. Selain itu, aktivitas tektonik seperti subduksi, divergensi, dan
transformasi lempeng juga berperan dalam pembentukan pola dasar laut yang
kompleks, termasuk cekungan laut dan punggungan tengah laut.
1. Klasifikasi Laut Berdasarkan Proses Terjadinya
Berdasarkan proses terjadinya, laut dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Laut ingresi
Laut ini terbentuk karena bagian dasarnya mengalami penurunan
akibat tekanan vertikal dari dalam bumi (endogen) yang menimbulkan
patahan. Tekanan ini menyebabkan laut semakin dalam.
Contoh laut ingresi adalah Laut Jawa, Laut Sunda, dan Laut Banda.
b. Laut regresi
Laut ini terbentuk karena adanya penyempitan atau pengangkatan
daratan yang luas. Proses ini terjadi pada zaman dilluvium (pleistosen),
ketika temperatur bumi dingin dan air laut membeku sehingga
permukaan air laut turun sampai 60 meter. Keadaan ini menyebabkan
beberapa perubahan bentuk permukaan bumi.
Contoh laut regresi adalah Laut Kaspia, Laut Hitam, dan Laut Baltik.

3
c. Laut transgresi
Laut ini terbentuk karena adanya kenaikan permukaan laut atau
penurunan daratan secara perlahan sehingga laut bertambah luas. Proses
ini terjadi pada masa glasial, ketika es di kutub mencair karena
temperatur bumi meningkat dan menyebabkan air laut naik sampai 70
meter. Pada saat itu sebagian besar permukaan laut dunia mengalami
kenaikan.
Contoh laut transgresi adalah Laut Mediterania, Laut Merah, dan
Laut Karibia.
2. Klasifikasi Laut Berdasarkan Letaknya
Berdasarkan letaknya, laut dapat dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Laut pedalaman
Laut ini terletak di tengah benua dan tidak berhubungan langsung
dengan samudra. Biasanya laut ini memiliki salinitas yang tinggi karena
penguapan yang besar dan aliran sungai yang sedikit.
Contoh laut pedalaman adalah Laut Kaspia, Laut Aral, dan Danau
Tiberias.
b. Laut Tengah
Laut ini terletak di antara dua benua atau memisahkan dua benua.
Biasanya laut ini memiliki salinitas yang rendah karena banyak
menerima aliran sungai dari daratan sekitarnya.
Contoh laut tengah adalah Laut Mediterania, Laut Merah, dan Teluk
Benggala.
c. Laut tepi
Laut ini terletak di tepi benua dan dipisahkan dari samudra yang luas
oleh gugusan pulau atau semenanjung. Biasanya laut ini memiliki
salinitas yang sedang karena masih berhubungan dengan samudra
melalui selat atau selat sempit.
Contoh laut tepi adalah Laut Cina Selatan, Laut Jepang, dan Teluk
Meksiko.

4
3. Klasifikasi Laut Berdasarkan Kedalaman Lautnya
Berdasarkan kedalaman lautnya, laut dapat dibagi menjadi empat zona3,
yaitu:
a. Zona epipelagic
Zona ini merupakan zona paling dangkal dan paling terang di antara
zona-zona lainnya. Zona ini mencakup kedalaman 0-200 meter dari
permukaan laut. Zona ini memiliki suhu dan salinitas yang stabil serta
banyak mengandung oksigen dan nutrisi. Zona ini juga merupakan zona
dengan keanekaragaman biota paling tinggi, seperti fitoplankton,
zooplankton, ikan, mamalia laut, dan tumbuhan laut.
b. Zona mesopelagic
Zona ini merupakan zona yang berada di bawah zona epipelagik.
Zona ini mencakup kedalaman 200-1000 meter dari permukaan laut.
Zona ini memiliki suhu dan salinitas yang menurun serta cahaya yang
semakin redup. Zona ini juga memiliki oksigen dan nutrisi yang
berkurang. Zona ini merupakan zona dengan biota yang beradaptasi
dengan kondisi gelap, seperti ikan bercahaya, cumi-cumi, dan ubur-
ubur.
c. Zona batipelagik
Zona ini merupakan zona yang berada di bawah zona mesopelagik.
Zona ini mencakup kedalaman 1000-4000 meter dari permukaan laut.
Zona ini memiliki suhu dan salinitas yang rendah serta cahaya yang
hampir tidak ada. Zona ini juga memiliki oksigen dan nutrisi yang
sangat sedikit. Zona ini merupakan zona dengan biota yang beradaptasi
dengan kondisi tekanan tinggi, seperti ikan buntal, gurita raksasa, dan
belut laut.
d. Zona abisopelagik
Zona ini merupakan zona paling dalam dan paling gelap di antara
zona-zona lainnya. Zona ini mencakup kedalaman lebih dari 4000 meter
dari permukaan laut. Zona ini memiliki suhu dan salinitas yang sangat
rendah serta cahaya yang tidak ada sama sekali. Zona ini juga memiliki

5
oksigen dan nutrisi yang hampir tidak ada. Zona ini merupakan zona
dengan biota yang sangat terbatas dan jarang ditemukan, seperti ikan
viper, ikan naga, dan cumi-cumi vampir.
4. Proses Terjadinya Laut-Laut Di Dunia
a. Laut Atlantik: Terbentuk dari proses pemisahan benua, di mana lempeng
benua Amerika dan Eropa/Afrika bergerak menjauh satu sama lain,
membentuk cekungan laut yang kemudian terisi oleh air laut.
b. Laut Pasifik: Terbentuk dari proses pemisahan benua juga, di mana
lempeng benua Asia dan Amerika bergerak menjauh satu sama lain,
membentuk cekungan laut yang kemudian terisi oleh air laut.
c. Laut Hindia: Terbentuk dari proses pemisahan benua, di mana lempeng
benua India dan Australia bergerak menjauh dari lempeng benua Afrika
dan Eurasia, membentuk cekungan laut yang kemudian terisi oleh air
laut.
d. Laut Arktik: Terbentuk dari pencairan es dan pembentukan laut es
selama periode glasial, di mana air dari Samudra Atlantik dan Samudra
Pasifik mengalir ke utara dan membentuk cekungan laut yang kemudian
terisi oleh air laut.
e. Laut Selatan (atau Lautan Antartika): Merupakan laut yang mengelilingi
Antartika. Terbentuk dari proses pemisahan benua dan pencairan es
selama periode glasial yang membentuk cekungan laut yang kemudian
terisi oleh air laut.
f. Laut Mediterania: Terbentuk dari proses tektonika lempeng, di mana
lempeng benua Eropa dan Afrika bertabrakan dan membentuk cekungan
laut yang kemudian terisi oleh air laut.
g. Laut Karibia: Terbentuk dari pencairan es dan kenaikan permukaan laut
selama periode pasca glasial, di mana cekungan yang terbentuk terisi
oleh air laut.

6
B. Pengertian Laut Tethys dan Proses Hancurnya Laut Tethys
Laut Tethys merupakan perairan asin tropis yang ada sejak akhir Era
Paleozoikum (541 juta hingga sekitar 252 juta tahun lalu) hingga Era
Kenozoikum (66 juta tahun lalu hingga sekarang). Awalnya, benua ini
memisahkan superkontinen Laurasia di utara dari Gondwana di selatan selama
sebagian besar tahunEra Mesozoikum (252 hingga 66 juta tahun yang lalu)
sebelum daratan ini terpecah menjadi benua modern. Laurasia terdiri dari
wilayah yang sekarang menjadi Amerika Utara dan bagian Eurasia di utara
pegunungan Alpen-Himalaya, sedangkan Gondwana terdiri dari wilayah yang
sekarang menjadi Amerika Selatan, Afrika, semenanjung India, Australia,
Antartika, dan wilayah Eurasia di selatan Pegunungan Alpen, Rantai Himalaya.
Pegunungan ini tercipta akibat tumbukan benua yang pada akhirnya
menghilangkan lautan. Tethys dinamai pada tahun 1893, oleh ahli geologi
Austria Eduard Suess, diambil dari nama saudara perempuan dan permaisuri
dewa Yunani kuno Oceanus.
Setidaknya dua lautan Tethys berturut-turut menempati wilayah antara
Laurasia dan Gondwana selama Era Mesozoikum. Yang pertama, disebut Laut
Paleo-Tethys, atau Samudra Paleo-Tethys, tercipta selama konvergensi seluruh
daratan menjadi benua super Pangaea di akhir Era Paleozoikum. Selama periode
Permian dan Trias (kira-kira 300 hingga 200 juta tahun yang lalu), Paleo-Tethys
membentuk tanggul samudera Pangaea yang membuka ke arah timur di tempat
yang sekarang menjadi wilayah Mediterania. Lautan ini musnah ketika
sebidang material kontinental yang dikenal sebagai benua Cimmerian terlepas
dari Gondwana utara dan berputar ke utara, akhirnya bertabrakan dengan
pinggiran selatan Laurasia pada awal Periode Jurassic (sekitar 180 juta tahun
yang lalu). Bukti Laut Paleo-Tethys tersimpan dalam sedimen laut yang
sekarang tergabung dalam pegunungan yang membentang dari Turki utara
melalui Transcaucasia (Kaukasus dan Pamir), Iran utara dan Afghanistan, Tibet
utara (Pegunungan Kunlun), serta Tiongkok dan Indochina.
Neo-Laut Tethys biasa disebut sebagai Tethys, Laut Tethys, atau Samudera
Neo-Tethys mulai terbentuk setelah rotasi benua Cimmerian pada awal Era

7
Mesozoikum. Selama periode Jurassic, pecahnya Pangaea menjadi Laurasia di
utara dan Gondwana di selatan mengakibatkan terbukanya Tethys secara
bertahap menjadi jalur laut dominan di Mesozoikum. Sejumlah besar air hangat
mengalir ke arah barat antar benua dan menghubungkan samudra-samudera
besar, kemungkinan besar memainkan peran besar dalam transportasi panas dan
pengendalian iklim bumi. Selama masa kenaikan permukaan laut yang besar,
jalur laut Tethyan meluas dan menyatu dengan jalur laut yang mengalir ke utara,
seperti yang ditunjukkan oleh bukti fosil campuran fauna tropis Tethyan dan
fauna utara yang lebih beriklim sedang.
Endapan Tethyan dapat ditemukan di Amerika Utara dan Eurasia (terutama
di kawasan Alpen dan Himalaya) dan di Asia bagian selatan (Myanmar dan
Indonesia). Batu kapur merupakan fasies sedimen yang dominan di Tethys.
Sedimen ini seringkali sangat kaya akan fosil, yang menunjukkan adanya fauna
laut tropis yang melimpah dan beragam. Terumbu karang umum ditemukan di
endapan Tethys, termasuk terumbu yang dibangun oleh kerang rudist. Turbidit
(endapan yang tercipta oleh aliran sedimen terfluidisasi yang digerakkan oleh
gravitasi), serpih, dan batuan silisiklastik (batuan sedimen yang terbuat dari
pecahan dengan kandungan silika tinggi) juga dapat ditemukan di endapan
Tethyan.
Gaya kompresi awal akibat subduksi Afrika ke bawah Eropa menyebabkan
patahan blok (ketinggian massa batuan terisolasi relatif terhadap massa batuan
di sekitarnya) selama periode Jurassic. Pada Zaman Kapur, tumbukan antara
lempeng Afrika dan Eurasia telah mengakibatkan lebih banyak deformasi pada
endapan Tethyan, seperti yang ditunjukkan oleh banyaknya patahan dan lipatan
batuan yang terjadi pada masa yang sama . Aktivitas vulkanik merupakan hal
biasa, dan beberapa gunung berapi samudera tumbuh cukup tinggi hingga
puncaknya muncul di atas permukaan laut, sehingga menciptakan pulau-pulau
baru. Kehadiran rangkaian ofiolit kumpulan sedimen laut dalam dan bagian
kerak samudera yang terdorong hingga ke kerak benua merupakan bukti lebih
lanjut bahwa gaya kompresi di wilayah ini menjadi semakin kuat. Di sebelah
timur kawasan Alpen, Lempeng Hindia bergerak ke utara mendekati Lempeng

8
Asia. Tethys ditutup sekitar 50 juta tahun yang lalu, selama Era Kenozoikum,
ketika pecahan benua Gondwana, India, Arab, dan Apulia (bagian dari wilayah
yang sekarang menjadi Italia, negara-negara Balkan, Yunani, dan Turki)
akhirnya bertabrakan dengan wilayah Eurasia lainnya. Hasilnya adalah
terciptanya pegunungan Alpen-Himalaya modern, yang terbentang dari Spanyol
(Pyrenees) dan Afrika barat laut (Atlas) di sepanjang tepi utara Laut Mediterania
(Pegunungan Alpen dan Carpathians) hingga ke Asia bagian selatan (Himalaya)
dan lalu ke Indonesia. Sisa-sisa Laut Tethys masih tersisa sampai sekarang
sebagai laut Mediterania, Laut Hitam, Kaspia, dan Aral.
Penutupan terakhir Laut Tethys sangat merusak bukti penutupan
sebelumnya sehingga keberadaan Laut Paleo-Tethys sebelumnya tidak
diketahui secara umum hingga tahun 1980an. Dampak penting dari evolusi Laut
Tethys adalah terbentuknya cekungan minyak bumi raksasa di Afrika Utara dan
Timur Tengah, pertama dengan menyediakan cekungan tempat bahan organik
dapat terakumulasi dan kemudian dengan menyediakan kondisi struktural dan
termal yang memungkinkan hidrokarbon menjadi matang.

9
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Proses terbentuknya laut-laut melibatkan sejumlah faktor geologis,
tektonik, dan klimatologis yang saling terkait dan kompleks. Pemahaman
tentang sejarah geologis dan dinamika pembentukan laut-laut tidak hanya
memberikan wawasan tentang evolusi bumi, tetapi juga penting untuk
memahami perubahan iklim global, distribusi biota laut, serta interaksi antara
lautan dan daratan.
Lautan Tethys musnah ketika sebidang material kontinental yang dikenal
sebagai benua Cimmerian terlepas dari Gondwana utara dan berputar ke utara,
akhirnya bertabrakan dengan pinggiran selatan Laurasia pada awal Periode
Jurassic (sekitar 180 juta tahun yang lalu). Bukti Laut Paleo-Tethys tersimpan
dalam sedimen laut yang sekarang tergabung dalam pegunungan yang
membentang dari Turki utara melalui Transcaucasia (Kaukasus dan Pamir), Iran
utara dan Afghanistan, Tibet utara (Pegunungan Kunlun), serta Tiongkok dan
Indochina.

B. Saran
Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Dicki
Hartanto, Dr., S.Pi., M. M. selaku dosen mata kuliah Oceanografi. Tugas yang
telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang
yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua
pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa mash banyak terdapat kekurangan dalam
pembuatan makalah ini. Terlepas dari kekurangan yang terdapat dalam makalah
ini, penulis berharap pembaca dapat memperoleh ilmu dan menambah wawasan
terkait materi yang disampaikan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun untuk makalah selanjutnya agar lebih baik.

10
Dengan demikian atau penulis mengharapkan agar pembaca merasa sangat
senang dan tertarik dengan makalah yang telah dibuat. Semoga makalah ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, agar di lain
kesempatan penulis dapat memperbaiki makalah ini agar menjadi
lebih baik lagi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Carol Marie Tang/Tethys Sea: Ancient Ocean Mesozoic Era


https://www.britannica.com/place/Laurasia, Diakses pada 29 Februari
2024
Nibras Nada Nailufar/Klasifikasi Laut
https://www.kompas.com/skola/read/2020/04/12/140000269/klasifikasi-
laut, Diakses pada 29 Februari 2024

12

Anda mungkin juga menyukai