Hidrosfer
Kelas : 10.H
Felicia talitha zayyan
DINAS PENDIDIKAN
PROVINSI SUMATERA SELATAN
SMA NEGERI 2 MUARA ENIM
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya
maka saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “hidrosfer”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata pelajaran GEOGRAFI.
Makalah ini berisi tentang hidrosfer,dengan bahasa yang singkat, padat, dan
mudah dimengerti. Makalah ini saya lengkapi dengan pendahuluan sebagai
pembuka yang menjelaskan latar belakang dan tujuan pembuatan makalah.
Pembahasan yang menjelaskan hidrosfer. Penutup yang berisi tentang kesimpulan
yang menjelaskan isi dari makalah saya.
Makalah ini juga saya lengkapi dengan daftar pustaka yang menjelaskan
sumber dan referensi bahan dalam penyusunan. Saya menyadari bahwa makalah
ini masih belum sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca demi
perbaikan makalah ini akan saya terima, Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak baik yang menyusun maupun yang membaca.
2
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1. Latar belakang.......................................................................................1
2. Rumusan masalah..................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
1. Sejarah Terbentuknya Laut...................................................................3
2. Komposisi Kimia Air Tambak/Laut.....................................................5
3. Bagaimana Proses Terjadinya Hujan?..................................................6
4. Proses Terbentuknya Hujan Buatan......................................................7
5. Identifikasi Berbagai Jenis Perairan 1. Sungai......................................11
6. Identifikasi berbagai proses pelapukan/pengikisan sungai....................14
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................20
3
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Teori tentang terjadinya bumi yang sudah diterima secara meluas adalah
yang dikembangkan pada tahun 1944 oleh seorang ahli teori bangsa Jerman Carl
F. von Weizsacker dan kemudian dimodifikasi oleh Gerard P. Kuiper dari
Universitas Arizona, AS. Teori ini mengemukakan bahwa matahari berkembang
dari awan hidrogen dan helium yang sangat banyak dan berbentuk gas. Dalam
awan ini terdapat unsur serta senyawa yang menjadi bahan semua planet dalam
bentuk debu halus yang tersebar dan meliputi satu persen dari seluruhnya. Air,
dalam bentuk uap dan hablur, adalah salah satu di antara senyawa-senyawa
tersebut.
2. Rumusan masalah
Berdasarkan pembahasan di atas, maka rumusan masalah yang lahir adalah:
1. Unsur-unsur utama siklus hidrologi
2. Identifikasi berbagai jenis perairan
3. Daerah aliran sungai (DAS)
4. Potensi air permukaan dan tanah
5. Penyebab dan usaha mengurangi resiko banjir f. Pantai dan pesisir laut
6. Ekosistem pantai dan pesisir h. Zona pesisir dan laut
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
Sebelum kita lanjutkan pembahasannya, ada satu pertanyaan yang
mengganjal yang perlu diajukan di sini, yaitu "dari mana air yang membentuk
lautan di bumi itu berasal?" Itu pertanyaan yang sukar dijawab, dan para ahli
sendiri memiliki beberapa versi tentang hal itu. Salah satu versi yang pernah kami
baca adalah bahwa pada saat itu, bumi mulai mendingin akibat mulai
berkurangnya aktivitas vulkanik, disamping itu atmosfer bumi pada saat itu
tertutup oleh debu-debu vulkanik yang mengakibatkan terhalangnya sinar
matahari untuk masuk ke bumi. Akibatnya, uap air di atmosfer mulai
terkondensasi dan terbentuklah hujan. Hujan inilah (yang mungkin berupa hujan
tipe mamut juga) yang mengisi cekungan-cekungan di bumi hingga terbentuklah
lautan.
Secara perlahan-lahan, jumlah karbon dioksida yang ada diatmosfer mulai
berkurang akibat terlarut dalam air laut dan bereaksi dengan ion karbonat
membentuk kalsium karbonat. Akibatnya, langit mulai menjadi cerah sehingga
sinar matahari dapat kembali masuk menyinari bumi dan mengakibatkan
terjadinya proses penguapan sehingga volume air laut di bumi juga mengalami
pengurangan dan bagian-bagian di bumi yang awalnya terendam air mulai kering.
Proses pelapukan batuan terus berlanjut akibat hujan yang terjadi dan terbawa ke
lautan, menyebabkan air laut semakin asin.
Pada 3,8 milyar tahun yang lalu, planet bumi mulai terlihat biru karena
laut yang sudah terbentuk tersebut. Suhu bumi semakin dingin karena air di laut
berperan dalam menyerap energi panas yang ada, namun pada saai itu
diperkirakan belum ada bentuk kehidupan di bumi. Kehidupan di bumi, menurut
para ahli, berawal dari lautan (life begin in the ocean). Namun demikian, masih
merupakan perdebatan hangat hingga saat ini kapan tepatnya kehidupan awal itu
terjadi dan di bagian lautan yang mana? apakah di dasar laut ataukah di
permukaan? Hasil penemuan geologis pada tahun 1971 pada bebatuan di Afrika
Selatan (yang diperkirakan berusia 3,2 s.d. 4 milyar tahun) menunjukkan adanya
fosil seukuran beras dari bakteri primitif yang diperkirakan hidup di dalam lumpur
mendidih di dasar laut.
6
3. Komposisi Kimia Air Tambak/Laut.
Apabila berbicara tentang air tambak pasti berbicara tentang air laut.
Sehingga pembahasan air tambak pun tidak terlepas dari air laut. Unsur-unsur
kimia yang terdapat di dalam air laut atau tambak yaitu berupa garam-garam, gas-
gas, suspensi dan senyawa organik. Garam-garam tersebut berasal dari hasil erosi
batu-batuan yang diangkut oleh sungai dan telah berlangsung dalam kurun waktu
yang sangat lama. Beberapa senyawa lain terutama yang berupa gas berasal dari
makhluk hidup yang ada didalamnya termasuk unsu oksigen dan nitrogen.Karena
senyawa kimia yang ada di dalam laut / tambak sangat kompleks, agak sulit untuk
menentukan jumlah zat-zat yang terlarut didalamnya, karena diperlukan perangkat
peralatan yang lengkap. Namun demikian Forch Knudsen dan Sorensen (1902)
menyatakan bahwa perbandingan elemen-elemen tersebut dapat dikatakan tetap.
Dengan kata lain konsentrasi zat-zat terlarut dalam air dapat ditentukan apabila
salah satu elemennya dapat diketahui. Karena itu klorida merupakan satu elemen
yang paling besar jumlahnya, konsentrasinya digunakan sebagai standar untuk
menentukan tinggi rendahnya kadar garam (salinitas).
Komposisi Kimia dalam Air Laut / Tambak
No. Senyawa Konsentrasi g/kg pada salinitas 35 ppt
1 Klorida (Cl) 19.353
2 Natrium (Na) 10.730
3 Sulfat (S) 2.712
4 Magnesium (Mg) 1.294
5 Kalsium (Ca) 0.413
6 Kalium (K) 0.387
7 Bicarbonat (HCO3) 0.142
8 Bromida (Br) 0.067
9 Strontium (Sr) 0.008
10 Brom (B) 0.004
7
11 Flourida (F) 0.001
8
"Dialah Allah Yang mengirimkan angin, lalu angin itu menggerakkan
awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendakiNya, dan
menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat air hujan keluar dari celah-
celahnya; maka, apabila hujan itu turun mengenai hamba-hambaNya yang
dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira" (Al Qur''an, 30:48)
"Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mgarak awan, kemudian
mengumpulkan antara (bagian-bagian)nya, kemudian menjadikannya bertindih-
tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah-celahnya dan Allah
(juga) menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-
gumpalan awan seperti) gunung-gunung, maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran)
es itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan dipalingkan-Nya dari siapa yang
dikehendaki-Nya. Kilauan kilat awan itu hampir-hampir menghilangkan
penglihatan." (Al Qur''an, 24:43)
15
2. Erosi yang berperan penting adalah erosi lateral, sedangkan erosi vertikal
praktis sudah tidak terjadi
3. Pada bagian akhir stadium dewasa sungai sudah mengalami pendataran datar
sungai 4. Lembah sungai berbentuk U, yang ukuran lebarnya melebihi dalamnya
5. Pada dasar lembah terdapat dataran banjir (flood plain) dan pada flood plain
sungai membentuk kelokan (meander)
6. Dengan dasar lembah sungai sudah merata maka tidak terdapat lagi erosi dasar
sungai
4. Kualitas fisik air sungai dan pemanfaatan sungai.
Kualitas air sungai di Pulau Jawa, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta,
Bandung, Tangerang, dan Surabaya cenderung menurun. Penurunan kualitas air
sungai dapat ditunjukan dengan adanya perubahan kadar parameter tertentu
seperti kadar PH, kebutuhan oksigen biologi atau biolocal Oxyegen
Demand (BOD) dan kebutuhan oksigen kimiawi/ Chemical Oxyegen
Demand (COD). Parameter BOD dan COD sungai-sungai diseluruh propinsi
dipulau Jawa yang telah melampaui baku mutu yang ditetapkan,diantaranya
sungai Ciliwung, dana Sunter, sunga Citarung, kali Garang, sungai Bengawan
Solo dan kali Surabaya. Kekeruhan air pada sungai-sungai di pulau Jawa
umumnya menunjukan tingkat yang cukup tinggi. Taksiran jumalah lumpur yang
dibawah sungai-sungai di pulau Jawa dapat mencapai 25 juta ton pert tahun.
Hal itu menandakan bahwa erosi tanah telah terjadi dibagian hulu. Pengaturan
terhadap pemanfaatan sungai menjadi hal yang penting karena menyangkut nilai
ambang batas pencemaran. Dasar penentuan manfaat sungai adalah dominasi
pemnafaatan diwiliayah itu, berdasarkan kualitas air saat itu. Upaya program kali
bersih (Prokasi) merupakan salah satu kegiatan yang dilakukan untuk mengatasi
penemaran sungai. Program ini adalah kegiatan yang terpusat dan bertujuan
menurunkan jumlah beban zat pencemaran yang masuk ke sungai.Sungai
mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia, misalnya sbb:
18
BAB III
PENUTUP
8. Saran
Demikianlah makalah kami, semoga bermanfaat bagi pembaca. Saran dan
kritik yang membangun dari dosen pembimbing dan teman-teman sangat kami
harapkan demi perbaikan makalah ini selanjutnya.
9. Kesimpulan
Dari makalah diatas dapat disimpulkan beberapa hal yaitu:
1. Rasa asin air laut diakibatkan asamnya air laut yang terjadi karena saat itu
atmosfer bumi dipenuhi oleh karbon dioksida. Keasaman air inilah yang
menyebabkan tingginya pelapukan yang terjadi yang menghasilkan garam-
garaman yang menyebabkan air laut menjadi asin seperti sekarang ini.
2. Unsur-unsur kimia yang terdapat di dalam air laut atau tambak yaitu
berupa garam-garam, gas-gas, suspensi dan senyawa organik.
3. Proses terbentuknya hujan dimulai dari penguapan air. Uap-uap air akan
mengalami proses kondensasi atau pemadatan yang akhirnya menjadi
awan. Awan-awan itu akan bergerak, gerakan angin vertikal ke atas
menyebabkan awan bergumpal hingga berhasil mencapai atmosfir yang
bersuhu lebih dingin. Akhirnya awan yang sudah berisi air ini mengalami
presipitasi atau proses jatuhnya hujan air, hujan es dan sebagainya ke
bumi.
4. Hujan buatan adalah hujan yang dibuat oleh campur tangan manusia
dengan membuat hujan dari bibit-bibit awan yang memiliki kandungan air
yang cukup. Dibuat dengan menaburkan banyak garam khusus yang halus
dan dicampur bibit / seeding ke awan agar mempercepat terbentuknya
awan jenuh.
19
DAFTAR PUSTAKA
Watt, Fiona. 2004. Gempa Bumi dan Gunung Berapi. Bandung: Pakar
Raya.Buletin Mina Diklat, Oktober 2003 oleh Rahbiah
20
21