DISUSUN OLEH:
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA 20
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan hidayah-
Nya dan juga kesempatan dan nikmat berupa Kesehatan sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah mata kuliah GEOLOGI DASAR. Shalawat serta salam kita
sampaikan kepada Nabi besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan
pedoman hidup yakni Al-Qur’andan sunnah untuk keselamatan umat di dunia.
Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Geologi Dasar di program studi
teknik pertambangan fakultas teknik pada Universitas Trisakti. Kemudian juga tidak
lupa penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Dr.Ir.
Bani Nugroho, MT selaku dosen pembimbing mata kuliah Geologi Dasar. Juga
kepada seluruh pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan dan juga
petunjuk selama penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini,
maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Bogor, 25 oktober-2020
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii
BAB I......................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..................................................................................................................1
1.1 Pengertian Umum...........................................................................................................1
1.2 Ruang Lingkup Geologi.................................................................................................2
1.3 Hubungan Geologi Dengan Ilmu Lainnya......................................................................4
BAB II.....................................................................................................................................7
TERJADINYA BUMI............................................................................................................7
2.1 Macam-macam Terjadinya Bumi...................................................................................7
2.2 Teori Tektonik Lempeng..............................................................................................11
BAB III.................................................................................................................................17
MINERAL DAN BATUAN.................................................................................................17
3.1 Pengertian Umum.........................................................................................................17
3.2 Tejadinya Mineral dan Batuan.....................................................................................19
3.3 Identifikasi Mineral dan Batuan...................................................................................27
BAB IV..................................................................................................................................38
PROSES-PROSES GEOLOGI...........................................................................................38
4.1 PROSES EKSOGEN....................................................................................................38
4.2 Proses Endogen............................................................................................................48
BAB V...................................................................................................................................56
GEOMORFOLOGI.............................................................................................................56
5.1 Pengertian umum.........................................................................................................56
5.2 Macam-macam Bentukan Asal....................................................................................57
5.3 POLA ALIRAN SUNGAI...........................................................................................62
BAB VI..................................................................................................................................73
STRATIGRAFI....................................................................................................................73
6.1 Pengertian Umum.........................................................................................................73
6.2 Cekugan dan Formasi..................................................................................................77
6.3 Umur Geologi..............................................................................................................86
BAB VII................................................................................................................................97
STRUKTUR GEOLOGI.....................................................................................................97
7.1 Pengertian Umum.........................................................................................................97
7.2 Macam-macam Struktur Geologi...............................................................................110
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................116
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian Umum
Kata geology berasal dari Bahasa Yunani,yaitu geo ( yang berarti bumi ) dan
logo (yang berarti ilmu).Jadi, geologi adalah ilmu yang mempelajari bumi dan
fenomena yang terjadi didalamnya. Geologi secara umum membahas mengenai
material pembentuk bumi dan segala proses yang terjadi baik di dalam bumi (bawah
permukaan) maupun yang terjadi di atas permukaan bumi. Gaya yang bekerja di
dalam bumi (endogen) menghasilkan gempa bumi dan aktivitas vulkanik, sementara
itu gaya eksternal (eksogen) menyebabkan terjadinya pelapukan, erosi, dan
pembentukan bentang alam (Anonim, 2016). Geologi juga dapat diartikan sebagai
ilmu yang mempelajari tentang bumi. Pengertian bumi sendiri mencakup selubung
gas yang mengitari planet bumi(atmosfer) perairan yang ada di permukaan
bumi(hidrosfer) dan bagian padat dari planet bumi(lithosfer). Dan kemudian terjadi
sepesialisasi lebih lanjut sehingga menghasilkan sub-bidang geologi/ cabang geologi.
Kemudian sub-bidang geologi tersebut adalah:
=> Petrologi, mempelajari batuan sebagai materi penyusun bumi
=> Mineralogi, mempelajari mineral sebagai penyusun bumi
=> Geologi struktur, mempelajari struktur/ susunan/ hubungan batuan-batuan
penyusu kerak Bumi
=> Stratigrafi, mempelajari tentang perlapisan batuan sedimen
=> Paliontologi, mempelajari fosil-fosil yang terkandung dalam batuan untuk
mengungkap kejadian dimasa silam
=> Vulkanologi, mempelajari masalah ke gunung apian
=> Seismologi, mempelajari asal-usul gempa bumi
=> Geologi Pertambangan, mempelajari bahan galian yang bernilai ekonomi
=> Geologi Minyak dan Gas Bumi, lebih mengkhususkan pada asal-usul terjadinya
gas dan minyak bumi
=> Geologi Tekhnik, mempelajari kondisi geologis dalam kaitannya dengan
konstruksi bangunan seperti pembuatan
1
PENDAHULUAN
1.2 Ruang Lingkup Geologi
Bumi terusun oleh berbagai macam unsur yang saling terintegrasi dan tidak
hanya didominasi oleh batuan, air, atau udara saja. Interaksi antar-unsur tersebut terus
berlangsung, seperti kontak air dengan batuan, batuan dengan udara, dan air dengan
udara. Lebih lanjut, biosfer, sebagai keseluruhan bentuk kehidupan di bumi, tersebar
pada ketiga realms tersebut yang terintegrasi secara setara. Oleh sebab itu, ruang
lingkup ilmu geologi terdiri dari empat lingkup utama, yaitu: hidrosfer, atmosfer, dan
geosfer. Ketiga lingkup ini kemudian membentuk suatu lingkup sebagai keseluruhan
keberadaan makhluk hidup yang disebut biosfer.
A.Hidrosfer
Bumi dijuluki sebagai Planet Biru, hal ini karena 71% permukaan bumi
diselimuti oleh air dengan kedalaman rata-rata 3,8 km. 97% dari air yang ada di bumi
merupakan air permukaan. Hidrosfer adalah massa air yang dinamis dan bergerak
secara kontinu melalui sebuah siklus. Siklus yang dimaksud adalah siklus hidrologi,
yang terdiri dari evaporasi air permukaan ke atmosfer, presipitasi air ke daratan, dan
kemudian mengalir kembali sebagai air permukaan yang bermuara di laut. Daur
hidrologi ini turut berkontribusi dalam membentuk bentang alam bumi ini. Selain air
laut, hidrosfer juga terdiri dari air tawar yang berada di aliran sungai, danau, gleiser,
dan airtanah. Meskipun jumlahnya tak sebanyak air laut, namun keberadaan air tawar
(fresh water) sangat penting. Oleh sebab itu usaha pencarian sumber daya air bersih
terus dilakukan hingga sekarang, termasuk oleh para ahli geologi, khususnya
hidrogeologi.
2
PENDAHULUAN
B. Atmosfer
Bumi dikelilingi oleh tudung gas yang memberi kehidupan. Tudung gas
inilah yang disebut atmosfer. Jika dibandingkan dengan ketebalan kerak bumi (sekitar
6400 km), atmosfer jauh lebih tipis, yaitu hanya 5,6 km di atas permukaan bumi dan
hanya sampai kedalaman 16 km di bawah permukaan bumi. Namun, di samping
dimensinya yang sederhana, selimut tipis tersebut tetap merupakan elemen penting di
planet bumi. Atmosfer bukan hanya menyediakan udara untuk dihirup oleh makhluk
hidup, namun juga mampu melindungi kita dari paparan radiasi sinar ultra violet dari
matahari. Pertukaran energy secara kontinu terjadi antara atmosfer dengan permukaan
bumi menghasilkan sesuatu yang kita sebut cuaca dan iklim. Cuaca dan iklim bumi
dari sejak awal terbentuk hingga sekarang berkontribusi dalam pembentukan bentang
alam dan sumberdaya geologi. Sehingga atmosfer berperan penting dalam proses
geologi yang telah dan sedang berlangsung dibumi.
Gambar 1.2 Ketebalan lapisan atmosfer (kiri) dan Proporsi gas pada tiap lapisan
atmosfer (kanan)
3
PENDAHULUAN
C. Geosfer
Bagian di dasar atmosfer dan samudera adalah lapisan kerak bumi. Bagian
padat itulah yang disebut sebagai geosfer. Geosfer membentang dari permukaan
hingga ke inti bumi pada kedalaman 6.400 km. Sehingga geosfer merupakan lingkup
yang paling besar yang ada di bumi jika dibandingkan dengan atmosfer, hidrosfer,
dan biosfer. Kebanyakan penelitian mengenai geosfer difokuskan pada kenampakan
di permukaan yang mudah untuk diakses. Setiap kenampakan di permukaan
merepresentasikan kondisi di bawah permukaan bumi yang bersifat dinamis. Dengan
meneliti kenampakan dari lapisan geosfer yang berada di permukaan, dapat diketahui
petunjuk mengenai proses geologi yang telah terjadi sewaktu bumi ini sedang terbentuk.
Lapisan-lapisan geosfer dan proses yang berlangsung di dalamnya akan banyak
dipelajari oleh para ahli geologi.
1.3 Hubungan Geologi Dengan Ilmu Lainnya
Geologi merupakan ilmu multi-disiplin yang mempelajari mengenai bumi dan
sejarahnya.Cabang-cabang ilmu geologi tersebut antara lain:
a. Geomorfologi
Studi mengenai proses keterjadian dan deskripsi dari bentang alam.
b. Kristalografi dan Mineralogi
Studi mengenai geometri dan susunan atom di dalam mineral, proses
pembentukan, dan jenis-jenis mineral pembentuk batuan.
c. Petrologi
Studi mengenai batuan, termasuk mineralogi, klasifikasi, dan proses
keterjadiannya.
d. Mineral optik dan Petrografi
Studi mengenai parameter sifat-sifat optik mineral yang dilihat
menggunakan mikroskop petrografi. Klasifikasi batuan berdasarkan
sifat optik mineral pembentuknya.
4
PENDAHULUAN
e. Paleontologi
Studi mengenai kehidupan purba (fosil), termasuk paleobotany,
paleontologi vertebrata serta invertebrata, mikropaleontologi, dan studi
spora dan polen purba (Palionologi).
f. Sedimentologi
Studi mengenai faktor lingkungan yang mengontrol pembentukan sedimen dan
batuan sedimen, termasuk perkembangan dan model pengendapannya.
g. Stratigrafi
Studi mengenai perlapisan batuan yang menekankan pada
hubungannya terhadap waktu dan keterjadiannya.
h. Geologi Struktur
Studi mengenai manifestasi/struktur yang terlihat pada permukaan
bumi sebagai produk dari kegiatan tektonik. Stuktur tersebut disebut
dengan struktur geologi, contohnya lipatan dan kekar. Ilmu yang
memperlajari struktur geologi secara lebih komprehensif dan
menyeluruh dari berbagai aspek disebut sebagai ilmu Tektonika.
i. Geologi Terapan
Penerapan geologi untuk kepentingan manusia pada bidang tertentu,
misalnya: Geologi Pertambangan, Geologi Batubara, Geologi Minyak
dan Gas Bumi, Hidrogeologi, Geofisika, Geotermal, Geologi Teknik,
dan sebagainya.
5
PENDAHULUAN
6
BAB II
TERJADINYA BUMI
Gambar 2.1
7
BAB II TERJADINYA BUMI
Gambar 2.2
3. Materi-materi tersebut tumbuh makin besar dan terus melakukan
gerakan secara teratur mengelilingi matahari dalam satu orbit yang
tetap dan membentuk Susunan Keluarga Matahari.
Gambar 2.3
Teori big bang (ledakan besar)
Teori ini mungkin teori yang paling terkenal. Teori ini menyebutkan
bahwa Bumi terbentuk selama puluhan miliar tahun. Mulanya, terdapat
gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran tersebut
menyebabkan bagian-bagian kecil dan ringan dari kabut terlempar ke luar dan
berkumpul membentuk cakram raksasa. Di satu waktu, gumpalan kabut
8
raksasa itu meledak membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama kurang-
lebih 4,6
TERJADINYA BUMI
Gambar 2.3
Teori bintang kembar
Teori bintang kembar dikemukakan oleh Astronom, RA. Lyttleton.
Dalam teori ini dikatakan bahwa ada dua bintang kembar di dunia ini sebelum
akhirnya menjadi planet-planet.Kemudian, salah satu bintang tersebut
meledak. Ledakan ini menyebarkan serpihan material yang akhirnya terbentuk
menjadi planet. Sementara, matahari adalah bintang kembar yang tidak
meledak. Itu sebabnya, planet yang terbuat dari ledakan bintang tadi memiliki
gaya gravitasi mengelilingi matahari, seperti halnya bumi.
9
TERJADINYA BUMI
Gambar 2.4
Teori planetesimal
Teori ini dikemukakan oleh Forest Ray Morton, seorang astronom
Amerika dan Thomas C. Chamberlein, ahli geologi pada 1916. Dalam
teorinya mereka mengemukakan bahwa matahari sudah ada sejak awal.
Suatu ketika, ada bintang yang lebih besar dari ukuran matahari mendekati
matahari. Hal ini mengakibatkan terjadinya daya tarik pasang pada matahari
sehingga ada sebagian materi matahari yang terlepas dan bertebaran pada
orbitnya.
Lama kelamaan, material tersebut menyerupai lidah api raksasa dan menjauh
dari matahari. Namun, material-material yang kecil tersapu oleh material yang
lebih besar kemudian bersatu dan berputar pada orbitnya. Pada akhirnya,
terciptalah planet-planet dari material tersebut, salah satunya bumi yang kita
tempati ini.
10
TERJADINYA BUMI
Gambar 2.5
11
besar yang seolah-olah mengapung dan bergerak pada lapisan inti Bumi yang lebih
cair.
TERJADINYA BUMI
Hingga kini, teori lempeng tektonik dianggap relevan dalam menjelaskan berbagai
peristiwa geologis yang terjadi, seperti peristiwa gempa bumi, tsunami, serta
meletusnya gunung berapi, dan juga tentang bagaimana terbentuknya gunung, benua,
dan samudra. Teori ini juga membuktikan bahwa benua-benua selalu bergeser. Ini
adalah salah satu prinsip utama teori tektonik lempeng, yakni tiap-tiap lempeng dapat
bergerak-gerak sebagai satu unit terhadap unit lempeng lain.
Perjalanan Panjang Penemuan Teori Tektonik Lempeng
Teori Tektonik Lempeng dapatlah dikatakan sebagai “kristalisasi” dari banyak
teori yang menyatakan bahwa struktur bumi ini sesungguhnya bersifat dinamis.
Perubahan total cara berfikir dan diterimanya konsep ini terjadi dalam tempo yang
lama seiring makin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi. Sebelum
digunakannya terminologi “Tektonik Lempeng”, konsep bumi yang dinamis mula-
mula di pelopori oleh teori Continental Drift (Pergeseran Benua) yang diperkenalkan
oleh meteorologist asal Jerman Lothar Wagener pada Tahun 1915. Teorinya
menyatakan bahwa pada periode Kapur (sekitar 200 juta tahun lalu), semua benua
dulunya menyatu dalam satu superbenua yang di sebut Pangea, namun kemudian
terpecah menjadi kontinen-kontinen yang lebih kecil, lalu berpindah secara
mengapung menempati posisinya seperti sekarang ini.
12
TERJADINYA BUMI
Gambar 2.6 Ilustrasi Teori Continental Drift. Menurut teori ini Bumi dahulunya
hanya satu daratan yang disebut Pangea. (Sumber: britannica)
Untuk mendukung teorinya, Wegener mengemukakan penemuan ilmiahnya
sebagai bukti tentang adanya super-kontinen Pangaea tersebut, diantaranya adanya
kecocokan/kesamaan Garis Pantai antara Benua Afrika dan Amerika Selatan,
kesamaan fosil dan kesamaan batuan, namun begitu Wegener tidak mampu
menjelaskan secara mendasar gaya-gaya apa yang bisa menggerakkan benua-benua
tersebut saling menjauhi satu sama lainnya. Wegener hanya menerangkan dengan
sangat sederhana bahwa pergerakan benua-benua tersebut terjadi di atas dasar
samudera. Pendapat ini kemudian banyak dipertanyakan oleh para ahli, Harold
Jeffreys salah satunya, seorang ahli geofisika terkenal dari Inggris mengatakan adalah
tidak mungkin sebuah massa yang sangat besar tidak terpecah ketika bergerak di
lantai samudera. Demikianlah pertanyaan tersebut masih menjadi misteri yang belum
bisa terpecahkan sehingga tidaklah mengejutkan, bahwa Teori Continental Drift tidak
diterima dengan baik pada masa itu. Setelah meninggalnya Wegener, Teori
Continental Drift secara berangsur hampir dilupakan karena dianggap tidak biasa,
absurd, dan tidak mungkin terjadi. Akan tetapi, banyaknya bukti baru yang timbul di
awal tahun 1950-an membangkitkan kembali perdebatan tentang teori dari Wegener
itu, terutama setelah adanya perkembangan teknologi eksplorasi pemetaan bawah laut
13
pada periode tahun 1950-an. Pemetaan bawah laut yang banyak dilakukan dari 1900
hingga 1950-an menghasilkan beberapa penemuan baru, salah satunya yaitu
ditemukannya rangkaian pegunungan besar di dasar samudera yang mengelilingi
bumi, yang kemudian dinamai dengan istilah “Bubungan Tengah Samudera” (Mid-
Ocean Ridge). Penemuan lainya yaitu adanya medan magnet purba yang terekam
pada batuan dasar samudera (Paleomagmatisme).
TERJADINYA BUMI
14
Gambar 2.7 Kapal-kapal yang digunakan untuk eksplorasi laut hingga Tahun 1950-
an. Data-data yang diperoleh diantaranya morfologi permukaan laut, medan magnet
batuan, endapan sedimen & ketebalan kerak samudera. (Sumber: Jason Morgan,
2018)
Penemuan-penemuan ini kemudian memicu ditemukannya teori baru yang disebut
Teori Pemekaran Lantai Samudera (Sea Floor Spreading). Teori ini dikemukakan
pada Tahun 1962 oleh Harry H. Hess, seorang geologis dari Princeton University dan
Robert S Dietz dari Survey Pantai dan Geodesi Amerika. Hess berpendapat bahwa
kerak samudera merupakan proses daur ulang. Pertama-tama kerak samudera yang
baru terbentuk di sepanjang bubungan (Mid Oceanic Ridge) lalu bergerak menjauhi
bubungan, kemudian secara perlahan masuk dibawah kerak benua dan mengalami
penggerusan.
TERJADINYA BUMI
15
Gambar 2.8 Prof. Dr. Harry Hess. Seorang Geologis USA Penemu Teori Sea Floor
Spreading (Sumber: gettyimages.com)
Penemuan Hess ini banyak menginspirasi para Ilmuan, salah satunya adalah
Seorang Ahli geofisika Kanada bernama J. Tuzo Wilson. Wilson mengenal Harry
Hess pada akhir tahun 1930-an ketika belajar untuk meraih gelar doktornya di
Universitas Princeton USA. Pemikiran dan teorinya juga banyak dipengaruhi oleh
ide-ide menarik Harry Hess.Pada tahun 1965, Wilson banyak mengembangkan
konsep yang penting bagi teori lempeng-tektonik. Beberapa kontribusi Wilson
diantaranya yaitu penemuannya tentang Teori Hotspot dan Teori Pergerakan
Transform. Wilson juga yang pertama-tama menggunakan istilah lempeng dalam
menjelaskan teori-teori nya.Argumen-argumen yang menguatkan teori pergerakan
lempeng hingga akhir tahun 60-an semakin banyak, para ilmuan dari masing-masing
kualifikasi/bidang keahlian turut menyumbangkan pendapat-pendapatnya, sehingga
konsep Teori Tektonik Lempeng semakin dikenal dunia.
TERJADINYA BUMI
Ilmuan dunia yang turut memperkuat Teori Tektonik Lempeng salah satunya
Dan Mc Kenzie, seorang geofisikawan asal Inggris. Tulisan-tulisanya dari Tahun
1960 s.d 1970 secara detail mengungkapkan sistem kerja pergerakan lempeng dari
aspek kinematik, dia juga banyak menjelaskan mengenai struktur Bumi, khususnya
viskositas mantel. Selain itu Dan Mc Kenzie termasuk yang mula-mula meluaskan
terminologi “Lempeng” dalam setiap tulisannya. Dalam tulisannya Tahun 1969 yang
berjudul Speculations on the Consequences and Causes of Plate Motions (Gambar 7),
Mc Kenzie berpendapat bahwa oleh karena batas zona seismik (kegempaan) secara
umum tidak sama dengan batas benua maka istilah Continental Drift (pergeseran
benua) kurang tepat bila diaplikasikan, sebagai gantinya digunakan istilah “Plate”
(Lempeng).
16
Gambar 2.9 Para Pioner Teori Tektonik Lempeng (Sumber: geolsoc.org.uk)
BAB III
1. MINERAL
17
molekul dari berbagai unsur kimia, dimana atom-atom tersebut tersusun dalam
suatu pola yang teratur. Keteraturan dari rangkaian atom ini akan menjadikan
mineral mempunyai sifat dalam yang teratur. Mineral pada umumnya merupakan
zat anorganik. ( Murwanto, Helmy, dkk. 1992 )
2. BATUAN
18
3.1 SKEMA BATUAN
Batuan adaiah kompleks/kumpulan dari mineral sejenis atau tak sejenis yang
terikat secara gembur ataupun padat. Bedanya dengan mineral, batuan tidak memiliki
susunan kimiawi yang tetap, biasanya tidak homogen. Batuan tidak perlu padat dan
keras dan biasanya merupakan agregat-agregat yang berukuran cukup besar, tetapi
dapat pula dalam ukuran yang cukup kecil atau tersusun oleh benda gelas saja.
Batuan dari segi asal dan keterdapatan di lapangan dapat digolongkan menjadi 3
golongan besar, yaitu batuan beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf.
Perkembangan batuan mengikuti suatu siklus/daur batuan. atuan merupakan
sekumpulan mineral-mineral
19
yang menjadi satu. Bisa terdiri dari satu atau lebih mineral. Lapisan lithosphere di
bumi terdiri dari batuan. Sedangkan mineral adalah substansi yang terbentuk karena
kristalisasi dari proses geologi, yang memiliki komposisi fisik dan kimia. Dalam
ilmu geologi batu ( tunggal ) dan batuan ( jamak ) merupakan benda padat yang
terbuat secara alami dari mineral dan atau mineraloid. Lapisan luar padat Bumi
Litosfer terbuat dari batuan. Dalam batuan umumnya ialah tiga jenis yaitu batuan
beku, sedimen dan malihan. Penelitian ilmiah batuan disebut perrologi dan petrologi
yang merupakan komponen penting dari geologi.
3.2 Tejadinya Mineral dan Batuan
1. Mineral
1. Proses Magmatis
Proses ini sebagian besar berasal dari magma primer yang bersifat
ultra basa, lalu mengalami pendinginan dan pembekuan membentuk mineral-
mineral silikat dan bijih. Pada temperatur tinggi (>600˚C) stadium liquido
magmatis
20
MINERAL DAN BATUAN
a. Early magmatis
• Disseminated
• Segregasi
• Injeksi
b. Late magmatis
21
MINERAL DAN BATUAN
2. Proses Pegmatisme
3. Proses Pneumatolisis
22
MINERAL DAN BATUAN
4. Proses Hydrotermal
6. Proses Sedimenter
23
MINERAL DAN BATUAN
7. Proses Evaporasi
Tubuh bijih (lode, urat, pipa dll) yg muncul dekat permukaan akan
mengalami pelapukan krn rembesan air & udara. Perembesan tsb
menyababkan pelapukan & pelarutan shg batuan asalnya yg kompak mjd
porous dg batuan yg terbentuk disebut gossan. Mineral primer di daerah ini
mengalami oksidasi smpai batas nuka air tanah, daerah diatas muka air tanah
disebut zona oksidasi. Pada zona oksidasi akan terakumulasi mineral oksida
sekunder limonitdgn ciri2 khusus. Proses pengayaan oksida tsb bisa juga
t’bentuk dari mineral sulfida & tjd di zona oksidasi. Lalu tjd pelarutan garam2
& asam sulfat lewat zona sulfidasi (dibwh muka air tanah)/zona pengayaan
supergen t’bentuk mineral sekunder. Terjadi reaksi2 pada zona oksidasi &
sulfidasi.
24
MINERAL DAN BATUAN
2. Batuan
25
akanmembentuk sebuh kristal atau mineral (hal ini dinamakan kristalisasi).
Magmayang membentuk kristal ini sma seperti air yang didinginkan menjadi
es. Magmayang mengkristal ini akan banyak ditemukan pada gunung berapi
yang mengalami erupsi. Magma yang keluar dari dalam gunung akan
membeku setelah sampai kepermukaan bumi .Magma yang membeku ini akan
membentuk sebuah jenis batuan, yakni batuan beku. Magma yang
membekunya setelah sampai di permukaa bumi akan membentuk batuan beku
yang jenisnya ekstrusif. Sementara magma yang membeku namun belum
sampai ke permukaan bumi ini membentuk sebuah batuan jenis intrusif.
Namun, semua batuan yang dibentuk karena adanya pembekuan magma
disebut dengan batuan beku.
Kemudian batuan- batuan beku yang telah terbentuk tadi lama- kelamaan akan
mengalami proses pelapukan. Batuan yang mengalami proses pelapukan
paling cepat terutama adalah batuan yang membeku di permukaan bumi
(batuan ekstrusif). Batuan ini lebih cepat mengalami proses pelapukan karena
terpapar secara langsung oleh cuaca di bumi dan juga atmosfer bumi,
sehingga pelapukannya lebih cepat daripada yang berada di bawah permukaan
bumi.Meskipun demikian, bukan berarti batuan yang berada di permukaan
bumi ini tidak bisa mengalami pelapukan. Batuan yang berada di bawah
permukaan tanah tetap bisa mengalami pelapukan, namun harus mengalami
proses pengangkatan kepermukaan tanah terlebih dahulu. Batuan yang berada
di bawah permukaan bumi harus terangkat ke permukaan bumi melalui proses
tektonik, kemudian lapisan batuan yang berada di atasnya harus hilang
terlebih dahulu oleh proses erosi.Setelah berada di permukaan bumi inilah
proses pelapukan batuan dimulai. Pelapukan yang terjadi pada batuan ini
26
dapat terjadi karena adanya beberapa reaksi fisik dan kimia yang dapat
disebabkan oleh interaksi udara, air, maupun organisme tertentu. Setelah
batuan menjadi lapuk
karena angin, air, es, gletser ataupun yang lainnya, maka akan menjadi
material sedimen melalui sebuah proses yang disebut erosi.
3. Mengalami erosi
27
bertindak sebagai semen yakni merekatkan butiran sedimen antar satu dengan
yang lainnya.
1. Mineral
28
Identifikasi mineral merupakan suatu kegiatan membuat deskripsi tentang
suatu mineral tertentu. Setelah identifikasi dilakukan, maka kita dapat dengan jelas
memberi nama mineral tersebut.Mineral adalah bahan anorganik yang terbentuk
secara alamiah, memiliki komposisi kimia yang tetap dan struktur kristal yan
beraturan. Di alam ini
terdapat lebih dari 2000 jenis mineral yang telah diketahui. Tetapi, hanya beberapa
mineral saja yang dijumpai sebagai mineral pembentuk batuan. Mineral-mineral
tersebut dapat diidentifikasi berdasarkan sifat fisisnya secara khusus, antara lain :
1. Kilat (luster)
2. Warna (colour)
3. Kekerasan (hardness)
4. Cerat (streak)
5. Belahan (cleavage)
6. Pecahan (fracture)
7. Bentuk (form)
9. Sifat dalam
10. Kemagnetan
11. Kelistrikan
29
12. Daya lebur
1.Kilat
Kilat sering juga disebut kilapan merupakan kenampakan suatu mineral yang
ditunjukkan dari pantulan cahaya yang dikenakan padanya. Kilat secara garis besar
biasanya dibagi menjadi 2 jenis :
A.Kilat Logam (metallic luster) : bila mineral tersebut memiliki kilat seperti logam.
Kliat sutera (silky luster); umumnya terdapat pada mineral yang memiliki
serat, seperti asbes dan gips.
Kilat mutiara (pearly luster); kilat seperti lemak atau sabun, misalnya
serpentin, opal dan nepelin.
Kilat tanah, kilat seperti tanah lempung, misal kaolin, bauxit, dan limonit.
2.Warna
30
memiliki lebih dari satu warna. Misalnya, kwarsa dapat berwarna putih susu, ungu,
coklat kehitaman atau tidak berwarna (bening).Beberapa contoh warna mineral :
- kwarsa : berwarna putih jernih, putih susu dan tidak memiliki belahan.
- karbonat : biasanya mineral ini diberi nama kalsit dan dolomit, ciri utama
mineral karbonat ini adalah bereaksi dengan HCl.
31
- azurit : bila berwarna biru
3.Kekerasan
32
Gambar 3.2 Skala Mohs
Sebagai perbandingan dari skala tersebut di atas, maka dapat diberikan skala
kekerasan untuk :
4. Cerat
Cerat merupakan warna mineral dalam bentuk hancuran (serbuk). Hal ini
dapat diperoleh apabila mineral digoreskan pada bagian yang kasar suatu keping
porselen atau dapat dilakukan dengan membubuk mineral kemudian dilihat warna
bubuk tersebut. Cerat dapat berupa warna asli mineral, dapat pula berbeda.
5.Belahan
33
belah atau tanpa bidang belah.Contohnya : kalsit memiliki tiga arah belahan, tetapi
kwarsa tidak memiliki belahan.
6.Pecahan
Bila dalam belahan mineral akan pecah dalam arah yang teratur, sedangkan
pada pecahan mineral akan pecah secara tidak teratur. Perbedaannya bidang belah
pada belah akan nampak memantulkan sinar seperti pada cermin datar, sedangkan
pada pecahan akan memantulkan sinar ke segala arah dengan tidak teratur. Beberapa
jenis pecahan mineral adalah sebagai berikut :
7. Bentuk
34
Mineral ada yang memiliki bentuk struktur kristal, ada pula yang tidak
memiliki bentuk atau struktur kristal. Mineral yang memiliki bentuk kristal disebut
mineral kristalin, sedangkan yang tidak memiliki bentuk kristal disebut amorf.
2.Batuan
Warna
Tekstur
Struktur
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari pembekuan magma, baik di
bawah permukaan (intrusif) maupun di atas permukaan (ekstrusif). Ciri khas batuan
beku adalah kenampakannya yang kristalin, yaitu memiliki unit-unit kristal yang kecil
yang saling mengikat satu sama lain.
Warna
Warna batuan beku biasanya representasi dari mineral pembentuk batuan beku
itu sendiri. Mineral-mineral tersebut biasanya dibedakan menjadi dua kelompok,
yakni : berwarna cerah (bersifat asam/felsic) dan berwarna gelap (bersifat
basa/mafic).Beberapa ciri warna pada mineral yang penting pada batuan beku:
35
- kwarsa : berwarna putih jernih, putih susu dan tidak memiliki
belahan.
Tekstur
36
1.Faneritik : bila butiran-butiran mineral dapat dilihat dengan mata telanjang. Bila
faneritik dengan ukuran yang seragam, maka disebut
faneritik granular.
2 Afanitik : bila butiran-butiran mineral sangat halus sehingga tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang.
37
GAMBAR 3.3 batuan bila terbuat dari gelas atau kaca
5.Fragmental : Bila batuan beku terdiri dari fragmen (bagian-baguan) batuan beku
hasih erupsi gunung api
Surktur
1.Masif : bila batuan tersebut pejal, tanpa retakan maupun lubang gas
38
4.Aliran : bila batuan tersebut memiliki kesan orientasi sejajar seperti
aliran/sisipan, baik oleh kristal maupun lubang gas
Mineral-mineral yang terdapat pada batuan beku , antara lain : kwarsa, mika,
feldspar, olivin, piroksen.Mineral-mineral yang terdapat pada batuan metamorf,
antara lain : kwarsa, mika, feldspar, karbonat,mineral lempung.
39
BAB IV
PROSES-PROSES GEOLOGI
4.1 PROSES EKSOGEN
Proses eksogen ini berasal dari luar permukaan bumi. Permukaan bumi tidak
rata, selalu berubah-ubah setiap waktu. Bentuk permukan bumi yang beragam disebut
sebagai relief bumi. Pembentukkan relief bumi tidak serta merta terjadi begitu saja.
Terdapat dua energi yang memicu pembentukkan relief bumi tersebut. Tenaga yang
berasal dari dalam bumi atau disebut sebagai tenaga endogen dan tenaga yang bukan
berasal dari dalam bumi atau disebut sebagai tenaga eksogen. Tenaga eksogen adalah
tenaga yang berasal dari gejala-gejala terjadi di permukaan bumi dan mempengaruhi
bentuk permukaan bumi itu sendiri. Gejala tersebut antara lain terdiri atas gejala
atmosfer (angin, suhu), air (air hujan, aliran air permukaan, pasang surut), dan
aktivitas makhluk hidup (mikroorganisme, hewan, tumbuhan, manusia). seperti yang
sudah dijelaskan diatas, tenaga eksogen adalah tenaga yang berasal dari luar perut
bumi. Oleh karena itu, semua yang ada diatas permukaan bumi dapat dianggap
sebagai sumber tenaga eksogen. Berikut ini adalah beberapa sumber tenaga eksogen
yang sering kita temukan di kehidupan sehari-hari.
Atmosfer
Aktivitas Manusia
Air
Atmosfer dan segala komponennya merupakan salah satu sumber tenaga eksogen
yang paling sering terlihat di permukaan bumi. Suhu udara, kelembaban, serta angin
menjadi komponen-komponen atmosfer yang menjadi sumber dari tenaga eksogen.
40
PROSES-PROSES GEOLOGI
Daur air juga merupakan sumber tenaga eksogen yang sangat besar dan berpengaruh.
Siklus ini sendiri meliputi penguapan, pembentukan awan, pembentukan hujan,
hingga pergerakan air di permukaan tanah dalam bentuk sungai-sungai.Aktivitas
manusia tentu saja akan mempengaruhi alam disekitarnya. Hal ini dibuktikan oleh
teori possibilisme milik Paul Vidal de la Blache. Contoh dari dampak aktivitas
manusia adalah perubahan bentang alam, pencemaran lingkungan, dan hujan asam.
Aktivitas flora dan fauna juga dapat mempengaruhi bentuk permukaan bumi. Seperti
yang telah kita pelajari, terdapat pelapukan yang disebabkan oleh aktivitas tumbuhan
dan hewan. Flora dan fauna ini dapat melemahkan batuan, sehingga membuatnya
mudah lapuk. Fenomena-fenomena ekstraterestrial juga dapat dianggap sebagai
sumber tenaga eksogen bagi planet bumi. Contohnya adalah meteor yang jatuh
menimpa bumi, atau efek badai matahari yang mempengaruhi tingkat radiasi dan
dinamika di atmosfer.
Secara umum, terdapat 4 jenis tenaga eksogen yang kerap kita rasakan dalam
kehidupan sehari-hari. Keempat jenis tenaga tersebut adalah pelapukan, erosi,
sedimentasi, dan pergerakan tanah.
1. Pelapukan
41
PROSES-PROSES GEOLOGI
Pelapukan kimiawi
Pelapukan kimiawi adalah hancurnya batuan oleh proses kimiawi yang dapat
mengubah komposisi dari batuan tersebut. Disini, batuan hancur karena terjadi
perubahan komposisi kimiawi. Umumnya, pelapukan kimiawi ini didorong oleh
adanya air dan elemen-elemen kimiawi seperti asam. Proses kimiawi yang
mempengaruhi pelapukan kimiawi antara lain adalah proses Hidrolosis di batuan atau
material yang terlapukkan.
42
PROSES-PROSES GEOLOGI
Contoh:adalah besi yang berkarat ketika teroksidasi oksigen dan terkena air.
Pelapukan mekanis
43
Pelapukan mekanis adalah pelapukan yang disebabkan oleh faktor-faktor fisik
yang menghancurkan batuan secara fisik. Disini, ketika batuan hancur, tidak ada
proses
PROSES-PROSES GEOLOGI
Pelapukan biologis
44
yang termasuk kedalam pelapukan kimiawi antara lain adalah pelapukan karena zat
asam atau humic acid yang dikeluarkan oleh lumut dan tumbuhan-tumbuhan lainnya.
PROSES-PROSES GEOLOGI
2. Erosi
Erosi pada dasarnya adalah proses pengikisan batuan atau material lainnya
beserta pemindahan material tersebut oleh agen erosi. Artinya, ketika suatu batuan
terkikis, maka serpihan-serpihannya tidak akan berada di tempat tersebut lagi, tetapi
akan dipindahkan ke tempat lain. Agen erosi adalah gaya atau elemen yang
menyebabkan erosi terjadi. Umumnya,
yang menjadi agen erosi adalah air, angin, ataupun es. Secara umum, terdapat 4 jenis
erosi yang disebabkan oleh agen erosional dan melibatkan proses-proses yang
berbeda pula. Keempat jenis erosi tersebut adalah
Ablasi
45
Ablasi adalah erosi yang disebabkan oleh aliran air yang mengikis suatu
material atau batuan. Erosi jenis ini merupakan salah satu yang paling sering kita lihat
di kehidupan sehari-hari.Secaram umum, terdapat 4 jenis erosi yang termasuk
kedalam ablasi yaitu
PROSES-PROSES GEOLOGI
1. Erosi Percik
2. Erosi Lembar
3. Erosi Alur
4. Erosi Parit
Contoh bentang alam yang disebabkan oleh ablasi antara lain adalah sungai-sungai,
air terjun, dan lembah-lembah aliran sungai zaman dahulu. Selain itu, parit-parit
erosional dan faset triangular yang ada pada daerah curam juga terbentuk karena erosi
berjenis ablasi ini.
Deflasi
46
GAMBAR 4.6 Deflasi
Deflasi adalah proses erosi yang disebabkan oleh angin kencang yang
mengikis batuan. Umumnya, kedua jenis erosi ini terjadi di daerah-daerah yang
PROSES-PROSES GEOLOGI
memiliki angin kencang, seperti di daerah gurun. Contoh bentang alam yang
terbentuk akibat proses korasi dan deflasi ini adalah mushroom rock di gurun-gurun
yang memiliki bentuk unik seperti jamur. Selain itu ada pula Yardang dan deflation
hollows yang juga dipengaruhi oleh dinamika deflasi.
Eksarasi
47
3. Pergerakan tanah
Pergerakan massa tanah atau kerap dikenal sebagai mass wasting adalah
pergerakan tanah menuruni suatu lereng perbukitan. Fenomena bencana yang kerap
kita kenal, longsor, merupakan salah satu contoh pergerakan tanah. Semakin curam
PROSES-PROSES GEOLOGI
lereng tersebut maka semakin cepat pula pergerakan tanah menuruni lerengnya.
Selain itu, komposisi tanah dan keberadaan flora dan fauna diatasnya pun
mempengaruhi pergerakan tanah di lokasi tersebut.Pergerakan massa tanah ini
merupakan salah satu bentuk bencana geologis yang mungkin terjadi di daerah-
daerah berbukit. Jenis pergerakannya pun cukup banyak ada yang cepat yaitu jatuhan
batu dan yang cukup lambat yaitu longsor dan creep.
4. Sedimentasi
48
GAMBAR 4.8 Sedimentasi
PROSES-PROSES GEOLOGI
Jenis-jenis ini dipengaruhi oleh agen erosional apa yang membawa dan akhirnya
mengendapkan sedimen tersebut. Selain itu, ketiga proses sedimentasi ini juga akan
menghasilkan bentang alam yang berbeda-beda pula.
Secara umum, dampak positif dari tenaga eksogen adalah bahwa tenaga ini
akan menghasilkan bentang alam yang baru di permukaan bumi. Selain itu, tenaga
eksogen juga dapat mendorong terbentuknya unsur-unsur yang dibutuhkan oleh
49
kehidupan. Berikut ini adalah beberapa contoh dampak positif dari tenaga eksogen
bagi kehidupan di permukaan bumi
Pengikisan dapat menyingkap sumber daya alam tambang dan migas yang
bernilai cukup tinggi
Pembentukan bentang alam tertentu seperti delta dan endapan pantai yang
bermanfaat bagi ekosistem pesisir
Intensitas tenaga eksogen yang berbeda beda di bumi merupakan salah satu
faktor persebaran flora dan fauna di dunia
Banyak sekali manfaat yang didapatkan dari interaksi antara tenaga eksogen dengan
permukaan bumi. Interaksi-interaksi ini turut menunjang terbentuknya bioma yang
stabil di planet bumi.
PROSES-PROSES GEOLOGI
50
permukaan bumi. Berikut ini adalah beberapa dampak negatif tenaga eksogen
terhadap kehidupan di permukaan bumi
Bencana alam berupa asteroid atau objek langit yang jatuh ke permukaan
bumi Ternyata, cukup banyak juga ya dampak negatif yang dihasilkan oleh
tenaga eksogen! Namun, dengan mengetahui dampak positif dan dampak
negatif dari tenaga eksogen, kita dapat berupaya lebih untuk memaksimalkan
dampak positifnya dan memitigasi dampak negatifnya.
4.2 Proses Endogen
Tenaga endogen adalah tenaga yang berasal dari dalam perut bumi dan akan
mempengaruhi permukaan bumi. Artinya, tenaga ini berasal jauh dari dalam perut
bumi, dari kerak bumi, mantel, dan inti bumi. Karena berasal dari dalam perut bumi,
tentu saja sumber tenaga endogen ini adalah dari pergerakan magma di dalam lapisan
bumi. Pergerakan ini nantinya akan menghasilkan aktivitas vulkanisme, tektonisme,
dan aktivitas seisme lainnya. Tenaga endogen juga merupakan penggerak gerakan-
gerakan lempeng bumi. Pergerakan lempeng inilah yang nantinya akan membentuk
benua-benua mulai dari superbenua zaman dahulu yaitu Pangaea, hingga benua-
benua yang kita kenal sekarang.
PROSES-PROSES GEOLOGI
51
senantiasa destruktif dan bersifat menghancurkan. Namun, jika kita lihat secara garis
besarnya, hal ini tidak selalu benar lho teman-teman. Banyak contoh tenaga endogen
yang bersifat destruktif di kehidupan kita sehari hari. Contohnya adalah gempa yang
bisa menghancurkan bangunan atau letusan gunung berapi yang bisa merusak
lingkungan sekitarnya. Namun, memang harus disadari bahwa tenaga endogen juga
memiliki banyak aspek konstruktif. Gempa bumi dapat menyingkap sumber daya
alam di dalam tanah, letusan gunung berapi dapat menyuburkan tanah, dan
pergerakan lempeng tektonik dapat menciptakan pulau atau bahkan benua baru.
Seperti yang sudah kita bahas diatas, tenaga endogen adalah tenaga yang
berasal dari dalam planet bumi. Oleh karena itu, tenaga ini bersumber dari pergerakan
magma bumi dan dinamika antar lapisan bumi. Secara umum, terdapat 3 jenis tenaga
endogen yang kerap kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika jenis tenaga
tersebut antara lain adalah
1) Tektonisme
PROSES-PROSES GEOLOGI
52
disebabkan oleh adanya arus konveksi yang terjadi di daerah mantel bumi. Secara
umum, terdapat 3 jenis gerakan tektonik lempeng yang perlu kita ketahui dan pahami
dengan baik yaitu Gerakan konvergen, divergen, dan transform.
Ketiga jenis gerakan ini akan mempengaruhi bentang alam yang terbentuk di
permukaan bumi. Gerakan konvergen cenderung akan menyebabkan vulkanisme dan
pembentukan pegunungan. Gerakan divergen akan cenderung menyebabkan rekahan
dan palung atau jurang di lokasi divergensinya. Sedangkan, gerakan transform akan
menyebabkan sesar transform serta gempa-gempa kecil.
2) Vulkanisme
PROSES-PROSES GEOLOGI
53
Vulkanisme adalah proses keluarnya magma dari dalam perut bumi ke
permukaan bumi. Keluarnya magma ini dapat terjadi lewat berbagai proses-
proses yang berbeda-beda. Magma dapat keluar dalam jumlah banyak dan
dalam waktu yang singkat lewat letusan gunung berapi. Magma juga dapat
keluar secara perlahan-lahan lewat proses rekahan-rekahan di permukaan
bumi. Terkadang, material dari dalam perut bumi seperti lahar panas, sulfur,
dan juga air panas dikeluarkan lewat geyser, fumarole, dan solfatara. Oleh
karena itu, vulkanisme memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap kondisi
bentang alam di permukaan bumi.
3) Seisme
PROSES-PROSES GEOLOGI
54
Pergerakan lempeng tektonik
Aktivitas vulkanisme
Ketiga hal tersebut dapat memicu terjadinya getaran di permukaan bumi. Namun,
skala dari gempa bumi tidak hanya dipengaruhi oleh faktor pemicunya, tetapi
kedalaman dari gempa tersebut. Gempa yang dangkal bisa jadi akan menghasilkan
getaran yang lebih kuat dibandingkan dengan gempa dalam. Selain itu, komposisi
tanah di suatu wilayah juga akan mempengaruhi kekuatan dari gempa yang terjadi.
Fenomena penguatan gelombang gempa ini dikenal sebagai amplifikasi gempa. Lalu,
ada pula fenomena likuifaksi dimana gelombang gempa membuat lapisan tanah yang
berair menjadi seakan seperti lumpur.
Tenaga endogen memiliki banyak dampak yang dapat dianggap positif pada
kehidupan kita sehari-hari. Berikut ini adalah beberapa dampak positif yang dapat
kita rasakan
55
Jika kita lihat, banyak sekali dampak positif dari tenaga endogen pada kehidupan kita
sehari-hari. Dibawah ini, kita akan mencoba untuk membahas secara lebih detail
setiap poin tersebut.
PROSES-PROSES GEOLOGI
Panas bumi yang dihasilkan oleh dinamika magma di dalam perut bumi dapat
dimanfaatkan untuk menghasilkan energi listrik. Salah satu jenis pembangkit listrik
yang memanfaatkan hal ini adalah pembangkit listrik tenaga panas bumi atau
geothermal. Panas bumi ini nanti akan dimanfaatkan untuk memanaskan air menjadi
uap panas. Kemudian, uap tersebut dapat digunakan untuk menggerakkan turbin yang
ada pada pembangkit listrik. Energi panas bumi ini merupakan salah satu jenis
sumber daya alam yang terbarukan.
Bentang alam yang ada diciptakan oleh tenaga-tenaga endogen sangatlah bervariasi.
Oleh karena itu, variasi ini dapat dimanfaatkan sebagai media pariwisata, pendidikan,
dan riset oleh manusia. Bentang alam yang indah dapat digunakan sebagai wahana
relaksasi dan petualangan bagi para manusia. Selain itu, keunikan bentang alam
beserta flora dan fauna yang ada juga dapat dimanfaatkan sebagai wahana pendidikan
dan riset untuk mengembangkan ilmu mengenai bumi.
Aktivitas vulkanisme yang terjadi pada kawasan sekitar gunung api dapat
mengeluarkan mineral dan zat hara lewat letusan-letusan kecilnya. Sehingga, hal ini
dapat menyebabkan peningkatan kesuburan tanah dan produktivitas pertanian di
sekitar gunung api. Indonesia sebagai salah satu pulau yang dilewati oleh sirkum
pasifik dan mediterania memiliki banyak sekali gunung api. Oleh karena itu, lapisan
56
tanah di Indonesia menjadi cukup tebal dan sangat subur. Hal ini menjadi salah satu
faktor yang menyebabkan keanekaragaman hayati di Indonesia sangat tinggi.
Keanekaragaman ini dapat dilihat dari persebaran flora dan fauna di Indonesia yang
sangat menarik.
PROSES-PROSES GEOLOGI
Meskipun begitu, tenaga endogen juga memiliki banyak dampak negatif pada
kehidupan di muka bumi. Berikut ini adalah beberapa dampak negatif yang dapat
dirasakan.
Bencana tsunami
Secara umum, hampir semua dampak negatif dari tenaga endogen ini adalah
keberadaan bencana alam yang berhubungan dengan sumber-sumber tenaga yang
ada.
Gempa bumi
Gempa bumi merupakan salah satu dampak tenaga seisme yang sangat
merusak. Hal ini terjadi karena gempa bumi menghasilkan getaran-getaran yang dapat
menghancurkan bangunan dan mengganggu aktivitas manusia di permukaan bumi.
Selain itu, gempa bumi juga kerap memutus jalur pipa gas/minyak dan jalur-jalur
kabel yang ditanam jauh didalam tanah. Hal ini penting mengingat mayoritas negara
di dunia sekarang menggunakan kabel fiber optic untuk terhubung dengan internet.
57
Letusan gunung api, meskipun sangat bermanfaat bagi kesuburan tanah di
wilayah sekitar, sangat berbahaya bagi siapapun yang tinggal disekitarnya. Hal ini
terjadi karena lahar dan lava yang dikeluarkan oleh gunung api dapat
menghancurkan rumah dan apapun yang dilewatinya. Fenomena letusan gunung
api ini dapat terjadi dengan sangat cepat dan tiba-tiba sehingga sulit untuk
memitigasi dan mengurangi dampaknya. Oleh karena itu, dalam menjalankan
PROSES-PROSES GEOLOGI
Bencana Tsunami
Bencana tsunami atau gelombang air besar merupakan salah satu dampak dari
tenaga endogen gempa bumi dan pergerakan lempeng tektonik. Jika terjadi
pergeseran lempeng dan gempa bumi di lautan, maka sangat mungkin terbentuk
tsunami. Tsunami ini sangat berbahaya bagi masyarakat yang tinggal di kawasan
pesisir karena dapat menghancurkan rumah dan bangunan-bangunan lainnya.
Selain itu, sangat sulit pula untuk memitigasi bencana ini, salah satu cara yang
saat ini digunakan adalah membangun tembok laut dan pertahanan pantai untuk
mengurangi energi dari Tsunami.
58
BAB V
GEOMORFOLOGI
5.1 Pengertian umum
59
antara peristiwa yang bersumber dari dalam bumi, dan yang bersumber dari luar
bumi. Prinsip dari geologi adalah pokok ilmu yang mempelajari batuan dalam
pengertian luas dan proses yang bekerja pada batuan tersebut. Dengan demikian
geomorfologi berguna sebagai penunjang dan ditunjang oleh geologi. Bloom (1978)
menilai, bahwa geomorfologi harus ditinjau dari penyusunnya yaitu faktor
mineralogi, litologi, proses perubah asal luar (eksogen), dan faktor endogen misalnya
gaya tektonik maupun volkanik.
GEOMORFOLOGI
1) Bentuklahan asal proses volkanik (V): bentuk lahan yang berasal dari
aktivitas vulkanisme. contoh: kaldera, kawah, laccolith.
60
GAMBAR 5.1 Bentuk vulkanik
2) Bentuklahan asal proses struktural (S): bentuk lahan yang berasal dari proses
geologi. contoh: bukit, patahan, lipatan sinkilin dan antiklin.
GEOMORFOLOGI
61
GAMBAR 5.3 Meander
GEOMORFOLOGI
4) Bentuklahan asal solusional: bentuk lahan akibat proses pelarutan pada batuan
yang mudah larut. contoh: bentukan di daerah karst yaitu stalagnit, stalaktit,
dolina.
62
5) Bentuklahan asal denudasional: bentuk lahan akibat proses erosi dan
degradasi. contoh: bukit sisa, lembah sungai, lahan kritis.
6) Bentuklahan asal aeolin: bentuk lahan akibat proses erosi angin. contoh:
gumuk pasir (sandune) dan barchan.
GEOMORFOLOGI
7) Bentuklahan asal marine: bentuk lahan akibat aktivitas air laut. contoh:
tombolo, clift, arch, stack. Selain itu terdapat kombinasi antara bentuklahan
63
marine dengan fluvial (fluvio-marine) karena sungai bermuara ke laut, contoh:
delta, estuari.
8) Bentuklahan asal glasial: bentuk lahan akibat pengerjaan es. contoh: lembah
menggantung.
GEOMORFOLOGI
64
9) Bentuklahan asal organik: bentuk lahan akibat pengaruh aktivitas organisme.
contoh: mangrove, terumbu karang.
GEOMORFOLOGI
65
GAMBAR 5.10 Perkotaan
5.3 POLA ALIRAN SUNGAI
Pola aliran sungai adalah kumpulan dari sungai yang memiliki bentuk sama
yang menggambarkan keadaan profil dan genetik sungai tersebut. Terbentuknya pola
aliran air sungai disebabkan oleh faktor-faktor alami seperti morfologi, jenis tanah
dan batuan, tingkat erosi dan struktur geologi.
GEOMORFOLOGI
66
GAMBAR 5.11 Aliran sungai
Sungai berdasarkan sumber airnya, yaitu sungai hujan, sungai gletser, dan
sungai campuran.
67
GEOMORFOLOGI
Aliran sungai secara alami membentuk pola secara alami mengikuti topografi, jenis
tanah dan batuan, geologi, kemiringan serta faktor lainnya. Berikut ini adalah
pembahasan mengenai jenis-jenis aliran sungai.
Pola aliran sungai secara umum dibagi menjadi 5 macam, yaitu pola aliran
dendritik, pola aliran rektangular, pola aliran trellis, pola aliran radial, dan pola aliran
radial sentripetal.
1. Pola Dendritik
Pola aliran sungai dendritik adalah pola aliran dengan cabang-cabang sungai
menyerupai garis penampang atau pertulangan daun. Jenis pola aliran ini dikontrol
oleh litologi yang homogen. Aliran sungainya memiliki tekstur dengan kerapatan
tinggi yang diatur oleh jenis batuan. Tekstur sungai adalah panjang sungai per satuan
luas. Contohnya adalah sungai yang mengalir diatas batuan yang tidak atau kurang
resisten terhadap erosi sehingga membentuk tekstur sungai yang rapat. Namun bila
aliran berada diatas batuan yang resisten, maka akan membentuk tekstur renggang.
Resistensi batuan terhadap erosi memberi pengaruh besar pada proses pembentukan
alur sungai.
68
GEOMORFOLOGI
Sebab, batuan yang tidak resisten akan mudah mengalami erosi membentuk jalur
aliran baru.
Pola sungai rektangular adalah pola aliran yang umumnya terdapat di wilayah
batuan beku. Bentuk alur sungai ini lurus mengikuti struktur patahan dengan ditandai
bentuk sungai yang tegak lurus. Pola sungai rektengular biasanya berkembang pada
batuan yang resisten terhadap erosi, tipe erosi cenderung seragam, namun dikontrol
oleh kekar dua arah dengan sudut yang saling tegak lurus.Kekar merupakan
pemecahan atau pemisahan batu secara geologis yang cenderung kurang resisten
terhadap proses erosi sehingga kemungkinan aliran air akan mengembang melalui
rekahan dan pada akhirnya membentuk pola aliran sesuai alur pecahan batuan.
69
GEOMORFOLOGI
adalah pola yang dikontrol oleh struktur geologi, seperti sesar atau patahan, serta
kekar atau rekahan dengan aliran air yang mengikuti pola geologi tersebut.
Pola aliran sungai trellis adalah pola aliran yang bentuknya mirip seperti pagar
yang dikontrol oleh struktur geologi berupa lipatan sinklin dan antiklin. Sungai
dengan aliran tralis memiliki ciri berupa kumpulan saluran air yang bentuknya
sejajar, mengalir mengikuti kemiringan lereng dan tegak lurus terhadap aliran
utamanya. Umumnya arah saluran utama searah dengan sumbu lipatan. Aliran trellis
merupakan perpaduan antara jenis sungai konsekuen dan subsekuen. Selain itu, pola
sungai trellis juga dapat terbentuk di sepanjang lembah pararel pada sabuk lipatan
pegunungan. Alur-alur sungai akan melintasi lembah dan bertemu kembali di saluran
utama.
70
GEOMORFOLOGI
Pola aliran radial adalah pola sungai dengan aliran yang arahnya terdistribusi
atau menyebar secara radial dari ketinggain tertentu menuju daerah bawah.
Bentuknya menyerupai gunung berapi atau puncak intrusi magma. Pola sungai radial
mengikuti kontur muka bumi yang cembung dan menjadi asal mula sungai
konsekuen. Pola aliran sungai jenis radial juga dapat ditemukan pada bentukan-
bentukan bentangan alam kubak dan laccolith. Pada jenis bentang alam ini, aliran
sungai akan membentuk pola kombinasi radial dan annular.
71
GEOMORFOLOGI
Pola sungai radial sentripetal adalah pola yang bentuknya berlawanan dengan
pola radial. Pola ini membentuk alur sungai yang mengarah ke tempat yang cekung.
Pola sungai ini dapat berkembang menjadi pola annular dan memunculkan sungai
obsekuen, sungai subsekuen sejajar dan sungai resekuen.
72
GAMBAR 5.17 Pola Aliran Pararel
GEOMORFOLOGI
Pola aliran sungai pararel adalah pola aliran yang terdapat di daerah yang
sangat luas denga kemiringan yang curam. Kemiringan ini menyebabkan gradien
sungai menjadi besar sehingga mengalirkan air ke tempat terendah dengan bentuk
jalur yang hampir lurus. Pola ini dapat ditemukan di kawasan daratan pantai yang
masih muda dengan lereng asli yang kemiringannya mengarah ke laut.
Pola aliran sungai annular adalah bentuk variasi dari pola sungai beraliran
radial. Pola annular dapat ditemukan pada daerah dome atau kaldera staium dewasa
yang juga terdapat sungai konsekuen, subsekuen, resekuen, dan obesekuen.
73
GEOMORFOLOGI
Pola aliran angular adalah pola aliran yang bentuknya lebih besar atau lebih
kecil dari sudut 90 derajat. Sungai dengan pola seperti ini akan terlihat mengikuti
garis-garis patahan
74
GAMBAR 5.20
GEOMORFOLOGI
Pola aliran sungai radial sentrifugal adalah pola aliran yang bentuknya
menyebar secara radial dari titik ketinggian tertentu. Umumnya sungai dengan jenis
aliran ini terdapat di daerah pegunungan yang aliran airnya menyebar ke arah lereng.
Pola aliran pinnate adalah pola aliran air sungai yang pada bagian mura anak
sungai membentuk sudut lancip dengan induk sungai. Sungai jenis ini dapat
ditemukan di bukit-bukit yang memiliki lereng terjal.
Terdapat berbagai bentuk atau tipe aliran sungai. Berikut ini adalah 12 bentuk aliran
beserta penjelasannya:
75
a. Sungai Konsekuen Lateral, yaitu sungai yang alirannya mengarah menuruni
lereng-lereng asli di permukaan bumi, seperti dome, block, mountain atau
daratan yang baru terangkat.
GEOMORFOLOGI
d. Sungai Superimposed, yaitu sungai yang mengalir pada lapisan sedimen datar
yang menutupi lapisan batuan batu dibawahnya. Jika terjadi peremajaan, maka
sungai tersebut akan mengikis lapisan penutup dan memotong formasi batuan
awal, sehingga alirannya tidak sesuai dengan struktur batuan.
g. Sungai Obsekwen, yakni sungai yang alirannya turun dari permukaan patahan
dan berlawan dengan dip dari formasi-formasi patahan.
76
h. Sungai Insekwen, yaitu sungai yang alirannay terbentuk tanpa penyebab
nyata. Sungai ini mengalir tanpa mengikuri lapisan batuan. Alirannya tidak
menenti dan mengikuti pola aliran dendritis.
j. Sungai Komposit, yaitu sungai yang mengalir dari daerah dengan struktur
geologi berlainan. Contohnya adalah sungai-sungai besar ang ada di
Indonesia.
BAB VI
STRATIGRAFI
6.1 Pengertian Umum
Stratigrafi adalah salah satu ilmu penunjang dalam geologi, terutama untuk
menerangkan mengenai siklus pembentukan batuan dan hubungan antar satu
segmen/perlapisan batuan dengan perlapisan lainnya. Stratigrafi memudahkan
peneliti untuk mengetahui kondisi geologi suatu daerah dengan cepat, ringkas dan
sederhana, serta mendorong untuk mengungkap lebih banyak informasi geologi
lainnya, seperti keberadaan struktur, umur geologi, lingkungan pengendapan dan
kronologi serta evolusi daerah tersebut. Djauhari Noor dalam buku Pengantar Geologi
(Pakuan University Press, 2008) dalam Bab 8: Stratigrafi, memberikan definisi secara
menyeluruh mengenai konsep stratigrafi, serta definisi-definisi turunannya dalam
geologi. Berikut adalah tulisan yang disadur dari buku tersebut.
Stratigrafi adalah studi mengenai sejarah, komposisi dan umur relatif serta
distribusi perlapisan batuan dan interpretasi lapisan-lapisan batuan untuk menjelaskan
77
sejarah bumi. Dari hasil perbandingan atau korelasi antar lapisan yang berbeda dapat
dikembangkan lebih lanjut studi mengenai litologi (litostratigrafi), kandungan fosil
(biostratigrafi), dan umur relatif maupun absolutnya (kronostratigrafi). stratigrafi kita
pelajari untuk mengetahui luas penyebaran lapisan batuan. Ilmu stratigrafi muncul
untuk pertama kalinya di Britania Raya pada abad ke-19. Perintisnya adalah William
Smith. Ketika itu dia mengamati beberapa perlapisan batuan yang tersingkap yang
memiliki urutan perlapisan yang sama (superposisi). Dari hasil pengamatannya,
kemudian ditarik kesimpulan bahwa lapisan batuan yang terbawah merupakan lapisan
yang tertua, dengan beberapa pengecualian. Karena banyak lapisan batuan merupakan
kesinambungan yang utuh ke tempat yang berbeda-beda maka dapat dibuat
perbandingan antara satu tempat ke tempat lainnya pada suatu wilayah yang sangat
luas. Berdasarkan hasil pengamatan ini maka kemudian Willian Smith membuat suatu
STRATIGRAFI
sistem yang berlaku umum untuk periode-periode geologi tertentu walaupun pada
waktu itu belum ada penamaan waktunya. Berawal dari hasil pengamatan William
Smith dan kemudian berkembang menjadi pengetahuan tentang susunan, hubungan
dan genesa batuan yang kemudian dikenal dengan stratigrafi. Berdasarkan dari asal
katanya, stratigrafi tersusun dari 2 (dua) suku kata, yaitu kata “strati“ berasal dari
kata “stratos“, yang artinya perlapisan dan kata “grafi” yang berasal dari kata
“graphic/graphos”, yang artinya gambar atau lukisan. Dengan demikian stratigrafi
dalam arti sempit dapat dinyatakan sebagai ilmu pemerian lapisan-lapisan batuan.
Dalam arti yang lebih luas, stratigrafi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang
mempelajari tentang aturan, hubungan, dan pembentukan (genesa) macam-macam
batuan di alam dalam ruang dan waktu.
78
resmi, sehingga terdapat keseragaman dalam nama maupun pengertian nama-
nama tersebut seperti misalnya: Formasi/formasi, Zona/zona, Sistem dan
sebagainya.
STRATIGRAFI
SANDI STRATIGRAFI
Pada hakekatnya ada hubungan tertentu antara kejadian dan aturan batuan di
alam, dalam kedudukan ruang dan waktu geologi. Stratigrafi membahas aturan,
hubungan, kejadian lapisan serta tubuh batuan di alam. Sandi stratigrafi dimaksudkan
untuk memberikan pengarahan kepada para ahli geologi yang bekerja mempunyai
persepsi yang sama dalam cara penggolongan stratigrafi. Sandi stratigrafi
79
memberikan kemungkinan untuk tercapainya keseragaman dalam tatanama satuan-
satuan stratigrafi. Pada dasarnya, Sandi Stratigrafi mengakui adanya satuan
lithostratigrafi, satuan litodemik, satuan biostratigrafi, satuan sekuen stratigrafi,
satuan kronostratigrafi dan satuan geokronologi. Sandi ini dapat dipakai untuk semua
macam batuan.Berikut ini pengertian pengertian mengenai Sandi Stratigrafi sebagai
berikut:
Batas Satuan Stratigrafi ditentukan sesuai dengan batas penyebaran ciri satuan
tersebut sebagaimana didefinisikan. Batas satuan Stratigrafi jenis tertentu
tidak harus berimpit dengan batas Satuan Stratigrafi jenis lain, bahkan dapat
memotong satu sama lain.
STRATIGRAFI
Tatanama Satuan Stratigrafi Resmi dan Tak Resmi. Dalam Sandi Stratigrafi
diakui nama resmi dan tak resmi. Aturan pemakaian satuan resmi dan tak
resmi masing-masing satuan stratigrafi, menganut batasan satuan yang
bersangkutan. Penamaan satuan tak resmi hendaknya jangan mengacaukan
yang resmi.
80
Stratotipe atau Pelapisan Jenis adalah tipe perwujudan alamiah satuan
stratigrafi yang memberikan gambaran ciri umum dan batas-batas satuan
stratigrafi. Tipe ini merupakan sayatan pangkal suatu satuan stratigrafi.
Stratotipe hendaknya memberikan kemungkinan penyelidikan lebih lanjut.
Horison ialah suatu bidang (dalam praktek, lapisan tipis di muka bumi atau
dibawah permukaan) yang menghubungkan titik-titik kesamaan waktu.
Horison dapat berupa: horison listrik, horison seismik, horison batuan, horison
STRATIGRAFI
fosil dan sebagainya. Istilah istilah seperti : datum, marker, lapisan pandu
sebagai padanannya dan sering dipakai dalam keperluan korelasi.
Facies adalah aspek fisika, kimia, atau biologi suatu endapan dalam kesamaan
waktu. Dua tubuh batuan yang diendapkan pada waktu yang sama dikatakan
berbeda facies, kalau kedua batuan tersebut berbeda ciri fisik, kimia atau
biologinya.
81
6.2 Cekugan dan Formasi
A.Cekungan
STRATIGRAFI
82
GAMBAR 6.1
Cekungan sedimen adalah suatu daerah rendahan, yang terbentuk oleh proses
tektonik, dimana sedimen terendapkan. Dengan demikian cekungan sedimen
merupakan depresi sehingga sedimen terjebak di dalamnya. Depresi ini terbentuk
oleh suatu proses nendatan (subsidence) dari permukaan bagian atas suatu kerak.
Berbagai penyebab yang menghasilkan nendatan, di antaranya adalah: penipisan
kerak, penebalan mantel litosper, pembebanan batuan sedimen dan gunungapi,
pembebanan tektonik, pembebanan subkerak, aliran atenosper dan penambahan berat
kerak. Dickinson (1993) dan Ingersol dan Busby (1995) yang disarikan oleh Boggs
(2001) memberikan kemungkinan mekanisme nendatan kerak sebagai tertera dalam
Tabel.
STRATIGRAFI
83
Pembentukan cekungan sedimen erat hubungannya dengan gerakan kerak dan
proses tektonik yang dialami lempeng. Ingersol dan Busby (1995) menunjukkan
bahwa cekungan sedimen dapat terbentuk dalam 4 (empat) tataan tektonik: divergen,
intraplate, konvergen dan transform). Menurut Dickinson, 1974 dan Miall, 1999;
klasifikasi cekungan sedimen dapat berdasarkan pada:
3. untuk cekungan yang berada dekat dengan tepi lempeng, tipe interaksi
lempeng yang terjadi selama sedimentasi,
5. Bentuk cekungan.
84
Busur belakang (back-arc)
STRATIGRAFI
Konvergen Cekungan akibat subduksi: palung, cekungan lereng palung, cekungan busur depan,
cekungan intra-busur, cekungan busur belakang.
85
TABEL6.2 Klasifikasi cekungan menurut Boggs
STRATIGRAFI
Renggang (Rift)
86
Aulakogen (Aulacogen)
STRATIGRAFI
87
STRATIGRAFI
Cekungan tepian benua dicirikan oleh kehadiran baji yang sangat besar dari
sedimen yang ke arah laut dibatasi oleh lereng landai dari benua dan sembulan.
Ketidakterusan struktur dijumpai di bawah sistem ini, antara kerak benua normal dan
kerak peralihan. Sedimen terendapkan pada sistem ini: pada paparan berupa pasir
neritik dangkal, lumpur, kabonat dan endapan evaporasi; pada lerengan terdiri atas
lumpur hemipelagik; dan pada sembulan benua berupa endapan turbit. Cekungan
renggangan (rift basin) dapat berhubungan dengan cekungan tepian benua. Contoh
yang baik dari cekungan jenis ini adalah pantai Amerika dan bagian selatan-timur
Kanada (Cekungan Blake Plateau, Palung Lembah Baltimor, Cekungan George Bank
dan Cekungan Nova Scotian) yang terbentuk pada akhir Trias- awal Jura oleh
renggangan dan terpisahnya Pangea. Beberapa cekungan itu terpisahkan dari laut
membentuk lapisan tebal dari endapan klastik arkosik dan endapan lakustrin;
berselingan dengan batuan gunungapi basa. Cekungan yang lain berhubungan dengan
laut, membentuk sedimen yang berkisar dari endapan evaporit sampai delta, turbit,
dan serpih hitam.
88
Subduksi ditunjukkan dengan aktifnya tepian benus yang mana umumnya
dicirikan oleh adanya palung laut dalam, busur gunungapi aktif, rumpang parit-busur
(arc-trench gap) yang memisahkan ke duanya. Tataan subduksi terjadi lebih banyak
pada tepian benua dibandingkan pada besur samodra. Sedimen terendapkan pada
sistem subduksi ini lebih dikuasai oleh endapan silisiklastik yang umumnya berupa
batuan gunungapi berasal dari busur gunungapi. Endapan ini dapat berupa pasir dan
lumpur yang terendapkan pada paparan, lumpur dan endapan turbit terendapkan
dalam air yang lebih dapam pada lereng, cekungan, dan parit. Sedimen pada parit
dapat berupa endapan terigen yang terangkut oleh arus turbit dari daratan, bersamaan
dengan
STRATIGRAFI
89
GAMBAR 6.3
STRATIGRAFI
Contoh yang baik dari sistem subduksi ini adalah subduksi Sumatra, Jepang, Peru,
Chili dan Amerika Tengah. Contoh cekungan busur muka purba di antaranya adalah
cekungan busur muka Great Valley, Kalifornia; Midland Valley, Inggris dan Coastal
range, Taiwan. Contoh cekungan busur belakang di antaranya terjadi pada Jura Akhir
– Awal Kapur terbentuk di belakang Busur Andean di Chili selatan.
90
Cekungan berhubungan patahan mendatar/transform
Patahan yang dapat membentuk cekungan ini adalah patahan mendatar yang
menoreh dalam kerak sampai membatasai dua lempeng yang berbeda (transform
fault) dan patahan yang terbatas dalam suatu lempeng dan hanya menoreh bagian atas
kerak (Sylvester, 1988). Cekungan yang berhubungan dengan patahan mendatar
regional terbentuk sepanjang punggung pemekaran, sepanjang batas patahan antar
lempeng, pada tepian benua dan daratan dalam lempeng benua. Gerakan sepanjang
patahan mendatar regional dapat membentuk berbagai cekungan nendatar (pull-apart
basin). Cekungan yang dibentuk karena patahan mendatar umumnya kecil, garis
tengahnya hanya beberapa puluh kilometer, walaupun ada beberapa yang sampai 50
km. Karena patahan mendatar terbentuk pada berbagai tataan geologi, cekungan ini
dapat diisi sedimen laut maupun darat. Ketebalan sedimen cenderung sangat tebal,
karena kecepatan sedimentasi yang tinggi yang dihasilkan oleh erosi dari daerah
sekitarnya yang berelevasi tinggi, dan boleh jadi ditandai dengan banyaknya
perubahan fasies secara lokal. Di Indonesia Cekungan jenis ini banyak terdapat
sepanjang Patahan Sumatra.
STRATIGRAFI
91
GAMBAR 6.4
6.3 Umur Geologi
STRATIGRAFI
92
GAMBAR 6.5 Contoh skala waktu geologi Amerika Utara
Masing-masing dari jaman pada skala waktu geologi tersebut memiliki fosil penciri
yang disebut fosil index. Ciri-ciri dari fosil index tersebut ialah:
Penyebarannya luas
Tidak memiliki periode hidup yang khusus. Jadi, dapat hidup dalam iklim dan
cuaca apapun dalam satu jaman.
Fosil index tiap jaman, jumlahnya bisa lebih dari satu. Misalnya saja jaman
Cretaceous atau Kapur yang memiliki fosil index Inoceramus sp. dan Coeloptychium
rude.
93
STRATIGRAFI
Hal ini karena Bumi kita juga mengalami sebuah pergerakan atau perubahan,
misalnya saja pergerakan lapisan batuan ataupun lempeng- lempeng Bumi. Bisa
dikatakan bahwa skala waktu geologi merupakan sebuah penanggalan yang
digunakan untuk mempelajari sejarah mengenai Bumi. Periode waktu yang
digunakan pun bukan lagi tahun ataupun abad, namun jutaan tahun. Skala waktu
geologi yang digunakan untuk menentukan umur Bumi dan mengaitkan berbagai
peristiwa dalam sejarah Bumi ada dua jenis, yaitu Skala Waktu Relatif dan Skala
Waktu Absolut. Penjelasan mengenai masing- masing skala waktu geologi adalah
sebagai berikut:
Skala waktu relatif merupakan skala waktu yang digunakan berdasarkan atas
urutan lapisan- lapisan batuan beserta dengan evolusi kehidupan organisme di masa
lalu. Skala ini terbentuk atas dasar peristiwa- peristiwa yang terjadi dalam
perkembangan ilmu geologi itu sendiri. Skala waktu relatif dikembangkan pertama
kalinya pada abad ke 18 hingga abad 19 di Eropa. Berdasarkan skala waktu relatif ini,
Bumi dikelompokkan menjadi Eon (Masa), Eon dibagi menjadi Era (kurun), Era
dibagi kedalam Period (zaman), dan Period dibagi menjadi Epoch (Kala). Dengan
demikian nama- nama seperti Paleozoikum atau Kenozoikum adalah nama- nama
yang memiliki arti tertentu, bukan asal kata saja. Dalam hal ini fosil dari makhluk
purba dipakai sebagai dasar dari skala waktu geologi. Nama- nama dari semua Eon
atau kurun dan juga Era atau masa diakhiri dengan kata zoikum, hal ini karena pada
kisaran waktu tersebut sangat kenal kehidupan binatangnya.
Skala waktu yang berikutnya adalah skala waktu absolut atau radiometrik
yang merupakan skla yang ditentukan berdasarkan pelarikan radioaktif dari unsur-
94
unsur kimia yang terkandung dalam berbagai jenis-jenis batuan. Skala waktu absolut
atau
STRATIGRAFI
radiometrik ini berkembang dari ilmu pengetahuan fisika yang diterapkan untuk
menjawab permasalahan- permasalahan yang timbul dalam bidang geologi.
Penentuan umur batuan dalam ribuan, jutaan bahkan milyaran tahun dapat
dimungkinkan setelah ditemukan unsur radiokatif. Para ahli geologi atau imuwan
menggunakan mineral yang secar alamiah mengandung unsur radioaktif dan dapat
dipakai untuk menghitung umur secara absolut dalam ukuran tahun sebuah batuan.
Itulah kedua jenis skala wakti geologi yang dapat digunakan, dari uraian diatas
terlihat bahwa metode atau dasar pijak yang dipakai kedua skala berbeda- beda.
Berdasarkan uraian jenis- jenis skala diatas, kita mengetahui bahwa ada dua cara
menentukan umur Bumi. Adapun cara penentuan ini adalah sebagai berikut:
Menggunakan fosil dari makhluk purba. Hal ini digunakan sebagai dasar
pengukuran dari skala waktu relatif yang mengandalkan fosil- fosil dari
makhluk purba baik binatang maupun bakteri.
Menggunakan isotop radioaktif yang merupakan kandungan kimia yang
terdapat dalam batuan. Penentuan berdasarkan isotop ini dinilai memiliki
tingkat kesalahan yang relatif sangat kecil.
Itulah dua cara yang digunakan dalam menentukan umur Bumi. Kedua skala tersebut
menggunakan metode yang berbeda. Dibawah ini disajikan tabel mengenai skala
relatif dan skala radioaktif.
95
STRATIGRAFI
Penentuan Umur
Umur geologi terbagi menjadi 2, yaitu umur relatif dan umur absolut. Umur
relatif ialah umur yang ditentukan berdasarkan posisi batuan atau fosil relatif terhadap
posisi batuan atau fosil di sekitarnya. Dengan kata lain, umur relatif tidak
menunjukkan angka, tetapi pernyataan bahwa tentang mana yang lebih tua dan mana
yang lebih muda berdasarkan proses pembentukannya. Umur absolut ialah umur yang
96
ditunjukkan dengan suatu angka yang diperoleh dari pengukuran radioaktif. Jadi,
umur absolut ini langsung menunjukkan angka umurnya sehingga dapat diketahui
pada jaman apa
STRATIGRAFI
batuan tersebut terbentuk. Material yang dapat diukur antara lain ialah sedimen, fosil,
batuan beku, benda arkeologi dan tumbuhan seperti yang terdapat pada gambar
berikut:
GAMBAR 6.6 Contoh material yang dapat diukur umurnya. Fosil tumbuhan (kiri),
sedimen (tengah) dan benda arkeologi (kanan).
Tiap material tersebut dapat diukur umur relatif maupun umur absolutnya,
tergantung pada keperluan penelitian yang dilakukan. Untuk mengetahui urutan
97
proses pembentukannya, lebih efisien menggunakan umur relatif. Tetapi, jika ingin
mengetahui kapan material tersebut terbentuk, lebih efektif menggunakan umur
absolut. Penentuan umur relatif dapat ditentukan melalui prinsip superposisi, fosil
suksesi, potong memotong, dan prinsip kesebandingan.
STRATIGRAFI
II. Metode isotop, misalnya ialah radiokarbon atau C-14, kosmogenik (Cl-36,
Be-10, He-3, Al-26), atau Uranium series disequilibrium. Khusus untuk daun,
metode yang cocok ialah radiokarbon karena metode yang lain kesalahannya
terlalu besar untuk penentuan umur absolut daun.
98
antar batuan yang ditumpangi dan yang menumpangi. Ia menjelaskan rumpang pada
sikuen stratigrafi, yang merekam periode waktu yang tidak terlukiskan di kolom
stratigrafi. Ketidakselarasan juga merekam perubahan penting pada satu lingkungan,
mulai dari
STRATIGRAFI
1. Non-conformity
99
Non-conformity Adalah fenomena adanya lapisan batuan beku/metamorf yang
dibawah lapisan sedimen atau Ketidakselarasan yang terjadi ketika batuan sedimen
menumpang di atas batuan kristalin (batuan metamof atau batuan beku).
STRATIGRAFI
100
GAMBAR 6.9 Angular Unconformity
STRATIGRAFI
3. Disconformity
101
4. Paraconformity
STRATIGRAFI
102
BAB VII
STRUKTUR GEOLOGI
7.1 Pengertian Umum
103
Secara geometri, unsur struktur geologi dianggap sebagai bidang-bidang dan
garis-garis. Garis atau bidang tidak selalu merupakan bidang batas dari suatu batuan,
tetapi merupakan unsur yang mewakili batuan atau satuan batuan. Dalam prinsip
geometri, suatu bidang atau garis adalah unsur yang mempunyai kedudukan atau
orientasi yang pasti di dalam ruang dan hubungan antara satu dan lainnya dapat
dideskripsikan. Dalam hal ini, suatu bidang atau garis harus mempunyai komponen
kedudukan yang pada umumnya dinyatakan dalam koordinat grafis, arah (bearing
atau
STRUKTUR GEOLOGI
Struktur garis (linear), misalnya: lineasi mineral, sumbu lipatan, gores garis
(striation).
Peta Topografi
104
umumnya seperti skala, koordinat, inset, dan proyeksi, peta topografi juga memiliki
karakteristik khusus yaitu:
STRUKTUR GEOLOGI
Peta topografi umumnya memiliki skala besar. Hal ini terjadi karena
diperlukan penggambaran yang akurat terhadap garis-garis kontur yang ada pada
peta. Jika peta topografi yang di print berskala kecil, dikhawatirkan garis kontur yang
ada akan memiliki interval kontur terlalu besar, sehingga kurang akurat terhadap
medan.
Peta topografi selalu menggunakan garis kontur, interval kontur, dan indeks kontur
dalam menyampaikan informasi. Ketiga simbol ini berguna untuk memberikan
informasi mengenai ketinggian suatu lokasi. Ketiga simbol ini juga sebenarnya
menjadi kelemahan dari peta topografi. Tidak semua orang dapat membaca simbol-
simbol yang digunakan, oleh karena itu, dibutuhkan kemampuan khusus untuk
membaca dan memanfaatkan peta topografi.
105
4. Berfungsi untuk menyajikan informasi mengenai ketinggian dan
perbedaan ketinggian
STRUKTUR GEOLOGI
Garis Kontur
Garis kontur adalah garis yang menghubungkan titik – titik yang mempunyai
ketinggian yang sama dari suatu datum / bidang acuan tertentu.
106
GAMBAR 7.1 Contoh Garis kontur dan representasinya. Seitan garis merupakan
titik – titik yang mempunyai ketinggian sama.
Tidak bercabang.
Tidak berpotongan.
Garis kontur yang rapat menunjukan keadaan permukaan tanah yang terjal.
STRUKTUR GEOLOGI
Penyajian interval garis kontur tergantung pada skala peta yang disajikan, jika
datar maka interval garis kontur tergantung pada skala peta yang disajikan,
jika datar maka interval garis kontur adalah 1/1000 dikalikan dengan nilai
skala peta , jika berbukit maka interval garis kontur adalah 1/500 dikalikan
dengan nilai skala peta dan jika bergunung maka interval garis kontur adalah
1/200 dikalikan dengan nilai skala peta.
107
Penyajian indeks garis kontur pada daerah datar adalah setiap selisih 3 garis
kontur, pada daerah berbukit setiap selisih 4 garis kontur sedangkan pada
daerah bergunung setiap selisih 5 garis kontur.
Garis kontur berharga lebih rendah mengelilingi garis kontur yang lebih
tinggi.
Komponen Peta
1. Judul Peta
Judul merupakan kata yang melambangkan isi. Baik di dalam artikel maupun
berita, seseorang akan membaca judul terlebih dahulu. Demikian halnya dengan peta.
Judul peta memuat isi peta. Judul peta juga menginformasikan isi pada peta. Sebelum
membaca peta, biasanya seseorang akan membaca judulnya terlebih dahulu. Ada dua
peletakan judul peta. Yang pertama ada di tengah atas peta, atau di bagian bawah
pada peta.
STRUKTUR GEOLOGI
2. Garis Tepi
108
Garis tepi juga dinamakan dengan border. Garis tepi atau border merupakan
garis- garis yang terletak di bagian tepi peta. Ujung- ujung tiap garis bertemu dengan
ujung garis yang berdekatan. Garis tepi atau border ini biasanya dibuat tebal dan juga
rangkap dua.
3. Skala Peta
Skala peta, pasti kita tidak asing lagi dengan yang satu ini. Skala peta
merupakan sebuah bagian dari peta yang menunjukkan sebuah ukuran perbandingan.
Skala peta adalah perbandingan jarak antara yang tercantum di peta dengan jarak
yang sebenarnya. Mengapa dibutuhkan skala peta? Karena semua jenis peta yang ada
pada dasarnya adalah hasil pengecilan dari sebuah wilayah yang ada di permukaan
Bumi. Bedanya, bumi yang bulat dilukiskan dalam bidang datar. Proses pengecilan
ini tentu saja akan menghasilkan perbandingan antara kenyataan bentuk yang ada di
muka bumi dengan gambar yang dihasilkan. Nah, angka tersebut lah yang disebut
dengan istilah skala. Perlu kita ketahui bersama bahwa skala merupakan faktor yang
sangat penting di dalam sebuah peta. Melalui pengamatan skala, kita dapat
membayangkan luas wilayah maupun jarak antara dua tempat yang sesungguhnya di
permukaan Bumi. Dalam penulisan skala peta ada beberapa macam. Macam- macam
penulisan skala peta ini antara lain sebagai berikut:
Skala pecahan atau skala numerik merupakan skala peta yang dinyatakan dalam
bentuk pecahan atau angka perbandingan. Contohnya adalah skala peta 1: 20.000.
Skala yang semacam ini dapat diinterpretasikan atau diterjemahkan dengan 1 cm pada
peta mewakili 20.000 cm pada jarak yang sesungguhnya atau jarak di lapangan
20.000 cm adalah 0,2 km.
STRUKTUR GEOLOGI
109
dapat ala merupakan faktor yang sangat penting di dalam sebuah peta. melalui
mi dengan gambar yang dihasiskala garis atau skala Grafis
skala garis atau skala grafis merupakan skala yang dinyatakan dalam bentuk
sebuah ruas garis bilangan atau batang pengukur. Skala garis ini merupakan skala
yang lebih jarang digunakan daripada skala numerik atau pecahan.
Jenis skala yang ketiga adalah skala kata atau yang disebut juga dengan skala
verbal. Skala kata atau skala verbal ini merupakan skala yang dinyatakan dalam
bentuk kalimat lengkap. Contoh dari skala verbal atau skala kata ini adalah 1
sentimeter pada peta berbanding dengan 500 meter di muka bumi. Apabila kita telaah
lebih jauh, maka skala kata atau skala verbal ini merupakan interpretasi skala numerik
atau angka yang kita jelaskan tadi. Dibandingkan dengan skala pecahan atau numerik,
skala verbal atau kata ini lebih jarang digunakan.
Yang selalu ada pada peta dan tidak boleh dilupakan, meskipun kita sudah
hafal adalah orientasi atau arah mata angin. Arah mata angin akan mempertegas
keyakinan kita akan arah sehingga kita akan semakin mudah untuk memahami arah
dalam membaca peta. Gambar arah mata angin dalam peta ada berbagai macam
bentuk. Ada yang digambar lengkap dengan 8 sudut atau anak panah, ada pula yang
hanya empat anak panah atau empat arah pokok (timur, selatan, barat, dan utara),
bahkan ada yang hanya satu arah saja, yakni arah utara. Apapun bentuk dari mata
angin tersebut, semuanya sangat membantu pembaca untuk dapat memahami lebih
jelas mengenai isi dari peta.
STRUKTUR GEOLOGI
110
5. Garis Astronomis
Dalam peta, kita pasti melihat ada garis- garis yang melintang dan juga membujur di
atas pulau- pulau atau wilayah yang ada di peta. Garis- garis tipis yang melintang dan
membujur tersebut dinamakan sebagai garis astronomis. Garis astronomis merupakan
garis khayal yang dibuat dan digunakan dalam rangka mempermudaj menentukan
posisi suatu tempat di muka bumi. Garis astronomis ini dinyatakan dalam bentuk
garis lintang dan juga. Garis lintang atau latitude merupakan garis khayal yang
melingkari Bumi dengan arah horizontal. Sementara garis bujur atau longitude atau
garis meridian adalah garis khayal yang melingkari Bumi secara vertical yang
membujur dan menghubungkan kutub utara dengan kutub selatan. Garis- garis
astronomis ini meski merupakan garis khayal, namun mempunyai fungsi yang sangat
banyak. Garis lintang mempunyai fungsi banyak sekali, terutama untuk menentukan
daerah musim. Sementara garis bujur sangat berfungsi untuk menentukan letak
daerah waktu atau sebagai penentu waktu di suatu daerah atau tempat.
Lettering atau tata penulisan merupakan salah satu bagian dari peta. Tidak
hanya peta, bahkan di berbagai objek bergambar, keberadaan tulisan memanglah
sangat penting. Tata penulisan pada peta ini mempunyai aturan tersendiri yang
membedakan objek- objek geografi yang ditampilkan pada peta. Dalam pembuatan
peta, ada empat tata penulisan yang harus diperhatikan. Keempat tata penulisan
tersebut antara lain sebagai berikut:
Nama- nama ibu kota, negara, benua dan pegunungan harus ditulis dengan
huruf kapital tegak.
Nama- nama samudera, teluk yang luas, laut dan juga selat yang luas harus
ditulis dengan huruf kapital miring.
STRUKTUR GEOLOGI
111
Nama- nama kota kecil dan gunung harus ditulis dengan huruf kecil tegak.
Awal nama kota dan gunung harus ditulis dengan huruf besar.
Nama- nama sungai, danau, selat yang sempit, dan teluk yang sempit harus
ditulis dengan huruf kecil miring..
7. Warna
Unsur- unsur dari peta yang lainnya yang juga perlu untuk diperhatikan adalah
warna. Warna tidak hanya bergfungsi untuk mempercantik tampilan saja. Namun
pada peta, warna juga mempunyai peranan yang sangat penting. Hal ini karena warna
warna menyimpan berbagai macam informasi yang berkaitan dengan permukaan
lokasi yang digambarkan pada peta. Warna- warna yang ada di dalam peta tersebut
antara lain sebagai berikut:
Warna hitam
Warna biru
Kemudian ada warna biru. Warna biru di dalam peta digunakan untuk
menunjukkan tubuh air, seperti sungai, danau, waduk, maupu laut. Sementara itu di
peta kita seringkali mendapati warna biru dengan berbagai macam degradasi. Nah
degradasi warna biru tersebut menunjukkan tingkat kedalaman dari tubuh air tersebut.
Warna biru yang semakin tua menunjukkan kedalaman yang lebih. Jadi antara
perairan yang mempunyai warna biru tua dengan perairan yang warnanya biru muda,
lebih dalam yang berwarna biru tua.
STRUKTUR GEOLOGI
112
Warna hijau
Selanjutnya adalah warna hijau. Biasanya warna hijau adalah warna yang
menunjukkan tumbuhan. Dan benar saja, di dalam peta, warna hijau ini berhubungan
dengan tumbuh- tumbuhan. Lebih tepatnya, warna hijau di peta menunjukkan dataran
rendah, vegetasi atau tumbuhan serta hutan (baca: hutan lindung).
Warna merah
Di dalam pembuatan peta, kita juga menggunakan warna merah. Warna merah
di dalam peta menunjukkan keberadaan jalan raya, atau untuk menunjukkan letak
kota ataupun ibu kota.
Warna coklatskala ss
Dan yang terakhir adalah warna coklat. Di dalam pembuatan peta kita juga
menggunakan warna coklat. Warna coklat di dalam peta ini digunakan untuk
menunjukkan daerah yang mempunyai kemiringan lereng yang sangat besar atau
sangat curam. Sebagai contoh adalah dataran tinggi atau daerah pegunungan.
8. Simbol
STRUKTUR GEOLOGI
113
Kecil
Simbol pada peta haruslah dibuat kecil. Hal ini bertujuan agar simbol tidak
terlalu memerlukan ruang pada peta, sehingga tidak akan memakan tempat dan
membuat peta menjadi terlihat penuh.
Sederhana
Simbol pada peta juga harus dibuat sederhana, hal ini bertujuan agar simbol
tersebut mudah untuk digambar.
jelas
Sifat yang paling penting yang dimiliki oleh simbol adalah, simbol harus jelas. Hal
ini bertujuan agar tidak menimbulkan salah tafsir atau salah arti oleh pembaca. Jenis-
jenis simbol yang ada di peta mempunyai fungsinya masing- masing. Beberapa jenis
simbol pada peta antara lain sebagai berikut:
Jenis simbol yang pertama adalah simbol titik atau simbol dot. Simbol titik
atau simbol dot merupakan simbol yang digunakan untuk menyatakan posisi atau
lokasi suatu tempat. Simbol titik atau simbol dot ini dapat berupa simbol pictorial
atau gambar maupun simbol huruf.
STRUKTUR GEOLOGI
114
Simbol garis
Jenis simbol yang kedua adalah simbol garis. Simbol garis merupakan simbol
yang digunakan untuk menggambarkan batas- batas administrasi, jalan, maupun
sungai. Simbol ini dapat berupa garis bersambung maupun putus- putus, dan juga
garis tipis maupun tebal. Biasanya, simbol garis ini digunakan untuk menyatakan
batas- batas wilayah, maupun sungai.
Simbol luas
Jenis simbol yang ketiga adalah simbol luas. Simbol luas ini merupakan
simbol yang digunakan untuk menyatakan tempat- tempat dengan luas tertentu.
9. Legenda
Di dalam peta, pasti kita bertemu dengan legenda. Di peta, biasanya legenda
ini biasanya dituliskan dalam kotakan di sebelah pojok. Legenda juga disebut dengan
keterangan. Yang sebenarnya, peta merupakan sebuah informasi mengenai suatu
tempat yang ditulis sederhana dengan berbagai bentuk simbol. Maka untuk
membacanya diperlukan keterangan. Nah, keterangan- keterangan mengenai peta dan
apa saja yang ada di dalamnya inilah yang disebut dengan legenda. Legenda ini pada
umumnya ditulis ringkas di dalam sebuah kotak yang diletakkan di pojok bawa.
Namun tidak semua peta meletakkan legenda di pojok bawah. Legenda juga bisa
diletakkan di tempat- tempat lain yang sekiranya tidak mengganggu kenampakan peta
sehingga membuat peta tersebut tetap terlihat menarik.
Dalam membuat peta, hal wajib yang harus dicantumkan adalah sumber dan tahun
pembuatan peta. Sumber dan tahun pembuatan peta merupakan komponen yang
sangat
115
STRUKTUR GEOLOGI
penting dalam pembuatan peta. Maka dari itulah, sangat penting bagi kita untuk
memperhatikan sumber serta tahun pembuatan peta apabila ingin mendapatkan peta
yang terpercaya. Mengapa hal tersebut harus dilakukan? Karena sumber serta tahun
pembuatan peta ini menunjukkan data- data yang digunakan dalam pemetaan,
sehingga akan memberikan kepastian informasi yang disajikan adalah informasi yang
akurat.tahun pembuatan peta menunjukkan kapan peta tersebut di buat. Jika kita
membutuhkan peta untuk kegiatan tertentu, maka pilihlah peta dengan tahun
pembuatan yang paling baru. Hal ini karena peta yang paling baru tersebut akan
menyajikan berbagai informasi yang up to date, sehingga sesuai dengan keadaan
sekarang.
Komponen dari peta yang selanjutnya adalah inset peta. Inset peta merupakan
komponen pada peta yang digunakan untuk memperjelas posisi suatu wilayah yang
ada di peta. Inset peta ini terdiri atas dua jenis, yakni inset lokasi dan juga inset
pembesaran. Keterangan lebih lanjut mengenai inset lokasi dan inset pembesaran
adalah sebagai berikut:
Inset lokasi
Inset lokasi pda peta digunakan untuk memberikan gambaran secara global wilayah
di sekitar daerah yang dipetakan. Sebagai contoh adalah peta Provinsi Riau
memerlukan inset peta sumatera atau Indonesia.
Inset inset peta. inset jikan berbagai informasi yang up to date, sehingga
sesuai dengan keadaan seapembesaran
116
STRUKTUR GEOLOGI
7.2 Macam-macam Struktur Geologi
Hampir tidak ada suatu singakapan dimuka bumi ini yang tuidak
memperlihatkan gejala rekahan. Rekahan pada batuan bukan merupakan gejala yang
kebetulan. Umumnya hal ini terjadi akibat hasil kekandasan akibat tegangan (stress),
karena itu rekahan akan mempunyai sifat-sifat yang menuruti hukum fisika.
Kekar adalah Struktur rekahan dalam blok batuan dimana tidak ada atau
sedikit sekali mengalami pergeseran (hanya retak saja), umumnya terisi oleh sedimen
setelah beberapa lama terjadinya rekahan tersebut. Rekahan atau struktur kekar dapat
terjadi pada batuan beku dan batuan sedimen. Pada batuan beku, kekar terjadi karena
pembekuan magma dengan sangat cepat (secara mendadak). Dalam batuan sedimen
umunya kekar juga dapat terbentuk mulai dari saat pengendapan atau segera
terbentuk setelah pengendapannnya.dimana sedimen tersebut masih sedang mengeras.
Pada batuan sedimen, Kekar terjadi karena intrusi/ekstrusi dan pengaruh iklim.
STRUKTUR GEOLOGI
117
Rekahan adalah sebutan untuk struktur rekahan dalam batuan dimana tidak
ada atau sedikit sekali mengalami pergeseran. Rekahan yang telah bergeser disebut
sesar. Struktur kekar merupakan gejala yang paling umum dijumpai dan justru
karenanya banyak dipelajari secaras luas. Struktur-struktur ini merupakan struktur
yang palinng sukar untuk dianalisa. Struktur ini banyak dipelajari karena hubunganya
yang erat dengan masalah-masalah :
- Geologi teknik
STRUKTUR GEOLOGI
118
II. STRUKTUR SESAR (FAULT)
Sesar adalah suatu rekahan pada batuan yang telah mengalami pergeseran
sehingga terjadi perpindahan antara bagian-bagian yang berhadapan dengan arah
yang sejajar dengan bidang patahan. Hal ini terjadi apabila blok batuan yang
dipisahkan oleh rekahan telah bergeser sedemikian rupa hingga lapisan batuan
sediment pada blok yang satu terputus atau terpisah dan tidak bersambungan lagi
dengan lapisan sediment pada blok yang lainnya. Ukuran panjang maupun kedalaman
sesar dapat berkisar antara beberapa centimeter saja sampai mencapai ratusan
kilometer.Istilah-istilah penting yang berhubungan dengan gejala sesar antara lain :
STRUKTUR GEOLOGI
1. Bidang Sesar
119
Merupakan bidang rekahan pada batuan yang telah mengalami pergeseran.
a. Throw, adalah jarak yang memisahkan lapisan atau vein yang terpatahkan yang
diukur pada sesar dalam bidang tegak lurus padanya.
b. Heave, adalah jarak horizontal yang diukur normal (tegak lurus) pada sesar yang
memisahkan bagian-bagian dari lapisan yang terpatahkan.
Berdasarkan pada sifat geraknya, sesar dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu :
1. Sesar Normal (Gravity Fault), yaitu gerak elative Hanging Wall turun
terhadap Foot Wall. Disebut juga sebagai Sesar Turun.
2. Sesar Naik (Reverse Fault), yaitu gerak relatif Hanging Wall naik terhadap
Foot Wall. Posisi Hanging Wall lebih tinggi daripada Foot Wall. Namun
jika Hanging Wall bergeser naik hingga menutupi Foot Wall, maka sesar
tersebut.
STRUKTUR GEOLOGI
3. Thrust Fault, yaitu bergantung pada kuat stress horizontal dan dip
(kemiringan bidang sesar).
120
4. Sesar Mendatar (Horizontal Fault), yaitu gerak relative mendatar pada
bagian-bagian yang tersesarkan. Hanging Wall dan Foot Wall bergeser Horizontal
yang diakibatkan oleh kerja shear stress.
a. Strike Dip Fault, yaitu kombinasi antara sesar turun dan sesar horizontal
Lipatan adalah perubahan bentuk dan volume pada batuan yang ditunjukkan
oleh lengkungan atau melipatnya batuan tersebut akibat pengaruh suatu tegangan
(gaya) yang bekerja pada batuan tersebut yang umunya refleksi perlengkungannya
ditunjukkan oleh perlapisan pada batuan sedimen serta bisa juga pada foliasi batuan
metamorf . Secara umum,jenis-jenis lipatanyang terpenting adalah sebagai berikut :
STRUKTUR GEOLOGI
1. Antiklin, yaitu lipatan yang kedua sayapnya mempunyai arah kemiringan yang
saling berlawanan.
121
2. Sinklin, yaitu lipatan yang kedua sayapnya mempunyai arah kemiringan yang
menuju ke satu arah yang sama.
b. Puncak Lipatan, yaitu titik atau garis yang tertinggi dari sebuah lipatan
e. Jurus (Strike), yaitu arah dari garis horizontal dan merupakan perpotongan
antara bidang yang bersangkutan dengan bidang horizontal.
f. Kemiringan (Dip), yaitu sudut kemiringan yang tersebar dan dibentuk oleh
suatu bidang miring dengan bidang horizontal dan diukur dengan tegak
lurus dengannya.
DAFTAR PUSTAKA
122