Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

OSEANOGRAFI DAN SUMBER DAYA KELAUTAN


“Sirkulasi Air Laut Yang Disebabkan Oleh Gelombang Dan Arus”

DosenPengampu
Meilinda Suryani Harefa, S.Pd.,M.Si.

DisusunOleh
Kelompok 3

Nama : Husnul Khotimah (3113131006)


M. RizkyPratamaGinting (3213131039)
Rahma Khairani (3213331003)
Kelas : Pendidikan Geografi E 2021

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga Makalah ini
dapat tersusun hingga selesai. Dalam menyelesaikan salah satu tugas pada mata kuliah
Oseanografi Dan Sumber Daya Kelautan, kami mengucapkan banyak terimakasih
kepada Ibu Milinda Suryani Harefa,S.Pd.,M.Si. selaku dosen pengampu yang telah
menugaskan dan memberikan prosedur penyelesaian makalah ini. Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan, baik materi maupun pemikiran.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya semogakami dapat memperbaiki
bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, Kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, Maret 2022

Penulis
Kelompok 3
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.......................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN................................................................................................................2
2.1 Definisi Sirkulasi Air Laut.....................................................................................2
2.2 Faktor – Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Sirkulasi Air Laut......................3
2.3 Pola Sirkulasi Air Laut..........................................................................................5
2.4 Pemanasan Global dan Sirkulasi Laut Global.......................................................7
2.5 Arlindo (Arus lintas Indonesia).............................................................................8
CASE METHOD.............................................................................................................10
BAB III............................................................................................................................13
PENUTUP.......................................................................................................................13
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................13
3.2 Saran....................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia adalah negara yang sebagian besar terdiri dari lautan. Ini merupakan
kekayaan alam yang bisa digunakan untuk peningkatan ekonomi. Luas wilayah
Indonesia saat ini mencapai 5.193.250 km² dengan luas lautan sekitar 3.257.483 km2
(belum termasuk perairan ZEE) dan sekitar 17.508 pulau. Dengan banyak dikelilingi
oleh lautan Indonesia, secaraotomatisbanyakterdapatikan-ikandilautandanakanmembuat
para nelayan hidup makmur. Laut memilki sirkulasi tersendiri. Para ahli berpendapat
akibat penggunaan bahan bakar yang mengeluarkan CO2 dan penggunaanplastik yang
berlebihan menyebabkan pemanasan global dan mempengaruhi terhadap sirkulasi laut.
Arus adalah pergerakan masa air secara vertical dan horizontal sehingga menuju
keseimbangannya atau gerakan air yang sangat luas yang terjadi di seluruh lautan dunia
(Hutabaratdan Evans, 1986)

1.2 Rumusan Masalah


Adapunpermasalahan yang dibahasdalammakalahiniadalah :
1. Apakah definisi dari sirkulasi air laut?
2. Apa saja factor yang menyebabkannya?
3. Bagaimana pola sirkulasi air laut?

1.3 Tujuan
Menambah wawasan pembaca dan juga penulis mengenai sirkulasi air laut, factor
yang menyebabkan dan bagaimana polanya.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Sirkulasi Air Laut


Sirkulasi air laut adalah pergerakan massa air di laut. Sirkulasi laut di permukaan
dibangkitkan oleh tekanan angin yang bekerja di permukaan laut hal ini disebut juga
sebagai sirkulasi laut yang dibangkitkan oleh angin (wind driven ocean circulation).
Selain itu, ada juga sirkulasi yang bukan dibangkitkan oleh angin yang disebut sebagai
sirkulasi termohalin (thermohaline circulation) dan sirkulasi akibat pasang surut laut.
Sirkulasi termohalin adalah suatu proses pergerakan arus lautan berskala besar yang
disebabkan oleh perbedaan dalam karakteristik tempratur dan salinitas lautan.
Sementara itu, sirkulasi laut akibat pasang surut laut disebabkan oleh adanya perbedaan
distribusi tinggi muka laut akibat adanya interaksi bumi, bulan dan matahari.
Arus laut adalah Gerakan massa air laut yang berpindah dari satu tempat ketempat
lain. Gerakan massa air laut tersebut digerakan oleh pengaruh angin. Angin bergerak
dari tekanan udara yang tinggi ke tekanan udara yang lebih rendah. Jadi bisa
didefinisikan bahwa arus laut dipengaruhi oleh angin yang bergerak dari tekanan udara
yang tinggi ke tekanan udara yang lebih rendah.

Menurut Aziz (2006), Arus pada sirkulasi di permukaan laut didominasi oleh arus
yang ditimbulkan oleh angin sedangkan sirkulasi di dalam laut di dominasi oleh arus
termohalin. Arus termohalin timbul sebagai akibat adanya perbedaan densitas karena
berubahnya suhu dan salinitas massa air laut. Perlu diingat bahwa arus termohalin dapat
pula terjadi di permukaan laut demikian juga dengan arus yang ditimbulkan oleh angin
dapat terjadi hingga dasar laut. Sirkulasi yang digerakan oleh angin terbatas pada
Gerakan horizontal dari lapisan atas air laut. Berbeda dengan sirkulasi yang digerakan
angin secara horisontal, sirkulasi termohalin mempunyai komponen Gerakan vertical
dan merupakan agen dari pencampuran massa air di lapisan dalam.
Sirkulasi di permukaan laut membawa massa air laut yang hangat dari daerah
tropis menuju kedaerah kutub. Di sepanjang perjalanannya, energi panas yang dibawa
oleh massa air yang hangat tersebut akan dilepaskan ke atmosfer. Di daerah kutub, air
menjadi lebih dingin pada saat musim dingin sehingga terjadi proses sinking (turunnnya

2
massa air dengan densitas yang lebih besar ke kedalaman). Hal ini terjadi di Samudera
Atlantik Utara dan sepanjang Antartika. Air laut dari kedalaman secara perlahan-lahan
akan Kembali kedekat permukaan dan dibawa Kembali ke daerah tropis, sehingga
terbentuk lah sebuah siklus pergerakan massa air yang disebut Sabuk Sirkulasi Laut
Global (Global Conveyor Belt). Semakin efisien siklus yang terjadi, maka akan
semakin banyak pula energi panas yang ditransfer dan iklim di bumi akan semakin
hangat.
Melalui beberapa mekanis meinteraksi fisis dan kimiawi, sirkulasi laut dapat
mengubah dan mempengaruhi waktu simpan karbon dioksida yang diinjeksikan kelaut
dalam, dan hal itu secara tidak langsung akan mengubah tempat penyimpanan karbon di
lautan dan konsentras ikarbon dioksida di atmosfer, demikian dikatakan oleh Atul Jain,
seorang professor sains atmosfer. “Dimana karbon dioksida dinjeksikan akan menjadi
isu yang sangat penting”.

2.2 Faktor – Faktor yang Menyebabkan Terjadinya Sirkulasi Air Laut


1) Angin
 Arus di permukaan laut disebabkan oleh pergerakan massa angin yang melintasi
permukaan samudera. Pergerakan angin disebabkan oleh perbedaan tekanan udara,
angin bergerak dari tekanan udara yang yang bertekanan tinggi ke tekanan udara yang
lebih rendah. Ketika angin melintasi permukaan samudera, maka massa air laut tertekan
sesuai dengan arah angin.
2) Salinitas
Salinitas adalah kadar garam yang terkandung dalam air laut. Salinitas
mempengaruhi pergerakan pada kedalaman air laut. Ini disebabkan adanya perbedaan
kadar salinitas di setiap zona kedalaman laut. Air laut yang bersalinitas tinggi akan
bergerak ke kadar air laut yang bersalinitas rendah. Itulah yang disebut perbedaan
densitas air laut. Perbedaan densitas air laut menyebabkan pergerakan di kedalaman air
laut.
3) Suhu
 Suhu atau temperature menyebabkan adanya arus disebabkan Perubahan densitas
timbul karena adanya perubahan suhu dan salinitas anatara 2 massa air yang densitasnya

3
tinggi akan tenggelam dan menyebar dibawah permukaan air sebagai arus dalam dan
sirkulasinya disebut arus termohalin.
4) Gravitasi
Gaya gravitasi dri bulan dan matahari itu menyebabkan permukaan air laut di
suatu tempat tertentu naik mencapai ketinggian tertentu dan kemudian turun kembali
seiring dengan perubahan konfigurasi benda-benda langit tersebut.
5) Gerak rotasi bumi
 Pengaruh rotasi bumi terhadap arus laut adalah gerak rotasi bumi menyebabkan
arus laut bergerak searah dengan rotasi bumi karena rotasi bumi menimbulkan Efek
sentrifugal yaitu dorongan ke arah luar pusat rotasi ( gaya corriolis). Gaya Corriolis
mempengaruhi aliran massa air, di mana gaya ini akan membelokkan arah mereka dari
arah yang lurus. Gaya corriolis juga yangmenyebabkan timbulnya perubahan –
perubahan arah arus yang kompleks susunannya yang terjadi sesuai dengan semakin
dalamnya kedalaman suatu perairan.Pembelokan itu akan mengarah ke kanan di belahan
bumi utara dan mengarah ke kiri di belahan bumi selatan. Gaya ini yang mengakibatkan
adanya aliran gyre yang searah jarum jam (ke kanan) pada belahan bumi utara dan
berlawanan dengan arah jarum jam di belahan bumi selatan.

Pengertian Gelombang dan Arus Laut


Gelombang laut merupakan pergerakan naik turunnya air laut yang tidak disertai
dengan perpindahan massa dari air laut tersebut. Sementara yang disebut dengan arus
adalah pergerakan massa air laut dari satu tempat ke tempat yang lain. Pergerakan arus
laut ini ke arah horizontal, sementara pergerakan gelombang laut ini ke arah vertikal
sehingga massa air tidak berpindah ke tempat lain, hanya naik turun saja. Itulah
pengertian dari gelombang laut dan juga arus laut. Lalu, apakah perbedaan dari
keduanya? Untuk membahas mengenai perbedaan antara gelombang laut dan arus laut
mari kita lihat dalam uraian berikut:
Perbedaan antara Gelombang Laut dan Arus Laut
Kita telah mengetahui tentang pengertian dari gelombang dan juga arus laut. Dari
pengertian di atas sudah tampak jelas bahwa di antara keduanya memanglah berbeda.
Perbedaan tampak jelas dilihat dari kategori arah pergerakan massa air tersebut, dimana

4
ada yang vertikal dan ada yang horizontal. Lalu, apakah hanya itu saja? tentu tidak.
Adapun perbedaan antara gelombang laut dan juga arus laut adalah sebagai berikut:
1. Arah Pergerakan Massa Air
Perbedaan pertama dari gelombang laut dan juga arus laut adalah dari arah
pergerakannya. Kita tahu bahwa gelombang laut dan juga arus laut merupakan
pergerakan massa air. Namun keduanya sangat berbeda. Gelombang laut merupakan
pergerakan massa air dengan arah vertikal atau naik turun. Hal ini menyebabkan bahwa
massa air tersebut tidak berpindah ke tempat lainnya, melainkan hanyalah naik turun
saja. Sementara arus laut merupakan perpindahan massa air laut secara horizontal atau
mendatar. Hal ini menyebabkan bahwa  massa air tersebut dapat berpindah tempat dari
satu tempat ke tempat yang lain, maka tidak heran bahwa benda yang terseret arus laut
ini nanti dapat berpindah tempat ke tempat yang jauh.
2. Faktor yang mempengaruhi timbulnya
Perbedaan kedua antara gelombang laut dan juga arus laut adalah dilihat dari faktor-
faktor yang mempengaruhinya. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi
gelombang laut antara lain adalah kecepatan angin di lautan, lamanya angin tersebut
bertiup di wilayah laut tersebut, luas daerah yang terkena oleh tiupan angin tersebut,
kedalaman air laut serta getaran yang timbul di dasar kulit bumi. Sementara itu beberapa
faktor yang berpengaruh terhadap arus laut antara lain adalah perbedaan kadar garam,
perbedaan suhu, tiupan angin dan perbedaan tinggi permukaan air laut.
3. Letak terjadinya
Selanjutnya perbedaan keduanya dilihat dari letak terjadinya. Gelombang laut biasanya
nampak di permukaan sehingga menimbulkan sensasi seperti ombak. Sementara itu arus
laut biasanya terjadi di bawah permukaan air laut sehingga tidak nampak dari
permukaan. Namun perlu diingat bahwa jika ada sesuatu benda terseret ke tengah laut,
hal itu bukan karena gelombang laut namun karena kekuatan arus laut yang dapat
memindahkan benda dari satu tempat ke tempat yang lain.
4. Arus Berdasarkan Letaknya
Arus laut dapat dibedakan menjadi:
1) Arus atas, jika arusnya bergerak di permukaan laut;
2) Arus bawah, jika arusnya bergerak di bawah permukaan air laut
3) Long shore current, arah aliran arus sejajar dengan garis pantai

5
4) Rip current, arus yang berada di pantai berpasir halus dan bergelombang agak besar.
Arah gerakannya tegak lurus dengan garis pantai. Biasanya arus ini mampu menyeret
pasir beserta orang yang berada di tempat itu menuju ke laut yang lebih dalam.
Contohnya, di pantai Parangtritis yang memiliki kecepatan sampai 80 km/jam.
Berdasarkan suhunya, arus laut dibedakan menjadi:
1). Arus panas, kalau suhunya lebih panas dari suhu air laut di sekitarnya, contoh arus
Gulfstrem dan Kurosyiwo;
2). Arus dingin, kalau suhunya lebih dingin dari suhu air laut di sekitarnya, contoh arus
Peru, arus Oyasyiwo, dan arus Labrador

2.3 Pola Sirkulasi Air Laut


Pola atau variasi yang terjadi pada sirkulasi arus air laut yang di akibatkan oleh
gerak rotasi bumi. Pada sirkulasi laut pola umum arus permukaan samudera
dimodifikasi oleh faktor-faktor fisik dan berbagai variabel seperti friksi, gravitasi, gerak
rotasi Bumi, konfigurasi benua, topografi dasar laut, dan angin lokal. Interaksi berbagai
variabel itu menghasilkan arus permukaan samudera yang rumit.
Arus di samudera bergerak secara konstan. Arus tersebut bergerak melintasi
samudera yang luas dan membentuk aliran yang berputar searah gerak jarum jam di
Belahan Bumi Utara (Northern Hemisphere), dan berlawanan arah gerak jarum jam di
Belahan Bumi Selatan (Southern Hemisphere). Pola umum sirkulasi arus global dapat
dilihat dalam gambar di bawah ini:
Karena gerakannya yang terus menerus itu, massa air laut mempengaruhi massa
udara yang ditemuinya dan merubah cuaca dan iklim di seluruh dunia. Terdapat dua
jenis arus di samudera yaitu arus di permukaan laut dan arus di kedalaman laut.
– Sirkulasi di permukaan laut
Arus di permukaan laut disebabkan oleh pergerakan massa angin yang melintasi
permukaan samudera. Pergerakan angin disebabkan oleh perbedaan tekanan udara,
angin bergerak dari tekanan udara yang yang bertekanan tinggi ke tekanan udara yang
lebih rendah. Ketika angin melintasi permukaan samudera, maka massa air laut tertekan
sesuai dengan arah angin. Pola umum arus permukaan samudera di pengaruhi oleh
faktor faktor yaitu: gravitasi, gerak rotasi Bumi, , topografi dasar laut, dan angin.
Interaksi berbagai faktor itu menghasilkan arus permukaan samudera yang rumit.

6
Karena gerakan arus laut yang terjadi secara terus menerus tersebut maka massa air laut
tersebut akan memengaruhi massa udara yang berlawanan arahnya dan menyebabkan
terjadinya perubahan cuaca dan iklim.
– Sirkulasi di kedalaman laut
Arus di kedalaman laut disebabkan oleh perbedaan densitas air laut . Perbedaan
densitas massa air laut terutama disebabkan oleh perbedaan temperatur dan salinitas air
laut. Oleh karena itu gerakan massa air laut-dalam tersebut disebut juga sebagai
sirkulasi termohalin (thermohaline circulation). Perbedaan densitas diantara dua massa
air laut yang berdampingan menyebabkan gerakan vertikal air laut dan menciptakan
gerakan massa air laut-dalam yang bergerak melintasi samudera secara perlahan.
Gerakan massa air laut-dalam tersebut kadang mempengaruhi sirkulasi permukaan.

2.4 Pemanasan Global dan Sirkulasi Laut Global


Laut sejak dulu berperan dalam penyebaran panas melalui sirkulasi air laut.
Kemampuan laut dalam menyerap dan menyimpan panas pada beberapa daerah di bumi
berbeda-beda. Pada daerah tropis dimana intensitas sinar matahari berlangsung
sepanjang tahun, suhu air laut cenderung lebih hangat. Semakin ke arah kutub,
intensitas sinar matahari semakin berkurang sehingga suhu air laut juga cenderung
berkurang. Pada daerah dengan suhu tinggi, tingkat penguapan air laut juga tinggi
sehingga salinitas dan tekanan air meningkat. Hal ini memicu pergerakan massa air laut
dari daerah bertekanan tinggi ke tekanan rendah. Pada kondisi ini, massa air hangat
yang berada di samudera Pasifik akan bergerak ke samudera Hindia melalui kepulauan
Indonesia menuju samudera Atlantik bagian utara.
Di Atlantik Utara dimana suhu air laut sangat dingin, massa air dari daerah hangat
tadi, setelah mengalami evaporasi dalam perjalanannya di daerah tropis dan subtropis,
memiliki salinitas dan densitas yang lebih tinggi dari air laut di Atlantik Utara. Karena
memiliki densitas yang tinggi maka massa air ini akan mengalami proses sinking, yaitu
proses turunnya massa air ke laut dalam. Massa air laut dalam di perairan Atlantik Utara
(North Atlantic Deep Water – NADW) selanjutnya akan bergerak ke selatan menuju
arus polar Antartika. Sebagian massa air tersebut perlahan bergerak menuju samudera
Hindia perlahan naik ke permukaan karena adanya gradien densitas dan meningkatnya
suhu air laut. Sementara sebagian massa NADW mengalir melalui selatan Australia

7
kemudian perlahan naik di permukaan samudera pasifik. Pergerakan massa air laut
secara global ini membentuk sebuah siklus yang disebut dengan sirkulasi termohalin
(Thermohaline Circulation). Sirkulasi in terjadi secara dinamis dan seimbang.
Perubahan iklim sudah menjadi isu global yang sangat menyita perhatian seluruh
dunia. Peristiwa kenaikan rata-rata suhu bumi dalam suatu periode tertentu ini
mengundang para peneliti dari seluruh dunia untuk melakukan kajian menyangkut
pengaruh perubahan iklim terhadap kehidupan manusia. Fenomena ini pada dasarnya
dipengaruhi oleh kenaikan konsentrasi gas-gas rumah kaca di atmosfer, terutama adalah
karbondioksida (CO2), dinitoksida (N2O), metana (CH4), sulfurheksaflorida (SF6),
perflorokarbon (PFCs) dan hodroflorokarbon (HFCs). Konsentrasi gas-gas tersebut
membentuk efek rumah kaca yang mengakibatkan pantulan gelombang panjang sinar
matahari dari bumi tertahan di atmosfir dan dipantulkan kembali ke bumi. Efek rumah
kaca menggambarkan bahwa konsentrasi gas tersebut menyebabkan radiasi sinar
matahari terperangkap di atmosfer sehingga menyebabkan suhu bumi mengalami
peningkatan.

2.5 Arlindo (Arus lintas Indonesia)

8
Terjadi karna perbedaan aliran samudra fasifik dan samudra Hindia sedangkan
massa air bergerak melewati perairan Indonesia seperti kita ketahui arus yang
dipengaruhi oleh angin dan arliindo ini massa air Pasifik bergerak akibat angin pasang
tenggara yang terus bertiup sehingga air Pasifik bergerak ke barat dan menjadi
penumpukan air di bagian barat Pasifik tersebut dan mengalir samudra Hindia melalui
perairan Indonesia.
Arlindo diketahui memiliki tiga rute yaitu masuk melalui selat Makassar kelahiran
Halmahera maupun dari selat laut Maluku Makassar juga disebut sebagai jalur utama di
mana massa air masuk melalui arus Minandao. Ini berasal dari sepanjang sisi timur
Filipina Selatan dan bergerak sebagian ke samudra Pasifik selalu mengikuti NECC
(Aarus fasifik yg bergerak dari barat le timur) dan sebagian air dari Mindanao tersebut
masuk ke Indonesia.
air tersebut masuk ke selat Makasar lalu bercabang ada yang ke samudra Hindia melalui
selat Lombok dan ada juga yang berbelok ke timur melalui laut Flores. Lalu rute
selanjutnya yaitu air yang melalui laut Maluku massa air yang bergerak dari pacific
menuju laut seram melalui selat manipa. Dan protein ketiga yaitu yang melalui
Halmahera dimana air dari Tasik menuju laut Serang dan kekuatan arus karena 3 arus
tersebut bertemu di laut Banda setelah berfungsi tersebut bergerak ke samudra Hindia
melalui bagian timur laut Timor.Halmahera eddy ini seperti pusaran air yang terjadi di
lautan Halmahera.

Lalu garis merah yang ada di gambar yaitu adalah permukaan air laut Jawa sekitar bulan
September dengan matahari yang turun dengan cepat ke Selatan maka daratan Utara
anak benua Hindia mulai mendigin dengan cepat. Dengan tekanan udara ini mulai
membangun di atas Utara samudra Hindia dan atmosfer yang masih menyimpan
panasnya menyebabkan Himalaya dan daratan menuju tangan luas samudra Hindia di
selatan semenanjung dan ini dikenal sebagai mesin pembelah laut.
Sementara itu sistem dari tekan tekanan rendah dikenal sebagai paling mancung
berkembang di antara Asia tenggara dan mengarah ke Australia. Hari ini dapat
dipergunakan untuk mendeteksi dan migrasi ikan karena sama dengan suhu dan arus
maka dari itu sangat tepat untuk dijadikan parameter dalam mendeteksi fenomena
tersebut.

9
CASE METHOD

Pemanasan Global Akibat Perubahan Iklim dan Sirkulasi Air Laut


Seorang ilmuan Inggris bernama Sir Nicholas Stern dalam Stern Reviev : The
Economic of Climate Change (2006), dimana dengan kenaikan suhu bumi sebesar 5°C
saja maka berbagai bencana bisa terjadi. Bahkan pada tahun 2050 kondisi bumi sangat
parah menyusul rusaknya hutan di Amazon, Kanada dan Rusia akibat panas dan
kekeringan. Belum lagi perubahan iklim ini memicu naiknya muka air laut yang dapat
mengakibatkan tenggelamnya pulau-pulau kecil dan daerah pesisir berdataran rendah.
Hasil studi International Panel for Climate Change (IPCC) tahun 2007 menyatakan
bahwa pada periode 1961 sampai 1993, laut telah mengalami kenaikan dengan laju rata-
rata 1,8 mm/tahun, atau akan mencapai 1,8 m pada tahun 2100. Di lain pihak, National
Academy of Science America (NASA) memperkirakan bahwa pada tahun 2100
kenaikan muka air laut berkisar antara 0,3 – 2 meter.
Bagaimana sirkulasi termohalin dapat mempengaruhi iklim dan menahan laju
perubahan iklim global, inilah yang sedang dikaji banyak peneliti di dunia. Sejak tahun
1960-an, para ilmuan mulai mengembangkan model iklim untuk membantu memahami
peran laut dalam mengatur iklim. Berdasarkan hasil riset yang dipublikasikan NASA
(Juni 1999), bahwa sepanjang abad ke-20, laut telah mengurangi sekitar separuh dari
pemanasan suhu permukaan. Namun beberapa penelitian beberapa tahun terakhir mulai
meragukan kestabilan sirkulasi termohalin dalam menahan laju pemanasan global dalam
jangka panjang. Dengan suhu bumi yang semakin meningkat, gas rumah kaca yang
terus meningkat (akibat aktifitas manusia) dan es yang terus mencair, dapat
menyebabkan kadar garam air laut berkurang yang pada gilirannya mengakibatkan titik
bekunya meningkat. Pada musim dingin permukaan air di kutub utara akan membeku
dan menghambat proses pertukaran panas sehingga dapat mengakibatkan perubahan
sirkulasi air laut yang pada gilirannya mengakibatkan terjadinya perubahan iklim.
Toggweiler dan M. Key (tt) mengatakan bahwa pendinginan laut di daerah lintang
tinggi membuat permukaan air di kutub lebih padat dibanding dengan perairan hangat di
lintang yang lebih rendah sehingga dapat mendinginkan sirkulasi termohalin pada
daerah dingin. Salinitas tinggi pada air laut yang melalui samudera Atlantik secara
dangkal di pahami akan memberi kontribusi positif bagi kekuatan dan kestabilan

10
sirkulasi termohalin. Hal ini tidaklah benar, karena siklus air tawar antara laut dan
atmosfer (siklus hidrologi) di daerah lintang tinggi menyebabkan penambahan
konsentrasi air tawar pada daerah tersebut sehingga dapat mengurangi kepadatan
(salinitas) air permukaan kutub. Siklus hidrologi bumi diprediksikan menjadi lebih kuat
pada masa akan datang dengan terus berlangsungnya pemanasan global. Hal ini
diprediksi dapat memperlemah sirkulasi termohalin dengan sangat mendadak dan tidak
dapat diprediksi sebelumnya.
Manabe dan Stouffer (1993) memproyeksikan bahwa kenaikan kadar CO2 sebesar
empat kali lipat dapat menyebabkan sirkulasi termohalin collaps. Secara substansial, ini
akan menyebabkan lapisan termoklin (lapisan air laut yang memisahkan air hangat
permukaan dengan air laut dalam yang dingin-berada pada kisaran 80 – 1000 meter)
menjadi lebih dalam dan terjadi pergeseran dalam pertukaran panas antara belahan bumi
bagian utara dan selatan. Hal ini juga akan menyebabkan berkurangnya laju suplai
nutrisi terhadap biota laut di permukaan dan berkurangnya kandungan oksigen di laut
dalam secara drastis. Banyak konsensus lainnya yang coba memprediksi respon
sirkulasi termohalin terhadap pemanasan global. Lebih dari itu, Wood, R., A. et al
(2003) mengatakan bahwa semua proyeksi konsensus dari beberapa model yang telah
dianalisa oleh beberapa peneliti menyatakan bahwa sirkulasi termohalin akan semakin
melemah atau tidak berubah dalam satu abad ke depan dalam merespon meningkatnya
konsentrasi gas rumah kaca.

TANGGAPAN
Pada dasarnya, alam kita selalu bergerak menuju titik keseimbangannya
(ekuilibrium). Selama manusia masih tetap berkontribusi terhadap peningkatan
konsentrasi gas rumah kaca (anthropogenic contribution), sehingga memicu pemanasan
global, maka suhu global juga akan bergerak menuju titik keseimbangannya. Sirkulasi
termohaline sebagai salah satu komponen sistem alam yang mempengaruhi iklim bumi
juga akan mengalami perubahan, baik kekuatan maupun kestabilannya, sampai pada
ambang batasnya.

SOLUSI

11
Solusi yang dapat kita berikan yaitu membantu mengurangi pemanasan global,
dengan cara kita lebih memperhatikan aktivitas kita sebagai manausia yang dapat
meningkatkan pemansan global, contohnya seperti mengurangi efek rumah kaca.
Dengan cara ini mungkin pemanasan global tidak mengalami peningkatan dan sirkulasi
air laut akan menjadi stabil dan tidak collaps tentunya.

12
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil yaitu sirkulasi air laut adalah pergerakan
massa air laut, yang dibangkitkan oleh angin maupun arus thermohalin. Factor yang
mempengaruhi sirkulasi air laut adalah angin, salinitas, suhu, gravitasi, dan gerak rotasi
bumi. Perlu diingat juga bahwa sirkulasi air laut ini mempengaruhi suhu yang ada
didaratan juga karena suhu permukaan laut yang dibawa oleh angin. Sirkulasi air laut
juga bisa menjadi tidak stabil karena aktivitas manusia yang membantu meningkatkan
pemanasan global yang berujung pada ketidak stabilan sirkulasi air laut.

3.2 Saran
Kita perlu menjaga lingkungan karena bisa saja aktivitas kita didaratan tanpa kita
sadari dapat menggangu kestabilan bukan hanya didarat namun juga di lautan.

13
DAFTAR PUSTAKA
Chloehiko. 2020. “Sirkulasi Air Laut”, chloehiko: SIRKULASI AIR LAUT, diakses
pada 16 Maret 2022 pukul 19.21.
Arkwright, Darius. 2015. “Perubahan Iklim dan Sirkulasi Laut Global”, Perubahan
Iklim dan Sirkulasi Laut Global - Kompasiana.com, diakses pada 16 Maret
2022 pukul 22.30.

14

Anda mungkin juga menyukai