Anda di halaman 1dari 12

DAMPAK LIMBAH INDUSTRI PENGOLAHAN IKAN TERHADAP

PERUBAHAN EKONOMI MASYARAKAT PESISIR MUNCAR


KABUPATEN BANYUWANGI ( ......)

PROPOSAL

(diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah Metode Penelitian dan Penulisan
Sejarah)

Dosen Pengampu:
Prof. Nawiyanto, M.A. Ph.D.
Drs. Marjono, M.Hum

Oleh:
Laili Nur Rufaidah
NIM 160210302044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH


JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian dengan judul
“Pencemaran Limbah Pabrik Ikan di Pesisir Muncar Kabupaten Banyuwangi
Tahun .......”. Proposal ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan mata kuliah Metode Penelitian dan Penulisan Kisah Sejarah pada
Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Jember.
Penyusunan proposal ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh
karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Nawiyanto, M.A. Ph.D. dan Bapak Drs. Marjono, M.Hum
selaku dosen mata kuliah Metode Penelitian dan Penulisan Kisah Sejarah
Universitas Jember;
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada kami
sehingga proposal ini dapat terselesaikan;
3. Teman-teman kelas yang telah membantu dan memberikan dorongan
semangat agar makalah ini dapat di selesaikan.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan proposal ini.

Penulis juga menerima segala kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan proposal ini. Akhir kata penulis berharap, semoga proposal ini
dapat bermanfaat.

Jember, 5 April 2019


DAFTAR ISI
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Perkembangan dan pembangunan industri perikanan di Kecamatan Muncar,
Banyuwangi sudah berjalan sejak jaman penjajahan Belanda (Setiono dan Yudo,
2008: 69). Pada awalnya merupakan industri kecil, hingga saat ini sebagian telah
berkembang menjadi industri besar yang berorientasi pada ekspor. Industri besar
ini mempunyai kondisi yang sangat baik, di mana dalam melakukan proses
produksi telah ditunjang dengan menggunakan peralatan modern, sementara
sisanya masih merupakan industri kecil dengan peralatan dan proses produksi
yang belum modern. Kegiatan produksi meliputi pengalengan ikan, minyak ikan,
pemindangan ikan, dan produksi pengolahan ikan lainnya.
Industri yang berdiri di Kecamatan Muncar sebagian besar terletak di Desa
Kedungrejo, dan memberikan dampak pada peningkatan kesejahteraan
masyarakat setempat dan banyak menyerap tenaga kerja sejumlah 4.797 orang
dari jumlah keseluruhan industri (Setiyono dan Yudo, 2008:70). Selain menjadi
suatu kebanggaan atau andalan dan ciri khas dari wilayah Banyuwangi. Hal ini
juga menimbulkan dampak negatif berupa pencemaran terhadap lingkungan
sekitar yang dapat menurunkan potensi-potensi yang ada di kawasan tersebut.
Karena sebagian besar industri yang ada di Muncar ini tumbuh secara alami,
dengan modal usaha kecil, dan banyak dilakukan oleh masyarakat dengan tingkat
pengetahuan tentang lingkungan yang masih kurang, maka adanya industri ini
telah banyak menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Persoalan di Muncar
semakin komplek, akibat tingkat pemahaman tentang lingkungan dan sistem
manajemen limbah oleh masyarakat maupun tingkat ketaatan terhadap hukum
lingkungan yang masih kurang serta lemahnya penegakkan hukum lingkungan
yang berlaku.
Pencemaran lingkungan mulai muncul saat kegiatan pendaratan ikan,
transportasi ikan, pencucian bahan baku, proses produksi sampai sarana
pengolahan limbah yang kurang berfungsi dengan baik sesuai prosedur
mengakibatkan kerugian yang sangat besar. Dampak pencemaran tersebut
menurut Setiyono dan Yudo (2008:73-74) meliputi: (1) dampak terhadap estetika
lingkungan, penumpukan materi yang tak terkendali akan menimbulkan berbagai
dampak seperti bau menyengat, pemandangan yang kotor dan menimbulkan
masalah estetika lain yang tidak diharapkan; (2) dampak terhadap kondisi sosial,
adanya pencemaran seperti pembuangan limbah membuat masyarakat berfikir jeli
untuk mengolahnya kembali. Mereka melihat limbah tersebut masih memiliki
kandungan minyak dan bahan padat yang dapat diolah; (3) dampak terhadap
kualitas air permukaan, air laut di wilayah Kecamatan Muncar memiliki kualitas
di bawah standar kualitas air permukaan. Hal ini menunjukkan bahwa telah ada
pembuangan limbah yang jumlahnya di atas daya tampung lingkungan, sehingga
mengakibatkan penurunan kualitas air yang ada; (4) dampak terhadap kehidupan
biota air, zat beracun dari limbah industri mengakibatkan kematian ikan-ikan dan
kerusakan pada tanaman atau tumbuhan air.
Kekhawatiran masyarakat Muncar akibat pencemaran lingkungan semakin
bertambah ketika penanganan permasalahan limbah tidak kunjung selesai
meskipun setiap pabrik ikan yang ada di Muncar wajib untuk memasang Instalasi
Pengolahan Air Limbah (IPAL). Dari permasalahan tersebut akhirnya masyarakat
melakukan suatu adaptasi perilaku yaitu dengan mengubah limbah cair pabrik
ikan menjadi suatu barang unlimited goods, yaitu minyak ikan, pupuk cair organik
biofish, dan petis. Adanya kesadaran bahwa dengan barang terbuang pun bisa
dijadikan sebagai barang unlimited goods, mendorong masyarakat untuk
melakukan suatu inovasi terhadap suatu limbah dengan pengetahuan dan
teknologi yang dimiliki oleh masyarakat pesisir di Desa Kedungrejo, Muncar.
Banyaknya pabrik pengolahan ikan yang berdiri di kawasan pelabuhan
Muncar, menjadikan Muncar sebagai satu-satunya lokasi yang mendirikan
pengolahan limbah cair pabrik ikan menjadi barang unlimited goods. Sedangkan
Limbah cair pabrik ikan adalah air pencucian ikan yang bercampur dengan darah
ikan biasanya berwarna coklat keruh dan mengandung ampas putih dan terdapat
minyak ikan di atasnya.
Penyebaran informasi dan pengetahuan pada masyarakat pesisir di Desa
Kedungrejo sangat cepat dilakukan karena informasi dan pengetahuan tersebut
menguntungkan bagi masyarakat pesisir di Desa Kedungrejo. Penemuan-
penemuan baru yang berasal dari salah satu individu dalam suatu masyarakat,
seperti pengolahan limbah pabrik ikan dengan memanfaatkan pengetahuan lokal
dan teknologi yang dimiliki mudah menyebar ke anggota masyarakat lainnya
karena pada akhirnya usaha pengolahan ini dapat meningkatkan kehidupan
masyarakat dan berfungsi bagi masyarakat yang bersangkutan dalam penemuan
tersebut (Rudito, 1991, hlm. 4).
Hal di atas terlihat dari pendapatan yang dihasilkan oleh masyarakat
pengolah limbah. Rata-rata dalam satu bulan, masyarakat pengolah limbah
menjadi barang unlimited goods berupa minyak ikan mendapatkan penghasilan
sebesar Rp. 5.700.000,00 ketika musim paceklik ikan dan sebesar Rp.
57.000.000,00 ketika musim panen raya. Namun hal tersebut juga bergantung
pada ketersediaan limbah yang ada di pabrik pengolahan ikan. Penghasilan yang
didapatkan oleh pengolah petis berbeda lagi, dalam satu bulan di musim paceklik,
pengolah petis dapat menghasilkan sebesar Rp. 5.100.000,00 dan di musim panen
raya, pengolah limbah menjadi petis menghasilkan pendapatan mencapai Rp.
15.300.000,00.
Pengolahan limbah selanjutnya adalah pengolahan limbah menjadi pupuk
cair organik biofish yang tidak terlalu bergantung pada musim paceklik maupun
panen raya melainkan tergantung pada konsumen pemesan pupuk. Rata-rata
dalam satu bulan penjualan, usaha pengolahan pupuk ini bisa mendapatkan
penghasilan sebesar Rp. 2.000.000,00. Melihat dari rincian penghasilan yang
didapatkan oleh masyarakat pesisir pengolah limbah, masyarakat pesisir pengolah
limbah termasuk dalam golongan penghasil masyarakat menengah ke atas karena
keuntungan dari usaha ini mampu memenuhi kebutuhan hidup masyarakat pesisir
pengolah limbah.

1.1.1.Penegasan Judul

1.1.2.Ruang Lingkup Masalah


1.2.Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang sudah dipaparkan, maka peneliti menggunakan
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana sejarah dan latar belakang industri pengolahan ikan di pesisir
Muncar ?
2. Bagaimana kondisi masyarakat akibat adanya pencemaran limbah industri
pengolahan ikan di Pesisir Muncar ?
3. Bagaimana pemanfaatan limbah industri pengolahan ikan di Pesisir
Muncar ?
4. Bagaimana perubahan ekonomi masyarakat sekitar setelah memanfaatkan
limbah industri pengolahan ikan di Pesisir Muncar ?

1.3.Tujuan dan Manfaat


Dari masalah yang dirumuskan, penelitian ini memiliki tujuan dan manfaat
sebagai berikut:
1.3.1.Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah dan latar belakang industri pengolahan ikan di
Pesisir Muncar.
2. Untuk mengetahui kondisi masyarakat akibat adanya pencermaran limbah
industri pengolahan ikan di Pesisir Muncar.
3. Untuk mengetahui pemanfaatan limbah industri pengolahan ikan di Pesisir
Muncar ?
4. Untuk mengetahui perubahan ekonomi masyarakat sekitar setelah
memanfaatkan limbah industri pengolahan ikan di Pesisir Muncar.
1.3.2.Manfaat
1. Menambah bahan dan pengetahuan di bidang sejarah khususnya sejarah
ekoomi di Indonesia.
2. Sebagai sumber informasi bagi masyarakat, khususnya masyarakat pesisir
Indonesia mengenai inovasi pemanfaatan limbah industri sebagai roda
perekonomian masyarakat.
BAB 2. TINJUAN PUSTAKA

Tinjauan Pustaka dalam penelitian ini mengemukakan kajian tentang


berbagai pendapat para ahli dan hasil penelitian terdahulu yang berhubungan
dengan masyarakat nelayan, terutama yang relevan dengan kondisi sosial ekonomi
masyarakat nelayan pada umumnya. Penulis telah mendapat beberapa penelitian
terdahulu yang akan direview terkait dengan judul penelitian baik yang diterbitkan
dalam bentuk buku maupun yang tidak diterbitkan, misalnya berupa tesis, skripsi,
laporan penelitian, dan sebagainya.
Susilo (2010) dalam karyanya berjudul “ Dinamika Struktur Sosial Dalam
Ekosistem Pesisir ”merupakan disertasi yang semula berjudul “Dinamika struktur
dalam Ekosistem Pesisir: Kapasitas Ruang dan Titik kritis Struktur Sosial
Masyarakat Nelayan di Dusun Karanggongso Kabupaten Trenggalek Jawa Timur
(1950 -2008)”. Buku ini menjelaskan tentang adanya interaksi sosial yang
membentuk struktur sosial kelompok dalam masyarakat nelayan yang akan
menentukan lebih lanjut bagaimana corak kelangsungan hidup kelompok itu,
sehingga mengakibatkan perubahan-perubahan yang dikenal dengan istilah proses
sosial dalam masyarakat.
Pada struktur sosial masyarakat pesisir berkaitan dengan status dan peranan
masyarakat nelayan yang terbentuk da
ri hubungan produksi (termasuk pasar) pada
usaha perikanan baik penangkapan ikan maupun budidaya, perubahan teknologi
perikanan dan tingkatan sosial pada masyarakat pesisir, terjadinya konflik dalam
masyarakat pesisir akibat adanya proses sosial yang bersi
fat asosiatif dan diasosiatif,
kemiskinan masyarakat pesisir yang dapat dilihat berdasarkan ukurannya yang
dibagi
menjadi dua yaitu: kemiskinan relatif dan kemiskinan absolut, serta pengelolaan
sumber daya perikanan berbasis masyarakat. Kemudian dijelaskan
pula tentang upaya
pembangunan yang dilakukan kurang memperhatikan terhadap struktur sosial
BAB 3. METODE PENELITIAN

Metode penelitian digunakan sebagai alat untuk menganalisis, mengkaji


kebenaran, dan menguji keabsahan data yang diperoleh. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode penelitian sejarah. Metode penelitian sejarah
ini digunakan karena sesuai dengan bidang kajian yang sedang diteliti. Dilhat dari
sumber datanya, penelitian yang dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk meneliti
hal-hal mengenai perubahan kehidupan ekonomi masyarakat pesisir. Peneliti ingin
mengetahui dan menganalisis tentang dampak limbah pabrik ikan terhadap
perubahan ekonomi dalam masyarakat pesisir Muncar Kabupaten Banyuwangi.
Metode penelitian sejarah merupakan usaha memberikan interpretasi
terhadap peristiwa masa lampau untuk memperoleh generalisasi yang berguna
dalam memahami kenyataan sejarah yang dilakukan secara kritis dengan
menimbang secara teliti keterangan yang diperoleh. Metode Sejarah menurut
Sjamsuddin (2007:85) terdiri dari tahap Heuristik: Pengumpulan Sumber, Kritik:
Ekstern dan Intern, dan Penulisan Sejarah: Historiografi, Penafsiran, Penjelasan,
Penyajian. Sedangkan menurut Gottschalk (1986:32) metode penelitian sejarah
merupakan proses menguji dan menganalisis secara kritis rekaman dan
peninggalan masa lampau berdasarkan data yang diperoleh dengan menempuh
proses yang dinamakan historiografi.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa metode penelitian
sejarah adalah prosedur kerja sejarawan untuk menguji dan menganalisis sumber-
sumber sejarah yang berupa rekaman dari peninggalan masa lampau secara logis,
kritis, dan kronologis, kemudian disajikan menjadi kisah sejarah. Metode
penelitian sejarah meliputi langkah-langkah heuristik, kritik, interpretasi dan
historiografi.
1. Heuristik
Langkah pertama yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu heuristik. Pada
tahap ini peneliti berupaya menemukan dan mengumpulkan sumber-sumber
sejarah yang berhubungan dengan dampak limbah pabrik dan perubahan ekonomi
masyarakat pesisir Muncar. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kepustakaan.
Studi pustaka dilakukan peneliti dengan cara mengumpulkan data-data atau
informasi penunjang baik dari buku, koran, majalah, jurnal dan lain-lain sesuai
dengan masalah yang akan dikaji. Dokumen merupakan segala sesuatu dalam
bentuk tulisan maupun gambar yang dapat memberikan keterangan tentang masa
lampau berupa informasi, sehingga ada ungkapan yang berbunyi no document no
history (Sugiyanto, 1.996:17). Dengan studi kepustakaan ini peneliti memperoleh
sumber penunjang seperti buku-buku, arsip daerah, laporan penelitian, jurnal, dan
skripsi yang berhubungan dcngan permasalahan mengenai dampak limbah pabrik
ikan dengan perubahan ekonomi masyarakat pesisir Muncar.
DAFTAR PUSTAKA

Gottschalk, L. 2015. Mengerti Sejarah. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia.


Sjamsudin, H. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Setiyono dan Yudo, S. 2008. Dampak Pencemaran Lingkungan Akibat Limbah


Industri Pengolahan Ikan Di Muncar (Studi Kasus Kawasan Industri
Pengolahan Ikan Di Muncar – Banyuwangi). Journal of Accounting and
Investment. 4(1):69-81.

Anda mungkin juga menyukai