Anda di halaman 1dari 2

NAMA : FAHRIEL FEBRIAN

NIM : I1D119037

PRODI : AGRIBISNIS PERIKANAN

Soal

1. Jelaskan tentang fenomena dua lautan yang tidak bercampurnya massa air dari
laut mediteriana dan laut atlantik ( laut tengah ), apa faktor yang
mempengaruhinya.

Jawab

1. Para ilmuwan menjelaskan, karena selat gibraltar merupakan pertemuan


antara dua laut yang berbeda yaitu, laut atlantik dan laut tengah, maka ada
fenomena yang menarik yang terjadi disana. Kedua air laut bertemu namun
kedua jenis tersebut tidak tercampur. Dan garis batasnya pun dapat terlihat
jelas. Fenomena ini disebut halocline. Air laut dari lautan atlantik memasuki
laut mediteriana atau laut tengah ( mediteriana) melalui selat gibraltar. Suhu air
berbeda. Kerapatan air ( density ) airpun berbeda. Laut tengah mempunyai
suhu 11,5 derajat c, salinitas <36,5 per mil dan kepadatan yang tinggi.
Sedangkan lautan atlantik memiliki suhu 10 derajat C, salinitas <36 per mil,
dengan kepadatan lebih rendah dari laut tengah.

Waktu kedua air itu bertemu di selat Gibraltar, karakter air dari masing-
masing laut tidak berubah. Air laut tengah memiliki kerapatan dan kadar garam
yang lebih tinggi dari air laut yang ada di samudera atlantik. Menurut sifatnya,
air akan bergerak dari kerapatan tinggi ke daerah denag kerapatan air yang
lebih rendah. Sehingga arus di selat Gibraltar bergerak ke barat, menuju
samudera atlantik. Terlihat dengan jelas mana air yang berasal dari lautan
atlantik, dan mana air yang berasal dari laut tengah. Dilihat dari warnanya,
kedua air laut itu berbeda. Air laut dari samudera atlantik berwarna biru lebih
cerah . Sedangkan air laut dari laut tengah berwarna lebih gelap. Jika dipikir
secara logika, pasti bercampur nyatanya tidak bercampur. Kedua air laut itu
membutuhkan waktu lama untuk bercampur, agar karakteristik air melebur.
Penguapan air yang di laut mediteriana sangat besar, sedangkan air dari sungai
yang bermuara di laut tengah berkurang sekali. Itulah sebabnya air lautan
atlantik mengalir deras ke laut tengah.

Sifat lautan ketika bertemu, menurut modern science, tidak bisa


bercampur satu sama lain. Hal ini telah dijelaskan oleh para ahli kelautan.
Dikarenakan adanya perbedaan masa jenis, tegangan permukaan mencegah
kedua air dari lautan tidak bercampur satu sama lain, seolah terdapat dinding
tipis yang memisahkan mereka. Dalam buku ‘ Alquran vs sains modern
menurut Dr Zakir Naik ‘ karya Ramadhan dkk, seorang ahli oseanografi
bernama Francis J Cousteau pernah menyampaikan laporannya sebagai hasil
pengkajiannya terhadap fenomena alam resebut “ kami mempelajari pernyataan
peneliti tertentu tentang penghalang yang memisahkan lautan dan mengamati
bahwa laut mediteriana memiliki salinitas dan kerapatan yang berbeda serta
menjadi tempat hunian bagi flora dan fauna yang khas dari tempat itu,” jelas
Cousteau.

Pihaknya meneliti air di samudera atlantik dan menemukan sifat yang sama
sekali berbeda dengan laut tengah. Awalnya mereka mengira kedua laut yang
bertemu di selat Gibraltar mestinya menunjukan sifat yang serupa dalam
salinitas, kerapatan, dan sifat-sifatnya lainnya.

Namun, kedua laut itu menunjukan sifat berbeda walaupun keduanya


berdampingan. Hal tersebut sangat mengherankan. “Sebuah tabir ajaib
mencegah keduanya bercampur. Tabir serupa juga diamati di Bab Al Mandab
di teluk Aden yang bertemu dengan laut merah,” tambahnya.

Fenomenabertemunya dua air laut namun tidak saling bercampur ini juga
disebabkan karena gaya fisika yang disebut tegangan permukaan . Para ahli
kelautan menemukan bahwa air dari laut-laut yang bersebelaham memiliki
perbedaan massa jenis. Karena perbedaan massa jenis ini, tegangan permukaan
mencegah dua lautan untuk saling bercampur, seolah-olah terdapat dinding
tipis yang memisahkan keduanya.

Anda mungkin juga menyukai