SKRIPSI
Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar sarjana
Sains
SITI AISYAH
130802010
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
SKRIPSI
SITI AISYAH
130802010
DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018
Disetujui di:
Medan, Juli 2018
Puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan
Karunia-Nya kepada Penulis sehingga skripsi ini dapat Penulis selesaikan sebagai salah satu
persyaratan untuk meraih gelar Sarjana (S1) Kimia pada Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara. Pada kesempatan ini Penulis menyampaikan
penghargaan yang terdalam kepada:
1. Dr. Kerista Sebayang, MS selaku Dekan FMIPA USU.
2. Dr. Cut Fatimah Zuhra,M.Si dan Dr. Sovia Lenny,M.Si selaku Ketua dan Sekretaris
Departemen Kimia FMIPA USU.
3. Dr. Darwin Yunus Nasution,MS selaku dosen pembimbing yang telah banyak
memberikan pengarahan, bimbingan, masukan dan saran hingga terselesaikannya skripsi
ini.
4. Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan ilmunya selama masa studi Penulis di
FMIPA USU.
5. Dan teman- teman stambuk 2013 kimia S1 yang selalu memberikan dorongan dan
semangat dalam menyelesaikan skripsi ini
Dan dengan segala kerendahan hati dan cinta kasih Penulis ucapkan kepada Ayahanda
tersayang Muhammad Hanafi , Ibunda tercinta Zuriah, Nenek tercinta almh Satam atas segala
do’a, bimbingan, semangat, pengorbanan waktu dan materi serta kasih sayangnya yang tiada
henti diberikan kepada Penulis sehingga Penulis bisa menyelesaikan studi sampai sekarang
ini. Serta yang selalu mendukung Bunde Panela ,Kakak henn, adik Suhaila Handani serta
seluruh keluarga. Penulis dalam suka dan duka.Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih
banyak kekurangan. Oleh sebab itu, saran yang membangun akan sangat membantu untuk
menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat.
Siti Aisyah
ii
ABSTRAK
iii
ABSTRAK
iv
Halaman
PERNYATAAN ORISINALITAS i
PENGHARGAAN ii
ABSTRAK iii
ABSTRAK iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL vii
DAFTAR GAMBAR viii
DAFTAR LAMPIRAN ix
DAFTAR SINGKATAN x
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Permasalahan 3
1.3. Hipotesis 3
1.4. Tujuan Penelitian 3
1.5. Manfaat Penelitian 4
1.6. Metodologi Penelitian 4
DAFTAR PUSTAKA 41
LAMPIRAN
vi
vii
viii
ix
PENDAHULUAN
Gebang merupakan nama sejenis palma tinggi besar dari daerah dataran
rendah. Pada pucuk batang terdapat daun-daun berbentuk kipas, bertangkai
panjang. Tangkai daun ini pada pangkalnya dekat batang utama tersusun rapi
batang utama diameter 35 - 75 cm dan buah bulat telur berdiameter 2 - 3.5 cm.
Yang mana posisi gebang sangat penting bagi kehidupan masyarakat, selama ini
dimanfaatkan sebagai atap dan dinding rumah, untuk membuat berbagai kerajinan
seperti jas hujan, payung, tikar, alat musik tradisional (`sasando`), tas, tempat
tikar, keranjang basket, sepatu, selop, bahan tenunan, keranjang basket, talam dan
pembungkus rokok (Nasution,RE: Ong, Hc, 2010).
Polimer selulosa terdiri atas dua bagian, yaitu bagian dengan susunan
rantai yang teratur (kristalin) dan bagian susunan rantai yang tidak teratur (amorf).
Derajat kristalinitas adalah suatu polimer berpengaruh besar terhadap sifat polimer
yang terkait dengan penggunaannya. Pada umumnya selulosa bersifat relatif
kristalin (Sjostrom,1981).
1.2. Permasalahan
1. Daun gebang yang diambil berasal dari hutan di desa Rondaman Dolok,
kecamatan Portibi, kabupaten Padang Lawas Utara.
2. Klas gebang yang digunakan adalah Monocotyledonae
3. Isolasi MKS dari α-selulosa dilakukan melalui hidrolisis asam
menggunakan HCL 2,5 N
4. Parameter yang digunakan selulosa, α-selulosa dan MKS dari daun gebang
adalah uji FTIR dan uji XRD
1. Untuk menentukan kadar selulosa, α-selulosa dan MKS dari daun gebang?
2. Untuk menentukan derajat kristalisasi dan tingkat perubahan derajat
kristalinitas selulosa, α-selulosa dan MKS dari daun Gebang
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gebang
Gebang atau agal adalah nama sejenis palma tinggi besar dari daerah
dataran rendah. Nama ilmiahnya adalah Corypha utan Lamk. Palma ini tumbuh
menyebar di dataran rendah hingga ketinggian sekitar 300 m dipermukaan laut
(Hadi,2016).
Gebang atau tune , sejenis tanaman palm yang banyak tumbuh didaerah
desa Rondaman Dolok, kecamatan Portibi, kabupaten Padang Lawas Utara.
Gebang tergolong jenis monokarfik yaitu setelah berbunga dan berbuah tanaman
ini akan mati pada umur sekitar 30-40 tahun. Menurut penelitian, satu batang
gebang mempunyai potensi biomassa rata-rata 2.8 ton (asumsi diameter rata-rata
60 cm, tinggi batang 20 m, dan densitas kayu 0,5 g/cm 3 ) yang bisa dimanfaatkan
pada pohon gebang ada beberapa yang potensi untuk dikembangkan menjadi
produk bernilai ekonomi tinggi sekaligus artistik (Budiana dkk.,2012)
Karbohidrat(%) - - - - 64,5
Tanin(%) - - - - 6,4
(Sulistyo,2002).
Kandungan kimia pada 100 g batang gebang yaitu 11,995 g air, protein
0.691 g, karbohidrat 86.594 g, amilosa 32.726 g, amilopektin 51.11 g,
glukomanan 12.278 g, kalsium (Ca) 100.52 mg, phospor (P) 136.74 mg, besi Fe)
2.2 Selulosa
OH OH
H H
H H H H
O OH O OH
HO O OH
H HO H HO
H H H H
HO H HO H
O O
OH O OH O
H H H H
H H
OH n OH
Selulosa adalah komponen utama dari beberapa serat alam, seperti kapas,
batang, rami, dan lain-lain. Polimer alam ini dijumpai 1-3 dari beberapa jenis
tumbuhan dan juga dapat diperoleh atau dihasilkan dari proses fotosintesis.
Selulosa yang secara langsung dapat dijadikan serat sangatlah terbatas dan
yang lazim dilakukan ialah memproses larutan turunan selulosa dan kemudian
membuat polimer itu menjadi bentuk yang dikehendaki (misalnya serat atau
lapisan tipis) setelah selulosa dikembalikan lagi. Selulosa yang diperoleh dengan
cara itu disebut teregenerasi. Sangat sukar untuk mengukur massa molekul nisbi
selulosa karena (i) tidak banyak pelarut untuk selulosa,(ii) selulosa sangat
cenderung terombak selama proses, dan (iii) cukup rumit menggunakan selulosa
dari sumber yang berbeda. Cara yang acapkali dipilih ialah menitratkan selulosa
dengan cara tak merusak dan massa molekul nisbi bagi selulosa didapat dari
nitratnya. Dengan cara itu diperoleh massa molekul nisbi selulosa kapas sekitar
satu juta (Cowd, 1991).
Selulosa tidak memiliki rasa, tidak berbau, tidak larut dalam air dan
sebagian pelarut organik. Selulosa dapat dipecah menjadi unit-unit kimia glukosa
dengan mereaksikan dengan asam pekat pada suhu tinggi. Dibandingkan dengan
pati, selulosa jauh lebih bersifat kristal. Dimana pati mengalami transisi kristal
menjadi amorf ketika dipanaskan dalam air pada suhu mencapai 60-70 0C.
Sedangkan selulosa membutuhkan suhu 320 0C dan tekanan Mpa untuk menjadi
amorf dalam air (Deguchi,S.2006).
10
11
12
Mikrokristal selulosa (MKS) pertama kali ditemukan pada tahun 1955 oleh
Battista dan Smith dan pertama kali dikomersialkan dengan nama Avicel ®(
FMC,2013). Pada tahun 1964 perusahaan FCM memperkenalkan Avicel ® PH
untuk industri perabotan sebagai bahan untuk penekanan tablet secara langsung(
Albers,2006).
Sumber MKS yang biasa digunakan untuk perobatan adalah kayu, dimana
rantai selulosa dipadatkan pada satu lapisan yang dijaga kestabilannya dengan
polimer ikat silang (lignin) dan ikatan hidrogen kuat. Kapas juga merupakan
selulosa yang memungkinkan untuk MCC (Shlieout et al, 2002).
13
14
15
e. Proses enzim
2.5. Lignin
16
1. Lignin guasil : terdapat pada kayu daun jarum (26 – 32%), produk
polimerisasi dari koniferol alkohol
2. Lignin guasil-siringil : merupakan ciri kayu daun lebar (20 – 28%), pada
kayu tropis >30%, merupakan kopolimer dari koniferol alkohol dan sinapil
alkohol, perbandingan 4:1 sampai 1:2 untuk kedua unit monomer.
2.6 Hemiselulosa
17
18
19
Dimana :
IAm merupakan intensitas minimum pada 2θ (±180)
I002 merupakan intensitas maksimum pada 2θ (200- 220) (Segal, 1962)
20
METODE PENELITIAN
Sampel daun gebang berasal dari hutan di desa Rondaman Dolok, kecamatan
Portibi, kabupaten Padang Lawas Utara. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
Kimia Polimer FMIPA USU,Laboratorium Kimia Fisika FMIPA USU,
Laboratorium Kimia Organik FMIPA UGM, Laboratorium Pusat Penelitian
Fisika – UNIMED.
Termometer Fisher
Oven Carbolite
Alat refluks -
Magnetic Stirrer -
21
Daun Gebang -
Aquadest -
NaOCl 12 % -
Disediakan HNO3 65% sebanyak 107,7 ml, dimasukkan kedalam labu takar 2000
ml, kemudian diencerkan dengan aquadest sampai garis batas, dihomogenkan.
22
Disediakan NaOCL 12% sebanyak 145,8 ml, dimasukkan kedalam labu takar
1000 ml, kemudian diencerkan dengan aquadest sampai garis batas,
dihomogenkan.
Sebanyak 175 g NaOH pellet, kemudian dilarutkan dengan aquadest dalam beaker
glass. Larutan dipindahkan kedalam labu takar 1000 ml dan diencerkan sampai
garis batas, dihomogenkan.
Disediakan H2O2 30 % sebanyak 333,3 ml, dimasukkan kedalam labu takar 1000
ml, kemudian diencerkan dengan aquadest sampai garis batas, dihomogenkan.
Disediakan HCL 12 N sebanyak 52 ml, dimasukkan kedalam labu takar 250 ml,
kemudian diencerkan dengan aquadest sampai garis batas, dihomogenkan.
Diambil daun gebang yang sudah tua. Selanjutnya dibilas dengan air bersih, daun
gebang yang sudah dibilas dengan air kemudian dijemur 4 hari dibawah sinar
matahari, setelah kering dipotong-potong kecil berukuran 1 cm sampai terbentuk
daun gebang ukuran kecil.
23
Selulosa yang telah dihasilkan dimasukkan kedalam beaker glass 1000 ml,
ditambahkan 500 mL larutan NaOH 17,5 % ,dipanaskan diatas pemanas pada
suhu 80oC selama 0,5 jam ,disaring dan dicuci hingga filtrat netral. Kemudian α-
selulosa diputihkan dengan H2O2 10% pada suhu 60oC selama 15 menit ,disaring
dan dicuci dengan aquadest , α- selulosa basah dikeringkan pada suhu 60oC dalam
oven lalu disimpan dalam desikator,hasil yang terbentuk adalah α-selulosa kering ,
kemudian α-selulosa dikarektrisasi dengan uji FTIR, dan uji XRD
(Ohwoavworhua, 2005).
24
Film hasil pencampuran dijepit pada tempat sampel kemudian diletakkan pada
alat ke arah sinar infra merah. Hasilnya akan direkam ke dalam kertas berskala
berupa aliran kurva bilangan gelombang terhadap intensitas.
Karakterisasi XRD dilakukan untuk mengetahui kristalinitas dan jenis fasa yang
dihasilkan. Proses karakterisasi yaitu pada awalnya sampel ditempatkan pada
holder kemudian dipadatkan. Setelah padat, sampel ditembak dengan sinar X
yang memililki panjang gelombang 10 -10 sampai dengan 5-10 nm, berfrekuensi
1017 – 1020 Hz dan memiliki energi 103 – 106 V dan dihasilkan data berupa
kurva difraktogram yang merupakan kurva antara 2 (sudut) dengan besarnya
intensitas.
25
26
27
28
29
30
4.2.1 Penentuan kadar Selulosa, α-selulosa dan MKS pada Daun Gebang
Tabel 4.1 Jumlah Perolehan selulosa, α-selulosa dan MKS dari daun gebang
31
s e lu lo s a
m ik ro k ris ta l s e lu lo s a
60
a lp h a s e lu lo s a
50
40
30
%T
20
10
Gambar 4.5. Spektrum FTIR selulosa, α – selulosa, dan MKS dari daun gebang
33
34
Selulosa 47,4
α-selulosa 95,58
96,96
MKS
35
36
500
XRD selulosa
400
400
intensitas
300
300
intensitas
200
200
100
100
0
0
10 20 30 40 50 60 70 80
10 20 30 40 50 60 70 80
2 theta 2 theta
mikrokristal selulosa
2000
1800
1600
1400
intensitas
1200
1000
800
600
400
200
0
10 20 30 40 50 60 70 80
2 theta
Tabel 4.5. Besar Sudut 2θ pada IAmdan I002 Selulosa, α-selulosa, dan MKS
Dari gambar 4.6 di atas, maka dapat diukur tingkat perubahan derajat
kristalinitas. Intensitas suatu difraktogram menunjukkan kerapatan susunan atom
dan kesempurnaan kristal yang terbentuk. Dari difraktogram terlihat bahwa
semakin tinggi suhu pemanasan yang diberikan ketika sintesis menghasilkan
intensitas yang semakin tinggi juga. Begitu pula dengan lebar setengah
puncaknya, semakin tinggi suhu pemanasannya, semakin kecil pula lebar setengah
puncak pada difraktogramnya dan semakin ramping puncak yang muncul. Hal ini
37
38
5.1.Kesimpulan
5.2. Saran
Berdasarkan penelitian dan hasil yang diperoleh, maka disarankan agar penelitian
selanjutnya untuk melakukan pengaruh waktu hidrolisis terhadap derajat
kristalinitas dari selulosa yang dihasilkan.
39
Asko, K., Veli, V., Leif, R., Kari, P., Olli, D., Kari,V. “Process For Producing
Microcrystaline Cellulose”, United States Patent Application
Publication(0112193)(2013).
Carlin, B. 2008. Direct Compression and The Role of Filler- Binders. In:
Augsburger. L.L. Pharmaceutical Dosage Forms : Tablet. Informa : 173-
216
Cowd, M.A. 1991. Kimia Polimer, Alih bahasa Drs. Harry Firman, M.Pd.
Penerbit ITB, Bandung
40
Hadi, T. S., Jokosisworo, S., & Manik, p. (2016). Alternatif Bahan Komposit
Pembuatan Kulit Kapal Ditinjau dari Kekuatan Tarik, Bending dan Impact,
4(1),232-331.
Haygreen JG, JL Bowyer. 1989. Hasil Hutan dan Ilmu Errki,I.S.R., Leif,
R.,Veli,M.V.,K., Olli,D., Kari, V.”Manufacturing of Microcellulose”,
United States Patent Application Publication(0179912)(2014). Kayu :
Suatu Pengantar. Sutjipto A. Hadikusuma, penerjemah. Yogyakarta:
Gadjah Mada University Press. Terjemahan dari :Forest Products and
Wood Science, An Introduction
Maha, M.I., EI-Zawawy, W.K., Y., Koschella, A and Heinze, T.”Cellulose and
Microcrystalline and Characterization”. Cellulose. (2013) DOI
10.1007/s10570-0139992-5.
Naiola BP,2004. Studi Awal terhadap Potensi Gebang ( Corypha Utan Lamk).
Savana NTT sebagai Sumber Pangan dan Minuman Baru serta Bahan
Dasar Industri Alkohol. Berita Biologi 7(3), 196-172
41
42
Sulistyo J. 2002. Pembuatan Alkohol dari Nira Lontar untuk Kebutuhan Rumah
Sakit, Puskesmas dan Balai Pengobatan. Dalam: Program Tindak lanjut
Kerjasama LIPI- Pemerintah Daerah Nusa Tenggara Timur untuk
Pengembangan dan Pemanfaatan Sumberdaya Lahan Savana. Laporan
Akhir Proyek, 59-67.Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Wirjosentono, W., 1995. Analisis dan Karakterisasi Polimer. USU Press. Medan.
Penerbit Erlangga. Jakarta.
43
HNO3 3,5% dan NaNO2 NaOH 2% dan Na2SO3 diputihkan NaOCL 17.5%
Selulosa
44
α-selulosa
45
MCC
46
Oven Desikator
47
48
49
50
selulosa α-selulosa
MCC
52