SKRIPSI
SKRIPSI
SKRIPSI
Saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri, kecuali beberapa
kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Disetujui di
Medan, Januari 2018
ABSTRAK
Penelitian tentang sintesis grafena dari oksidasi grafit dan reduksi oksida
grafit menggunakan reduktor asam sitrat telah dilakukan. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui cara mensintesis grafena dari grafit dan mengetahui
apakah reduktor asam sitrat dapat mereduksi oksida grafena menjadi grafena.
Penelitian ini menggunakan metode termodifikasi Hummer dan analisis X-ray
Diffraction (XRD), Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-ray (SEM-
EDX), dan Konduktometer. Asam sitrat yang dipakai sebagai reduktor belum dapat
mereduksi oksida grafena menjadi grafena dengan baik dimana berdasarkan analisis
yang dilakukan masih terdapat gugus-gugus fungsional berupa gugus hidroksil,
karbonil, dan epoksi dengan jumlah yang sedikit berkurang. Hasil penelitian X-ray
Diffraction (XRD) menunjukkan bahwa terdapat puncak yang lemah dan melebar.
Data tersebut mengindikasikan bahwa grafena terbentuk. Hasil penelitian Scanning
Electron Microscope-Energy Dispersive X-ray (SEM-EDX) menunjukkan adanya
ukuran dan bentuk struktur yang kecil, tipis, dan tidak bertumpuk pada grafena. Hasil
penelitian Konduktometer menunjukkan peningkatan daya hantar listrik pada grafena
sebesar (105,8 μs/cm) dibandingkan dengan oksida grafena (50,8 μs/cm).
ii
ABSTRACT
The research about synthesize of graphene from oxide graphite and reduced
oxide graphite using citric acid as reducing agent was carried out. The aims of this
research are to find out how to synthesize Graphene from Graphite and determine
whether citric acid reducing agents can reduce Graphene into Graphene oxide. This
research used the modified Hummer method, the graphene was characterized by
using X-ray Diffraction (XRD), Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-
ray (SEM-EDX), and Conductomether. Citric acid is used as a reductant has not
been able to reduce oxides of Graphene into Graphene well which based on the
analysis carried out there are still functional groups such as hydroxyl, carbonyl, and
epoxy with a slightly reduced amount. The results of X-ray Diffraction (XRD) show
that the weak and broad peak appears at 2θ for grapheme. It indicated that graphene
is formed. The result of Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-ray
(SEM-EDX) shows there are small, thin, and no coalence structure of graphene. The
results of the analysis using Conductomether Graphene shows increased electrical
conductivity in Graphene by (105.8 microseconds / cm) compared with Graphene
oxide (50.8 microseconds / cm).
iii
Bismillahirrahmanirrahim,
Puji dan syukur penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah dan
Maha Penyayang, dengan limpah karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi ini dengan judul “SINTESIS GRAFENA DARI OKSIDASI
GRAFIT DAN REDUKSI OKSIDA GRAFIT MENGGUNAKAN REDUKTOR
ASAM SITRAT”.
Terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Rikson A.F.Siburian,
S.Si,M.Si,Ph.D selaku Dosen Pembimbing dengan setia telah meluangkan waktu,
pikiran dan tenaga untuk membimbing, mengarahkan dan memotivasi penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini. Terimakasih kepada Ibu Dr.Cut Fatimah Zahra, M.Si dan
Ibu Dr.Sovia Lenny, M.Si selaku Ketua Program Studi dan Sekretaris Program Studi
Kimia FMIPA-USU Medan, Dekan dan Wakil Dekan FMIPA-USU, seluruh staf dan
dosen, dan pegawai-pegawai program studi Kimia FMIPA-USU.
Terimakasih penulis sampaikan kepada orangtua tercinta, ayah tersayang
Mangarahon Harahap,Alm dan ibu tercinta Linawati Siregar Sp.d yang penuh
kesabaran dan tidak mengenal putusasa selalu memberikan motivasi, doa, tenaga,
pikiran untuk memotivasikan penulis selama perkuliahan sampai selesainya skripsi
ini serta kasih sayang yang tak henti-hentinya diberikan kepada penulis selama ini,
dan terimakasih untuk adik-adik tercinta Gilang Gumilang Harahap dan Nabila
Khoirul Bariyah Harahap atas dukungan semangat yang telah diberikan.
Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan kepada sahabat tercinta Urfi
Telek, Adib Minidibun, Cici Citel, Shara Guek, untuk setiap kenangan, kebersamaan
dan dukungan bagi penulis. Semua teman-teman seperjuangan angkatan Kimia 2013
atas dukungan, doa dan kebersamaan telah setia menemani sejak awal perkuliahan
hingga akhir penelitian. Setiap orang yang tidak disebutkan namanya yang telah
meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membantu penulis selama perkuliahan
hingga penulisan skripsi ini.
iv
Halaman
PENGESAHAN SKRIPSI
ABSTRAK ii
ABSTRACT iii
PENGHARGAAN iv
DAFTAR ISI v
DAFTAR TABEL viii
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN x
DAFTAR SINGKATAN xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Permasalahan 5
1.3 Tujuan Penelitian 5
1.4 Manfaat Penelitian 5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karbon 6
2.1.1 Sifat Fisika dan Kimia Unsur Karbon 6
2.2 Grafit 7
2.2.1 Sifat dan Kegunaan Grafit 9
2.3 Oksida Grafena 10
2.4 Grafena 11
2.4.1 Pembuatan dan Pemrosesan Grafena 13
2.4.2 Aplikasi dari Material Grafena 15
2.4.3 Aplikasi Grafena untuk Sel Bahan Bakar 16
vii
vii
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
viii
ix
xii
xii
PENDAHULUAN
Populasi dunia saat ini kurang lebih mencapai tujuh miliar penduduk, di
estimasi bertumbuh hingga mencapai sembilan miliar pada tahun 2050. Jumlah
tersebut akan terus bertambah bisa mencapai sembilan miliar pada
2100 (Lee,R.2011).Peningkatan jumlah penduduk dan perkembangan ekonomi yang
begitu cepat mengakibatkan kebutuhan energi semakin tinggi (Y. Cheng et al.,2012).
Energi merupakan urat nadi teknologi dan pengembangan ekonomi. Oleh karena itu,
keamanan, ketersediaan dan kemampuan penyediaan energi sangat fundamental bagi
kestabilan dan pengembangan ekonomi. Konsumsi energi dunia, 86 % bersumber
dari bahan bakar fosil, yaitu minyak (33 %), gas (23 %), dan batubara (30
%).(International Energy Agency in World Energy Outlook, 2011)
Bahan bakar fosil berkontribusi penuh bagi ketersediaan energi listrik dan total
kebutuhan energi dunia. Contoh: penyediaan energi listrik dunia (18.000) TWH
(Terawatt-jam) per tahun, setara dengan 40 % dari kebutuhan total energi manusia
(Schiermeier,Q et al.,2008) diperoleh dari bahan fosil. Namun demikian, ada
beberapa kelemahan dari bahan bakar fosil (i) polusi,penyumbang karbon dioksida
(efek rumah kaca). Emisi karbon dioksida diestimasi akan meningkat dari 29 menjadi
43 giga ton (Gt) per tahun (Chu, S et al.,2012). Hal ini juga penyumbang pemanasan
global saat ini, dan (ii) bahan bakar fosil merupakan sumber daya alam yang tidak
dapat diperbaharui, satu saat bahan bakar fosil akan habis dan ketersediaannya
semakin terbatas (Fischer, G et al.,2001). Dengan demikian, alternatif energi yang
murah serta dapat mengurangi ketergantungan akan bahan bakar fosil khususnya
untuk kendaraan menjadi penting, sehingga emisi gas rumah kaca dapat dikurangi
(Veld, F. 2012), contohnya gas hidrogen (H2). Hidrogen dapat digunakan sebagai
sumber energi alternatif dikarenakan ramah lingkungan, ketersediannya besar, dapat
diperoleh dari berbagai sumber daya alam yang dapat diperbaharui serta dapat
1.2 Permasalahan
2. Apakah reduktor asam sitrat dapat mereduksi oksida grafena menjadi grafena.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Karbon
Karbon merupakan unsur yang unik karena begitu banyak senyawa yang
dapat dibentuknya dan keragaman strukturnya. Dalam tabel periodik unsur karbon
memiliki simbol C dengan nomor atom 6 dan terletak pada golongan 4A atau 14 ,
periode 2 dan termasuk blok p. Konfigurasi elektron atom karbon adalah 1s 2 2s2 2p2
atau [He] 2s2 2p2 dengan susunan elektron dalam kulit atomnya adalah 2,4.
Berdasarkan konfigurasi elektronnya diketahui bahwa karbon memiliki 4 elektron
valensi. Empat elektron valensi karbon ini dapat digunakan untuk membentuk ikatan
kovalen dengan atom lain maupun dengan atom karbon yang lain. (Ratna khairunisa,
2008).
1) Sifat Fisika
Fasa pada suhu kamar : padat
Bentuk kristalin : intan dan grafit
Massa jenis : 2,267 g/cm³ (grafit) dan 3,513 g/c
(diamon)
Titik leleh : 4300-4700 K
Titik didih : 4000 K
Densitas : 2,267 g/cm3 (grafit) 3,515 g/cm3
(diamon)
Kalor lebur : 100 kJ/mol (grafit ) dan 120 kJ/mol
(diamon)
Kalor uap : 355,8 kJ/mol
Kalor jenis : 8,517 J/molK (grafit)
2) Sifat Kimia
Bilangan oksidasi : 4,3,2,1,0,-1,-2,-3,-4
Elektronegatifitas : 2,55 (skala pauli)
2.2 Grafit
Grafit merupakan alotrop karbon yang dapat menghantarkan arus listrik dan
panas dengan baik. Karena sifat inilah grafit biasanya digunakan sebagai elektroda
pada sel elektrolisis. Dalam struktur grafit setiap atom karbon membentuk ikatan
kovalen dengan tiga atom karbon lainnya membentuk susunan heksagonal dengan
struktur berlapis seperti tumpukan kartu. Karena atom karbon memiliki 4 elektron
valensi maka pada setiap atom karbon masih terdapat satu elektron yang belum
berikatan (elektron bebas). (Anonim I, 2006).
Sifat daya hantar listrik yang dimiliki oleh grafit dipengaruhi oleh elektron-
elektron yang tidak digunakan untuk membentuk ikatan kovalen. Elektron-elektron
ini tersebar secara merata pada setiap atom C karena terjadi tumpang tindih orbital
seperti pada ikatan logam yang membentuk awan atau lautan elektron. Oleh sebab itu
ketika diberi beda potensial, elektron-elektron yang terdelokalisasi sebagian besar
akan mengalir menuju anoda (kutub positif), aliran elektron inilah yang
menyebabkan arus listrik dapat mengalir. Sedangkan ketika salah satu ujung
dipanaskan maka elektron-elektron ini akan segera berpindah menuju bagian yang
memiliki suhu lebih rendah. Akibatnya panas tersebut akan menyebar ke bagian
grafit yang memiliki suhu lebih rendah. Struktur grafit dapat dilihat pada Gambar 2.1
Ikatan kovalen antar lapisan pada grafit relatif lebih lemah bila dibanding
ikatan kovalen antar atom dalam satu lapisan. Dengan adanya hal ini menyebabkan
grafit bersifat licin, karena lapisan yang berada dibagian atas mudah tergelincir atau
mudah tergeser.
Grafit memiliki warna kelabu dan umumnya grafit digunakan sebagai material
penghantar listrik atau konduktor listrik. Grafit dinamai oleh Abraham Gottlob
Werner pada tahun 1789 dengan mengambil kata dari bahasa Yunani. Grafit
digolongkan menjadi dua jenis, yaitu grafit alami dan grafit sintetik. Grafit sintetik
lebih murni dibandingkan grafit alami. Grafit sintetik merupakan produk yang dibuat
dari material karbon amorf melalui proses perlakuan khusus pada kondisi temperatur
tinggi. Grafit digunakan sebagai bahan pengisi khususnya dalam matriks polimer
karena memiliki konduktivitas listrik dan panas yang baik, serta memiliki sifat-sifat
pelumasan (lubrikasi) yang baik. Karena strukturnya yang berlapis, grafit memberi
sifat kekakuan dan dimensi yang stabil terhadap polimer (Cotton dan Wilkinson
(1989). Grafit sintetik digunakan dalam berbagai aplikasi seperti pengecoran logam,
karbon elektrik, pelat bipolar fuel cell, pelapisan, proses elektrolitik, sebagai bahan
pengisi konduktif, campuran karet dan plastik, serta untuk aplikasi pemboran.
Menurut Yen dan Schwickert, 2004, sifat dan kegunaan grafit adalah sebagai
berikut:
1) Memiliki titik leleh tinggi, sama seperti intan. Hal ini disebabkan ikatan kovalen
yang terbentuk sangat kuat sehingga diperlukan energi yang tinggi untuk
memutuskannya.
2) Memiliki sifat lunak, terasa licin dan digunakan pada pensil setelah dicampur
tanah liat.
3) Tidak larut dalam air dan pelarut organik, karena tidak mampu mensolvasi
molekul grafit yang sangat besar.
4) Dibanding intan, grafit memiliki massa jenis yang lebih kecil, karena pada
strukturnya terdapat ruang-ruang kosong antar lipatannya.
5) Berupa konduktor listrik dan panas yang baik. Karena sifat ini grafit digunakan
sebagai anoda pada baterai (sel Leclanche) dan sebagai elektroda pada sel
elektrolisis.
Bubuk grafit dan grafit, dalam aplikasi industri digunakan sebagai pelumas
kering. Penggunaan grafit dibatasi oleh kecenderungannya untuk memfasilitasi
terjadinya korosi dalam beberapa stainless steel, dan korosi galvanis antara logam
yang berbeda (karena konduktivitas listriknya). Grafit juga korosif terhadap
alumunium dalam kondisi udara yang lembab. Untuk alasan ini, angkatan udara
(AU) Amerika Serikat melarang penggunaannya sebagai pelumas dalam pesawat
aluminium dan dalam senjata otomatis berbahan aluminium. (Lavrakas, 1957).
Dimana, hanya posisi atom karbon dalam oksida grafena ditambah dengan
kehadiran kelompok atom oksigen yang tidak hanya memperluas jarak antar lapisan
tapi juga membuat lapisan atom yang tebal dan bersifat hidrofilik. Sebagai hasilnya,
oksidasi lapisan ini dapat berinteraksi dengan air dibawah perlakuan ultrasonifikasi.
(Novoselov et al, 2004).
Sifat yang menarik dari oksida grafena (OG) adalah dapat tereduksi menjadi
grafena, oleh pemindahan atau penghilangan kelompok oksigen, yang mana
diperolehnya kembali struktur grafena melalui penghubungan struktur. Reduksi
lapisan oksida grafena pada umumnya mempertimbangkan metode kimia untuk
memperoleh grafena (Eda dan Chhowalla, (2010). Sasaran langsung yang ingin
dicapai dari reduksi ini adalah menghasilkan material grafena yang hampir serupa
2.4 Grafena
Saat ini, grafena merupakan material karbon yang sangat menjanjikan untuk
digunakan dalam berbagai aplikasi, baik dalam bidang teknologi ataupun industri.
Sejarah penemuan grafena pada tahun 2004 kelompok riset dari Universitas Manchester
yang dipimpin oleh Andre K. Geim dan Kostya Novoselov menemukan suatu bahan
semikonduktor yang disebut "Graphene". Nama grafena berasal dari GRAPHITE + -ENE ;
grafit sendiri terdiri dari banyak lembaran grafena yang ditumpuk secara bersama. Model
struktur grafena dapat dilihat pada Gambar (Carlsson,J.M . 2007).
Metode yang telah dikembangkan untuk membuat grafena terbagi menjadi dua,
yaitu pembelahan grafit menjadi lapisan-lapisan grafena (top down) dan penumbuhan
grafena secara langsung dari atom-atom karbon (bottom up).
1) Pengelupasan
Dalam metode pengelupasan (exfoliation), kristal grafit dibelah-belah
menjadi lapisan-lapisan grafena. Cara yang paling awal adalah dengan selotip yang
ditempelkan pada grafit lalu dikelupas. Sebagian material yang terambil kemudian
ditempel selotip lagi dan dikelupas, demikian seterusnya sampai didapatkan lapisan
yang sangat tipis yang mungkin hanya terdiri dari satu lapisan grafena (Novoselov et
al, 2004).
Cara lain untuk membelah grafit adalah dengan pelarutan atau dispersi dalam
cairan. Salah satu metode adalah pelarutan dalam larutan surfaktan SDBS (Sodium
Dodecylbenzene Sulfonate). (Lotya et al, 2009). Dalam larutan ini, grafit yang
hidrofobik dibasahi oleh air dan lapisan-lapisan grafena terlepas dengan sendirinya.
Setelah itu dilakukan pengendapan dan pengeringan sehingga grafena dapat
Peran utama dari grafena sebagai bahan pendukung adalah sebagai jangkar
dan pendistribusi homogen partikel logam dengan ukuran nanopartikel. (Seger dan
Kamat (2009). Aplikasi lainnya untuk grafena ditunjukkan pada Tabel ( Novoselov,
K,. 2012).
Sel bahan bakar terdiri dari sumber bahan bakar dan membran. Sel bahan bakar
menggunakan hidrogen sebagai bahan bakar dan menghasilkan arus searah.
O O
HO OH
OH
Keasaman asam sitrat didapatkan dari tiga gugus karboksil – COOH yang
dapat melepas proton dalam larutan. Jika hal ini terjadi, ion yang dihasilkan adalah
ion sitrat (C6H5O73-). Sitrat sangat baik digunakan dalam larutan penyangga untuk
mengendalikan pH larutan. Ion sitrat dapat bereaksi dengan ion logam membentuk
garam sitrat. Selain itu, sitrat dapat mengikat ion-ion logam dengan pengkelatan,
sehingga dapat digunakan sebagai pengawet dan reduktor. Ion sitrat dapat bereaksi
dengan banyak ion logam dengan pengkhelatan karena adanya anion karboksilat
sebagai ligan polidentat yang mampu membentuk cincin kelat dengan ion logam,
sehingga digunakan sebagai bahan sabun dan deterjen.
Asam sitrat juga digunakan untuk memulihkan bahan penukar ion yang
digunakan pada alat penghilang kesadahan dengan menghilangkan ion-ion logam
yang terakumulasi pada bahan penukar ion tersebut sebagai kompleks sitrat.
Asam sitrat dalam industri digunakan sebagai bioteknologi dan obat–obatan
untuk melapisi (passivate) pipa mesin dalam proses kemurnian tinggi sebagai ganti
asam nitrat, karena asam sitrat dapat menjadi zat berbahaya setelah digunakan untuk
keperluan tersebut.
3) Sistem vakum, karena elektron sangat kecil dan ringan maka jika ada molekul
udara yang lain elektron yang berjalan menuju sasaran akan terpencar oleh
tumbukan sebelum mengenai sasaran sehingga menghilangkan molekul udara
menjadi sangat penting.
2.9 Konduktometri
yang besar. Daya hantar listrik (G) merupakan kebalikan dari tahanan (R), sehingga
daya hantar listrik mempunyai satuan ohm-1 . Bila arus listrik dialirkan dalam suatu
larutan mempunyai dua elektroda, maka daya hantar listrik (G) berbanding lurus
dengan luas permukaan elektroda (A) dan berbanding terbalik dengan jarak kedua
elektroda (l).
G = l/R = k (A / l)
semakin bertambah maka partikel tersebut secara tidak langsung akan mendapat
tambahan energi dari luar dan dari sinilah energi kinetik yang dimiliki suatu partikel
semakin tinggi (gerakan molekul semakin cepat). Sehingga semakin sering suatu
konduktor menerima sentuhan dari ion-ion larutan (Khoirul Anam, 2010)
BAB 3
METODE PENELITIAN
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Oktober 2017 sampai bulan
November 2017 di Laboratorium Kimia Analitik FMIPA-USU, Analisis sampel
SEM di Laboratorium FMIPA UGM Jogjakarta, Analisis sampel XRD di
Laboratorium Fisika FMIPA-UNIMED dan Analisis sampel Konduktometer di
Laboratorium Fisika FMIPA UGM Jogjakarta.
3.2.1 Alat
- Timbangan Analitik Ohauss
- Labu Erlenmeyer Pyrex
- Gelas Ukur Pyres
- Labu Ukur Pyrex
- Kaca Arloji
- Batang Pengaduk
- Magnetic Stirrer
- Pipet Tetes
- Tabung Reaksi Pyrex
- Rak Tabung Reaksi
- Hotplate
- Spatula
- Plastik
- Karet
- Botol Vial
- Alat Ultrasonikasi
- Alat Sentrifugasi
- Alat Konduktometer
- XRD Shimandzu
- SEM Shimandzu
3.2.2 Bahan
- Akuades
Grafit
+ NaNO3
+ H2SO4
+ KMnO4
+ H2O2
Sentrifuse 3000 rpm,
10 menit
Oksida Grafit
Sentrifugasi 3000 rpm, 20 menit
menit
Oksida Grafena
Disaring
Residu Filtrat
Dikeringkan selama 2 hari
Grafena
Dikarakterisasi
BAB 4
pada 2θ = 23,88° yang sesuai garis difraksi C(002) dengan jarak antar partikel
berturut-turut adalah 3,36 Å dan 3,72 Å. C(002) merupakan karakteristik dari
intensitas atom karbon yang masih di dominasi oleh fase heksagonal. Data yang di
peroleh ini merupakan ciri-khas struktur kristal dari grafit (Chen dan Yan, (2009).
Grafit yang diukur pada tegangan 15,0 keV, terlihat bahwa spektrum tersebut
merupakan karakteristik sinar X yang ditangkap oleh dektektor Si, selain itu data
EDX tersebut menunjukan adanya atom karbon (C) yang ditangkap oleh detektor
yang memiliki besaran energi masing-masing pada 0,15 keV dan 0,25 keV. Gambar
4.3 terlihat pada karbon memiliki intensitas yang besar karena struktur grafit terdiri
dari ikatan–ikatan karbon.
MnO2
2H2O2 O2 + 2H2O
bersifat asam dari oksida grafena yang mana apabila tidak dinetralkan maka reaksi
oksidasi akan terus berlangsung dan dengan penambahan H2O membantu
pengelupasan kulit dari lembaran grafena oksida sehingga menghasilkan suspensi
stabil dalam H2O (Paredas et al., 2010). Hasil shaker (pengocokan) berupa larutan
berwarna coklat kehitaman disaring dan dikeringkan dalam oven pada suhu 80 0C,
pemanasan ini bertujuan untuk mengurangi kadar air yang terdapat dalam oksida
grafena (Li et al., 2012). Oksida grafena yang dihasilkan berupa sampel padatan
kemudian dianalisis dengan menggunakan XRD, SEM-EDX dan Konduktometer.
Pola XRD khas untuk oksida grafena memberikan data difaktogram yang
menampilkan puncak C(002) disekitar sudut difraksi (2Ɵ) 26,40 dengan jarak antar
partikel sebesar 3,37Å dengan intensitas 712 counts . Terlihat juga pada gambar 4.4
puncak grafit bergeser kebawah menjadi 11,60, dengan jarak antar partikel adalah
7,5Å sesuai dengan d-spacing dari 0,885 nm-1. Peningkatan jarak antar partikel pada
oksida grafena disebabkan karena kehadiran gugus-gugus fungsi oksigen dan
molekul air ke dalam struktur lapisan karbon. (Quintana et al, 2012). Karena
penambahan oksidator untuk mempercepat terjadinya poses oksidasi maka muncul
puncak kecil yang terlihat disekitar 11,60, 20,10, 22,60, 23,90 yang menunjukan
bahwa sebagian kecil oksida grafena tidak secarah penuh terinterkalasi dengan atom
oksigen (Hsiao et al, 2010). Puncak 11,60 yang terlihat pada spektra XRD merupakan
puncak khas dari oksida grafena (Siburian, 2012).
Gambar 4.5 Hasil SEM Oksida Grafena 1000x(A), 2500x(B) dan 5000x(C)
Hasil analisis SEM dari oksida grafena pada pembesaran 1000x(gambar a),
2500x(gambar b) dan 5000x(gambar c), terlihat luas permukaan dari oksida grafena
memiliki ukuran yang lebih kecil 24,0 μm dengan agregat yang terbentuk sangat
berkaitan erat satu sama lain dibandingkan dengan grafit, selain itu pada oksida
grafena memiliki kontras hampir seragam yang berukuran beberapa mikrometer dan
tersusun dalam konfigurasi edge to edge dengan sedikit lipatan yang signifikan
akibat adanya tumpang tindih. Dari gambar topografi khas dari SEM terlihat
penumpukan oksida grafena yang mulai berkurang, yang disebabkan telah terjadi
pengelupasan struktur pada grafit (Zhu et al., 2008). Analisis spektra hasil EDX
ditunjukan pada gambar dibawah ini :
Pada spektra EDX ini menunjukkan intensitas atom karbon (C) yang ditangkap
oleh dektektor pada 0,15 keV mengalami penurunan sedangkan atom oksigen (O)
mengalami peningkatan pada 0,25 keV. Perbandingan elemen C dan O oksida
grafena dari grafit dapat dilihat pada tabel 4.1:
Alumanium ( Al ) 1.032
Silicon ( Si ) 1.206
Kalium ( K ) 0.187
Pada data tabel terlihat penurunan atom C dan peningkatan atom O pada
oksida grafena ini yang disebabkan oleh proses oksidasi yang terjadi pada struktur
grafit.
menunjukkan hampir semua gugus oksigen pada oksida grafena tereduksi dengan
menggunakan asam sitrat.
Gambar 4.9 menunjukkan data spektra EDX dari grafena yang diukur pada
tegangan 13 keK. Data ini menunjukan terjadinya penurunan intensitas atom O
pada grafena (6,828) dibandingkan dengan oksida grafena (1,886) yang ditangkap
oleh detektor pada 0,25 keV.
berjalan. Asam sitrat diketahui juga memiliki sifat elektrolit kuat karena bisa
terionisasi dalam air sehingga mempunyai kemampuan untuk menghantar arus listrik
secara baik dengan melibatkan gugus fungsi dari asam sitrat (hidroksil) tersubstitusi
pada inti aromatik. (Stoller, at al. 2008)
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan :
1) Grafena dapat disintesis dari grafit menggunakan metode Hummer dengan
asam sitrat sebagai reduktornya. Grafit dioksidasi oleh asam dan oksidator
kuat ( H2SO4, NaNO3, H2O2, dan KMnO4 ) menghasilkan oksida grafena
kemudian direduksi oleh asam sitrat menghasilkan grafena.
2) Asam sitrat yang dipakai sebagai reduktor belum dapat mereduksi oksida
grafena menjadi grafena dengan baik dimana berdasarkan analisis yang
dilakukan masih terdapat gugus-gugus fungsional berupa gugus hidroksil,
karbonil, dan epoksi dengan jumlah yang sedikit berkurang.
5.2 Saran
Adapun beberapa saran untuk penelitian selanjutnya adalah :
1) Perlu dilakukan penelitian menggunakan asam sitrat berupa cairan dengan
peningkatkan konsentrasi lebih besar dari 10 M.
2) Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan reduktor selain
Asam Sitrat dan penambahan analisis menggunakan TEM untuk mengetahui
luas permukaan dari grafena yang lebih spesifik.
Chen Dong Xiaon, at al., 2012. Materials Science and Engineering: An Introduction.
6th edition. John Wiley and Sons. Inc
Dong , X at al, 2012. Chemically derived graphene oxide: towards large-area thin-
film electronics and optoelectronics. Adv Mater. 22(22). 2392–415
Frank, I. W., Tanenbaum, D. M., Van Der Zande, A.M., and McEuen, P. L.
Mechanical properties of suspended graphene sheets. J. Vac. Sci. Technol. B
25, 2558-2561 (2007).
Fessenden dan Fessenden. 1986. Kimia Organik jilid 1. Edisi ke-3. Pudjaatmaka A.
H. penerjemah. Jakarta. Erlangga. Terjemahan dari Organic Chemistry
A.Fan, 2008. "Graphene Gazing Gives Glimpse Of Foundations Of Universe",
ScienceDaily, 2008-04-04, diakses 2008-04-06
is-try.org.
Li, Xuesong. Cai. An. Kim. Nah. Yang. Piner. Jung. Tutuc. Colombo. Ruoff1. 2009.
Large-Area Synthesis of High-Quality and Uniform Graphene Films on
Copper Foils.Science.324: 5932. 1312 – 1314
Lees, W. et al, 2009. Measurement of the elastic properties and intrinsic strength of
monolayer graphene. Science. 321 (5887). 385–8
Novoselov, K. S. et al., Two-dimensional gas of massless Dirac fermions in
graphene.Nature 438, 197-200 (2005)
Parades,atal.,2010.Thereduction
ofgraphemeoxide.doi:10.1016/j.carbon.2010.11.010. China. Shenyang
1. Foto-Foto Penelitian
H2SO4 KMnO4
800C
Dikarakterisasi