2018
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/6386
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
STUDI TERHADAP KINERJA GRAFIT DAN GRAFENA
SEBAGAI ELEKTRODA PADA
SEL BATERAI PRIMER
TESIS
TESIS
TESIS
Saya menyatakan bahwa tesis ini adalah hasil karya sendiri, kecuali beberapa kutipan
dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.
Sebagai sivitas akademika Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan
dibawah ini
Studi terhadap Kinerja Grafit dan Grafena sebagai Elektroda pada Sel Baterai Primer
Beserta perangkat yang ada (jika diperlukan), dengan Hak Bebas Royalti Non
Eksklusif ini, Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalih media,
memformat, mengelola dalam bentuk data-base, merawat dan mempublikasikan tesis
saya tanpa meminta izin dari saya selama mencantumkan nama saya sebagai penulis
dan sebagai pemegang dan atau sebagai penulis dan sebagai pemilik hak cipta.
ABSTRAK
Sintesis grafena dengan grafit komersil telah berhasil dilakukan dengan Metode
Hummers. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakterisasi grafit dan grafena
dan kinerja dari grafit dan grafena yang digunakan sebagai elektroda pada sel baterai
primer. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah XRD, XRF dan
konduktometri. Analisis struktur pada grafit dengan XRD menghasilkan puncak
difraksi C(002) pada 2 = 26.369ᵒ dengan d-spacing 3.37721 Ǻ dengan hasil sintesis
grafena mengalami penurunan puncak difraksi pada 2 = 23.98ᵒ dengan d-spacing
3.707 Ǻ. Analisis unsur pada grafit dan grafena dengan XRF menghasilkan unsur
karbon dengan persentase yang paling besar bahkan setelah terdeposit dengan Mn
dan Cu. Analisis morfologi pada grafena dengan foto SEM menunjukkan pada
grafena terdapat ukuran pori yang semakin kecil dan permukaan yang berkerut.
Kinerja dari grafit dan grafena diukur dengan hasil uji konduktivitas grafena,
Mn/grafena dan Cu/grafena sebesar 939 µS cm-1 , 551,4 µS cm-1 dan 481,1 µS cm-1
masing-masing. Penelitian ini membuktikan bahwa grafit dan grafena berpotensi
digunakan sebagai elektroda pada sel baterai primer.
ABSTRACT
DATA PRIBADI
Telepon/Hp : 085297067224
Email : dessy.rs97@gmail.com
DATA PENDIDIKAN
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, dan shalawat beserta
salam kepada Rasulullah SAW karena berkat rahmat dan Karunia-Nya lah sehingga
tesis ini dapat diselesaikan.
Tesis dengan judul: Studi terhadap Kinerja Grafit dan Grafena sebagai
Elektroda pada Sel Baterai Primer merupakan salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Magister Sains pada Program Pascasarjana Ilmu Kimia FMIPA USU.
Keberhasilan dari penelitian dan penulisan tesis ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung. Pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Rektor Universitas Sumatera Utara, Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H, M.Hum atas
kesempatan yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan
pendidikan Program Magister Sains.
2. Dekan Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera
Utara, Dr. Kerista Sebayang, MS, atas kesempatan yang diberikan kepada penulis
untuk menjadi mahasiswa Program Magister Sains pada Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Jamahir Gultom, Ph.D dan Bapak Rikson Siburian, M.Si, Ph.D selaku
Komisi Pembimbing yang memberikan arahan kepada Penulis dengan penuh
hingga selesainya penelitian dan tesis ini.
4. Ketua Program Studi Magister Ilmu Kimia, Prof. Dr. Tamrin, M.Sc dan
Sekretaris Program Studi Magister Ilmu Kimia Dr. Andriayani, MSi., serta
seluruh Staf Pengajar Program Studi Magister Imu Kimia Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara atas kesempatan dan bantuan selama mengikuti
program pendidikan Magister Ilmu Kimia dan kak Lely selaku staf di
Pascasarjana Ilmu Kimia USU.
5. Orang tua penulis, Bapak Armen dan Ibu Hamidah, yang telah membesarkan
dengan penuh kasih sayang, mendidik, memberikan segalanya dan mendoakan
dalam keadaan apapun untuk Penulis, adik-adikku tersayang Dimas Agung
Prasetya dan Dennis Ade Firmansyah, dan Mas Thyyo Siddiq Rahmana yang
memberikan motivasi dan doa kepada Penulis untuk berjuang menyelesaikan
pendidikan Magister Ilmu Kimia di Sekolah Pascasarjana F-MIPA USU.
Halaman
PENGESAHAN TESIS i
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ii
ABSTRAK iii
ABSTRACT iv
RIWAYAT HIDUP v
PRAKATA vi
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL xiii
DAFTAR GAMBAR xiv
DAFTAR LAMPIRAN xvi
DAFTAR SINGKATAN xviii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Pembatasan Masalah 4
1.4 Tujuan Penelitian 4
1.5 Manfaat Penelitian 5
1.6 Lokasi Penelitian 5
1.7 Metodologi Penelitian 5
DAFTAR PUSTAKA 65
LAMPIRAN 72
GO = Grafena Oksida
rGO = reduksi Grafena Oksida
XRD = X-Ray Diffraction
XRF = X-Ray Flouresence
SEM = Scanning Electron Microscope
Pada dasarnya berdasarkan reaksi kimia, baterai terbagi atas dua jenis yaitu
baterai primer (single use battery) dan baterai sekunder (rechargeable battery)
(Jubile, 2010). Baterai primer lebih banyak digunakan dalam kehidupan manusia,
misalnya pada perangkat elektronik yang kebutuhan dayanya rendah karena
penyusun komponen baterai primer yang sederhana. Komponen utama pada baterai
primer adalah batang karbon sebagai katoda (kutub positif baterai), seng (Zn) sebagai
anoda (kutub negatif baterai) dan pasta campuran MnO2, serbuk karbon dan NH4Cl
sebagai elektrolit (penghantar) (Djuniardi, et al., 2011)
Grafena merupakan satu lapis material transparan yang terbuat dari grafit
berbentuk karbon, plat lapis tipis dengan ikatan sp2 yang disusun secara heksagonal
(Lammert, Rozo dan Whittier, 2009). Sejak dilaporkan pada 2004, grafena telah
menarik minat besar karena sifat elektron, termal, dan mekanik yang unik yang
timbul dari struktur dua dimensi dan bagaimana aplikasi teknis potensinya (Fan, et
al., 2008).
Grafena adalah substrat yang sangat baik untuk memuat nanomaterial untuk
aplikasi energi karena luas permukaan yang besar, konduktivitas yang sangat baik,
kekuatan mekanik, stabilitas kimia dan ringan. Grafena yang memiliki keunggulan
unik tersebut tidak terdapat di alam, sehingga perlu disintesis dari grafit yang
memiliki jumlah yang melimpah di alam. Metode yang terkenal dalam pembuatan
grafena yakni metode pemecahan yang meliputi metode mekanik dan kimia. Dengan
potensi grafena yang besar maka perlu melakukan penelitian dengan membuat
perbandingan grafit/grafena, mangan/grafit, mangan/grafena, tembaga/grafit dan
tembaga/grafena. Langkah awal yang dilakukan peneliti yakni mensintesis grafit
menjadi grafena yang akan dilanjutkan dengan aplikasi ke dalam elektroda sel
baterai primer. Adapun masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana karakteristik grafit dan grafena sebagai elektroda pada sel baterai
primer.
2.1 Baterai
Dalam kehidupan sehari-hari baterai yang sering digunakan terdiri dari dua
jenis berdasarkan kemampuannya untuk dikosongkan (discharged) dan diisi ulang
(recharged) yaitu baterai primer dan baterai sekunder (Buchman, 2001).
A. Baterai Primer
Baterai primer merupakan baterai sekali pakai atau baterai yang sifatnya
tidak dapat diisi ulang menggunakan arus listrik (full discharged) Ada beberapa
macam baterai primer yang sering digunakan oleh masyarakat (Buchman, 2001).
a. Zinc Chloride dan Carbon Zinc. Umumnya baterai ini memiliki daya 1,5 volt dan
kapasitas 500 - 1.000 mAh.
b. Lithium. Baterai lithium dengan daya 1,7 volt dan kapasitas energi tergolong
tinggi (AA : 2.100 mAh), sekali pakai dan waktu pakainya lebih lama dari baterai
Alkalin namun bersifat racun.
c. Oxyride. Baterai ini adalah baterai sekali pakai dengan daya 1,7 volt dan tidak
beracun, daya simpan lama atau laju pengatusannya lambat.
d. Alkaline. Baterai dengan daya 1,5 volt dan kapasitas energinya tinggi (AA :
2.400 mAh) meskipun masih di bawah baterai Oxyride, daya simpan mencapai 5
(lima) tahun, tidak bersifat racun, harganya lebih murah dan biasanya digunakan
untuk pemakaian rumah tangga.
B. Baterai Sekunder
Baterai sekunder merupakan baterai yang dapat diisi ulang (rechargeable)
dengan metode atau alat tertentu. Jenis baterai ini dapat diisi ulang karena reaksi
A. Anoda
Anoda (elektroda negatif) yang memiliki peran sebagai elektroda pereduksi
dan memberikan elektron yang dimilikinya sehingga mengalami oksidasi selama
proses berlangsung. Anoda terbuat dari material yang memiliki elektron valensi yang
sangat sedikit. Sebagai contoh logam yang berperan sebagai anoda atau elektroda
negatif adalah seng (Zn) (Tribowo, 2011).
C. Elektrolit
Elektrolit berperan sebagai media transfer antara katoda dan anoda. Pada
baterai elektrolit berupa bubuk kering atau pasta. Pada saat elektron melewati sirkuit
eksternal, material elektroda di bagian dalam sel berubah menjadi ion - ion untuk
bisa mempertahankan aliran proses, sehingga ion-ion tersebut harus melewati
elektrolit yang berupa asam, basa atau garam. Elektrolit yang digunakan dalam sel
harus mempunyai konduktivitas yang baik dan tidak bereaksi dengan komponen lain
dalam baterai atau bersifat inert (Tribowo, 2011).
B. Proses Pengisian
Proses pengisian baterai sel dihubungkan dengan power supply maka
elektroda yang positif menjadi anoda kemudian elektroda yang negatif menjadi
katoda. Hal ini disebabkan karena aliran elektron menjadi terbalik yaitu mengalirnya
dari anoda melalui power supply ke katoda sehingga proses tersebut merupakan
proses reaksi kimia (Tribowo, 2011).
Grafit adalah alotrop karbon yang dapat menghantarkan arus listrik dan panas
dengan baik. Sifat inilah grafit biasanya dimanfaatkan sebagai elektroda pada sel
elektrolisis. (Rahmandari dan Ansori, 2010). Sifat daya hantar listrik yang dimiliki
grafit dipengaruhi oleh elektron-elektron yang tidak digunakan dalam pembentukan
ikatan kovalen. Elektron-elektron ini tersebar merata pada setiap atom C karena
terjadi tumpang tindih orbital pada ikatan logam yang membentuk awan atau lautan
elektron. Oleh sebab itu ketika diberi beda potensial, elektron - elektron yang
terdelokalisasi sebagian besar akan mengalir menuju anoda (kutub positif), aliran
elektron inilah yang menyebabkan arus listrik dapat mengalir. Struktur grafit dapat
dilihat pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2. Struktur grafit (a) α-grafit bentuk heksagonal dan (b) β-grafit
bentuk rombohedral (Lerf et al, 1998)
2.4 Grafena
Grafena merupakan senyawa karbon sp2 yang berbentuk plat tipis tunggal dan
mempunyai struktur dua dimensi kerangka struktur heksagonal dengan panjang
ikatan 1.42 Å dapat berinteraksi dengan nanopartikel katalis (Meyer, et al., 2010)
serta dikemas rapat dalam bentuk kisi kristal seperti sarang lebah (Choi, et al., 2011).
Grafena ini dapat diatur sifat daya hantar listriknya menjadi bahan konduktor,
isolator, dan semikonduktor, dengan cara menjatuhkan atom ke dalam struktur
grafena tersebut, dimana grafena ini memiliki daya adsorpsi terhadap beberapa
unsur. Seperti terlihat pada gambar 2.4 (Geim dan Novoselov, 2007).
2.5 Mangan
Tembaga adalah logam merah muda yang lunak, dapat ditempa, dan liat. Ia
melebur pada 1038oC. Karena potensial elektrode standarnya positif, (+0,34V untuk
pasangan Cu/Cu2+), tembaga tak larut dalam asam klorida dan asam sulfat encer,
meskipun dengan adanya oksigen tembaga bisa larut sedikit.
Ada dua deret senyawa tembaga. Senyawa-senyawa tembaga(I) diturunkan
dari senyawa tembaga (I) oksida (Cu2O) yang berwarna merah, dan mengandung ion
tembaga(I), Cu+. Senyawa-senyawa ini tak berwarna, kebanyakan garam tembaga (I)
tak larut dalam air, perilakunya mirip perilaku senyawa perak (I). Senyawa tembaga
(I) mudah dioksidasikan menjadi senyawa tembaga (II), yang dapat diturunkan dari
tembaga (II) oksida, CuO, hitam. Garam-garam tembaga(II) umumnya berwarna
biru, baik dalam bentuk hidrat, padat, maupun dalam larutan air. Warna ini benar-
benar khas hanya untuk ion tetraakuokuprat(II) [Cu(H2O)4]2+ saja. Garam-garam
tembaga (II) anhidrat, seperti tembaga (II) sulfat anhidrat CuSO 4, berwarna putih
(atau sedikit kuning). Dalam larutan air selalu terdapat ion kompleks tetraakuo
(Vogel, 1990).
Ammonia (NH3) adalah gas yang berbau tajam, tidak berwarna, dan memiliki
titik didih -330 oC. Bau yang tajam dari amonia dapat dideteksi pada konsentrasi
yang rendah 1-5 ppm (Brigden dan Stringer, 2000). Amonia (NH3) merupakan salah
satu zat pereduksi yang bereaksi dengan air secara reversibel menghasilkan ion
amonium (NH4+) dan ion hidroksida (OH-) menurut persamaan reaksi berikut :
Sifat racun amonia terhadap manusia jika jumlah yang masuk tubuh melebihi
jumlah yang dapat didetoksifikasi oleh tubuh. Pada dosis lebih dari 100 mg/kg setiap
hari (33,7 mg ion amonium per kg berat badan per hari) dapat mempengaruhi
XRD dapat memberikan data kualitatif dan semi kuantitatif pada padatan atau
sampel sehingga XRD digunakan untuk mengukur jarak rata-rata antara lapisan atau
baris atom, menentukan kristal tunggal, menentukan struktur kristal dari material
yang tidak diketahui serta mengukur bentuk, ukuran, dan tegangan dari kristal kecil
(Smallman, 1991)
Prinsip dasar dari XRD adalah hamburan elektron yang mengenai permukaan
kristal. Bila sinar dilewatkan ke permukaan kristal, sebagian sinar tersebut akan
terhamburkan dan sebagian lagi akan diteruskan ke lapisan berikutnya. Sinar yang
dihamburkan akan berinterferensi secara konstruktif (menguatkan) dan destruktif
(melemahkan). Hamburan sinar yang berinterferensi inilah yang digunakan untuk
analisis.
2 d sin θ = n λ (2.2)
dimana : d = jarak antar bidang dalam kristal
θ = sudut deviasi
n = orde (0,1,2,3,…..)
λ = panjang gelombang
Berdasarkan persamaan Bragg diatas, jika seberkas sinar-X di jatuhkan pada
sampel kristal, maka bidang kristal itu akan membiaskan sinar-X yang memiliki
panjang gelombang sama dengan jarak antar kisi dalam kristal tersebut. Sinar yang
dibiaskan akan ditangkap oleh detektor kemudian diterjemahkan sebagai sebuah
puncak difraksi. Makin banyak bidang kristal yang terdapat dalam sampel, makin
2.11 Konduktometer
3.1 Alat
Peralatan yang digunakan untuk melakukan reaksi dan analisis produk terdiri
dari alat gelas seperti, Gelas Erlenmeyer, Gelas Beaker, Gelas Ukur, Corong Kaca,
Timbangan Analitik, Termometer, Pengaduk Magnet, Ice Waterbath, Ultrasonifikasi,
Sentrifugator, Oven, Kertas Saring Whatman dan alat lainnya seperti seperangkat alat
XRD, seperangkat alat XRD, seperangkat alat SEM, dan seperangkat alat uji
Konduktometer.
3.2 Bahan
Bahan dasar dari penelitian adalah grafit komersil. Bahan kimia yang
digunakan adalah Kalium Permanganat, Natrium Nitrat, Asam Sulfat Pekat,
Hidrogen Peroksida, Asam Sulfat, Amonia, Mangan (II) Sulfat, Tembaga (II) Sulfat,
Etanol dan Aquadest yang semuanya adalah bahan berkualitas p.a.
Gambar 4.1 Pola Difraksi dari Grafit, Grafena Oksida dan Grafena
100 µm 100 µm
A B
10 µm 10 µm
C D
10 µm 10 µm
A B
100 µm 100 µm
A B
10 µm 10 µm
C D
II
Gambar 4.14 Foto SEM pada grafit/grafena dengan perbandingan I (0,1:0,1) A) 1000
kali; (B) 2000 kali; (C) 5000 kali; dan II (0,3:0,7) dengan perbesaran
(A) 196 kali; (B) 500 kali; (C) 1000 kali; (D) 2000 kali
100 µm 100 µm
A B
100 µm 100 µm
A B
10 µm 10 µm
C D
II
Gambar 4.15 Foto SEM pada mangan/grafit dengan perbandingan I (0,1:0,1) dan II
(0,3:0,7) dengan perbesaran (A) 197 kali; (B) 503 kali; (C) 1000 kali;
(D) 2000 kali
10 µm 10 µm
A B
100 µm 10 µm
A B
10 µm
C
II
Hal ini dikarenakan oleh proses reduksi pada oksida grafit dengan reduktor
Amonia (NH3) yang mengindikasikan telah berkurangnya penumpukan pada struktur
grafena, adanya proses reduksi menyebabkan kecacatan pada struktur grafena yang
dapat dilihat pada mangan/grafena dengan perbandingan I (0,1:0,1) dengan
perbesaran (C) 5000 kali dan II (0,3:0,7) dengan perbesaran (C) 2000 kali.
100 µm 100 µm
A B
100 µm 10 µm
A B
10 µm
C
II
Adanya perubahan ukuran partikel dan terlihat permukaan pori yang kecil
serta seragam ketika perbesaran perbandingan II (0,3:0,7) 2000 kali hal ini
dipengaruhi oleh adanya tembaga yang terdeposit ditandai dengan adanya bintik
hitam pada permukaan struktur grafit yang memiliki struktur dan pori yang besar.
4.6.6 Analisis Morfologi Perbandingan Variasi Tembaga/Grafena dengan SEM
Dari hasil analisis morfologi dengan menggunakan SEM ditunjukkan oleh
Gambar 4.18. Pebandingan hasil SEM pada tembaga/grafena dengan perbandingan I
(0,1:0,1) dan II (0,3:0,7). Dari hasil analisis menunjukkan bahwa telah
berkurangnya penumpukan pada struktur grafena karena adanya proses reduksi dan
tembaga yang terdeposit dengan baik ke dalam grafena ditandai dengan adanya
bintik hitam dipermukaan grafena yang menyebabkan struktur grafena semakin
mengecil dan layer yang dihasilkan tidak menumpuk yang dapat dilihat pada
Cu/grafena dengan perbandingan I (0,1:0,1) dengan perbesaran (B) 2000 kali dan II
(0,3:0,7) dengan perbesaran (B) 1000 kali.
100 µm 10 µm
A B
100 µm 100 µm
A B
10 µm
C
II
Tabel 4.1 Analisis konduktivitas katoda baterai komersil, grafit dan grafena serta
dengan variasi perbandingan 0,1:0,1 dan 0,3:0,7 pada grafit/grafena,
Mn/grafit, Mn/grafena, Cu/grafit dan Cu/grafena
Hasil pengukuran Daya Hantar
BAB 5
5.1. Kesimpulan
1. Hasil karakterisasi analisis struktur pada grafit dan grafena dengan XRD
menghasilkan puncak difraksi yang tajam pada 26.369o dengan d-spacing 3.37721 Ǻ
pada grafit sedangkan penurunan puncak difraksi sebesar 23.98o dengan d-spacing
3.707 Ǻ menunjukkan telah terjadi pengurangan gugus fungsional akibat
penambahan reduktor amonia (NH3). Analisis unsur pada grafit dan grafena dengan
XRF menghasilkan unsur karbon dengan persentase yang paling besar baik setelah
terdeposit dengan logam mangan maupun tembaga. Analisis morfologi pada grafit
dan grafena dengan foto SEM menunjukkan pada grafena belum banyak yang
tampak berupa lembaran tipis namun masih terindikasi adanya grafena karena
ukuran pori yang semakin kecil dan permukaan yang berkerut baik pada variasi
dengan logam mangan dan tembaga.
2. Kinerja grafit dan grafena dapat diukur dengan hasil uji konduktivitas yang
menunjukkan bahwa konduktivitas grafena memiliki nilai yang paling besar yaitu
939 µS cm-1. Hal ini disebabkan karena grafena memiliki mobilitas elektron lebih
tinggi dari grafit. Pada variasi perbandingan 0,3:0,7 pada Mn/grafena dan Cu/grafena
memiliki nilai konduktivitas yang tinggi yaitu sebesar 551,4 µS cm-1 dan 481,1 µS
5.2. Saran
1. Perlu diteliti lebih lanjut hasil karakterisasi analisis struktur dengan XRD, analisis
unsur dengan XRF dan analisis morfologi dengan SEM serta kinerja dengan uji
konduktivitas pada grafit oksida dan grafena oksida.
2. Perlu diteliti untuk sintesis grafena dengan reduktor yang ramah lingkungan seperti
Asam Sitrat sehingga dapat dihasilkan elektroda dengan limbah yang tidak beracun
dan berbahaya terhadap lingkungan.
3. Perlu diteliti lebih lanjut untuk hasil sintesis grafena yang menghasilkan analisis
struktur dengan XRD menghasilkan grafena tanpa zat pengotor sehingga pada
difaktogram hanya menghasilkan puncak grafena dan analisis morfologi dengan
SEM ditandai dengan grafena yang sudah tampak seperti lembaran.
Azizah, N.L., dan Susanti, D. 2014. Pengaruh variasi kadar Zn dan Temperatur
Hydrotermal Terhadap Struktur dan Nilai Konduktivitas Elektrik Material
Graphene. Jurnal Teknik Material dan Metalurgi. ISSN 2337 – 3539.
Bourlinos, A. B., Gournis, D., Petridis, D., Szabo, T., Szeri, A., dan Dekany, I.
2003. Graphite Oxide Chemical Reduction to Graphite and Surface
Modification with Primary Aliphatic Amines and Amino Acids. Langmulir.
Chang, Yu., Teo, J.J., dan Zeng, H.C. 2005. Formation of Colloidal CuO
Nanocrystallites and their Spherical Aggregation and Reductive
Transformation to Hollow Cu2O Nanospheres. Langmuir. 21(3):1074-1079.
Djuniardi, F., Ersa, N.S., dan Kusnandar, H. 2011. Penanganan Limbah B3 Bahan
Berbahaya dan Beracun Batu Baterai Bekas Melalui Partisipasi Konsumen
dan Penerapan Metode Produksi Bersih. 23 April 2012.
http://dosen.narotama.ac.id/wpcontent/uploads/2012/03/.
El Hazek, M.N., Lasheen, T.A., dan Helal, A.S. 2006. Reductive Leaching of
Manganesefrom Low Grade Sinai Orein HCl using H2O2 as Reductant.
Hydrometallurgy. 84: 187-191.
Eriksson T. A., dan Marca, M.D. 2013. A Study of Layered Lithium Manganese
Oxide Cathode Material. J. Of Power Sources. 119(121):145-149
Fan, X., Jiao, L., Xian, X., Wu, Z., Zhang, J., dan Liu, Z. 2008. Deoxygenation of
exfoliated graphite oxide under alkaline conditions: A green route to
graphene preparation. Adv.Mater. 20:4490-4493.
Fawel, J. K., Lund, U., dan Mintz, B. 1996. Guidelines for Drinking Water Quality,
2nd ed. Vol.2. Health criteria and other supporting information,WHO.
Geneva.
Geim, A.K., dan Novoselov, K.S., 2007. The Rise of Graphene. Nature Materials.
6:183.
Harsanti, D. 2010. Sintesis dan Karakterisasi Boron Karbida dari Asam Borat, Asam
Sitrat dan Karbon Aktif. Jurnal Sains & Teknologi Modifikasi Cuaca. 11(1):
29-40.
Hernandez, Y., Nicolosi, V., Lotya, M., Blighe, F.M., Sun, Z., De, S., Mcgovern,
I., T.Holland, B., Byrne, M., Gun,ko, Y.K., Boland, J. J., Niraj, P.,
Duesberg, G., Krishnamurthy, S., Goodhue, R., Hutchison, J., Scardaci, V.,
Ferrari, A.C., dan Coleman, J.N. 2008. High-Yield Production of
Graphene by Liquid-Phase Exfoliation of Graphite. Nature nanotechnology.
Hirata, M., Gotou, T., Horiuchi, S., Fujiwara, M., dan Ohba, M. 2004. Thin-film
Particles of Graphite Oxide 1: High-yield Synthesis and Flexibility of the
Particles. Carbon, 42(14): 2929–2937.
Hsiao, C., Liao, S., Yen, M., Liu, P., Pu, N., Wang, C., dan Ma, C. 2010. Preparation
of Covalently Functionalized Graphene Using Residual Oxygen-
ContainingFunctional Groups. American Chemical Society. 2(11):3092–
3099.
Hutchings, J.B. 1994. Food Colour and Appearance. London: Blackie Academic and
Professional.
Jeong, K.H., Lee, P.Y., Lahaye, R.J.W.E., Park, H. M., An, K. H., dan Kim, I. J.
2008. Evidence of Graphitic AB Stacking Order of Graphit Oxides. J. AM.
Chem. SOC. American Chemical Society.
Kaner, R. B dan Li, D., 2008. Graphene Based Materials. New York: Sciense.
Kusyuniarti, M., dan Hadi, A. 2011. Sistem Pengelolaan Limbah Baterai Rumah
Tangga Melalui Pendekatan Sosial Dan Organisasi.
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/44254.
Lammert, T., Rozo, L., dan Whittier E. 2009. Graphene: Material of the Future, in
Review. Disertasi.
Lerf, A., He, H. Forster, M. dan Klinowski, J. 1998. Structure of Graphite Oxide
Revisited. J Phys Chem B. 102:4477–4482.
Li, Z., Yongjuan, M., Xiaohong, L., Sheng, L., Shengrong, Y., dan Jinqing, W. 2011.
Flexible Graphene/ MnO2 Composite Papers for Supercapacitor Electrodes.
Journal of Material Chemistry, 21(38): 14706-14711.
Linden, D., dan Reddy, T.B. 2002. Handbook of Batteries, Third Edition. USA: The
McGraw-Hill Companies, Inc.
Meyer, M. I., Novoselov, K.S., Booth, T.J., dan Roth, S. 2010. The Structure of
Suspended Graphene Sheets. Nature publishing group: University of
Manchester.
Novoselov, K. S., Geim, A. K., Morozov, S. V., Jiang, D., Zhang, Y., Dubonos, S.
V., Grigorieva, I.V., Firsov, A.A. 2004. Electric Field Effect in Atomically
Thin Carbon Films. Science. 306: 666-669.
Pei, S., dan Cheng, H. M. 2010. Direct Reduction of Graphene Oxide Films into
Highly Conductive and Flexible Graphene Films by Hydrohalic Acids.
Carbon. 48: 4466-4474.
Rohman, Fadli. 2012. Aplikasi Graphene untuk Lithium Ion Battery. Bandung: Institut
Teknologi Bandung.
Seo, Yohanes. 2012. NTT Ekspor 30.000 ton Batu Mangan. http://www.tempo.com.
Tanggal akses Mei 2017.
Shao, G., Lu, Y., Wu, F., Yang, C., Zeng, W., Wu, Q. 2012. Graphene Oxide: The
Mechanisms of Oxidation and Exfoliation. J. Material. Sci. 47: 4400-4409.
Talyzin, A. V., Solozhenko, V. L., Kurakevych, O. O., Szabo, T., Dekany, I.,
Kurnosov, A., dan Dmitriev, V. 2008. Colossal Pressure –Induced Lattice
Expansions of Graphit Oxide in the Presence of Water. Inter science.
Weinheim.
Titelman, G. I., Gelman, V., Bron, S., Khalfin, R. L., Cohen, Y., Bianco-Peled, H.
2005. Characteristics and Microstructure of Aqueous Colloidal
Dispersionsof Graphite Oxide. Elsevier.
Vogel. 1990. Analisis Anorganik Makro dan Semimakro, Edisi kelima. Jakarta:
Kalma Media Pustaka.
Wang, H., Cui, L.F., Yang, Y., Sances, C.H., Robinson J.T., Liang Y., Cui, Y., Dai,
H. 2011. Mn-Graphene Hybrid as High Capasity Anode Material for Lithium
Ion Battery. J. Am. Chem. Soc. 132:13978.
Wei J., Nagarajan, N., dan Zhitomirsky, I. 2007. Manganese Oxide Films for
Electrochemical Supercapacitors. J. Material Proc. Tech. 186:356-361
Zhanqiang, L.L., Wen, W., Xianming, L., Minchang W., dan Li, Z. Z. 2004.
Hydrothermal Synthesis of Nanostructured Spinel Lithium Manganese Oxide.
J. Solid State Chem. 177:1585-1591.
LAMPIRAN
Type FP Analysis
Folder
File Grafena
Count 1
29/11/2017
Date 12.13
Sample Grafena
Application grafena 2
[Analyzed
result]
Statistics Detection Quantitation
Component Analyzed value Unit error limit limit
H 1,075 mass%
O 3,225 mass% 0,0017 <0.0001
C 95,7 mass%
Type FP Analysis
Folder
File Grafit/Grafena (0,1:0,1)
Count 1
29/11/2017
Date 12.13
Sample Grafit/Grafena (0,1:0,1)
Application
[Analyzed
result]
Statistics Detection Quantitation
Component Analyzed value Unit error limit limit
H 0,975 mass%
O 2,925 mass% 0,0015 <0.0001
C 96,1 mass%
Type FP Analysis
Folder
File Grafit/Grafena (0,3:0,7)
Count 1
29/11/2017
Date 12.13
Sample Grafit/Grafena (0,3:0,7)
Application
[Analyzed
result]
Statistics Detection Quantitation
Component Analyzed value Unit error limit limit
H 1,225 mass%
O 3,675 mass% 0,0012 <0.0001
C 95,1 mass%
Type FP Analysis
Folder
File Mangan/Grafit (0,1:0,1)
Count 1
29/11/2017
Date 12.13
Sample Mangan/Grafit (0,1:0,1)
Application
[Analyzed
result]
Statistics Detection Quantitation
Component Analyzed value Unit error limit limit
H 0,67 mass%
O 2,01 mass% 0,0015
Mn 2,42 mass% 0,002 0,0005 0,0014
C 94,9 mass%
Type FP Analysis
Folder
File Mangan/Grafit (0,3:0,7)
Count 1
29/11/2017
Date 12.13
Sample Mangan/Grafit (0,3:0,7)
Application
[Analyzed
result]
Statistics Detection Quantitation
Component Analyzed value Unit error limit limit
H 0,745 mass%
O 2,235 mass% 0,0015
Mn 3,42 mass% 0,0026 0,0001 0,0004
C 93,6 mass%
Type FP Analysis
Folder
File Mangan/Grafena (0,1:0,1)
Count 1
29/11/2017
Date 12.13
Sample Mangan/Grafena (0,1:0,1)
Application
[Analyzed
result]
Statistics Detection Quantitation
Component Analyzed value Unit error limit limit
H 0,785 mass%
O 2,355 mass% 0,0015
Mn 3,36 mass% 0,0025 0,0001 0,0003
C 93,5 mass%
Type FP Analysis
Folder
File Mangan/Grafena (0,3:0,7)
Count 1
29/11/2017
Date 12.13
Sample Mangan/Grafena (0,3:0,7)
Application
[Analyzed
result]
Statistics Detection Quantitation
Component Analyzed value Unit error limit limit
H 0,835 mass%
O 2,505 mass% 0,0015
Mn 5,36 mass% 0,0039 0,0002 0,0005
C 91,3 mass%
Type FP Analysis
Folder
File Tembaga/Grafit (0,1:0,1)
Count 1
29/11/2017
Date 12.13
Sample Tembaga/Grafit (0,1:0,1)
Application
[Analyzed
result]
Statistics Detection Quantitation
Component Analyzed value Unit error limit limit
H 0,85 mass%
O 2,85 mass% 0,0015
Cu 0,2 mass% 0,0007 0,0001 0,0004
C 96,6 mass%
Type FP Analysis
Folder
File Tembaga/Grafit (0,3:0,7)
Count 1
29/11/2017
Date 12.13
Sample Tembaga/Grafit (0,3:0,7)
Application
[Analyzed
result]
Statistics Detection Quantitation
Component Analyzed value Unit error limit limit
H 1,37 mass%
O 4,12 mass% 0,0015
Cu 0,2 mass% 0,0018 <0.0001 0,0002
C 94,5 mass%
Type FP Analysis
Folder
Tembaga/Grafena
File (0,1:0,1)
Count 1
29/11/2017
Date 12.13
Tembaga/Grafena
Sample (0,1:0,1)
Application
[Analyzed
result]
Statistics Detection Quantitation
Component Analyzed value Unit error limit limit
H 0,66 mass%
O 1,98 mass% 0,0015
Cu 0,85 mass% 0,0002 <0.0001 <0.0001
C 96,7 mass%
Type FP Analysis
Folder
Tembaga/Grafena
File (0,3:0,7)
Count 1
29/11/2017
Date 12.13
Tembaga/Grafena
Sample (0,3:0,7)
Application
[Analyzed
result]
Statistics Detection Quantitation
Component Analyzed value Unit error limit limit
H 1,125 mass%
O 3,375 mass% 0,0015
Cu 2,6 mass% 0,0009 <0.0001 0,0002
C 93,1 mass%
Ultrasonikasi 50/60 Hz Setelah ditambah NH3 10 M dan Grafena setelah disaring dan
selama 5 jam distirer 48 jam dikeringkan dan siap
dikarakterisasi dan diuji
konduktivitas